SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1.PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
         (PEMBERHENTIAN)
 Menurut Tulus (1993:167), pemutusan hubungan kerja
  (separation) adalah mengembalikan karyawan ke
  masyarakat. Hal ini disebabkan karyawan pada
  umumnya belum meninggal dunia sampai habis masa
  kerjanya. Oleh karena itu perusahaan bertanggung
  jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu
  yang timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan
  hubungan kerja. Di samping itu juga harus menjamin
  agar karyawan yang dikembalikan ke masyarakat harus
  berada dalam kondisi sebaik mungkin.
 Menurut Hasibuan (2001: 205), pemberhentian adalah
  pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan
  dengan suatu organisasi perusahaan.
2
• Istilah pemutusan hubungan kerja (separation)
  sinonim dengan pemberhentian atau pemisahan
  karyawan dari suatu organisasi.
• Fungsi pemutusan hubungan kerja atau
  pemberhentain harus mendapat perhatian yang
  serius dari manajer perusahaan, karena telah
  diatur oleh undang-undang dan memberikan
  risiko bagi perusahaan maupun untuk karyawan
3.Alasan pemutusan kerja
1.   Undang-Undang
2.   Keinginan perusahaan
3.   Keinginan karyawan
4.   Pensiun
5.   Kontrak kerja berakhir
6.   Kesehatan karyawan
7.   Meninggal dunia
8.   Perusahaan dilikuidasi.
4
Tulus (1993:167) menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja terjadi kalau salah satu pihak atau
kedua belah pihak merasa rugi bilamana hubungan kerja tersebut dilanjutkan.
Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena:
 kemauan karyawan,
 kemauan perusahaan, atau
 kemauan kedua belah pihak.
Alasan pemutusan hubungan kerja antara lain:
 ketidakjujuran,
 ketidakmampuan bekerja,
 malas,
 pemabok,
 ketidakpatuhan,
 kemangkiran, dan ketidaakdisiplinan,
 usia lanjut,
 sakit-sakitan terus menerus,
 kemunduran perusahaan,
 dan sebagainya.
5
 Ad.1.: Undang-Undang
 Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus
  diberhentikan dari suatu perusahaan, misalnya karyawan anak-
  anak, karyawan WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi
  terlarang.

Ad.2.: Keinginan Perusahaan:
 karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
 perilaku dan disiplinnya kurang baik
 melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan
 tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
 melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
6
Ad.3.: Keinginan karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri
dengan mengajukan permohonan untuk berhenti
dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan
mengajukan permohonan berhenti karena
beberapa alasan, antara lain:
 Pindah ke tempat lain
 Kesehatan yang kurang baik
 Untuk melanjutkan pendidikan
 Berwiraswasta
7
• Turnover karyawan akan menimbulkan
  kerugian bagi perusahaan. jika banyak
  karyawan berhenti atas keinginan
  sendiri, maka manajemen perusahaan dapat
  dikatakan kurang baik dan perlu dilakukan
  instrospeksi diri dari manajer.
  (Hasibuan, 2001: 208-209).
8
Ad.4.: Pensiun
 Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas
  keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun
  keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan
  mempesiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya
  rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan
  dalam melaksanakan pekerjaan, dsb.
Ad.5.: Kontrak kerja berakhir
 Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja
  tidak menimbulkan konsekuensi karena telah diatur
  terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima.
9
Ad.6.: Kesehatan karyawan
 Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk
  pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian bisa
  berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan
  karyawan.

Ad.7.: Meninggal dunia
 Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus
  hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan
  memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga
  yang ditinggalkan sesuai dengan pearturan yang ada.
10
Ad.8.: Perusahaan dilikuidasi
 Karyawan akan dilepas jika perusahaan
  dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut.
  Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan
  ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan
  karyawan yang dilepas harus mendapat
  pesangon sesuai dengan ketentuan
  pemerintah (Hasibuan, 2001: 2007-2009).
11,jeneis-jenis pemutusan hu bungan
                     kerja
   pengunduran diri (resignation),
   pemberhentian sementara (lay-off),
   pemecatan (disharge), dan
   pemensiunan (retirement).

 Jenis dan banyaknya pemutusan hubungan kerja dapat memberikan
  kesan terhadap efektivitas pengelolaan perusahaan. Jika terlampau
  banyak pengunduran diri menandakan bahwa skala pengupahan
  tidak kompetitif. Pemberhentian sementara yang terjadi berkali-kaai
  menandakan bahwa integrasi antara produksi dan permintaan pasar
  adalah buruk. Terlalu banyak terjadi pemecatan memberikan kesan
  bahwa prosedur seleksi atau pelatihan tidak baik. Terlampau banyak
  pemensiunan memberikan indikasi kurang baiknya manajemen
  bauran usia (age mix) di antara para karyawan perusahaan
  (Tulus, 1994: 169).
12
Ad.1.: Pengunduran diri:
 Pengunduran diri (resignation) adalah pemutusan
  hubungan kerja yang diawali dari pihak karyawan.
  Apabila hal ini terjadi di dalam masa percobaan
  (probation period), tidak menimbulkan masalah
  beban kewajiban, baik bagi perusahaan maupun
  karyawan. Lain halnya, bila ikatan kerja
  berdasarkan atas perjanjian (kontrak) tertentu
  yang memungkinkan pihak perusahaan menuntut
  ganti rugi biaya-biaya seleksi, pelatihan dan
  sebagainya.
13
Ad.2.: Pemberhentian Sementara
 Pemberhentian sementara (lay-off), adalah pemutusan hubungan
  kerja yang umumnya terjadi bila terdapat situasi dan kondisi pada
  perusahaan:
 Tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi karyawan yang dirumahkan.
 Pimpinan mengharapkan, bahwa situasi tiadanya pekerjaan akan
  bersifat kontemporer dan tidak lama.
 Pimpinan bermaksud memanggil kembali karyawan untuk
  dipekerjakan bilamana pekerjaan tersedia kembali.
 Menurut Tulus (1994:170), Pemberhentian sementara bukanlah
  pemberhentian mutlak, yang memutuskan hubungan kerja secara
  permanen. Namun demikian tidak mustahil pemberhentian
  sementara pada akhirnya menjadi pemberhentian permanen, bila
  secara berkepanjangan situasi dan kondisi perusahaan tidak
  membaik, bahkan mungkin memburuk
14
Ad.3. Pemecatan
 Pemecatan (discharge) merupakan pemutusan
  hubungan kerja paling drastis yang dapat dikenakan
  terhadap karyawan. Pemecatan hendaknya dilakukan
  secara adil dalam arti ada alasan cukup untuk memecat
  dan semua langkah yang nalar diambil untuk
  menyelamatkan karyawan ybs dan ternyata tidak
  berhasil. Pemecatan dapat terjadi atas dasar prestasi
  yang tidak memuaskan, perilaku yang tidak baik, kurang
  memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan, atau
  brubahnya persyaratan pekerjaan (Tulus. 1994: 171).
15
Ad.4. : Pemensiunan
 Pemensiunan (retirement) terjadi sebagai
  suatu pemutusan hubungan kerja bilamana
  karyawan mencapai umur maksimum dan
  masa kerja maksimum menurut batas-batas
  yang ditentukan perusahaan.Perusahaan
  mempunyai kewajiban berupa pembayaran
  tunjangan pensiun.
16

More Related Content

What's hot

Pelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDMPelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDM
Nanda_khalisa
 
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdmBab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
01051982
 

What's hot (20)

Pembahasan Tugas MSDM Strategik
Pembahasan Tugas MSDM StrategikPembahasan Tugas MSDM Strategik
Pembahasan Tugas MSDM Strategik
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)
 
08 pola & jalur karir
08 pola & jalur karir08 pola & jalur karir
08 pola & jalur karir
 
Pelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDMPelatihan, dan pengembangan SDM
Pelatihan, dan pengembangan SDM
 
2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen 2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Studi kasus msdm
Studi kasus msdmStudi kasus msdm
Studi kasus msdm
 
Perencanaan Sdm
Perencanaan SdmPerencanaan Sdm
Perencanaan Sdm
 
Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
 
Msdm seleksi baru kelompok 6
Msdm seleksi baru kelompok 6Msdm seleksi baru kelompok 6
Msdm seleksi baru kelompok 6
 
Training and development hrm
Training and development hrmTraining and development hrm
Training and development hrm
 
Bab 11 Kompensasi
Bab 11 Kompensasi Bab 11 Kompensasi
Bab 11 Kompensasi
 
Msdm tunjangan dan pelayanan karyawan
Msdm tunjangan dan pelayanan karyawanMsdm tunjangan dan pelayanan karyawan
Msdm tunjangan dan pelayanan karyawan
 
KOMPENSASI MERIT PAY
KOMPENSASI MERIT PAYKOMPENSASI MERIT PAY
KOMPENSASI MERIT PAY
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdmBab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
 
Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya ManusiaProses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
 
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusiaHubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
 
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/BuruhCut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
Cut Zurnali - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penerapan Hak-Hak Pekerja/Buruh
 

Similar to Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen

Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
rizkinovita
 
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
RikoApriyanto1
 
Separation asep dedy nim 71140424
Separation asep dedy nim 71140424Separation asep dedy nim 71140424
Separation asep dedy nim 71140424
Asep Dedy
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Ely Goro Leba
 
Peraturan perusahaan
Peraturan perusahaanPeraturan perusahaan
Peraturan perusahaan
dhoan Evridho
 

Similar to Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen (20)

PEMBERHENTIAN SDM FERNANDO .pptx
PEMBERHENTIAN SDM FERNANDO .pptxPEMBERHENTIAN SDM FERNANDO .pptx
PEMBERHENTIAN SDM FERNANDO .pptx
 
Presentation1 Pemberhentian.pptx
Presentation1 Pemberhentian.pptxPresentation1 Pemberhentian.pptx
Presentation1 Pemberhentian.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
Tugas sdm pemutusan hubungan kerja kelompok 13
 
6.pemisahan
6.pemisahan6.pemisahan
6.pemisahan
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
PHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerjaPHK karena permasalahan kontrak kerja
PHK karena permasalahan kontrak kerja
 
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
[Materi]_BAB_14_PEMUTUSAN_HUBUNGAN_KERJA.pdf
 
Phk
PhkPhk
Phk
 
Draf Dokumentasi Legal Ketenagakerjaan Karyawan Perusahaan
Draf Dokumentasi Legal Ketenagakerjaan Karyawan PerusahaanDraf Dokumentasi Legal Ketenagakerjaan Karyawan Perusahaan
Draf Dokumentasi Legal Ketenagakerjaan Karyawan Perusahaan
 
Tugas plkh 40 kontrak drafting
Tugas plkh 40 kontrak draftingTugas plkh 40 kontrak drafting
Tugas plkh 40 kontrak drafting
 
Peraturan perusahaan
Peraturan perusahaanPeraturan perusahaan
Peraturan perusahaan
 
Peraturan perusahaan
Peraturan perusahaanPeraturan perusahaan
Peraturan perusahaan
 
Tatap muka 14 pemberhentian (1)
Tatap muka 14 pemberhentian (1)Tatap muka 14 pemberhentian (1)
Tatap muka 14 pemberhentian (1)
 
Separation asep dedy nim 71140424
Separation asep dedy nim 71140424Separation asep dedy nim 71140424
Separation asep dedy nim 71140424
 
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diriPanduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
Panduan Exit clearance untuk staff mengundurkan diri
 
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaManajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
 
Peraturan perusahaan
Peraturan perusahaanPeraturan perusahaan
Peraturan perusahaan
 
etika bisnis & hubungan kerja
etika bisnis & hubungan kerjaetika bisnis & hubungan kerja
etika bisnis & hubungan kerja
 

More from Al-waris Suarez

Perencanaan sumber daya manusia by warizen
Perencanaan sumber daya manusia by warizenPerencanaan sumber daya manusia by warizen
Perencanaan sumber daya manusia by warizen
Al-waris Suarez
 
Pengadaan,rekrutmen by warizen
Pengadaan,rekrutmen by warizenPengadaan,rekrutmen by warizen
Pengadaan,rekrutmen by warizen
Al-waris Suarez
 
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
Al-waris Suarez
 
Pengantar msdm by warizen
Pengantar msdm by warizenPengantar msdm by warizen
Pengantar msdm by warizen
Al-waris Suarez
 
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
Al-waris Suarez
 

More from Al-waris Suarez (11)

6.kedisiplinan by warizen
6.kedisiplinan by warizen6.kedisiplinan by warizen
6.kedisiplinan by warizen
 
Perencanaan sumber daya manusia by warizen
Perencanaan sumber daya manusia by warizenPerencanaan sumber daya manusia by warizen
Perencanaan sumber daya manusia by warizen
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizen
 
Pengadaan,rekrutmen by warizen
Pengadaan,rekrutmen by warizenPengadaan,rekrutmen by warizen
Pengadaan,rekrutmen by warizen
 
Pendahuluan, msdm
Pendahuluan, msdmPendahuluan, msdm
Pendahuluan, msdm
 
Kompensasi
KompensasiKompensasi
Kompensasi
 
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
2.pengembangan karyawan http://www.slideshare.net/alwarisreds/sistem-pelayana...
 
Pengantar msdm by warizen
Pengantar msdm by warizenPengantar msdm by warizen
Pengantar msdm by warizen
 
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
Sistem pelayanan kes dg assuransi http://www.slideshare.net/alwarisreds/siste...
 
Sistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenSistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by Warizen
 
Sistem rujukan by Warizen
Sistem rujukan by WarizenSistem rujukan by Warizen
Sistem rujukan by Warizen
 

Pemutusan hubungan kerja(pemberhentian) by warizen

  • 1. 1.PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PEMBERHENTIAN)  Menurut Tulus (1993:167), pemutusan hubungan kerja (separation) adalah mengembalikan karyawan ke masyarakat. Hal ini disebabkan karyawan pada umumnya belum meninggal dunia sampai habis masa kerjanya. Oleh karena itu perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan hubungan kerja. Di samping itu juga harus menjamin agar karyawan yang dikembalikan ke masyarakat harus berada dalam kondisi sebaik mungkin.  Menurut Hasibuan (2001: 205), pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.
  • 2. 2 • Istilah pemutusan hubungan kerja (separation) sinonim dengan pemberhentian atau pemisahan karyawan dari suatu organisasi. • Fungsi pemutusan hubungan kerja atau pemberhentain harus mendapat perhatian yang serius dari manajer perusahaan, karena telah diatur oleh undang-undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk karyawan
  • 3. 3.Alasan pemutusan kerja 1. Undang-Undang 2. Keinginan perusahaan 3. Keinginan karyawan 4. Pensiun 5. Kontrak kerja berakhir 6. Kesehatan karyawan 7. Meninggal dunia 8. Perusahaan dilikuidasi.
  • 4. 4 Tulus (1993:167) menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja terjadi kalau salah satu pihak atau kedua belah pihak merasa rugi bilamana hubungan kerja tersebut dilanjutkan. Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena:  kemauan karyawan,  kemauan perusahaan, atau  kemauan kedua belah pihak. Alasan pemutusan hubungan kerja antara lain:  ketidakjujuran,  ketidakmampuan bekerja,  malas,  pemabok,  ketidakpatuhan,  kemangkiran, dan ketidaakdisiplinan,  usia lanjut,  sakit-sakitan terus menerus,  kemunduran perusahaan,  dan sebagainya.
  • 5. 5  Ad.1.: Undang-Undang  Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus diberhentikan dari suatu perusahaan, misalnya karyawan anak- anak, karyawan WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang. Ad.2.: Keinginan Perusahaan:  karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya  perilaku dan disiplinnya kurang baik  melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan  tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain  melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
  • 6. 6 Ad.3.: Keinginan karyawan Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara lain:  Pindah ke tempat lain  Kesehatan yang kurang baik  Untuk melanjutkan pendidikan  Berwiraswasta
  • 7. 7 • Turnover karyawan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. jika banyak karyawan berhenti atas keinginan sendiri, maka manajemen perusahaan dapat dikatakan kurang baik dan perlu dilakukan instrospeksi diri dari manajer. (Hasibuan, 2001: 208-209).
  • 8. 8 Ad.4.: Pensiun  Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mempesiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dsb. Ad.5.: Kontrak kerja berakhir  Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja tidak menimbulkan konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima.
  • 9. 9 Ad.6.: Kesehatan karyawan  Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan. Ad.7.: Meninggal dunia  Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga yang ditinggalkan sesuai dengan pearturan yang ada.
  • 10. 10 Ad.8.: Perusahaan dilikuidasi  Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas harus mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan pemerintah (Hasibuan, 2001: 2007-2009).
  • 11. 11,jeneis-jenis pemutusan hu bungan kerja  pengunduran diri (resignation),  pemberhentian sementara (lay-off),  pemecatan (disharge), dan  pemensiunan (retirement).  Jenis dan banyaknya pemutusan hubungan kerja dapat memberikan kesan terhadap efektivitas pengelolaan perusahaan. Jika terlampau banyak pengunduran diri menandakan bahwa skala pengupahan tidak kompetitif. Pemberhentian sementara yang terjadi berkali-kaai menandakan bahwa integrasi antara produksi dan permintaan pasar adalah buruk. Terlalu banyak terjadi pemecatan memberikan kesan bahwa prosedur seleksi atau pelatihan tidak baik. Terlampau banyak pemensiunan memberikan indikasi kurang baiknya manajemen bauran usia (age mix) di antara para karyawan perusahaan (Tulus, 1994: 169).
  • 12. 12 Ad.1.: Pengunduran diri:  Pengunduran diri (resignation) adalah pemutusan hubungan kerja yang diawali dari pihak karyawan. Apabila hal ini terjadi di dalam masa percobaan (probation period), tidak menimbulkan masalah beban kewajiban, baik bagi perusahaan maupun karyawan. Lain halnya, bila ikatan kerja berdasarkan atas perjanjian (kontrak) tertentu yang memungkinkan pihak perusahaan menuntut ganti rugi biaya-biaya seleksi, pelatihan dan sebagainya.
  • 13. 13 Ad.2.: Pemberhentian Sementara  Pemberhentian sementara (lay-off), adalah pemutusan hubungan kerja yang umumnya terjadi bila terdapat situasi dan kondisi pada perusahaan:  Tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi karyawan yang dirumahkan.  Pimpinan mengharapkan, bahwa situasi tiadanya pekerjaan akan bersifat kontemporer dan tidak lama.  Pimpinan bermaksud memanggil kembali karyawan untuk dipekerjakan bilamana pekerjaan tersedia kembali.  Menurut Tulus (1994:170), Pemberhentian sementara bukanlah pemberhentian mutlak, yang memutuskan hubungan kerja secara permanen. Namun demikian tidak mustahil pemberhentian sementara pada akhirnya menjadi pemberhentian permanen, bila secara berkepanjangan situasi dan kondisi perusahaan tidak membaik, bahkan mungkin memburuk
  • 14. 14 Ad.3. Pemecatan  Pemecatan (discharge) merupakan pemutusan hubungan kerja paling drastis yang dapat dikenakan terhadap karyawan. Pemecatan hendaknya dilakukan secara adil dalam arti ada alasan cukup untuk memecat dan semua langkah yang nalar diambil untuk menyelamatkan karyawan ybs dan ternyata tidak berhasil. Pemecatan dapat terjadi atas dasar prestasi yang tidak memuaskan, perilaku yang tidak baik, kurang memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan, atau brubahnya persyaratan pekerjaan (Tulus. 1994: 171).
  • 15. 15 Ad.4. : Pemensiunan  Pemensiunan (retirement) terjadi sebagai suatu pemutusan hubungan kerja bilamana karyawan mencapai umur maksimum dan masa kerja maksimum menurut batas-batas yang ditentukan perusahaan.Perusahaan mempunyai kewajiban berupa pembayaran tunjangan pensiun.
  • 16. 16