SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Perilaku Abnormal
Pada Anak dan
Remaja
Kelompok 4
 Harika Falasifa
 Ragil Nur Rachmah
 Agung Faisal
 Vinny Sekar B R
 Iqbal Harahap
Perilaku Normal dan Abnormal pada
masa kanak-kanak dan remaja
 Untuk menentukan apa yang normal dan
abnormal pada anak-anak dan remaja, kami
mempertimbangkan, sengaai tambahan dari
kriteria yang telah dijelaskan di BAB I., usia
anak, dan latar belakang budaya.
 Keyakinan tentang budaya apa yang normal dan abnormal
 Keyakinan-keyakinan budaya membantu
menentukan apakah orang-orang melihat perilaku
tertentu sebagai normal atau abnormal.
 Definisi normalitas amat bergantung pada
bagaimana tingkah laku anak dipandang dari
kacamata orang tua pada budaya tertentu. Budaya-
budaya dapat bervariasi berkenaan dengan tipe-
tipe perilaku yang diklasifikasikan sebagai tidak
dapat diterima atau abnormal, demikain juga titik
batas untuk melabel perilaku anak sebagai
menyimpang atau tidak diterima secara sosial.
Terapi yang sensitif terhadap
budaya
 Penelitian memperlihatkan bahwa terapi-
terapi yang sensitif terhadap budaya yaitu
secara khusus disesuaikan dengan latar
belakang budaya dan kebutuhan-kebutuhan
anak dari berbagai kelompok budaya, adalah
penting dalam menciptakan hubugan
terapeutik yang efektif dengan anak-anak.
 Contohnya cerita rakyat Puerto riko dabn
cuentos yang dilakukan oleh Constantino dan
koleganya.
Prevalensi dari masalah-masalah Kesehatan
Mental pada Anak-anak dan Remaja
 Masalah kesehatan mental anak dan remaja di US yaitu 1
dari 10 anak menderita gangguan mental yang cukup
parah yang akan mengganggu perkembangan mereka.
Gangguan Perkembangan
Pervasif
 Gangguan perkembangan pervasif yaitu gangguan
perkembangan yang dicirikan oleh hendaya yang
signifikan pada perilaku dan fungsi di berbagai area
perkembangan.
 Tipe mayor dari gangguan perkembanga pervasi f adalah
gangguan autistik (autisme).
 Gangguan asperger, bentuk yang lebih ringan dari
gangguan perkembangan pervasif. Yang ditunjukkan
dengan adanya defisit pada interaksi sosial dan perilaku
stereotip tetapi tanpa disertai keterlambatan yang
signifikan pada aspek bahasa dan kognitif.
 Tipe gangguan perkembangan pervasif yang jarang
muncul adalah gangguan Rett. Gangguan
perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya
abnormalitas fisik, perilaku, motorik, dan kognitif yang
dimulai setelah beberapa bulan perkembangan normal.
 Gangguan disintegratif masa kanak-kanak yitu gangguan
perkembangan pervasif yang melibatkan hilangnya
keterampilan-keterampilan yang pernah dikuasai dan
fungsi abnormal setelah satu perode perkembangan
normal pada dua tahun pertama kehidupan.
Autisme adalah salah satu gangguan terparah di masa kanak-
kanak. Autisme bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup.
Gangguan yang lebih banyak terjadi pada anak-anak laki-laki mulai
tampak pada anak usia 18-30 bulan.
Ciri-ciri autisme
Hendaya interaksi sosial
Hendaya komunikasi
Pola perilaku yang terbatas, repetitif dan stereotip
Perspektif Teoritis
Penyebab autisme belum diketahui, tapi diduga
berhubungan dengan abnormalitas otak.
Anak-anak autistic tampaknya mengalami
kesulitan untuk mengintegrasikan informasi dari
berbagai indra, pada waktu-waktu tertentu mereka
tampak terlalu sensitive terhadap ransangan. Pada
waktu lainnya mereka menjadi amat tidak sensitive.
Para ahli menduga bahwa penyebab yang
mendasar autism dapat berasal dari kerusakan gen
atau pengaruh racun terhadap bayi dalam
kandungan.
Penanganan
Autism belum dapat disembuhkan, penelitian
selama tiga puluh tahun mendukung pentingnya
program penanganan perilaku yang intensif yang
menerapkan prinsip-prinsip belajar.
Pendekatan perilaku didasarkan pada metode
operant conditioning dimana reward dan
punishment secara sistematis diaplikasikan untuk
meningkatkan kemampuan anak memperhatikan
orang lain, bermain dengan anak lain,
mengembangkan keterampilan akademik dan
menghilangkan perilaku self multilative.
Retardasi Mental
Retardasi mental yaitu keterlambatan secara umum pada
perkembangan intelektual dan kemampuan-kemampuan
adaktif.
Banyak anak dengan retardasi mental menjadi lebih baik,
terutama bila mereka mendapat dukungan, bimbingan dan
kesempatan pendidikan yang besar.
Penyabab Retardasi Mental
Retardasi mental dapat disebabkan oleh aspek biologis,
psikososial atau kombinasi keduanya.
Penyebab biologis mencakup gangguan kromosom dan
genetis, penyakit infeksi, dan penggunaan pada saat ibu
mengandung.
Sindrom Down
Sindrom down kondisi yang disebabkan oleh
adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21
dan ditandai dengan retardasi mental serta
anomaly fisik yang beragam.
Ciri-ciri fisiknya seperti wajah bulat, lebar,
hidung datar dan adanya lipatan kecil yang
mengarah kebawah pada kulit dibawah ujung
mata yang memberikan kesan sipit.
Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X bentuk retardasi mental yang
dirwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen
pada kromosom X. efek dari sindrom fragile X
berkisar antara gangguan belajar ringan sampai
retardasi parah yang bisa menyebabkan
gangguan bicara dan fungsi yang berat.
Factor-faktor prenatal
Beberapa kasus retardasi
mental disebabakan oleh
infeksi atau penyalagunaan
obat selama ibu
mengandung.
Obat-obatan yang
digunakan ibu selama
kehamilan dapat
mempengaruhi bayi melalui
plasenta.
Sebagian dapat
menyebabkan cacat fisik dan
retardasi mentalyan parah.
Penyebab-Penyebab
Budaya-Keluarga
Factor-faktor psikososial,
seperti lingkungan rumah
atau social yang miskin, yaitu
yang tidak memberikan
stimulasi intelektual,
penelantaran atau kekerasan
dari orang tua, dapat
menjadi penyebab atau
memberi kontribusi dalam
perkembangan retardasi
mental pada anak-anak ini.
Intervensi
Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak, sebagian
bergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi.
Anak-anak dan orang dewasa dengan retardasi mental
mungkin membutuhkan konseling psikologi untuk
membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan
dimasayarakat.
Teknik-teknik penanganan perilaku lainnya mencakup
pelatihan keterampilan social, yang memfokuskan pada
peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan secara
efektif dengan orang lain, dan pelatihan pengololaan amarah
untuk membantu individu mengembakan cara-cara yang
lebih efektif dalam mengatasi konflik tanpa bertindak
agresif.
Gangguan Belajar
 Gangguan belajar defisiensi pada kemampuan
belajar spesifik dalam konteks intelegensi normal
dan adanya kesempatan untuk belajar.
 Dileksia istilah dari bahasa yunani dys-, artinya buruk
dan lexikon, artinya “dalam kata-kata”. Disleksia
mungkin merupakan gangguan yang paling umum
dari gangguan belajar (learning disorder)
(Shaywitz,1998). Gangguan belajar defisiensi pada
kemampuan belajar spesifik dalam konteks
intelegensi normal dan adanya kesempatan untuk
belajar.
Tipe-tipe Gangguan belajar
 Tipe gangguan belajar mencakup ada tiga :
1) Gangguan Matematika menggambarkan anak-anak
dengan kekurangan kemampuan aritmatika.
2) Gangguan Menulis mengacu pada anak-anak
keterbatasan kemampuan menulis.
3) Gangguan Membaca –dislesia- mengacu pada anak-
anak yang memiliki perkembangan keterampilan
yang buruk mengenali kata-kata dan memahami
bacaan.
 Prespektif Teoritis
 Banyak penelitian di bidang gangguan belajar berfokus pada
disleksia. Walau tidak satu pun dapat mengatakan secara pasti
apa yang menyebabkan disleksia, bukti-bukti mengarah pada
defisit yang mendasari bagaimana otak memproses informasi
visual dan auditori( missal azar, 2000b; Miller-Medzon, 2000;
Murrray, 2000a).
 Intervensi
 Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya
menggunakan prespektif berikut (lyon& Moats, 1998):
 Model Psikoedukasi
 Modal Behavioral
 Model medis
 Model neuropsikologis
 Model Kognitif.
 Ganguan Komunikasi
 Meliputi kesulitan-kesulitan dalam
pemahaman atau penggunaan bahasa.
Kategori-kategori gangguan komunikasi
adalah gangguan ekspresif, gangguan bahasa
campuran reseptifflekspresif, gangguan
fonologis dan gagap.
 Gangguan Pemusatan perhatian dan perilaku
bermasalah
 Gangguan Attention Deficit Hyperactivity
 Gangguan attention deficit hyperactivity (attention
deficit hyperactivity disorder/ADHD). Anak
memperlihatkan impulsivitas, tidak adanya perhatian,
dan hyperaktivitas yang tidak dianggap sesuai
perkembangan mereka.
 ADHD dibagi menjadi 3 subtipe: tipe perdominan
tidak adanya perhatian, tipe perdominan
hyperaktif/impulsif dan tipe kombinasi ditandai oleh
tidak adanya perhatian dan hiperaktivitas
impulsivitas tingkat tinggi(APA, 2000)
Penanganan ADHD
 Obat-obat stimulan seperti Ritalin, Cylers,
dan stimulan jangka panjang memiliki efek
paradoksial yaitu menenangkan dan
meningkatkan rentang perhatian anak-anak
juga mengurangi impulsivitas, overeaktivitas,
serta perilaku menganggu dan agresif anak
ADHD.
 Efek samping : kehilangan nafsu makan,
indomnia, termasuk dapat memperlambat
perkembangan fisik.
Gangguan Tingkah Laku
 Gangguan psikologis pada anak-anak dan
remaja yang ditandai oleh perilaku
bermasalah dan.antisosial.
 Biasanya bersifat kronis dan dapt melibatkan
sejumlah trait (tidak berperasaan, dan
berhubungan dengan orang lain tanpa emosi)
Gangguan Sikap Menentang
 Gangguan psikologis pada masa kanak-kanak
dan remaja yang ditandai oleh sikap
menentang yang berlebihan atau
kecenderungan menolak permintaan dari
orang tua atau orang lain secara berlebihan.
 Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia
8 tahun dan berkembang secara bertahap
selama beberapa bulan atau tahun. Biasanya
bermula dilingk ungan rumah tetapi dapat
meluas pada lingkungan lain seperti sekolah.
perspektif Teoritis mengenai
ODD dan CD
 Faktor penyebab ODD belum diketahui.
 Teoritikus psikodinamika melihat ODD sebagai
tanda dari fiksasi pada masa anal perkembangan
psikoseksual, ketika konflik di antara orang tua
dan anak mungkin muncul pada toilet training.
 Teoritikus belajar melihat perilaku menentang
muncul akibat penggunaan strategi
reinforcement yang tidak tepat dari orang tua.
 Faktor keluarga juga berperan dalam
perkembangan CD.
Penanganan CD
 Studi menunjukan bahwa Ritalin efektif untuk
mengurangi perilaku antisosial pada anak-
anak dan remaja dengan CD.
 Psikoterapi tradisional secara umum tidak
menunjukan manfaat dalam membantu anak
untuk mengubah perilaku mereka.
 Menempatkan anak-anak CD dalam program
penanganan residentian yang merupakan
aturan eksplisit dan reward yang jelas justru
lenih menjanjikan.
Kecemasan dan Depresi
 Kecemasan dan ketakutan merupakan ciri
mormal pada masa kanak-kank,.seperti
halnya pada orang dewasa. Kecemasan
diaggap tidak normal bila berlebihan dan
menghambat fungsi akademik dan sosial.
 menderita gangguan kecemasan sosial
selama masa remaja atau dewasa awal akan
meningkatkan kemungkinan untuk
berkembangnya gangguan depresi
dikemudian hari.
Gangguan Kecemasan akan
Perpisahan
 Gangguan pada anak-anak yang ditandai
oleh ketakutan yang berlebihan akan
perpisahan dari orangtua atau pengasuh
lainnya.
 Anak-anak dengan gangguan ini cenderung
terikat pada orang tua dan mengikuti kemana
pun mereka berada.
Gangguan pada anak-anak yang ditandai oleh ketakutan yang
berlebihan akan perpisahannya dari orang tua atau pengasuh lainnya.
•Gangguan kecemasan akan perpisahan didiagnosis jika kecemasan
akan kecemasan itu persisten dan berlebihan atau tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
•Anak-anak dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua.
•Anak-anak ini dapat mengemukakan kecemasannya.
•Ciri lain gangguan ini mencakup mimpi buruk, sakit perut, mual dan
muntah, ketika mengantisispasi perpisahan memohon agar orang tua
tidak pergi, atau temper tentrum bila orang tua akan pergi
• kecemasan dan ketakutan pada masa kecil, seperti
yang terjadi pada orang dewasa, melambangkan koflik-
konflik yan tidak disadari.
• Teoretikus kognitif memfokusksan pada peran bias-bias
kognitif, yang mendasari reaksi kecemasan.
• anak-anak yang sangat cemas menunjukkan bias-bias
kognitif dalam menolah informasi
• Depresi pada anak-anak dan remaja sering ditandai
dengan episode kesedihan dan menangis, sulit tidur,
kurang nafsu makan. Mereka juga memiliki pikiran
untuk bunuh diri.
• Anak-anak yang berusia dibawah 7 tahun biasanya
perkembangan kognitifnya masih lemah. Tidak
mampu mengenali perasaan internal mereka.
Sehingga sulit mengidentifikasi depresi a
 Sekitar 3 dari 4 anak yang mengalami depresi pada
rentang usia 8 hingga 13 tahun akan mengalaminya
lagi di masa depan.
 Secara keseluruhan, depresi masa kanak-kanak
meningkatkan kesempatan anak untuk
mengembangkan gangguan psikologis lain paling
tidak dalam 20 bagian
Korelasi dan Penanganan Depresi pada Masa
Kanak-Kanak dan Remaja
Perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal
berikut :
1.Mengharapkan yang terburuk (pesimis)
2.Membesar-besarkan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif
3.Mengasumsikan tanggung jawab pribadi untuk hasil negatif,
walaupun tidak beralasan
4.Secara selektif hanya memperhatikan aspek-aspek negatif dari
berbagai kejadian
Penanganan yang tepat untuk masalah ini adalah terapi kognitif
behavioral. Karena melibatkan model keterampilan coping dimana
anak dan remaja memperoleh pelatihan keterampilan sosial untuk
memperoleh reinforcement sosial. Dan juga mencakup pelatihan
keterampilan pemecahan masalah dan mengubah gaya berpikir
depresi.
Bunuh diri pada Anak-anak dan
RemajaBeberapa faktor yang diasosiasikan dengan peningkatan resiko
bunuh diri diantara anak-anak dan remaja, yaitu :
1.Gender
2.Usia
3.Geografi
4.Ras
5.Depresi dan keputusasaan
6.Perilaku bunuh diri sebelumnya
7.Masalah keluarga
8.Kejadian yang menimbulkan stres
9.Penyalahgunaan obat
10.Penularan sosial
Gangguan Eliminasi
• Enuresis
Adalah kegagalan untuk mengontrol buang air
kecil setelah seseorang mencapai usia “normal”
untuk mampu melakukan kontrol.
 Diperkirakan mempengaruhi 7% anak laki-laki
dan 3% anak perempuan berusia 5 tahun Enuresis
dapat terjadi selama tidur malam saja, selama
anak terjaga saja atau keduanya.
• Perspektif teoritis
Penjelasan psikodinamika mengemukakan bahwa
enuresis dapat merepresentasikan ekspresi
kemarahan terhadap orang tua karena pelatihan
BAK dan BAB yang keras
• Penanganan
Metode-metode behavioral terbukti membantu bila
enuresis bertahan atau menyebabkan stres tinggi
pada orang tua atau anak. Metode tersebut
mengondisikan anak untuk bangun bila kandung
kemih mereka penuh
 Enkropesis
Adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan buang
air besar yang bukan disebabkan oleh masalah
organik.
 Sering terjadi pada siang hari dibandingkan
malam hari.
 Sering nampak setelah pemberian hukuman
berat terhadap satu “kecelakaan” atau lebih,
terutama pada anak yang telah sangat stres atau
cemas
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxParadigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxArifTriSetyanto
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAsafutri nurhidayah
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerelmakrufi
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie kliendihastinee
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&millerPretty A
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanFATHATUL FIKRIYAH
 
Psikologi Positif By Nadzifa E Syawalia
Psikologi Positif By Nadzifa E SyawaliaPsikologi Positif By Nadzifa E Syawalia
Psikologi Positif By Nadzifa E SyawaliaTumbuhBareng
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikBiopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 

What's hot (20)

MAKALAH PSIKOMETRI.pdf
MAKALAH PSIKOMETRI.pdfMAKALAH PSIKOMETRI.pdf
MAKALAH PSIKOMETRI.pdf
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan egoMekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego
 
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptxParadigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
Paradigma Psikopatologi (Mental Ilness).pptx
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
 
Psikologi Positif By Nadzifa E Syawalia
Psikologi Positif By Nadzifa E SyawaliaPsikologi Positif By Nadzifa E Syawalia
Psikologi Positif By Nadzifa E Syawalia
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikBiopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 

Viewers also liked

12. gangguan belajar
12. gangguan belajar12. gangguan belajar
12. gangguan belajarfikri asyura
 
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMA
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMAPower Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMA
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMAbelliza21
 
Sukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaSukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaHusnul Khatimah
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaJoni Iswanto
 
Home health nursing visit
Home health nursing visitHome health nursing visit
Home health nursing visitCarrie Lewis
 
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remajafikri asyura
 
Home visit rcfpt handout
Home visit rcfpt handoutHome visit rcfpt handout
Home visit rcfpt handoutDaoo Pattrapon
 
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.Lita Amalia
 
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primerUpaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primerAzimatul Karimah
 
Hypno parenting
Hypno parentingHypno parenting
Hypno parentingnufir2203
 
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaPendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaBagus Utomo
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahMawar Defi Anggraini
 
Peran oratu dan guru
Peran oratu dan guruPeran oratu dan guru
Peran oratu dan guruBlpt Thomas
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatfikri asyura
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anakAde Rifai Kolot
 

Viewers also liked (20)

Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.Pb 7. prilaku abnormal.
Pb 7. prilaku abnormal.
 
12. gangguan belajar
12. gangguan belajar12. gangguan belajar
12. gangguan belajar
 
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMA
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMAPower Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMA
Power Point Program Konseling Karir SD, SMP, SMA
 
Sukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tuaSukses menjadi orang tua
Sukses menjadi orang tua
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwa
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Home health nursing visit
Home health nursing visitHome health nursing visit
Home health nursing visit
 
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja
 
Home visit rcfpt handout
Home visit rcfpt handoutHome visit rcfpt handout
Home visit rcfpt handout
 
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
 
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.
Lita amalia makalah (rangkuman awal akhir) pak ade.
 
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primerUpaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
 
Hypno parenting
Hypno parentingHypno parenting
Hypno parenting
 
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaPendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
 
Neurosa
NeurosaNeurosa
Neurosa
 
Peran oratu dan guru
Peran oratu dan guruPeran oratu dan guru
Peran oratu dan guru
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
 
Autisme power point
Autisme power pointAutisme power point
Autisme power point
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
 

Similar to Perilaku Abnormal Anak dan Remaja

PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDPEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDf1081221041
 
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptxPPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptxssusera1de1d
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdnAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdnnaon9
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmnaon9
 
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Mas Tri Sragen
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanAntary Yuniar Widi
 
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewMegat Panji Alam
 
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajadadadony
 
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...Ratih Aini
 
Autisme
AutismeAutisme
AutismeAzhary
 
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxKlp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxssuserd0b473
 
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORGANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORHERZYA ELVANNY
 

Similar to Perilaku Abnormal Anak dan Remaja (20)

Lp rm
Lp rmLp rm
Lp rm
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SDPEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
PEMBELAJARAN ANAK AUTISM DAN ANAK ADHD SD
 
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptxPPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
 
Pdd nos-ppt
Pdd nos-pptPdd nos-ppt
Pdd nos-ppt
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdnAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
 
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasan
 
Retardasi mental
Retardasi mentalRetardasi mental
Retardasi mental
 
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
 
Autisme.ppt
Autisme.pptAutisme.ppt
Autisme.ppt
 
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remaja
 
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI PERMAINAN SOSIALISASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU ...
 
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxKlp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
 
1. anak non normatif 2012 baru
1. anak non normatif 2012 baru1. anak non normatif 2012 baru
1. anak non normatif 2012 baru
 
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORGANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
 
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

Perilaku Abnormal Anak dan Remaja

  • 2. Kelompok 4  Harika Falasifa  Ragil Nur Rachmah  Agung Faisal  Vinny Sekar B R  Iqbal Harahap
  • 3. Perilaku Normal dan Abnormal pada masa kanak-kanak dan remaja  Untuk menentukan apa yang normal dan abnormal pada anak-anak dan remaja, kami mempertimbangkan, sengaai tambahan dari kriteria yang telah dijelaskan di BAB I., usia anak, dan latar belakang budaya.
  • 4.  Keyakinan tentang budaya apa yang normal dan abnormal  Keyakinan-keyakinan budaya membantu menentukan apakah orang-orang melihat perilaku tertentu sebagai normal atau abnormal.  Definisi normalitas amat bergantung pada bagaimana tingkah laku anak dipandang dari kacamata orang tua pada budaya tertentu. Budaya- budaya dapat bervariasi berkenaan dengan tipe- tipe perilaku yang diklasifikasikan sebagai tidak dapat diterima atau abnormal, demikain juga titik batas untuk melabel perilaku anak sebagai menyimpang atau tidak diterima secara sosial.
  • 5. Terapi yang sensitif terhadap budaya  Penelitian memperlihatkan bahwa terapi- terapi yang sensitif terhadap budaya yaitu secara khusus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan kebutuhan-kebutuhan anak dari berbagai kelompok budaya, adalah penting dalam menciptakan hubugan terapeutik yang efektif dengan anak-anak.  Contohnya cerita rakyat Puerto riko dabn cuentos yang dilakukan oleh Constantino dan koleganya.
  • 6. Prevalensi dari masalah-masalah Kesehatan Mental pada Anak-anak dan Remaja  Masalah kesehatan mental anak dan remaja di US yaitu 1 dari 10 anak menderita gangguan mental yang cukup parah yang akan mengganggu perkembangan mereka.
  • 7. Gangguan Perkembangan Pervasif  Gangguan perkembangan pervasif yaitu gangguan perkembangan yang dicirikan oleh hendaya yang signifikan pada perilaku dan fungsi di berbagai area perkembangan.  Tipe mayor dari gangguan perkembanga pervasi f adalah gangguan autistik (autisme).  Gangguan asperger, bentuk yang lebih ringan dari gangguan perkembangan pervasif. Yang ditunjukkan dengan adanya defisit pada interaksi sosial dan perilaku stereotip tetapi tanpa disertai keterlambatan yang signifikan pada aspek bahasa dan kognitif.
  • 8.  Tipe gangguan perkembangan pervasif yang jarang muncul adalah gangguan Rett. Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya abnormalitas fisik, perilaku, motorik, dan kognitif yang dimulai setelah beberapa bulan perkembangan normal.  Gangguan disintegratif masa kanak-kanak yitu gangguan perkembangan pervasif yang melibatkan hilangnya keterampilan-keterampilan yang pernah dikuasai dan fungsi abnormal setelah satu perode perkembangan normal pada dua tahun pertama kehidupan.
  • 9. Autisme adalah salah satu gangguan terparah di masa kanak- kanak. Autisme bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup. Gangguan yang lebih banyak terjadi pada anak-anak laki-laki mulai tampak pada anak usia 18-30 bulan. Ciri-ciri autisme Hendaya interaksi sosial Hendaya komunikasi Pola perilaku yang terbatas, repetitif dan stereotip
  • 10. Perspektif Teoritis Penyebab autisme belum diketahui, tapi diduga berhubungan dengan abnormalitas otak. Anak-anak autistic tampaknya mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai indra, pada waktu-waktu tertentu mereka tampak terlalu sensitive terhadap ransangan. Pada waktu lainnya mereka menjadi amat tidak sensitive. Para ahli menduga bahwa penyebab yang mendasar autism dapat berasal dari kerusakan gen atau pengaruh racun terhadap bayi dalam kandungan.
  • 11. Penanganan Autism belum dapat disembuhkan, penelitian selama tiga puluh tahun mendukung pentingnya program penanganan perilaku yang intensif yang menerapkan prinsip-prinsip belajar. Pendekatan perilaku didasarkan pada metode operant conditioning dimana reward dan punishment secara sistematis diaplikasikan untuk meningkatkan kemampuan anak memperhatikan orang lain, bermain dengan anak lain, mengembangkan keterampilan akademik dan menghilangkan perilaku self multilative.
  • 12. Retardasi Mental Retardasi mental yaitu keterlambatan secara umum pada perkembangan intelektual dan kemampuan-kemampuan adaktif. Banyak anak dengan retardasi mental menjadi lebih baik, terutama bila mereka mendapat dukungan, bimbingan dan kesempatan pendidikan yang besar. Penyabab Retardasi Mental Retardasi mental dapat disebabkan oleh aspek biologis, psikososial atau kombinasi keduanya. Penyebab biologis mencakup gangguan kromosom dan genetis, penyakit infeksi, dan penggunaan pada saat ibu mengandung.
  • 13. Sindrom Down Sindrom down kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21 dan ditandai dengan retardasi mental serta anomaly fisik yang beragam. Ciri-ciri fisiknya seperti wajah bulat, lebar, hidung datar dan adanya lipatan kecil yang mengarah kebawah pada kulit dibawah ujung mata yang memberikan kesan sipit.
  • 14. Sindrom Fragile X Sindrom fragile X bentuk retardasi mental yang dirwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X. efek dari sindrom fragile X berkisar antara gangguan belajar ringan sampai retardasi parah yang bisa menyebabkan gangguan bicara dan fungsi yang berat.
  • 15. Factor-faktor prenatal Beberapa kasus retardasi mental disebabakan oleh infeksi atau penyalagunaan obat selama ibu mengandung. Obat-obatan yang digunakan ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi bayi melalui plasenta. Sebagian dapat menyebabkan cacat fisik dan retardasi mentalyan parah. Penyebab-Penyebab Budaya-Keluarga Factor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau social yang miskin, yaitu yang tidak memberikan stimulasi intelektual, penelantaran atau kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak ini.
  • 16. Intervensi Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak, sebagian bergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi. Anak-anak dan orang dewasa dengan retardasi mental mungkin membutuhkan konseling psikologi untuk membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan dimasayarakat. Teknik-teknik penanganan perilaku lainnya mencakup pelatihan keterampilan social, yang memfokuskan pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, dan pelatihan pengololaan amarah untuk membantu individu mengembakan cara-cara yang lebih efektif dalam mengatasi konflik tanpa bertindak agresif.
  • 17. Gangguan Belajar  Gangguan belajar defisiensi pada kemampuan belajar spesifik dalam konteks intelegensi normal dan adanya kesempatan untuk belajar.  Dileksia istilah dari bahasa yunani dys-, artinya buruk dan lexikon, artinya “dalam kata-kata”. Disleksia mungkin merupakan gangguan yang paling umum dari gangguan belajar (learning disorder) (Shaywitz,1998). Gangguan belajar defisiensi pada kemampuan belajar spesifik dalam konteks intelegensi normal dan adanya kesempatan untuk belajar.
  • 18. Tipe-tipe Gangguan belajar  Tipe gangguan belajar mencakup ada tiga : 1) Gangguan Matematika menggambarkan anak-anak dengan kekurangan kemampuan aritmatika. 2) Gangguan Menulis mengacu pada anak-anak keterbatasan kemampuan menulis. 3) Gangguan Membaca –dislesia- mengacu pada anak- anak yang memiliki perkembangan keterampilan yang buruk mengenali kata-kata dan memahami bacaan.
  • 19.  Prespektif Teoritis  Banyak penelitian di bidang gangguan belajar berfokus pada disleksia. Walau tidak satu pun dapat mengatakan secara pasti apa yang menyebabkan disleksia, bukti-bukti mengarah pada defisit yang mendasari bagaimana otak memproses informasi visual dan auditori( missal azar, 2000b; Miller-Medzon, 2000; Murrray, 2000a).  Intervensi  Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan prespektif berikut (lyon& Moats, 1998):  Model Psikoedukasi  Modal Behavioral  Model medis  Model neuropsikologis  Model Kognitif.
  • 20.  Ganguan Komunikasi  Meliputi kesulitan-kesulitan dalam pemahaman atau penggunaan bahasa. Kategori-kategori gangguan komunikasi adalah gangguan ekspresif, gangguan bahasa campuran reseptifflekspresif, gangguan fonologis dan gagap.
  • 21.  Gangguan Pemusatan perhatian dan perilaku bermasalah  Gangguan Attention Deficit Hyperactivity  Gangguan attention deficit hyperactivity (attention deficit hyperactivity disorder/ADHD). Anak memperlihatkan impulsivitas, tidak adanya perhatian, dan hyperaktivitas yang tidak dianggap sesuai perkembangan mereka.  ADHD dibagi menjadi 3 subtipe: tipe perdominan tidak adanya perhatian, tipe perdominan hyperaktif/impulsif dan tipe kombinasi ditandai oleh tidak adanya perhatian dan hiperaktivitas impulsivitas tingkat tinggi(APA, 2000)
  • 22. Penanganan ADHD  Obat-obat stimulan seperti Ritalin, Cylers, dan stimulan jangka panjang memiliki efek paradoksial yaitu menenangkan dan meningkatkan rentang perhatian anak-anak juga mengurangi impulsivitas, overeaktivitas, serta perilaku menganggu dan agresif anak ADHD.  Efek samping : kehilangan nafsu makan, indomnia, termasuk dapat memperlambat perkembangan fisik.
  • 23. Gangguan Tingkah Laku  Gangguan psikologis pada anak-anak dan remaja yang ditandai oleh perilaku bermasalah dan.antisosial.  Biasanya bersifat kronis dan dapt melibatkan sejumlah trait (tidak berperasaan, dan berhubungan dengan orang lain tanpa emosi)
  • 24. Gangguan Sikap Menentang  Gangguan psikologis pada masa kanak-kanak dan remaja yang ditandai oleh sikap menentang yang berlebihan atau kecenderungan menolak permintaan dari orang tua atau orang lain secara berlebihan.  Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia 8 tahun dan berkembang secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun. Biasanya bermula dilingk ungan rumah tetapi dapat meluas pada lingkungan lain seperti sekolah.
  • 25. perspektif Teoritis mengenai ODD dan CD  Faktor penyebab ODD belum diketahui.  Teoritikus psikodinamika melihat ODD sebagai tanda dari fiksasi pada masa anal perkembangan psikoseksual, ketika konflik di antara orang tua dan anak mungkin muncul pada toilet training.  Teoritikus belajar melihat perilaku menentang muncul akibat penggunaan strategi reinforcement yang tidak tepat dari orang tua.  Faktor keluarga juga berperan dalam perkembangan CD.
  • 26. Penanganan CD  Studi menunjukan bahwa Ritalin efektif untuk mengurangi perilaku antisosial pada anak- anak dan remaja dengan CD.  Psikoterapi tradisional secara umum tidak menunjukan manfaat dalam membantu anak untuk mengubah perilaku mereka.  Menempatkan anak-anak CD dalam program penanganan residentian yang merupakan aturan eksplisit dan reward yang jelas justru lenih menjanjikan.
  • 27. Kecemasan dan Depresi  Kecemasan dan ketakutan merupakan ciri mormal pada masa kanak-kank,.seperti halnya pada orang dewasa. Kecemasan diaggap tidak normal bila berlebihan dan menghambat fungsi akademik dan sosial.  menderita gangguan kecemasan sosial selama masa remaja atau dewasa awal akan meningkatkan kemungkinan untuk berkembangnya gangguan depresi dikemudian hari.
  • 28. Gangguan Kecemasan akan Perpisahan  Gangguan pada anak-anak yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan akan perpisahan dari orangtua atau pengasuh lainnya.  Anak-anak dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua dan mengikuti kemana pun mereka berada.
  • 29. Gangguan pada anak-anak yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan akan perpisahannya dari orang tua atau pengasuh lainnya. •Gangguan kecemasan akan perpisahan didiagnosis jika kecemasan akan kecemasan itu persisten dan berlebihan atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak •Anak-anak dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua. •Anak-anak ini dapat mengemukakan kecemasannya. •Ciri lain gangguan ini mencakup mimpi buruk, sakit perut, mual dan muntah, ketika mengantisispasi perpisahan memohon agar orang tua tidak pergi, atau temper tentrum bila orang tua akan pergi
  • 30. • kecemasan dan ketakutan pada masa kecil, seperti yang terjadi pada orang dewasa, melambangkan koflik- konflik yan tidak disadari. • Teoretikus kognitif memfokusksan pada peran bias-bias kognitif, yang mendasari reaksi kecemasan. • anak-anak yang sangat cemas menunjukkan bias-bias kognitif dalam menolah informasi
  • 31. • Depresi pada anak-anak dan remaja sering ditandai dengan episode kesedihan dan menangis, sulit tidur, kurang nafsu makan. Mereka juga memiliki pikiran untuk bunuh diri. • Anak-anak yang berusia dibawah 7 tahun biasanya perkembangan kognitifnya masih lemah. Tidak mampu mengenali perasaan internal mereka. Sehingga sulit mengidentifikasi depresi a
  • 32.  Sekitar 3 dari 4 anak yang mengalami depresi pada rentang usia 8 hingga 13 tahun akan mengalaminya lagi di masa depan.  Secara keseluruhan, depresi masa kanak-kanak meningkatkan kesempatan anak untuk mengembangkan gangguan psikologis lain paling tidak dalam 20 bagian
  • 33. Korelasi dan Penanganan Depresi pada Masa Kanak-Kanak dan Remaja Perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal berikut : 1.Mengharapkan yang terburuk (pesimis) 2.Membesar-besarkan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif 3.Mengasumsikan tanggung jawab pribadi untuk hasil negatif, walaupun tidak beralasan 4.Secara selektif hanya memperhatikan aspek-aspek negatif dari berbagai kejadian Penanganan yang tepat untuk masalah ini adalah terapi kognitif behavioral. Karena melibatkan model keterampilan coping dimana anak dan remaja memperoleh pelatihan keterampilan sosial untuk memperoleh reinforcement sosial. Dan juga mencakup pelatihan keterampilan pemecahan masalah dan mengubah gaya berpikir depresi.
  • 34. Bunuh diri pada Anak-anak dan RemajaBeberapa faktor yang diasosiasikan dengan peningkatan resiko bunuh diri diantara anak-anak dan remaja, yaitu : 1.Gender 2.Usia 3.Geografi 4.Ras 5.Depresi dan keputusasaan 6.Perilaku bunuh diri sebelumnya 7.Masalah keluarga 8.Kejadian yang menimbulkan stres 9.Penyalahgunaan obat 10.Penularan sosial
  • 35. Gangguan Eliminasi • Enuresis Adalah kegagalan untuk mengontrol buang air kecil setelah seseorang mencapai usia “normal” untuk mampu melakukan kontrol.  Diperkirakan mempengaruhi 7% anak laki-laki dan 3% anak perempuan berusia 5 tahun Enuresis dapat terjadi selama tidur malam saja, selama anak terjaga saja atau keduanya.
  • 36. • Perspektif teoritis Penjelasan psikodinamika mengemukakan bahwa enuresis dapat merepresentasikan ekspresi kemarahan terhadap orang tua karena pelatihan BAK dan BAB yang keras • Penanganan Metode-metode behavioral terbukti membantu bila enuresis bertahan atau menyebabkan stres tinggi pada orang tua atau anak. Metode tersebut mengondisikan anak untuk bangun bila kandung kemih mereka penuh
  • 37.  Enkropesis Adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan buang air besar yang bukan disebabkan oleh masalah organik.  Sering terjadi pada siang hari dibandingkan malam hari.  Sering nampak setelah pemberian hukuman berat terhadap satu “kecelakaan” atau lebih, terutama pada anak yang telah sangat stres atau cemas