1. “EXCHANGE RATE DAN NERACA PEMBAYARAN”
O
L
E
H
:
NAMA: YUCA SIAHAAN
NIM:F0109109/ EP
STUDI PEMBANGUNAN - FE
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Yuca Siahaan
2. I. EXCHANGE RATE
Pengertian
Valuta asing diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang
digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan
yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung
dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency. Nilai
mata uang ini relatif stabil dan terkadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap
mata uang lainnya. Pada umumnya berasal dari mata uang negara maju, seperti : USD, JPY,
DEM, GBP, FRF, AUD, dan SFR.
Sedangkan mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan
kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai soft
currency. Nilai mata uang ini kurang stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan
nilai terhadap mata uang lainnya. Pada umumnya berasal dari mata uang negara berkembang,
seperti : Rupiah, Peso, Bath, dan Rupee.
Total valas yang dimiiki pemerintah dan swasta suatu negara disebut sebagai
cadangan devisa. Cadangan tersebut diketahui dari posisi BOP atau neraca pembayarannya.
Jenis nya ada 2, yaitu cadangan devisa resmi dan cadangan devisa nasional.
Mekanisme Bursa Valas
Bursa atau pasar valas adalah suatu tempat atau sistem dimana perorangan,
perusahaan, dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan
melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply)
valas (forex).
Tiga prinsip pokok bursa valas adalah:
1. Pengertian kurs jual dan kurs beli selalu dilihat dari sisi atau pihak bank atau money
changer atau pedagang valas.
2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli.
3. Kurs jual / beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs beli / jual dari mata
uang (valas) lawannya.
Yuca Siahaan
3. Mekanisme Bursa Valas
Bila seorang importir A di Jakarta ingin mengimpor mesin dari seorang eksportir
B di New York seharga USD 10,000.00. karena pembayaran harus dilakukan dalam USD,
importer A di Jakarta sebagai nasabah harus datang ke bank devisa, misalnya Bank BNI,
untuk membeli atau meminta USD dengan menjual atau menawarkan rupiah.
Fungsi bursa valas adalah:
1. Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional.
2. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional.
3. Menyediakan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang valas untuk
menghindari risiko kerugian atas fluktuasi kurs valas.
Spread adalah selisih antara kurs jual dan kurs beli valas. Bahwa nilai kurs jual
akan lebih tinggi daripada kurs beli disebabkan pihak bank selalu berusaha untuk
memperoleh keuntungan dari selisih penjualan dengan pembelian (biaya transaksi).
Yuca Siahaan
4. Jenis Bursa Valas
1. Spot Rate dan Spot Market
Spot market adalah pasar dimana dilakukan transaksi pembelian dan penjualan
valas untuk penyerahan dalam jangka waktu 2 hari. Kurs yang dipakai untuk melaksanakan
transaksi spot adalah spot (exchange) rate. Spot rate adalah kurs valas yang berlaku untuk
penyerahan 1-2 hari, tergantung jenis valasnya.
2. Forward Rate dan Forward Market
Forward market adalah bursa valas dimana dilakukan transaksi penjualan dan
pembelian valas dengan kurs forward. Kurs forward adalah kurs yang ditetapkan sekarang
atau pada saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang antara 2 x 24 jam lebih
sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. Forward rate dan forward market timbul karena
adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs valas.
3. Currency Futures Market
Adalah salah satu bentuk bursa valas. Dalam hal ini dilakukan kontrak yang
sering digunakan oleh para pengusaha atau pedagang valas untuk melindungi posisi Forexnya atau untuk berspekulasi mencari keuntungan terhadap fluktuasi forward rate.
Dalam currency futures market kontrak perdagangan valas dilakukan dengan
standar volume dan jangka waktu tertentu. Transaksi perdagangan currency futures market
ini dilakukan secara face to face di trading floor yang disiapkan oleh International Monetary
Market melalui broker yang berbeda dengan forward contract yang dinegosiasikan melalui
telepon. Selain digunakan untuk melindungi perusahaan terhadap resiko kerugian, currency
futures market juga digunakan oleh para
arbitrageur atau
speculator untuk mencari
keuntungan dengan memperhatikan future currency movement.
4. Currency Option Market
Currency option market merupakan suatu alternatif lain bagi pengusaha atau
pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga memperoleh hak untuk
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valas pada
harga dan jangka waktu atau tanggal expired tertentu.
5. Euro Currency Market
Adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal sebagai Euro Dollar
Market yang tumbuh dan mulai berkembang sejak awal tahun 1960. Pasar
uang ini
sebenarnya dimulai dari simpanan emas Uni Soviet dalam bentuk deposito dollar di Inggris
untuk membiayai impor gandumnya dari USA. Pelaku utama dari Euro Currency Market ini
Yuca Siahaan
5. terdiri dari bank-bank besar yang dikenal sebagai Euro Banks yang menerima deposito dan
memberikan pinjaman dalam berbagai currency
Hedging dan Forex Exposure
Dalam hal pemagaran resiko atau hedging, sering kali terhadap hutang dalam
valuta asing, hal ini akibat dari sering terjadinya kenaikan kurs yang terus menerus. Kenaikan
kurs ini dapat meningkatkan nilai pinjaman atau hutang jika tidak dilakukan hedging. Dengan
dilakukan hedging minimal resiko kerugian dapat diperkecil seminimal mungkin.
Secara finansial, forex exposure atau pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap
transaksi ekspor – impor yang dilakukan oleh perusahaan digolongkan sebagai berikut:
1. Transaction exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap future cash
transaction
2. Economic / operating exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap
present value dari future cash flows suatu perusahaan.
3. Transaction/ accounting exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap
consolidated financial statement perusahaan.
Dalam hedging ada beberapa catatan penting, yaitu :
1. Bila perusahaan memiliki receivable dalam suatu valas yang akan apresiasi (FR>SR)
maka tidak perlu dilakukan hedging. Sebaliknya jika valas tersebut depresiasi
(FR<SR) maka perlu dilakukan hedging.
2. Bila perusahaan memiliki payable dalam suatu valas yang akan apresiasi (FR>SR)
maka perlu dilakukan hedging. Sebaliknya jika valas tersebut depresiasi (FR<SR)
maka tidak perlu dilakukan hedging.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kurs Valas
1. Supply dan demand foreign currency
2. Posisi BOP dan BOT
3. Tingkat inflasi
4. Tingkat bunga
5. Tingkat income
6. Pengawasan pemerintah
7. Ekspektasi / rumor/ spekulasi
Yuca Siahaan
6. Hubungan Valas dengan Tingkat Bunga
Ketika tingkat bunga diartikan sebagai kenaikan nilai mata uang, kemudian nilai
mata uang digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang
dari negara yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi cenderung mengalami depresiasi. Ketika
tingkat bunga diartikan sebagai penurunan harga komoditi, kemudian harga komoditi
digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang dar negara
yang memiliki tingkat bunga lebih tingg cenderung mengalami apresiasi.
Hubungan Valas dengan Inflasi
Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga komoditi, kemudian harga komoditi
dipergunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang yang
memiliki tingkat inflasi lebih tinggi cenderung mengalami depresiasi. Ketika tingkat inflasi
diartikan sebagai penurunan nilai mata uang, kemudian nilai mata uang digunakan sebagai
acuan untuk meprediksi pergerakan kurs, maka mata uang yang memiliki tingkat inflasi lebih
tinggi mengalami apresiasi
Yuca Siahaan
7. II. BALANCE OF PAYMENT (BOP)
Pengertian
Balance of payment yaitu semua transaksi ekonomi internasional suatu
perekonomian negara pada umumnya dicatat, dikumpulkan dan kemudian disusun
pemerintah dalam bentuk ikhtisar yang biasa
BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem
akuntansi yaitu “double-entry” setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua
kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan transaksi debit. Dengan menggunakan sistem doubleentry book keeping maka BOP akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki
cadangan devisa yang positif atau negatif. Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan
dalam sistem double-entry book keeping,
Catatan yang tercatat dalam BOP terdiri dari (Hamdy Hady):
Credit Entries (Transaksi Kredit) diantaranya:
1.
Export of good and services (ekspor barang dan jasa).
2.
Income receivable (penerimaan dari hasil investasi).
3.
Offset to real or financial resources received (transfers).
4.
Increases in liabilities (kenaikan kewajiban).
5.
Decrease in financial assets (penurunan kekayaan).
Debit Entries (Transaksi Debit)
1.
Import of good and services (impor barang dan jasa)
2.
Income payable (pembayaran atas hasil investasi)
3.
Offset of real financial recourse provide (tranfer)
4.
Decrease in liabilities (penurunan kewajiban)
5.
Increase in financial assets ( kenaikan kekayaan)
Kegunaan BOP
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara
penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu
negara
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara
Yuca Siahaan
8. 5. Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara
donor untuk memberikan bantuan keuangan,
6. Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat
inflasi, pertumbuhan, GDP, dan sebagainya.
Struktur BOP
Berdasarkan BOP Manual (IMF, 1993) dan BOP Textbook (IMF, 1996),
komponen standar dari BOP adalah sebagai berikut:
I.
Current account (neraca transaksi berjalan)
A. Goods and services (barang dan jasa)
1. Goods
2. Services
a. Transportation
b. Travel
B. Income (pendapatan)
1. Compensation of employees
2. Investment income
a. Direct investment
b. Portofolio investment
C. Current Transfer
1. General Goverment
2. Workers remittances
II.
Capital and financial account
A. Capital Account
1. Capital transfer
2. Acquisition / disposal of on-produced, non financial assets
B. Financial Account
1. Direct investment
2. Portofolio investment
3. Other investment
4. Reserve assets
Yuca Siahaan
9. Posisi BOP
Neraca pembayaran defisit menjadi permasalahan tetapi neraca pembayaran yang
surplus juga menimbulkan permasalahan. Neraca pembayaran yang ideal adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang. Neraca pembayaran yang surplus atau
defisit berarti neraca tersebut mengalami disekuilibrium.
Disekuilibrium
neraca
pembayaran
internasional
menurut
penyebabnya
digolongkan sebagai berikut:
1. Disekuilibrium Musiman ( Seasonal Disequilibrium)
Transaksi-transaksi ekonomi luar negeri suatu negara besar kecilnya tergantung
kepada keadaan perekonomian dalam negeri dan juga keadaan perekonomian luar
negeri. Padahal kebanyakan gejala-gejala ekonomi tersebut mempunyai sifat musiman
yang berakar pada gejala-gejala alam(yaitu adanya musim kemarau dan musim hujan
untuk negara-negara yang mempunyai dua musim atau musim dingin, musim semi,
musim panas dan musim guguruntuk perekonomian yang mempunyai empat musim)
atau musiman yang diciptakan oleh manusia sendiri seperti misalnya Hari Raya Idul
Fitri , Hari Raya Natal Dan sebagainya lagi yang semuanya itu berulang secara teratur
setiap tahunnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya musiman yang terjadi dalam
perekonomian dalam negeri maupun perekonomian negara-negara lain dengan
sendirinya akan menimbulkan perubahan-perubahan pada neraca pembayaran yang
sifatnya juga musiman. Perubahan-perubahan dalam neraca pembayaran internasional
yang mempunyai pola seasonal atau musiman ini pada umumnya tidak banyak
menimbulkan masalah, sebab defisit daripada neraca pembayaran pada bulan-bulan
tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan lainnya.
2. Disekuilibrium Siklis (Cyclical Diequilibrium)
Yaitu disekuilibrium yang timbul akibat adanya gelombang konjungtur yang terjadi
dalam perekonomian dalam negeri atau pun dalam perekonomian negara lain. C.P.
Kindleberger mengatakan bahwa gelombang konjungtur dalam suatu perekonomian
tidak selalu mengakibatkan terjadinya “cyclical disequilibrium” neraca pembayaran
internasional negara bersangkutan yaitu apabila negara-negara bersangkutan
mempunyai elastisitas pendapatan yang sama, elastisitas harga yang sama, pola
gelombang konjungtur yang sama dan gelombang konjungtur bekerja pada waktuwaktu yang bersamaan.
Apabila saat gelombang konjungtur tidak bersamaan atau pola gelombang konjungtur
yang terjadi berbeda, atau kalau elastisitas pendapatannya berbeda atau kalau
Yuca Siahaan
10. elastisitas harganya bebeda, maka akan terjadilah cyclical disequilibrium dalam
neraca pembayaran internasional negara-negara bersangkutan. Untuk mengatasi
disequilibrium yang sifatnya cyclical ini, biasanya dapat dipergunakan kebijaksanaankebijaksanaan moneter atau kebijaksanaan-kebijaksanaan fiscal.
3. Structural Disequilibrium
Yaitu disekuilibrium neraca pembayaran internasional akibat ketidakserasian antara
perubahan pada permintaan dan penawaran barang-barang perdagangan internasional
dengan perubahan-perubahan pada penawaran faktor-faktor produksi mengikuti
perubahan daripada permintaan dan penawaran akan barang-barang perdagangan
internasional. Timbulnya struktural disequilibrium dapat diakibatkan oleh berbagai
macam sebab (Delbert A. Snider) yaitu berkurangnya stock capital nasional yang
sangat drastic mengurangi kapasitas produksi nasional, berubahnya pola produksi,
berubahnya pola permintaan beruubahnya term of trade, berubahnya pola
perdagangan, berubahnya pola aliran daripada kapital jangka panjang dan perubahanperubahan dalam institusi.
4. Disekuilibrium spekulasi
Yaitu disekuilibrium neraca pembayaran internasional yang terjadi karena adanya
aliran modal yang terjadi karena unsur – unsur spekulasi seperti yang terjadi di
Indonesia sejak krisis moneter Juli 1997.
Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran yang ideal adalah keadaan neraca pembayaran yang
ekuilibrium atau seimbang. Proses perubahan pada pos-pos dalam neraca pembayaran disebut
sebagai proses penyeimbang kembali neraca pembayaran yang tidak seimbang (balance of
payments adjustment).
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran pada dasarnya melalui lima
jalur, yaitu :
1. Melalui perubahan tingkat pendapatan nasional
2. Melalui perubahan tingkat harga
3. Melalui perubahan kurs valuta asing
4. Melalui perubahan tingkat bunga
5. Melalui sektor moneter neraca pembayaran
Yuca Siahaan
11. 1. Penyeimbang kembali neraca pembayaran melalui perubahan pendapatan nasional
Dapat dibedakan :
a. Penyeimbang melalui sektor pengeluaran. Ekspor merupakan komponen pendapatan
nasional, sehingga perubahan nilai ekspor akan mengakibatkan perubahan pendapatan
nasional secara langsung. Sebaliknya perubahan pendapatan nasional akan
mengakibatkan perubahan nilai impor. Konsepsi ini dikenal dengan konsepsi angka
pengganda luar negeri (foreign trade multiplier).
b. Penyeimbang melalui perubahan jumlah uang beredar. Saldo sektor moneter neraca
pembayaran internasional merupakan salah satu faktor penentu jumlah uang yang
beredar. Saldo debit mengakibatkan bertambahnya jumlah uang beredar, saldo kredit
mengakibatkan berkurangnya jumlah uang beredar. Meningkatnya nilai ekspor atau
menurunnya nilai impor eksogen juga mengecilnya saldo debit atau membesarnya
saldo kredit neraca investasi semua mengakibatkan surplus neraca pembayaran.
2. Penyeimbang kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat harga.
Pada dasarnya ada dua versi, tergantung pada teori mana yang mendasari analisis proses
penyeimbang kembali neraca pembayaran tersebut.
a.
Versi Teori Kuantitas Uang
Proses penyeimbang akan dipercepat dengan surplusnya neraca
pembayaran pasti dibarengi dengan defisit neraca pembayaran. Jumlah uang beredar
di negara yang defisit neraca pembayarannya akan berkurang. Sesuai dengan teori
kuantitas uang jika jumlah uang beredar berkurang maka tingkat harga akan turun atau
disebut deflasi. Deflasi ini mengakibatkan bertambahnya kemampuan produsen dalam
negri bersaing dengan produsen luar negri. Hal ini bertendensi akan meningkatkan
ekspor dan menurunnya impor. Jadi gejala inflasi (yang ditimbulkan oleh surplusnya
neraca pembayaran) akan menghilangkan surplus, sedangkan deflasi (negara dengan
defisit pembayaran) bertendensi menghilangkan defisit. Kedua gejala ini saling
mempercepat kembalinya neraca pembayaran ke keadaan ekuilibrium.
Versi Pendapatan – Pengeluaran Keynes
b.
Apabila bertambah besarnya nilai ekspor atau jumlah uang beredar bertambah
sebagai akibat dari pada surplus neraca pembayaran maka peningkatan kesempatan
kerja akan melampaui full-employment. Inflationary gap akan terjelma akibatnya
peningkatan tingkat harga (inflasi) terjadi. Berbeda dengan versi teori kuantitas uang
dimana penyeimbang kembali neraca pembayaran lewat perubahan tingkat harga
Yuca Siahaan
12. dianggap setiap saat berlaku, pendekatan pendapatan-pengeluaran menghasilkan
kesimpulan bahwa penyeimbang kembali neraca pembayaran yang tidak seimbang
untuk negara yang mengalami surplus mulai berlaku setelah perekonomian mencapai
full-employment.
3. Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran melalui Perubahan Kurs Valuta
Asing
Sepanjang sistem devisa memberi kesempatan kepada kurs valuta asing
untuk berubah, penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan kurs
valuta asing dapat terjadi. Jika jumlah valuta asing yang diminta sama dengan jumlah
valuta asing yang ditawarkan maka kurs valuta asing dan juga neraca pembayaran
berada dalam keadaan seimbang atau ekuilibrium.
Langkah yang boleh dilakukan berkaitan dengan valuta asing adalah
kebijakan devaluasi. Devaluasi yakni kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang
dalam negeri. Dengan devaluasi, ekspor akan mampu bersaing dengan produk negara
lain sehingga neraca pembayaran kita meningkat dan bisa kembali seimbang.
4.
Penyeimbangan
Kembali
Neraca
Pembayaran
Melalui
Perubahan
Tingkat Bunga
Jika karena suatu hal, neraca pembayaran mengalami defisit, maka dengan
menggunakan asumsi ceteris paribus, jumlah uang yang beredar akan menurun. Ini akan
mengakibatkan kurva LM bergeser ke kiri (penawaran uang berkurang) dan tingkat
bunga naik. Pergeseran ini akan mengubah keseimbangan neraca pembayaran.
Bagi negara yang neraca pembayarannya mengalami surplus, proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran bekerjanya persis sama dengan apa yang
diuraikan di atau, hanya saja dengan arah yang berlawanan. Saldo debit pada items below
the line akan mengakibatkan bertambahnya uang yang beredar. Ini selanjutnya
menyebabkan bergesernya kurva LM bertambah dan tingkat bunga turun. Dengan
pergeseran kurva LM dengan arah yang demikian akan dihasilkan titik potong baru
dengan kurva IS pada ketinggian tingkat bunga yang lebih rendah daripada ketinggian
yang semula. Menurunnya tingkat bunga akan mengakibatkan menurunnya aliran modal
masuk atau meningkatnya aliran modal ke luar. Neraca pembayaran yang semula
mengalami surplus tersebut, angka surplusnya akan mengecil.
5. Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran Menurut Madzab Monetaris
Madzab Monetaris berpegang teguh pada konsepsinya mengenai permintaan
uang bahwa transaksi-transaksi pada neraca pembayaran merupakan hasil keputusan
Yuca Siahaan
13. portofolio agregatif para penduduk dalam negeri dan para penduduk negara - negara lain.
Sehingga proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran terjadi pada sektor moneter
neraca pembayaran. Pendekatan kaum Monetaris ini, yang disebut monetary of payments
approach, menganggap bahwa surplus dan defisitnya neraca pembayaran timbul karena
adanya disekuilibrium portofolio, yaitu saldo kas atau money balance yang terjadi
berbeda dengan saldo kas yang diinginkan oleh masyarakat. Akibat adanya usaha untuk
menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan tersebut itulah yang
menyebabkan timbulnya disekuilibrium neraca pembayaran dan berubahnya kurs valuta
asing.
Kelebihan penawaran atau kelebihan permintaan akan saldo kas dalam
neraca pembayaran terungkap dalam bentuk adanya saldo yang cukup besar pada items
below the line. Items above the line yang terdiri dari neraca transaksi berjalan dan neraca
investasi, akan menyesuaikan diri dengan saldo pada items below the line tersebut. Jadi,
menurut pendekatan monetary balance of payments, disekuilibrium neraca pembayaran
adalah merupakan gejala moneter.
Pihak pemerintah dapat secara efektif mempengaruhi jumlah yang
beredar di dalam negeri. Interaksi kebijakan moneter dalam negeri dengan kebijakan
moneter di negara-negara lain tercermin pada perubahan kurs valuta asing, dan tidak
pada neraca pembayaran. Perpindahan cadangan internasional dalam sistem ini tidak
akan terjadi. Jadi sebuah perekonomian mengalami inflasi ataukah deflasi sepenuhnya
akibat dari kebijakan-kebijakan moneter dalam negeri, bukan negara lain.
Yuca Siahaan
14. Dafar Pustaka
Hady. H. 2004. "Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional,"
Ghalia Indonesia: Jakarta
Tambunan,
tulus.
2003.
“Perekonomian
Indonesia”,
Ghalia
indonesia
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/neraca.html
“Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Kurs Valuta Asing”
http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-tingkat-bunga-terhadapkurs
Diakses 25 Juni 2012
“Pengaruh Inflasi Terhadap Kurs Valuta Asing”
http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-inflasi-terhadap-kurs
Diakses 25 Juni 2012
“Mekanisme Perdagangan Foreign Exchange dengan Sistem Margin Trading”
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/150/hubptain-gdl-sindyayupa-7475-4-babiii.pdf
Diakses 25 Juni 2012
Gabriela. “Neraca Pembayaran.” Artikel. 09 Maret 2011
http://muthiyagabrielamalawat.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html
Diakses 25 Juni 2012
http://zulfikaralbar93.blogspot.com/2012/01/balanced-of-payment-bop.html
Yuca Siahaan