SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Download to read offline
PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM SPRINKLER
PADA GEDUNG PERKANTORAN
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia (16309863)
2. Yogi Oktopianto (16309875)
3. Yurista Vipriyanti (16309876)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebakaran merupakan bencana yang disebabkan oleh api yang tidak dikehendaki
yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik berupa harta benda maupun jiwa manusia.
Saat ini kebakaran sudah menjadi masalah nasional, karena bukan saja merugikan individual,
melainkan meliputi instalasi atau sarana vital yang menguasai hajat hidup orang banyak
seperti pabrik, pembangkit tenaga listrik, pelabuhan, dan instalasi-instalasi lainnya. Faktor
terbesar yang menyebabkan kebakaran adalah adanya nyala api dan listrik.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yaitu tentang tujuan umum K3
yang termasuk penanggulangan kebakaran yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan
orang lain, aset perusahaan dan lingkungan masyarakat. Dan yang tertera pada ketentuan
pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan,
pengurangan dan pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan
gas. Selain itu pada Kepmenaker 186/Men/1999 yang menjelaskan bahwa perusahaan wajib
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam perancangan sistem sprinkler adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik gedung
perkantoran.
2. Bagaimana cara pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran.
3. Bagaimana menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk perancangan
sistem sprinkler.
4. Bagaimana menentukan kebutuhan pipa dan daya pompa pada sistem Sprinkler.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menetukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik Gedung
Perkantoran.
2. Untuk menentukan pemasangan sistem sprinkler pada gedung Perkantoran.
3. Untuk menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk perancangan sistem
sprinkler.
4. Untuk menentukan kebutuhan pipa dan daya pompa pada sistem Sprinkler.
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:.
1. Perancangan sprinkler pada gedung perkantoran.
2. Tidak membahas masalah sistem kelistrikan dan estimasi biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 SISTEM SPRINKLER
Sistem sprinkler adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidak-
tidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara
tetap/permanen di dalam bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis
dengan menyemprotkan air di tempat mula terjadi kebakaran.
1.2.1 Klasifikasi Sistem Sprinkler
Klasifikasi sprinkler dibagi menjadi dua macam berdasarkan Standar
Kontruksi Bangunan Indonesia (SKBI 3.4.53.1987), yaitu:
1. Berdasarkan arah pancaran :
- pancaran ke atas
- pancaran ke bawah
- pancaran ke dinding
2. berdasarkan kepekaan terhadap suhu :
a. Warna segel:
- Warna putih pada temperatur 93° C
- Warna biru pada temperatur 141° C
- Warna kuning pada temperatur 182° C
- Warna merah pada temperatur 227° C
- Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C
b. Warna cairan dalam tabung:
- Warna jingga pada temperatur 53° C
- Warna merah pada temperatur 68° C
- Warna kuning pada temperatur 79° C
- Warna hijau pada temperatur 93° C
- Warna biru pada temperatur 141° C
- Warna ungu pada temperatur 182° C
- Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C
1.2.2 Jenis Sistem Sprinkler
Sistem sprinkler secara otomatis akan bekerja bila segelnya pecah akibat adanya
panas dari api kebakaran. Sistem Sprinkler dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
1. Sistem Pipa Basah (Wet Pipe System).
Dalam sistem ini, sistem pipa mulai dari sumber suplai air sampai katup kontrol
(Control valves) yang menuju ke sprinkler sudah terisi air. Sistem pipa basah biasanya
dipasang pada gedung atau hunian dimana tidak ada kemungkinan terjadinya air
membeku dalam pipa.
Untuk sistem pipa ini banyaknya sprinkler yang dipasang dikontrol oleh satu set valve
dan tidak melebihi 500 buah untuk tingkat bahaya ringan atau 1000 buah untuk tingkat
bahaya kebakaran sedang dan tinggi.
2. Sistem Pipa Kering (Dry Pipe System).
Sistem ini biasanya digunakan dalam suatu bangunan dimana kondisi temperatur
berada pada keadaan yang bisa beku, seperti pada ruang pendingin atau temperatur yang
dapat dijaga diatas 70° C, seperti oven pengering. Pipa kering tersebut selalu terisi udara
dengan tekanan yang cukup untuk menahan air.
3. Alternatif Sistem Pipa Basah dan Pipa Kering (Combined Dry Pipe-Preaction).
Sistem ini biasanya dipasang tanpa pemanas air, dimana dalam sistem basah ada
kemungkinan air membeku pada musim dingin. Sehingga sistem ini biasanya
dioperasikan pada musim panas untuk sistem basah dan sistem kering pada musim dingin.
Jika hendak mengoperasikan dengan sistem basah, maka dry valve harus diubah
fungsinya ke sistem basah dan ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat.
4. Sistem Pipa Kering Pada Ujungnya (Deluge System).
Sprinkler untuk sistem ini harus dipasang menghadap kelangit-langit, kecuali jika
dijinkan untuk dipasang jenis pendent.
5. Tindakan Awal (Pre-Action System).
sistem ini merupakan gabungan antara standart sprinkler sistem dan pemasangan alat
pengindera kebakaran. Pada umumnya detctor panas atau asap akan bekerja lebih dahulu
dankatub yang bekerja lebih awal akan terbuka sehingga air mengalir ke pipa sprinkler
sebelum sprinkler pertama bekerja.
1.2.3 Peletakan Sistem Sprinkler
2.2.31 Letak Kepala Sprinkler
1. Dinding Dan Pemisah
Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal sistem bahaya
kebakaran ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem bahaya
kebakaran sedang atau system bahaya kebakaran berat tidak boleh melebihi dari 2
m. Apabila gedung tidak dilengkapi langit-langit, maka jarak kepala springkler
dan dinding tidak boleh melebihi 1,5 m. Gedung yang mempunyai sisi terbuka,
jarak kepala sprinkler sampai sisi terbuka tidak boleh lebih dari 1,5 m.
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Gambar 2.1 Penempatan kepala sprinkler tambahan
2. Kolom
Pada umumnya kepala springkler harus ditempatkan bebas dari kolom.
Apabila hal tersebut tidak dapat dihindari dan jarak kepala springkler terhadap
kolom kurang dari 0,6 m, maka harus ditempatkan sebuah kepala springkler
tambahan dalam jarak 2 m dari sisi kolom yang berlawanan.
3. Balok
Kepala springkler harus ditempatkan dengan jarak sekurang-kurangnya 1,2
m dari balok. Apabila balok mempunyai flens sebelah atas dengan lebar kurang
dari 200 mm, maka kepala springkler boleh dipasang di sebelah atas gelagar
dengan catatan bahwa deflektor kepala springkler harus berjarak lebih besar dari
150 mm di atas balok.
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Gambar 2.2 Jarak kepala sprinkler terhadap balok
4. Kuda – Kuda
Pada umumnya kepala springkler harus selalu dipasang pada jarak
mendatar sejauh minimum 0,3 m dari balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil
atau sama dengan 100 mm, dan minimum 0,6 m apabila balok kudakuda yang
lebarnya lebih besar dari 100 mm. Apabila pipa cabang ditempatkan menyilang
terhadap balok kuda-kuda, maka kepala springkler boleh ditempatkan disebelah
atas sumbu balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 200 mm
dengan ketentuan bahwa deflektor kepala springkler berjarak lebih besar dari 150
mm dari balok kuda-kuda.
Apabila pipa cabang dipasang sejajar dengan balok kuda-kuda, maka jarak
kepala springkler terhadap balok kuda-kuda ditentukan sesuai dengan tabel 2.3.
Tabel 2.1 Kuda-kuda
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
5. Penempatan kepala sprinkler dinding
Penempatan deflektor kepala sprinkler dinding tidak boleh lebih dari 150
mm atau kurang dari 100 mm dari langit-langit. Sumbu kepala sprinkler tidak
boleh lebih dari 150 mm atau kurang dari 50 mm dari dinding tempat kepala
sprinkler dipasang.
Sepanjang dinding. Sistem bahaya kebakaran ringan 4,6 m. Sistem bahaya
kebakaran sedang, 3,4 m (langitlangit tidak tahan api), 3,7 m (langit-langit tahan
api). Dari ujung dinding. Sistem bahaya kebakaran ringan 2,3 m, Sistem bahaya
kebakaran sedang 1,8 m.
6. Jumlah deretan kepala sprinkler
- Untuk ruangan yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m, cukup
dilengkapi dengan sederet sprinkler sepanjang ruangan. Untuk ruangan yang
lebarnya antara 3,7 m sampai 7,4 m harus dilengkapi dengan deretan sprinkler.
- Untuk ruangan yang panjangnya lebih dari 9,2 m (bahaya kebakaran ringan)
atau lebih dari 7,4 m (bahaya kebakaran sedang) deretan sprinkler harus
dipasang selang-seling, sehingga setiap kepala sprinkler terletak pada garis
tengah antara dua kepala sprinkler yang berhadapan.
- Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 7,4 m deretan kepala sprinkler jenis
konvensional (dipasang pada langit-langit) harus dipasang pada langit-langit di
tengahtengah antara dua deret kepala sprinkler sebagai tambahan sepanjang
ruangan pada tiap sisinya.
- Berdasarkan NFPA 15 jarak maksimum antar sprinkler 3,7 meter sehingga jari
– jari jangkauannya adalah 1,85 meter. Kemudian dapat dihitung jumlah
kepala sprinkler tiap luas bangun, yaitu:
Gambar 2.3 Jari – Jari jangkauan sprinkler
Luas Sprinkler/perlindungan = πR2
Luas Bangunan = PxL ………………………………...........(2.1)
Jumlah Sprinkler =
= ……………………………………....(2.2)
Keterangan:
R = Jari-jari sprinkler (1,85 m)
P = Panjang conveyor (m2
)
L = Lebar conveyor (m2
)
Dalam perencanaan ini jarak antar sprinkler menurut model E Spray nozzles vk
810 – vk 817 yang digunakan adalah 3 meter agar area perlindungan bisa
terjangkau seluruhnya.
Gambar 2.4 Jarak antar kepala sprinkler
2.2.3.2 Spesifikasi Kepala Sprinkler
Kepala sprinkler yang digunakan harus kepala sprinkler standar. Kepala sprinkler
yang boleh digunakan hanya kepala sprinkler yang terdaftar. Perubahan apapun tidak
dibolehkan pada kepala sprinkler setelah keluar dari pabrik. Sifat-sifat aliran kepala sprinkler
harus dibedakan dalam tiga hal:
- Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler pancaran atas.
- Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler pancaran bawah.
- Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler dinding.
Kepala sprinkler terbuka boleh digunakan untuk melindungi bahaya kebakaran
khusus seperti tempat-tempat terbuka atau untuk tempat khusus lainnya. Kepala sprinkler
dengan ukuran lubang yang lebih kecil boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang
tidak membutuhkan air sebanyak yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan
ukuran lubang nominal 10 mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar
dari 10 mm boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang membutuhkan air lebih banyak
dari jumlah yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal 10
mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar dari 10 mm yang
mempunyai ulir pipa besi 10 mm tidak boleh dipasang pada sistem sprinkler terbaru.
1. Ukuran lubang kepala sprinkler
Ukuran nominal lubang kepala sprinkler yang dibenarkan untuk masing-masing
sistem bahaya kebakaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Ukuran lubang kepala sprinkler
(Sumber : SNI 03-3989- 2000)
2. Konstanta ”k”
Konstanta “k” untuk ketiga ukuran lubang kepala sprinkler tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Konstanta “k”
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
3. Tingkat suhu kepala sprinkler
Tingkat suhu kepala sprinkler otomatis ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.4 Tingkat suhu kepala sprinkler
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Pemilihan tingkat suhu kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 30°C di atas suhu
ruangan.
- Kepala sprinkler dalam ruangan tersembunyi atau pada ruang peragaan tanpa
dilengkapi ventilasi harus dari tingkat suhu antara 79°C - 100°C.
- Kepala sprinkler yang digunakan untuk melindungi peralatan masak jenis komersial,
tutup mesin pembuat kertas atau yang dipasang dalam dapur pengering harus dari
tingkat suhu tinggi.
- Apabila ada langit-langit atau atap yang dipasang di atas oven, maka pada langit-
langit atau atap tersebut sampai radius 3 m harus dipasang kepala sprinkler dengan
tingkat suhu yang sama dengan 141°C
4. Jumlah maksimum kepala sprinkler
Jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali
bisa dilihat pada tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5Jumlah maksimum kepala sprinkler
(Sumber : SNI 03-3989- 2000)
5. Persediaan kepala sprinkler cadangan
Persediaan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler harus disimpan
dalam satu kotak khusus yang ditempatkan dalam ruangan yang setiap suhunya tidak
lebih dari 38°C.
Persediaan kepala sprinkler cadangan tersebut paling sedikit adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.6 Persediaan kepala sprinkler cadangan
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Catatan:
Perasediaanan kepala springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan tingkat
suhu dari kepala springkler yang terpasang.
Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan springkler cadangan
harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di atas.
1.2.4 Sistem Perpipaan
Pipa utama air pemadam kebakaran biasanya 8 inchi, sambungan cabangnya 6 inchi.
Katup-katup harus di dalam pada interval di jalur pipa utama, sehingga apabila ada perbaikan
sambungan baru dapat dilakukan tanpa membuat sistem berhenti. Katup-katup yang
disediakan tidak akan menghentikan perbaikan dibawah 1000 ft dari sistem.
Pipa utama pemadam air pemadam kebakaran harus dibuat loop (ring atau O).
Dimana untuk mendukung proses dan sistem kerja sprinkler, maka diperlukan sistem
distribusi pipa yang terhubung dengan sumber air hingga ke titik sprinkler. Sistem ini
memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
- Air tetap dapat didistribusikan ke titik sprinkler walaupun salah satu area pipa
mengalami kerusakan.
- Semburan air sprinkler lebih stabil, meskipun seluruh titik sprinkler dibuka.
1.2.4.1 Jenis Sistem Pipa Sprinkler
1. Dry Pipe System
adalah suatu system yang menggunakan sprinkler otomatis yang bisa
disambungkan dengan system perpipaannya yang mengandung udara atau
nitrogen bertekanan. Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas mengakibatkan
api bertekanan membuka dry pipe valve. Dengan demikian air akan mengalir ke
dalam system perpipaan dan keluar dari kepala sprinkler yang terbuka.
2. Wet Pipe System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang
disambungkan ke suplai air (water supply). Dengan demikian air akan segera
keluar melalui sprinkler yang telah terbuka akibat adanya panas dari api.
3. Deluge System
Adalah sistem yang menggunakan kepala sprinkler yang terbuka
disambungkan pada sistem perpipaan yang dihubungkan ke suplai air melalui
suatu valve. Valve ini dibuka dengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang
dipasang pada area yang sama dengan sprinkler. Ketika valve dibuka, air akan
mengalir ke dalam sistem perpipaan dan dikeluarkan dari seluruh sprinkler yang
ada.
4. Preaction System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang
disambungkan pada suatu sistem perpipaan yang mengandung udara, baik yang
bertekanan atau tidak, melalui suatu sistem deteksi tambahan yang dipasang pada
area yang sama dengan sprinkler. Pengaktifan system deteksi akan membuka
suatu valve yang mengakibatkan air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan
sprinkler dan dikeluarkan melalui sprinkler yang terbuka.
5. Combined Dry Pipe-Preaction
Adalah sistem pipa berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran,
peralatan deteksi akan membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan pada
akhir pipa suplai, sehingga sistem akan terisi air dan bekerja seperti wet pipe
system. Jika peralatan deteksi rusak, sistem akan bekerja seperti sistem dry pipe.
1.2.4.2 Klasifikasi Sistem Pipa Tegak
Berdasarkan NFPA 14 - 2000 tentang “Standart for the installation of standpipe,
private hydrant and hose system” menjelaskan mengenai kelas sistem pipa tegak diantaranya:
1. Sistem kelas I
Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 m (2½ inci) untuk
pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan mereka yang
terlatih
2. Sistem kelas II
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk
memasok air yang digunakan terutama oleh penghuni bangunan atau oleh petugas
pemadam kebakaran selama tindakan awal.
Pengecualian
Slang dengan ukuran minimum 25.4 mm (1 inci) diizinkan digunakan untuk
kotak slang pada tingkat kebakaran ringan dengan persetujuan dari instansi yang
berwenang.
3. Sistem kelas III.
Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk
memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan sambungan slang ukuran
63,5 mm (2½ inci) untuk memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan
oleh petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.
Ukuran pipa tegak untuk sistem kelas I dan kelas III harus berukuran sekurang-
kurangnya 100 mm (4 inci). Pipa tegak yang merupakan bagian dari sistem kombinasi
harus berukuran sekurang-kurangnya 150 mm (6 inci).
Pengecualian.
Untuk bangunan yang seluruhnya dilengkapi dengan springkler, dan mempunyai
kombinasi sistem pipa tegak yang dihitung secara hidraulik, ukuran minimum pipa
tegaknya adalah 100 mm (4 inci ).
Ukuran pipa dengan laju aliran yang disyaratkan pada tekanan sisa 6,9 bar (100
psi) pada ujung slang terjauh dengan ukuran 65 mm (2½ inci) dan tekanan 4,5 bar (65 psi)
pada ujung slang terjauh dengan ukuran 40 mm (1½ inci), dirancang sesuai seperti tertera
pada tabel 2.3 perancangan yang menggunakan cara.
1.2.4.3 Susunan Pipa Instalasi Sprinkler
1. Susunan cabang ganda
Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke dua sisi pipa
pembagi.
2. Susunan cabang tunggal
Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke satu sisi dari pipa
pembagi.
3. Susunan pemasukan di tengah
Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran air dari tengah.
4. Susunan pemasukan di ujung
Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran dari ujung.
2.2.5 Sistem Persedian Air Sprinkler
2.2.5.1 Persyaratan umum
Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu
jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup,
serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik
gedung. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya harus ditunjuk badan lain yang
diberikan kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung
serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya springkler. Pemakaian air asin tidak
diijinkan, kecuali bila tidak ada penyediaan air lain pada waktu terjadinya kebakaran dengan
syarat harus segera dibilas dengan air bersih.
2.2.5.2 Syarat penyambungan
Pipa penyalur untuk sistem springkler tidak boleh dihubungkan pada sistem lain
kecuali seperti yang diatur dalam
bagian ini.
- Tangki gravitasi
Tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik
dapat diterima sebagai system penyediaan air. Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus
memberikan aliran dan tekanan yang cukup.
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Gambar 2.5 Tangki gravitasi
- Tangki bertekanan
Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem
penyediaan air. Tangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang dibenarkan
agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Apabila tangki bertekanan merupakan
satu-satunya system penyediaan air, sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan alat
tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila tekanan dan atau tinggi muka air
dalam tangki turun melampaui batas yang ditentukan. Tanda bahaya harus dihubungkan
dengan jaringan listrik yang terpisah dengan jaringan listrik yang melayani kompresor
udara. Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk melayani sistem sprinkler dan
sistem slang kebakaran yang dihubungkan pada pemipaan sprinkler. Tangki bertekanan
harus selalu terisi air 2/3 penuh, dan diberi tekanan udara ditambah dengan 3 X tekanan
yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler di atas tangki kecuali
ditetapkan lain oleh pejabat yang berwenang.
(Sumber: SNI 03-3989- 2000)
Gambar 2.6 Tangki bertekanan
2.2.5.3 Sumber Penyediaan Air
- Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari PDAM, sumur artesis,
sumur gali dengan system penampungan, tangki gravitasi, tangki bertekanan
reservoir air dengan sistem pemompaan.
- Berdasarkan SNI 03-3989-2000 tentang “Tata cara perencanaan dan pemasangan
sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung”
- Berdasarkan NFPA 13-1999 tentang “Standard for the Installation of Sprinkler
Systems”
2.3.6 Sistem Pompa Sprinkler
Pompa adalah salah satu alat angkut yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui saluran tertutup dengan mengubah energy mekanis dari pengerak menjadi energi
tekan (pressure) terhadap fluida sehingga akan terjadi perpindahan, contohnya seperti
menggerakkan / mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya baik melalui sarana
pembantu seperti pipa, maupun secara langsung. Pompa digunakan untuk memindahkan
cairan, seperti cairan, gas atau slurries.
2.2.6.1 Spesifikasi Pompa
1. Head
Head di dalam perpompaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
energi tiap satuan berat. Head dari instalasi pompa dapat dibedakan menjadi head
statis dan head dinamis. Ada tiga bagian dari head yaitu:
- Head total pompa
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan
dilayani oleh pompa. Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut:
H = ha + ∆hp + h1 + ……………………………………………...…..(2.3)
Keterangan:
H : Head total pompa (m)
h1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan (m)
Δhp : Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
∆hp= …………………………………………………….(2.4)
Ha : Head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi
isap, tanda positif dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi
dari pada sisi isap.
Head pada pompa biasanya disebabkan oleh kerugian gesek didalam
pipa, belokan – belokan, reduser, katup – katup, dan sebagainya. Di bawah ini
akan diberikan cara perhitungannya satu persatu.
- Head kerugian
Head kerugian yang terjadi pada instalasi disebabkan oleh gesekan
didalam pipa. Pengaruh kecepatan terhadap rugi-rugi pada instalasi
dinyatakan dalam bilangan reynold yang didefinisikan sebagai berikut:
Re = ……………………………………………………………(2.5)
Keterangan:
Re : Bilangan reynolds (tak berdimensi)
D : Diameter dalam saluran (m)
V : Kecepatan aliran cairan (m/s)
μ : Kekentalan mutlak cairan (absolute viscosity, kg.s/m3)
Kekentalan mutlak cairan dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.
Tabel 2.7 Sifat-sifat fisik air (Air di bawah 1 atm dan air jenuh di atas 100° C)
(Sumber: Sularso,1996)
- Kerugian gesekan dalam pipa
Kerugian gesekan didalam pipa tergantung pada panjang pipa.
Untuk menghitung besarnya kerugian akibat gesekan didalam pipa
digunakan persamaan:
hf = f × ..................................................................................(2.6)
Keterangan:
hf : Head karena kerugian gesekan/ friction (m)
f : Koefisien kerugian gesekan (bilangan reynold,Re)
L : Panjang saluran (m)
D : Diameter dalam saluran (m)
V : Kecepatan rata-rata aliran (m/s)
g : Kecepatan gravitasi (m/s2
) Untuk memperoleh nilai f dapat dilihat
pada tabel 2.9 di atas.
- Kerugian head di katup
Kerugian head pada katup dapat ditulis sebagai berikut:
hf = fv× …………………………………………………………..(2.7)
Keterangan:
hf : Head karena kerugian gesekan friction (m)
fv : Koefisien kerugian gesekan. Harga fv untuk berbagai katup dalam
keadaan terbuka penuh dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 5.1
V : Kecepatan rerata aliran (m/s)
g : Kecepatan gravitasi (m/s2 )
- Kerugian head pada fitting
Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila
ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugian head di
tempat-tempat transisi yang demikian itu dinyatakan dalam rumus:
hf = f× ………………………………………………………….. (2.8)
Nilai f di dapatkan dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
f = 0,131 + 1,847 …………………………………….(2.9)
Keterangan:
D : Diameter dalam saluran (m)
R : Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
θ : Sudut belokan (derajat)
f : Koefisien kerugian gesekan
V : Kecepatan rerata aliran (m/s)
g : Kecepatan gravitasi (m/s2
)
- Head yang tersedia
Dalam mencegah terjadinya kavitasi maka diusahakan agar tidak
satu bagianpun aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan uap
jenuhnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka didefinisikan suatu
besaran yang berguna untuk memperkirakan keamanan pompa terhadap
terjadinya kavitasi yaitu tekanan hisap positif netto (Net Possitif Suction
Head-NPSH). Ada dua jenis NPSH yang harus dipertimbangkan, yaitu
NPSH yang dibutuhkan dan NPSH yang tersedia.
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada
sisi isap pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa,
dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat di tempat tersebut. NPSH yang
tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Hsv = (Pa / γ) – (Pv / γ) – Hs – HLS…………………………...(2.10)
Keterangan:
Hsv : NSPH yang tersedia ( m )
Pa : Tekanan Atmosfir (kgf/m2)
Pv : Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
γ : Berat zat cair persatuan volume (kgf/l)
Hs : Head isap statis (m) bertanda positip (+) jika pompa terletak
di atas permukaan zat cair yang diisap, dan bertanda negatip (-) jika di
bawah.
HLS : Head di dalam pipa isap (m)
Agar pompa dapat bekerja dengan baik, NPSH yang tersedia harus
lebih besar daripada NPSH yang dibutuhkan. Untuk menentukan besarnya
NPSH yang dibutuhkan secara teliti harus dilakukan pengujian terhadap
pompa. Data NPSH yang dibutuhkan ini biasanya dapat diperoleh dari
pabrik yang memproduksi pompa tersebut. Tetapi dalam perancangan,
NPSH yang diperlukan biasanya diperkirakan dengan menggunakan
persamaan berikut:
HsvN = σ.HN…………………………………………………………(2.11)
Keterangan:
HsvN : NSPH yang diperlukan (m)
σ : koefisien kavitasi thoma
HN : Head total pompa (m)
n : Banyaknya putaran (rpm)
2. Daya Poros Dan Efisiensi Pompa
- Daya air
Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan
waktu daya air, yang dapat ditulis sebagai berikut:
Pw = 0,163 x γ x Q x H..............................................................................(2.12)
Pw : Daya air (kW)
γ : Berat air per satuan volume (kgf/l)
g : Percepatan gaya gravitasi (m/s2
)
Q : Kapasitas air (m3
/s)
H : Head total (m)
- Daya poros
Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa
adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya
ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
P = Pw / ηp ……........................................................................................(2.13)
P :Daya poros sebuah pompa (kW)
ηp : Efisiensi pompa (pecahan)
2.2.6.2 Daya Pompa
Dalam hal ini daya pompa dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu daya masuk dan
daya keluar pompa. Besarnya daya masuk pompa dipengaruhi oleh besarnya tegangan listrik
dan kuat arus yang terjadi, sehingga daya pompa dapat ditentukan dengan persamaan,
sedangkan daya keluar pompa dipengaruhi oleh tinggi heat dan tekanan massa dalam hal ini
adalah fluida air. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pin = V . I …………………………………………………………………………..(2.14)
Pout = vf . ΔP . mc …………………………………………………………………..(2.15)
Keterangan:
Pin = Daya masuk pompa (Watt)
Pout = Daya keluar pompa (Watt)
V = Tegangan (Volt)
vf = Volume Spesifik (m3/kg)
I = Kuat Arus (Ampere)
mc = Kapasitas pendingin (kg/s)
BAB III
DATA UMUM PROYEK
3.1 DATA PROYEK
a. Nama Proyek : Alamanda Tower
b. Fungsi Bangunan : Gedung Perkantoran
c. Lokasi : Jl. TB. Simatupang Kav. 23-24 Cilandak Barat
Jakarta Selatan.
3.2 DATA TEKNIS PROYEK
a. Luas Bangunan : 52.768 m2
b. Luas Tanah : 12.050 m2
c. Luas Area Bangunan :
Tabel 3.1 Luas Area Bangunan
Lantai Jumlah (m²)
Basement 3 3650
Basement 2 3788
Basement 1 3645
Dasar (1) 1301
Mezzanine 768
Lantai 2-29 39088
Atap/ME 528
Jumlah 52768
Sumber : PT. Tata Mulia Nusantara Indah
3.3 FUNGSI BANGUNAN
a. Lantai Basement 3 s.d. Basement 1 : Car Parking
b. Lantai 1 s.d. Lantai 2 : Commercial Room
c. Lantai 3 s.d. Lantai 29 : Office Room
d. Lantai Atap : M/E Room
3.4 FLOW CHART PENYELESAIAN TUGAS
Mulai
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
1. Layout Gedung
2. Data Teknis
Perancangan Sistem Sprinkler :
1. Menghitung Jumlah Sprinkler
2. Menghitung Kebutuhan Air
3. Menentukan Dimensi dan Penempatan Bak
Reservoir
4. Menghitung Head Total dan Daya Pompa
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Penyelesaian Tugas
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 UMUM
Dalam perancangan sprinkler untuk sebuah gedung bertingkat ini, perlu
memperhatikan beberapa faktor berikut ini :
1. Perkantoran termasuk dalam hunian bahaya kebakaran ringan, sehingga data yang
diperlukan dalam perhitungan adalah SNI 03-3989-2000 kategori kebakaran
ringan.
2. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler diletakkan pada atap ruangan
3. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna jingga pada
suhu 53o
C
4. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas (Q) = 25 GPM = 93,33
liter/menit
5. Kepadatan pancaran= 2,25 mm/menit (SNI 03-3989-2000)
6. Jarak maksimum antar titik sprinkler 4,6 m
7. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter
x = jarak antara kepala sprinkler dengan overlap
R = jari-jari pancaran sprinkler = 2,3 m
mmx
mx
mx
Rx
Rxx
25,358,10
58,10
)3,2(4
42
)2(
2
22
22
22
222
Jarak kepala sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m. Kemudian
dilakukan penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk perbandingan.
8. Daerah yang dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan
tangga yang diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran
9. Sprinkler overlap ¼ bagian
4.2 PERHITUNGAN JUMLAH SPRINKLER
Kebutuhan air untuk bahaya kebakaran ringan 225 liter/menit = 3,75 liter/detik
(SNI 03-3989-2000)
Diameter lubang sprinkler = 0,5 inchi
Satu buah sprinkler mampu mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m
Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler yang lain terjadi
overlapping sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak
terkena pancaran air
Maka area jangkauan sprinkler, dapat dihitung sebagai berikut :
X = jarak maksimum antar titik sprinkler – (1/4 jarak maksimum)
= 4,6 m – (1/4 x 4,6 m)
= 3,45 m
Maka, L = 3,45 m x 3,45 m
= 11,9 m2
Lantai Basement 3
Luas lantai yang direncanakan = 3650 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
30772,306
9,11
3650
L
luas
buah sprinkler
Lantai Basement 2
Luas lantai yang direncanakan = 3788 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
31932,318
9,11
3788
L
luas
buah sprinkler
Lantai Basement 1
Luas lantai yang direncanakan = 3645 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
30630,306
9,11
3645
L
luas
buah sprinkler
Lantai Dasar (1)
Luas lantai yang direncanakan = 1307 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
11083,109
9,11
1307
L
luas
buah sprinkler
Lantai Mezzanine
Luas lantai yang direncanakan = 768 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
6554,64
9,11
768
L
luas
buah sprinkler
Lantai 2-29
Luas lantai yang direncanakan = 39.088 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
285.371,284.3
9,11
088.39
L
luas
buah sprinkler
Jumlah sprinkler tiap lantai = 117 buah sprinkler
Atap
Luas lantai yang direncanakan = 528 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
4437,44
9,11
528
L
luas
buah sprinkler
Tabel 4.1 Jumlah Sprinkler per lantai
Lantai Luas
(m²)
Jumlah
Sprinkler
Basement 3 3650 307
Basement 2 3788 319
Basement 1 3645 306
Dasar (1) 1301 110
Mezzanine 768 65
Lantai 2-29 39088 3285
Atap/ME 528 44
Jumlah 52768 4436
Sumber : Hasil Perhitungan
4.3 VOLUME PERSEDIAAN AIR
Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan air yang dapat mengoperasikan sprinkler
tersebut. Volume kebutuhan air sprinkler perlu diperhatikan sehingga tidak menyebabkan
kelebihan air pada sprinkler tersebut. Perhitungan volume kebutuhan air sprinkler per gedung
dapat menggunakan rumus :
Rumus : V = Q x T ………………………………………………………………………..(4.2)
Dimana :
V = Volume kebutuhan air (m3
)
Q = Kapasitas air 225 dm3
/menit
T = Waktu operasi sistem = 30 menit
V(kebutuhan air) = Q x T
= 225 dm3
/menit x 30 menit
= 6.750 dm3
= 6,75 m3
Jadi, V(kebutuhan air) untuk sprinkler = 6,75 m3
4.4 BAK AIR (RESERVOIR)
Sedangkan bak air (reservoir) tidak boleh diisi penuh karena dari hasil volume air
yang dibutuhkan dalam menjaga faktor keamanannya, dapat ditentukan kosntruksi bak
airnya, yaitu:
Panjang = 5 meter
Lebar = 3 meter
Kedalaman = 5 meter
Volume total bak air (Reservoir) (Vbak air)
Vbak air = p x l x k
= 5 m x 3 m x 5 m = 75 m3
Selisih volume ΔV
ΔV = Vbak air - V(kebutuhan air) ……………………………………………………(4.3)
= 75 m3
– 6,75 m3
= 68,25 m3
Tinggi freeboard
t (freeboard) =
A
V
………………………………..…………………...…………(4.4)
Dimana :
A = Luas penampang bak air
t (freeboard) = m
A
V
76,2
15
41,41
4.5 PENENTUAN SISTEM POMPA
Gambar 4.1 Skema Sistem Pompa
Gambar 4.2 Susunan Pipa Sprinkler
Sumber : SNI 03-3989- 2000
Tabel 4.2 Diameter Pipa
Sumber : www.starpipeproducts.com, ASTM A-888 and CISPI 301 Pipe & Fittings
4.6 PERHITUNGAN SISTEM PERPIPAAN
1. Pipa Isap (Suction)
Dengan jenis material besi tuang (cast iron) berukuran 8” dapat dilihat pada tabel
diameter pipa diatas.
- Diameter luar pipa 212,852 mm = 0,212852 m
- Diameter dalam pipa 201,676 mm (D) = 0,201676 m
- Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m
- Panjang pipa terjauh (L) = 5 m
- Perhitungan pipa pembagi (discharge)
a. Luas pipa diameter dalam
2
4
xDA
2
2
03,0
4
)201676,0(14,3
m
x
A
b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa
V = Q/A
= (3,75x10-3
m3
/s) / (0,03 m2
)
= 0,125 m/s
Dimana kapasitas debit air (Q) = 225 liter/menit = 1,75x10-3
m3
/s
c. Bilangan Reynolds (Re)
Dimana nilai μ berdasarkan dengan suhu 300
C maka m= 0,801 x 10-6
m2
/s
VxD
Re
53,472.31
10x0,801
201676,0125,0
6-
x
Re
Re > 4000, alirannya bersifat turbulen (Sularso:1994)
d. Kerugian gesekan dalam pipa (Mayor losses)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran 8”
maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0014
- Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,021 dengan nilai e/D 0,0014
dan nilai Re = 31.472,53
- Kerugian gesekan pada pipa isap (head friction):
gxDx2
2
LxV
fH f
m
x
H f 04,0
9,81x201676,0x2
)125,0(5
021,0
2
Dimana :
g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2
dan L adalah panjang pipa terjauh 5 m.
e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses)
- Kerugian head katup
Kerugian head katup dengan diameter pipa utama pengeluaran 8” yang mana katup pada
pipa pengeluaran ini menggunakan katup hisap (dengan saringan) maka nilai fv = 1,84
gx2
2
V
fvhf
mxhf
3
2
1047,1
9,81x2
125,0
84,1
-Total head kerugian (hftot)
hf tot = Mayor losses + Minor losses
= 0,04 + 1,47x10-3
= 0,04147 m
2. Pipa Utama Pengeluaran (Discharge)
Dengan jenis material besi tuang (cast iron) berukuran 6” dapat dilihat pada tabel
diameter pipa diatas.
- Diameter luar pipa 160,02 mm = 0,16002 m
- Diameter dalam pipa 150,876 mm (D) = 0,150876 m
- Tebal pipa 9,144 mm = 0,009144 m
- Panjang pipa terjauh (L) = 20 m
- Perhitungan pipa utama pengeluaran (discharge)
a. Luas pipa diameter dalam
2
4
xDA
2
2
02,0
4
)0,150876(14,3
m
x
A
b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa
V = Q/A
= (3,75x10-3
m3
/s) / (0,02 m2
)
= 0,188 m/s
Dimana kapasitas debit air (Q) = 225 liter/menit = 1,75x10-3
m3
/s
c. Bilangan Reynolds (Re)
Dimana nilai μ berdasarkan dengan suhu 300
C maka m= 0,801 x 10-6
m2
/s
VxD
Re
60,411.35
10x0,801
0,150876188,0
6-
x
Re
Re > 4000, alirannya bersifat turbulen (Sularso:1994)
d. Kerugian gesekan dalam pipa (Mayor losses)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran
6” maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0019
- Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,023 dengan nilai e/D
0,0019 dan nilai Re = 60,411.35
- Kerugian gesekan pada pipa isap (head friction):
gxDx2
2
LxV
fH f
mx
x
H f
3
2
1049,5
9,81x0,150876x2
)188,0(20
023,0
Dimana:
g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2
dan L adalah panjang pipa terjauh 20 m.
e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses)
- Kerugian pada belokan pipa
Belokan pada pipa utama pengeluaran sebesar 900
yaitu berupa lengkungan dengan
nilai f :
5.05,3
902
847,1131,0
R
D
f
m
x
f 978,1
90
90
0,0754382
0,150876
847,1131,0
5.05,3
Maka nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 900
adalah 1,978 m.
gx2
2
V
fhf
mhf 36,0
9,8x2
88,1
978,1
2
- Total head kerugian (hf tot)
hf tot = Mayor losses + Minor losses
= 5,49x10-3
+ 0,36
= 0,37 m
3. Pipa Pembagi
- Diameter luar pipa 111,252 mm = 0,111252 m
- Diameter dalam pipa 100,076 mm = 0,100076 m
- Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m
- Panjang pipa terjauh (L) = 12.000 m
- Perhitungan pipa pembagi (discharge)
a. Luas pipa diameter dalam (A) :
222
0078619,0100076,0
4
2
4
mxxDA
b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
sm
A
Q
V /1192,0
0078619,0
000937,0
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00937 m3
/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375 m3
/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
708,892.14
10801,0
100076,01192,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka nilai
relative roughness sebesar 0,0025.
- Nilai Friction factor (f) = 0,025 dengan nilai 2/D 0,0025 dan nilai Re = 14.892,708.
- Kerugian gesekan pada pipa pembagi :
m
xx
x
x
gD
VL
fhf 17,2
8,92100076,0
1192,012000
025,0
.2.
. 22
e. Kerugian perubahan geometri (minor loss)
- Kerugian pada belokan pipa
- Kerugian perubahan geometri pada pipa isap adalah belokan 90o
. Maka nilai f adalah
Maka, nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 90o
adalah 1,978 m
m
x
x
g
V
fhf 0014,0
8,92
1192,0
978,1
.2
. 22
Pada pipa utama pengeluaran terdapat 10 belokan, maka kerugian pada pipa :
hf = 10 x 0,0014 m = 0,014 m
- Total head kerugian (hftot)
hftot = Mayor losses + Minor losses
= 2,17 m + 0,014 m = 2,184 m
- Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 2 pipa pembagi. Maka head friction pada
sistem ini adalah :
978,1
90
90
050038,02
100076,0
847,1131,0
90
.
2
.847,1131,0
5,05,3
5,05,3
x
R
D
f
hf = hftot x 2 = 2,184 x 2 = 4,368 m
4. Pipa Cabang
- Diameter luar pipa 56,769 mm = 0,056769 m
- Diameter dalam pipa 49,784 mm = 0,049784 m
- Tebal pipa 7,021 mm = 0,07021 m
- Panjang pipa terjauh (L) = 4 m
- Perhitungan pipa cabang
a. Luas pipa diameter dalam (A) :
222
001946,004978,0
4
2
4
mxxDA
b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
sm
A
Q
V /120,0
001946,0
000234,0
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,000234 m3
/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,000937 m3
/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
677,457.7
10801,0
04978,0120,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka
nilai relative roughness sebesar 0,005.
- Nilai Friction factor (f) = 0,031 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re = 7.457,677
- Kerugian gesekan pada pipa pembagi :
mx
xx
x
x
gD
VL
fhf 3
22
1083,1
8,9204978,0
12,04
031,0
.2.
.
e. Kerugian perubahan geometri (minor loss)
- Kerugian perubahan geometri pada pipa ini tidak ada karena pipa cabang tidak
menggunakan katup dan tidak ada belokan.
- Total head kerugian (hftot)
hftot = Mayor losses + Minor losses
= 3
1083,1 x m + 0 m = 3
1083,1 x m
- Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 3000 pipa cabang. Maka head friction pada
sistem ini adalah :
hf = hftot x 3000 = 3
1083,1 x x 3000 = 5,499 m
Kerugian Cross dan Fitting Tee pada Pipa Utama 6”
- Diameter luar pipa 160,02 mm = 0,16002 m
- Diameter dalam pipa 150,876 mm = 0,150876 m
- Tebal pipa 9,144 mm = 0,009144 m
- Perhitungan kerugian gesekan cross pada pipa utama :
a. Luas pipa diameter dalam (A) :
222
017869,00150876,0
4
2
4
mxxDA
b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
sm
A
Q
V /1046,0
017869,0
00187,0
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3
/s
dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama
yaitu 0,00375 m3
/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
41,702.19
10801,0
150876,01046,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 6” maka nilai relative roughness sebesar 0,0019.
- Nilai Friction factor (f) = 0,024 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re =
19.702,41
- Kerugian gesekan cross pada pipa utama adalah :
mx
x
x
g
V
fhf 5
22
10326,1
8,92
10406,0
024,0
.2
.
- Diketahui bahwa pipa utama terdapat 3 cross, sehingga kerugian gesekan
cross total pada pipa utama adalah :
hf = 5
10326,1 x x 3 = mx 5
10977,3
- Perhitungan kerugian gesekan fitting tee pada pipa utama :
1. Kapasitas aliran (Q) adalah seperdua dari kapasitas aliran discharge pipa utama,
karena aliran terbagi menjadi 2 aliran. Dimana (Q) aliran dari pipa utama adalah
0,064 m3
/s
3
10875,1
2
00375,0
2
1 x
Q
Q m3
/s
2. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa
sm
A
Q
V /1046,0
017869,0
00187,0
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3
/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375
m3
/s.
3. Bilangan Reynolds (Re)
41,702.19
10801,0
150876,01046,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
4. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 6” maka
nilai relative roughness sebesar 0,0019.
- Nilai Friction factor (f) = 0,023 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re = 19.702,41
- Kerugian gesekan fitting tee pada pipa utama adalah :
mx
x
x
g
V
fhf 5
22
102706,1
8,92
10406,0
023,0
.2
.
- Total kerugian adalah :
hf tot = cross + fitting tee
= mx 5
10977,3 + mx 5
102706,1
= mx 5
10247,5
- Perhitungan fitting tee pada pipa pembagi 4” :
- Diameter luar pipa 111,252 mm = 0,111252 m
- Diameter dalam pipa 100,076 mm = 0,1000766 m
- Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m
- Perhitungan kerugian gesekan pada fitting tee
a. Luas pipa diameter dalam (A) :
222
0078617,011176,0
4
2
4
mxxDA
b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa
pembagi, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran
4
10375,9
4
00375,0
4
1 x
Q
Q
c. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
sm
x
A
Q
V /238,0
0078617,0
10375,9 4
d. Bilangan Reynolds (Re)
44,735.29
10801,0
100076,0238,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
e. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,0025.
- Nilai Friction factor (f) = 0,027 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re =
29.735,44
- Kerugian gesekan pada fitting tee adalah :
mx
x
x
g
V
fhf 5
22
10803,7
8,92
238,0
027,0
.2
.
- Diketahui bahwa pipa pembagi terdapat 3000 fitting tee, sehingga kerugian
gesekan fitting tee total pada pipa utama adalah :
hf tot = 5
10803,7 x x 3000 = 0,234 m
- Perhitungan fitting tee pada pipa pembagi 2” :
- Diameter luar pipa 56,769 mm = 0,056769 m
- Diameter dalam pipa 49,784 mm = 0,049784 m
- Tebal pipa 7,021 mm = 0,07021 m
- Perhitungan kerugian gesekan pada fitting tee
a. Luas pipa diameter dalam (A) :
222
001946,0049784,0
4
2
4
mxxDA
b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa
cabang, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran
4
4
1034,2
4
10375,9
4
1 x
xQ
Q m3
/s
c. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
sm
x
A
Q
V /1204,0
001946,0
1034,2 4
d. Bilangan Reynolds (Re)
98,484.7
10801,0
049784,01204,0
Re 6
x
xVxD
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
e. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
- Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,005.
- Nilai Friction factor (f) = 0,033 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re =
7.484,98
- Kerugian gesekan pada fitting tee adalah :
Tabel 4.3 Ukuran Berbagai Tipe Pipa
Sumber : Hasil Perhitungan
No Type Pipa
Diameter
Pipa
(Inchi)
Diameter
Dalam (m)
Diameter
Luar (m)
Tebal
Pipa
(m)
Panjang
Pipa
Terjauh
(m)
Kecepatan
Aliran (m/s)
1
Pipa Isap
(Suction)
8 0.201676 0.212852 0.01117 5 0.125
2 Pipa Utama 6 0.150876 0.16002 0.00914 20 0.188
3 Pipa Pembagi 4 0.100076 0.111252 0.01117 12000 0.1192
4 Pipa Cabang 2 0.049784 0.056769 0.07021 4 0.12
5
Cross dan
Fitting Tee
6 0.150876 0.16002 0.00914 0.1046
6 Fitting Tee 4 0.100076 0.111252 0.01117 0.238
7 Fitting Tee 2 0.049784 0.056769 0.07021 0.1204
mx
x
x
g
V
fhf 6
22
10690,3
8,92
1204,0
005,0
.2
.
5. Head Kerugian Total
Jadi head kerugian total pipa discharge yang diperkirakan pada proteksi sistem ini adalah:
H1 = head pipa Isap + head pipa utama + head pipa pembagi + head pipa cabang + cross
& fitting tee pipa utama + fitting tee pipa pembagi + fitting tee pipa cabang
= 0,04147 m + 0,37 m + 4,369 m + 5,499 m + 5,247 x 10-5
m + 3,69 x 10-6
m
= 10,31 m
6. Head Statis (Ha)
Head perbedaan tinggi antara muka air sisi luar/nozel (Z2) dengan sisi isap (Z1)
Ha = Z2 – Z1 = 5 – 0 = 5 m
7. Head Tekanan (Δhp)
Tekanan isap (P1)
P1 = ρ x g x ha
= 995,7 kg/m3
x 9,8 m/s2
x 5 m
= 48789,3 kg/ms2
Dimana: ρ adalah densitas/berat jenis air = 0,9957 kg/l = 995,7 kg/m3
sedangkan g
adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2
Tekanan sprinkler maksimum (P2) adalah tekanan absolute sebesar 7 bar, tekanan
pada instalasi pipa sebesar:
P2 = 7 bar – tekanan udara
= 7 bar – 1 atm
= 7 bar – 1,01325 bar
= 5,987 bar
= 5,987 x (1,019 x 104)
= 6,1007 x 104
kg/m2
Dimana: 1 atm = 1,01325 bar
1 bar = 1,019 x 104 kg/ms2
gx
12 PP
hp
mhp 25,1
9,8x995,7
48789,361007,53
8. Head Total Pada Instalasi Perpipaan Sprinkler
HLT = H1 + ha + Δhp
= 10,31 + 5 + 1,25
= 16,56 m
4.7 PERHITUNGAN SISTEM POMPA SPRINKLER
Dari data perencanaan dapat ditentukan bagaimana mekanisme kerja dari sistem
pompa serta semua valve yang terdapat pada sistem perpipaan.
1. Pompa listrik dipakai sebagai pompa utama untuk melayani kebutuhan sistem
sprinkler.
2. Pompa listrik dan pompa diesel mempunyai mempunyai kapasitas yang sama
sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak mempengaruhi sistem.
3. Pompa diesel (genset) digunakan sebagai pompa cadangan ketika sumber daya listrik
mati, sehingga secara otomatis pompa diesel siap beroperasi menggantikan peran
pompa listrik, ini dapat terjadi karena sistem pompa di interlock dalam panel pompa
kebakaran.
4. Pompa pacu mempunyai kapasitas antara 5-10 persen dari pompa listrik yang
digunakan untuk menjaga agar tekanan dalam sistem tetap konstan.
5. Untuk mengendalikan tekanan pada sistem ini, dipakai pressure switch untuk
mengendalikan masing-masing pompa tersebut. Jadi digunakan 3 pressure switch
untuk sistem pompa :
a. 1 buah pressure switch untuk pompa listrik
b. 1 buah pressure switch untuk pompa diesel
c. 1 buah pressure switch untuk pompa pacu
6. Untuk pompa listrik dan pompa diesel diset pada P-start = 4 bar, dimana pompa akan
mulai jalan atau start bila tekanan pada sistem turun sampai dengan 4 bar, dan bila
pada saat itu sumber listrik mati, maka pompa diesel akan start.
7. Sedangkan pompa pacu diset pada P-start = 5 bar dan P-stop = 7 bar, dimana pompa
pacu akan start saat tekanan dalam sistem turun sampai dengan 5 bar. Dan pompa
pacu akan berhenti saat tekanan dalam sistem telah mencapai 7 bar.
8. Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis melalui pressure switch
dalam panel pompa juga terdapat sarana untuk menstart pompa secara manual, jadi
dalam panel pompa ada switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun
otomatis.
9. Kapasitas aliran air untuk bahaya kebakaran ringan diperkirakan berkisar 225
liter/menit (SNI 03-3989-2000)
10. Syarat tekanan air minimal tekanan air pada kepala sprinkler (residueal pressure)
harus memenuhi syarat, yaitu : bahaya kebakaran ringan sebesar 2,2 kg/cm2
dengan
masing-masing ditambah dengan perbedaan tekanan antara ketinggian sprinkler
teratas dengan katup kendali
Daya Pompa
Penentuan daya pompa pada sistem ini dapat dihitung pada perhitungan dibawah ini :
- Daya air (Pw) max
LTHxQxPw
Dimana : = ketetapan berat air per satuan volume = 9,765 kN/m3
LTHxQxPw
= 9,765 x 0,00375 x 16,56 m
= 0,6064 kW (dimana 1 kW = 1,341 hp)
= 0,8132 hp
- Daya poros (P) max
n = 3000 rpm
efisiensi standar pompa sentrifugal (ηp) = 70 %
P = Pw / ηp
= 0,8132 hp / 70 %
= 1,1617 hp
- Pemilih penggerak mula
Daya nominal penggerak mula (Pm)
α = faktor cadangan (pecahan) = 0,2
ηt = efisiensi transmisi (pecahan) = 0,95
Pw = daya poros
Pm=
t
P )1(
=
95,0
)2,01(1617,1
= 1,467 hp = 1,094 KW
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Gedung perkantoran merupakan hunian dengan bahaya kebakaran ringan (SNI 03-
3989-2000)
2. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 Jumlah Sprinkler per lantai
Lantai Jumlah
(m²)
Jumlah
Sprinkler
Basement 3 3650 307
Basement 2 3788 319
Basement 1 3645 306
Dasar (1) 1301 110
Mezzanine 768 65
Lantai 2-29 39088 3285
Atap/ME 528 44
Jumlah 52768 4436
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Besaran bak air yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem sprinkler adalah
panjang x lebar x tinggi = 5 m x 3 m x 5 m.
4. Besaran volume kebutuhan air untuk sprinkler adalah 6,75 m3
.
Diameter pipa yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.2 Ukuran Berbagai Tipe Pipa yang Digunakan
Sumber : Hasil Perhitungan
No Type Pipa
Diameter
Pipa
(Inchi)
Diameter
Dalam (m)
Diameter
Luar (m)
Tebal
Pipa
(m)
Panjang
Pipa
Terjauh
(m)
Kecepatan
Aliran (m/s)
1
Pipa Isap
(Suction)
8 0.201676 0.212852 0.01117 5 0.125
2 Pipa Utama 6 0.150876 0.16002 0.00914 20 0.188
3 Pipa Pembagi 4 0.100076 0.111252 0.01117 12000 0.1192
4 Pipa Cabang 2 0.049784 0.056769 0.07021 4 0.12
5
Cross dan
Fitting Tee
6 0.150876 0.16002 0.00914 0.1046
6 Fitting Tee 4 0.100076 0.111252 0.01117 0.238
7 Fitting Tee 2 0.049784 0.056769 0.07021 0.1204
5. Daya pompa sistem sprinkler yang dibutuhkan adalah
Tabel 5.3 Daya Pompa yang Dibutuhkan
Daya Symbol Besaran
Daya
Daya Air Pw 0,8132 hp
Daya Poros P 1,1617 hp
Daya nominal penggerak
mula
Pm 1,4670 hp
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2 SARAN
1. Dalam proses perancangan sistem sprinkler, diperlukan pedoman yang berlaku di
Indonesia, salah satunya adalah SNI 03-3989-2000 mengenai Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahaan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
2. Diameter Pipa yang akan digunakan harus berstandar SNI agar tidak terjadi
kegagalan dalam proses pemasangan sistem sprinkler.
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI 03-3989-2000 mengenai Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahaan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
2. Chandra, Adhitya. 2010. Perancangan Sistem Detektor, Alarm dan Sistem
Sprinkler Pada Gedung Plaza dan Gedung Direktorat PPNS-ITS. Institut Sepuluh
Nopember. Surabaya.
3. Sandi, Ely. 2011. Perancangan Peletakan Sprinkler dan Detector Pada Conveyor
PT. YTL Jawa Timur Sebagai Upaya Untuk Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran. Institut Sepuluh Nopember. Surabaya.
4. Paulus, Ricki. 2010. Perancangan Deluge System Sprinkler Menggunakna Smoke
Detector Pada Gedung Direktorat PPNS-ITS. Institut Sepuluh Nopember.
Surabaya.
5. Setyawan, Ganjar. 2012. Data Umum Proyek Gedung Perkantoran Alamanda
Tower. Universitas Gunadarma. Jakarta.
6. www.starpipeproducts.com, ASTM A-888 and CISPI 301 Pipe & Fittings

More Related Content

What's hot

Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)
Dyan Hatining
 

What's hot (20)

Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Jenis jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
 
03.peranan lift saat kebakaran
03.peranan lift saat kebakaran03.peranan lift saat kebakaran
03.peranan lift saat kebakaran
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Hydrant
HydrantHydrant
Hydrant
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersih
 
Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)Laporan sepringkler (1)
Laporan sepringkler (1)
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 

Viewers also liked

Fire alarm
Fire alarmFire alarm
Fire alarm
arjunex
 

Viewers also liked (20)

Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api
Sistem Pemadam Api dan Pengindera ApiSistem Pemadam Api dan Pengindera Api
Sistem Pemadam Api dan Pengindera Api
 
Perencanaan sprinkler
Perencanaan sprinklerPerencanaan sprinkler
Perencanaan sprinkler
 
Instalasi fire hydrant
Instalasi fire hydrantInstalasi fire hydrant
Instalasi fire hydrant
 
Sistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatSistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkat
 
Sprinkler system.
Sprinkler system.Sprinkler system.
Sprinkler system.
 
Sistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaranSistem pencegah kebakaran
Sistem pencegah kebakaran
 
Sprinkler system
Sprinkler systemSprinkler system
Sprinkler system
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
 
41839046 20060422-tata-cara-pemasangan-springkler-otomatik-bahaya-kebakaran
41839046 20060422-tata-cara-pemasangan-springkler-otomatik-bahaya-kebakaran41839046 20060422-tata-cara-pemasangan-springkler-otomatik-bahaya-kebakaran
41839046 20060422-tata-cara-pemasangan-springkler-otomatik-bahaya-kebakaran
 
Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)Sistem pembuangan air (utilitas)
Sistem pembuangan air (utilitas)
 
fire detection and alarm system
fire detection and alarm systemfire detection and alarm system
fire detection and alarm system
 
Pemasangan Pipa
Pemasangan PipaPemasangan Pipa
Pemasangan Pipa
 
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
 
Maintenance check list fire protection system
Maintenance check list  fire protection systemMaintenance check list  fire protection system
Maintenance check list fire protection system
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 
Sprinkler
SprinklerSprinkler
Sprinkler
 
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
 
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan SaniterTata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
 
perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4perancangan-hotel-bintang-4
perancangan-hotel-bintang-4
 
Fire alarm
Fire alarmFire alarm
Fire alarm
 

Similar to Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran

4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
rhamset
 
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptxMateri_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
AndykaRustiyanto
 
10.pemadam kebakaran
10.pemadam kebakaran10.pemadam kebakaran
10.pemadam kebakaran
mirachelle
 
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
Deddy Cahyono
 
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
PutroJatmiko
 
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdfMateri PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
Debora312257
 
630 2228-1-pb
630 2228-1-pb630 2228-1-pb
630 2228-1-pb
afrizal93
 

Similar to Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran (20)

4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
 
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptxMateri_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
Materi_Inspeksi Gedung_Siroma_KasatPOLPPK Trenggalek.pptx
 
Sistem Pengendalian Asap - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Pengendalian Asap - Plambing dan Pencegahan KebakaranSistem Pengendalian Asap - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Pengendalian Asap - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
 
5.hydran
5.hydran5.hydran
5.hydran
 
Fire fighting
Fire fightingFire fighting
Fire fighting
 
10.pemadam kebakaran
10.pemadam kebakaran10.pemadam kebakaran
10.pemadam kebakaran
 
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdfTUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
 
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
20060422 tata cara_pemasangan_springkler_otomatik_bahaya_kebakaran
 
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
 
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdfMateri PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
Materi PUBK Security TDP (28-11-2021).pdf
 
Fire Fighting System at Ship
Fire Fighting System at ShipFire Fighting System at Ship
Fire Fighting System at Ship
 
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
 
Laporan observasi
Laporan observasiLaporan observasi
Laporan observasi
 
Jual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murahJual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murah
 
oxy-acetylene welding
oxy-acetylene weldingoxy-acetylene welding
oxy-acetylene welding
 
Ppt magang .pptx
Ppt magang .pptxPpt magang .pptx
Ppt magang .pptx
 
Gas medik dan vakum medik (1)
Gas medik dan vakum medik (1)Gas medik dan vakum medik (1)
Gas medik dan vakum medik (1)
 
630 2228-1-pb
630 2228-1-pb630 2228-1-pb
630 2228-1-pb
 
Fire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityFire Hydrant Utility
Fire Hydrant Utility
 
Piping
PipingPiping
Piping
 

More from CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK

Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 

More from CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK (20)

2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp
 
Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8
 
Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampahTempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampah
 
Sengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adatSengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adat
 
Reklamasi dan revitalisasi
Reklamasi   dan  revitalisasiReklamasi   dan  revitalisasi
Reklamasi dan revitalisasi
 
Pembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebongPembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebong
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otopartsKebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Jawaban geoteknik
Jawaban geoteknikJawaban geoteknik
Jawaban geoteknik
 
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
 
Geotextile
GeotextileGeotextile
Geotextile
 
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)   Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
 
01.cover
01.cover01.cover
01.cover
 

Recently uploaded

UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
FORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
FORTRESS
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
FORTRESS
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
dewihartinah
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
FORTRESS
 

Recently uploaded (20)

abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 

Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran

  • 1. PERANCANGAN DAN PEMASANGAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PERKANTORAN NAMA ANGGOTA: 1. Rika Sri Amalia (16309863) 2. Yogi Oktopianto (16309875) 3. Yurista Vipriyanti (16309876) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan bencana yang disebabkan oleh api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik berupa harta benda maupun jiwa manusia. Saat ini kebakaran sudah menjadi masalah nasional, karena bukan saja merugikan individual, melainkan meliputi instalasi atau sarana vital yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti pabrik, pembangkit tenaga listrik, pelabuhan, dan instalasi-instalasi lainnya. Faktor terbesar yang menyebabkan kebakaran adalah adanya nyala api dan listrik. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yaitu tentang tujuan umum K3 yang termasuk penanggulangan kebakaran yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain, aset perusahaan dan lingkungan masyarakat. Dan yang tertera pada ketentuan pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan, pengurangan dan pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan gas. Selain itu pada Kepmenaker 186/Men/1999 yang menjelaskan bahwa perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam perancangan sistem sprinkler adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik gedung perkantoran. 2. Bagaimana cara pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran.
  • 3. 3. Bagaimana menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk perancangan sistem sprinkler. 4. Bagaimana menentukan kebutuhan pipa dan daya pompa pada sistem Sprinkler. 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menetukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik Gedung Perkantoran. 2. Untuk menentukan pemasangan sistem sprinkler pada gedung Perkantoran. 3. Untuk menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk perancangan sistem sprinkler. 4. Untuk menentukan kebutuhan pipa dan daya pompa pada sistem Sprinkler. 1.4 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:. 1. Perancangan sprinkler pada gedung perkantoran. 2. Tidak membahas masalah sistem kelistrikan dan estimasi biaya.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.2 SISTEM SPRINKLER Sistem sprinkler adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidak- tidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara tetap/permanen di dalam bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di tempat mula terjadi kebakaran. 1.2.1 Klasifikasi Sistem Sprinkler Klasifikasi sprinkler dibagi menjadi dua macam berdasarkan Standar Kontruksi Bangunan Indonesia (SKBI 3.4.53.1987), yaitu: 1. Berdasarkan arah pancaran : - pancaran ke atas - pancaran ke bawah - pancaran ke dinding 2. berdasarkan kepekaan terhadap suhu : a. Warna segel: - Warna putih pada temperatur 93° C - Warna biru pada temperatur 141° C - Warna kuning pada temperatur 182° C - Warna merah pada temperatur 227° C - Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C b. Warna cairan dalam tabung: - Warna jingga pada temperatur 53° C
  • 5. - Warna merah pada temperatur 68° C - Warna kuning pada temperatur 79° C - Warna hijau pada temperatur 93° C - Warna biru pada temperatur 141° C - Warna ungu pada temperatur 182° C - Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C 1.2.2 Jenis Sistem Sprinkler Sistem sprinkler secara otomatis akan bekerja bila segelnya pecah akibat adanya panas dari api kebakaran. Sistem Sprinkler dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu: 1. Sistem Pipa Basah (Wet Pipe System). Dalam sistem ini, sistem pipa mulai dari sumber suplai air sampai katup kontrol (Control valves) yang menuju ke sprinkler sudah terisi air. Sistem pipa basah biasanya dipasang pada gedung atau hunian dimana tidak ada kemungkinan terjadinya air membeku dalam pipa. Untuk sistem pipa ini banyaknya sprinkler yang dipasang dikontrol oleh satu set valve dan tidak melebihi 500 buah untuk tingkat bahaya ringan atau 1000 buah untuk tingkat bahaya kebakaran sedang dan tinggi. 2. Sistem Pipa Kering (Dry Pipe System). Sistem ini biasanya digunakan dalam suatu bangunan dimana kondisi temperatur berada pada keadaan yang bisa beku, seperti pada ruang pendingin atau temperatur yang dapat dijaga diatas 70° C, seperti oven pengering. Pipa kering tersebut selalu terisi udara dengan tekanan yang cukup untuk menahan air.
  • 6. 3. Alternatif Sistem Pipa Basah dan Pipa Kering (Combined Dry Pipe-Preaction). Sistem ini biasanya dipasang tanpa pemanas air, dimana dalam sistem basah ada kemungkinan air membeku pada musim dingin. Sehingga sistem ini biasanya dioperasikan pada musim panas untuk sistem basah dan sistem kering pada musim dingin. Jika hendak mengoperasikan dengan sistem basah, maka dry valve harus diubah fungsinya ke sistem basah dan ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat. 4. Sistem Pipa Kering Pada Ujungnya (Deluge System). Sprinkler untuk sistem ini harus dipasang menghadap kelangit-langit, kecuali jika dijinkan untuk dipasang jenis pendent. 5. Tindakan Awal (Pre-Action System). sistem ini merupakan gabungan antara standart sprinkler sistem dan pemasangan alat pengindera kebakaran. Pada umumnya detctor panas atau asap akan bekerja lebih dahulu dankatub yang bekerja lebih awal akan terbuka sehingga air mengalir ke pipa sprinkler sebelum sprinkler pertama bekerja. 1.2.3 Peletakan Sistem Sprinkler 2.2.31 Letak Kepala Sprinkler 1. Dinding Dan Pemisah Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal sistem bahaya kebakaran ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem bahaya kebakaran sedang atau system bahaya kebakaran berat tidak boleh melebihi dari 2 m. Apabila gedung tidak dilengkapi langit-langit, maka jarak kepala springkler dan dinding tidak boleh melebihi 1,5 m. Gedung yang mempunyai sisi terbuka, jarak kepala sprinkler sampai sisi terbuka tidak boleh lebih dari 1,5 m.
  • 7. (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Gambar 2.1 Penempatan kepala sprinkler tambahan 2. Kolom Pada umumnya kepala springkler harus ditempatkan bebas dari kolom. Apabila hal tersebut tidak dapat dihindari dan jarak kepala springkler terhadap kolom kurang dari 0,6 m, maka harus ditempatkan sebuah kepala springkler tambahan dalam jarak 2 m dari sisi kolom yang berlawanan. 3. Balok Kepala springkler harus ditempatkan dengan jarak sekurang-kurangnya 1,2 m dari balok. Apabila balok mempunyai flens sebelah atas dengan lebar kurang dari 200 mm, maka kepala springkler boleh dipasang di sebelah atas gelagar dengan catatan bahwa deflektor kepala springkler harus berjarak lebih besar dari 150 mm di atas balok.
  • 8. (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Gambar 2.2 Jarak kepala sprinkler terhadap balok 4. Kuda – Kuda Pada umumnya kepala springkler harus selalu dipasang pada jarak mendatar sejauh minimum 0,3 m dari balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 100 mm, dan minimum 0,6 m apabila balok kudakuda yang lebarnya lebih besar dari 100 mm. Apabila pipa cabang ditempatkan menyilang terhadap balok kuda-kuda, maka kepala springkler boleh ditempatkan disebelah atas sumbu balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 200 mm dengan ketentuan bahwa deflektor kepala springkler berjarak lebih besar dari 150 mm dari balok kuda-kuda. Apabila pipa cabang dipasang sejajar dengan balok kuda-kuda, maka jarak kepala springkler terhadap balok kuda-kuda ditentukan sesuai dengan tabel 2.3.
  • 9. Tabel 2.1 Kuda-kuda (Sumber: SNI 03-3989- 2000) 5. Penempatan kepala sprinkler dinding Penempatan deflektor kepala sprinkler dinding tidak boleh lebih dari 150 mm atau kurang dari 100 mm dari langit-langit. Sumbu kepala sprinkler tidak boleh lebih dari 150 mm atau kurang dari 50 mm dari dinding tempat kepala sprinkler dipasang. Sepanjang dinding. Sistem bahaya kebakaran ringan 4,6 m. Sistem bahaya kebakaran sedang, 3,4 m (langitlangit tidak tahan api), 3,7 m (langit-langit tahan api). Dari ujung dinding. Sistem bahaya kebakaran ringan 2,3 m, Sistem bahaya kebakaran sedang 1,8 m.
  • 10. 6. Jumlah deretan kepala sprinkler - Untuk ruangan yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m, cukup dilengkapi dengan sederet sprinkler sepanjang ruangan. Untuk ruangan yang lebarnya antara 3,7 m sampai 7,4 m harus dilengkapi dengan deretan sprinkler. - Untuk ruangan yang panjangnya lebih dari 9,2 m (bahaya kebakaran ringan) atau lebih dari 7,4 m (bahaya kebakaran sedang) deretan sprinkler harus dipasang selang-seling, sehingga setiap kepala sprinkler terletak pada garis tengah antara dua kepala sprinkler yang berhadapan. - Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 7,4 m deretan kepala sprinkler jenis konvensional (dipasang pada langit-langit) harus dipasang pada langit-langit di tengahtengah antara dua deret kepala sprinkler sebagai tambahan sepanjang ruangan pada tiap sisinya. - Berdasarkan NFPA 15 jarak maksimum antar sprinkler 3,7 meter sehingga jari – jari jangkauannya adalah 1,85 meter. Kemudian dapat dihitung jumlah kepala sprinkler tiap luas bangun, yaitu:
  • 11. Gambar 2.3 Jari – Jari jangkauan sprinkler Luas Sprinkler/perlindungan = πR2 Luas Bangunan = PxL ………………………………...........(2.1) Jumlah Sprinkler = = ……………………………………....(2.2) Keterangan: R = Jari-jari sprinkler (1,85 m) P = Panjang conveyor (m2 ) L = Lebar conveyor (m2 ) Dalam perencanaan ini jarak antar sprinkler menurut model E Spray nozzles vk 810 – vk 817 yang digunakan adalah 3 meter agar area perlindungan bisa terjangkau seluruhnya.
  • 12. Gambar 2.4 Jarak antar kepala sprinkler 2.2.3.2 Spesifikasi Kepala Sprinkler Kepala sprinkler yang digunakan harus kepala sprinkler standar. Kepala sprinkler yang boleh digunakan hanya kepala sprinkler yang terdaftar. Perubahan apapun tidak dibolehkan pada kepala sprinkler setelah keluar dari pabrik. Sifat-sifat aliran kepala sprinkler harus dibedakan dalam tiga hal: - Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler pancaran atas. - Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler pancaran bawah. - Yang dibenarkan untuk penggunaan sebagai kepala sprinkler dinding. Kepala sprinkler terbuka boleh digunakan untuk melindungi bahaya kebakaran khusus seperti tempat-tempat terbuka atau untuk tempat khusus lainnya. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang yang lebih kecil boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang tidak membutuhkan air sebanyak yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal 10 mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar
  • 13. dari 10 mm boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang membutuhkan air lebih banyak dari jumlah yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal 10 mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar dari 10 mm yang mempunyai ulir pipa besi 10 mm tidak boleh dipasang pada sistem sprinkler terbaru. 1. Ukuran lubang kepala sprinkler Ukuran nominal lubang kepala sprinkler yang dibenarkan untuk masing-masing sistem bahaya kebakaran adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Ukuran lubang kepala sprinkler (Sumber : SNI 03-3989- 2000) 2. Konstanta ”k” Konstanta “k” untuk ketiga ukuran lubang kepala sprinkler tersebut di atas adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Konstanta “k” (Sumber: SNI 03-3989- 2000)
  • 14. 3. Tingkat suhu kepala sprinkler Tingkat suhu kepala sprinkler otomatis ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.4 Tingkat suhu kepala sprinkler (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Pemilihan tingkat suhu kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 30°C di atas suhu ruangan. - Kepala sprinkler dalam ruangan tersembunyi atau pada ruang peragaan tanpa dilengkapi ventilasi harus dari tingkat suhu antara 79°C - 100°C. - Kepala sprinkler yang digunakan untuk melindungi peralatan masak jenis komersial, tutup mesin pembuat kertas atau yang dipasang dalam dapur pengering harus dari tingkat suhu tinggi. - Apabila ada langit-langit atau atap yang dipasang di atas oven, maka pada langit- langit atau atap tersebut sampai radius 3 m harus dipasang kepala sprinkler dengan tingkat suhu yang sama dengan 141°C
  • 15. 4. Jumlah maksimum kepala sprinkler Jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali bisa dilihat pada tabel 2.5 dibawah ini. Tabel 2.5Jumlah maksimum kepala sprinkler (Sumber : SNI 03-3989- 2000) 5. Persediaan kepala sprinkler cadangan Persediaan kepala sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler harus disimpan dalam satu kotak khusus yang ditempatkan dalam ruangan yang setiap suhunya tidak lebih dari 38°C. Persediaan kepala sprinkler cadangan tersebut paling sedikit adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Persediaan kepala sprinkler cadangan (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Catatan: Perasediaanan kepala springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan tingkat suhu dari kepala springkler yang terpasang. Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan springkler cadangan harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di atas.
  • 16. 1.2.4 Sistem Perpipaan Pipa utama air pemadam kebakaran biasanya 8 inchi, sambungan cabangnya 6 inchi. Katup-katup harus di dalam pada interval di jalur pipa utama, sehingga apabila ada perbaikan sambungan baru dapat dilakukan tanpa membuat sistem berhenti. Katup-katup yang disediakan tidak akan menghentikan perbaikan dibawah 1000 ft dari sistem. Pipa utama pemadam air pemadam kebakaran harus dibuat loop (ring atau O). Dimana untuk mendukung proses dan sistem kerja sprinkler, maka diperlukan sistem distribusi pipa yang terhubung dengan sumber air hingga ke titik sprinkler. Sistem ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut: - Air tetap dapat didistribusikan ke titik sprinkler walaupun salah satu area pipa mengalami kerusakan. - Semburan air sprinkler lebih stabil, meskipun seluruh titik sprinkler dibuka. 1.2.4.1 Jenis Sistem Pipa Sprinkler 1. Dry Pipe System adalah suatu system yang menggunakan sprinkler otomatis yang bisa disambungkan dengan system perpipaannya yang mengandung udara atau nitrogen bertekanan. Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas mengakibatkan api bertekanan membuka dry pipe valve. Dengan demikian air akan mengalir ke dalam system perpipaan dan keluar dari kepala sprinkler yang terbuka. 2. Wet Pipe System Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang disambungkan ke suplai air (water supply). Dengan demikian air akan segera keluar melalui sprinkler yang telah terbuka akibat adanya panas dari api.
  • 17. 3. Deluge System Adalah sistem yang menggunakan kepala sprinkler yang terbuka disambungkan pada sistem perpipaan yang dihubungkan ke suplai air melalui suatu valve. Valve ini dibuka dengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang dipasang pada area yang sama dengan sprinkler. Ketika valve dibuka, air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan dan dikeluarkan dari seluruh sprinkler yang ada. 4. Preaction System Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang disambungkan pada suatu sistem perpipaan yang mengandung udara, baik yang bertekanan atau tidak, melalui suatu sistem deteksi tambahan yang dipasang pada area yang sama dengan sprinkler. Pengaktifan system deteksi akan membuka suatu valve yang mengakibatkan air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan sprinkler dan dikeluarkan melalui sprinkler yang terbuka. 5. Combined Dry Pipe-Preaction Adalah sistem pipa berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran, peralatan deteksi akan membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan pada akhir pipa suplai, sehingga sistem akan terisi air dan bekerja seperti wet pipe system. Jika peralatan deteksi rusak, sistem akan bekerja seperti sistem dry pipe. 1.2.4.2 Klasifikasi Sistem Pipa Tegak Berdasarkan NFPA 14 - 2000 tentang “Standart for the installation of standpipe, private hydrant and hose system” menjelaskan mengenai kelas sistem pipa tegak diantaranya: 1. Sistem kelas I
  • 18. Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 m (2½ inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih 2. Sistem kelas II Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk memasok air yang digunakan terutama oleh penghuni bangunan atau oleh petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal. Pengecualian Slang dengan ukuran minimum 25.4 mm (1 inci) diizinkan digunakan untuk kotak slang pada tingkat kebakaran ringan dengan persetujuan dari instansi yang berwenang. 3. Sistem kelas III. Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih. Ukuran pipa tegak untuk sistem kelas I dan kelas III harus berukuran sekurang- kurangnya 100 mm (4 inci). Pipa tegak yang merupakan bagian dari sistem kombinasi harus berukuran sekurang-kurangnya 150 mm (6 inci). Pengecualian. Untuk bangunan yang seluruhnya dilengkapi dengan springkler, dan mempunyai kombinasi sistem pipa tegak yang dihitung secara hidraulik, ukuran minimum pipa tegaknya adalah 100 mm (4 inci ). Ukuran pipa dengan laju aliran yang disyaratkan pada tekanan sisa 6,9 bar (100 psi) pada ujung slang terjauh dengan ukuran 65 mm (2½ inci) dan tekanan 4,5 bar (65 psi)
  • 19. pada ujung slang terjauh dengan ukuran 40 mm (1½ inci), dirancang sesuai seperti tertera pada tabel 2.3 perancangan yang menggunakan cara. 1.2.4.3 Susunan Pipa Instalasi Sprinkler 1. Susunan cabang ganda Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke dua sisi pipa pembagi. 2. Susunan cabang tunggal Susunan sambungan di mana pipa cabang disambungkan ke satu sisi dari pipa pembagi. 3. Susunan pemasukan di tengah Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran air dari tengah. 4. Susunan pemasukan di ujung Susunan penyambungan di mana pipa pembagi mendapat aliran dari ujung. 2.2.5 Sistem Persedian Air Sprinkler 2.2.5.1 Persyaratan umum Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup, serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik gedung. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya harus ditunjuk badan lain yang diberikan kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya springkler. Pemakaian air asin tidak diijinkan, kecuali bila tidak ada penyediaan air lain pada waktu terjadinya kebakaran dengan syarat harus segera dibilas dengan air bersih.
  • 20. 2.2.5.2 Syarat penyambungan Pipa penyalur untuk sistem springkler tidak boleh dihubungkan pada sistem lain kecuali seperti yang diatur dalam bagian ini. - Tangki gravitasi Tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai system penyediaan air. Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus memberikan aliran dan tekanan yang cukup. (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Gambar 2.5 Tangki gravitasi - Tangki bertekanan Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan air. Tangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang dibenarkan agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya system penyediaan air, sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan alat
  • 21. tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila tekanan dan atau tinggi muka air dalam tangki turun melampaui batas yang ditentukan. Tanda bahaya harus dihubungkan dengan jaringan listrik yang terpisah dengan jaringan listrik yang melayani kompresor udara. Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk melayani sistem sprinkler dan sistem slang kebakaran yang dihubungkan pada pemipaan sprinkler. Tangki bertekanan harus selalu terisi air 2/3 penuh, dan diberi tekanan udara ditambah dengan 3 X tekanan yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler di atas tangki kecuali ditetapkan lain oleh pejabat yang berwenang. (Sumber: SNI 03-3989- 2000) Gambar 2.6 Tangki bertekanan 2.2.5.3 Sumber Penyediaan Air - Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari PDAM, sumur artesis, sumur gali dengan system penampungan, tangki gravitasi, tangki bertekanan reservoir air dengan sistem pemompaan.
  • 22. - Berdasarkan SNI 03-3989-2000 tentang “Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung” - Berdasarkan NFPA 13-1999 tentang “Standard for the Installation of Sprinkler Systems” 2.3.6 Sistem Pompa Sprinkler Pompa adalah salah satu alat angkut yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui saluran tertutup dengan mengubah energy mekanis dari pengerak menjadi energi tekan (pressure) terhadap fluida sehingga akan terjadi perpindahan, contohnya seperti menggerakkan / mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya baik melalui sarana pembantu seperti pipa, maupun secara langsung. Pompa digunakan untuk memindahkan cairan, seperti cairan, gas atau slurries. 2.2.6.1 Spesifikasi Pompa 1. Head Head di dalam perpompaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai energi tiap satuan berat. Head dari instalasi pompa dapat dibedakan menjadi head statis dan head dinamis. Ada tiga bagian dari head yaitu: - Head total pompa Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut: H = ha + ∆hp + h1 + ……………………………………………...…..(2.3) Keterangan: H : Head total pompa (m)
  • 23. h1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan (m) Δhp : Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m) ∆hp= …………………………………………………….(2.4) Ha : Head statis total (m) Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap, tanda positif dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi dari pada sisi isap. Head pada pompa biasanya disebabkan oleh kerugian gesek didalam pipa, belokan – belokan, reduser, katup – katup, dan sebagainya. Di bawah ini akan diberikan cara perhitungannya satu persatu. - Head kerugian Head kerugian yang terjadi pada instalasi disebabkan oleh gesekan didalam pipa. Pengaruh kecepatan terhadap rugi-rugi pada instalasi dinyatakan dalam bilangan reynold yang didefinisikan sebagai berikut: Re = ……………………………………………………………(2.5) Keterangan: Re : Bilangan reynolds (tak berdimensi) D : Diameter dalam saluran (m) V : Kecepatan aliran cairan (m/s) μ : Kekentalan mutlak cairan (absolute viscosity, kg.s/m3) Kekentalan mutlak cairan dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.
  • 24. Tabel 2.7 Sifat-sifat fisik air (Air di bawah 1 atm dan air jenuh di atas 100° C) (Sumber: Sularso,1996) - Kerugian gesekan dalam pipa Kerugian gesekan didalam pipa tergantung pada panjang pipa. Untuk menghitung besarnya kerugian akibat gesekan didalam pipa digunakan persamaan: hf = f × ..................................................................................(2.6)
  • 25. Keterangan: hf : Head karena kerugian gesekan/ friction (m) f : Koefisien kerugian gesekan (bilangan reynold,Re) L : Panjang saluran (m) D : Diameter dalam saluran (m) V : Kecepatan rata-rata aliran (m/s) g : Kecepatan gravitasi (m/s2 ) Untuk memperoleh nilai f dapat dilihat pada tabel 2.9 di atas. - Kerugian head di katup Kerugian head pada katup dapat ditulis sebagai berikut: hf = fv× …………………………………………………………..(2.7) Keterangan: hf : Head karena kerugian gesekan friction (m) fv : Koefisien kerugian gesekan. Harga fv untuk berbagai katup dalam keadaan terbuka penuh dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 5.1 V : Kecepatan rerata aliran (m/s) g : Kecepatan gravitasi (m/s2 ) - Kerugian head pada fitting Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugian head di tempat-tempat transisi yang demikian itu dinyatakan dalam rumus: hf = f× ………………………………………………………….. (2.8) Nilai f di dapatkan dengan menggunakan persamaan dibawah ini : f = 0,131 + 1,847 …………………………………….(2.9)
  • 26. Keterangan: D : Diameter dalam saluran (m) R : Jari-jari lengkung sumbu belokan (m) θ : Sudut belokan (derajat) f : Koefisien kerugian gesekan V : Kecepatan rerata aliran (m/s) g : Kecepatan gravitasi (m/s2 ) - Head yang tersedia Dalam mencegah terjadinya kavitasi maka diusahakan agar tidak satu bagianpun aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan uap jenuhnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka didefinisikan suatu besaran yang berguna untuk memperkirakan keamanan pompa terhadap terjadinya kavitasi yaitu tekanan hisap positif netto (Net Possitif Suction Head-NPSH). Ada dua jenis NPSH yang harus dipertimbangkan, yaitu NPSH yang dibutuhkan dan NPSH yang tersedia. NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat di tempat tersebut. NPSH yang tersedia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Hsv = (Pa / γ) – (Pv / γ) – Hs – HLS…………………………...(2.10) Keterangan: Hsv : NSPH yang tersedia ( m ) Pa : Tekanan Atmosfir (kgf/m2) Pv : Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
  • 27. γ : Berat zat cair persatuan volume (kgf/l) Hs : Head isap statis (m) bertanda positip (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang diisap, dan bertanda negatip (-) jika di bawah. HLS : Head di dalam pipa isap (m) Agar pompa dapat bekerja dengan baik, NPSH yang tersedia harus lebih besar daripada NPSH yang dibutuhkan. Untuk menentukan besarnya NPSH yang dibutuhkan secara teliti harus dilakukan pengujian terhadap pompa. Data NPSH yang dibutuhkan ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik yang memproduksi pompa tersebut. Tetapi dalam perancangan, NPSH yang diperlukan biasanya diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut: HsvN = σ.HN…………………………………………………………(2.11) Keterangan: HsvN : NSPH yang diperlukan (m) σ : koefisien kavitasi thoma HN : Head total pompa (m) n : Banyaknya putaran (rpm) 2. Daya Poros Dan Efisiensi Pompa - Daya air Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan waktu daya air, yang dapat ditulis sebagai berikut: Pw = 0,163 x γ x Q x H..............................................................................(2.12) Pw : Daya air (kW) γ : Berat air per satuan volume (kgf/l)
  • 28. g : Percepatan gaya gravitasi (m/s2 ) Q : Kapasitas air (m3 /s) H : Head total (m) - Daya poros Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan sebagai berikut: P = Pw / ηp ……........................................................................................(2.13) P :Daya poros sebuah pompa (kW) ηp : Efisiensi pompa (pecahan) 2.2.6.2 Daya Pompa Dalam hal ini daya pompa dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu daya masuk dan daya keluar pompa. Besarnya daya masuk pompa dipengaruhi oleh besarnya tegangan listrik dan kuat arus yang terjadi, sehingga daya pompa dapat ditentukan dengan persamaan, sedangkan daya keluar pompa dipengaruhi oleh tinggi heat dan tekanan massa dalam hal ini adalah fluida air. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Pin = V . I …………………………………………………………………………..(2.14) Pout = vf . ΔP . mc …………………………………………………………………..(2.15) Keterangan: Pin = Daya masuk pompa (Watt) Pout = Daya keluar pompa (Watt) V = Tegangan (Volt) vf = Volume Spesifik (m3/kg) I = Kuat Arus (Ampere) mc = Kapasitas pendingin (kg/s)
  • 29. BAB III DATA UMUM PROYEK 3.1 DATA PROYEK a. Nama Proyek : Alamanda Tower b. Fungsi Bangunan : Gedung Perkantoran c. Lokasi : Jl. TB. Simatupang Kav. 23-24 Cilandak Barat Jakarta Selatan. 3.2 DATA TEKNIS PROYEK a. Luas Bangunan : 52.768 m2 b. Luas Tanah : 12.050 m2 c. Luas Area Bangunan : Tabel 3.1 Luas Area Bangunan Lantai Jumlah (m²) Basement 3 3650 Basement 2 3788 Basement 1 3645 Dasar (1) 1301 Mezzanine 768 Lantai 2-29 39088 Atap/ME 528 Jumlah 52768 Sumber : PT. Tata Mulia Nusantara Indah
  • 30. 3.3 FUNGSI BANGUNAN a. Lantai Basement 3 s.d. Basement 1 : Car Parking b. Lantai 1 s.d. Lantai 2 : Commercial Room c. Lantai 3 s.d. Lantai 29 : Office Room d. Lantai Atap : M/E Room 3.4 FLOW CHART PENYELESAIAN TUGAS Mulai Studi Literatur Perumusan Masalah Pengumpulan Data 1. Layout Gedung 2. Data Teknis Perancangan Sistem Sprinkler : 1. Menghitung Jumlah Sprinkler 2. Menghitung Kebutuhan Air 3. Menentukan Dimensi dan Penempatan Bak Reservoir 4. Menghitung Head Total dan Daya Pompa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyelesaian Tugas
  • 31. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 UMUM Dalam perancangan sprinkler untuk sebuah gedung bertingkat ini, perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini : 1. Perkantoran termasuk dalam hunian bahaya kebakaran ringan, sehingga data yang diperlukan dalam perhitungan adalah SNI 03-3989-2000 kategori kebakaran ringan. 2. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler diletakkan pada atap ruangan 3. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna jingga pada suhu 53o C 4. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas (Q) = 25 GPM = 93,33 liter/menit 5. Kepadatan pancaran= 2,25 mm/menit (SNI 03-3989-2000) 6. Jarak maksimum antar titik sprinkler 4,6 m 7. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter x = jarak antara kepala sprinkler dengan overlap R = jari-jari pancaran sprinkler = 2,3 m
  • 32. mmx mx mx Rx Rxx 25,358,10 58,10 )3,2(4 42 )2( 2 22 22 22 222 Jarak kepala sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1,7 m. Kemudian dilakukan penghitungan jarak kepala sprinkler ke dinding untuk perbandingan. 8. Daerah yang dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan tangga yang diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran 9. Sprinkler overlap ¼ bagian 4.2 PERHITUNGAN JUMLAH SPRINKLER Kebutuhan air untuk bahaya kebakaran ringan 225 liter/menit = 3,75 liter/detik (SNI 03-3989-2000) Diameter lubang sprinkler = 0,5 inchi Satu buah sprinkler mampu mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler yang lain terjadi overlapping sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air Maka area jangkauan sprinkler, dapat dihitung sebagai berikut : X = jarak maksimum antar titik sprinkler – (1/4 jarak maksimum) = 4,6 m – (1/4 x 4,6 m)
  • 33. = 3,45 m Maka, L = 3,45 m x 3,45 m = 11,9 m2 Lantai Basement 3 Luas lantai yang direncanakan = 3650 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 30772,306 9,11 3650 L luas buah sprinkler Lantai Basement 2 Luas lantai yang direncanakan = 3788 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 31932,318 9,11 3788 L luas buah sprinkler Lantai Basement 1 Luas lantai yang direncanakan = 3645 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 30630,306 9,11 3645 L luas buah sprinkler Lantai Dasar (1) Luas lantai yang direncanakan = 1307 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
  • 34. 11083,109 9,11 1307 L luas buah sprinkler Lantai Mezzanine Luas lantai yang direncanakan = 768 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 6554,64 9,11 768 L luas buah sprinkler Lantai 2-29 Luas lantai yang direncanakan = 39.088 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 285.371,284.3 9,11 088.39 L luas buah sprinkler Jumlah sprinkler tiap lantai = 117 buah sprinkler Atap Luas lantai yang direncanakan = 528 m2 Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan : 4437,44 9,11 528 L luas buah sprinkler
  • 35. Tabel 4.1 Jumlah Sprinkler per lantai Lantai Luas (m²) Jumlah Sprinkler Basement 3 3650 307 Basement 2 3788 319 Basement 1 3645 306 Dasar (1) 1301 110 Mezzanine 768 65 Lantai 2-29 39088 3285 Atap/ME 528 44 Jumlah 52768 4436 Sumber : Hasil Perhitungan 4.3 VOLUME PERSEDIAAN AIR Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan air yang dapat mengoperasikan sprinkler tersebut. Volume kebutuhan air sprinkler perlu diperhatikan sehingga tidak menyebabkan kelebihan air pada sprinkler tersebut. Perhitungan volume kebutuhan air sprinkler per gedung dapat menggunakan rumus : Rumus : V = Q x T ………………………………………………………………………..(4.2) Dimana : V = Volume kebutuhan air (m3 )
  • 36. Q = Kapasitas air 225 dm3 /menit T = Waktu operasi sistem = 30 menit V(kebutuhan air) = Q x T = 225 dm3 /menit x 30 menit = 6.750 dm3 = 6,75 m3 Jadi, V(kebutuhan air) untuk sprinkler = 6,75 m3 4.4 BAK AIR (RESERVOIR) Sedangkan bak air (reservoir) tidak boleh diisi penuh karena dari hasil volume air yang dibutuhkan dalam menjaga faktor keamanannya, dapat ditentukan kosntruksi bak airnya, yaitu: Panjang = 5 meter Lebar = 3 meter Kedalaman = 5 meter Volume total bak air (Reservoir) (Vbak air)
  • 37. Vbak air = p x l x k = 5 m x 3 m x 5 m = 75 m3 Selisih volume ΔV ΔV = Vbak air - V(kebutuhan air) ……………………………………………………(4.3) = 75 m3 – 6,75 m3 = 68,25 m3 Tinggi freeboard t (freeboard) = A V ………………………………..…………………...…………(4.4) Dimana : A = Luas penampang bak air t (freeboard) = m A V 76,2 15 41,41
  • 38. 4.5 PENENTUAN SISTEM POMPA Gambar 4.1 Skema Sistem Pompa Gambar 4.2 Susunan Pipa Sprinkler Sumber : SNI 03-3989- 2000
  • 39. Tabel 4.2 Diameter Pipa Sumber : www.starpipeproducts.com, ASTM A-888 and CISPI 301 Pipe & Fittings 4.6 PERHITUNGAN SISTEM PERPIPAAN 1. Pipa Isap (Suction) Dengan jenis material besi tuang (cast iron) berukuran 8” dapat dilihat pada tabel diameter pipa diatas. - Diameter luar pipa 212,852 mm = 0,212852 m - Diameter dalam pipa 201,676 mm (D) = 0,201676 m - Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m - Panjang pipa terjauh (L) = 5 m - Perhitungan pipa pembagi (discharge) a. Luas pipa diameter dalam 2 4 xDA
  • 40. 2 2 03,0 4 )201676,0(14,3 m x A b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa V = Q/A = (3,75x10-3 m3 /s) / (0,03 m2 ) = 0,125 m/s Dimana kapasitas debit air (Q) = 225 liter/menit = 1,75x10-3 m3 /s c. Bilangan Reynolds (Re) Dimana nilai μ berdasarkan dengan suhu 300 C maka m= 0,801 x 10-6 m2 /s VxD Re 53,472.31 10x0,801 201676,0125,0 6- x Re Re > 4000, alirannya bersifat turbulen (Sularso:1994) d. Kerugian gesekan dalam pipa (Mayor losses) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran 8” maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0014 - Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,021 dengan nilai e/D 0,0014 dan nilai Re = 31.472,53 - Kerugian gesekan pada pipa isap (head friction): gxDx2 2 LxV fH f m x H f 04,0 9,81x201676,0x2 )125,0(5 021,0 2 Dimana :
  • 41. g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2 dan L adalah panjang pipa terjauh 5 m. e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses) - Kerugian head katup Kerugian head katup dengan diameter pipa utama pengeluaran 8” yang mana katup pada pipa pengeluaran ini menggunakan katup hisap (dengan saringan) maka nilai fv = 1,84 gx2 2 V fvhf mxhf 3 2 1047,1 9,81x2 125,0 84,1 -Total head kerugian (hftot) hf tot = Mayor losses + Minor losses = 0,04 + 1,47x10-3 = 0,04147 m 2. Pipa Utama Pengeluaran (Discharge) Dengan jenis material besi tuang (cast iron) berukuran 6” dapat dilihat pada tabel diameter pipa diatas. - Diameter luar pipa 160,02 mm = 0,16002 m - Diameter dalam pipa 150,876 mm (D) = 0,150876 m - Tebal pipa 9,144 mm = 0,009144 m
  • 42. - Panjang pipa terjauh (L) = 20 m - Perhitungan pipa utama pengeluaran (discharge) a. Luas pipa diameter dalam 2 4 xDA 2 2 02,0 4 )0,150876(14,3 m x A b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa V = Q/A = (3,75x10-3 m3 /s) / (0,02 m2 ) = 0,188 m/s Dimana kapasitas debit air (Q) = 225 liter/menit = 1,75x10-3 m3 /s c. Bilangan Reynolds (Re) Dimana nilai μ berdasarkan dengan suhu 300 C maka m= 0,801 x 10-6 m2 /s VxD Re 60,411.35 10x0,801 0,150876188,0 6- x Re Re > 4000, alirannya bersifat turbulen (Sularso:1994) d. Kerugian gesekan dalam pipa (Mayor losses) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran 6” maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0019 - Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,023 dengan nilai e/D 0,0019 dan nilai Re = 60,411.35 - Kerugian gesekan pada pipa isap (head friction):
  • 43. gxDx2 2 LxV fH f mx x H f 3 2 1049,5 9,81x0,150876x2 )188,0(20 023,0 Dimana: g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2 dan L adalah panjang pipa terjauh 20 m. e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses) - Kerugian pada belokan pipa Belokan pada pipa utama pengeluaran sebesar 900 yaitu berupa lengkungan dengan nilai f : 5.05,3 902 847,1131,0 R D f m x f 978,1 90 90 0,0754382 0,150876 847,1131,0 5.05,3 Maka nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 900 adalah 1,978 m. gx2 2 V fhf mhf 36,0 9,8x2 88,1 978,1 2 - Total head kerugian (hf tot) hf tot = Mayor losses + Minor losses
  • 44. = 5,49x10-3 + 0,36 = 0,37 m 3. Pipa Pembagi - Diameter luar pipa 111,252 mm = 0,111252 m - Diameter dalam pipa 100,076 mm = 0,100076 m - Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m - Panjang pipa terjauh (L) = 12.000 m - Perhitungan pipa pembagi (discharge) a. Luas pipa diameter dalam (A) : 222 0078619,0100076,0 4 2 4 mxxDA b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) : sm A Q V /1192,0 0078619,0 000937,0 Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00937 m3 /s dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375 m3 /s. c. Bilangan Reynolds (Re) 708,892.14 10801,0 100076,01192,0 Re 6 x xVxD Re > 4000, aliran bersifat turbulen d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss)
  • 45. - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,0025. - Nilai Friction factor (f) = 0,025 dengan nilai 2/D 0,0025 dan nilai Re = 14.892,708. - Kerugian gesekan pada pipa pembagi : m xx x x gD VL fhf 17,2 8,92100076,0 1192,012000 025,0 .2. . 22 e. Kerugian perubahan geometri (minor loss) - Kerugian pada belokan pipa - Kerugian perubahan geometri pada pipa isap adalah belokan 90o . Maka nilai f adalah Maka, nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 90o adalah 1,978 m m x x g V fhf 0014,0 8,92 1192,0 978,1 .2 . 22 Pada pipa utama pengeluaran terdapat 10 belokan, maka kerugian pada pipa : hf = 10 x 0,0014 m = 0,014 m - Total head kerugian (hftot) hftot = Mayor losses + Minor losses = 2,17 m + 0,014 m = 2,184 m - Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 2 pipa pembagi. Maka head friction pada sistem ini adalah : 978,1 90 90 050038,02 100076,0 847,1131,0 90 . 2 .847,1131,0 5,05,3 5,05,3 x R D f
  • 46. hf = hftot x 2 = 2,184 x 2 = 4,368 m 4. Pipa Cabang - Diameter luar pipa 56,769 mm = 0,056769 m - Diameter dalam pipa 49,784 mm = 0,049784 m - Tebal pipa 7,021 mm = 0,07021 m - Panjang pipa terjauh (L) = 4 m - Perhitungan pipa cabang a. Luas pipa diameter dalam (A) : 222 001946,004978,0 4 2 4 mxxDA b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) : sm A Q V /120,0 001946,0 000234,0 Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,000234 m3 /s dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,000937 m3 /s. c. Bilangan Reynolds (Re) 677,457.7 10801,0 04978,0120,0 Re 6 x xVxD Re > 4000, aliran bersifat turbulen d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,005.
  • 47. - Nilai Friction factor (f) = 0,031 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re = 7.457,677 - Kerugian gesekan pada pipa pembagi : mx xx x x gD VL fhf 3 22 1083,1 8,9204978,0 12,04 031,0 .2. . e. Kerugian perubahan geometri (minor loss) - Kerugian perubahan geometri pada pipa ini tidak ada karena pipa cabang tidak menggunakan katup dan tidak ada belokan. - Total head kerugian (hftot) hftot = Mayor losses + Minor losses = 3 1083,1 x m + 0 m = 3 1083,1 x m - Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 3000 pipa cabang. Maka head friction pada sistem ini adalah : hf = hftot x 3000 = 3 1083,1 x x 3000 = 5,499 m Kerugian Cross dan Fitting Tee pada Pipa Utama 6” - Diameter luar pipa 160,02 mm = 0,16002 m - Diameter dalam pipa 150,876 mm = 0,150876 m - Tebal pipa 9,144 mm = 0,009144 m - Perhitungan kerugian gesekan cross pada pipa utama : a. Luas pipa diameter dalam (A) : 222 017869,00150876,0 4 2 4 mxxDA b. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) :
  • 48. sm A Q V /1046,0 017869,0 00187,0 Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3 /s dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375 m3 /s. c. Bilangan Reynolds (Re) 41,702.19 10801,0 150876,01046,0 Re 6 x xVxD Re > 4000, aliran bersifat turbulen d. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 6” maka nilai relative roughness sebesar 0,0019. - Nilai Friction factor (f) = 0,024 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re = 19.702,41 - Kerugian gesekan cross pada pipa utama adalah : mx x x g V fhf 5 22 10326,1 8,92 10406,0 024,0 .2 . - Diketahui bahwa pipa utama terdapat 3 cross, sehingga kerugian gesekan cross total pada pipa utama adalah : hf = 5 10326,1 x x 3 = mx 5 10977,3 - Perhitungan kerugian gesekan fitting tee pada pipa utama :
  • 49. 1. Kapasitas aliran (Q) adalah seperdua dari kapasitas aliran discharge pipa utama, karena aliran terbagi menjadi 2 aliran. Dimana (Q) aliran dari pipa utama adalah 0,064 m3 /s 3 10875,1 2 00375,0 2 1 x Q Q m3 /s 2. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa sm A Q V /1046,0 017869,0 00187,0 Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3 /s dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375 m3 /s. 3. Bilangan Reynolds (Re) 41,702.19 10801,0 150876,01046,0 Re 6 x xVxD Re > 4000, aliran bersifat turbulen 4. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 6” maka nilai relative roughness sebesar 0,0019. - Nilai Friction factor (f) = 0,023 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re = 19.702,41 - Kerugian gesekan fitting tee pada pipa utama adalah : mx x x g V fhf 5 22 102706,1 8,92 10406,0 023,0 .2 . - Total kerugian adalah : hf tot = cross + fitting tee = mx 5 10977,3 + mx 5 102706,1
  • 50. = mx 5 10247,5 - Perhitungan fitting tee pada pipa pembagi 4” : - Diameter luar pipa 111,252 mm = 0,111252 m - Diameter dalam pipa 100,076 mm = 0,1000766 m - Tebal pipa 11,176 mm = 0,011176 m - Perhitungan kerugian gesekan pada fitting tee a. Luas pipa diameter dalam (A) : 222 0078617,011176,0 4 2 4 mxxDA b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa pembagi, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran 4 10375,9 4 00375,0 4 1 x Q Q c. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) : sm x A Q V /238,0 0078617,0 10375,9 4 d. Bilangan Reynolds (Re) 44,735.29 10801,0 100076,0238,0 Re 6 x xVxD Re > 4000, aliran bersifat turbulen e. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,0025.
  • 51. - Nilai Friction factor (f) = 0,027 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re = 29.735,44 - Kerugian gesekan pada fitting tee adalah : mx x x g V fhf 5 22 10803,7 8,92 238,0 027,0 .2 . - Diketahui bahwa pipa pembagi terdapat 3000 fitting tee, sehingga kerugian gesekan fitting tee total pada pipa utama adalah : hf tot = 5 10803,7 x x 3000 = 0,234 m - Perhitungan fitting tee pada pipa pembagi 2” : - Diameter luar pipa 56,769 mm = 0,056769 m - Diameter dalam pipa 49,784 mm = 0,049784 m - Tebal pipa 7,021 mm = 0,07021 m - Perhitungan kerugian gesekan pada fitting tee a. Luas pipa diameter dalam (A) : 222 001946,0049784,0 4 2 4 mxxDA b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa cabang, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran 4 4 1034,2 4 10375,9 4 1 x xQ Q m3 /s c. Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (V) : sm x A Q V /1204,0 001946,0 1034,2 4 d. Bilangan Reynolds (Re) 98,484.7 10801,0 049784,01204,0 Re 6 x xVxD
  • 52. Re > 4000, aliran bersifat turbulen e. Kerugian gesekan dalam pipa (mayor loss) - Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4” maka nilai relative roughness sebesar 0,005. - Nilai Friction factor (f) = 0,033 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re = 7.484,98 - Kerugian gesekan pada fitting tee adalah : Tabel 4.3 Ukuran Berbagai Tipe Pipa Sumber : Hasil Perhitungan No Type Pipa Diameter Pipa (Inchi) Diameter Dalam (m) Diameter Luar (m) Tebal Pipa (m) Panjang Pipa Terjauh (m) Kecepatan Aliran (m/s) 1 Pipa Isap (Suction) 8 0.201676 0.212852 0.01117 5 0.125 2 Pipa Utama 6 0.150876 0.16002 0.00914 20 0.188 3 Pipa Pembagi 4 0.100076 0.111252 0.01117 12000 0.1192 4 Pipa Cabang 2 0.049784 0.056769 0.07021 4 0.12 5 Cross dan Fitting Tee 6 0.150876 0.16002 0.00914 0.1046 6 Fitting Tee 4 0.100076 0.111252 0.01117 0.238 7 Fitting Tee 2 0.049784 0.056769 0.07021 0.1204 mx x x g V fhf 6 22 10690,3 8,92 1204,0 005,0 .2 .
  • 53. 5. Head Kerugian Total Jadi head kerugian total pipa discharge yang diperkirakan pada proteksi sistem ini adalah: H1 = head pipa Isap + head pipa utama + head pipa pembagi + head pipa cabang + cross & fitting tee pipa utama + fitting tee pipa pembagi + fitting tee pipa cabang = 0,04147 m + 0,37 m + 4,369 m + 5,499 m + 5,247 x 10-5 m + 3,69 x 10-6 m = 10,31 m 6. Head Statis (Ha) Head perbedaan tinggi antara muka air sisi luar/nozel (Z2) dengan sisi isap (Z1) Ha = Z2 – Z1 = 5 – 0 = 5 m 7. Head Tekanan (Δhp) Tekanan isap (P1) P1 = ρ x g x ha = 995,7 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 5 m = 48789,3 kg/ms2 Dimana: ρ adalah densitas/berat jenis air = 0,9957 kg/l = 995,7 kg/m3 sedangkan g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2 Tekanan sprinkler maksimum (P2) adalah tekanan absolute sebesar 7 bar, tekanan pada instalasi pipa sebesar: P2 = 7 bar – tekanan udara = 7 bar – 1 atm
  • 54. = 7 bar – 1,01325 bar = 5,987 bar = 5,987 x (1,019 x 104) = 6,1007 x 104 kg/m2 Dimana: 1 atm = 1,01325 bar 1 bar = 1,019 x 104 kg/ms2 gx 12 PP hp mhp 25,1 9,8x995,7 48789,361007,53 8. Head Total Pada Instalasi Perpipaan Sprinkler HLT = H1 + ha + Δhp = 10,31 + 5 + 1,25 = 16,56 m
  • 55. 4.7 PERHITUNGAN SISTEM POMPA SPRINKLER Dari data perencanaan dapat ditentukan bagaimana mekanisme kerja dari sistem pompa serta semua valve yang terdapat pada sistem perpipaan. 1. Pompa listrik dipakai sebagai pompa utama untuk melayani kebutuhan sistem sprinkler. 2. Pompa listrik dan pompa diesel mempunyai mempunyai kapasitas yang sama sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak mempengaruhi sistem. 3. Pompa diesel (genset) digunakan sebagai pompa cadangan ketika sumber daya listrik mati, sehingga secara otomatis pompa diesel siap beroperasi menggantikan peran pompa listrik, ini dapat terjadi karena sistem pompa di interlock dalam panel pompa kebakaran. 4. Pompa pacu mempunyai kapasitas antara 5-10 persen dari pompa listrik yang digunakan untuk menjaga agar tekanan dalam sistem tetap konstan. 5. Untuk mengendalikan tekanan pada sistem ini, dipakai pressure switch untuk mengendalikan masing-masing pompa tersebut. Jadi digunakan 3 pressure switch untuk sistem pompa : a. 1 buah pressure switch untuk pompa listrik b. 1 buah pressure switch untuk pompa diesel c. 1 buah pressure switch untuk pompa pacu 6. Untuk pompa listrik dan pompa diesel diset pada P-start = 4 bar, dimana pompa akan mulai jalan atau start bila tekanan pada sistem turun sampai dengan 4 bar, dan bila pada saat itu sumber listrik mati, maka pompa diesel akan start. 7. Sedangkan pompa pacu diset pada P-start = 5 bar dan P-stop = 7 bar, dimana pompa pacu akan start saat tekanan dalam sistem turun sampai dengan 5 bar. Dan pompa pacu akan berhenti saat tekanan dalam sistem telah mencapai 7 bar.
  • 56. 8. Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis melalui pressure switch dalam panel pompa juga terdapat sarana untuk menstart pompa secara manual, jadi dalam panel pompa ada switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun otomatis. 9. Kapasitas aliran air untuk bahaya kebakaran ringan diperkirakan berkisar 225 liter/menit (SNI 03-3989-2000) 10. Syarat tekanan air minimal tekanan air pada kepala sprinkler (residueal pressure) harus memenuhi syarat, yaitu : bahaya kebakaran ringan sebesar 2,2 kg/cm2 dengan masing-masing ditambah dengan perbedaan tekanan antara ketinggian sprinkler teratas dengan katup kendali Daya Pompa Penentuan daya pompa pada sistem ini dapat dihitung pada perhitungan dibawah ini : - Daya air (Pw) max LTHxQxPw Dimana : = ketetapan berat air per satuan volume = 9,765 kN/m3 LTHxQxPw = 9,765 x 0,00375 x 16,56 m = 0,6064 kW (dimana 1 kW = 1,341 hp) = 0,8132 hp - Daya poros (P) max n = 3000 rpm efisiensi standar pompa sentrifugal (ηp) = 70 %
  • 57. P = Pw / ηp = 0,8132 hp / 70 % = 1,1617 hp - Pemilih penggerak mula Daya nominal penggerak mula (Pm) α = faktor cadangan (pecahan) = 0,2 ηt = efisiensi transmisi (pecahan) = 0,95 Pw = daya poros Pm= t P )1( = 95,0 )2,01(1617,1 = 1,467 hp = 1,094 KW
  • 58. BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Gedung perkantoran merupakan hunian dengan bahaya kebakaran ringan (SNI 03- 3989-2000) 2. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.1 Jumlah Sprinkler per lantai Lantai Jumlah (m²) Jumlah Sprinkler Basement 3 3650 307 Basement 2 3788 319 Basement 1 3645 306 Dasar (1) 1301 110 Mezzanine 768 65 Lantai 2-29 39088 3285 Atap/ME 528 44 Jumlah 52768 4436 Sumber : Hasil Perhitungan
  • 59. 3. Besaran bak air yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem sprinkler adalah panjang x lebar x tinggi = 5 m x 3 m x 5 m. 4. Besaran volume kebutuhan air untuk sprinkler adalah 6,75 m3 . Diameter pipa yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.2 Ukuran Berbagai Tipe Pipa yang Digunakan Sumber : Hasil Perhitungan No Type Pipa Diameter Pipa (Inchi) Diameter Dalam (m) Diameter Luar (m) Tebal Pipa (m) Panjang Pipa Terjauh (m) Kecepatan Aliran (m/s) 1 Pipa Isap (Suction) 8 0.201676 0.212852 0.01117 5 0.125 2 Pipa Utama 6 0.150876 0.16002 0.00914 20 0.188 3 Pipa Pembagi 4 0.100076 0.111252 0.01117 12000 0.1192 4 Pipa Cabang 2 0.049784 0.056769 0.07021 4 0.12 5 Cross dan Fitting Tee 6 0.150876 0.16002 0.00914 0.1046 6 Fitting Tee 4 0.100076 0.111252 0.01117 0.238 7 Fitting Tee 2 0.049784 0.056769 0.07021 0.1204
  • 60. 5. Daya pompa sistem sprinkler yang dibutuhkan adalah Tabel 5.3 Daya Pompa yang Dibutuhkan Daya Symbol Besaran Daya Daya Air Pw 0,8132 hp Daya Poros P 1,1617 hp Daya nominal penggerak mula Pm 1,4670 hp Sumber : Hasil Perhitungan 5.2 SARAN 1. Dalam proses perancangan sistem sprinkler, diperlukan pedoman yang berlaku di Indonesia, salah satunya adalah SNI 03-3989-2000 mengenai Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahaan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung. 2. Diameter Pipa yang akan digunakan harus berstandar SNI agar tidak terjadi kegagalan dalam proses pemasangan sistem sprinkler.
  • 61. DAFTAR PUSTAKA 1. SNI 03-3989-2000 mengenai Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahaan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung. 2. Chandra, Adhitya. 2010. Perancangan Sistem Detektor, Alarm dan Sistem Sprinkler Pada Gedung Plaza dan Gedung Direktorat PPNS-ITS. Institut Sepuluh Nopember. Surabaya. 3. Sandi, Ely. 2011. Perancangan Peletakan Sprinkler dan Detector Pada Conveyor PT. YTL Jawa Timur Sebagai Upaya Untuk Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Institut Sepuluh Nopember. Surabaya. 4. Paulus, Ricki. 2010. Perancangan Deluge System Sprinkler Menggunakna Smoke Detector Pada Gedung Direktorat PPNS-ITS. Institut Sepuluh Nopember. Surabaya. 5. Setyawan, Ganjar. 2012. Data Umum Proyek Gedung Perkantoran Alamanda Tower. Universitas Gunadarma. Jakarta. 6. www.starpipeproducts.com, ASTM A-888 and CISPI 301 Pipe & Fittings