1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
NAMA : ANDAREAS NAPITUPULU
NPM : E1G013042
PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
KELOMPOK : 4 ( EMPAT )
HARI / JAM : RABU / PUKUL 14.00 – 16.00
TANGGAL : 23 APRIL 2014
DOSEN : 1. Drs. Syafnil , M.Si
2. Dra. Devi Silsia , M.Si
OBJEK PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam ini terdapat bermacam-macam jenis senyawa di antaranya adalah
senyawa-senyawa karbonil yang terdiri atas senyawa keton dan aldehid. Di mana kedua
senyawa tersebut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja pada
senyawa aldehid berupa formalin yang sering digunakan dalam pengawaten mayat. Etanal
atau asetaldehida digunakan dalam pembuatan zat pewarna. Sedangkan dalam senyawa
keton misalnya saja aseton yang yang digunakan oleh wanita untuk membersihkan koteks
pada kuku. Dari sini dapat kita ketahui bahwa betapa pentingnya mempelajari senyawa-
senyawa ini.
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil – sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid dan keton termasuk senyawa yang
sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -
OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil – seperti yang bisa
ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Contoh-contoh aldehid
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya
bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
atom hidrogen lain
atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau
gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam
rantai terpanjang – termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada
gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus
karbonil harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat
dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon
lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbonil.Aldehida dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya
aldehida lebih reakstif dibandingkan dengan keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan
oksidasi aldehida dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi
3. ini. Hasilnya mudah dilihat. Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida
adalah uji Tollens, Benedict, dan Fehling.
Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah
ini dengan R adalah alkyl atau aril
O O
║ ║
R-C-H R-C-R
suatu aldehid suatu keton
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui reaktifitas senyawa aldehid dan
keton
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa aldehid dan keton biasa disebut senyawa karbonil. Rumus umum senyawa karbonil adalah
R-CO-R’ dapat berupa hidrogen. Gugus R danR’dapat berupa hidrogen, alifatik atau aromatik. Jika
kedua gugus R adalah hidrogen, senyawa tersebut dinamakan formaldehida. Jika salah satu gugus R adalah
hidrogen dan yang lain alkil maka disebut aldehid, sedangkan jika kedua gugus R adalah alkil disebut senyawa
keton. Perbedaan struktur aldehid danketon menyebabkan perbedaan sifat-sifat fisik dan kimia (Siswoyo,
2009).
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. Jika kedua gugus yang menempel pada gugus
karbonil adalah gugus karbon maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut
adalah hidrogen maka senyawa tersebut termasuk aldehid. Formaldehid, suatu senyawa yang tak berwarna dan
mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air dinamakan formalinyang digunakan dalam pengawetan cairan
dan jaringan. Aseton merupakan pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan
sebagai pelarut pernis danplastik (Petrucci, 1987).
Aldehid dan keton barulah dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil. Suatu keton mempunyai gugus alkil(aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid
mempunyai sekurang-kurangnya satu atom hydrogen yang terikat pada atom karbonilnya. Aldehid dan keton
merupakan senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C - O). Banyak aldehid dan keton
mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau
harum. Misalnya, transnam aldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-
enantiomer karbonyang menimbulkan bau jintan dantumbuhan permen (Fessenden, 1986).
Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom
hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“
dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran
dehida. Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam
karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator
yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam
karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil
sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau
berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti –OH atau -Cl yang terikat
langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada
asam-asam karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Contoh-contoh keton. Pada keton,
5. gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat padanya. Sekali lagi, gugus
tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin benzen. Disini kita
hanya akan berfokus pada keton yang mengandung gugus alkil untuk menyederhanakan
pembahasan (Novan, 2008) .
Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir
semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3),
phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4)
(Anonim, 1986).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung
hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada
alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan
tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
Aldehida dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil.
Aldehidamempunyai sedikitnya satu hidrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan
ketontidak mempunyai hidrogen yang terikat pada karbon kabonil, hanya karbon yangmengandung gugus
R (R adalah alkil atau aromatik) (Novan, 2008) .
Dalam percobaan ini, dipelajari sifat-sifat kimia dari aldehida dan keton
denganmenggunakan beberapates/uji yaitu :
1.Oksidasi dengan KMnO4( Oksidator kuat )
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat
sepertiKMnO4
.Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan MnO2 (coklat).5 R-CHO + 2
KMnO4 + H2SO4- 5R-COOH+MnO2+ H2O
(Ungu) (Coklat)
2.Tes Tollens
Aldehida dengan pereaksi tollens (oksidator lembut) dioksidasi menjadi
asamkarboksilat, yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO +2Ag(NH3)2OH2 -- Ag+R-COO-NH4+ + 3 NH3+ H2O
Cermin perak
3.Tes Benedict
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict(
kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan
berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton tidak bereaksi denganpereaksi benedict.
R-CHO +2Cu2++5OH R-COO-+ Cu2O +3H2O
6. Biru merah bata
4.Tes Fehling
Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam. IonCu(II)
direduksi menjadi ion Cu2O (endapanberwarna merah bata).
R-CHO +Cu2+ R-COO- + Cu2O
Biru merahbata
5.Tes Iodoform
Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodinedalam larutan
NaOH.
6.Tes 2,4-dinitrilfenihidrazin (2,4-DNPH)
Semua senyawa aldehida dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin.
Reaksi ini umum digunakan untuk mengetahui adanya gugusaldehid dan keton. Warna endapan
yang terbentuk bervariasi mulai dari kuning hinggamerah. Alkohol tidak memberikan hasil positif
dengan tes ini (Petrucci, 1987).
7. BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
Botol semprot
Gelas piala 100 ml / 500 ml
Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
Pipet tetes
Erlemeyer 250 ml / 100 ml
Tabung reaksi + rak
Penjepit tabung reaksi
Pipet volume 5 ml
Batang pengaduk
Bahan yang digunakan :
KMnO4
Aldehid
Keton
Etanol ( Alkohol )
Aquades
NaHSO3
Formaaldehid
pH indikator universal
Protein
Aseton
3.2 Cara kerja
3.2.1 Identifikasi Aldehid dan keton
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang kering dan bersih
Tabung reaksi I : ditambahkan 1 ml aldehid dan 3,0 ml NaHSO3 40 %
Tabung reaksi II : ditambahkan 1 ml keton dan 3,0 ml NaHSO3 40 %
Pada masing – masing tabung reaksi diatas ditambahkan 1-2 tetes alkohol dan tabung
digoyang-goyang . penambahan bisulfit akan menyebabkan hanya ada satu fase cairan.
Jika terbentuk senyawa padat , tambahkan 3 ml air suling untuk melarutkannya.
Mengamati apa yang terjadi.
8. 3.2.2 Reaksi oksidasi ( pembentukan asam karboksilat )
Memasukkan 10 ml larutan formaaldehid ( etanal ) ke dalam gelas piala yang
bervolume 100 ml.
Menambahkan oksidator kalium permanganat ( KMnO4 ) sebanyak 2 ml.
Mengaduk dengan batang pengaduk untuk mempermudah masuknya oksigen dari
udara.
Mengukur pH campuran , jika pH telah asam berarti reaksi sudah berlangsung.
3.2.3 Reaksi Formaaldehid dengan protein
Menyiapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
Kedalam masing – masing tabung reaksi di tambahkan 5 ml protein.
Untuk tabung reaksi I : ditambahkan 10 tetes formaaldehid
Untuk tabung reaksi II : ditambahkan 10 tetes larutan aseton
Membandingkan hasil kedua reaksi.
9. BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Percobaan Tabung reaksi Perlakuan Hasil Pengamatan
Identifikasi aldehid
dan keton
I Aldehid + NaHSO3 +
Alkohol + Air suling -
II Keton + NaHSO3 +
Alkohol + Air suling -
Reaksi oksidasi I Formaaldehid +
KMnO4
Warna KMnO4 berubah
dari warna ungu
berubah menjadi warna
coklat dan pH nya 4 (
Asam ) pH < 7
Reaksi dengan
protein
I Protein + Formaaldehid Protein menggumpal
II Protein + Aseton Protein tidak
menggumpal (
mengendap )
10. 4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini , praktikan melakukan percobaan identifikasi aldehida dan
keton dengan tujuan mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis – jenis alkohol dan
menguji reaktifitas alkohol. Pada aldehida terdapat aldhida alifatik dan akdehida aromatik.
Namun pada percobaan ini hanya digunakan larutan aseton dan formaldehid.
Aldehida dan keton adalah senyawa – senyawa yang mengandung salah satu dari
gugus penting di dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang
mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah senyawa yang
paling menentukan sifat kimia aldehida dan keton. Oleh karena itu banyak sekali sifat
fisik dan salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehida.
Pada percobaan reaksi oksidasi dengan cara formaldehida ditambah KMnO4 terjadi
perubahan warna dari warna ungu menjadi warna coklat dengan pH = 4 ( bersifat asam ).
Pada percobaan reaksi dengan protein ditambahkan formaaldehid hanya terjadi
protein menggumpal, sedangkan protein ditambahkan aseton terjadi suspensi, yang
dimana reaksi tersebut tidak menggumpal ( mengendap ).
11. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan reaksi oksidasi, dapat disimpulkan bahwa :
Larutan yang telah dicampur dengan menggunakan KMnO4 terjadi
perubahan warna dari warna Ungu menjadi warna Coklat dengan pH = 4
yang bersifat Asam .
Dari percobaan reaksi dengan protein, dapat disimpulkan bahwa :
Protein ang ditambahkan dengan formaldehid terjadi penggumpalan
Protein yang ditambahkan dengan aseton terjadi suspensi, yang dimana
reaksi tersebut belum terjadi penggumpalan.
5.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya mendapatkan hasil yang maksimal dan lebih baik ,
maka kepada praktikan selanjutnya disarankan agar :
Gunakan tabung reaksi yang bersih dan kering
Berhati-hati dalam melakukan praktikum terutama saat mencampurkan larutan.
Bersabar dalam melakukan praktikum.
12. DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 1986 . Pengantar Kimia Organik senyawa alifatik tidak jenuh. http:// wikipedia.com
Diakses pada tanggal 01 April 2014. Pukul 15.00 WIB
Fesseden J. Ralp dan Joan . 1997 . Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta : Binarupa Aksara.
Petrucci, Ralph H . 1987. Alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern. Jilid 3. Jakarta : Erlangga .
Prihasa,Novan. 2008. Makalah Kimia Organik Mengenal Keton dan Aplikasinya.Universitas.
Sultan Ageng Tirtayasa. Banten
Siswoyo .2009.Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik. Jakarta : Gramedia