Metode Storet merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air, yang tentunya mengacu pada baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya. Materi mata kuliah pengolahan kualitas air.
1. 1
PENENTUAN STATUS MUTU AIR
I. METODE STORET
I.1. URAIAN METODE STORET
Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air
yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air.
Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air
dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna
menentukan status mutu air.
I.2. KLASIFIKASI STATUS MUTU AIR
Untuk menentukan status mutu air, digunakan sistem nilai dari “US-EPA
(Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam
empat kelas, yaitu :
Tabel 1.1. Penentuan kelas berdasarkan skor
NO KELAS KONDISI SKOR KETERANGAN
1 Kelas A Baik sekali 0 Memenuhi baku mutu
2 Kelas B Baik -1 s/d -10 Cemar ringan
3 Kelas C Sedang -11 s/d -30 Cemar sedang
4 Kelas D Buruk ≥ -31 Cemar berat
I.3. PROSEDUR PENGGUNAAN
Penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik
sehingga membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air
dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran <
baku mutu) maka diberi skor 0.
2. 2
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil
pengukuran > baku mutu), maka diberi skor :
Tabel 1.2. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air
Jumlah
contoh1)
Nilai Parameter
Fisika Kimia Biologi
< 10 Maksimum
Minimum
Rata-rata
-1
-1
-3
-2
-2
-6
-3
-3
-9
≥ 10 Maksimum
Minimum
Rata-rata
-2
-2
-6
-4
-4
-12
-6
-6
-18
Sumber : Canter (1977)
Catatan : 1) jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status
mutu air.
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status
mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
I.4. CONTOH PERHITUNGAN
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh berikut ini. Tabel 1.2.
merupakan contoh penerapan penentuan kualitas air menurut metode
STORET yang dilakukan oleh Unpad, Bandung. Data diambil dari sungai
Ciliwung pada stasiun 1. Pada tabel ini tidak diberikan data lengkap hasil
analisa di sungai Ciliwung, tetapi hanya diberikan nilai maksimum,
minimum, dan rata-rata dari data-data hasil.
Cara pemberian skor untuk tiap parameter adalah sebagai berikut (contoh,
untuk Hg):
a. Hg merupakan parameter kimia, maka gunakan skor untuk parameter
kimia.
b. Kadar Hg yang diharapkan untuk air golongan C adalah 0.002 mg/l.
c. Kadar Hg maksimum hasil pengukuran adalah 0.0296 mg/l, ini berarti
kadar Hg melebihi baku mutunya. Maka skor untuk nilai maksimum
adalah -2.
d. Kadar Hg minimum hasil pengukuran adalah 0.0006 mg/l, ini berarti
kadar Hg sesuai dengan baku mutunya. Maka skornya adalah 0.
3. 3
e. Kadar Hg rata-rata hasil pengukuran adalah 0.0082 mg/l, ini berarti
melebihi baku mutunya. Maka skornya adalah –6.
f. Jumlahkan skor untuk nilai maksimum, minimum, dan rata-rata.
Untuk Hg pada contoh ini skor Hg adalah –8.
g. Lakukan hal yang sama untuk tiap parameter, apabila tidak ada baku
mutunya untuk parameter tertentu, maka tidak perlu dilakukan
perhitungan.
h. Jumlahkan semua skor, ini menunjukan status mutu air. Pada contoh
ini skor total adalah –58, ini berarti sungai Ciliwung pada stasiun 1
mempunyai mutu yang buruk untuk peruntukan golongan C.
Tabel 1.3. Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET
di Stasiun 1 sungai Ciliwung bagi peruntukan Golongan C (PP 20/1990)
No. Parameter Satuan Baku
Mutu
Hasil Pengukuran Skor
Maksimum Minimum Rata-rata
FISIKA
1 TDS mg/l 289 179,4 224,2
2 Suhu air C Normal +
3
24,15 20,5 22,06 0
3 DHL mhos/cm 82,6 72 76,3
4 Kecerahan M 0,46 0,35 0,41
KIMIA
a. Anorganik
1 Hg mg/l 0,002 0,0296 0,0006 0,0082 -8
2 As mg/l 0,5 0,0014 Tt 0,0004 0
3 Ba mg/l 1,5 17,401 11,239 15,3665
4 F mg/l 0,01 0,51 0,28 0,4138 0
5 Cd mg/l nihil Tt Tt Tt 0
6 Cr (VI) mg/l 0,0036 Tt 0,0009 -8
7 Mn mg/l 0,033 Tt 0,083
8 Na mg/l 15,421 5,1672 11,0246
9 NO3-N mg/l 12,28 0,04 3,4675
10 NO2-N mg/l 0,06 1 0,0075 0,3996 -8
11 NH3-N mg/l 0,02 1,53 Tt 0,576 -8
12 pH 6-8.5 7,83 6,72 7,41 0
13 Se mg/l 0,05 Tt Tt Tt 0
14 Zn mg/l 0,02 0,0457 Tt 0,0114 -2
15 CN mg/l 0,01 Tt Tt Tt 0
16 SO4 mg/l 40 2,2 14,175
17 H2S mg/l 0,002 1,27 0,0014 0,3354 -8
5. 5
I.5. CONTOH SOAL
Hitunglah skor mutu kualitas air dengan metode Storet pada Sungai X (data tabel 1.4) bagi
peruntukan Kelas II, Kelas III, dan Kelas IV !
Tabel 1.4. Data parametersungai X
No. Parameter Satuan
Hasil Pengukuran
Maksimum Minimum Rata-rata
Fisika
1 TDS mg/l 3079 280 1099,25
2 Suhu oC 34 30 31,5
3 Kecerahan m 38 28 31,7
Kimia
4 DO mg/l 5,9 4,01 4,69
5 pH 9 6 7,4
6 As mg/l < 0,002 < 0,002 < 0,002
7 Hg mg/l < 0,001 < 0,001 < 0,001
8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1
9 Cd mg/l < 0,01 < 0,01 < 0,01
10 Cu mg/l < 0,05 < 0,05 < 0,05
11 Zn mg/l < 0,05 < 0,05 < 0,05
12 Cr mg/l 0,0038 < 0,0001 0,0009
13 Pb mg/l < 0,03 < 0,01 0,02
14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02
15 Ttl F sbg P mg/l 0,2443 0,0805 0,1231
16 Co mg/l < 0,05 < 0,02 0,03
17 H2S mg/l 0,4023 0,0038 0,111
18 CN mg/l < 0,02 < 0,02 < 0,02
19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446
20 NO3 mg/l 0,9438 < 0,1 0,3026
21 NO2 mg/l 0,3749 0,0059 0,0853
22 Fenol mg/l < 0,5 < 0,005 0,25
23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219
24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157
25 Mnyk&lmk mg/l < 0,5 0,19 0,231
26 Cl mg/l 16615,66 18,53 6336,9
27 BOD mg/l 66 5 25,25
28 COD mg/l 277 7,35 76,069
6. 6
Penyelesaian soal
a. Untuk Kelas II, maka prosedur perhitungannya ialah:
1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan
perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)
2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan
minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu,
Zn, Cr, Pb, CO, CN, NO3, Fenol, dan minyak dan lemak)
3. Untuk parameter kimia yang memuat hanya hasil pengukuran maksimum melebihi
baku mutu, maka akan diberikan skor -2, seperti pada Total fosfat sebagai P
4. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata
melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2
untuk maksimum) seperti pada NO2 dan COD
5. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan
minimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -10 (-6 untuk rata-rata
ditambah -2 untuk maksimum ditambah -2 untuk minimum) seperti pada H2S dan BOD
Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.5. Bila kita
bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas II (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir
pada Status Mutu Air Kelas II (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :
Tabel 1.5. Skor penilaian kelas II
No. Parameter Satuan
Baku
Mutu
Hasil Pengukuran
Jumlah
SkorMaks skor Min skor
Rata-
rata
skor
Fisika
1 TDS mg/l 3079 280
1099,2
5
2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0
3 Kecerahan m 38 28 31,7
Kimia
4 DO mg/l 4 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0
5 pH 6 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0
6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0
7 Hg mg/l 0,002 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0
8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1
9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0
10 Cu mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
11 Zn mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
12 Cr mg/l 0,05 0,0038
0 <
0,0001
0
0,0009
0 0
7. 7
13 Pb mg/l 0,03 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0
14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02
15 Ttl F sbg P mg/l 0,2 0,2443
-2
0,0805
0
0,1231
0
-2
16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0
17 H2S mg/l 0,002 0,4023 -2 0,0038 -2 0,111 -6 -10
18 CN mg/l 0,02 < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0
19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446
20 NO3 mg/l 10 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0
21 NO2 mg/l 0,06 0,3749 -2
0,0059 0 0,0853 -6 -8
22 Fenol mg/l 1 < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0
23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219
24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157
25
Mnyk&lm
k
mg/l 1000 < 0,5
0
0,19
0
0,231
0
0
26 Cl mg/l
16615,
66
18,53 6336,9
27 BOD mg/l 3 66 -2 5 -2 25,25 -6 -10
28 COD mg/l 25 277 -2 7,35 0 76,069 -6 -8
Total Skor -38
Kesimpulan :
Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita
bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa
status mutu air untuk kelas II berdasarkan sistempenilaian dari US-EPA pada data diatas
termasuk dalam kategori Kelas D (cemar berat).
8. 8
b. Untuk Kelas III, maka prosedur perhitungannya ialah:
1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan
perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)
2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan
minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu,
Zn, Cr, Pb, Total fosfat sebagai P, CO, CN, NO3, Fenol, dan minyak dan lemak)
3. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata
melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2
untuk maksimum) seperti pada NO2, BOD, dan COD
5. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan
minimum melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -10 (-6 untuk rata-rata
ditambah -2 untuk maksimum ditambah -2 untuk minimum) seperti pada H2S
Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.6. Bila kita
bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas III (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir
pada Status Mutu Air Kelas III (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :
Tabel 1.6. Skor penilaian kelas III
No. Parameter Satuan
Baku
Mutu
Hasil Pengukuran
Jumlah
SkorMaks skor Min skor
Rata-
rata
Skor
Fisika
1 TDS mg/l 3079 280
1099,2
5
2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0
3 Kecerahan m 38 28 31,7
Kimia
4 DO mg/l 3 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0
5 pH 6 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0
6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0
7 Hg mg/l 0,002 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0
8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1
9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0
10 Cu mg/l 0,02 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
11 Zn mg/l 0,05 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
12 Cr mg/l 0,05 0,0038
0 <
0,0001
0
0,0009
0 0
13 Pb mg/l 0,03 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0
14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02
15 Ttl F sbg P mg/l 1 0,2443
0
0,0805
0
0,1231
0
0
16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0
9. 9
17 H2S mg/l 0,002 0,4023 -2 0,0038 -2 0,111 -6 -10
18 CN mg/l 0,02 < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0
19 Mn mg/l 1,553 < 0,01 0,4446
20 NO3 mg/l 20 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0
21 NO2 mg/l 0,06 0,3749 -2
0,0059 0 0,0853 -6 -8
22 Fenol mg/l 1 < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0
23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219
24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157
25
Mnyk&lm
k
mg/l 1000 < 0,5
0
0,19
0
0,231
0
0
26 Cl mg/l
16615,
66
18,53 6336,9
27 BOD mg/l 6 66 -2 5 0 25,25 -6 -8
28 COD mg/l 50 277 -2 7,35 0 76,069 -6 -8
Total Skor -34
Kesimpulan :
Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita
bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa
status mutu air untuk kelas III berdasarkan sistempenilaian dari US-EPA pada data diatas
termasuk dalam kategori Kelas D (cemar berat).
10. 10
c. Untuk Kelas IV, maka prosedur perhitungannya ialah:
1. Untuk parameter yang tidak memiliki baku mutu, maka tidak perlu diberlakukan
perhitungan (TDS, Kecerahan, Ba, Fe, Mn, NH3, SO4, Cl)
2. Untuk parameter yang memuat hasil pengukuran maksimum, rata-rata, dan
minimum memenuhi baku mutu, maka skornya adalah 0 (suhu, DO, pH, As, Hg, Cd, Cu,
Zn, Cr, Pb, Total fosfat sebagai P, CO, H2S, CN, NO3, NO2, Fenol, dan minyak dan lemak)
3. Untuk parameter kimia yang memuat hanya hasil pengukuran maksimum melebihi
baku mutu, maka akan diberikan skor -2, seperti pada COD
4. Untuk parameter kimia yang memuat hasil pengukuran maksimum serta rata-rata
melebihi baku mutu, maka akan diberikan skor -8 (-6 untuk rata-rata ditambah -2
untuk maksimum) seperti pada dan BOD
Secara detail, skor penilaian semua parameter ditunjukkan pada tabel 1.7. Bila kita
bandingkan lagi dengan Baku Mutu Air Kelas IV (lihat Lampiran), maka skor penilaian akhir
pada Status Mutu Air Kelas IV (mengacu pada tabel 1.2) adalah sebagai berikut :
Tabel 1.7. Skor penilaian kelas IV
No. Parameter Satuan
Baku
Mutu
Hasil Pengukuran
Jumlah
SkorMaks skor Min skor
Rata-
rata
Skor
Fisika
1 TDS mg/l 3079 280
1099,2
5
2 Suhu oC ±3 34 0 30 0 31,5 0 0
3 Kecerahan m 38 28 31,7
Kimia
4 DO mg/l 0 5,9 0 4,01 0 4,69 0 0
5 pH 5 – 9 9 0 6 0 7,4 0 0
6 As mg/l 1 < 0,002 0 < 0,002 0 < 0,002 0 0
7 Hg mg/l 0,005 < 0,001 0 < 0,001 0 < 0,001 0 0
8 Ba mg/l < 0,1 < 0,1 < 0,1
9 Cd mg/l 0,01 < 0,01 0 < 0,01 0 < 0,01 0 0
10 Cu mg/l 0,02 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
11 Zn mg/l 2 < 0,05 0 < 0,05 0 < 0,05 0 0
12 Cr mg/l 1 0,0038
0 <
0,0001
0
0,0009
0 0
13 Pb mg/l 1 < 0,03 0 < 0,01 0 0,02 0 0
14 Fe mg/l < 0,3 < 0,01 0,02
15 Ttl F sbg P mg/l 5 0,2443
0
0,0805
0
0,1231
0
0
16 Co mg/l 0,2 < 0,05 0 < 0,02 0 0,03 0 0
11. 11
17 H2S mg/l - 0,4023 0 0,0038 0 0,111 0 0
18 CN mg/l - < 0,02 0 < 0,02 0 < 0,02 0 0
19 Mn mg/l - 1,553 < 0,01 0,4446
20 NO3 mg/l 20 0,9438 0 < 0,1 0 0,3026 0 0
21 NO2 mg/l - 0,3749 0 0,0059 0 0,0853 0 0
22 Fenol mg/l - < 0,5 0 < 0,005 0 0,25 0 0
23 NH3 mg/l < 0,25 0,0435 0,1219
24 SO4 mg/l 399,2 20,90 204,157
25
Mnyk&lm
k
mg/l - < 0,5
0
0,19
0
0,231
0
0
26 Cl mg/l
16615,
66
18,53 6336,9
27 BOD mg/l 12 66 -2
5 0 25,25 -6 -8
28 COD mg/l 100 277 -2 7,35 0 76,069 0 -2
Total Skor -10
Kesimpulan :
Dari perhitungan skor diatas, kita mendapatkan total skor dan kemudian kita
bandingkan dengan tabel US-EPA (lihat Tabel 1.1). Setelah itu kita dapat menentukan bahwa
status mutu air untuk kelas IV berdasarkan sistempenilaian dari US-EPA pada data diatas
termasuk dalam kategori Kelas B (cemar ringan).