2. Kelompok 4
Harika Falasifa
Ragil Nur Rachmah
Agung Faisal
Vinny Sekar B R
Iqbal Harahap
3. Perilaku Normal dan Abnormal pada
masa kanak-kanak dan remaja
Untuk menentukan apa yang normal dan
abnormal pada anak-anak dan remaja, kami
mempertimbangkan, sengaai tambahan dari
kriteria yang telah dijelaskan di BAB I., usia
anak, dan latar belakang budaya.
4. Keyakinan tentang budaya apa yang normal dan abnormal
Keyakinan-keyakinan budaya membantu
menentukan apakah orang-orang melihat perilaku
tertentu sebagai normal atau abnormal.
Definisi normalitas amat bergantung pada
bagaimana tingkah laku anak dipandang dari
kacamata orang tua pada budaya tertentu. Budaya-
budaya dapat bervariasi berkenaan dengan tipe-
tipe perilaku yang diklasifikasikan sebagai tidak
dapat diterima atau abnormal, demikain juga titik
batas untuk melabel perilaku anak sebagai
menyimpang atau tidak diterima secara sosial.
5. Terapi yang sensitif terhadap
budaya
Penelitian memperlihatkan bahwa terapi-
terapi yang sensitif terhadap budaya yaitu
secara khusus disesuaikan dengan latar
belakang budaya dan kebutuhan-kebutuhan
anak dari berbagai kelompok budaya, adalah
penting dalam menciptakan hubugan
terapeutik yang efektif dengan anak-anak.
Contohnya cerita rakyat Puerto riko dabn
cuentos yang dilakukan oleh Constantino dan
koleganya.
6. Prevalensi dari masalah-masalah Kesehatan
Mental pada Anak-anak dan Remaja
Masalah kesehatan mental anak dan remaja di US yaitu 1
dari 10 anak menderita gangguan mental yang cukup
parah yang akan mengganggu perkembangan mereka.
7. Gangguan Perkembangan
Pervasif
Gangguan perkembangan pervasif yaitu gangguan
perkembangan yang dicirikan oleh hendaya yang
signifikan pada perilaku dan fungsi di berbagai area
perkembangan.
Tipe mayor dari gangguan perkembanga pervasi f adalah
gangguan autistik (autisme).
Gangguan asperger, bentuk yang lebih ringan dari
gangguan perkembangan pervasif. Yang ditunjukkan
dengan adanya defisit pada interaksi sosial dan perilaku
stereotip tetapi tanpa disertai keterlambatan yang
signifikan pada aspek bahasa dan kognitif.
8. Tipe gangguan perkembangan pervasif yang jarang
muncul adalah gangguan Rett. Gangguan
perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya
abnormalitas fisik, perilaku, motorik, dan kognitif yang
dimulai setelah beberapa bulan perkembangan normal.
Gangguan disintegratif masa kanak-kanak yitu gangguan
perkembangan pervasif yang melibatkan hilangnya
keterampilan-keterampilan yang pernah dikuasai dan
fungsi abnormal setelah satu perode perkembangan
normal pada dua tahun pertama kehidupan.
9. Autisme adalah salah satu gangguan terparah di masa kanak-
kanak. Autisme bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup.
Gangguan yang lebih banyak terjadi pada anak-anak laki-laki mulai
tampak pada anak usia 18-30 bulan.
Ciri-ciri autisme
Hendaya interaksi sosial
Hendaya komunikasi
Pola perilaku yang terbatas, repetitif dan stereotip
10. Perspektif Teoritis
Penyebab autisme belum diketahui, tapi diduga
berhubungan dengan abnormalitas otak.
Anak-anak autistic tampaknya mengalami
kesulitan untuk mengintegrasikan informasi dari
berbagai indra, pada waktu-waktu tertentu mereka
tampak terlalu sensitive terhadap ransangan. Pada
waktu lainnya mereka menjadi amat tidak sensitive.
Para ahli menduga bahwa penyebab yang
mendasar autism dapat berasal dari kerusakan gen
atau pengaruh racun terhadap bayi dalam
kandungan.
11. Penanganan
Autism belum dapat disembuhkan, penelitian
selama tiga puluh tahun mendukung pentingnya
program penanganan perilaku yang intensif yang
menerapkan prinsip-prinsip belajar.
Pendekatan perilaku didasarkan pada metode
operant conditioning dimana reward dan
punishment secara sistematis diaplikasikan untuk
meningkatkan kemampuan anak memperhatikan
orang lain, bermain dengan anak lain,
mengembangkan keterampilan akademik dan
menghilangkan perilaku self multilative.
12. Retardasi Mental
Retardasi mental yaitu keterlambatan secara umum pada
perkembangan intelektual dan kemampuan-kemampuan
adaktif.
Banyak anak dengan retardasi mental menjadi lebih baik,
terutama bila mereka mendapat dukungan, bimbingan dan
kesempatan pendidikan yang besar.
Penyabab Retardasi Mental
Retardasi mental dapat disebabkan oleh aspek biologis,
psikososial atau kombinasi keduanya.
Penyebab biologis mencakup gangguan kromosom dan
genetis, penyakit infeksi, dan penggunaan pada saat ibu
mengandung.
13. Sindrom Down
Sindrom down kondisi yang disebabkan oleh
adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21
dan ditandai dengan retardasi mental serta
anomaly fisik yang beragam.
Ciri-ciri fisiknya seperti wajah bulat, lebar,
hidung datar dan adanya lipatan kecil yang
mengarah kebawah pada kulit dibawah ujung
mata yang memberikan kesan sipit.
14. Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X bentuk retardasi mental yang
dirwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen
pada kromosom X. efek dari sindrom fragile X
berkisar antara gangguan belajar ringan sampai
retardasi parah yang bisa menyebabkan
gangguan bicara dan fungsi yang berat.
15. Factor-faktor prenatal
Beberapa kasus retardasi
mental disebabakan oleh
infeksi atau penyalagunaan
obat selama ibu
mengandung.
Obat-obatan yang
digunakan ibu selama
kehamilan dapat
mempengaruhi bayi melalui
plasenta.
Sebagian dapat
menyebabkan cacat fisik dan
retardasi mentalyan parah.
Penyebab-Penyebab
Budaya-Keluarga
Factor-faktor psikososial,
seperti lingkungan rumah
atau social yang miskin, yaitu
yang tidak memberikan
stimulasi intelektual,
penelantaran atau kekerasan
dari orang tua, dapat
menjadi penyebab atau
memberi kontribusi dalam
perkembangan retardasi
mental pada anak-anak ini.
16. Intervensi
Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak, sebagian
bergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi.
Anak-anak dan orang dewasa dengan retardasi mental
mungkin membutuhkan konseling psikologi untuk
membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan
dimasayarakat.
Teknik-teknik penanganan perilaku lainnya mencakup
pelatihan keterampilan social, yang memfokuskan pada
peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan secara
efektif dengan orang lain, dan pelatihan pengololaan amarah
untuk membantu individu mengembakan cara-cara yang
lebih efektif dalam mengatasi konflik tanpa bertindak
agresif.
17. Gangguan Belajar
Gangguan belajar defisiensi pada kemampuan
belajar spesifik dalam konteks intelegensi normal
dan adanya kesempatan untuk belajar.
Dileksia istilah dari bahasa yunani dys-, artinya buruk
dan lexikon, artinya “dalam kata-kata”. Disleksia
mungkin merupakan gangguan yang paling umum
dari gangguan belajar (learning disorder)
(Shaywitz,1998). Gangguan belajar defisiensi pada
kemampuan belajar spesifik dalam konteks
intelegensi normal dan adanya kesempatan untuk
belajar.
18. Tipe-tipe Gangguan belajar
Tipe gangguan belajar mencakup ada tiga :
1) Gangguan Matematika menggambarkan anak-anak
dengan kekurangan kemampuan aritmatika.
2) Gangguan Menulis mengacu pada anak-anak
keterbatasan kemampuan menulis.
3) Gangguan Membaca –dislesia- mengacu pada anak-
anak yang memiliki perkembangan keterampilan
yang buruk mengenali kata-kata dan memahami
bacaan.
19. Prespektif Teoritis
Banyak penelitian di bidang gangguan belajar berfokus pada
disleksia. Walau tidak satu pun dapat mengatakan secara pasti
apa yang menyebabkan disleksia, bukti-bukti mengarah pada
defisit yang mendasari bagaimana otak memproses informasi
visual dan auditori( missal azar, 2000b; Miller-Medzon, 2000;
Murrray, 2000a).
Intervensi
Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya
menggunakan prespektif berikut (lyon& Moats, 1998):
Model Psikoedukasi
Modal Behavioral
Model medis
Model neuropsikologis
Model Kognitif.
20. Ganguan Komunikasi
Meliputi kesulitan-kesulitan dalam
pemahaman atau penggunaan bahasa.
Kategori-kategori gangguan komunikasi
adalah gangguan ekspresif, gangguan bahasa
campuran reseptifflekspresif, gangguan
fonologis dan gagap.
21. Gangguan Pemusatan perhatian dan perilaku
bermasalah
Gangguan Attention Deficit Hyperactivity
Gangguan attention deficit hyperactivity (attention
deficit hyperactivity disorder/ADHD). Anak
memperlihatkan impulsivitas, tidak adanya perhatian,
dan hyperaktivitas yang tidak dianggap sesuai
perkembangan mereka.
ADHD dibagi menjadi 3 subtipe: tipe perdominan
tidak adanya perhatian, tipe perdominan
hyperaktif/impulsif dan tipe kombinasi ditandai oleh
tidak adanya perhatian dan hiperaktivitas
impulsivitas tingkat tinggi(APA, 2000)
22. Penanganan ADHD
Obat-obat stimulan seperti Ritalin, Cylers,
dan stimulan jangka panjang memiliki efek
paradoksial yaitu menenangkan dan
meningkatkan rentang perhatian anak-anak
juga mengurangi impulsivitas, overeaktivitas,
serta perilaku menganggu dan agresif anak
ADHD.
Efek samping : kehilangan nafsu makan,
indomnia, termasuk dapat memperlambat
perkembangan fisik.
23. Gangguan Tingkah Laku
Gangguan psikologis pada anak-anak dan
remaja yang ditandai oleh perilaku
bermasalah dan.antisosial.
Biasanya bersifat kronis dan dapt melibatkan
sejumlah trait (tidak berperasaan, dan
berhubungan dengan orang lain tanpa emosi)
24. Gangguan Sikap Menentang
Gangguan psikologis pada masa kanak-kanak
dan remaja yang ditandai oleh sikap
menentang yang berlebihan atau
kecenderungan menolak permintaan dari
orang tua atau orang lain secara berlebihan.
Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia
8 tahun dan berkembang secara bertahap
selama beberapa bulan atau tahun. Biasanya
bermula dilingk ungan rumah tetapi dapat
meluas pada lingkungan lain seperti sekolah.
25. perspektif Teoritis mengenai
ODD dan CD
Faktor penyebab ODD belum diketahui.
Teoritikus psikodinamika melihat ODD sebagai
tanda dari fiksasi pada masa anal perkembangan
psikoseksual, ketika konflik di antara orang tua
dan anak mungkin muncul pada toilet training.
Teoritikus belajar melihat perilaku menentang
muncul akibat penggunaan strategi
reinforcement yang tidak tepat dari orang tua.
Faktor keluarga juga berperan dalam
perkembangan CD.
26. Penanganan CD
Studi menunjukan bahwa Ritalin efektif untuk
mengurangi perilaku antisosial pada anak-
anak dan remaja dengan CD.
Psikoterapi tradisional secara umum tidak
menunjukan manfaat dalam membantu anak
untuk mengubah perilaku mereka.
Menempatkan anak-anak CD dalam program
penanganan residentian yang merupakan
aturan eksplisit dan reward yang jelas justru
lenih menjanjikan.
27. Kecemasan dan Depresi
Kecemasan dan ketakutan merupakan ciri
mormal pada masa kanak-kank,.seperti
halnya pada orang dewasa. Kecemasan
diaggap tidak normal bila berlebihan dan
menghambat fungsi akademik dan sosial.
menderita gangguan kecemasan sosial
selama masa remaja atau dewasa awal akan
meningkatkan kemungkinan untuk
berkembangnya gangguan depresi
dikemudian hari.
28. Gangguan Kecemasan akan
Perpisahan
Gangguan pada anak-anak yang ditandai
oleh ketakutan yang berlebihan akan
perpisahan dari orangtua atau pengasuh
lainnya.
Anak-anak dengan gangguan ini cenderung
terikat pada orang tua dan mengikuti kemana
pun mereka berada.
29. Gangguan pada anak-anak yang ditandai oleh ketakutan yang
berlebihan akan perpisahannya dari orang tua atau pengasuh lainnya.
•Gangguan kecemasan akan perpisahan didiagnosis jika kecemasan
akan kecemasan itu persisten dan berlebihan atau tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
•Anak-anak dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua.
•Anak-anak ini dapat mengemukakan kecemasannya.
•Ciri lain gangguan ini mencakup mimpi buruk, sakit perut, mual dan
muntah, ketika mengantisispasi perpisahan memohon agar orang tua
tidak pergi, atau temper tentrum bila orang tua akan pergi
30. • kecemasan dan ketakutan pada masa kecil, seperti
yang terjadi pada orang dewasa, melambangkan koflik-
konflik yan tidak disadari.
• Teoretikus kognitif memfokusksan pada peran bias-bias
kognitif, yang mendasari reaksi kecemasan.
• anak-anak yang sangat cemas menunjukkan bias-bias
kognitif dalam menolah informasi
31. • Depresi pada anak-anak dan remaja sering ditandai
dengan episode kesedihan dan menangis, sulit tidur,
kurang nafsu makan. Mereka juga memiliki pikiran
untuk bunuh diri.
• Anak-anak yang berusia dibawah 7 tahun biasanya
perkembangan kognitifnya masih lemah. Tidak
mampu mengenali perasaan internal mereka.
Sehingga sulit mengidentifikasi depresi a
32. Sekitar 3 dari 4 anak yang mengalami depresi pada
rentang usia 8 hingga 13 tahun akan mengalaminya
lagi di masa depan.
Secara keseluruhan, depresi masa kanak-kanak
meningkatkan kesempatan anak untuk
mengembangkan gangguan psikologis lain paling
tidak dalam 20 bagian
33. Korelasi dan Penanganan Depresi pada Masa
Kanak-Kanak dan Remaja
Perubahan kognisi pada anak-anak yang depresi meliputi hal-hal
berikut :
1.Mengharapkan yang terburuk (pesimis)
2.Membesar-besarkan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif
3.Mengasumsikan tanggung jawab pribadi untuk hasil negatif,
walaupun tidak beralasan
4.Secara selektif hanya memperhatikan aspek-aspek negatif dari
berbagai kejadian
Penanganan yang tepat untuk masalah ini adalah terapi kognitif
behavioral. Karena melibatkan model keterampilan coping dimana
anak dan remaja memperoleh pelatihan keterampilan sosial untuk
memperoleh reinforcement sosial. Dan juga mencakup pelatihan
keterampilan pemecahan masalah dan mengubah gaya berpikir
depresi.
34. Bunuh diri pada Anak-anak dan
RemajaBeberapa faktor yang diasosiasikan dengan peningkatan resiko
bunuh diri diantara anak-anak dan remaja, yaitu :
1.Gender
2.Usia
3.Geografi
4.Ras
5.Depresi dan keputusasaan
6.Perilaku bunuh diri sebelumnya
7.Masalah keluarga
8.Kejadian yang menimbulkan stres
9.Penyalahgunaan obat
10.Penularan sosial
35. Gangguan Eliminasi
• Enuresis
Adalah kegagalan untuk mengontrol buang air
kecil setelah seseorang mencapai usia “normal”
untuk mampu melakukan kontrol.
Diperkirakan mempengaruhi 7% anak laki-laki
dan 3% anak perempuan berusia 5 tahun Enuresis
dapat terjadi selama tidur malam saja, selama
anak terjaga saja atau keduanya.
36. • Perspektif teoritis
Penjelasan psikodinamika mengemukakan bahwa
enuresis dapat merepresentasikan ekspresi
kemarahan terhadap orang tua karena pelatihan
BAK dan BAB yang keras
• Penanganan
Metode-metode behavioral terbukti membantu bila
enuresis bertahan atau menyebabkan stres tinggi
pada orang tua atau anak. Metode tersebut
mengondisikan anak untuk bangun bila kandung
kemih mereka penuh
37. Enkropesis
Adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan buang
air besar yang bukan disebabkan oleh masalah
organik.
Sering terjadi pada siang hari dibandingkan
malam hari.
Sering nampak setelah pemberian hukuman
berat terhadap satu “kecelakaan” atau lebih,
terutama pada anak yang telah sangat stres atau
cemas