SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Kanker Tuba Fallopi
Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau
buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat
halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang
menghubungkan telur dengan rahim. Karena
struktur tersebut, maka saluran ini dapat dengan
mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya
berkisar antara 7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel
telur (ovum) berkembang dalam sebuah indung telur
(ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang
dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat
ovum mengalami kematangan, folikel dan dinding
ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat
berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana
perjalanan dilanjutkan ke arah rahim, dengan
bantuan pergerakan dari bulu-bulu tipis pada bagian
dalam tuba/saluran ini.. Terkadang embrio bukannya
menempel pada rahim namun menempel pada Tuba
Fallopi sehingga menghasilkan kehamilan ektopik,
yang lebih dikenal dengan “kehamilan di luar
kandungan.”
 Kanker Tuba Falopii adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal
dari sel-sel kanker di dalam tuba falopii yang merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita.
Tuba falopii adalah sepasang struktur berbentuk pipa yang menghubungkan ovarium dengan
rahim (kandungan) yang merupakan tempat sel telur berjalan. Kanker tuba falopii primer jarang
terjadi dan berasal dari sel-sel tuba falopii sedangkan kanker tuba falopii sekunder lebih sering
terjadi karena penyebaran kanker dari bagian lain dari tubuh, umumnya berasal dari ovarium,
saluran pencernaan, dan endometrium. Ada tiga tipe kanker tuba falopii: Adenokarsinoma (tipe
yang paling umum dimana sel kanker berasal dari sel-sel kelenjar dalam tuba falopii),
Leiomiosarkoma (kanker yang berasal dari sel-sel otot polos tuba falopii), dan Karsinoma Sel
Transisional (kanker dari sel-sel yang melapisi tuba falopii).
 Penyebab pasti dari kanker tuba falopii belum ditemukan secara pasti,
namun kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh
darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks selama
hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan
(kerokan, laparatomi dan sebagainya)
 Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba
fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan
perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan
berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman
seperti streptokokus, staphylokokus, klostridium dan lain-lain.
 Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi
yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini
menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah
pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks
selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai
akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi dan
sebagainya) yang menjalar sampai ke tuba fallopi
sehingga menyebabkan perlengketan dan
penyempitan yang menyebabkan berbagai macam
gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Hal
inilah yang mengakibatkan terjadinya kanker .
 Gejala yang timbul adalah gejala perdarahan
pervagina. Pada masa reproduksi perdarahan
tersebut biasanya terjadi antara dua masa haid
dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat
berlangsung secara terus-menerus setiap hari.
 Gejala kedua setelah perdarahan ialah perasaan
sakit di perut, perasan sakit tadi timbul sebagai
akibat distensi dinding tumor.
 Gejala dari tuba falopi yang umumnya terjadi
yaitu, lelah, terdapat benjolan, cairan vagina yang
tidak normal, nyeri perut atau perasaan tekanan di
perut.
 Pemeriksaan Pelviks.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva,
vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya
ovarium dan permukaan uterus.
 Tes papanicolau.
Test ini merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkinkan
adanya sel-sel abnormal dan mendeteksi perganasan tumor pada
tahap awal.
 Ultrasonografi
Ultrasonografi menjadi alat diagnostik yang sangat berguna bagi
masalah-masalah ginekologi, alat ini digunakan untuk
menentukan lokasi massa tumor
 Endoscopy
Dengan endoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya
secara langsung
 Ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
 Pada panggul ditemukan suatu massa yang membesar.
 Staging (Menentukan stadium kanker)
o Stadium I : kanker terbatas pada saluran telur
o Stadium II : kanker menyerang salah satu atau kedua saluran telur
dan telah menyebar ke panggul
o Stadium III : kanker pada salah satu atau kedua saluarn telur dan
telah menyebar ke luar panggul
o Stadium IV : kanker pada salah satu atau kedua saluran telura dan
telah menyebar ke organ tubuh lainnya yang jauh.
 Imunodiagnosis kanker dapat dilakukan dengan 2
tujuan yaitu menemukan antigen spesifik terhadap sel
kanker dan mengukur respon imun pejamu terhadap
sel kanker. Sel kanker dapat ditemukan dalam
sitoplasma. Ciri-ciri suatu kanker dapat ditentukan
dari sitoplasma, permukaan sel atau produk yang
dihasilkan atau dilepasnya yang berbeda baik dalam
sifat maupun dalam jumlah dibanding orang normal.
Tanda kanker mempunyai sifat antigen yang lemah.
Adanya antibody monoclonal telah banyak
membantu dalam imunodiagnosis sel kanker dan
produknya
 Pengobatan yang utama untuk kanker
saluran telur adalah pembedahan untuk
mengangkat kedua saluran telur, kedua
indung telur dan rahim disertai pengangkatan
kelenjar getah bening perut dan panggul.
 Pada kanker stadium lanjut, setelah
pembedahan mungkin perlu dilakukan
kemoterapi atau terapi penyinaran.
 Imunoterapi bermanfaat untuk mengobati semua
keganasan. Lewat induksi dan stimulasi sel imun,
terapi itu berhasil membasmi dan menekan
pertumbuhan sel kanker. Kanker bisa terjadi di
pelbagai organ, termasuk paru, hati, pankreas,
lambung, usus, payudara, kandung telur, ginjal, otak,
kelenjar getah bening, dan leukemia.
 Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari
pemanfaatan sel T (T-cells), vaksin sel dendrit (DC),
cytokine induced killer (CIK) cells, sitokin, vaksin
campur (MV), serta obat modern dan obat tradisional
China untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Presentation2 imser
Presentation2 imser
Presentation2 imser
Presentation2 imser

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirririn95
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanShanty Septi
 
Radang genetalia interna
Radang genetalia internaRadang genetalia interna
Radang genetalia internakenggi
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copylorensiusjulio
 
Tumor payudara
Tumor payudaraTumor payudara
Tumor payudaraas
 
Penyakit organ reproduksi pada wanita
Penyakit organ reproduksi pada wanitaPenyakit organ reproduksi pada wanita
Penyakit organ reproduksi pada wanitaWhimas Nanjar
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Ni Made Murti
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Gangguan sistem reproduksi
Gangguan sistem reproduksiGangguan sistem reproduksi
Gangguan sistem reproduksiIniniSlide .
 

Was ist angesagt? (18)

Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada ManusiaSistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada Manusia
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Polips endometrium
Polips endometriumPolips endometrium
Polips endometrium
 
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahir
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratan
 
Radang genetalia interna
Radang genetalia internaRadang genetalia interna
Radang genetalia interna
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
 
Tumor payudara
Tumor payudaraTumor payudara
Tumor payudara
 
Kriptorkidisme
KriptorkidismeKriptorkidisme
Kriptorkidisme
 
Penyakit organ reproduksi pada wanita
Penyakit organ reproduksi pada wanitaPenyakit organ reproduksi pada wanita
Penyakit organ reproduksi pada wanita
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Tumor jinak ovarium
Tumor jinak ovariumTumor jinak ovarium
Tumor jinak ovarium
 
Kista Ovarium
Kista OvariumKista Ovarium
Kista Ovarium
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan sistem reproduksi
Gangguan sistem reproduksiGangguan sistem reproduksi
Gangguan sistem reproduksi
 
Ovarium Cyst
Ovarium CystOvarium Cyst
Ovarium Cyst
 

Andere mochten auch

6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitisPradasary
 
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseaseSiti Afni Zulfah
 
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and association
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and associationPelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and association
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and associationRichin Koshy
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitispie-pien
 
Pengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturPengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturNovy Fajrina
 
Ekologi Arsitektur: Jubilee Church
Ekologi Arsitektur: Jubilee ChurchEkologi Arsitektur: Jubilee Church
Ekologi Arsitektur: Jubilee ChurchAlvin Karama
 
Appareil reproducteur féminin
Appareil reproducteur fémininAppareil reproducteur féminin
Appareil reproducteur fémininMede Space
 

Andere mochten auch (10)

6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
 
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and association
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and associationPelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and association
Pelvic Inflammatory Disease - Case study, patterns and association
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
 
obgyn prp
obgyn prpobgyn prp
obgyn prp
 
Pengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturPengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitektur
 
Ekologi Arsitektur: Jubilee Church
Ekologi Arsitektur: Jubilee ChurchEkologi Arsitektur: Jubilee Church
Ekologi Arsitektur: Jubilee Church
 
2. eko arsitektur
2. eko arsitektur2. eko arsitektur
2. eko arsitektur
 
Appareil reproducteur féminin
Appareil reproducteur fémininAppareil reproducteur féminin
Appareil reproducteur féminin
 

Ähnlich wie Presentation2 imser

Ähnlich wie Presentation2 imser (20)

Makalah kanker vagina
Makalah kanker vaginaMakalah kanker vagina
Makalah kanker vagina
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Kankerserviks
KankerserviksKankerserviks
Kankerserviks
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
Deteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servikDeteksi dini-kanker-servik
Deteksi dini-kanker-servik
 
Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Serviks, Tanpa Operasi
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Serviks, Tanpa OperasiFakta Herbal Pembasmi Kanker Serviks, Tanpa Operasi
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Serviks, Tanpa Operasi
 
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Rahim, Tanpa Operasi
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Rahim, Tanpa OperasiFakta Herbal Pembasmi Kanker Rahim, Tanpa Operasi
Fakta Herbal Pembasmi Kanker Rahim, Tanpa Operasi
 
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita
 
Kata pengantar (2)
Kata pengantar (2)Kata pengantar (2)
Kata pengantar (2)
 
CA Rectum
CA RectumCA Rectum
CA Rectum
 
Kanker Serviks
Kanker ServiksKanker Serviks
Kanker Serviks
 
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan BandungKanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 

Presentation2 imser

  • 2. Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang menghubungkan telur dengan rahim. Karena struktur tersebut, maka saluran ini dapat dengan mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya berkisar antara 7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel telur (ovum) berkembang dalam sebuah indung telur (ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan dinding ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan dilanjutkan ke arah rahim, dengan bantuan pergerakan dari bulu-bulu tipis pada bagian dalam tuba/saluran ini.. Terkadang embrio bukannya menempel pada rahim namun menempel pada Tuba Fallopi sehingga menghasilkan kehamilan ektopik, yang lebih dikenal dengan “kehamilan di luar kandungan.”
  • 3.  Kanker Tuba Falopii adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal dari sel-sel kanker di dalam tuba falopii yang merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Tuba falopii adalah sepasang struktur berbentuk pipa yang menghubungkan ovarium dengan rahim (kandungan) yang merupakan tempat sel telur berjalan. Kanker tuba falopii primer jarang terjadi dan berasal dari sel-sel tuba falopii sedangkan kanker tuba falopii sekunder lebih sering terjadi karena penyebaran kanker dari bagian lain dari tubuh, umumnya berasal dari ovarium, saluran pencernaan, dan endometrium. Ada tiga tipe kanker tuba falopii: Adenokarsinoma (tipe yang paling umum dimana sel kanker berasal dari sel-sel kelenjar dalam tuba falopii), Leiomiosarkoma (kanker yang berasal dari sel-sel otot polos tuba falopii), dan Karsinoma Sel Transisional (kanker dari sel-sel yang melapisi tuba falopii).
  • 4.  Penyebab pasti dari kanker tuba falopii belum ditemukan secara pasti, namun kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi dan sebagainya)  Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus, staphylokokus, klostridium dan lain-lain.
  • 5.  Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi dan sebagainya) yang menjalar sampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kanker .
  • 6.  Gejala yang timbul adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua masa haid dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara terus-menerus setiap hari.  Gejala kedua setelah perdarahan ialah perasaan sakit di perut, perasan sakit tadi timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.  Gejala dari tuba falopi yang umumnya terjadi yaitu, lelah, terdapat benjolan, cairan vagina yang tidak normal, nyeri perut atau perasaan tekanan di perut.
  • 7.  Pemeriksaan Pelviks. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.  Tes papanicolau. Test ini merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkinkan adanya sel-sel abnormal dan mendeteksi perganasan tumor pada tahap awal.  Ultrasonografi Ultrasonografi menjadi alat diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, alat ini digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
  • 8.  Endoscopy Dengan endoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya secara langsung  Ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.  Pada panggul ditemukan suatu massa yang membesar.  Staging (Menentukan stadium kanker) o Stadium I : kanker terbatas pada saluran telur o Stadium II : kanker menyerang salah satu atau kedua saluran telur dan telah menyebar ke panggul o Stadium III : kanker pada salah satu atau kedua saluarn telur dan telah menyebar ke luar panggul o Stadium IV : kanker pada salah satu atau kedua saluran telura dan telah menyebar ke organ tubuh lainnya yang jauh.
  • 9.  Imunodiagnosis kanker dapat dilakukan dengan 2 tujuan yaitu menemukan antigen spesifik terhadap sel kanker dan mengukur respon imun pejamu terhadap sel kanker. Sel kanker dapat ditemukan dalam sitoplasma. Ciri-ciri suatu kanker dapat ditentukan dari sitoplasma, permukaan sel atau produk yang dihasilkan atau dilepasnya yang berbeda baik dalam sifat maupun dalam jumlah dibanding orang normal. Tanda kanker mempunyai sifat antigen yang lemah. Adanya antibody monoclonal telah banyak membantu dalam imunodiagnosis sel kanker dan produknya
  • 10.  Pengobatan yang utama untuk kanker saluran telur adalah pembedahan untuk mengangkat kedua saluran telur, kedua indung telur dan rahim disertai pengangkatan kelenjar getah bening perut dan panggul.  Pada kanker stadium lanjut, setelah pembedahan mungkin perlu dilakukan kemoterapi atau terapi penyinaran.
  • 11.  Imunoterapi bermanfaat untuk mengobati semua keganasan. Lewat induksi dan stimulasi sel imun, terapi itu berhasil membasmi dan menekan pertumbuhan sel kanker. Kanker bisa terjadi di pelbagai organ, termasuk paru, hati, pankreas, lambung, usus, payudara, kandung telur, ginjal, otak, kelenjar getah bening, dan leukemia.  Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari pemanfaatan sel T (T-cells), vaksin sel dendrit (DC), cytokine induced killer (CIK) cells, sitokin, vaksin campur (MV), serta obat modern dan obat tradisional China untuk meningkatkan kekebalan tubuh.