SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS KUALITATIF
IDENTIFIKASI GOLONGAN ALKALOID,
ANASTETIK LOKAL, DAN HORMON
Andriana
31112059
Farmasi 3B
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2014
1
A. Dasar Teori
Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekuder alami yang
mengandung nitrogen yang aktif secara farmakologis yang berasal dari
tanaman, mikroba, atau hewan. Dalam kebanyakan alkaloid, atom nitrogen
merupakan bagian dari cincin. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari
asam amino. Nama alkaloid berasal dari “alkalin” yang berarti basa yang
larut air. Sejumlah alkaloid alami dan turunannya telah dikembangkan
sebagai obat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti morfin,
reserpin, dan taxol. (Sarker, 2009).
Alkaloid bersifat basa dan membentuk garam dengan asam-asam
mineral. Tingkat kebasaan alkaloid sangat bervariasi tergantung pada
struktur molekul, dan keberadaan gugus fungsional. Kebanyakan alkaloid
adalah padat kristalin dan berasa pahit. (Sarker, 2009).
Anastetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi cukup. Obat
ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf dan pada tiap jenis serat saraf.
Sebagai contoh, bila anastetik lokal dikenakan pada korteks motoris, impuls
yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti, dan bila disuntikkan ke dalam
kulit maka transmisi impuls sensorik dihambat. Pemberian anestetik lokal
pada batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah
yang dipersarafinya.
Secara umum anestetik local mempunyai rumus dasar yang terdiri
dari 3 bagian: gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu
aromatic lipofil melalui suatu gugus antara. Gugus amin selalu berupa amin
tersier atau amin sekunder. Gugus antara dan gugus aromatic dihubungkan
dengan ikatan amid atau ikatan ester. Maka secara kimia anestetik local
digolongkan atas senyawa ester dan senyawa amid.
2
1. Golongan ester (-COOC-)
Obat-obat ini termetabolisme melalui hidrolisis. Yang termasuk
kedalam golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain, Ametocaine, Prokain,
Piperoain, Tetrakain, dan Kloroprokain (Samodro, 2011)
2. Golonganamida (-NHCO-)
Obat-obat ini termetabolisme melalui oksidasi dealkilasi di dalam
hati. Yang termasuk kedalam golongan amida, yakni : Lidokain,
Mepivakain, Prilokain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, Ropivakain, dan
Levobupivacaine.
Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti
perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana.
Suatumolekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal
tubuhdikenal dengan nama senyawa kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri
digolongkan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan
mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme
glukosa, sedangkan mineralokortikosteroid memiliki retensi garam.
Padamanusia, glukortikoid alami yang utama adalah kortisol atau
hidrokortison, sedangkan mineralokortikoid utama adalah aldosteron. Selain
steroid alami, telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik, yang termasuk
golongan obat yang penting karena secara luas digunakan terutama untuk
pengobatan penyakit – penyakit inflamasi. Contohnya antara lain adalah
deksametason, prednison, metilprednisolon, triamsinolon dan betametason
(Ikawati, 2006)
3
B. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet
3. Gelas kimia
4. Corong
5. Kertas saring
6. Alat sentrifuga
2. Bahan
1. Pereaksi Mayer
2. FeCl3
3. HCl encer
4. AgNO3
5. Aqua brom
6. KMnO4
7. Pereaksi Parry
8. NaOH
9. Titan yellow
10. H2SO4 pekat
4
C. Prosedur
5
D. Hasil Pengamatan
a. Sampel no. 33
No Cara Kerja
Hasil
Pengamatan
Dugaan
1 Uji Pendahuluan
Uji Organoleptis
a. Bentuk
b. Warna
c. Bau
d. Kelarutan
Dalam air
Dalam asam
Dalam basa
Dalam pelarut organik
Larutan
Bening
Tidak berbau
Larut
Efedrin HCl, INH,
Aminophylin,
Antalgin, Atropin
sulfat, Procain HCl,
Lidokain.
2 Uji Golongan
1. Dengan pereaksi Mayer
Sampel ditambahkan
HCl encer dan
ditambahkan pereaksi
mayer.
Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya
endapan putih.
(+) Golongan alkaloid
(-) Golongan anastetik
lokal atau hormon.
2. Dengan penambahan
NaOH dan KMnO4
Jika pada uji golongan
pertama (-) maka sampel
ditambahkan NaOH dan
KMnO4.
Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya
warna hijau atau ungu
(+) Golongan anastetik
(-) Golongan hormon
Terbentuk
endapan putih (+)
_
Golongan alkaloid :
Efedrin HCl, INH,
Aminophylin,
Antalgin, Atropin
sulfat
_
3 Uji Penegasan
a. Sampel + FeCl3
b. Sampel + NaOH +
CuSO4
c. Sampel + aqua iod
Larutan kuning
Larutan biru ungu
Larutan coklat
hitam
Efedrin HCl
Efedrin HCl
Efedrin HCl
6
b. Sampel no. 95
No Cara Kerja
Hasil
Pengamatan
Dugaan
1 Uji Pendahuluan
Uji Organoleptis
a. Bentuk
b. Warna
c. Bau
d. Kelarutan
Dalam air
Dalam asam
Dalam basa
Dalam pelarut organik
Serbuk
Kuning
Tidak berbau
Tidak larut
Tidak larut
Cofein, Theophylin,
Antalgin,
Parasetamol,
Kuinin, Prednison,
Hidrokortison.
2 Uji Golongan
1. Dengan pereaksi Mayer
Sampel ditambahkan HCl
encer dan ditambahkan
pereaksi mayer.
Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya
endapan putih.
(+) Golongan alkaloid
(-) Golongan anastetik
lokal atau hormon.
2. Dengan penambahan
NaOH dan KMnO4
Jika pada uji golongan
pertama (-) maka sampel
ditambahkan NaOH dan
KMnO4.
Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya
warna hijau atau ungu
(+) Golongan anastetik
(-) Golongan hormon
Terbentuk
endapan putih (+)
_
Golongan alkaloid :
Cofein, Theophylin,
Antalgin,
Parasetamol,
Kuinin.
_
3 Uji Penegasan
a. Sampel + FeCl3
b. Sampel + CuSO4 + NaOH
c. Sampel + HNO3 pekat
Larutan biru
Larutan biru tosca
Larutan kuning
kecoklatan
Parasetamol
Parasetamol
Parasetamol
Kesimpulan :
Sampel no. 33 adalah Efedrin HCl
Sampel no. 95 adalah Parasetamol
7
E. Pembahasan
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 33
memiliki bentuk larutan, dan tidak berwarna atau bening, juga tidak
memiliki bau yang khas sedangkan sampel no. 95 memiliki bentuk serbuk
dan berwarna kuning, dan tidak berbau. Pada uji kelarutan, sampel no. 33
larut ketika ditambahkan dengan aquadest, sementara untuk sampel no. 95
tidak larut. Dari pengamatan tersebut dapat diduga bahwa sampel no. 33
merupakan Efedrin HCl, INH, Aminophylin, Antalgin, Atropin sulfat,
Procain HCl, dan Lidokain. Sementara sampel no 95 kemungkinan
merupakan Cofein, Theophylin, Antalgin, Parasetamol, Kuinin, Prednison,
ataupun Hidrokortison.
Karena sampel no. 95 berbentuk serbuk maka dilakukan isolasi
terlebih dahulu, yaitu dengan menambahkan HCl pekat dan aquadest.
Penambahan HCl bertujuan jika dalam sampel tersebut terdapat alkaloid
maka akan bereaksi dengan asam dan membentuk garam yang larut dalam
air, karena alkaloid bersifat basa lemah dan bila direaksikan dengan asam
maka akan terbentuk garam yang larut dalam air sehingga garam alkaloid
dapat terpisah menuju fase cair dan dapat diisolasi. Sehingga penambahan
aquadest ini bertujuan untuk melarutkan garam alkaloid yang terbentuk.
Sampel selanjutnya disentrifugasi hal ini bertujuan untuk mengendapkan
secara maksimal matriks yang tidak diperlukan untuk identifikasi, untuk
kemudian disaring sehingga didapat filtrat yang berisi analit tanpa terdapat
lagi matriks yang dapat menggangu.
Pada uji penggolongan sampel direksikan dengan HCl encer dan
pereaksi Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan golongan alkaloid
dengan golongan anastetik atau hormon. Ketika kedua sampel ditetesi
dengan HCl encer dan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal ini
disebabkan karena senyawa HgI4 dalam pereaksi Mayer berikatan dengan
alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pada
8
pereaksi Mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang
nonpolar mengendap berwarna putih. Dengan reaksi sebagai berikut.
4KI +HgCl2→K2HgI4 + 2KCl
Alkaloid + K2HgI4 → Hg-Alkaloid (endapan putih)
Dari pengamatan dapat diketahui bahwa kedua sampel yang diperoleh
tersebut merupakan golongan alkaloid.
Selanjutnya dilakukan identifikasi untuk sampel no. 33, larutan
sampel direaksikan dengan FeCl3 dan menghasilkan larutan berwarna
kuning, hal ini disebabkan ion Fe+ dari FeCl3 ini sebagai pengoksidasi
sehingga akan terbentuk warna. Pada reaksi ini terjadi reaksi penggaraman
dimana alkaloid yeng bersifat basa lemah akan berikatan dengan FeCl
dimana FeCl ini merupakan garam yang bersifat asam lemah maka
terbentuk asam yang bersifat netral dan larut dalam air. Hasil ini sesuai
dengan literatur sehingga dapat diduga sampel yang diperoleh merupakan
Efedrin HCl.
Berikutnya dilakukan uji pengasan untuk sampel Efedrin HCl
dengan mereaksikan sampel dengan CuSO4 dan NaOH terjadi dan terjadi
perubahan warna menjadi biru ungu, hasil ini positif untuk sampel efedrin
HCl, warna yang terbentuk ini disebabkan karena adanya reaksi Oksidasi-
Reduksi, sehingga terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks Cu2+ akan
berikatan dengan pasangan elektron bebas, sehingga terjadi pemakaian
electron secara bersama atau ikatan kovalen koordinasi.
Uji identifikasi yang terakhir yaitu dengan mereaksikan sampel
dengan aqua iod, dari pengamatan dihasilkan perubahan warna menjadi
coklat hitam, warna ini beasal dari iod yang berwarna coklat. Hasil ini
menandakan reaksi positif untuk sampel efedrin HCl, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel no. 33 merupakan Efedrin HCl. Namun setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata sampel yang diperoleh bukan merupakan
efedrin HCl, melainkan senyawa golongan anastetik lokal yaitu Procain
9
HCl. Kesalahan yang terjadi terdapat pada uji golongan dengan pereaksi
Mayer, dimana seharusnya sampel anastetik lokal tidak memberikan hasil
positif.
Untuk sampel no. 95 dilakukan uji identifikasi dengan mereaksikan
sampel dengan FeCl3 dan terbentuk larutan biru ungu, berdasarkan literatur,
sampel yang memberikan hasil tersebut merupakan parasetamol, sehingga
dapat diduga bahwa sampel yang diperoleh merupakan parasetamol. Reaksi
perubahan warna terjadi ketika FeCl3 ditambahkan kedalam larutan sampel,
FeCl3 memutuskan ikatan –OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan
mengikat 3 paracetamol untuk membentuk senyawa kompleks yang berwarna.
Kemudian dilakukan uji penegasan untuk identifikasi sampel
parasetamol, sampel direaksikan dengan CuSO4 dan NaOH dan terjadi
perubahan warna menjadi biru tosca, seperti pada sampel efedrin warna
yang terbentuk ini disebabkan karena adanya reaksi Oksidasi-Reduksi,
sehingga terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks Cu2+ akan berikatan
dengan pasangan electron bebas, sehingga terjadi pemakaian electron secara
bersama atau ikatan kovalen koordinasi.
Identifikasi yang terakhir yaitu mereaksikan sampel dengan HNO3
pekat, dari pengamatan diketahui bahwa sampel memberikan reaksi positif
dengan terbentuknya warna kuning kecoklatan. Dari ketiga uji tersebut
diperoleh hasul yang positif untuk parasetamol, sehinggan dapat
disimpulkan bahwa sampel no. 95 merupakan parasetamol.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa,
1. Sampel no. 33 merupakan Efedrin HCl, namun sebenarnya
adalah Procain HCl.
2. Sampel no. 95 merupakan Parasetamol.
10
G. Daftar Pustaka
Anonim. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Fesenden & Fesenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga jilid I. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Matta, M.S. dan Wilbraham, A.C. (1992). Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. Bandung : ITB
Sarker, S.D. dan Nahar, L. (2009). Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

More Related Content

What's hot

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 

What's hot (20)

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Pill
PillPill
Pill
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 

Similar to laporan, alkaloid, anstetik, hormon

Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiLidyaEvangelistaTamp
 
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfCacakansha1
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Tillapia
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...anandajpz
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Rahmahhutami
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaReska wati
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 

Similar to laporan, alkaloid, anstetik, hormon (20)

Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
 
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Laporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reskaLaporan awal ddka reska
Laporan awal ddka reska
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 

laporan, alkaloid, anstetik, hormon

  • 1. 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS KUALITATIF IDENTIFIKASI GOLONGAN ALKALOID, ANASTETIK LOKAL, DAN HORMON Andriana 31112059 Farmasi 3B PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2014
  • 2. 1 A. Dasar Teori Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekuder alami yang mengandung nitrogen yang aktif secara farmakologis yang berasal dari tanaman, mikroba, atau hewan. Dalam kebanyakan alkaloid, atom nitrogen merupakan bagian dari cincin. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam amino. Nama alkaloid berasal dari “alkalin” yang berarti basa yang larut air. Sejumlah alkaloid alami dan turunannya telah dikembangkan sebagai obat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti morfin, reserpin, dan taxol. (Sarker, 2009). Alkaloid bersifat basa dan membentuk garam dengan asam-asam mineral. Tingkat kebasaan alkaloid sangat bervariasi tergantung pada struktur molekul, dan keberadaan gugus fungsional. Kebanyakan alkaloid adalah padat kristalin dan berasa pahit. (Sarker, 2009). Anastetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf dan pada tiap jenis serat saraf. Sebagai contoh, bila anastetik lokal dikenakan pada korteks motoris, impuls yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti, dan bila disuntikkan ke dalam kulit maka transmisi impuls sensorik dihambat. Pemberian anestetik lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Secara umum anestetik local mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3 bagian: gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatic lipofil melalui suatu gugus antara. Gugus amin selalu berupa amin tersier atau amin sekunder. Gugus antara dan gugus aromatic dihubungkan dengan ikatan amid atau ikatan ester. Maka secara kimia anestetik local digolongkan atas senyawa ester dan senyawa amid.
  • 3. 2 1. Golongan ester (-COOC-) Obat-obat ini termetabolisme melalui hidrolisis. Yang termasuk kedalam golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain, Ametocaine, Prokain, Piperoain, Tetrakain, dan Kloroprokain (Samodro, 2011) 2. Golonganamida (-NHCO-) Obat-obat ini termetabolisme melalui oksidasi dealkilasi di dalam hati. Yang termasuk kedalam golongan amida, yakni : Lidokain, Mepivakain, Prilokain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, Ropivakain, dan Levobupivacaine. Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Suatumolekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuhdikenal dengan nama senyawa kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa, sedangkan mineralokortikosteroid memiliki retensi garam. Padamanusia, glukortikoid alami yang utama adalah kortisol atau hidrokortison, sedangkan mineralokortikoid utama adalah aldosteron. Selain steroid alami, telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik, yang termasuk golongan obat yang penting karena secara luas digunakan terutama untuk pengobatan penyakit – penyakit inflamasi. Contohnya antara lain adalah deksametason, prednison, metilprednisolon, triamsinolon dan betametason (Ikawati, 2006)
  • 4. 3 B. Alat dan Bahan 1. Alat 1. Tabung reaksi dan rak 2. Pipet 3. Gelas kimia 4. Corong 5. Kertas saring 6. Alat sentrifuga 2. Bahan 1. Pereaksi Mayer 2. FeCl3 3. HCl encer 4. AgNO3 5. Aqua brom 6. KMnO4 7. Pereaksi Parry 8. NaOH 9. Titan yellow 10. H2SO4 pekat
  • 6. 5 D. Hasil Pengamatan a. Sampel no. 33 No Cara Kerja Hasil Pengamatan Dugaan 1 Uji Pendahuluan Uji Organoleptis a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Kelarutan Dalam air Dalam asam Dalam basa Dalam pelarut organik Larutan Bening Tidak berbau Larut Efedrin HCl, INH, Aminophylin, Antalgin, Atropin sulfat, Procain HCl, Lidokain. 2 Uji Golongan 1. Dengan pereaksi Mayer Sampel ditambahkan HCl encer dan ditambahkan pereaksi mayer. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih. (+) Golongan alkaloid (-) Golongan anastetik lokal atau hormon. 2. Dengan penambahan NaOH dan KMnO4 Jika pada uji golongan pertama (-) maka sampel ditambahkan NaOH dan KMnO4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna hijau atau ungu (+) Golongan anastetik (-) Golongan hormon Terbentuk endapan putih (+) _ Golongan alkaloid : Efedrin HCl, INH, Aminophylin, Antalgin, Atropin sulfat _ 3 Uji Penegasan a. Sampel + FeCl3 b. Sampel + NaOH + CuSO4 c. Sampel + aqua iod Larutan kuning Larutan biru ungu Larutan coklat hitam Efedrin HCl Efedrin HCl Efedrin HCl
  • 7. 6 b. Sampel no. 95 No Cara Kerja Hasil Pengamatan Dugaan 1 Uji Pendahuluan Uji Organoleptis a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Kelarutan Dalam air Dalam asam Dalam basa Dalam pelarut organik Serbuk Kuning Tidak berbau Tidak larut Tidak larut Cofein, Theophylin, Antalgin, Parasetamol, Kuinin, Prednison, Hidrokortison. 2 Uji Golongan 1. Dengan pereaksi Mayer Sampel ditambahkan HCl encer dan ditambahkan pereaksi mayer. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih. (+) Golongan alkaloid (-) Golongan anastetik lokal atau hormon. 2. Dengan penambahan NaOH dan KMnO4 Jika pada uji golongan pertama (-) maka sampel ditambahkan NaOH dan KMnO4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna hijau atau ungu (+) Golongan anastetik (-) Golongan hormon Terbentuk endapan putih (+) _ Golongan alkaloid : Cofein, Theophylin, Antalgin, Parasetamol, Kuinin. _ 3 Uji Penegasan a. Sampel + FeCl3 b. Sampel + CuSO4 + NaOH c. Sampel + HNO3 pekat Larutan biru Larutan biru tosca Larutan kuning kecoklatan Parasetamol Parasetamol Parasetamol Kesimpulan : Sampel no. 33 adalah Efedrin HCl Sampel no. 95 adalah Parasetamol
  • 8. 7 E. Pembahasan Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 33 memiliki bentuk larutan, dan tidak berwarna atau bening, juga tidak memiliki bau yang khas sedangkan sampel no. 95 memiliki bentuk serbuk dan berwarna kuning, dan tidak berbau. Pada uji kelarutan, sampel no. 33 larut ketika ditambahkan dengan aquadest, sementara untuk sampel no. 95 tidak larut. Dari pengamatan tersebut dapat diduga bahwa sampel no. 33 merupakan Efedrin HCl, INH, Aminophylin, Antalgin, Atropin sulfat, Procain HCl, dan Lidokain. Sementara sampel no 95 kemungkinan merupakan Cofein, Theophylin, Antalgin, Parasetamol, Kuinin, Prednison, ataupun Hidrokortison. Karena sampel no. 95 berbentuk serbuk maka dilakukan isolasi terlebih dahulu, yaitu dengan menambahkan HCl pekat dan aquadest. Penambahan HCl bertujuan jika dalam sampel tersebut terdapat alkaloid maka akan bereaksi dengan asam dan membentuk garam yang larut dalam air, karena alkaloid bersifat basa lemah dan bila direaksikan dengan asam maka akan terbentuk garam yang larut dalam air sehingga garam alkaloid dapat terpisah menuju fase cair dan dapat diisolasi. Sehingga penambahan aquadest ini bertujuan untuk melarutkan garam alkaloid yang terbentuk. Sampel selanjutnya disentrifugasi hal ini bertujuan untuk mengendapkan secara maksimal matriks yang tidak diperlukan untuk identifikasi, untuk kemudian disaring sehingga didapat filtrat yang berisi analit tanpa terdapat lagi matriks yang dapat menggangu. Pada uji penggolongan sampel direksikan dengan HCl encer dan pereaksi Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan golongan alkaloid dengan golongan anastetik atau hormon. Ketika kedua sampel ditetesi dengan HCl encer dan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal ini disebabkan karena senyawa HgI4 dalam pereaksi Mayer berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pada
  • 9. 8 pereaksi Mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna putih. Dengan reaksi sebagai berikut. 4KI +HgCl2→K2HgI4 + 2KCl Alkaloid + K2HgI4 → Hg-Alkaloid (endapan putih) Dari pengamatan dapat diketahui bahwa kedua sampel yang diperoleh tersebut merupakan golongan alkaloid. Selanjutnya dilakukan identifikasi untuk sampel no. 33, larutan sampel direaksikan dengan FeCl3 dan menghasilkan larutan berwarna kuning, hal ini disebabkan ion Fe+ dari FeCl3 ini sebagai pengoksidasi sehingga akan terbentuk warna. Pada reaksi ini terjadi reaksi penggaraman dimana alkaloid yeng bersifat basa lemah akan berikatan dengan FeCl dimana FeCl ini merupakan garam yang bersifat asam lemah maka terbentuk asam yang bersifat netral dan larut dalam air. Hasil ini sesuai dengan literatur sehingga dapat diduga sampel yang diperoleh merupakan Efedrin HCl. Berikutnya dilakukan uji pengasan untuk sampel Efedrin HCl dengan mereaksikan sampel dengan CuSO4 dan NaOH terjadi dan terjadi perubahan warna menjadi biru ungu, hasil ini positif untuk sampel efedrin HCl, warna yang terbentuk ini disebabkan karena adanya reaksi Oksidasi- Reduksi, sehingga terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks Cu2+ akan berikatan dengan pasangan elektron bebas, sehingga terjadi pemakaian electron secara bersama atau ikatan kovalen koordinasi. Uji identifikasi yang terakhir yaitu dengan mereaksikan sampel dengan aqua iod, dari pengamatan dihasilkan perubahan warna menjadi coklat hitam, warna ini beasal dari iod yang berwarna coklat. Hasil ini menandakan reaksi positif untuk sampel efedrin HCl, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel no. 33 merupakan Efedrin HCl. Namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata sampel yang diperoleh bukan merupakan efedrin HCl, melainkan senyawa golongan anastetik lokal yaitu Procain
  • 10. 9 HCl. Kesalahan yang terjadi terdapat pada uji golongan dengan pereaksi Mayer, dimana seharusnya sampel anastetik lokal tidak memberikan hasil positif. Untuk sampel no. 95 dilakukan uji identifikasi dengan mereaksikan sampel dengan FeCl3 dan terbentuk larutan biru ungu, berdasarkan literatur, sampel yang memberikan hasil tersebut merupakan parasetamol, sehingga dapat diduga bahwa sampel yang diperoleh merupakan parasetamol. Reaksi perubahan warna terjadi ketika FeCl3 ditambahkan kedalam larutan sampel, FeCl3 memutuskan ikatan –OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3 paracetamol untuk membentuk senyawa kompleks yang berwarna. Kemudian dilakukan uji penegasan untuk identifikasi sampel parasetamol, sampel direaksikan dengan CuSO4 dan NaOH dan terjadi perubahan warna menjadi biru tosca, seperti pada sampel efedrin warna yang terbentuk ini disebabkan karena adanya reaksi Oksidasi-Reduksi, sehingga terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks Cu2+ akan berikatan dengan pasangan electron bebas, sehingga terjadi pemakaian electron secara bersama atau ikatan kovalen koordinasi. Identifikasi yang terakhir yaitu mereaksikan sampel dengan HNO3 pekat, dari pengamatan diketahui bahwa sampel memberikan reaksi positif dengan terbentuknya warna kuning kecoklatan. Dari ketiga uji tersebut diperoleh hasul yang positif untuk parasetamol, sehinggan dapat disimpulkan bahwa sampel no. 95 merupakan parasetamol. F. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, 1. Sampel no. 33 merupakan Efedrin HCl, namun sebenarnya adalah Procain HCl. 2. Sampel no. 95 merupakan Parasetamol.
  • 11. 10 G. Daftar Pustaka Anonim. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Fesenden & Fesenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Matta, M.S. dan Wilbraham, A.C. (1992). Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB Sarker, S.D. dan Nahar, L. (2009). Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar