kultum 13.docx

A
*Semua orang tua pasti mengharapkan anak-anak mereka
menjadi anak yang salih dan salihah. Karena salah satu amal yang
akan kekal pascakematian seseorang adalah doa dari anak yang
salih dan salihah.*
*ANAK-ANAK yang salih akan tercipta dari kedua orang tuanya
yang salih pula. Kesalihan kedua orang tua adalah modal dasar
bagi kesalihan anak-anak mereka. Dari mereka berdualah (ibu
dan bapak yang salih tersebut) kelak anak-anaknya akan
mencontoh sifat, akhlak, dan perangai yang baik dari kedua orang
tua.*
*ORANG TUA memiliki peranan penting bagi kebahagiaan
buah hatinya baik di dunia maupun di akhirat. Jika mereka
mendidik anak-anaknya dalam ketaatan kepada Allah, mereka
akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.*
*Dan barang siapa yang mendidik anak-anaknya dalam
kemaksiatan dan kekufuran kepada Allah, maka mereka akan
mendapat kebinasaan di dunia dan di akhirat. Abu Hurairah RA
menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang artinya)
seperti di bawah ini.*
َ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫د‬َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ي‬ ٍ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬
ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫َا‬‫د‬ِِّ‫و‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ب‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬
ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ر‬ِّ ِ
‫ص‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِِّ‫ج‬َ‫م‬ُ‫ي‬
Artinya: "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci).
Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi,
atau Nasrani. (Muttafaqa’alaih)
*BEGITU juga kesalihan kedua orang tua akan menjadi sebab
ditinggikannya derajat mereka bersama anak-anak mereka di
surga kelak. Allah berfirman At-Tur 21.*
ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ٍ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َّ‫ي‬ ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ٰ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬َّ‫ي‬ ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬
ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٍٍۗ‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬
‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ر‬ َ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ۢ ٍ‫ئ‬ ِ
‫ر‬ْ‫ام‬
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka
dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak
mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap
orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (At Thur 21)
*KESALIHAN kedua orang tua juga akan memberikan manfaat
bagi anak mereka selama masih di dunia. Hal itu, sebagaimana
yang disebutkan Allah dalam Surah Al-Kahfi bahwa Allah
berkisah tentang dua anak yatim. Allah telah memerintahkan
Khidir untuk mendirikan kembali tembok mereka yang telah
runtuh untuk menjaga harta mereka yang tersimpan di
bawahnya.*
*Allah Swt merintahkan, kpd para orang tua agar menjadi orang
tua yang salih. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa orang yang
salih ini*
*ALLAH berfirman di dalam kitab suci Alquran Al Kahfi 82.*
ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ٰ‫ل‬ُ‫غ‬ِ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫َار‬‫د‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫و‬
‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫و‬
ٗ
َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ا‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬
َ‫د‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ا‬َ‫ف‬ۚ ‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ ‫ا‬
ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫ر‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫د‬ُ‫ش‬َ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫غ‬ُ‫ل‬ْ‫ب‬َّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬
‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َۚ‫ك‬ِِّ‫ب‬َّ‫ر‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬
ٗ
ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬ ٍْۗ‫ي‬ ِ
‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ْ‫َن‬‫ع‬
ٍۗ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ب‬َ‫ص‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َّ‫ع‬ ْ‫ع‬ِ‫ط‬ْ‫س‬َ‫ت‬
ࣖ
. Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di
kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua,
dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki
agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan
simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang
kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan
perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.” (Al-
Kahfi 82)
Jama’ah Rahimakumullah
_*Mencari kambing hitam ketika terjadi masalah adalah
kebiasaan buruk*._
Lebih-lebih jika yang dijadikan kambing hitam adalah benda
mati. Seperti orang yang menyalahkan batu ketika jatuh.
*Seharusnya seseorang itu introspeksi diri ketika terjadi masalah.
Bukan malah menyalahkan orang lain.*
Orang yang selalu mencari kambing hitam ketika terjadi masalah
tidak akan terdidik menjadi baik.
*Allah berfirman,*
*
ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ٰ
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِِّ‫ن‬ ‫ا‬ً‫ر‬ِِّ‫ي‬َ‫غ‬ُ‫م‬ ُ‫ك‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬
‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫يع‬ِ‫م‬َ‫س‬ َ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۙ ْ‫م‬ِ‫ِه‬‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬ ٰ
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬
*”(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu
merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Al-Anfal: 53)*
*Jadi ketika ada nikmat yg tercabut dari seseorang. Maka
sebabnya adalah diri dia sendiri. Maka ayat ini mengajarkan kita
agar introspeksi ketika terjadi masalah dan tidak mengkambing
hitamkan orang lain.*
*Di antara pemicu terjadinya berbagai masalah, adalah suka
membanding-bandingkan.*
*Allah berfirman,*
*
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٰ
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ َّ‫َّن‬‫د‬ُ‫م‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫و‬
‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ق‬ْ‫ز‬ ِ
‫ر‬َ‫و‬ ۚ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ز‬
ٰ
‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬
*”Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang
telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka
dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih
kekal.” (Thaha: 131)*
*Makna ayat ini, Allah melarang kita dari sikap mudah terpesona
dengan kenikmatan yg telah Allah berikan kepada orang lain.*
Ketika seseorang menganggap orang lain dalam keadaan yg lebih
baik dari dirinya, bisa jadi orang itu menganggap kita lebih baik
dari dia. Inilah yang dimaksud dari kalimat (pepatah Jawa)
*SAWANG SINAWANG.*
*_”Urip iku sawang sinawang. Mulakno ojo mung nyawang sing
,bios diserang kesawang.”*
Artinya:
*Hidup itu adalah permasalahan melihat dan dilihat. Maka
jangan hanya menilai dari apa yang terlihat.*
*Maksudnya, jangan mudah menyimpulkan sesuatu berdasarkan
apa yang kita lihat*.
*Maka jangan suka buru-buru menyimpulkan apa yang dilihat
dari orang lain. Terlebih lagi manusia sering mengenakan
“topeng” dalam hidupnya. Tertawa untuk menutupi kesedihan,
menangis untuk menutupi kebahagiaan.*
Jama’ah Rahimakumullah
*Dalam Islam, terdapat petunjuk dalam menyikapi perbedaan
dalam kehidupan.*
*1. Kita harus yakin bahwa perbedaan di muka bumi adalah
sunnatullah, yaitu kodrat ilahi yang tidak bisa diubah.*
*Dan adanya perbedaan ini adalah karena Allah maha adil.
Karena Allah menginginkan dari perbedaan ini agar kehidupan
manusia bisa berjalan dg sebaik mungkin.*
*Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran,*
*
‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ش‬‫ي‬ِ‫ع‬َّ‫م‬ ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫س‬َ‫ق‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬
َ‫ب‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫و‬
‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ِِّ‫ل‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫َر‬‫د‬ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬
َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِِّ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ٍۗ ‫ا‬ًّ‫ي‬ ِ
‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫س‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
*
*”Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka
dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”* (Az-
Zukhruf: 32)
*2. Menyikapi perbedaan yang ada dengan bersyukur.*
Ketika kita melihat orang lain lebih kaya
*,Hendaknya kita bersyukur, ternyata masih ada orang2 yang
levelnya berada di bawah kita.*
*Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,*
*
ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫و‬ ،ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ف‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬
ْ‫ز‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫َر‬‫د‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ‫؛‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬
ِ َّ
‫َّللا‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫َر‬‫د‬
*”Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu, jangan
lihat kepada yang lebih tinggi. Hal itu lebih pantas agar kamu
tidak meremehkan nikmat Allah.”*
*(HR. Muslim no. 2963)*
*Nabi shallallahu alaihi wa sallam sll berdoa,*
*
‫ال‬
*َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ت‬َ‫و‬ ،ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬
‫ين‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ب‬ُ‫ح‬َ‫و‬ ،ِ‫ت‬‫ا‬َ‫َر‬‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫*ا‬
ِ
*
*”Ya Allah, aku memohon kepada Mu untuk bisa melakukan
kebaikan, dan meninggalkan kemungkaran, dan mencintai orang-
orang miskin…” (HR. At-Tirmidzi,)*
*Biasanya orang yg dlm urusan dunia di bawah kita, mereka
dalam urusan akhirat dan giat berlomba-lomba dalam kebaikan.*
*Seperti misal*
*Umar melihat kepada Abu Bakr dalam rangka utk berlomba
lomba dalam sedekah, sebagaimana dalam kisah yg telah
makruf.*
Sebagian ulama salaf berkata, *”Apabila kamu kalah dari
temanmu dalam urusan dunia saja, maka kalahkan dia dalam
urusan dunia danakhirat.”*
*Hal ini bukan berarti kita tidak perlu memajukan perekonomian
umat. Sebagai bukti, bahwa para Ulama dulu ada yang kaya,
seperti Abu Bakr, Utsman, Abdurrahman bin Auf, dan yang lain.
Akan tetapi mereka tidak saling iri hati.,*
*Para sahabat dahulu, pikiran mereka adalah bagaimana
mengalahkan orang lain dalam urusan akhirat, bukan dunia.*
*Sebagaimana dahulu orang-orang yang miskin datang kepada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan menyampaikan rasa “iri”
mereka kepada orang-orang kaya bukan karena kekayaan
mereka, tetapi karena mereka (orang-orang kaya) bisa
bersedekah dengan kekayaan yang ada pada mereka.*
*3. Pergunakan nikmat dengan benar.*
Ini merupakan bagian dari syukur. Yaitu *bersyukur dengan amal
baik*.
*Sebagian besar orang yang suka membanding-bandingkan pada
umumnya karena tidak menggunakan waktu untuk yang
bermanfaat. Maka gunakanlah waktu dalam amalan-amalan yg
bermanfaat. Dan sungguh masih sangat banyak sekali amalan-
amalan bermanfaat yang belum kita lakukan,*
Contohnya, *seperti amalan mentadabburi Al-Quran.*
Syaikh Abdurrazzaq al-Badr berkhasiat kepada para muridnya,
” *Seandainya tingkat intensitas (keseringan) kita untuk
mengkaji dan tadabbur Al-Quran seperti tingkat intensitas kita
dalam membuka HP, niscaya akan terjadi perubahan dahsyat
dalam hidup kita*.
1 von 7

Más contenido relacionado

Similar a kultum 13.docx(20)

zuhud.docxzuhud.docx
zuhud.docx
Nabilah208127 views
Memahami makna zuhud 01Memahami makna zuhud 01
Memahami makna zuhud 01
Muhsin Hariyanto423 views
Tujuan hidup menurut islamTujuan hidup menurut islam
Tujuan hidup menurut islam
AnggitCahyo45 views
Dawah keluarga Dawah keluarga
Dawah keluarga
QLCBengkulu43 views
5 masa manusia5 masa manusia
5 masa manusia
M-6412 views
Amalan Terbaik dalam Pembangunan SosialAmalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
rabiatuladawiyahsabri225 views
Bidang EkonomiBidang Ekonomi
Bidang Ekonomi
m10ehebat226 views
 bidang ekonomi bidang ekonomi
bidang ekonomi
m10ehebat4K views
hukum berbusanah muslimahhukum berbusanah muslimah
hukum berbusanah muslimah
Afdhal M955 views
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 7BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 7
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 7
Mohd Adib Abd Muin, Senior Lecturer at Universiti Utara Malaysia156 views
Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
solehanlovesallah20.4K views
Petunjuk umrah dan hajiPetunjuk umrah dan haji
Petunjuk umrah dan haji
Khairul Badri119 views
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomiKelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi
Opissen Yudisyus8.8K views
Dosa dosa yang disegerakan azabnyaDosa dosa yang disegerakan azabnya
Dosa dosa yang disegerakan azabnya
Kamil Asgar3.7K views

Más de adiabadi1

kultum 15.docxkultum 15.docx
kultum 15.docxadiabadi1
2 views4 Folien
kultum 16.docxkultum 16.docx
kultum 16.docxadiabadi1
2 views7 Folien
YATIMAN.pdfYATIMAN.pdf
YATIMAN.pdfadiabadi1
2 views3 Folien
Kultum 8.docxKultum 8.docx
Kultum 8.docxadiabadi1
8 views7 Folien
kultum8.docxkultum8.docx
kultum8.docxadiabadi1
1 view2 Folien

Más de adiabadi1(20)

kultum 15.docxkultum 15.docx
kultum 15.docx
adiabadi12 views
kultum 16.docxkultum 16.docx
kultum 16.docx
adiabadi12 views
YATIMAN.pdfYATIMAN.pdf
YATIMAN.pdf
adiabadi12 views
Kultum 8.docxKultum 8.docx
Kultum 8.docx
adiabadi18 views
kultum8.docxkultum8.docx
kultum8.docx
adiabadi11 view
Gaya Kepemimpinan.pptGaya Kepemimpinan.ppt
Gaya Kepemimpinan.ppt
adiabadi13 views
teori antrian.pptteori antrian.ppt
teori antrian.ppt
adiabadi16 views
kelima.pptxkelima.pptx
kelima.pptx
adiabadi13 views
Puasa (Kelompok 2).pptxPuasa (Kelompok 2).pptx
Puasa (Kelompok 2).pptx
adiabadi111 views
keempat.pptxkeempat.pptx
keempat.pptx
adiabadi112 views
islamisasi ilmu.pdfislamisasi ilmu.pdf
islamisasi ilmu.pdf
adiabadi15 views
RPS AIK4.docxRPS AIK4.docx
RPS AIK4.docx
adiabadi18 views
pertemuan 2.pptxpertemuan 2.pptx
pertemuan 2.pptx
adiabadi12 views
islamisasi ilmu1.pptxislamisasi ilmu1.pptx
islamisasi ilmu1.pptx
adiabadi118 views
pertemuan 1.pptxpertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptx
adiabadi17 views
Manajemen Pemasaran Bank.pptxManajemen Pemasaran Bank.pptx
Manajemen Pemasaran Bank.pptx
adiabadi1211 views

kultum 13.docx

  • 1. *Semua orang tua pasti mengharapkan anak-anak mereka menjadi anak yang salih dan salihah. Karena salah satu amal yang akan kekal pascakematian seseorang adalah doa dari anak yang salih dan salihah.* *ANAK-ANAK yang salih akan tercipta dari kedua orang tuanya yang salih pula. Kesalihan kedua orang tua adalah modal dasar bagi kesalihan anak-anak mereka. Dari mereka berdualah (ibu dan bapak yang salih tersebut) kelak anak-anaknya akan mencontoh sifat, akhlak, dan perangai yang baik dari kedua orang tua.* *ORANG TUA memiliki peranan penting bagi kebahagiaan buah hatinya baik di dunia maupun di akhirat. Jika mereka mendidik anak-anaknya dalam ketaatan kepada Allah, mereka akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.* *Dan barang siapa yang mendidik anak-anaknya dalam kemaksiatan dan kekufuran kepada Allah, maka mereka akan mendapat kebinasaan di dunia dan di akhirat. Abu Hurairah RA menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) seperti di bawah ini.* َ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫د‬َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ي‬ ٍ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫َا‬‫د‬ِِّ‫و‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ب‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ر‬ِّ ِ ‫ص‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِِّ‫ج‬َ‫م‬ُ‫ي‬ Artinya: "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani. (Muttafaqa’alaih) *BEGITU juga kesalihan kedua orang tua akan menjadi sebab ditinggikannya derajat mereka bersama anak-anak mereka di surga kelak. Allah berfirman At-Tur 21.* ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ٍ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َّ‫ي‬ ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ٰ‫ن‬ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬َّ‫ي‬ ِِّ‫ر‬ُ‫ذ‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٍٍۗ‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ر‬ َ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ۢ ٍ‫ئ‬ ِ ‫ر‬ْ‫ام‬
  • 2. Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (At Thur 21) *KESALIHAN kedua orang tua juga akan memberikan manfaat bagi anak mereka selama masih di dunia. Hal itu, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam Surah Al-Kahfi bahwa Allah berkisah tentang dua anak yatim. Allah telah memerintahkan Khidir untuk mendirikan kembali tembok mereka yang telah runtuh untuk menjaga harta mereka yang tersimpan di bawahnya.* *Allah Swt merintahkan, kpd para orang tua agar menjadi orang tua yang salih. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa orang yang salih ini* *ALLAH berfirman di dalam kitab suci Alquran Al Kahfi 82.* ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ٰ‫ل‬ُ‫غ‬ِ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ُ‫َار‬‫د‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫و‬ ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫و‬ ٗ َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ا‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬ َ‫د‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ا‬َ‫ف‬ۚ ‫ا‬ً‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ ‫ا‬ ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫د‬ُ‫ش‬َ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫غ‬ُ‫ل‬ْ‫ب‬َّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َۚ‫ك‬ِِّ‫ب‬َّ‫ر‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ٗ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬ ٍْۗ‫ي‬ ِ ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ٍۗ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ب‬َ‫ص‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َّ‫ع‬ ْ‫ع‬ِ‫ط‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ࣖ . Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.” (Al- Kahfi 82) Jama’ah Rahimakumullah
  • 3. _*Mencari kambing hitam ketika terjadi masalah adalah kebiasaan buruk*._ Lebih-lebih jika yang dijadikan kambing hitam adalah benda mati. Seperti orang yang menyalahkan batu ketika jatuh. *Seharusnya seseorang itu introspeksi diri ketika terjadi masalah. Bukan malah menyalahkan orang lain.* Orang yang selalu mencari kambing hitam ketika terjadi masalah tidak akan terdidik menjadi baik. *Allah berfirman,* * ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ٰ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِِّ‫ن‬ ‫ا‬ً‫ر‬ِِّ‫ي‬َ‫غ‬ُ‫م‬ ُ‫ك‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬ ‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫يع‬ِ‫م‬َ‫س‬ َ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۙ ْ‫م‬ِ‫ِه‬‫س‬ُ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬ ٰ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ *”(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Anfal: 53)* *Jadi ketika ada nikmat yg tercabut dari seseorang. Maka sebabnya adalah diri dia sendiri. Maka ayat ini mengajarkan kita agar introspeksi ketika terjadi masalah dan tidak mengkambing hitamkan orang lain.* *Di antara pemicu terjadinya berbagai masalah, adalah suka membanding-bandingkan.* *Allah berfirman,* * ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٰ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ َّ‫َّن‬‫د‬ُ‫م‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ق‬ْ‫ز‬ ِ ‫ر‬َ‫و‬ ۚ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ز‬ ٰ ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬
  • 4. *”Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Thaha: 131)* *Makna ayat ini, Allah melarang kita dari sikap mudah terpesona dengan kenikmatan yg telah Allah berikan kepada orang lain.* Ketika seseorang menganggap orang lain dalam keadaan yg lebih baik dari dirinya, bisa jadi orang itu menganggap kita lebih baik dari dia. Inilah yang dimaksud dari kalimat (pepatah Jawa) *SAWANG SINAWANG.* *_”Urip iku sawang sinawang. Mulakno ojo mung nyawang sing ,bios diserang kesawang.”* Artinya: *Hidup itu adalah permasalahan melihat dan dilihat. Maka jangan hanya menilai dari apa yang terlihat.* *Maksudnya, jangan mudah menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat*. *Maka jangan suka buru-buru menyimpulkan apa yang dilihat dari orang lain. Terlebih lagi manusia sering mengenakan “topeng” dalam hidupnya. Tertawa untuk menutupi kesedihan, menangis untuk menutupi kebahagiaan.* Jama’ah Rahimakumullah *Dalam Islam, terdapat petunjuk dalam menyikapi perbedaan dalam kehidupan.* *1. Kita harus yakin bahwa perbedaan di muka bumi adalah sunnatullah, yaitu kodrat ilahi yang tidak bisa diubah.* *Dan adanya perbedaan ini adalah karena Allah maha adil. Karena Allah menginginkan dari perbedaan ini agar kehidupan manusia bisa berjalan dg sebaik mungkin.* *Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran,*
  • 5. * ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ش‬‫ي‬ِ‫ع‬َّ‫م‬ ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫س‬َ‫ق‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ َ‫ب‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ِِّ‫ل‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫َر‬‫د‬ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِِّ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ٍۗ ‫ا‬ًّ‫ي‬ ِ ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫س‬ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ * *”Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”* (Az- Zukhruf: 32) *2. Menyikapi perbedaan yang ada dengan bersyukur.* Ketika kita melihat orang lain lebih kaya *,Hendaknya kita bersyukur, ternyata masih ada orang2 yang levelnya berada di bawah kita.* *Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,* * ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ ،ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫ف‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬ ْ‫ز‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫َر‬‫د‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ‫؛‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ َّ ‫َّللا‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫َر‬‫د‬ *”Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu, jangan lihat kepada yang lebih tinggi. Hal itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah.”* *(HR. Muslim no. 2963)* *Nabi shallallahu alaihi wa sallam sll berdoa,* * ‫ال‬ *َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ت‬َ‫و‬ ،ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫ع‬ِ‫ف‬ َ‫ك‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ ‫ين‬ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ب‬ُ‫ح‬َ‫و‬ ،ِ‫ت‬‫ا‬َ‫َر‬‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫*ا‬ ِ * *”Ya Allah, aku memohon kepada Mu untuk bisa melakukan kebaikan, dan meninggalkan kemungkaran, dan mencintai orang- orang miskin…” (HR. At-Tirmidzi,)*
  • 6. *Biasanya orang yg dlm urusan dunia di bawah kita, mereka dalam urusan akhirat dan giat berlomba-lomba dalam kebaikan.* *Seperti misal* *Umar melihat kepada Abu Bakr dalam rangka utk berlomba lomba dalam sedekah, sebagaimana dalam kisah yg telah makruf.* Sebagian ulama salaf berkata, *”Apabila kamu kalah dari temanmu dalam urusan dunia saja, maka kalahkan dia dalam urusan dunia danakhirat.”* *Hal ini bukan berarti kita tidak perlu memajukan perekonomian umat. Sebagai bukti, bahwa para Ulama dulu ada yang kaya, seperti Abu Bakr, Utsman, Abdurrahman bin Auf, dan yang lain. Akan tetapi mereka tidak saling iri hati.,* *Para sahabat dahulu, pikiran mereka adalah bagaimana mengalahkan orang lain dalam urusan akhirat, bukan dunia.* *Sebagaimana dahulu orang-orang yang miskin datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan menyampaikan rasa “iri” mereka kepada orang-orang kaya bukan karena kekayaan mereka, tetapi karena mereka (orang-orang kaya) bisa bersedekah dengan kekayaan yang ada pada mereka.* *3. Pergunakan nikmat dengan benar.* Ini merupakan bagian dari syukur. Yaitu *bersyukur dengan amal baik*. *Sebagian besar orang yang suka membanding-bandingkan pada umumnya karena tidak menggunakan waktu untuk yang bermanfaat. Maka gunakanlah waktu dalam amalan-amalan yg bermanfaat. Dan sungguh masih sangat banyak sekali amalan- amalan bermanfaat yang belum kita lakukan,* Contohnya, *seperti amalan mentadabburi Al-Quran.* Syaikh Abdurrazzaq al-Badr berkhasiat kepada para muridnya, ” *Seandainya tingkat intensitas (keseringan) kita untuk mengkaji dan tadabbur Al-Quran seperti tingkat intensitas kita
  • 7. dalam membuka HP, niscaya akan terjadi perubahan dahsyat dalam hidup kita*.