Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri bahasa ragam ilmiah yang meliputi bahasa yang cendekia, lugas, logis, jelas, padat, ringkas, formal, objektif, berorientasi pada gagasan, menggunakan istilah teknis sesuai bidangnya, dan konsisten.
1. BAHASA RAGAM ILMIAH
Pengertian
Ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat
ilmiah (disebut juga ragam bahasa baku)
Ranah Penggunaan
Laporan yang berbentuk naskah (artikel, makalah, & laporan
penelitian)
Skripsi, tesis, & disertasi
Laporan pekerjaan yang berbentuk surat atau naskah
Laporan pertanggungjawaban (kegiatan, keuangan, &
pemegang saham).
2. CIRI-CIRI
BAHASA RAGAM ILMIAH
Cendekia
Lugas dan logis
Jelas
Padat dan ringkas
Formal dan objektif
Gagasan sebagai pangkal tolak
Penggunaan istilah teknis
Konsisten
3. Cendekia: mampu mengungkapkan hasil
berpikir logis secara tepat
Contoh:
Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan
akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia
terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara
Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-
nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
Bandingkan
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi
karena masuknya pengaruh budaya barat ke
Indonesia.
4. Lugas: bermakna harafiah dan tidak bermakna
ganda
Logis: sesuai dengan logika
Contoh:
Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian
wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai media
penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih
tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita
wayang melalui pengajaran apresiasi.
Bandingkan
Kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian
wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai
media penyebaran agama; sekarang, kesenian
wayang digunakan sebagai media penanaman
budi pekerti melalui apresiasi.
5. Jelas: memiliki struktur kalimat dan makna yang
jelas
Contoh:
Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya
pribadi dari tingkah dan lakunya dalam sehari-
hari.
Bandingkan
Baik dan buruknya pribadi seseorang dapat
dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
6. Padat: gagasan yang diungkapkan tidak
bercampur dengan unsur-unsur lain yang
tidak berhubungan
Ringkas: singkat/tidak mubazir
Contoh:
Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
dukungan yang baik pula dari orang tua murid
dalam keluarga.
Bandingkan
Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa dukungan orang tua.
7. Formal: komunikasi ilmiah merupakan
komunikasi formal/resmi sehingga menggunakan
bahasa formal
Objektif: dapat diukur kebenarannya secara
terbuka oleh umum
Contoh:
Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak,
dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan
(1989).
Bandingkan
Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
Atau
Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak,
dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
8. Gagasan sebagai pangkal tolak: berorientasi
pada gagasan atau pola pikir, bukan pada
penulis
(menghindari penggunaan kata saya, kami,
dan kita)
Contoh:
Kita semua tahu bahwa pendidikan itu di
lingkungan keluarga sangat penting dalam
menanamkan moral Pancasila.
Bandingkan
Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan
keluarga sangat penting dalam penanaman moral
Pancasila.
9. Penggunaan istilah teknis: menggunakan
istilah sesuai dengan bidang keilmuannya
Contoh:
Perbedaan antara investasi, pembelian bahan akhir
perusahaan , dan depresiasi disebut jaringan
investasi. (Ekonomi)
Pada dasarnya, pertanian organik berhubungan
dengan berbagai bentuk gerakan pertanian
alternatif. (Pertanian)
Unsur intrinsik suatu karya sastra yang berupa
prosa antara lain; tema, setting, plot, karakter,
pusat pengisahan, dan gaya bahasa. (Sastra)
10. Konsisten: menggunakan unsur-unsur bahasa
secara konsisten (taat asas/ajeg)
Contoh:
Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1. pertemuan dengan penasihat akademik;
2. mengajukan topik;
3. melapor kepada ketua jurusan;
4. bertemu pembimbing.
Bandingkan
Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1. menemui penasihat akademis;
2. mengajukan topik;
3. melaporkan rencana skripsi kepada ketua jurusan;
4. menemui pembimbing.