SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENGAWASAN K3
PESAWAT UAP DAN
BEJANA TEKAN
PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN
BEJANA TEKAN
Latar Belakang
• Penggunaan pesawat uap dan bejana tekan makin berkembang
• bahaya penggunaan pesawat uap dan bejana tekan  peledakan
• Kwalitas dan kwantitas pegawai pengawas specialis pesawat uap dan
bejana tekan terbatas
• Pengawasan terhadap pesawat uap dan bejana tekan belum optimal
• Banyak pesawat uap dari LN
• Penanganan bejana tekan atau botol baja tidak sesuai dengan syarat-
syarat keselamatan kerja
• Di tempat kerja berdasarkan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No:1
Tahun 1970 menggunakan pesawat uap dan bejana tekan
• Potensi bahaya dari pengoperasian pesawat uap dan bejana tekan :
 Semburan api
 Air panas
 Gas
 Fluida
 Uap panas
 Debu
 Suhu tinggi
 Bahaya kejut listrik
 Peningkatan tekanan  peledakan
• Ditetapkan K3 :
o Pesawat uap : stoon ordonantie 1930 dan stoon verordening 30
o Bejana tekan : Permenaker No : 1/Men/1982
• Konstruksi pesawat uap dan bejana tekan dilas juru las < permenaker
No : 02/Men/1982 tentang klasifikasi juru las
• Pengoperasian pesawat uap  permenaker No : 1/Men/ 1988 tentang
klasifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap
• Dalam penggunaan pesawat uap dan bejana tekan  cegah terjadi
kecelakaan atau peledakan atau penyakit akibat kerja  peng -
endalian, pembinaan dan pengawasan.
PENGERTIAN
Pengawasan pesawat uap dan bejana tekan :
Serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang
dilakukan pegawai pengawas keselamatan kerja atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek
pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan ditempat kerja.
PENGETAHUAN PESAWAT UAP
• Otot manusia  tenaga binatang (kuda)  pendorong alam
(angin)  tahun 1760 James Watt (Inggris) tenaga uap.
• Katel uap  suatu pesawat dibuat untuk mengubah air yang ada
didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan.
• Air dipanaskan pada katel uap  air mendidih  uap 
panas dan bertekanan
• Peredaran air harus baik  air cepat panas dan merata, jangan
terjadi ada air mati (air yang tidak turun beredar dalam katel
uap)
PENGENALAN KATEL UAP DAN BEJANA TEKAN SERTA
PERALATAN-PERALATAN BANTUANNYA
Istilah
Ketel
Uap
Pesawat
uap
selain
ketel uap
Peralatan
pesawat
uap
KETEL UAP HARUS MEMENUHI SYARAT :
1. Hemat pemakaian bahan bakar
2. Berat ketel uap dan pemakaian ruangan pada suatu hasil
uap tertentu harus kecil
3. Paling sedikit memenuhi syarat dari DPNKK
KETEL UAP DIBAGI BEBERAPA GOLONGAN :
Menurut tempat
penggunaan
Ketel Uap DT
Ketel Uap DB
Menurut bangunan
letak sumbu
silinder ketel uap
Ketel uap tegak
Ketel uap mendatar
Menurut Konstruksi
dan aliran panas
Ketel uap tangki
Ketel uap pakai
boilleur
Ketel uap dengan
lorong api dan pipa-
pipa api
Ketel uap dengan
satu/dua drum dan
sejumlah pipa-pipa
air
Ketel uap combi
Pesawat Uap Selain Ketel Uap :
1. Pemanas air
2. Pengering uap
3. Pesawat penguapan
4. Bejana uap
Sumber Bahaya Pada Pesawat Uap:
1. Manometer  tidak berfungsi baik
2. Savety valve  tidak berfungsi baik
3. Gelas penduga  tidak berfungsi baik  Nozel-nozelnya / pipa-
pipanya tersumbat
4. Air pengisi tidak memenuhi syarat
5. Boiler tidak dilakukan blow down
6. Pemanasan lebih
7. Pompa pengisi tidak berfungsi
8. Pembakaran tidak sempurna
9. Boiler tua  material tidak memenuhi syarat
10. Material terjadi perubahan tebal  terdapat karat / fiting-fiting
11. Diadakan inspeksi tidak teratur
BEJANA TEKAN
Bejana tekan  bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat tekanan
yang melebihi tekanan udara luar, dipakai untuk menampung
gas atau gas campuran termasuk udara baik dikempa menjadi
cair atau dalam keadaan larut atau beku.
Termasuk Bejana Tekan:
• Bejana penampung
• Bejana pengangkut
• Instalasi atau pes. Pendingin
• Reaktor  tangki tempat berlangsungnya proses/reaksi kimia dengan jalan
bahan-bahan yang diperlukan dimasukan kedalamnya:
 Dicampur
 Dipanaskan
 Didinginkan
 Ditekan / Disuling
ALAT PERLENGKAPAN DAN ALAT PENGAMAN
PADA BEJANA TEKAN
Alat Perlengkapan  • Pressure gauge
• Level gauge
• Themometer gauge
Alat Pengaman  • Untuk membuang tekanan lebih  safety
value
Pelat Nama  • Bertulisan :
 Nama pabrik pembuat
 Tahun pembuatan
 Tempat pembuatan
 Nomor Serie
 Tekanan kerja
 Tekanan Uji
 Waktu pengujian
 Jenis bejana
 Tanda-tanda pemeriksaan/pengujian
 Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam :
 Argon
 Helium
 Neon (Gas Mulia : N2, CO2
 Gas mudah terbakar :
 C2H2
 H2
 Butana
 Propane
 Gas menyengat :
 Chlone
 Sulfur dioksida
 Gas pengoksid
 Gas Campuran  CO
 Gas Cair  Oksigen, Udara Tekan
Gas Bertekanan
Disimpan dalam bejana
Pengelompokan
DESAIN ATAU PERENCANAAN BEJANA TEKAN
Pengertian:
• Tekanan Desain
• Tekanan kerja maximum
• Tekanan kerja normal
• Suhu kerja atau suhu operasi
• Suhu Desain
• Nilai tegangan tarik
• Nilai teganngan maximum
• Tebal pelat dinding bejana :
 Tebal yang diperlukan
 Tebal desain
Tebal nominal
• Efisiensi sambungan las
• Nilai batas mulus bahan
PEMILIHAN MATERIAL
Pertimbangan :
Kemungkinan korosi
 Kegunaannya
 Sifat mekanik
 Sifat fisik kimia
 Daya taham terhadap cuaca
 Lingkungan
 Panas
 Biaya pembuatan / Pengadaan
 Perawatan serta pemeliharaan
 Ditunjukan untuk keperluan keselamatan pemakai
BENTUK DAN KEDUDUKAN
Dibedakan menurut bentuk badan maupun bentuk format (tutup). Dibedakan menurut letak
sumbu yaitu :
 Bejana silinrical
 Bejana spherical
 Bejana dengan tutup elip
 Bejana dengan tutup torispeerical
 Bejana dengan tutup hemispherical
 Bejana dengan tutup semi elliptical
 Bejana dengan tutup rata
 Bejana dengan kedudukan horizontal
 Bejana dnegan kedudukan vertical
BAHAYA DAN AKIBAT YANG DAPAT DITIMBUL
OLEH BEJANA TEKAN
1. Kebakaran Gas mudah terbakar dalam bejama
bercampur dengan oksigen atau udara serta
sumber panas  kebakaran / meledak
2. Keracunan Gas beracun terhirup melalui pernapasan
3. Pernapasan tercekik Gas tertentu dalam ruangan dapat
mendesak oksigen
4. Peledakan Tekanan gas dalam bejana akan naik bila
sumber panas dari luar atau dari dalam,
bejana tak mampu menekan tekanan alat
pengaman tidak bekerja.
5. Terkena cairan Gas bentuk cairan dengan suhu sangat dingin (-103°C
sampai -268°C).
BOTOL BAJA ATAU TABUNG GAS
 Identitas dengan pewarna
 Gas dapat menyebabkan tercekik  Abu-abu
 Gas mudah terbakar/meledak  Merah
Kecuali : Gas minyak cair/elpiji  biru dengan tanda merah
sekeliling valve
 Gas beracun  kuning tua
 Gas yang dapat menyengat  kuning muda
 Gas yang keperluan kesehatan  putih
 Gas campuran  warna sesuai dengan jenis gas yang
dicampur
 Zat asam dan gas-gas lain  biru muda
Catatan : lihat tabel pewarna botol baja/tabung gas, tetapi tidak berlaku untuk
tabung gas aluminium.
NO JENIS GAS WARNA KETERANGAN
1 Gas Oksigen Biru muda
2 Gas Oksigen untuk kesehatan Putih
3 Gas Nitrogen Abu-abu
4 Gas-gas mulia (Ar, Kr, Xr, Ne) Abu-abu
5 Gas Freon (Fluoro Carbon) Sesuai dengan jenis
gasnya
6
Gas-gas beracun (misalnya Arsine
Carbon Monoksida, Asam Fenol,
dll)
7
Gas-gas yang menyengat (misalnya :
Amoniak Chlor, Sulfur Dioksida,
dll)
Kuning Muda
8 Gas Hidrgen Merah
9 Gas hHidrokarbon Merah
10 Gas Karbondioksida Abu-abu
11 Gas-gas campuran Warna sesuai dengan
warna jenis gas
campuran
 Identitas dengan huruf
Pada bagian botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan 
huruf balok warna hitam
 Identitas dengan label
• Label ditempel pada pundak botol
• ukuran dan warna label disesuaikan dengan jenis, sifat dan potensi
bahaya serta kapasitas gas
• isi label tentang : jenis gas, symbol bahaya gas, peringatan tentang
bahaya dan cara penanggulangannya.
 Identitas dengan pelat nama/tanda slagletter
• Botol baja yang tebal dindingnya <4mm dilarang dilakukan
dengan slagletter.
INSTALASI PIPA
 Instalasi dengan
pewarnaan
NO PIPA JENIS FLUIDA/GAS WARNA
- Air baku Biru Tua
- Air Pendingin Hijau Muda
- Air Minum Hijau tua
- Air Process Hijau
- Air pengisi boiler Hijau pita alumunium
- Air limbah/buangan Hitam pita hijau
- Air Hydrant Merah
- Minyak ringan Hitam
- Minyak berat Hitam
3 Uap - Uap/steam Perak/silver
- Gas alam violet
- Karbon dioksida Kuning tua
- Hydrogen Merah
- Chlorine Kuning
- Oksigen Biru muda
- Nitrogen Abu-abu
- Argon Abu-abu
- Udara tekan Biru
- Udara panas Biru tua
- Amoniak Kuning tua
- Gas othesis Coklat
- Asam sulfat Orange
- Alumunium sulfat Orang berpita kuning biru
- Asamphesphoric Pita kuning coklat
- Larutan urea & carbonate Mass green/hijau
- Asam fluosilisic Pita abu-abu - coklat
- Larutan benfield pita fan - pink
- Larutan caustic Pita kuning - hijau
- Caustic soda Pink
- Kapur Putih
- Polimer Ungu
5 Bahan kimia
Air1
Minyak2
4 Gas
 Identitas dengan tanda
Tanda-tanda sebagai berikut :
 Nama fluida/gas yang mengalir didalam pipa
 Besarnya tekanan pada fluida/gas
 Arah aliran fluida/gas dengan tanda panah warna
menyolok.
RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 PESAWAT
UAP DAN BEJANA TEKAN
 Perencanaan
 pembuatan
 Pemasangan atau perakitan
 modifikasi atau reparasi
 pemeliharaan pesawat uap atau bejana tekan
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DESAIN
Desain konstruksi suatu type dan bentuk pesawat uap
harus memenuhi prinsip-prinsip :
 gambar konstruksi  skala cukup, dapat dibaca
 Data ukuran bagian-bagian  tulis yang jelas
 Gambar detail konstruksi sambungan  dapat di-
katakan dengan jelas
 Pembuatan  memenuhi prosedur dengan standar
 Pelaksanaan pengujian pesawat uap  harus memenuhi
prosedur.
SPESIFIKASI BAHAN
Bahan pesawat uap  memiliki sertifikasi bahan dengan
data sebagai berikut :
 Spesifikasi bahan
 Nomor dan tanggal, bulan, tahun
 Ukuran – ukuran
 Hasil pengujian secara mekanis dan sifat-sifat bakar
 Hasil analisa kimia
 Pengesahan dari badan yang tidak memikat
Diperlukan sertifikat bahan :
 Pelat bahan Katel uap/bejana uap
 Pelat Front
 Pelat pipa
 Pelat lorong api
 Pelat penguat
 Pipa-pipa api
 Pipa – pipa air
 Kawat las/elektroda las
PENGGOLONGAN KETEL UAP
A. Menurut tempat penggunaan :
• Ketel uap DT
• Ketel uap DB
• Ketel uap Kapal
B. Menurut bangunan letak sumbu silinder :
• Ketel uap Tegak
• Ketel uap mendatar
C. Menurut type dan bentuk konstruksi dan aliran panas
• Ketel uap tangki  Drum dengan lorong gas (ketel
uap cornwall)
• Ketel uap pakai Bouilleur (Ketel uap bouilleur)
• Ketel uap dengan lorong api dan pipa-pipa api
(ketel uap pipa api)
• Ketel uap dilengkapi pipa-pipa air (ketel uap pipa
air)
• Ketel uap tang dilengkapi dengan pipa air dan pipa
gas (ketel combi)
METODE KONSTRUKSI
•
• Bahan untuk penyambungan  Elektroda las
• Bahan yang akan disambungkan  Bahan induk
PENEMPATAN KETEL UAP
• Ruang Ketel uap  Bukan tempat kerja khusus, di
dalamnya tidak pasti untuk bekerja.
• Ketel uap  Ditempatkan pada ruang tersendiri, jarak
dinding dengan ketel uap harus cukup.
Pembuatan KU
dengan metode
Konstruksi
pengelasan
Dengan
pengelingan
PENGGOLONGAN BU
Menurut fungsi
penggunaan
BU
Pengering
uap
Penguap
Pemanas air
Menurut
cara
operasi
Operasi
tertutup
- Revolving Clossedvessee
- Autolaves
- Digesters
- Distilling aparatus
- Hardening Cylinders
- Kiers
- Rag and straw bailers
- Rendering tanks
- Stationary Melter and Driers
- Vulcanicers and Devulcanicers
Operasi
keadaan
terbuka - Open steam jacketed kettles
- Open evaporating pans
PERAWATAN KETEL UAP
Usaha perawatan ketel uap yang perlu dilakukan :
1. Pembersihan sisi luar atau sisi api
2. Pembersihan sisi dalam atau sisi air
3. Pengolahan air pengisi ketel uap dengan 2 (dua) cara:
a. External Treatments
b. Internal Treatments
4. Revarasi Ketel uap
• Dalam hal :
• Penggantian pipa-pipa
• Penggantian batang-batang tunjang
• Penggantian atau penambalan lorong api
• Penggantian peti api
• Penambalan akibat belendungan karena retak
• Langkah yang perlu diambil :
• Mengajukan gambar rencana revarasi ke Disnaker
 pengesahan
• Sertifikat bahan
• Sertifikat juru las
PENGOPERASIAN PESAWAT UAP
• Stv 1930  Pemakai harus mengusahakan agar
pesawat uap dalam pemeliharaan yang baik
Perlu diadakan :
• Pendidikan Operator Ketel uap:
o Operator ketel uap kelas I
o Operator ketel uap kelas II
• Pendidikan Juru las :
o Juru las kelas I
o Juru las kelas II
o Juru las kelas III
ALAT PERLENGKAPAN PESAWAT UAP DAN
BEJANA TEKAN
Peralatan Bantu Ketel Uap :
1. Dua TP
2. Satu Manometer
3. Dua gelas pedoman air
4. Dua pompa pengisi air
5. Satu alat tanda bahaya
6. Satu keran penutup uap induk
7. Dua lemari katup kran penutup air pengisi
8. Kran penguras sebanyak yang diperlukan
9. Satu pelat nama
Fungsinya ?
Syarat untuk :
• TP
• Pedoman tekanan
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PESAWAT UAP
DAN BEJANA TEKAN
 Istilah :
• Pesawat Uap
• Pegawai pengawas
• Ahli K3
• Dinas
• Pemerintah
 Ruang Lingkup :
• Pokok kegiatan dan prosedure riksa dan uji atas
pesawat uap termasuk pemipaan dan sarana
penunjang serta alat-alat perlengkapannya pada
tahap pembuatan.
• Ketel cairan panas dan ketel vaper  sebagai ketel
uap  berlaku ketentuan untuk ketel uap
POKOK-POKOK KEGIATAN PELAKSANA RIKSA-
UJI
 Riksa uji pada tahap pembuatan (fabrikasi)
 Verifikasi documen teknik
 Riksa bahan material
 Riksa pada saat dan pada akhir pembuatan
 Pengujian
 Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan
pengawasan pembuatan unit.
 Riksa uji tahap perakitan dan atau pemasaran
 Vertifikasi data teknik
 Riksa unit atau bahan
 Riksa teknis secara menyeluruh pada saat dan akhir
pelaksanaan
 Pengujian
 Pencatatan pada buku akte ijin pemakaian
 Riksa uji pada tahap pemakaian (berkala dan khusus)
 Pencatatan documen teknik
 Riksa kondisi fisik, alat-alat perlengkapan dan sarana
penunjang
 Pengujian-pengujian
 Pencatatan pada buku akte ijin pemakaian
 Pembuatan laporan riksa uji (berkala dan khusus)
Riksa uji berkaitan dengan revarasi atau modifkasi
 Riksa kondisi fisik
 Verifikasi dokumen
 Riksa uji pada saat dan akhir pelaksanaan
 Pengujian
 Pembuatan laporan riksa uji
 Pencatatan pada buku arti ijin
Riksa uji berkaitan dengan pemasangan kembali karena pemindahan
pesawat uap
 Verifikasi dokumen
 Riksa menyeluruh
 Pengujian
 Pembuatan laporan riksa uji
 Pencatatan pada buku arti ijin
Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian
Penerbitan ijin pemakaian (baru)
 Pencatatan laporan riksa uji
 Pembuatan arti ijin
 pendistribusian dan pendokumentasian ijin pemakaian
 Penerbitan SK mutasi ijin pemakaian (karena mutasi – pesawat
uap berpindah)
 Pencatatan laporan riksa uji
 Pembuatan SK mutasi
 Pendistribusikan dan pendokumentasian SK mutasi
PROSEDUR RIKSA UJI PESAWAT UAP
 Prosedur Riksa Uji Tahap Pembuatan :
• Perusahaan pembuat  beritahu kadis tertulis Lampirkan :
- Berkas pengesahan gambar rencana pembuatan pesawat uap
- Copy SKP
- Dokumen teknik (material dan proses pembuatan)
• Kadis  Pengawas specialis pesawat uap & bejana
tekan (dengan SPT untuk melaksanakan pengawasan
pembuatan)
• Pengawas dari Dinas & Ahli K3  Vertifikasi terhadap :
- Dokumen teknis
- Objek teknisi
- Proses pekerjaan & pengujian
• Perusahaan pembuat  membuat :
- Data teknik (data umum)
- Data teknis
- Data reksa uji pada tahap pembuatan
• Pengawas atau Ahli  Buat laporan pengawasan
pembuatan
• Laporan perusahaan pembuat & laporan Pengawas atau Ahli 
Kadis dan pemerintah
 Prosedur Riksa Uji Tahap Perakitan atau pemasangan :
a. Perusahaan perakit atau pemasang  beritahu secara
tertulis kadis, lampirkan :
1. Berkas pengelasan, dokumen teknik (fondasi, pemipaan)
2. Copy SKP perusahaan dan juru las
3. Surat permohonan pemakaian dari calon pemakai
(bentuk 6)
b. Kadis  Pengawas specialis peswat uap & bejana tekan
dengan SPT untuk melakukan pengawasan
c. Pengawas dari Dinas  Melakukan kegiatan vertifikasi, riksa
unit atau bahan, riksa teknis menyeluruh, pengujian.
d. Pengawas atau Ahli K3  buat laporan riksa uji pertama
(pengawas dengan bentuk 9/9a)
e. Laporan  Kadis
PROSEDUR TAHAPAN PEMAKAIAN
(RIKSA BERKALA ATAU KHUSUS)
KADIS
•Terbitkan surat
pemberitahuan
rencana riksa 
pemakai
•SPT 
pengawas
specialis
pesawat uap &
bejana tekan
PENGAWAS
ATAU AHLI K3
• - Cek Dokumen
teknik
- Riksa kondisi
PU
- Pengujian
• Buat laporan
• Pengawas :
- Bentuk10
- catat pada
arti ijin
- Syarat-syarat
khusus
PEMAKAI
PESAAT UAP
•Siapkan
pesawat uap
•Siapkan AI
 Prosedur Riksa Uji Berkaitan Dengan Reparasi Dan Modifikasi :
• Pemakai : Sebelum reparasi, siapkan Pesawat Uap untuk
diadakan riksa uji oleh pengawas specialis
Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
• Perusahaan pelaksana reparasi :
-Siapkan dokumen teknis, sampaikan ke kadis Dokumen teknis
terdiri dari :
 Berkas pengesahan gambar rencana reparasi atau modifikasi
 Copy Arti ijin
 Copy SKP dan Setifikat juru las
• Kadis : Dokumen dan SPT disampaikan kepada pengawas specialis
Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Pengawas Specialis Pesawat Uap & Bejana Tekan :
-Riksa kondisi fisik pesawat uap
-Verifikasi dokumen teknik
-Riksa saat dan akhir revarasi atau modifikasi
-Pengujian
-Membuat laporan riksa uji
-Pencatatan pada Arti ijin
• Pengawas atau Ahli K3 : Setelah selesai melakukan riksa uji
wajib buat laporan
• Khusus Pengawas : Wajib melakukan pencatatan pada AI
 Prosedur Riksa Uji Berkaitan Dengan Pemasangan Karena Pemindahan
Pesawat Uap :
• Perusahaan pemasangan : Beritahu kadis dengan melampirkan
dokumen teknis terdiri dari :
Copy arti ijin
Copy SKP
Sertifikat material
• Calon Pemakai : Menyampaikan :
-bentuk 6
Kepada Kadis
-Arti ijin
• Kadis : Menyampaikan berkas dan SPT kepada pengawas specialis
pesawat uap dan bejan tekan
• Pengawas Specialis atau Ahli K3 : Berwenang melakukan :
 Vertifikasi dokumen teknik
 Riksa Uji menyeluruh pada saat dan akhir
pelaksanaan
 Pengujian
 Membuat laporan riksa uji
 Pencatatan pada Arti ijin
• Pengawas Specialis atau Ahli K3 :
-Setelah riksa uji, buat laporan
- Pengawas spesialis membuat laporan (bentuk 9 atau 9a)
sampaikan ke kasis dan pemerintah. Catat pada arti ijin
Ketentuan khusus pada riksa uji
• Riksa uji oleh ahli K3 (PJK3) :
Pada pembuatan (fabrikasi) dan pada pemasangan kembali
karena pemindahan pesawat uap  kadis menyerahkan dokumen
teknik kepada Ahli K3 yang bersangkutan.
• Kadis : Menerbitkan surat persetujuan riksa uji oleh Ahli K3
dengan permohonan dari PJK3
• Ahli K3 : Membuat laporan riksa uji dan dievalasi oleh pengawas
spesialis pesawat uap dan bejana tekan
• Perusahaan pembuat atau pemasang atau perakit atau pemakai
atau pelaksana revarasi atau modifikasi : Wajib menyiapkan dan
menyerahkan tenaga kerja dan peralatan untuk riksa uji kepada
pengawas atau Ahli K3
Prosedur Penerbitan Ijin Pemakai Pesawat Uap
 Ijin Pemakaian (baru) :
 Laporan riksa uji (Bentuk 9 atau 9a) dicatat pada register dan
diberi nomor.
 Dibuat buku Arti ijin pemakaian (Bentuk 1), data diambil dari
Bentuk 9, 9a dan lampirannya, ditandatangani oleh kadis, diparaf
oleh pengawas dan atasan langsung pengawas
 Buku AI pemakaian dicatat pada buku register arti ijin pemakaian,
diberi nomor.
 AI pemakaian asli  pamakai
Tindasan pertama  Dinas setempat
Tindasan kedua  pemerintah
 Pembuatan SK Mutasi :
 Laporan riksa uji (Bentuk 9 atau 9a) sehubungan pemasangan
kembali  catat pada register
 Pencatatan AI pemakaian  pada buku register baik dengan atau
tanpaperubahan nomor Arti ijin
 Pembuatan SK mutasi berkaitan dengan :
•Pergantian pemakai
•Perubahan tempat pemasangan
 SK mutasi asli dilampirkan Arti ijin  pemakai yang baru.
Tindasan pertama  Dinas setempat
Tindas kedua  pemerintah
Persyaratan Keselamatan Kerja dan Ketentuan
Teknis Pelaksanaan Kegiatan Riksa Uji Serta
Penerbitan Pemakaian Pesawat Uap
 Persyaratan Keselamatan Kerja  harus dipenuhi dan dipatuhi
ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan Riksa uji dan penerbitan
AI pemakaian  harus ditaati sesuai dengan Undang-Undang No.
1 Tahun 1970, Undang-Undang Uap 1930, Peraturan Uap 1930,
Peraturan Manaker No: Per.02/Men/1982 serta standar teknis
pendukungnya.
 Ketentuan-ketentuan dimaksud :
• Tentang kualitas konstruksi pesawat uap, pemipaan dan sarana
penunjangnya
• Ketentuan tentang kualitas dan kwantitas alat perlengkapan
atau pengaman
• Tentang kualifikasi perusahaan pembuat, perakit atau pemasang,
reparator, perawatan dan operator pesawat uap
• Ketentuan teknis riksa uji
• Ketentuan teknis pesawat uap yang tidak perlu ijin
• Ketentuan teknis yang berkaitan dengan dokumen teknis
pesawat uap
Pelaksanaan Dan Pengujian Serta
Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana
Tekan
 Bejana Tekan  Bejana tekan sebagaimana dimaksud
permenaker No : 01/Men/1982
Ketentuan khusus pada riksa uji bejana tekan :
Riksa uji oleh oleh Ahli K3 Spesialis pesawat uap dan bejana
tekan :
•Kadis Menyerahkan dokumen teknik kepada ahli K3
Terbitkan surat persetujuan Riksa Uji oleh Ahli K3
berdasarkan surat permohonan PJK3
•Ahli K3  Buat laporan, dievaluasi oleh pengawas spesialis
pesawat uap & Bejana tekan
Perusahaan pembuat atau pemasang atau perakit atau pemakai
atau pelaksana reparasi atau modifikasi
Menyiapkan dan menyerahkan Tenaga Kerja dan peralatan
yang diperlukan pengawas atau Ahli K3
 Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian bejana tekan :
 Laporan Riksa Uji Bejana Tekan  dicatat pada register dan
diberi nomor
 Buku ijin pemakaian Bejana Tekan  bentuk 45 dengan
lampirannya dan data diambil dari bentuk 45 A dan 45 B
 Pemakaian dicatat dan diberi nomor pada buku register
 Pengesahan pemakaian asli  pemakai
Tindasan pertama  Dinas
Tindasan kedua  Pemerintah
Pembuatan surat keputusam mutasi :
 Laporan Riksa Uji pemasangan kembali  dicatat dan diberi
nomor pada register
 Pencatatan pengesahan pemakaian Bejana Tekan dicatat
pada register baik dengan atau tanpa perubahan nomor
pengesahan
 Pembuatan SK mutasi
 SK mutasi asli dilampiri buku pengesahan pemakaian yang
telah dicatat pada register  pemakai baru
Tindasan pertama  Dinas
Tindasan kedua  Pemerintah
Persyaratan KK dan Ketentuan Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Riksa Uji Serta
Penertiban Pengesahan Pemakaian Bejana
Tekan
Harus mentaati ketentuan yang diatur dalam :
•Undang-Undang No : 1 Tahun 1970
•Permenaker No : Per.01/Men/1982
•Peraturan pelaksanaannya
•Standard teknis pendukung
Ketentuan-ketentuannya :
• Tentang kualitas konstruksi Bejana Tekan, pemipaan dan sarana
penunjang
• Tentangkualitas dan kuantitas alat perlengkapan atau pengaman
• Tentang kualifikasi perusahaan pembuat, perakit, pemasang,
reparator, perawatan dan operator Bejana Tekan
• Ketentuan teknis Riksa Uji
• Ketentuan Teknis Bejana tekan yang tidak perlu pengesahan
pemakaian
• Ketentuan teknis yang berkaitan dengan dokumen teknik Bejana
Tekan, pemipaan, sarana penunjang dan dokumen teknik Riksa
Uji dan pengesahan pemakaian.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Al Marson
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Al Marson
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxDangkosAja
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaAliHafid3
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Unsafe act and condition
Unsafe act and conditionUnsafe act and condition
Unsafe act and conditionJulita Anggrek
 

Was ist angesagt? (20)

K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
K3-Modul 4 : Tanggap Darurat
K3-Modul 4 : Tanggap DaruratK3-Modul 4 : Tanggap Darurat
K3-Modul 4 : Tanggap Darurat
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
Basic fire fighting
Basic fire fightingBasic fire fighting
Basic fire fighting
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
K3 mekanik
K3 mekanikK3 mekanik
K3 mekanik
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
Unsafe act and condition
Unsafe act and conditionUnsafe act and condition
Unsafe act and condition
 

Andere mochten auch

K3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi BangunganK3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi BangunganAl Marson
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Al Marson
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Amirul AmMu
 
Makalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapMakalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapDewi Izza
 
prinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikprinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikAl Marson
 
Prinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperPrinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperAl Marson
 
Etika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceEtika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceAl Marson
 
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015Gunawan Wicaksono
 
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dikri Purnama
 

Andere mochten auch (20)

Modul K3
Modul K3Modul K3
Modul K3
 
Dasar K3
Dasar K3Dasar K3
Dasar K3
 
K3
K3 K3
K3
 
modul K3
modul K3modul K3
modul K3
 
Audit SMK3
Audit SMK3Audit SMK3
Audit SMK3
 
K3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi BangunganK3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi Bangungan
 
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety ToonEbook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
 
safety (K3)
safety (K3)safety (K3)
safety (K3)
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )Instalasi ketel uap ( steam boiler )
Instalasi ketel uap ( steam boiler )
 
Makalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapMakalah Ketel Uap
Makalah Ketel Uap
 
Dasar- dasar K3
Dasar- dasar K3Dasar- dasar K3
Dasar- dasar K3
 
prinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikprinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tik
 
Prinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperPrinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar Proper
 
Materi K3
Materi K3 Materi K3
Materi K3
 
Etika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceEtika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e Commerce
 
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015
K3 Pengenalan di Forum SDM Bali - 2015
 
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
 

Ähnlich wie K3 PESAWAT UAP

bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxbahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxAhmadSyahruRamadhani
 
K3 UAP & BT_K3 K.pptx
K3 UAP & BT_K3 K.pptxK3 UAP & BT_K3 K.pptx
K3 UAP & BT_K3 K.pptxalam8313
 
gas medik dan vakum medik (3).pdf
gas medik dan vakum medik (3).pdfgas medik dan vakum medik (3).pdf
gas medik dan vakum medik (3).pdfDony Tri Laksono
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace distributor boiler
 
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptx
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptxMODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptx
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptxWido1Stw
 
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.ppt
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.pptfdokumen.com_alat2-penukar-panas.ppt
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.pptRifqiSufra
 
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...LuqmanIedhar
 
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxREFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxDoniDony
 
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdf
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdfcara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdf
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdfhaniffaisal6
 
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)Summary of powder metallurgy (asm vol.7)
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)Irfan Widiansyah
 
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTPengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTdatapucamadu
 
Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Asyraf Iqbal
 
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptDay 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptShinta376032
 

Ähnlich wie K3 PESAWAT UAP (20)

Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptxbahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
bahan bakar pada boiler, 9 Maret 2023.pptx
 
K3 UAP & BT_K3 K.pptx
K3 UAP & BT_K3 K.pptxK3 UAP & BT_K3 K.pptx
K3 UAP & BT_K3 K.pptx
 
gas medik dan vakum medik (3).pdf
gas medik dan vakum medik (3).pdfgas medik dan vakum medik (3).pdf
gas medik dan vakum medik (3).pdf
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace
 
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptx
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptxMODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptx
MODUL-1 PENGETAHUAN DASAR BOILER.pptx
 
1648 3067-1-sm
1648 3067-1-sm1648 3067-1-sm
1648 3067-1-sm
 
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.ppt
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.pptfdokumen.com_alat2-penukar-panas.ppt
fdokumen.com_alat2-penukar-panas.ppt
 
Boiler cfb
Boiler cfbBoiler cfb
Boiler cfb
 
K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap
 
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
PELATIHAN_TEKNISI_UJI_EMISI_BPUE_20220118_DASAR_TEKNIK_MESIN_R2&R4_-_PPDK_202...
 
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxREFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
 
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdf
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdfcara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdf
cara pengoperasi-boiler secara umum-ppt.pdf
 
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)Summary of powder metallurgy (asm vol.7)
Summary of powder metallurgy (asm vol.7)
 
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TTPengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja BT dan TT
 
Asme b31
Asme b31Asme b31
Asme b31
 
Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas
 
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.pptDay 3 MATERI PUBT 2017.ppt
Day 3 MATERI PUBT 2017.ppt
 
Ppt kimpalan
Ppt kimpalanPpt kimpalan
Ppt kimpalan
 
Asetilen
AsetilenAsetilen
Asetilen
 

Mehr von Al Marson

Install ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxInstall ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxAl Marson
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety ridingAl Marson
 
Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Al Marson
 
Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Al Marson
 
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Al Marson
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3Al Marson
 
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Al Marson
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Al Marson
 
Iplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASIplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASAl Marson
 
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASAl Marson
 
Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Al Marson
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaAl Marson
 
Pengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikPengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikAl Marson
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumAl Marson
 
Investigasi Kecelakaan
Investigasi KecelakaanInvestigasi Kecelakaan
Investigasi KecelakaanAl Marson
 

Mehr von Al Marson (17)

Install ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxInstall ODBC di Linux
Install ODBC di Linux
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety riding
 
Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001
 
K3
K3 K3
K3
 
Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014
 
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
 
e Commerce
e Commercee Commerce
e Commerce
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
 
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3
 
Iplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSASIplementasi ISO dan OHSAS
Iplementasi ISO dan OHSAS
 
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
 
Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
 
Pengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikPengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 Listrik
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
 
Investigasi Kecelakaan
Investigasi KecelakaanInvestigasi Kecelakaan
Investigasi Kecelakaan
 

Kürzlich hochgeladen

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 

K3 PESAWAT UAP

  • 1. PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
  • 2. PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN Latar Belakang • Penggunaan pesawat uap dan bejana tekan makin berkembang • bahaya penggunaan pesawat uap dan bejana tekan  peledakan • Kwalitas dan kwantitas pegawai pengawas specialis pesawat uap dan bejana tekan terbatas • Pengawasan terhadap pesawat uap dan bejana tekan belum optimal • Banyak pesawat uap dari LN • Penanganan bejana tekan atau botol baja tidak sesuai dengan syarat- syarat keselamatan kerja • Di tempat kerja berdasarkan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No:1 Tahun 1970 menggunakan pesawat uap dan bejana tekan • Potensi bahaya dari pengoperasian pesawat uap dan bejana tekan :  Semburan api  Air panas  Gas  Fluida
  • 3.  Uap panas  Debu  Suhu tinggi  Bahaya kejut listrik  Peningkatan tekanan  peledakan • Ditetapkan K3 : o Pesawat uap : stoon ordonantie 1930 dan stoon verordening 30 o Bejana tekan : Permenaker No : 1/Men/1982 • Konstruksi pesawat uap dan bejana tekan dilas juru las < permenaker No : 02/Men/1982 tentang klasifikasi juru las • Pengoperasian pesawat uap  permenaker No : 1/Men/ 1988 tentang klasifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap • Dalam penggunaan pesawat uap dan bejana tekan  cegah terjadi kecelakaan atau peledakan atau penyakit akibat kerja  peng - endalian, pembinaan dan pengawasan.
  • 4. PENGERTIAN Pengawasan pesawat uap dan bejana tekan : Serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan pegawai pengawas keselamatan kerja atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan ditempat kerja. PENGETAHUAN PESAWAT UAP • Otot manusia  tenaga binatang (kuda)  pendorong alam (angin)  tahun 1760 James Watt (Inggris) tenaga uap. • Katel uap  suatu pesawat dibuat untuk mengubah air yang ada didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan. • Air dipanaskan pada katel uap  air mendidih  uap  panas dan bertekanan • Peredaran air harus baik  air cepat panas dan merata, jangan terjadi ada air mati (air yang tidak turun beredar dalam katel uap)
  • 5. PENGENALAN KATEL UAP DAN BEJANA TEKAN SERTA PERALATAN-PERALATAN BANTUANNYA Istilah Ketel Uap Pesawat uap selain ketel uap Peralatan pesawat uap
  • 6. KETEL UAP HARUS MEMENUHI SYARAT : 1. Hemat pemakaian bahan bakar 2. Berat ketel uap dan pemakaian ruangan pada suatu hasil uap tertentu harus kecil 3. Paling sedikit memenuhi syarat dari DPNKK
  • 7. KETEL UAP DIBAGI BEBERAPA GOLONGAN : Menurut tempat penggunaan Ketel Uap DT Ketel Uap DB Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel uap Ketel uap tegak Ketel uap mendatar
  • 8. Menurut Konstruksi dan aliran panas Ketel uap tangki Ketel uap pakai boilleur Ketel uap dengan lorong api dan pipa- pipa api Ketel uap dengan satu/dua drum dan sejumlah pipa-pipa air Ketel uap combi
  • 9. Pesawat Uap Selain Ketel Uap : 1. Pemanas air 2. Pengering uap 3. Pesawat penguapan 4. Bejana uap Sumber Bahaya Pada Pesawat Uap: 1. Manometer  tidak berfungsi baik 2. Savety valve  tidak berfungsi baik 3. Gelas penduga  tidak berfungsi baik  Nozel-nozelnya / pipa- pipanya tersumbat 4. Air pengisi tidak memenuhi syarat 5. Boiler tidak dilakukan blow down 6. Pemanasan lebih 7. Pompa pengisi tidak berfungsi 8. Pembakaran tidak sempurna 9. Boiler tua  material tidak memenuhi syarat 10. Material terjadi perubahan tebal  terdapat karat / fiting-fiting 11. Diadakan inspeksi tidak teratur
  • 10. BEJANA TEKAN Bejana tekan  bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan udara luar, dipakai untuk menampung gas atau gas campuran termasuk udara baik dikempa menjadi cair atau dalam keadaan larut atau beku. Termasuk Bejana Tekan: • Bejana penampung • Bejana pengangkut • Instalasi atau pes. Pendingin • Reaktor  tangki tempat berlangsungnya proses/reaksi kimia dengan jalan bahan-bahan yang diperlukan dimasukan kedalamnya:  Dicampur  Dipanaskan  Didinginkan  Ditekan / Disuling
  • 11. ALAT PERLENGKAPAN DAN ALAT PENGAMAN PADA BEJANA TEKAN Alat Perlengkapan  • Pressure gauge • Level gauge • Themometer gauge Alat Pengaman  • Untuk membuang tekanan lebih  safety value Pelat Nama  • Bertulisan :  Nama pabrik pembuat  Tahun pembuatan  Tempat pembuatan  Nomor Serie  Tekanan kerja  Tekanan Uji  Waktu pengujian  Jenis bejana  Tanda-tanda pemeriksaan/pengujian
  • 12.  Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam :  Argon  Helium  Neon (Gas Mulia : N2, CO2  Gas mudah terbakar :  C2H2  H2  Butana  Propane  Gas menyengat :  Chlone  Sulfur dioksida  Gas pengoksid  Gas Campuran  CO  Gas Cair  Oksigen, Udara Tekan Gas Bertekanan Disimpan dalam bejana Pengelompokan
  • 13. DESAIN ATAU PERENCANAAN BEJANA TEKAN Pengertian: • Tekanan Desain • Tekanan kerja maximum • Tekanan kerja normal • Suhu kerja atau suhu operasi • Suhu Desain • Nilai tegangan tarik • Nilai teganngan maximum • Tebal pelat dinding bejana :  Tebal yang diperlukan  Tebal desain Tebal nominal • Efisiensi sambungan las • Nilai batas mulus bahan
  • 14. PEMILIHAN MATERIAL Pertimbangan : Kemungkinan korosi  Kegunaannya  Sifat mekanik  Sifat fisik kimia  Daya taham terhadap cuaca  Lingkungan  Panas  Biaya pembuatan / Pengadaan  Perawatan serta pemeliharaan  Ditunjukan untuk keperluan keselamatan pemakai BENTUK DAN KEDUDUKAN Dibedakan menurut bentuk badan maupun bentuk format (tutup). Dibedakan menurut letak sumbu yaitu :  Bejana silinrical  Bejana spherical  Bejana dengan tutup elip  Bejana dengan tutup torispeerical  Bejana dengan tutup hemispherical  Bejana dengan tutup semi elliptical  Bejana dengan tutup rata  Bejana dengan kedudukan horizontal  Bejana dnegan kedudukan vertical
  • 15. BAHAYA DAN AKIBAT YANG DAPAT DITIMBUL OLEH BEJANA TEKAN 1. Kebakaran Gas mudah terbakar dalam bejama bercampur dengan oksigen atau udara serta sumber panas  kebakaran / meledak 2. Keracunan Gas beracun terhirup melalui pernapasan 3. Pernapasan tercekik Gas tertentu dalam ruangan dapat mendesak oksigen 4. Peledakan Tekanan gas dalam bejana akan naik bila sumber panas dari luar atau dari dalam, bejana tak mampu menekan tekanan alat pengaman tidak bekerja. 5. Terkena cairan Gas bentuk cairan dengan suhu sangat dingin (-103°C sampai -268°C).
  • 16. BOTOL BAJA ATAU TABUNG GAS  Identitas dengan pewarna  Gas dapat menyebabkan tercekik  Abu-abu  Gas mudah terbakar/meledak  Merah Kecuali : Gas minyak cair/elpiji  biru dengan tanda merah sekeliling valve  Gas beracun  kuning tua  Gas yang dapat menyengat  kuning muda  Gas yang keperluan kesehatan  putih  Gas campuran  warna sesuai dengan jenis gas yang dicampur  Zat asam dan gas-gas lain  biru muda Catatan : lihat tabel pewarna botol baja/tabung gas, tetapi tidak berlaku untuk tabung gas aluminium.
  • 17. NO JENIS GAS WARNA KETERANGAN 1 Gas Oksigen Biru muda 2 Gas Oksigen untuk kesehatan Putih 3 Gas Nitrogen Abu-abu 4 Gas-gas mulia (Ar, Kr, Xr, Ne) Abu-abu 5 Gas Freon (Fluoro Carbon) Sesuai dengan jenis gasnya 6 Gas-gas beracun (misalnya Arsine Carbon Monoksida, Asam Fenol, dll) 7 Gas-gas yang menyengat (misalnya : Amoniak Chlor, Sulfur Dioksida, dll) Kuning Muda 8 Gas Hidrgen Merah 9 Gas hHidrokarbon Merah 10 Gas Karbondioksida Abu-abu 11 Gas-gas campuran Warna sesuai dengan warna jenis gas campuran
  • 18.  Identitas dengan huruf Pada bagian botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan  huruf balok warna hitam  Identitas dengan label • Label ditempel pada pundak botol • ukuran dan warna label disesuaikan dengan jenis, sifat dan potensi bahaya serta kapasitas gas • isi label tentang : jenis gas, symbol bahaya gas, peringatan tentang bahaya dan cara penanggulangannya.  Identitas dengan pelat nama/tanda slagletter • Botol baja yang tebal dindingnya <4mm dilarang dilakukan dengan slagletter.
  • 19. INSTALASI PIPA  Instalasi dengan pewarnaan NO PIPA JENIS FLUIDA/GAS WARNA - Air baku Biru Tua - Air Pendingin Hijau Muda - Air Minum Hijau tua - Air Process Hijau - Air pengisi boiler Hijau pita alumunium - Air limbah/buangan Hitam pita hijau - Air Hydrant Merah - Minyak ringan Hitam - Minyak berat Hitam 3 Uap - Uap/steam Perak/silver - Gas alam violet - Karbon dioksida Kuning tua - Hydrogen Merah - Chlorine Kuning - Oksigen Biru muda - Nitrogen Abu-abu - Argon Abu-abu - Udara tekan Biru - Udara panas Biru tua - Amoniak Kuning tua - Gas othesis Coklat - Asam sulfat Orange - Alumunium sulfat Orang berpita kuning biru - Asamphesphoric Pita kuning coklat - Larutan urea & carbonate Mass green/hijau - Asam fluosilisic Pita abu-abu - coklat - Larutan benfield pita fan - pink - Larutan caustic Pita kuning - hijau - Caustic soda Pink - Kapur Putih - Polimer Ungu 5 Bahan kimia Air1 Minyak2 4 Gas
  • 20.  Identitas dengan tanda Tanda-tanda sebagai berikut :  Nama fluida/gas yang mengalir didalam pipa  Besarnya tekanan pada fluida/gas  Arah aliran fluida/gas dengan tanda panah warna menyolok. RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN  Perencanaan  pembuatan  Pemasangan atau perakitan  modifikasi atau reparasi  pemeliharaan pesawat uap atau bejana tekan
  • 21. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DESAIN Desain konstruksi suatu type dan bentuk pesawat uap harus memenuhi prinsip-prinsip :  gambar konstruksi  skala cukup, dapat dibaca  Data ukuran bagian-bagian  tulis yang jelas  Gambar detail konstruksi sambungan  dapat di- katakan dengan jelas  Pembuatan  memenuhi prosedur dengan standar  Pelaksanaan pengujian pesawat uap  harus memenuhi prosedur.
  • 22. SPESIFIKASI BAHAN Bahan pesawat uap  memiliki sertifikasi bahan dengan data sebagai berikut :  Spesifikasi bahan  Nomor dan tanggal, bulan, tahun  Ukuran – ukuran  Hasil pengujian secara mekanis dan sifat-sifat bakar  Hasil analisa kimia  Pengesahan dari badan yang tidak memikat Diperlukan sertifikat bahan :  Pelat bahan Katel uap/bejana uap  Pelat Front  Pelat pipa  Pelat lorong api  Pelat penguat  Pipa-pipa api  Pipa – pipa air  Kawat las/elektroda las
  • 23. PENGGOLONGAN KETEL UAP A. Menurut tempat penggunaan : • Ketel uap DT • Ketel uap DB • Ketel uap Kapal B. Menurut bangunan letak sumbu silinder : • Ketel uap Tegak • Ketel uap mendatar C. Menurut type dan bentuk konstruksi dan aliran panas • Ketel uap tangki  Drum dengan lorong gas (ketel uap cornwall) • Ketel uap pakai Bouilleur (Ketel uap bouilleur) • Ketel uap dengan lorong api dan pipa-pipa api (ketel uap pipa api) • Ketel uap dilengkapi pipa-pipa air (ketel uap pipa air) • Ketel uap tang dilengkapi dengan pipa air dan pipa gas (ketel combi)
  • 24. METODE KONSTRUKSI • • Bahan untuk penyambungan  Elektroda las • Bahan yang akan disambungkan  Bahan induk PENEMPATAN KETEL UAP • Ruang Ketel uap  Bukan tempat kerja khusus, di dalamnya tidak pasti untuk bekerja. • Ketel uap  Ditempatkan pada ruang tersendiri, jarak dinding dengan ketel uap harus cukup. Pembuatan KU dengan metode Konstruksi pengelasan Dengan pengelingan
  • 26. Menurut cara operasi Operasi tertutup - Revolving Clossedvessee - Autolaves - Digesters - Distilling aparatus - Hardening Cylinders - Kiers - Rag and straw bailers - Rendering tanks - Stationary Melter and Driers - Vulcanicers and Devulcanicers Operasi keadaan terbuka - Open steam jacketed kettles - Open evaporating pans
  • 27. PERAWATAN KETEL UAP Usaha perawatan ketel uap yang perlu dilakukan : 1. Pembersihan sisi luar atau sisi api 2. Pembersihan sisi dalam atau sisi air 3. Pengolahan air pengisi ketel uap dengan 2 (dua) cara: a. External Treatments b. Internal Treatments 4. Revarasi Ketel uap • Dalam hal : • Penggantian pipa-pipa • Penggantian batang-batang tunjang • Penggantian atau penambalan lorong api • Penggantian peti api • Penambalan akibat belendungan karena retak • Langkah yang perlu diambil : • Mengajukan gambar rencana revarasi ke Disnaker  pengesahan • Sertifikat bahan • Sertifikat juru las
  • 28. PENGOPERASIAN PESAWAT UAP • Stv 1930  Pemakai harus mengusahakan agar pesawat uap dalam pemeliharaan yang baik Perlu diadakan : • Pendidikan Operator Ketel uap: o Operator ketel uap kelas I o Operator ketel uap kelas II • Pendidikan Juru las : o Juru las kelas I o Juru las kelas II o Juru las kelas III
  • 29. ALAT PERLENGKAPAN PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN Peralatan Bantu Ketel Uap : 1. Dua TP 2. Satu Manometer 3. Dua gelas pedoman air 4. Dua pompa pengisi air 5. Satu alat tanda bahaya 6. Satu keran penutup uap induk 7. Dua lemari katup kran penutup air pengisi 8. Kran penguras sebanyak yang diperlukan 9. Satu pelat nama Fungsinya ? Syarat untuk : • TP • Pedoman tekanan
  • 30. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN  Istilah : • Pesawat Uap • Pegawai pengawas • Ahli K3 • Dinas • Pemerintah  Ruang Lingkup : • Pokok kegiatan dan prosedure riksa dan uji atas pesawat uap termasuk pemipaan dan sarana penunjang serta alat-alat perlengkapannya pada tahap pembuatan. • Ketel cairan panas dan ketel vaper  sebagai ketel uap  berlaku ketentuan untuk ketel uap
  • 31. POKOK-POKOK KEGIATAN PELAKSANA RIKSA- UJI  Riksa uji pada tahap pembuatan (fabrikasi)  Verifikasi documen teknik  Riksa bahan material  Riksa pada saat dan pada akhir pembuatan  Pengujian  Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan unit.  Riksa uji tahap perakitan dan atau pemasaran  Vertifikasi data teknik  Riksa unit atau bahan  Riksa teknis secara menyeluruh pada saat dan akhir pelaksanaan  Pengujian  Pencatatan pada buku akte ijin pemakaian  Riksa uji pada tahap pemakaian (berkala dan khusus)  Pencatatan documen teknik  Riksa kondisi fisik, alat-alat perlengkapan dan sarana penunjang  Pengujian-pengujian  Pencatatan pada buku akte ijin pemakaian  Pembuatan laporan riksa uji (berkala dan khusus)
  • 32. Riksa uji berkaitan dengan revarasi atau modifkasi  Riksa kondisi fisik  Verifikasi dokumen  Riksa uji pada saat dan akhir pelaksanaan  Pengujian  Pembuatan laporan riksa uji  Pencatatan pada buku arti ijin Riksa uji berkaitan dengan pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap  Verifikasi dokumen  Riksa menyeluruh  Pengujian  Pembuatan laporan riksa uji  Pencatatan pada buku arti ijin Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian Penerbitan ijin pemakaian (baru)  Pencatatan laporan riksa uji  Pembuatan arti ijin  pendistribusian dan pendokumentasian ijin pemakaian  Penerbitan SK mutasi ijin pemakaian (karena mutasi – pesawat uap berpindah)  Pencatatan laporan riksa uji  Pembuatan SK mutasi  Pendistribusikan dan pendokumentasian SK mutasi
  • 33. PROSEDUR RIKSA UJI PESAWAT UAP  Prosedur Riksa Uji Tahap Pembuatan : • Perusahaan pembuat  beritahu kadis tertulis Lampirkan : - Berkas pengesahan gambar rencana pembuatan pesawat uap - Copy SKP - Dokumen teknik (material dan proses pembuatan) • Kadis  Pengawas specialis pesawat uap & bejana tekan (dengan SPT untuk melaksanakan pengawasan pembuatan) • Pengawas dari Dinas & Ahli K3  Vertifikasi terhadap : - Dokumen teknis - Objek teknisi - Proses pekerjaan & pengujian • Perusahaan pembuat  membuat : - Data teknik (data umum) - Data teknis - Data reksa uji pada tahap pembuatan • Pengawas atau Ahli  Buat laporan pengawasan pembuatan • Laporan perusahaan pembuat & laporan Pengawas atau Ahli  Kadis dan pemerintah
  • 34.  Prosedur Riksa Uji Tahap Perakitan atau pemasangan : a. Perusahaan perakit atau pemasang  beritahu secara tertulis kadis, lampirkan : 1. Berkas pengelasan, dokumen teknik (fondasi, pemipaan) 2. Copy SKP perusahaan dan juru las 3. Surat permohonan pemakaian dari calon pemakai (bentuk 6) b. Kadis  Pengawas specialis peswat uap & bejana tekan dengan SPT untuk melakukan pengawasan c. Pengawas dari Dinas  Melakukan kegiatan vertifikasi, riksa unit atau bahan, riksa teknis menyeluruh, pengujian. d. Pengawas atau Ahli K3  buat laporan riksa uji pertama (pengawas dengan bentuk 9/9a) e. Laporan  Kadis
  • 35. PROSEDUR TAHAPAN PEMAKAIAN (RIKSA BERKALA ATAU KHUSUS) KADIS •Terbitkan surat pemberitahuan rencana riksa  pemakai •SPT  pengawas specialis pesawat uap & bejana tekan PENGAWAS ATAU AHLI K3 • - Cek Dokumen teknik - Riksa kondisi PU - Pengujian • Buat laporan • Pengawas : - Bentuk10 - catat pada arti ijin - Syarat-syarat khusus PEMAKAI PESAAT UAP •Siapkan pesawat uap •Siapkan AI
  • 36.  Prosedur Riksa Uji Berkaitan Dengan Reparasi Dan Modifikasi : • Pemakai : Sebelum reparasi, siapkan Pesawat Uap untuk diadakan riksa uji oleh pengawas specialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan. • Perusahaan pelaksana reparasi : -Siapkan dokumen teknis, sampaikan ke kadis Dokumen teknis terdiri dari :  Berkas pengesahan gambar rencana reparasi atau modifikasi  Copy Arti ijin  Copy SKP dan Setifikat juru las • Kadis : Dokumen dan SPT disampaikan kepada pengawas specialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan • Pengawas Specialis Pesawat Uap & Bejana Tekan : -Riksa kondisi fisik pesawat uap -Verifikasi dokumen teknik -Riksa saat dan akhir revarasi atau modifikasi -Pengujian -Membuat laporan riksa uji -Pencatatan pada Arti ijin • Pengawas atau Ahli K3 : Setelah selesai melakukan riksa uji wajib buat laporan • Khusus Pengawas : Wajib melakukan pencatatan pada AI
  • 37.  Prosedur Riksa Uji Berkaitan Dengan Pemasangan Karena Pemindahan Pesawat Uap : • Perusahaan pemasangan : Beritahu kadis dengan melampirkan dokumen teknis terdiri dari : Copy arti ijin Copy SKP Sertifikat material • Calon Pemakai : Menyampaikan : -bentuk 6 Kepada Kadis -Arti ijin • Kadis : Menyampaikan berkas dan SPT kepada pengawas specialis pesawat uap dan bejan tekan • Pengawas Specialis atau Ahli K3 : Berwenang melakukan :  Vertifikasi dokumen teknik  Riksa Uji menyeluruh pada saat dan akhir pelaksanaan  Pengujian  Membuat laporan riksa uji  Pencatatan pada Arti ijin • Pengawas Specialis atau Ahli K3 : -Setelah riksa uji, buat laporan - Pengawas spesialis membuat laporan (bentuk 9 atau 9a) sampaikan ke kasis dan pemerintah. Catat pada arti ijin
  • 38. Ketentuan khusus pada riksa uji • Riksa uji oleh ahli K3 (PJK3) : Pada pembuatan (fabrikasi) dan pada pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap  kadis menyerahkan dokumen teknik kepada Ahli K3 yang bersangkutan. • Kadis : Menerbitkan surat persetujuan riksa uji oleh Ahli K3 dengan permohonan dari PJK3 • Ahli K3 : Membuat laporan riksa uji dan dievalasi oleh pengawas spesialis pesawat uap dan bejana tekan • Perusahaan pembuat atau pemasang atau perakit atau pemakai atau pelaksana revarasi atau modifikasi : Wajib menyiapkan dan menyerahkan tenaga kerja dan peralatan untuk riksa uji kepada pengawas atau Ahli K3
  • 39. Prosedur Penerbitan Ijin Pemakai Pesawat Uap  Ijin Pemakaian (baru) :  Laporan riksa uji (Bentuk 9 atau 9a) dicatat pada register dan diberi nomor.  Dibuat buku Arti ijin pemakaian (Bentuk 1), data diambil dari Bentuk 9, 9a dan lampirannya, ditandatangani oleh kadis, diparaf oleh pengawas dan atasan langsung pengawas  Buku AI pemakaian dicatat pada buku register arti ijin pemakaian, diberi nomor.  AI pemakaian asli  pamakai Tindasan pertama  Dinas setempat Tindasan kedua  pemerintah  Pembuatan SK Mutasi :  Laporan riksa uji (Bentuk 9 atau 9a) sehubungan pemasangan kembali  catat pada register  Pencatatan AI pemakaian  pada buku register baik dengan atau tanpaperubahan nomor Arti ijin  Pembuatan SK mutasi berkaitan dengan : •Pergantian pemakai •Perubahan tempat pemasangan  SK mutasi asli dilampirkan Arti ijin  pemakai yang baru. Tindasan pertama  Dinas setempat Tindas kedua  pemerintah
  • 40. Persyaratan Keselamatan Kerja dan Ketentuan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Riksa Uji Serta Penerbitan Pemakaian Pesawat Uap  Persyaratan Keselamatan Kerja  harus dipenuhi dan dipatuhi ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan Riksa uji dan penerbitan AI pemakaian  harus ditaati sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, Undang-Undang Uap 1930, Peraturan Uap 1930, Peraturan Manaker No: Per.02/Men/1982 serta standar teknis pendukungnya.  Ketentuan-ketentuan dimaksud : • Tentang kualitas konstruksi pesawat uap, pemipaan dan sarana penunjangnya • Ketentuan tentang kualitas dan kwantitas alat perlengkapan atau pengaman • Tentang kualifikasi perusahaan pembuat, perakit atau pemasang, reparator, perawatan dan operator pesawat uap • Ketentuan teknis riksa uji • Ketentuan teknis pesawat uap yang tidak perlu ijin • Ketentuan teknis yang berkaitan dengan dokumen teknis pesawat uap
  • 41. Pelaksanaan Dan Pengujian Serta Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan  Bejana Tekan  Bejana tekan sebagaimana dimaksud permenaker No : 01/Men/1982 Ketentuan khusus pada riksa uji bejana tekan : Riksa uji oleh oleh Ahli K3 Spesialis pesawat uap dan bejana tekan : •Kadis Menyerahkan dokumen teknik kepada ahli K3 Terbitkan surat persetujuan Riksa Uji oleh Ahli K3 berdasarkan surat permohonan PJK3 •Ahli K3  Buat laporan, dievaluasi oleh pengawas spesialis pesawat uap & Bejana tekan Perusahaan pembuat atau pemasang atau perakit atau pemakai atau pelaksana reparasi atau modifikasi Menyiapkan dan menyerahkan Tenaga Kerja dan peralatan yang diperlukan pengawas atau Ahli K3
  • 42.  Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian bejana tekan :  Laporan Riksa Uji Bejana Tekan  dicatat pada register dan diberi nomor  Buku ijin pemakaian Bejana Tekan  bentuk 45 dengan lampirannya dan data diambil dari bentuk 45 A dan 45 B  Pemakaian dicatat dan diberi nomor pada buku register  Pengesahan pemakaian asli  pemakai Tindasan pertama  Dinas Tindasan kedua  Pemerintah Pembuatan surat keputusam mutasi :  Laporan Riksa Uji pemasangan kembali  dicatat dan diberi nomor pada register  Pencatatan pengesahan pemakaian Bejana Tekan dicatat pada register baik dengan atau tanpa perubahan nomor pengesahan  Pembuatan SK mutasi  SK mutasi asli dilampiri buku pengesahan pemakaian yang telah dicatat pada register  pemakai baru Tindasan pertama  Dinas Tindasan kedua  Pemerintah
  • 43. Persyaratan KK dan Ketentuan Teknis Pelaksanaan Kegiatan Riksa Uji Serta Penertiban Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan Harus mentaati ketentuan yang diatur dalam : •Undang-Undang No : 1 Tahun 1970 •Permenaker No : Per.01/Men/1982 •Peraturan pelaksanaannya •Standard teknis pendukung Ketentuan-ketentuannya : • Tentang kualitas konstruksi Bejana Tekan, pemipaan dan sarana penunjang • Tentangkualitas dan kuantitas alat perlengkapan atau pengaman • Tentang kualifikasi perusahaan pembuat, perakit, pemasang, reparator, perawatan dan operator Bejana Tekan • Ketentuan teknis Riksa Uji • Ketentuan Teknis Bejana tekan yang tidak perlu pengesahan pemakaian • Ketentuan teknis yang berkaitan dengan dokumen teknik Bejana Tekan, pemipaan, sarana penunjang dan dokumen teknik Riksa Uji dan pengesahan pemakaian.