SlideShare a Scribd company logo
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL
& SEKSUALITAS
PSIKOSOSIAL
• Psikososial adalah setiap perubahan dalam
kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologik maupun sosial yang mempunyai
pengaruh timbal balik akibat terjadinya
perubahan sosial dan atau gejolak sosial
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa (Depkes, 2011).
MASALAH PSIKOSOSIAL
(Depkes, 2011)
• psikotik gelandangan dan pemasungan,
• penderita gangguan jiwa, masalah anak: anak jalanan
dan penganiayaan anak, masalah anak remaja: tawuran
dan kenakalan, penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika,
• masalah seksual: penyimpangan seksual, pelecehan
seksual dan eksploitasi seksual, tindak kekerasan sosial,
stress pasca trauma, pengungsi/ migrasi, masalah usia
lanjut yang terisolir,
• masalah kesehatan kerja: kesehatan jiwa di tempat
kerja, penurunan produktifitas dan stres di tempat
kerja, dan lain-lain: HIV/AIDS
TAHAP/FASE PERKEMBANGAN
1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi
vs malu dan ragu-ragu)
3. Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa
bersalah)
4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah
diri)
5. Identity vs identify confusion (identitas vs
kebingungan identitas)
LANJUTAN...
6. Intimacy vs isolation (keintiman vs
keterkucilan)
7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs
Stagnan)
8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
Trust vs Mistrust (percaya vs tidak
percaya)
• Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan.
• dari lahir sampai usia satu tahun dan
merupakan tingkatan paling dasar dalam
hidup.
• bayi sangat tergantung dari pengasuhan.
• Jika anak berhasil membangun kepercayaan,
dia akan merasa selamat dan aman dalam
dunia.
Autonomy vs Shame and Doubt
(otonomi vs malu dan ragu-ragu)
• Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun
• masa awal kanak-kanak dan berfokus pada
perkembangan besar dari pengendalian diri.
• latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting.
• Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemilihan
makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan
pakaian.
• Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa
aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil
akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri
sendiri.
Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa
bersalah)
• Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.
• masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan
dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung
dan interaksi sosial lainnya.
• Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan
kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya
peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
• Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan
perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang
inisiatif.
• Rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa
berhasil.
Industry vs inferiority (tekun vs rasa
rendah diri)
• Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
• Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan
perasaan bangga terhadap keberhasilan dan
kemampuan mereka.
• Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan
guru membangun peasaan kompeten dan percaya
dengan ketrampilan yang dimilikinya.
• Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali
dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya
akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
• Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka
untuk terlibat dengan pengalaman baru.
Identity vs identify confusion
(identitas vs kebingungan identitas)
• Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
• Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan
membangun kepakaan dirinya.
• Anak dihadapkan dengan penemuan siapa, bagaimana, dan
kemana mereka menuju dalam kehidupannya.
• Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status
sebagai orang dewasa, pekerjaan dan romantisme.
• Jika remaja menjajaki peran dg cara yang sehat dan positif
maka identitas positif akan dicapai.
• Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri
dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung
terhadap diri dan masa depannya
Intimacy vs isolation (keintiman vs
keterkucilan)
• Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an
tahun)
• Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun
hubungan yang dekat & siap berkomitmen dg orang
lain.
• Mereka yang berhasil di tahap ini, akan
mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
• Identitas personal yang kuat penting untuk
mengembangkan hubungan yang intim.
• Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa
keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
Generativity vs Stagnation (Bangkit vs
Stagnan)
• Terjadi selama masa pertengahan dewasa
• Selama masa ini, mereka melanjutkan
membangun hidupnya berfokus terhadap karir
dan keluarga.
• Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan
merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap
dunia .
• Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa
tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
Integrity vs depair (integritas vs putus
asa)
• Terjadi selama masa akhir dewasa.
• cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa
lalu.
• Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa
bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak
penyesalan.
• Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa.
• Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia
dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang
pernah dialami.
• Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat
menghadapi kematian.
KONSEP DIRI PSIKOSOSIAL
• KONSEP DIRI  semua perasaan kepercayaan
dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam bersosialisasi
dengan orang lain. Konsep diri berkembang
secara bertahap saat bayi molai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain.
KOMPONEN KONSEP DIRI
•
•
•
•
•

Citra diri
Ideal diri
Harga diri
Peran diri
Identitas diri
CITRA DIRI
• sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup
presepsi dari pasangan tentang ukuran,
bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini
dan masa lalu.
IDEAL DIRI
• Presepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku sesuai dengan standar perilaku.
Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan
harapan pribadi.
HARGA DIRI
• Harga diri adalah penilaian terhadap hasil
yang dicapai dengan analisis, sejauh mana
perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu
selalu sukses maka cenderung harga dirinya
akan tinggi dan jika mengalami kegagalan
cenderung harga diri menjadi rendah. Harga
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
PERAN DIRI
• Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai
yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
IDENTITAS DIRI
• Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya
sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesis dari semua
aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang
utuh.
GANGGUAN KONSEP DIRI
Gangguan identitas diri
• Perubahan perkembangan.
• Trauma
• Jenis kelamin yang tidak sesuai
• Budaya yang tidak sesuai
GANGGUAN KONSEP DIRI
Gangguan citra tubuh (body image)
• Hilangnya bagian tubuh
• Perubahan perkembangan
• Kecacatan
GANGGUAN KONSEP DIRI
Gangguan harga diri
• Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
• Kegagalan perkembangan
• Kegagalan mencapai tujuan hidup
• Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
GANGGUAN KONSEP DIRI
Gangguan peran
• Kehilangan peran
• Peran ganda
• Konflik peran
• Ketidakmampuan menampilkan peran
PEMENUHAN KEBUTUHAN
SEKSUALITAS
KEBUTUHAN SEKSUALITAS
Libido merupakan dorongan seksual yang sudah
ada pada manusia sejak lahir. Libido pada
anak berbeda dengan libido pada orang tua
SEKS
• Secara terminologis seks adalah nafsu
syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong
hidup yang biasanya disebut dengan insting/
naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik
dimiliki laki-laki maupun perempuan yang
mempertemukan mereka guna meneruskan
kelanjutan keturunan manusia.
2 ASPEK DARI SEGI SEKSUALITAS
 ARTI SEMPIT
 ARTI LUAS
ARTI SEMPIT
• Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang
mana dalam pengertian kelamin ini, antara lain:
1. Alat kelamin itu sendiri
2. Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan
3. Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam
tubuh yang mempengaruhi bekerjanya lat-alat
kelamin
4. Hubungan kelamin (sengggama, percumbuan).
ARTI LUAS
• Segi lain dari seksualitas adalah seks dalam arti
yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai
akibat (konsekwensi) dari adanya perbedaan jenis
kelamin, antara lain:
1. Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut
dan lain-lain.
2. Perbedaan atribut; pakaian, nama.
3. Perbedaan peran dan pekerjaan.
4. Hubungan antara pria dan wanita; tata krama
pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan
lain-lain.
PERBEDAAN MAKNA
SEKS, GENDER DAN
SEKUALITAS
RESPON SEKSUAL NORMAL
• Respon seksual normal pada manusia terdiri
dari 5 fase :
• Fase Hasrat Seksual
• Fase Gairah Seksual
• Orgasme
• Fase Resolusi
• Fase Refrakter
FASE HASRAT SEKSUAL
• FASE HASRAT SEKSUAL
• Hasrat seksual adalah tingkatan umum dari
satu ketertarikan dalam masalah seksual. Fase
ini di modulasi oleh hormon yang juga
berpengaruh terhadap keterarikan seksual
pada masa pubertas. Modulator utama pada
laki dan perempuan adalah
hormon testosteron
FASE GAIRAH SEKSUAL
•
•
•
•
•

FASE GAIRAH SEKSUAL
Fase ini terdiri dari 3 komponen :
Komponen Sentral
Komponen Genital
Komponen Perifer
KOMPONEN SENTRAL
• Komponen Sentral
• Merupakan repon terhadap rangsangan seksual
yang dapat berbentuk sentuhan, visual, khayalan
internal, atau dari satu bentuk hubungan
tertentu. Rangsangan bekerja pada kortek serebri
( gambar dibawah ). Area serebrum yang terlibat
adalah sistem Limbik. Sistem ini terdiri dari pusat
eksitasi yang melibatkan endorfin sebagai satu
neurotransmiter dan pusat inhibisi yang sangat
erat hubungannya dengan pusat untuk rasa
cemas dan nyeri.
KOMPONEN GENITAL
• Komponen Genital
• Jalur spinal yang pasti menuju ke arah genital masih
tidak diketahui dengan pasti namun nampaknya dekat
dengan jalur spinothalamik untuk sensasi temperatur
dan rasa nyeri. Respon genital adalah berupa
vasokongesti dan perubahan neuromuskuler. Dilatasi
arteriol dikendalikan oleh jalur parasimpatik pada
S 2,3,4 melalui nervus erigentes. Selain itu diduga adanya
keterlibatan
dari
jalur
simfatis
thorakal.
Neurotransmiter lokal yang terkait adalah VIP –
vasoactive intestinal polypeptide , satu vasodilator
poten yang berada di penis dan vagina.
KOMPONEN PERIFER
• Komponen Perifer
• Gairah seksual menyebabkan :
• Peningkatan tekanan darah sistolik dan distolik
( kadang hanya bersifat transien )
• Flushing generalisata pada seluruh kulit
• Denyut nadi bertambah atau berkurang
• Perubahan frekuensi pernafasan
• Dilatasi pupil
FASE PLATEU
• FASE PLATEAU
• Bila gairah seksual sudah sempurna maka
sampailah pada fase plateu dimana pasangan
dapat memperpanjang kenikmatan sanggama
sebelum sampai pada fase orgasme. Bila fase
ini berkepanjangan maka sanggama akan
justru menyakitkan baik pada pria ataupun
pada wanita.
ORGASME
• Pada pria dan wanita
• Terdapat kontraksi muskulus rectus abdominis,
sfingter ani dan spasme karpopedal.
• Terdapat peningkatan tekanan darah sistolik
dan diastolik sekitar 25 mmHg
• Hiperventilasi
• Rasa menyenangkan dan perubahan
kesadaran dalam berbagai tingkatan
FASE RESOLUSI
• Hal hal yang terjadi Fase gairah Seksual secara
berangsur angsur mereda. Pada pria, ereksi penis
secara bertahap berkurang dan kembali ke
ukuran semula. Pada wanita, bila tidak terjadi
orgasme maka ketegangan atau kongesti organ
panggul memerlukan beberapa jam untuk
mereda dan terasa sangat tidak menyenangkan.
• Pada pria dan wanita terdapat perasaan santai
yang menyenangkan namun dengan intensitas
dan durasi pada pria dan wanita yang tidak
sama.
FASE REFRAKTER
• FASE REFRAKTER
• Satu interval dimana stimulasi tidak
menghasilkan respon. Pada pria hal ini dapat
berlangsung beberapa menit sampai beberapa
jam tergantung usia. Beberapa wanita tidak
mengalami fase refrakter dan sejumlah wanita
dapat memperoleh orgasme yang multiple (
14%)
PENGARUH USIA TERHADAP SEKS
•
•
•
•
•

MASA REMAJA
PASANGAN PENGANTIN BARU
PASCA PERSALINAN
USIA PARUH BAYA
USIA TUA
FUNGSI SEKSUAL
•
•
•
•
•
•
•

FUNGSI REPRODUKSI
REKREASI
IKATAN PASANGAN
JATI DIRI SEKSUALITAS
KEPERCAYAAN DIRI
PELAMPIASAN PERASAAN
MENGURANGI KECEMASAN & KETEGANGAN
EMOSIONAL
• PENGAMBILAN RESIKO
• MATERI
MASALAH KEPERAWATAN YANG
MUNCUL
1.
2.
3.
4.

Perubahan pola seksualitas
Disfungsi seksual
Gangguan Citra tubuh
Ganguan harga diri
THANK YOU......
THANK YOU.....

More Related Content

What's hot

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
rudi mirino
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Budi Supriyono
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 

What's hot (20)

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Makalah tentang kegunaan self awareness untuk meningkatkan percaya diri
Makalah tentang kegunaan self awareness untuk meningkatkan percaya diriMakalah tentang kegunaan self awareness untuk meningkatkan percaya diri
Makalah tentang kegunaan self awareness untuk meningkatkan percaya diri
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIAKepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologis
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitas
 
Ppt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theoryPpt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theory
 
Mekanisme Koping
Mekanisme KopingMekanisme Koping
Mekanisme Koping
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
 
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
Konsep keperawatan komunitas 16.02.15
 
Askep Keluarga dengan Covid 19
Askep Keluarga dengan Covid 19Askep Keluarga dengan Covid 19
Askep Keluarga dengan Covid 19
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
PPT sejarah keperawatan internasional
PPT sejarah keperawatan internasionalPPT sejarah keperawatan internasional
PPT sejarah keperawatan internasional
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Konsep diri
Konsep  diriKonsep  diri
Konsep diri
 

Viewers also liked

kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
Uwes Chaeruman
 
Parkinson’s disease
Parkinson’s  diseaseParkinson’s  disease
Parkinson’s disease
lengku
 
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Dyah Puspitasari
 

Viewers also liked (20)

Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
 
Pernikahan adalah 2
Pernikahan adalah 2Pernikahan adalah 2
Pernikahan adalah 2
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososial
 
Kks 2 jan 2014 perubahan total
Kks 2 jan 2014 perubahan totalKks 2 jan 2014 perubahan total
Kks 2 jan 2014 perubahan total
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Mengukur Jalinan Persahabatan
Mengukur Jalinan PersahabatanMengukur Jalinan Persahabatan
Mengukur Jalinan Persahabatan
 
7 Steps to wedding
7 Steps to wedding7 Steps to wedding
7 Steps to wedding
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Pemeriksaan Fisik Sistem SarafPemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksual
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
 
Presentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjangPresentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjang
 
2. persiapan pernikahan 1
2. persiapan pernikahan 12. persiapan pernikahan 1
2. persiapan pernikahan 1
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososial
 
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
 
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
Modul 2   pedoman praktek laboratoriumModul 2   pedoman praktek laboratorium
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
 
Parkinson’s disease
Parkinson’s  diseaseParkinson’s  disease
Parkinson’s disease
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Sistem perkemihan semester v
Sistem perkemihan semester vSistem perkemihan semester v
Sistem perkemihan semester v
 
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 

Similar to KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS

ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptxppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
BangUdinPolman
 
Empati pada pasien yang berbeda usia
Empati pada pasien yang berbeda usiaEmpati pada pasien yang berbeda usia
Empati pada pasien yang berbeda usia
tarmizitaher
 

Similar to KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS (20)

Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
SOSIO6.pptx
SOSIO6.pptxSOSIO6.pptx
SOSIO6.pptx
 
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
 
ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptxppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
ppt_Psikologi_Perkembangan_Remaja.pptx
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAKESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
 
Human bevaiour erickson
Human bevaiour ericksonHuman bevaiour erickson
Human bevaiour erickson
 
Ppt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekiPpt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak reki
 
Konsep diri2
Konsep diri2Konsep diri2
Konsep diri2
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
 
Konsep tumbang
Konsep tumbangKonsep tumbang
Konsep tumbang
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriHal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
 
Empati pada pasien yang berbeda usia
Empati pada pasien yang berbeda usiaEmpati pada pasien yang berbeda usia
Empati pada pasien yang berbeda usia
 
MATERI PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN : KONSEP DIRI, SPIRITUAL, SEKSUALITAS
MATERI PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN : KONSEP DIRI, SPIRITUAL, SEKSUALITASMATERI PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN : KONSEP DIRI, SPIRITUAL, SEKSUALITAS
MATERI PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN : KONSEP DIRI, SPIRITUAL, SEKSUALITAS
 
Ibu asmarani ppt
Ibu asmarani pptIbu asmarani ppt
Ibu asmarani ppt
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 

More from Aan Trainstation

More from Aan Trainstation (9)

TANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITALTANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITAL
 
TANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITALTANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITAL
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Range of motion (rom)
Range of motion (rom)Range of motion (rom)
Range of motion (rom)
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja
Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerjaKebutuhan keselamatan dan keamanan kerja
Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja
 
KDM MEMANDIKAN PASIEN
KDM MEMANDIKAN PASIENKDM MEMANDIKAN PASIEN
KDM MEMANDIKAN PASIEN
 
Eliminasi Urine
Eliminasi UrineEliminasi Urine
Eliminasi Urine
 
Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 

Recently uploaded

MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
sukman241
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
sapudin2
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
akunoppoa31rhn
 

Recently uploaded (20)

Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS

  • 2. PSIKOSOSIAL • Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011).
  • 3. MASALAH PSIKOSOSIAL (Depkes, 2011) • psikotik gelandangan dan pemasungan, • penderita gangguan jiwa, masalah anak: anak jalanan dan penganiayaan anak, masalah anak remaja: tawuran dan kenakalan, penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, • masalah seksual: penyimpangan seksual, pelecehan seksual dan eksploitasi seksual, tindak kekerasan sosial, stress pasca trauma, pengungsi/ migrasi, masalah usia lanjut yang terisolir, • masalah kesehatan kerja: kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan produktifitas dan stres di tempat kerja, dan lain-lain: HIV/AIDS
  • 4. TAHAP/FASE PERKEMBANGAN 1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) 2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu) 3. Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah) 4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri) 5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
  • 5. LANJUTAN... 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan) 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan) 8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
  • 6. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) • Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan. • dari lahir sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup. • bayi sangat tergantung dari pengasuhan. • Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia.
  • 7. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu) • Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun • masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. • latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting. • Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian. • Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
  • 8. Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah) • Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun. • masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. • Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa. • Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. • Rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
  • 9. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri) • Terjadi pada usia 6 s/d pubertas. • Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. • Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya. • Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil. • Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman baru.
  • 10. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas) • Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun • Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya. • Anak dihadapkan dengan penemuan siapa, bagaimana, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya. • Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa, pekerjaan dan romantisme. • Jika remaja menjajaki peran dg cara yang sehat dan positif maka identitas positif akan dicapai. • Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya
  • 11. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan) • Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun) • Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat & siap berkomitmen dg orang lain. • Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman. • Identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. • Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
  • 12. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan) • Terjadi selama masa pertengahan dewasa • Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga. • Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap dunia . • Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
  • 13. Integrity vs depair (integritas vs putus asa) • Terjadi selama masa akhir dewasa. • cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu. • Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan. • Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa. • Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. • Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
  • 14.
  • 15. KONSEP DIRI PSIKOSOSIAL • KONSEP DIRI  semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
  • 16. KOMPONEN KONSEP DIRI • • • • • Citra diri Ideal diri Harga diri Peran diri Identitas diri
  • 17. CITRA DIRI • sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup presepsi dari pasangan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
  • 18. IDEAL DIRI • Presepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
  • 19. HARGA DIRI • Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga diri menjadi rendah. Harga diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
  • 20. PERAN DIRI • Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
  • 21. IDENTITAS DIRI • Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
  • 22.
  • 23. GANGGUAN KONSEP DIRI Gangguan identitas diri • Perubahan perkembangan. • Trauma • Jenis kelamin yang tidak sesuai • Budaya yang tidak sesuai
  • 24. GANGGUAN KONSEP DIRI Gangguan citra tubuh (body image) • Hilangnya bagian tubuh • Perubahan perkembangan • Kecacatan
  • 25. GANGGUAN KONSEP DIRI Gangguan harga diri • Hubungan interpersonal yang tidak harmonis • Kegagalan perkembangan • Kegagalan mencapai tujuan hidup • Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
  • 26. GANGGUAN KONSEP DIRI Gangguan peran • Kehilangan peran • Peran ganda • Konflik peran • Ketidakmampuan menampilkan peran
  • 28. KEBUTUHAN SEKSUALITAS Libido merupakan dorongan seksual yang sudah ada pada manusia sejak lahir. Libido pada anak berbeda dengan libido pada orang tua
  • 29. SEKS • Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting/ naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan keturunan manusia.
  • 30. 2 ASPEK DARI SEGI SEKSUALITAS  ARTI SEMPIT  ARTI LUAS
  • 31. ARTI SEMPIT • Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang mana dalam pengertian kelamin ini, antara lain: 1. Alat kelamin itu sendiri 2. Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang membedakan antara laki-laki dan perempuan 3. Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya lat-alat kelamin 4. Hubungan kelamin (sengggama, percumbuan).
  • 32. ARTI LUAS • Segi lain dari seksualitas adalah seks dalam arti yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai akibat (konsekwensi) dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain: 1. Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut dan lain-lain. 2. Perbedaan atribut; pakaian, nama. 3. Perbedaan peran dan pekerjaan. 4. Hubungan antara pria dan wanita; tata krama pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan lain-lain.
  • 34. RESPON SEKSUAL NORMAL • Respon seksual normal pada manusia terdiri dari 5 fase : • Fase Hasrat Seksual • Fase Gairah Seksual • Orgasme • Fase Resolusi • Fase Refrakter
  • 35. FASE HASRAT SEKSUAL • FASE HASRAT SEKSUAL • Hasrat seksual adalah tingkatan umum dari satu ketertarikan dalam masalah seksual. Fase ini di modulasi oleh hormon yang juga berpengaruh terhadap keterarikan seksual pada masa pubertas. Modulator utama pada laki dan perempuan adalah hormon testosteron
  • 36. FASE GAIRAH SEKSUAL • • • • • FASE GAIRAH SEKSUAL Fase ini terdiri dari 3 komponen : Komponen Sentral Komponen Genital Komponen Perifer
  • 37.
  • 38. KOMPONEN SENTRAL • Komponen Sentral • Merupakan repon terhadap rangsangan seksual yang dapat berbentuk sentuhan, visual, khayalan internal, atau dari satu bentuk hubungan tertentu. Rangsangan bekerja pada kortek serebri ( gambar dibawah ). Area serebrum yang terlibat adalah sistem Limbik. Sistem ini terdiri dari pusat eksitasi yang melibatkan endorfin sebagai satu neurotransmiter dan pusat inhibisi yang sangat erat hubungannya dengan pusat untuk rasa cemas dan nyeri.
  • 39. KOMPONEN GENITAL • Komponen Genital • Jalur spinal yang pasti menuju ke arah genital masih tidak diketahui dengan pasti namun nampaknya dekat dengan jalur spinothalamik untuk sensasi temperatur dan rasa nyeri. Respon genital adalah berupa vasokongesti dan perubahan neuromuskuler. Dilatasi arteriol dikendalikan oleh jalur parasimpatik pada S 2,3,4 melalui nervus erigentes. Selain itu diduga adanya keterlibatan dari jalur simfatis thorakal. Neurotransmiter lokal yang terkait adalah VIP – vasoactive intestinal polypeptide , satu vasodilator poten yang berada di penis dan vagina.
  • 40. KOMPONEN PERIFER • Komponen Perifer • Gairah seksual menyebabkan : • Peningkatan tekanan darah sistolik dan distolik ( kadang hanya bersifat transien ) • Flushing generalisata pada seluruh kulit • Denyut nadi bertambah atau berkurang • Perubahan frekuensi pernafasan • Dilatasi pupil
  • 41. FASE PLATEU • FASE PLATEAU • Bila gairah seksual sudah sempurna maka sampailah pada fase plateu dimana pasangan dapat memperpanjang kenikmatan sanggama sebelum sampai pada fase orgasme. Bila fase ini berkepanjangan maka sanggama akan justru menyakitkan baik pada pria ataupun pada wanita.
  • 42. ORGASME • Pada pria dan wanita • Terdapat kontraksi muskulus rectus abdominis, sfingter ani dan spasme karpopedal. • Terdapat peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik sekitar 25 mmHg • Hiperventilasi • Rasa menyenangkan dan perubahan kesadaran dalam berbagai tingkatan
  • 43. FASE RESOLUSI • Hal hal yang terjadi Fase gairah Seksual secara berangsur angsur mereda. Pada pria, ereksi penis secara bertahap berkurang dan kembali ke ukuran semula. Pada wanita, bila tidak terjadi orgasme maka ketegangan atau kongesti organ panggul memerlukan beberapa jam untuk mereda dan terasa sangat tidak menyenangkan. • Pada pria dan wanita terdapat perasaan santai yang menyenangkan namun dengan intensitas dan durasi pada pria dan wanita yang tidak sama.
  • 44. FASE REFRAKTER • FASE REFRAKTER • Satu interval dimana stimulasi tidak menghasilkan respon. Pada pria hal ini dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam tergantung usia. Beberapa wanita tidak mengalami fase refrakter dan sejumlah wanita dapat memperoleh orgasme yang multiple ( 14%)
  • 45. PENGARUH USIA TERHADAP SEKS • • • • • MASA REMAJA PASANGAN PENGANTIN BARU PASCA PERSALINAN USIA PARUH BAYA USIA TUA
  • 46.
  • 47. FUNGSI SEKSUAL • • • • • • • FUNGSI REPRODUKSI REKREASI IKATAN PASANGAN JATI DIRI SEKSUALITAS KEPERCAYAAN DIRI PELAMPIASAN PERASAAN MENGURANGI KECEMASAN & KETEGANGAN EMOSIONAL • PENGAMBILAN RESIKO • MATERI
  • 48. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL 1. 2. 3. 4. Perubahan pola seksualitas Disfungsi seksual Gangguan Citra tubuh Ganguan harga diri