SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
Download to read offline
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
MINAT PESERTA KB TERHADAP METODE AKDR
DI PUSKESMAS WAARA KECAMATAN LOHIA
KAB. MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Novita Sari
PSW.1B.2013.0025
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya
Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR
Di Puskesmas Waara Kecamatan Lohia
Kab. Muna Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Proposal
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Agustus 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Opi Faana, SST La Hasariy, SKM., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji
proposal Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (……………………………….)
2. Wa Opi Faana, SST (……………………………….)
3. La Hasariy, SKM., M.Kes (……………………………….)
Raha, Agustus 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Opi Faana, SST La Hasariy, SKM., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Novita Sari
NIM : Psw.2013.IB.0025
Tempat / Tanggal Lahir : Kendari, 10 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kab. Muna
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 4 Raha 2001 – 2007
B. SMP : SMP Negeri 4 Raha 2007 – 2010
C. SMA : SMA Negeri 1 Lohia 2010 – 2013
Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas
Waara ’’.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan
yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Ibu Wa Opi Faana, SST, selaku pembimbing I dan Bapak La Hasariy, SKM, M.Kes
selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas pula dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
vi
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sekaligus Penguji Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna
4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna.
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan
keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.
6. Ibu Wa Ode Siti Amzia. S.ST., M.Kes selaku kepala Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
7. Terkhusus kepada ibundaku Sunarti dan ayahandaku La Haruli tercinta yang telah
mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi maupun non
materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan.
8. Untuk adik - adikku tersayang yang selalu memberi dukungan dan selalu
menyayangiku.
9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan
kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................. xiii
Abstrak .......................................................................................................... xiv
Bab I Pendahuluan....................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
1. Tujuan Umum....................................................................... 7
2. Tujuan Khusus...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................9
A. TelaahPustaka ………………………………………………… 9
1. Kontrasepsi…….……………………………………………. 9
2. Kontrasepsi AKDR ……………………………………….. 9
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya minat
peserta KB terhadap Metode AKDR ……………………… 33
B. LandasanTeori…………………………………………………. 38
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 40
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 40
Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 41
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 41
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 41
ix
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 41
E. Definisi Operasional ................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 42
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 43
1. Pengolahan Data .................................................................. 43
2. Analisis Data ........................................................................ 43
H. Pelaksanaan Penelitian................................................................ 45
Bab IV HasilPenelitian dan Pembahasan .................................................... 46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 46
B. Hasil Penelitian........................................................................... 50
C. Pembahasan ................................................................................ 53
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 61
A. Kesimpulan................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................... 61
DaftarPustaka................................................................................................. 62
Lampiran – Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................. 42
Table 2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pengetahuan yang
Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di
Desa Waara Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun
2016………………………………………………………………….
53
Tabel3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Penghasilan yang Mempengaruhi
Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Desa Waara
Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun
2016………………………………………………………………….
54
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Dukungan Suami yang
Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di
Desa Waara Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun
2016…………………………………………………………………..
55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Konsep…………………………………………..... 33
Gambar 2 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa
Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………
48
Gambar3 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa
Waara Kabupaten Muna tahun 2016…………………….
49
Gambar4 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa
Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………
50
xii
INTISARI
Novita Sari (Psw.2013.IB.0025) “Gambaranfaktor – faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara,
Kecamatan Lohia, Kabupaten Munatahun 2016” di bawah bimbingan wa Opi
Faana dan La Hasariy
Latarbelakang: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine
Devices) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk
menjarangkan kelahiran anak juga sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai
angka kegagalan rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan /100 perempuan dapat digunakan
untuk menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah
penduduk.
Metodepenelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan teknik total sampling.
Hasilpenelitian: Hasil dari penelitian yaitu dari data keseluruhan responden
menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai pengetahuan pada
kategori kurang sebesar 36 orang (69,23%), pengetahuan baik sebesar 15 orang
(28,84%) dan pengetahuan cukup sebesar 1 orang (1,92%). Penghasilan terbanyak
pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%), dan penghasilan terendah
>1.850.000 sebanyak 10 orang (19,24%). Dukungan suami terhadap pemasangan
AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang
(90,38%), dan terendah pada dukungan suami yang mendukung yaitu hanya 5 orang
(9,62%).
Kesimpulan: Gambaran factor tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya
minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada pengetahuan kategori
kurang sebesar 36 orang (69,23%). Faktor penghasilan dapat mempengaruhi
rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR dengan pengahasilan terbanyak
pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%). Faktor dukungan dapat
mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada
responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%)
Kata kunci: PUS, Rendahnya Minat, AKDR
DaftarPustaka :16 (2006 – 2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang dihadapi
oleh semua Negara baik di Negara maju maupun di Negara berkembang termaksud
Indonesia. Hal ini, dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang
sangat pesat dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari
5 negara dengan jumlah penduduk terbesar dunia. Berdasarkan data jumlah penduduk
dari CIA World Factbook bulan Juli tahun 2015 jumlah penduduk terbanyak di
dunia saat ini adalah di negara China, dengan total jumlah penduduk 1,367,485,388
jiwa. Peringkat ke-2 ditempati India, dengan jumlah penduduk 1,251,695,584
jiwa. Peringkat ke-3 diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah penduduk
321,368,864 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 dengan total
penduduk 255,993,674 jiwa. Posisi ke-5 ditempati oleh Brasil dengan jumlah
penduduk 204,259,812 jiwa. Dari komposisi jumlah penduduk diatas, masih sangat
mungkin terjadi perubahan dalam beberapa tahun kedepan. Seperti berita di CNN
Indonesia, India akan menggeser China dalam hal jumlah penduduk terbesar di dunia.
Bukan itu saja, diperkirakan dalam 35 tahun kedepan, Nigeria akan menggeser posisi
Amerika Serikat dalam hal jumlah penduduk terbanyak dunia, hal ini didasarkan pada
data populasi Nigeria yang paling cepat pertumbuhannya. Saat ini posisi Nigeria
berada pada peringkat tujuh dunia, sedangkan Amerika Serikat di peringkat tiga.
Berdasarkan berita di Kompas, pada tahun 2050 atau 35 tahun kedepan, jumlah
2
penduduk Indonesia akan lebih dari 300 juta jiwa. Masih dari sumber berita yang
sama, dalam kurun waktu tahun 2015-2050, sembilan negara menjadi konsentrasi
separuh populasi dunia, negara-negara tersebut adalah India, Nigeria, Pakistan,
Republik Demokratik Kongo, Etiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia, dan
Uganda. Berdasarkan data-data tersebut diatas, kiranya perlu kita sadari bahwa
tantangan kedepan akan semakin besar, mengingat jumlah penduduk dunia akan terus
meningkat, termasuk juga di Indonesia (Ana, 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan berdasarkan data Susenas 2014 dan
2015, jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Salah satu tantangan
kependudukan Indonesia tahun 2015 – 2019 jumlah penduduk dari tahun 2015 akan
mengalami kenaikan menjadi 268,7 juta jiwa. Untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk tersebut, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk
menyatakan Program Keluarga Berencana sebagai Program pembangunan di
Indonesia.Hal ini ditandai dengan didirikannya Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Program Keluarga Berencana Nasional pada saat ini
tidak hanya bergerak pada masalah keluarga berencana saja tetapi juga ikut serta
dalam program-program kependudukan lainnya yang menunjang keberhasilan
Program Keluarga Berencana yang selanjutnya akan memberikan hasil pada
peningkatan kesejahteraan keluarga. Pemerintah menjadikan PUS sebagai sasaran
yang tepat untuk menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hal itu disebabkan
karena PUS merupakan pasangan suami istri yang aktif berhubungan seksual dan
akan menyebabkan kehamilan. Sehingga akan terus meningkatkan angka kelahiran
3
dan masalah kependudukan di Indonesia tetap menjadi masalah yang tidak akan
terselesaikan (BKKBN, 2015).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian.Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (BKKBN, 2015)
KB terdapat beberapa kontrasepsi yang merupakan suatu alat, obat atau cara
yang digunakan untuk menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur matang dengan sel jantan (sperma)di dalam
kandungan(Meilani,dkk 2010). DiIndonesia kontrasepsi yang paling diminati adalah
kontrasepsi suntik karena merupakan salah satu kontrasepsi yang praktis, nyaman dan
efektif.Namun demikian,dalam setiap penggunaan kontrasepsi memilikiefek samping
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan keputusan terhadap kelangsungan
pemakaian metode kontrasepsi (Dyah Noviawati dan Sujiyatini, 2009).
Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun
efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB dan suntik.
Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis
4
Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati.Faktor
yang menyebabkan rendahnya keikutsertaan akseptor adalah kualitas kesertaan
masyarakat dalam ber-KB yang belum mantap karena penerimaan Keluarga Kecil
(KK) masih terbatas pada norma bermasyarakat dan belum menjadi nilai budaya
individual/keluarga. Karena itu, tingkat keikutsertaan dan keberlangsungan program
KB masih labil dan penurunan jumlah kelahiran belum menunjukkan kecenderungan
yang merata disetiap daerah dan lapisan masyarakat (Nurfan, R , 2013)
Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun
efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB dan suntik.
Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis
Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Devices) adalah salah
satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan
kelahiran anak. AKDR sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai angka
kegagalan rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan/100 perempuan dapat digunakan untuk
menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah
penduduk.Namun tidak semua masyarakat dapat memilih AKDR sebagai alat
kontrasepsi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang AKDR serta
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakannya (Wacana, 2013)
Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Mengenah (RPJM) tahun 2009-2015 adalah
meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD
5
(Intra Uterine Device)atau AKDR, Implant (susuk) dan Sterilisasi (MOW, MOP).
Hasil survei peserta KB aktif di Indonesia tahun 2015 menunjukan kontrasepsi suntik
masih menjadi pilihan utama pada Pasangan Usia Subur (PUS)dengan persentase
sebanyak(53,80%),disusuloleh kontrasepsi pil (28,30%),implant
(21,99%),IUD/AKDR (6,79%), MOW (5,59%), kondom (3,69%), danMOP (0,49%).
(BKKBN, 2015).
Berdasarkandatadari BadanPusat Statistik (BPS)Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode2010-2015 rata-rata
2,18%,sedangkan antara tahun 2015-2020 turun 1,97% pertahun. Untuk PUS adalah
sebanyak 431.255 jiwa dariakseptor aktif tercatat sebanyak 324.069 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak (38,87%), pil sebanyak (35,61%),
implan sebanyak (14,02%), kondom sebanyak (5,91%), IUDsebanyak (2,89%),
MOW sebanyak (2,16%),(MOP) sebanyak (0,50%) (BPS Sulawesi Tenggara, 2015).
Hasil pencapaian KB aktif akhir bulan Mei tahun 2015 untuk jumlah PUS
diwilayah Kabupaten Muna adalah sebanyak 29.999 jiwa, yang menjadi peserta KB
aktif tercatat sebanyak 17.087 pesertadenganrincianmasing-masingpermetode
kontrasepsi, pil sebanyak 7.916 (46,32%), suntik sebanyak 6.559 (38,38%),implan
sebanyak 1.174 (6,87%), kondomsebanyak 748 (4,37%),IUD sebanyak 421 (2,46%),
MOW sebanyak 157 (0,91%),MOP sebanyak 112 (0,65%) (BKKBN Kabupaten
Muna, 2015).
Dari wilayah kerja Puskesmas Waaratahun 2015 untuk jumlah PUS adalah
sebanyak 1400 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak488 orang
6
pesertadenganrincianmasing-masingpermetode kontrasepsi, pil sebanyak 290 orang
(59,42%), suntik sebanyak 196 orang (40,16%),implat 1 orang (0,20%), IUD/AKDR
1 orang (0,20%), MOW dan MOP tidak ada (0,00 %).(Puskesmas Waara, 2015).
Akseptor KB aktif di Puskesmas Waarabulan Januari sampai dengan bulan
Mei tahun 2016 di Desa Waara untuk jumlah PUS adalah sebanyak 128 jiwa, yang
menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak53 orang pesertadenganrincianmasing-
masingpermetode kontrasepsi, pil sebanyak 27 orang (50,94%), suntik sebanyak 24
orang (45,28%),implat sebanyak 1 orang (1,88%), IUD/AKDR sebanyak 1 orang
(1,88%), MOW dan MOP tidak ada (0,00 %). Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan kontrasepsi IUD masih rendah dan kurang dipilih oleh wanita usia subur
(WUS) dibandingkan dengan alat kontrasepsi hormonal, sehingga terlihat masih
berbanding terbalik dengan tujuan pemerintah yang mencanangkan tingginya
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti Intra Uterine Device
(IUD). Berdasarkan uraiantersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai“ Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat
peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten
Muna tahun 2016”
7
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa
sajakah yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di
Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan
Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran faktor tingkat pengetahuan dengan rendahnya
minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia,
Kabupaten Muna tahun 2016
b. Untuk mengetahui gambaran penghasilan dengan rendahnya minat peserta KB
terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna
tahun 2016
c. Untuk mengetahuigambaran dukungan suami dengan rendahnya minat peserta
KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten
Muna tahun 2016
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan acuan dunia pengetahuan umumnya dan bidang kesehatan
dan khususnya tentang penggunaan alat kontrasepsi AKDR.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi profesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
informasi penentu kebijakan baik di BKKBN, Puskesmas dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesejahteraan ibu dan anak
yang terkait dengan permasalahan rendah minat akseptor KB terhadap
metode AKDR
b. Bagi Institusi
Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan ilmu
pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu pengetahuan tentang
efek samping dari kontrasepsi AKDR.
c. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan ilmu
selama masa kuliah dan penulis memperoleh pengalaman tentang faktor –
faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode
AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016.
9
d. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan pada
pembaca dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kontrasepsi
a. Pengertian
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat bersifat permenen. Yang
bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pria vasektomi
(Prawirohardjo, 2011). Pengertian Keluarga Berencana menurut UU No. 10
Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera (Mahyunidar, 2012)
Program KB merupakansalahsatuusaha penanggulangan masalah
kependudukan.Program keluarga adalah bagian yang terpadu (integral) dalam
program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk
Indonesia.Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadi konsepsi.
Carainidapat bersifat reversibel, dapat pula bersifat permanen.Kontrasepsi
yang dianggap ideal seharusnya 100% efektif, sangataman, tidak
menimbulkan nyeri dan reversibel. Kontrasepsi seharusnya tidak mengganggu
11
spontanitas, tidak mengotori, tidak berbau, atau berasamenyengat. Selain itu
harus mudah digunakan, murah, tidak bergantungpada ingatan penggunanya,
dan tidak bergantung pada petugas kesehatan.
Metode yang digunakan juga tidak bertentangan dengan budaya
setempat,sehingga dapat diterima oleh para penggunanya. Salah satu yang
menjadi pertimbangan untuk kontrasepsi saat ini adalah perlindungan dari
infeksimenular seksual, namun kontrasepsi semacam itu sampai saat ini belum
tersedia. Di Indonesia dalam persyaratan kontrasepsi harus memasukkan
syarat reversibel yang merupakan salah satu syarat penting dari satu
kontrasepsi yang dianggap ideal (Varney, 2006).
b. Tujuan Program KB
Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka
mewujudkan visi dan misi program KB di muka adalah “membangun kembali
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB Nasional
yang kuat dimasa mendatang, sehingga berkualitas 2015 dapat tercapai.”
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan demografi yaitu
mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan
penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka
kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita :
1) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
12
2) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
3) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas,
keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat,
tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi
ekonomi (Mahyunidar, 2012)
Sementara pemilihan jenis kontrasepsi didasrkan pada tujuan
penggunaan yaitu :
1) Menunda kehamilan dimana pasangan dengan istri yang berusia
dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan
2) Menjarangkan kehamilan
3) Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi)
(Sukarni, IK dan Wahyu P, 2013)
13
c. Sasaran program KB
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara
15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif
melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan
fertilisasi
2) Sasaran Tidak Langsung
a) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung
tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan
seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya, Sehingga
program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian
aborsi.
b) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-
instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim
ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Mahyunidar, 2012)
14
d. Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut:
1) Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang
diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut:
a) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang
terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama
kesehatan organ reproduksinya.
b) Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat
yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan
2) Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal sebagai
berikut:
a) Memperbaiki kesehatan fisik
b) Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya.
3) Seluruh keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan setiap anggota keluarga dan bagi anak dapat memperoleh
kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang
orangtuanya.
15
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut:
1) Keluarga Berencana
2) Kesehatan reproduksi remaja
3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5) Keserasian kebijakan penduduk
4) Pengelolaan SDM aparatur
5) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
6) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara
(Nurfan, R, 2013)
e. Jenis-Jenis Kontrasepsi
Jenis-Jenis kontrasepsi yang dapat digunakan baik jenis kontrasepsi
sederhana maupun kontrasepsi modern.
1) Metode Sederhana
a) Tanpa Alat
(1) Metode kalender atau pantang berkala(Calendar method or
periodic abstinence).
Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat
pertengahan atau terdapat tanda kesuburan. Keefektifan tergantung
dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi,
Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis
KBA yang paling efektif secara benar , Dibutuhkan pelatih/ guru
16
KBA (bukan tenaga medis) yang mampu membantu mengenali
masa suburnya, Perlu pantang selama masa subur untuk
menghindari kehamilan, Perlu pencatatan setiap hari Infeksi vagina
membuat lendir serviks sulit dinilai, Tidak dari IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS (Mahyunidar, 2012)
(2) Metode suhu tubuh basal(Basal body temperature method).
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh
tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur).Pengukuran
suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya.Tujuan pencatatan suhu basal
untuk mengetahui kapan terjadinya masasubur/ovulasi.Suhu basal
tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer
basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur
dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit
Suhu normaltubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi,
suhu akanturun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat
itulah terjadi masasubur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan
terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat
dan akhirnya kembali pada suhu tubuhnormal sebelum menstruasi. Hal
ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil
catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan
17
tidak terjadi masasubur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpusluteum yang
memproduksi progesteron.Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan
suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masasubur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila seltelur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpusluteum akan terus memproduksi
hormonprogesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi (Mahyunidar,
2012)
(3) Metode mukosa serviks(Cervical mucous method or ovulasi billings)
Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh
Drs. John, Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia
dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan
obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya
yang berpantang dengan kontrasepsi modern.Metode mukosa serviks atau
metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati
lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
(4) Metode Simtomternal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasiwanita.Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu
basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa
18
metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahansuhu basal
tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender. Metode simptothermalakan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika
menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan
yang lainnya akan saling melengkapi.
(5) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI
tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Dyah Noviawati dan
Sujiyatini, 2009).
b) Dengan Alat
1) Mekanisme/Barier
(a) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan.Kondom terbuat dari
karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir
tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari
ketebalannya, yaitu 0,02 mm. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan,
tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Kondomakan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu,
19
kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk
mencegah PMS. Pemakaian kontrasepsikondomakan efektif apabila
dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom
yang tidak konsisten membuat tidak efektif (Meiliya, 2009).
2) Barier Intra Vaginal
(a) Diafragma
Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di
Indonesia.Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak
mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin to
skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan
frekuensi sentuhan pada G Spot dalam.Sayangnya diafragma memiliki
efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi
lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan
harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah
sebagai berikut :Cervical cap merupakan kontrasepsi wanita, terbuat
dari bahan latex, yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan
menutupi leher rahim (serviks).
Efek sedotan menyebabkan cap tetap nempel di leher rahim.
Cervical cap berfungsi sebagai barier (penghalang) agar sperma tidak
masuk ke dalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan.Setelah
berhubungan (ML) cap tidak boleh dibuka minimal selama 8 jam. Agar
efektif, cap biasanya di campur pemakaiannya dengan jeli spermisidal
20
(pembunuh sperma).Efektifitasnya berkisar 70-90%.Efektifitas
tegantung pada pas atau tidaknya ukuran cap.Untuk itu diperlukan
fitting (ngepas) cap. Cap bisa dipasang selama 48 jam. Dipasang saat
akan ML. Tidak dianjurkan pemakaiannya saat haid.Saat pemasangan
cap diisi 1/3 bagian dengan spermisidal. Jangan terlalu berlebihan,
karena akan menyebabkan cap terlepas dari serviks. Hati2 jika
melakukan hubungan seks, bersihkan sisa spermisida di sekitar vagina,
karena rasanya sangat tidak enak. Cari posisi yang nyaman saat
memasukkan cap ke dalam vagina. Berdiri dengan satu kaki diatas
kursi, berdiri mengangkang atau berbaring dengan lutut
ditekukkan.Satu tangan membeberkan bibir vagina, sementara tangan
yang satunya memasukkan cap. Gunakan jari untuk mendorong cap
sampai ke leher rahim. Cek sekeliling cap apakah sudah masuk dengan
benar ke erviks. Test efek sedotan dengan mendorong dan menarik
cap.
Setelah ML, tunggu sampai 8 jam sebelum membuka cap.
Pergunakan jari untuk melepaskan efek mengisap daro cap. Jika cap
sulit dijangkau, coba posisi jongkok dan meneran. Jika cap lepas saat
ML, maka pergunakan kontrasepsi darurat (kondar).Efek
sampingSebagian kecil wanita akan mengalami reaksi alergi akan
bahan latex atau spermisidalnya (Mahyunidar, 2012)
21
(b) Kimiawi
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non
oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma. Efektifitas kurang (bila
wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari
100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu
menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100
perempuan akan hamil setiap tahun) (Mahyunidar, 2012)
2) Metode Modern
a) Kontrasepsi Hormonal
1) Oral Kontrasepsi
(a) Pil Kombinasi
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik
estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung
telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir
mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
adalah pil KB yang mengandung hormonestrogen dan progesteron.
Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada
yang mengandung estrogen dosis tinggi.Estrogen dosis tinggi biasanya
22
diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama
obat epilepsy).
Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk
menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia.Pil
kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6
bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang
diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan
kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui
sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak
mempengaruhi pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan
setelah melahirkan sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko
terbentuknya bekuan darah di tungkai.Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus
diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan
seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka bungkus pil harus tetap
dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom,
untuk mencegah kehamilan.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu
setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu
tidak sedang menyusui. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28
minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan,
sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu,
23
harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan. Pil KB tidak
berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan
antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat
anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan
abnormal pada wanita pemakai pil KB.
b) Kontrasepsi Pil Progestin
Kontrasepsi pil progestin bekerja mencegah kehamilan dengan cara
mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran
tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Mini pil ini hanya
mengandung progestin saja tanpa estrogen. Keefektifan berkurang bila pil
tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya.
Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi
oral namun tidak bisa menggunakan pil kombinasi karena pengaruh estrogen
dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui
(Winkjosastro, 2009)
2) Suntikan
a) Suntikan Kombinasi
Maksud istilah kombinasi disini adalah suntikan Estrogen-
Progesteron.Dengan diberikan secara intramuskular setiap bulan,
mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol
cypionat.Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan.
b) Kontrasepsi Suntikan progestin
24
Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan dengan
mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini
menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot <bokong atau lengan
atas>). Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron
enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat
(DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan (Winkjosastro, 2009)
3) Implan
Enam kapsul silastik, masing-masing mengandungL-norgestrel, dipasang
dipasang kulit lengan atas. Pembebasan analog progesteron secara lambat
akan mencegah kehamilan dengan menghambat ovulasi dan mengentalkan
mukus serviks (Gant, 2010).
b) Kontrasepsi Non Hormonal
a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat berukuran kecil yang ditempatkandi dalam rongga
endometrium. AKDR berlapis tembaga cairan endometrium dan cairan tuba,
menghambat transpor telur, pembuahan, motilitas sperma, integritasnya.
Reaksi peradangan benda asing lokal mengganggu endometrium dan
miometrium, yang pada akhirnya mempengaruhi oviduk dan sekaligus
serviks. AKDR berisi progesteron menyebabkan endometrium tidak cocok
untuk implantasi, mempertebal mukus serviks, dan dapat menghambat
ovulasi (Meiliya, 2009).
25
b) Tubektomi
Kontrasepsi ini disebut juga kontrasepsi mantap pada wanita disebut
tubektomi, yaitu memotong tuba fallopi / tuba uterina. Tubektomi merupakan
tindakan medis berupa penutupan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk
tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.
Kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula
(Meilani,dkk 2010).
2. Kontrasepsi AKDR
a. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau
logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis. AKDR
merupakan metode KB yang sangat efektif, reversible dan berjangka
panjang.Haid menjadi lebih lama dan banyak.Pemasangan dan pencabutan
memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif.
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
seksual (IMS)(Meilany, dkk, 2010).
b. Cara Kerja
Menurut Prawirohardjo (2007) cara kerja AKDR adalah sebagai berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
26
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c. Pemasangan dan Pencabutan AKDR
1) Pemasangan
Menurut Prawirohardjo (2007) untuk mengurangi resiko infeksi pasca
pemasangan yang dapat terjadi pada klien, petugas klinik harus berupaya
untuk menjaga lingkungan yang bebas dari infeksi dengan cara sebagai
berikut :
a) Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan
maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan adanya IMS.
b) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
tindakan.
c) Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genetalianya sebelum
melakukan pemeriksaan panggul.
d) Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan yang telah di
disinfeksi tingkat tinggi atau di sterilisasi, atau dapat menggunakan sarung
tangan periksa sekali pakai (disposible).
e) Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa seviks, usapkan larutan
antiseptik beberapa kali secara merata pada serviks dan vagina sebelum
tindakan.
27
f) Masukkan AKDR dalam kemasan sterilnya.
g) Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untuk
mengurang kontaminasi kavum uteri.
h) Buang bahan-bahan terkontaminasi kain kassa, kapas dan sarung tangan
sekali akai (disposible) dengan benar.
i) Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakaiulang
dalam larutan klorin 0,5 % setelah digunakan.
2) Pencabutan
Walaupun jarang dikaitkan dengan infeksi panggul,pencabutan AKDR
harus dilaksanakan dengan hati-hati.Untukmengurangi resiko pada petugas
kesehatan selama pencabutan,tindakan pencegahan infeksi berikut perlu
dilakukan.
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dansesudah tindakan.
b) Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genetalianyasebelum
melakukan pemeriksaan panggul
c) Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan yangtelah di
disinfeksi tingkat tinggi atau disterilisasi. Atau dapatmenggunakan sarung
tangan periksa sekali pakai (disposible).
d) Usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata padaserviks dan
vagina sebelum memulai tindakan.
e) Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakaiulang
dalam larutan klorin 0,5 % setelah digunakan (Prawirohardjo, 2007)
28
d. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Jenis-jenis AKDR di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1) Copper-T
AKDR ini berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter barang vertikal 32 mm
dan di tambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2
, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus
pada jenis Copper-T.
3) Multiload
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke
bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga, dengan luas
permukaan 250 mm2
atau 375 mm2
untuk menambah efektivitas. Ada 3
ukuran multiload, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuk spiral atau huruf S
bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya
(Sukarni dan Wahyu P, 2013)
29
e. Keuntungan
Keuntungan AKDR (Saifuddin, 2006) ialah:
1) Sebagai kontrasepsi, efektivitas tinggi
2) Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) 2) AKDR dapat efektif segera setelah
pemasangan
3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CUT – 380 A dan tidak perlu
diganti)
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6) Meningkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CUT – 380 A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
10) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan Penyakit radang panggul terjadi setelah sesudah
perempuan engan IMS memakai AKDR – PRP dapat memicu infertilitas
11) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
12) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
30
13) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiriPetugas kesehatan
terlatih yang harus melepas AKDR
14) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)
15) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsiAKDR untuk
mencegah kehamilan normal
16) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina,
sebagian perempuan tidak mau melakukan ini (Prawirohardjo, 2007)
f. Waktu penggunaan AKDR
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore
laktasi (MAL)
4) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
5) Setelah 1-5 hari setelah senggama yang tidak terlindungi (Prawirohardjo,
2007)
g. Petunjuk bagi klien
1) Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR
31
2) Selama bulan pertama menggunakan AKDR periksalah benang AKDR secara
rutin terutama setelah haid
3) Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan
benang setelah haid apabila mengalami:
a) Kram/kejang di perut bagian bawah
b) Perdarahan atau spotting di antara haid atau setelah senggama
c) Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual
4) Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat
dilakukan lebih awal apabila diinginkan
5) Kembali ke klinik apabila:
a) Tidak dapat meraba benang AKDR
b) Merasakan bagian keras dari AKDR
c) AKDR terlepas
d) Siklus terganggu/meleset
e) Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
f) Adanya infeksi(Meiliya, 2009).
h. Tujuan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pemasangan AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) untuk tujuan
kontrasepsi dilakukan pada wanita :
1) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
2) Ingin menjarangkan kehamilan
32
3) Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak
cara permanen (kontrasepsi mantap) biasanya dipasang IUD yang efeknya
lama (Lippes loop, Nova T untuk 5 tahun, dan sebagainya).
4) Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, dan hati).
5) Berusia di atas 35 tahun, membuat kontrasepsi hormonal dapat kurang
menguntungkan(Anthonia Theodora B. Udak, 2010).
i. Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Kontra indikasi AKDR dapat dibagi atas 2 golongan yaitu :
1) Kontra indikasi relatif ialah :
a) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk, rongga uterus
b) Uterus dengan perut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea,
mioma, dan lain-lain
c) Kelainan yang jinak pada servik uteri, seperti erosio porsiones uteri
2) Kontra indikasi mutlak :
a) Kehamilan
b) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis
c) Adanya metroragia yang belum di sembuhkan
(Glasier, A dan gebie, A, 2006)
j. Efek samping dan komplikasi
1) Nyeri dan mules
2) Perdarahan
33
3) Keputihan (fluor albus, lakorea)
4) Dismenorea (nyeri selama haid)
5) Disparenia (nyeri sewaktu coitus)
6) Ekspulsi (IUD keluar dengan sendirinya) (Glasier, A dan Gebie, A, 2006)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap
Metode AKDR
a. Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi
setelah sesorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasaan, dan perabaan, sebagian besar pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Penelitian Roger (1974) dalam Notoadjmojo (2010) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku baru (berperilaku baru), di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti
mengatahuitimulus (ebjek) terlebih dahulu.
b) Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
34
c) Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebutbagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,
yaitu:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
35
di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusu, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penelitian-
penelitian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditemukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.Menurut Taufik (2007),
36
pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
lain sebagainya)(Hariani, P, 2014)
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan dari subyek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2007). Hasil pengolahan data menggunakan angket dengan
kategori sebagai berikut :
1) Pengetahuan tinggi : 76% - 100%
2) Pengetahuan sedang : 56% - 75%
3) Pengetahuan rendah : > 55% (Putri Ariani, A, 2014)
b. Penghasilan
Pengertian penghasilan ini tidak memperhatikan adanya
penghasilan dan sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan
kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh seseorang merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan
seseorang. Tingkat penghasilan mempengaruhi akseptor dalam
memperoleh informasi Kontrasepsi KB IUD sehingga ibu mempunyai
kemampuan untuk menggunakan KB IUD (Hariani, P, 2014)
Upah Minimun Regional (UMR) itu merupakan standar minimal
pengupahan oleh pengusaha kepada seluruh karyawannya berdasar pada
ketetapan di suatu daerah tertentu untuk UMR Sulawesi Tenggara
Rp. 1.850.000,-
37
c. Dukungan suami
Arlianaet.al.,(2013) mengatakan bahwa faktor-faktor
yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang
menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur
melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat
kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh
suami akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan
yang tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi.
Dukungan suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi
yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai
istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alatkontrasepsi tersebut. Efek
samping berhubungan dengan pemilihankontrasepsi karena efek samping
yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebutmembuat ibu tidak ingin
menggunakannya lagi.Selain itu, pemberianinformasi petugas KB
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugaskesehatan berperan
dalam memberikan informasi, penyuluhan danpenjelasan tentang alat
kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu-ragudalam pemakai alat
kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alatkontrasepsi tersebut
atas saran dari petugas kesehatan(Hariani, P, 2014)
38
B. Landasan Teori
KB terdapat beberapa kontrasepsi yang merupakan suatu alat, obat atau cara
yang digunakan untuk meghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur matang dengan sel jantan (sperma)di dalam
kandungan(Meilani,dkk 2010).Salah satunya yaitu Alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus
melalui kanalis servikalis (Sukarni dan Wahyu P, 2013).
Pengetahuan yaitu wawasan yang diperoleh secara formal maupun
nonformal. Secara formal didapatkan dari pendidikan yang merupakan tingkat dasar
dari pengetahuan.Pendidikan berhubungan positif terhadap pengetahuan dalam
pengambangan sikap dan ketarampilan, sedangakan secara informal didapatkan dari
pengalaman. Dengan modal pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pasangan usia subur tidak memilih alat kontrasepsi AKDR
Pengertian penghasilan ini tidak memperhatikan adanya penghasilan dan
sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang merupakan ukuran
terbaik mengenai kemampuan seseorang. Tingkat penghasilan mempengaruhi
akseptor dalam memperoleh informasi Kontrasepsi KB IUD sehingga ibu mempunyai
kemampuan untuk menggunakan KB IUD (Hariani, P, 2014)
Dukungan suami, Arlianaet.al.,(2013) mengatakan bahwa faktor-faktor
yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang
menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur
39
melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat
kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami
akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang
tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi. Dukungan
suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila
suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang
akan memakai alatkontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan
pemilihankontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi
tersebutmembuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi.Selain itu,
pemberianinformasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi,
petugaskesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan
danpenjelasan tentang alat kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu-
ragudalam pemakai alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai
alatkontrasepsi tersebut atas saran dari petugas kesehatan.Menurut
Musdalifahet.al.,(2013) mengatakan bahwa umur,dukungan suami, efek samping
dan pemberian informasi petugas KBberhubungan dengan pemilihan kontrasepsi
hormonal. Umur merupakansalah satu faktor yang menentukan perilaku
seseorang dalam menentukanpemakaian kontrasepsi, semakin tua seseorang
maka pemilihan kontrasepsike arah kontrasepsi yang mempunyai efektifitas
lebih tinggi yaitu metodekontrasepsi jangka panjang(Hariani, P, 2014)
40
C. Kerangka Konsep
Gambar.1 Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
D. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya minat
peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia,
Kabupaten Muna tahun 2016
2. Bagaimana gambaran penghasilan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta
KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna
tahun 2016
3. Bagaimanana gambaran dukungan suami dapat mempengaruhi rendahnya minat
peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia,
Kabupaten Muna tahun 2016
Penghasilan
Pengetahuan
Dukungan suami
Rendahnya minat peserta KB
terhadap metode AKDR
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2016)
B. Subjek Penelitan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita akseptor KBaktif
hormonalperiode Januari – Mei tahun 2016 di Desa Waara Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna sebanyak 52 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang diteliti yang
berjumlah 52 orang dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling
C. Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Waara kecamatan Lohia Kabupaten
Muna pada bulan Juli tahun 2016.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rendahnya minat peserta KB
terhadap metode AKDR. Sedangkan varabel independen adalah pengetahuan,
penghasilan, dan dukungan suami.
42
E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif
Tabel 1.
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
N
o
Variabel DefinisiOperasional KriteriaObjektif Alat Ukur Skala
1. Dependent
Metode
AKDR
Alat kontrasepsi yang di
pakai oleh responden
Ya: Bila responden
menggunakan alat
kontrasepsi AKDR
Tidak:Akseptor
yangmenggunakan
KB selain AKDR.
Kuisioner Nominal
2. Independent
Pengetahuan
Adalah kemampuan
responden dalam memahami
dan menjawab pertanyaan
tentang AKDR
Tinggi : 76%-100%
Sedang : 56%-75%
Rendah : <55%
Kuisioner Ordinal
3. Penghasilan Keadaan ekonomi bila
diukur dangan jumlah
rupiah, pendapatan rata-rata
perbulan. Untuk keperluan
deskriptif maka
dikelompokan berdasarkan
UMR untuk kabupaten
Rendah : < UMR
Rp.1.850.000
Tinggi :> UMR Rp.
1.850.000
Kuisioner Ordinal
4. Dukungan
suami
Suami responden yang
mendukung atau tidak
mendukung untuk pemakaian
alat kontrasepsi AKDR
Ya : Mendukung
Tidak : Tidak
Mendukung
Kuisioner Nominal
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan
data dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.
43
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,
yakni :
a. Memeriksa data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal
sebagai berikut :
a) Memeriksa kelengkapan data
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau
data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar
supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah
44
satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah
dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
1) Manual
2) Elektronis / komputer (Putri Ariani, A, 2014)
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam
bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:
P =
f
n
x 100%
Keterangan :
P = Presentase
f = Jumlah jawaban yang benar
n = Jumlah soal(Putri Ariani, A, 2014)
45
H. Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian
kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan
data di lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di
lapangan dengan menggunakan teknik total sampling.
c. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara analitik
dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
d. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Puskesmas Waara adalah salah satu puskesmas yang berada dalam naungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang terletak di desa Waara.Wilayah kerjanya
terdiri dari 5 desa yaitu desa Waara, Mantobua, Kondongia, Mabolu dan
Liangkabori. Luas wilayah kerja Puskesmas Waara ± 29,13 km².
Puskesmas Waara terletak di desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna. Lokasi ini strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum dengan
batas – batas wilayah adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga
c. Sebelah Selatan batasan dengan Kecamatan Tongkuno
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lohia
2. Demografi
Jumlah penduduk Desa Waara berjumlah 1405 jiwa dengan jumlah kepala
Keluarga 358 jiwa jumlah penduduk laki – laki 702 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan berjumlah 703 jiwa.
47
3. Sarana pelayanan dan tenaga kesehatan
a. Sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2
No Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Jumlah
1. Poli umum 1
2. Poli KIA/KB 1
3. Poli gigi 1
4. Puskesmas induk 1
5. Polindes 5
6. Posyandu 5
7. Kendaraan roda 4 1
Jumlah 15
b. Sarana tenaga kesehatan
Sarana tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 3.
No Tenaga kesehatan
Jumlah
PNS Honorer
1. Bidan 5 5
2. Perawat Gigi 2
3. Ners 4
4. Perawat 5
5. SKM 13
6. Perawat 16
7. Gizi 2
8. Sanitasi Lingkungan 2
9. Analisis Laboratorium 2
Jumlah 10 46
48
12%
27%
38%
23%
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
4. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten
Muna tahun 2016 dilihat pada grafik berikut.
Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di
Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat dari 52 responden berpendidikan SD 6
orang (12%%), selanjutnya pendidikan SMP 27 orang (27%), SMA 20 orang
(38%) dan perguruan tinggi 12 orang (23%%).
49
6%
38%
46%
10%
<20
21-30
31-40
>40
b. Umur
Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten Muna
tahun 2016 dilihat pada grafik berikut.
Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Waara
Kabupaten Muna tahun 2016
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan gambar 2 diatas dari 52 responden, umur < 20 tahun 3 orang
(6%), umur 21 – 30 tahun 38 orang (38%),umur 31 - 40 tahun 24 orang (46%)
dan > 40 umur 5 orang (10%)
50
48%
10%
13%
29%
IRT
PNS
Honorer
Wiraswasta
c. Pekerjaan
Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Waara Kabupaten Muna
tahun 2016 dilihat pada grafik berikut
Gambar 4.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa
Waara Kabupaten Muna tahun 2016
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan gambar 4 diatas dari 52 responden, pekerjaan responden IRT
25 orang (48%), PNS 5 orang (10%), honorer 7 orang (13%), dan wiraswasta 15
orang (29%).
B. Hasil Penelitian
Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan
pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam
bentuk analisis univariat.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang dengan
dengan pengambilan sampel secara total sampling. .
51
Hasil penelitian ini kemudian di analisis secara univariat. Analisis univariat
dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di teliti dengan cara
mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya disajikan dalam
bentuk tabel.
1) Pengetahuan
Pembagian responden berdasaran pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.Distribusi pengetahuan ibu tentang metode AKDR di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 15 28,84%
Cukup 1 1,92%
Kurang 36 69,24%
Jumlah(n) 52 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai
pengetahuan baik 15 orang (28,84%), pengetahuan cukup 1 orang (1,92%),
pengetahuan kategori kurang 36 orang (69,23%).
52
2) Penghasilan
Pembagian responden berdasaran penghasilan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.Distribusi penghasilan ibu tentang metode AKDR di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
tahun 2016
Penghasilan Frekuensi (f) Persentase ( % )
<1.850.000,00 42 80,76%
>1.850.000,00 10 19,24%
Jumlah(n) 52 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai
penghasilan terbanyak pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%),
dan penghasilan rendah >1.850.000 sebanyak 10 orang (19,24%)
3) Dukungan Suami
Pembagian responden berdasaran dukungan suami dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.Distribusi Dukungan Suami tentang Metode AKDR di Desa Waara
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
tahun 2016
Dukungan Suami Frekuensi (f) Persentase ( % )
Mendukung 5 9,62%
Tidak Mendukung 47 90,38%
Jumlah(n) 52 100 %
Sumber : Data primer, 2016
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden untuk dukungan
suami terhadap pemasangan AKDR terendah pada dukungan suami yang
53
mendukung yaitu hanya 5 orang (9,62%) terbanyak pada responden yang tidak
mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%),
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia
terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan
menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuha manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Pengetahuan
hanya sekedar menjawab pertanyaan what misalnya apa alam, apa manusia, apa
air dan lainnya (Putri Ariani, A, 2014)
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu
obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Notoadmojo, 2007)
Menurut Hariani (2014) Pengetahuan yaitu wawasan yang diperoleh
secara formal maupun nonformal.Secara formal didapatkan dari pendidikan yang
merupakan tingkat dasar dari pengetahuan.Pendidikan berhubungan positif
terhadap pengetahuan dalam pengambangan sikap dan ketarampilan, sedangakan
secara informal didapatkan dari pengalaman. Dengan modal pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur tidak memilih alat
kontrasepsi AKDR.
54
Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah satunya adalah tingkat tahu di artikan
sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di
terima.Oleh sebab itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya
Hasil dari penelitian yaitu dari data keseluruhan responden menunjukkan
bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai pengetahuan pada kategori kurang
36 orang (69,23%), pengetahuan baik 15 orang (28,84%) dan pengetahuan cukup 1
orang (1,92%).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut Putri
Ariani (2014), yaitu pendidikan.Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
55
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novayanti
Murdaningsih (2014) bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya
penggunaan kontrasepsi IUD yaitu faktor pengetahuan, pendidikan dan
pendapatan pasangan wanita usia subur.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa mereka
lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan suntik.Hal ini juga
dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terhadap alat kontrasepsi AKDR.
Terbukti setelah penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa hasil yang didapat
itu pengetahuan PUS untuk Desa Waara terbanyak pada kategori kurang yaitu
69,24%.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah
meningkatkan KIE/penyuluhan kepada pasangan usia subur agar lebih
meningkatkan minat masyararakat untuk menggunakan alat kontarsepsi jangka
panjang dalam hal ini metode AKDR karena selain menjarangkan kelahiran
AKDR juga sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai angka kegagalan
rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan/100 perempuan dapat digunakan untuk
menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah
penduduk.
56
2. Penghasilan
Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di
Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di
Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat
kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan yang cukup
akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu,
karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan kebutuhan
pokok. Dengan suksesnya program KB maka perekonomian suatu negara akan
lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih
tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.
Menurut Hariani, (2014) penghasilan ini tidak memperhatikan adanya
penghasilan dan sumber tertentu, tetapi adanya tambahan kemampuan ekonomis.
Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang
merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan seseorang.Tingkat penghasilan
mempengaruhi akseptor dalam memperoleh informasi kontrasepsi IUD sehingga
ibu mempunyai kemampuan untuk menggunakan kontrasepsi IUD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang
mempunyai penghasilan terbanyak pada penghasilan kurang atau <1.850.000
sebanyak 42 orang (80,76%), dan penghasilan cukup >1.850.000 sebanyak 10
orang (19,24%).
57
Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nurfan (2013)
bahwa faktor sosial ekonomi adalah faktor dalam mengikuti peraturan dan ajakan
pemerintah untuk meningkatkan keikutsertaan PUS dalam ber-KB dipengaruhi
juga dengan kemampuan masyarakat daam memenuhi kebutuhan
hidupnya.Dimana penghasilan yang tinggi dan teratur membawa dampak positif
bagi keluarga karena keseluruhan kebutuhan dapat terpenuhi termasuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengikuti Program KB.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novayanti
Murdaningsih (2014) bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya
penggunaan kontrasepsi IUD yaitu faktor pengetahuan, pendidikan dan
pendapatan pasangan wanita usia subur.
Berdasarkan hasil penelitan bahwa penghasilan tertinggi itu pada pada
penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%). Dalam hal dari data
penelitian yang meggunakan kontarsepsi mayoritas di bawah penghasilan Upah
minimum regional.Kemudian juga dari hasil wawancara peneliti dengan
responden bahwa mereka lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan
suntik.Hal ini dikarenakan karena pemasangan AKDR memerlukan biaya mahal
serta mereka takut untuk pemasngan AKDR karena tempat pemasangannya di
daerah alat kemaluan.Selain itu mereka kurang mendapatkan informasi tentang
AKDR karena setiap diadakan penyuluhan – penyuluhan oleh piha – pihak
BKKBN atau Puskesmas Waara tentang metode kontrasepsi jangka panjang
dalam hal ini AKDR mereka tidak tertarik untuk mengikutinya.
58
Hal ini sejalan dengan teori yand dikemukakan Cahyonoputra (2009)
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden salah
satunya adalah informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate
impact) sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan
berbagai media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain –
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diharapkan kepada responden untuk
hadir hadir bila ada pemasangan AKDR gratis, tidak perlu takut lagi karena
pemasangan AKDR dilakukan oleh tenaga kesehatan.
3. Dukungan Suami
Menurut Arliana (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor
yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang
menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur
melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat
kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami
akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang
tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi.
Dukungan suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi yang
dipakai istri, bila suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai istrinya
maka sedikit istri yang akan memakai alatkontrasepsi tersebut.
59
Menurut Hariani, (2014) dukungan suami berpengaruh besar terhadap
pemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengan
kontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alat
kontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan pemilihan
kontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebut
membuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi. Selain itu, pemberian
informasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugas
kesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan dan penjelasan
tentang alat kontrasepsi. Calon akseptor yang masih ragu-ragu dalam pemakai
alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi tersebut
atas saran dari petugas kesehatan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 52 orang
untuk dukungan suami terhadap pemasangan AKDR terbanyak pada responden
yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%), dan terendah pada
dukungan suami yang mendukung yaitu hanya 5 orang (9,62%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Erliana (2013) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi
hormonal yang menunjukkan kemaknaan secara statistik adalah umur ibu
sekarang, umur melahirkan pertama, jumlah anak hidup, pendapatan
keluarga, biaya alat kontrasepsi, dan dukungan suami. Klien yang diberikan
dukungan oleh suami akan menggunakan kontrasepsi secara terus menerus
60
sedangkan yang tidak mendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan
kontrasepsi.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian ini Musdalifah (2013)
mengatakan bahwa umur, dukungan suami, efek samping dan pemberian
informasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal.
Dari beberapa teori yang dikemukakan jelas bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat PUS terhadap metode AKDR adalah kurang
dukungan suami terbukti bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan dari 52
responden mayoritas tidak mendukung untuk dilakukan pemasangan AKDR yaitu
90,38%. Kemudian dari hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa
mereka lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan suntik.Mereka
takut untuk pemasngan AKDR karena tempat pemasangannya di daerah alat
kemaluan sehingga menimbulkan rasa tidak aman pada saat melakukan hubungan
seksual.
Dari hasil wawancara dengan suami responden kebanyakan tidak
mendukunag karena merasakan tidak nyaman pada saat melakukan hubungan
seksual tidak perlu takut lagi karena pemasangan AKDR dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya
maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran faktor tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya minat
peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada pengetahuan kategori kurang
36 orang (69,23%).
2. Gambaran faktor penghasilan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB
terhadap metode AKDR dengan pengahasilan terbanyak pada penghasilan
<1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%).
3. Gambaran faktor dukungan suami dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta
KB terhadap metode AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung
yaitu sebanyak 47 orang (90,38%).
B. Saran
1. Bagi Wanita Usia Subur (WUS)
Meningkatkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan kontrasepsi jangka
panjang, khususnya IUD baik melalui tenaga kesehatan, media cetak (surat kabar,
majalah), media elektronik (televisi, internet, radio) dan lingkungan sekitar
sehingga penggunaan IUD dapat meningkat sesuai dengan program pemerintah.
62
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan penelitian ini perpustakaan Akbid Paramata dapat menambah referensi
mengenai kontrasepsi sehingga memudahkan peneliti selanjutnya dalam mencari
bahan referensi skripsi penelitian.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan penyuluhan tentang alat kontrasepsi khususnya IUD terhadap
wanita usia subur secara menyeluruh dan berkelanjutan agar mereka lebih paham
tentang IUD sehinggan wanita usia subur dapat termotivasi untuk menggunakan
kontrasepsi IUD serta dapat merubah persepsi dan anggapan negatif masyarakat
tentang kontrasepsi IUD.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada
wanita usia subur (WUS), sehingga dapat diketahui pasti faktor apa saja yang
berhubungan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device
(IUD) pada wanita usia subur (WUS). Dimana keterbatasan peneliti disini hanya
meneliti tentang faktor pengetahuan, penghasilan, dan dukungan suami.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ana, (2015)5 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di
Duniahttp://www.negeripesona.com/2015/10/jumlah-penduduk-indonesia-
dan-daftar-5.html
BKKBN (2015) Alat Kontrasepsi, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.
BKKBN (2015) Data Aksepstor KB Tahun 2015 Daerah Kabupaten Muna.
Hariani, Putri . (2014). Rendahnya Keikutsaertaan Pengguna Metode kontrasepsi
Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur. Kampus C Unair Surabaya
60115. download-fullpapers-biomteriks6ad6c0a8502full.pdf
Meylani, Niken (2010) Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Vitramayana.
Meyliya, E dan Esty Wahyuningsih (2010)Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC
Nurfan, R (2013) Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan Pasangan Usia
Subur Dalam Keluarga Berencana (KB)di RT 06 RW 01 Desa PerawangBarat
Kec. Tualang tahun 2013.Dharma
HusadaPekanbaru.http://midwifeline.co.id/2013_07_01_archive.html. Diakses
tanggal 18 juli 2016
Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika
Sujiyatini&Dyah, N.S.A.2009.Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.Jogjakarta:
Nuhu Medika.
Sukarni, IK,.Wahyu, P. (2013) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta :
Nuha Medika
Varney, H. (2006) Buku Ajar Asuhan Kebidanan.EGC. Jakarta
Wacana, (2013) Proposal Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB
terhadap Metode AKDR di Puskesmas Jongaya Kec.Rappocini Kota
Makassar.http://wacanakampusstikper.blogspot.co.id/2013/05/proposal-
faktor-yang-yang-mempengaruhi.html
Winkjosastro, Hanifa (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADAP METODE
AKDR DI PUSKESMAS WAARA KECAMATAN LOHIA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama (Inisial) :
Alamat :
Umur :
No. Responden :
Tanggal pengisian :
Pengguna KB : a. IUD
b. bukan IUD
Alat kontrasepsi apa yang pernah ibu gunakan :
a. Pil
b. Suntik
c. IUD
d. Susuk
e. Kondom
f. Lain-lain, sebutkan..
Petunjuk Pengisian
A. Pengetahuan
Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan
tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benar
Pernyataan Benar (B), Salah (S)
NO Pernyataan B S
1. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik
atau logam kecil yang dimasukkan dalam rahim
2. Alat kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang
kegagalannya tinggi
3. Pemasangan AKDR hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan
dokter ahli
4. Alat kontrasepsi AKDR merupakan alat kontarsepsi jangka
Pendek kurang dari 1 tahun
5. Setelah pemasangan AKDR tidak perlu melakukan kunjungan
ulang atau control
6. AKDR akan mempengaruhi produksi Air susu pada ibu yang
menyusui
7. Pemasangan AKDR dilakukan pasa saat menstruasi
8. Wanita yang sedang menderita penyakit IMS tidak
menggunakan alat kontrasepsi AKDR
9. Selama pemakaian AKDR dapat terjadi keputihan
B. Penghasilan
a. < Rp.1.850.000
b. > Rp.1.850.000
C. Dukungan Suami
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah suami ibu membantu dalam pemilihan alat
kontrasepsi AKDR?
2. Apakah suami ibu menganjurkan untuk menggunakan
alat kontrasepsi AKDR?
3. Apakah suami ibu mengetahui tentang alat kontrasepsi
AKDR?
4. Apakah suami ibu mengantar ibu ke tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya
KB?
5. Apakah suami ibu mengetahui jadwal control ibu
setelah pemasangan AKDR?
6. Apakah suami ibu bersedia membiayai untuk
pemasangan AKDR?
Raha, ……………………2016
Responden
(…………………………..)
Kunci Jawaban Pertanyaan Pengetahuan
1. Benar, karena :
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam
kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis
2. Salah, karena :
Keuntungan AKDR (Saifuddin, 2006) ialah Sebagai kontrasepsi, efektivitas
tinggi
3. Benar karena :
Pemasangan AKDR hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan dokter ahli
4. Salah, karena :
IUD/AKDR merupak metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CUT –
380 A dan tidak perlu diganti)
5. Salah karena :
- Pasien Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu
pemasangan AKDR
- Selama bulan pertama menggunakan AKDR periksalah benang AKDR
secara rutin terutama setelah haid
6. Salah , karena :
Keuntungan AKDR tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
7. Salah, karena pemasangan AKDR itu :
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore
laktasi (MAL)
d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
e. Setelah 1-5 hari setelah senggama yang tidak terlindungi (Prawirohardjo,
2007)
8. Benar , karena
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
seksual (IMS) (Meilany, dkk, 2010).
9. Benar, karena
Salah satu efek samping Selama pemakaian AKDR dapat terjadi keputihan
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB
TERHADAP METODE AKDR DI PUSKESAMS WAARA KECAMATAN LOHIA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
No Nama Ibu
Umur
(Tahun)
Pendidikan Pekerjaan
Pengetahuan Pengahsilan (Rp) Dukungan Suami
B C K ≥ 1.850.000 ≤ 1.850.000 Mendukung
Tidak
Mendukung
1 Ny " A " 38 Perguruan Tinggi PNS √ √ √
2 Ny " M " 31 SMA IRT √ √ √
3 Ny " N " 29 SMA wiraswasta √ √ √
4 Ny " I " 19 SMP IRT √ √ √
5 Ny " S " 40 SD IRT √ √ √
6 Ny " M " 25 SMA Honorer √ √ √
7 Ny " N " 22 Perguruan Tinggi PNS √ √ √
8 Ny " D " 33 SMA wiraswasta √ √ √
9 Ny " J " 37 Perguruan Tinggi PNS √ √ √
10 Ny " R " 31 SD IRT √ √ √
11 Ny " N " 40 SMA wiraswasta √ √ √
12 Ny " N " 41 Perguruan Tinggi PNS √ √ √
13 Ny " R " 27 SMA Honorer √ √ √
14 Ny " N" 41 SMA wiraswasta √ √ √
15 Ny " T " 39 SD IRT √ √ √
16 Ny " N " 33 SMA Honorer √ √ √
17 Ny " L " 22 SMA Honorer √ √ √
18 Ny " H " 22 Perguruan Tinggi PNS √ √ √
19 Ny " A " 35 SMA IRT √ √ √
20 Ny " R " 30 SMP IRT √ √ √
21 Ny " S " 27 SMA wiraswasta √ √ √
22 Ny " R " 33 SMP IRT √ √ √
23 Ny " N " 40 SD IRT √ √ √
24 Ny " D " 42 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
25 Ny " D " 42 SMP IRT √ √ √
26 Ny " T " 32 SMA wiraswasta √ √ √
27 Ny " U " 33 SMP IRT √ √ √
28 Ny " D " 37 SMP IRT √ √ √
29 Ny " K " 39 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
30 Ny " A " 40 SMP IRT √ √
31 Ny " F " 32 SMA Honorer √ √ √
32 Ny " N " 27 SMP IRT √ √ √
33 Ny " N " 28 SMA Honorer √ √ √
34 Ny " N " 38 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
35 Ny " H " 26 SMP IRT √ √ √
36 Ny " S " 29 SMA wiraswasta √ √ √
37 Ny " D " 42 SD IRT √ √ √
38 Ny " S " 43 SD IRT √ √ √
39 Ny " N " 42 SMA wiraswasta √ √ √
40 Ny " N " 40 SMA IRT √ √ √
41 Ny " Z " 37 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
42 Ny " B" 31 SMA Honorer √ √ √
43 Ny " I " 34 SMP IRT √ √ √
44 Ny " D " 31 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
45 Ny " U " 36 SMP IRT √ √ √
46 Ny " F " 39 SMA IRT √ √ √
47 Ny " H " 31 SMP IRT √ √ √
48 Ny " H " 36 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
49 Ny " A " 30 SMP IRT √ √ √
50 Ny " U " 39 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √
51 Ny " I " 39 SMP IRT √ √ √
52 Ny " E " 38 SMA IRT √ √ √
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Novita Sari
Faktor Rendahnya Minat KB AKDR

More Related Content

What's hot

Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancarabagadang s
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbHMRojali
 
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipSurat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipAbah Jihan
 
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osis
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osisBerita acara pelantikan dan serah terima pengurus osis
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osisEfie PunKerockmantic
 
Surat keterangan magang
Surat keterangan magangSurat keterangan magang
Surat keterangan magangnurw85
 
Susunan acara upacara
Susunan acara upacaraSusunan acara upacara
Susunan acara upacaraAhmad Ridwan
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...Warnet Raha
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasihAlby Alyubi
 
Sajak cinta dalam bahasa sunda
Sajak cinta dalam bahasa sundaSajak cinta dalam bahasa sunda
Sajak cinta dalam bahasa sundaYadhi Muqsith
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaSuya Yahya
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlHMRojali
 
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu Jombang
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu JombangProposal pelantikan BEM FT Unipdu Jombang
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu JombangUnipdu
 
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012Manchester United
 

What's hot (20)

Surat kuasa-ambil-ijazah-doc
Surat kuasa-ambil-ijazah-docSurat kuasa-ambil-ijazah-doc
Surat kuasa-ambil-ijazah-doc
 
3. manajemen data
3. manajemen data3. manajemen data
3. manajemen data
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
 
Proposal kegiatan bhakti sosial
Proposal kegiatan bhakti sosialProposal kegiatan bhakti sosial
Proposal kegiatan bhakti sosial
 
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
Analisis Parameter Kependuduk Prov. Papua Tahun 2015
 
Proposal study tour
Proposal study tourProposal study tour
Proposal study tour
 
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbPenyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klb
 
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipSurat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
 
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osis
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osisBerita acara pelantikan dan serah terima pengurus osis
Berita acara pelantikan dan serah terima pengurus osis
 
Surat keterangan magang
Surat keterangan magangSurat keterangan magang
Surat keterangan magang
 
Susunan acara upacara
Susunan acara upacaraSusunan acara upacara
Susunan acara upacara
 
Pedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT NasionalPedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT Nasional
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
 
Undangan aqiqah
Undangan aqiqahUndangan aqiqah
Undangan aqiqah
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih
 
Sajak cinta dalam bahasa sunda
Sajak cinta dalam bahasa sundaSajak cinta dalam bahasa sunda
Sajak cinta dalam bahasa sunda
 
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - JakartaLAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
LAPORAN KARYA WISATA - Jakarta
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu Jombang
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu JombangProposal pelantikan BEM FT Unipdu Jombang
Proposal pelantikan BEM FT Unipdu Jombang
 
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012
Jurnal kegiatan harian kelompok kkn glagahsari 2012
 

Viewers also liked

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1pjj_kemenkes
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...Warnet Raha
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...Warnet Raha
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH Yondy Arion
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburanAya Ndutt
 
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianPenafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianIndra Muis
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknWarnet Raha
 
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...Warnet Raha
 
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baruDialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baruOperator Warnet Vast Raha
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...Warnet Raha
 
Profil kesehatan Kabupaten mamuju tengah
Profil  kesehatan Kabupaten mamuju tengahProfil  kesehatan Kabupaten mamuju tengah
Profil kesehatan Kabupaten mamuju tengahMuh Saleh
 

Viewers also liked (20)

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERASI ...
 
Elvipson tesis
Elvipson tesis Elvipson tesis
Elvipson tesis
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
 
Alat kontrasepsi Kondom
Alat kontrasepsi KondomAlat kontrasepsi Kondom
Alat kontrasepsi Kondom
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
 
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianPenafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
 
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baruDialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Profil kesehatan Kabupaten mamuju tengah
Profil  kesehatan Kabupaten mamuju tengahProfil  kesehatan Kabupaten mamuju tengah
Profil kesehatan Kabupaten mamuju tengah
 

Similar to Faktor Rendahnya Minat KB AKDR

HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
 

Similar to Faktor Rendahnya Minat KB AKDR (20)

Kti rija
Kti rijaKti rija
Kti rija
 
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAP...
 
Kti wa ode rosmini
Kti wa ode rosminiKti wa ode rosmini
Kti wa ode rosmini
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
Kti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawatiKti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawati
 
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...
TINJAUAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAARA KABUPATEN M...
 
Kti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata rahaKti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 
Surat keterangan penguburan 4
Surat keterangan penguburan 4Surat keterangan penguburan 4
Surat keterangan penguburan 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 
Surat keterangan penguburan 4
Surat keterangan penguburan 4Surat keterangan penguburan 4
Surat keterangan penguburan 4
 

Recently uploaded

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Faktor Rendahnya Minat KB AKDR

  • 1. GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADAP METODE AKDR DI PUSKESMAS WAARA KECAMATAN LOHIA KAB. MUNA TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Novita Sari PSW.1B.2013.0025 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR Di Puskesmas Waara Kecamatan Lohia Kab. Muna Tahun 2016 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Proposal Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Agustus 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Opi Faana, SST La Hasariy, SKM., M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kab. Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji proposal Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (……………………………….) 2. Wa Opi Faana, SST (……………………………….) 3. La Hasariy, SKM., M.Kes (……………………………….) Raha, Agustus 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Opi Faana, SST La Hasariy, SKM., M.Kes Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kab. Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : Novita Sari NIM : Psw.2013.IB.0025 Tempat / Tanggal Lahir : Kendari, 10 Juni 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kab. Muna II. PENDIDIKAN A. SD : SD Negeri 4 Raha 2001 – 2007 B. SMP : SMP Negeri 4 Raha 2007 – 2010 C. SMA : SMA Negeri 1 Lohia 2010 – 2013 Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas Waara ’’. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Wa Opi Faana, SST, selaku pembimbing I dan Bapak La Hasariy, SKM, M.Kes selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
  • 6. vi 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sekaligus Penguji Karya Tulis Ilmiah. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna 4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan. 6. Ibu Wa Ode Siti Amzia. S.ST., M.Kes selaku kepala Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. 7. Terkhusus kepada ibundaku Sunarti dan ayahandaku La Haruli tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi maupun non materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan. 8. Untuk adik - adikku tersayang yang selalu memberi dukungan dan selalu menyayangiku. 9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
  • 7. vii Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, Aamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Raha, Juli 2016 Penulis
  • 8. viii DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................. i Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii Riwayat Hidup ................................................................................................. iv Kata pengantar ................................................................................................ v Daftar Isi .......................................................................................................... ix Daftar Tabel ..................................................................................................... xii Daftar Gambar.................................................................................................. xiii Abstrak .......................................................................................................... xiv Bab I Pendahuluan....................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1. Tujuan Umum....................................................................... 7 2. Tujuan Khusus...................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8 Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................9 A. TelaahPustaka ………………………………………………… 9 1. Kontrasepsi…….……………………………………………. 9 2. Kontrasepsi AKDR ……………………………………….. 9 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap Metode AKDR ……………………… 33 B. LandasanTeori…………………………………………………. 38 C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 40 D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 40 Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 41 A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 41 B. Subjek Penelitian ........................................................................ 41
  • 9. ix C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41 D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 41 E. Definisi Operasional ................................................................... 42 F. Instrumen Penelitian ................................................................... 42 G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 43 1. Pengolahan Data .................................................................. 43 2. Analisis Data ........................................................................ 43 H. Pelaksanaan Penelitian................................................................ 45 Bab IV HasilPenelitian dan Pembahasan .................................................... 46 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 46 B. Hasil Penelitian........................................................................... 50 C. Pembahasan ................................................................................ 53 Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 61 A. Kesimpulan................................................................................. 61 B. Saran ........................................................................................... 61 DaftarPustaka................................................................................................. 62 Lampiran – Lampiran
  • 10. x DAFTAR TABEL Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................. 42 Table 2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pengetahuan yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016…………………………………………………………………. 53 Tabel3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Penghasilan yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016…………………………………………………………………. 54 Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Dukungan Suami yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016………………………………………………………………….. 55
  • 11. xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Kerangka Konsep…………………………………………..... 33 Gambar 2 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016…………………… 48 Gambar3 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………. 49 Gambar4 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016…………………… 50
  • 12. xii INTISARI Novita Sari (Psw.2013.IB.0025) “Gambaranfaktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Munatahun 2016” di bawah bimbingan wa Opi Faana dan La Hasariy Latarbelakang: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Devices) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan kelahiran anak juga sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai angka kegagalan rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan /100 perempuan dapat digunakan untuk menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah penduduk. Metodepenelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik total sampling. Hasilpenelitian: Hasil dari penelitian yaitu dari data keseluruhan responden menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai pengetahuan pada kategori kurang sebesar 36 orang (69,23%), pengetahuan baik sebesar 15 orang (28,84%) dan pengetahuan cukup sebesar 1 orang (1,92%). Penghasilan terbanyak pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%), dan penghasilan terendah >1.850.000 sebanyak 10 orang (19,24%). Dukungan suami terhadap pemasangan AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%), dan terendah pada dukungan suami yang mendukung yaitu hanya 5 orang (9,62%). Kesimpulan: Gambaran factor tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada pengetahuan kategori kurang sebesar 36 orang (69,23%). Faktor penghasilan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR dengan pengahasilan terbanyak pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%). Faktor dukungan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%) Kata kunci: PUS, Rendahnya Minat, AKDR DaftarPustaka :16 (2006 – 2015)
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang dihadapi oleh semua Negara baik di Negara maju maupun di Negara berkembang termaksud Indonesia. Hal ini, dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari 5 negara dengan jumlah penduduk terbesar dunia. Berdasarkan data jumlah penduduk dari CIA World Factbook bulan Juli tahun 2015 jumlah penduduk terbanyak di dunia saat ini adalah di negara China, dengan total jumlah penduduk 1,367,485,388 jiwa. Peringkat ke-2 ditempati India, dengan jumlah penduduk 1,251,695,584 jiwa. Peringkat ke-3 diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 321,368,864 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 dengan total penduduk 255,993,674 jiwa. Posisi ke-5 ditempati oleh Brasil dengan jumlah penduduk 204,259,812 jiwa. Dari komposisi jumlah penduduk diatas, masih sangat mungkin terjadi perubahan dalam beberapa tahun kedepan. Seperti berita di CNN Indonesia, India akan menggeser China dalam hal jumlah penduduk terbesar di dunia. Bukan itu saja, diperkirakan dalam 35 tahun kedepan, Nigeria akan menggeser posisi Amerika Serikat dalam hal jumlah penduduk terbanyak dunia, hal ini didasarkan pada data populasi Nigeria yang paling cepat pertumbuhannya. Saat ini posisi Nigeria berada pada peringkat tujuh dunia, sedangkan Amerika Serikat di peringkat tiga. Berdasarkan berita di Kompas, pada tahun 2050 atau 35 tahun kedepan, jumlah
  • 14. 2 penduduk Indonesia akan lebih dari 300 juta jiwa. Masih dari sumber berita yang sama, dalam kurun waktu tahun 2015-2050, sembilan negara menjadi konsentrasi separuh populasi dunia, negara-negara tersebut adalah India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Etiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia, dan Uganda. Berdasarkan data-data tersebut diatas, kiranya perlu kita sadari bahwa tantangan kedepan akan semakin besar, mengingat jumlah penduduk dunia akan terus meningkat, termasuk juga di Indonesia (Ana, 2015) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan berdasarkan data Susenas 2014 dan 2015, jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Salah satu tantangan kependudukan Indonesia tahun 2015 – 2019 jumlah penduduk dari tahun 2015 akan mengalami kenaikan menjadi 268,7 juta jiwa. Untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menyatakan Program Keluarga Berencana sebagai Program pembangunan di Indonesia.Hal ini ditandai dengan didirikannya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program Keluarga Berencana Nasional pada saat ini tidak hanya bergerak pada masalah keluarga berencana saja tetapi juga ikut serta dalam program-program kependudukan lainnya yang menunjang keberhasilan Program Keluarga Berencana yang selanjutnya akan memberikan hasil pada peningkatan kesejahteraan keluarga. Pemerintah menjadikan PUS sebagai sasaran yang tepat untuk menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hal itu disebabkan karena PUS merupakan pasangan suami istri yang aktif berhubungan seksual dan akan menyebabkan kehamilan. Sehingga akan terus meningkatkan angka kelahiran
  • 15. 3 dan masalah kependudukan di Indonesia tetap menjadi masalah yang tidak akan terselesaikan (BKKBN, 2015). Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (BKKBN, 2015) KB terdapat beberapa kontrasepsi yang merupakan suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel jantan (sperma)di dalam kandungan(Meilani,dkk 2010). DiIndonesia kontrasepsi yang paling diminati adalah kontrasepsi suntik karena merupakan salah satu kontrasepsi yang praktis, nyaman dan efektif.Namun demikian,dalam setiap penggunaan kontrasepsi memilikiefek samping yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan keputusan terhadap kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi (Dyah Noviawati dan Sujiyatini, 2009). Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB dan suntik. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis
  • 16. 4 Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati.Faktor yang menyebabkan rendahnya keikutsertaan akseptor adalah kualitas kesertaan masyarakat dalam ber-KB yang belum mantap karena penerimaan Keluarga Kecil (KK) masih terbatas pada norma bermasyarakat dan belum menjadi nilai budaya individual/keluarga. Karena itu, tingkat keikutsertaan dan keberlangsungan program KB masih labil dan penurunan jumlah kelahiran belum menunjukkan kecenderungan yang merata disetiap daerah dan lapisan masyarakat (Nurfan, R , 2013) Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB dan suntik. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Devices) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan kelahiran anak. AKDR sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai angka kegagalan rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan/100 perempuan dapat digunakan untuk menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah penduduk.Namun tidak semua masyarakat dapat memilih AKDR sebagai alat kontrasepsi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang AKDR serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakannya (Wacana, 2013) Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengenah (RPJM) tahun 2009-2015 adalah meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD
  • 17. 5 (Intra Uterine Device)atau AKDR, Implant (susuk) dan Sterilisasi (MOW, MOP). Hasil survei peserta KB aktif di Indonesia tahun 2015 menunjukan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama pada Pasangan Usia Subur (PUS)dengan persentase sebanyak(53,80%),disusuloleh kontrasepsi pil (28,30%),implant (21,99%),IUD/AKDR (6,79%), MOW (5,59%), kondom (3,69%), danMOP (0,49%). (BKKBN, 2015). Berdasarkandatadari BadanPusat Statistik (BPS)Provinsi Sulawesi Tenggara dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode2010-2015 rata-rata 2,18%,sedangkan antara tahun 2015-2020 turun 1,97% pertahun. Untuk PUS adalah sebanyak 431.255 jiwa dariakseptor aktif tercatat sebanyak 324.069 peserta yang menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak (38,87%), pil sebanyak (35,61%), implan sebanyak (14,02%), kondom sebanyak (5,91%), IUDsebanyak (2,89%), MOW sebanyak (2,16%),(MOP) sebanyak (0,50%) (BPS Sulawesi Tenggara, 2015). Hasil pencapaian KB aktif akhir bulan Mei tahun 2015 untuk jumlah PUS diwilayah Kabupaten Muna adalah sebanyak 29.999 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 17.087 pesertadenganrincianmasing-masingpermetode kontrasepsi, pil sebanyak 7.916 (46,32%), suntik sebanyak 6.559 (38,38%),implan sebanyak 1.174 (6,87%), kondomsebanyak 748 (4,37%),IUD sebanyak 421 (2,46%), MOW sebanyak 157 (0,91%),MOP sebanyak 112 (0,65%) (BKKBN Kabupaten Muna, 2015). Dari wilayah kerja Puskesmas Waaratahun 2015 untuk jumlah PUS adalah sebanyak 1400 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak488 orang
  • 18. 6 pesertadenganrincianmasing-masingpermetode kontrasepsi, pil sebanyak 290 orang (59,42%), suntik sebanyak 196 orang (40,16%),implat 1 orang (0,20%), IUD/AKDR 1 orang (0,20%), MOW dan MOP tidak ada (0,00 %).(Puskesmas Waara, 2015). Akseptor KB aktif di Puskesmas Waarabulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2016 di Desa Waara untuk jumlah PUS adalah sebanyak 128 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak53 orang pesertadenganrincianmasing- masingpermetode kontrasepsi, pil sebanyak 27 orang (50,94%), suntik sebanyak 24 orang (45,28%),implat sebanyak 1 orang (1,88%), IUD/AKDR sebanyak 1 orang (1,88%), MOW dan MOP tidak ada (0,00 %). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi IUD masih rendah dan kurang dipilih oleh wanita usia subur (WUS) dibandingkan dengan alat kontrasepsi hormonal, sehingga terlihat masih berbanding terbalik dengan tujuan pemerintah yang mencanangkan tingginya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti Intra Uterine Device (IUD). Berdasarkan uraiantersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“ Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016”
  • 19. 7 B. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran faktor tingkat pengetahuan dengan rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016 b. Untuk mengetahui gambaran penghasilan dengan rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016 c. Untuk mengetahuigambaran dukungan suami dengan rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016
  • 20. 8 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan acuan dunia pengetahuan umumnya dan bidang kesehatan dan khususnya tentang penggunaan alat kontrasepsi AKDR. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi profesi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penentu kebijakan baik di BKKBN, Puskesmas dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesejahteraan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan rendah minat akseptor KB terhadap metode AKDR b. Bagi Institusi Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu pengetahuan tentang efek samping dari kontrasepsi AKDR. c. Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan ilmu selama masa kuliah dan penulis memperoleh pengalaman tentang faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016.
  • 21. 9 d. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan pada pembaca dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.
  • 22. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat bersifat permenen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pria vasektomi (Prawirohardjo, 2011). Pengertian Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Mahyunidar, 2012) Program KB merupakansalahsatuusaha penanggulangan masalah kependudukan.Program keluarga adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia.Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadi konsepsi. Carainidapat bersifat reversibel, dapat pula bersifat permanen.Kontrasepsi yang dianggap ideal seharusnya 100% efektif, sangataman, tidak menimbulkan nyeri dan reversibel. Kontrasepsi seharusnya tidak mengganggu
  • 23. 11 spontanitas, tidak mengotori, tidak berbau, atau berasamenyengat. Selain itu harus mudah digunakan, murah, tidak bergantungpada ingatan penggunanya, dan tidak bergantung pada petugas kesehatan. Metode yang digunakan juga tidak bertentangan dengan budaya setempat,sehingga dapat diterima oleh para penggunanya. Salah satu yang menjadi pertimbangan untuk kontrasepsi saat ini adalah perlindungan dari infeksimenular seksual, namun kontrasepsi semacam itu sampai saat ini belum tersedia. Di Indonesia dalam persyaratan kontrasepsi harus memasukkan syarat reversibel yang merupakan salah satu syarat penting dari satu kontrasepsi yang dianggap ideal (Varney, 2006). b. Tujuan Program KB Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB Nasional yang kuat dimasa mendatang, sehingga berkualitas 2015 dapat tercapai.” Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita : 1) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
  • 24. 12 2) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 3) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Mahyunidar, 2012) Sementara pemilihan jenis kontrasepsi didasrkan pada tujuan penggunaan yaitu : 1) Menunda kehamilan dimana pasangan dengan istri yang berusia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan 2) Menjarangkan kehamilan 3) Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi) (Sukarni, IK dan Wahyu P, 2013)
  • 25. 13 c. Sasaran program KB 1) Sasaran Langsung Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi 2) Sasaran Tidak Langsung a) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya, Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi. b) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi- instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Mahyunidar, 2012)
  • 26. 14 d. Ruang Lingkup KB Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut: 1) Ibu Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut: a) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ reproduksinya. b) Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan 2) Suami Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal sebagai berikut: a) Memperbaiki kesehatan fisik b) Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya. 3) Seluruh keluarga Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan setiap anggota keluarga dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang orangtuanya.
  • 27. 15 Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut: 1) Keluarga Berencana 2) Kesehatan reproduksi remaja 3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga 4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas 5) Keserasian kebijakan penduduk 4) Pengelolaan SDM aparatur 5) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan 6) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara (Nurfan, R, 2013) e. Jenis-Jenis Kontrasepsi Jenis-Jenis kontrasepsi yang dapat digunakan baik jenis kontrasepsi sederhana maupun kontrasepsi modern. 1) Metode Sederhana a) Tanpa Alat (1) Metode kalender atau pantang berkala(Calendar method or periodic abstinence). Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat pertengahan atau terdapat tanda kesuburan. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi, Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar , Dibutuhkan pelatih/ guru
  • 28. 16 KBA (bukan tenaga medis) yang mampu membantu mengenali masa suburnya, Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan, Perlu pencatatan setiap hari Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai, Tidak dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS (Mahyunidar, 2012) (2) Metode suhu tubuh basal(Basal body temperature method). Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur).Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masasubur/ovulasi.Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit Suhu normaltubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akanturun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masasubur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuhnormal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan
  • 29. 17 tidak terjadi masasubur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpusluteum yang memproduksi progesteron.Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masasubur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila seltelur/ovum berhasil dibuahi, maka korpusluteum akan terus memproduksi hormonprogesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi (Mahyunidar, 2012) (3) Metode mukosa serviks(Cervical mucous method or ovulasi billings) Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. (4) Metode Simtomternal Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasiwanita.Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa
  • 30. 18 metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahansuhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender. Metode simptothermalakan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. (5) Metode Amenorea Laktasi (MAL) Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Dyah Noviawati dan Sujiyatini, 2009). b) Dengan Alat 1) Mekanisme/Barier (a) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan.Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Kondomakan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu,
  • 31. 19 kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS. Pemakaian kontrasepsikondomakan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif (Meiliya, 2009). 2) Barier Intra Vaginal (a) Diafragma Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia.Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G Spot dalam.Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :Cervical cap merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan latex, yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan menutupi leher rahim (serviks). Efek sedotan menyebabkan cap tetap nempel di leher rahim. Cervical cap berfungsi sebagai barier (penghalang) agar sperma tidak masuk ke dalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan.Setelah berhubungan (ML) cap tidak boleh dibuka minimal selama 8 jam. Agar efektif, cap biasanya di campur pemakaiannya dengan jeli spermisidal
  • 32. 20 (pembunuh sperma).Efektifitasnya berkisar 70-90%.Efektifitas tegantung pada pas atau tidaknya ukuran cap.Untuk itu diperlukan fitting (ngepas) cap. Cap bisa dipasang selama 48 jam. Dipasang saat akan ML. Tidak dianjurkan pemakaiannya saat haid.Saat pemasangan cap diisi 1/3 bagian dengan spermisidal. Jangan terlalu berlebihan, karena akan menyebabkan cap terlepas dari serviks. Hati2 jika melakukan hubungan seks, bersihkan sisa spermisida di sekitar vagina, karena rasanya sangat tidak enak. Cari posisi yang nyaman saat memasukkan cap ke dalam vagina. Berdiri dengan satu kaki diatas kursi, berdiri mengangkang atau berbaring dengan lutut ditekukkan.Satu tangan membeberkan bibir vagina, sementara tangan yang satunya memasukkan cap. Gunakan jari untuk mendorong cap sampai ke leher rahim. Cek sekeliling cap apakah sudah masuk dengan benar ke erviks. Test efek sedotan dengan mendorong dan menarik cap. Setelah ML, tunggu sampai 8 jam sebelum membuka cap. Pergunakan jari untuk melepaskan efek mengisap daro cap. Jika cap sulit dijangkau, coba posisi jongkok dan meneran. Jika cap lepas saat ML, maka pergunakan kontrasepsi darurat (kondar).Efek sampingSebagian kecil wanita akan mengalami reaksi alergi akan bahan latex atau spermisidalnya (Mahyunidar, 2012)
  • 33. 21 (b) Kimiawi Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun) (Mahyunidar, 2012) 2) Metode Modern a) Kontrasepsi Hormonal 1) Oral Kontrasepsi (a) Pil Kombinasi Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung hormonestrogen dan progesteron. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi.Estrogen dosis tinggi biasanya
  • 34. 22 diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia.Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu. Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai.Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka bungkus pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom, untuk mencegah kehamilan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu tidak sedang menyusui. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu,
  • 35. 23 harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan. Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB. b) Kontrasepsi Pil Progestin Kontrasepsi pil progestin bekerja mencegah kehamilan dengan cara mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Mini pil ini hanya mengandung progestin saja tanpa estrogen. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan pil kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui (Winkjosastro, 2009) 2) Suntikan a) Suntikan Kombinasi Maksud istilah kombinasi disini adalah suntikan Estrogen- Progesteron.Dengan diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat.Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. b) Kontrasepsi Suntikan progestin
  • 36. 24 Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot <bokong atau lengan atas>). Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan (Winkjosastro, 2009) 3) Implan Enam kapsul silastik, masing-masing mengandungL-norgestrel, dipasang dipasang kulit lengan atas. Pembebasan analog progesteron secara lambat akan mencegah kehamilan dengan menghambat ovulasi dan mengentalkan mukus serviks (Gant, 2010). b) Kontrasepsi Non Hormonal a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) AKDR adalah alat berukuran kecil yang ditempatkandi dalam rongga endometrium. AKDR berlapis tembaga cairan endometrium dan cairan tuba, menghambat transpor telur, pembuahan, motilitas sperma, integritasnya. Reaksi peradangan benda asing lokal mengganggu endometrium dan miometrium, yang pada akhirnya mempengaruhi oviduk dan sekaligus serviks. AKDR berisi progesteron menyebabkan endometrium tidak cocok untuk implantasi, mempertebal mukus serviks, dan dapat menghambat ovulasi (Meiliya, 2009).
  • 37. 25 b) Tubektomi Kontrasepsi ini disebut juga kontrasepsi mantap pada wanita disebut tubektomi, yaitu memotong tuba fallopi / tuba uterina. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula (Meilani,dkk 2010). 2. Kontrasepsi AKDR a. Pengertian Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis. AKDR merupakan metode KB yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang.Haid menjadi lebih lama dan banyak.Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual (IMS)(Meilany, dkk, 2010). b. Cara Kerja Menurut Prawirohardjo (2007) cara kerja AKDR adalah sebagai berikut: 1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk tuba falopi 2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
  • 38. 26 3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi 4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus c. Pemasangan dan Pencabutan AKDR 1) Pemasangan Menurut Prawirohardjo (2007) untuk mengurangi resiko infeksi pasca pemasangan yang dapat terjadi pada klien, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan yang bebas dari infeksi dengan cara sebagai berikut : a) Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan adanya IMS. b) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah tindakan. c) Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genetalianya sebelum melakukan pemeriksaan panggul. d) Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan yang telah di disinfeksi tingkat tinggi atau di sterilisasi, atau dapat menggunakan sarung tangan periksa sekali pakai (disposible). e) Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa seviks, usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata pada serviks dan vagina sebelum tindakan.
  • 39. 27 f) Masukkan AKDR dalam kemasan sterilnya. g) Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untuk mengurang kontaminasi kavum uteri. h) Buang bahan-bahan terkontaminasi kain kassa, kapas dan sarung tangan sekali akai (disposible) dengan benar. i) Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakaiulang dalam larutan klorin 0,5 % setelah digunakan. 2) Pencabutan Walaupun jarang dikaitkan dengan infeksi panggul,pencabutan AKDR harus dilaksanakan dengan hati-hati.Untukmengurangi resiko pada petugas kesehatan selama pencabutan,tindakan pencegahan infeksi berikut perlu dilakukan. a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dansesudah tindakan. b) Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genetalianyasebelum melakukan pemeriksaan panggul c) Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan yangtelah di disinfeksi tingkat tinggi atau disterilisasi. Atau dapatmenggunakan sarung tangan periksa sekali pakai (disposible). d) Usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata padaserviks dan vagina sebelum memulai tindakan. e) Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakaiulang dalam larutan klorin 0,5 % setelah digunakan (Prawirohardjo, 2007)
  • 40. 28 d. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Jenis-jenis AKDR di Indonesia antara lain sebagai berikut: 1) Copper-T AKDR ini berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. 2) Copper-7 AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter barang vertikal 32 mm dan di tambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2 , fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. 3) Multiload AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga, dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multiload, yaitu standar, small (kecil), dan mini. 4) Lippes Loop AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya (Sukarni dan Wahyu P, 2013)
  • 41. 29 e. Keuntungan Keuntungan AKDR (Saifuddin, 2006) ialah: 1) Sebagai kontrasepsi, efektivitas tinggi 2) Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) 2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan 3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CUT – 380 A dan tidak perlu diganti) 4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat 5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual 6) Meningkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil 7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CUT – 380 A) 8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI 9) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS 10) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan Penyakit radang panggul terjadi setelah sesudah perempuan engan IMS memakai AKDR – PRP dapat memicu infertilitas 11) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan 12) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
  • 42. 30 13) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiriPetugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR 14) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan) 15) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsiAKDR untuk mencegah kehamilan normal 16) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini (Prawirohardjo, 2007) f. Waktu penggunaan AKDR 1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil 2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid 3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL) 4) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi 5) Setelah 1-5 hari setelah senggama yang tidak terlindungi (Prawirohardjo, 2007) g. Petunjuk bagi klien 1) Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR
  • 43. 31 2) Selama bulan pertama menggunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid 3) Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami: a) Kram/kejang di perut bagian bawah b) Perdarahan atau spotting di antara haid atau setelah senggama c) Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual 4) Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan 5) Kembali ke klinik apabila: a) Tidak dapat meraba benang AKDR b) Merasakan bagian keras dari AKDR c) AKDR terlepas d) Siklus terganggu/meleset e) Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan f) Adanya infeksi(Meiliya, 2009). h. Tujuan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pemasangan AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) untuk tujuan kontrasepsi dilakukan pada wanita : 1) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih 2) Ingin menjarangkan kehamilan
  • 44. 32 3) Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara permanen (kontrasepsi mantap) biasanya dipasang IUD yang efeknya lama (Lippes loop, Nova T untuk 5 tahun, dan sebagainya). 4) Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap penyakit jantung, hipertensi, dan hati). 5) Berusia di atas 35 tahun, membuat kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan(Anthonia Theodora B. Udak, 2010). i. Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Kontra indikasi AKDR dapat dibagi atas 2 golongan yaitu : 1) Kontra indikasi relatif ialah : a) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk, rongga uterus b) Uterus dengan perut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea, mioma, dan lain-lain c) Kelainan yang jinak pada servik uteri, seperti erosio porsiones uteri 2) Kontra indikasi mutlak : a) Kehamilan b) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis c) Adanya metroragia yang belum di sembuhkan (Glasier, A dan gebie, A, 2006) j. Efek samping dan komplikasi 1) Nyeri dan mules 2) Perdarahan
  • 45. 33 3) Keputihan (fluor albus, lakorea) 4) Dismenorea (nyeri selama haid) 5) Disparenia (nyeri sewaktu coitus) 6) Ekspulsi (IUD keluar dengan sendirinya) (Glasier, A dan Gebie, A, 2006) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR a. Pengetahuan Menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah sesorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan, sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) dalam Notoadjmojo (2010) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengatahuitimulus (ebjek) terlebih dahulu. b) Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
  • 46. 34 c) Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebutbagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yaitu: a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. b) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
  • 47. 35 di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusu, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penelitian- penelitian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditemukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.Menurut Taufik (2007),
  • 48. 36 pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya)(Hariani, P, 2014) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Hasil pengolahan data menggunakan angket dengan kategori sebagai berikut : 1) Pengetahuan tinggi : 76% - 100% 2) Pengetahuan sedang : 56% - 75% 3) Pengetahuan rendah : > 55% (Putri Ariani, A, 2014) b. Penghasilan Pengertian penghasilan ini tidak memperhatikan adanya penghasilan dan sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan seseorang. Tingkat penghasilan mempengaruhi akseptor dalam memperoleh informasi Kontrasepsi KB IUD sehingga ibu mempunyai kemampuan untuk menggunakan KB IUD (Hariani, P, 2014) Upah Minimun Regional (UMR) itu merupakan standar minimal pengupahan oleh pengusaha kepada seluruh karyawannya berdasar pada ketetapan di suatu daerah tertentu untuk UMR Sulawesi Tenggara Rp. 1.850.000,-
  • 49. 37 c. Dukungan suami Arlianaet.al.,(2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi. Dukungan suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alatkontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan pemilihankontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebutmembuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi.Selain itu, pemberianinformasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugaskesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan danpenjelasan tentang alat kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu-ragudalam pemakai alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alatkontrasepsi tersebut atas saran dari petugas kesehatan(Hariani, P, 2014)
  • 50. 38 B. Landasan Teori KB terdapat beberapa kontrasepsi yang merupakan suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk meghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel jantan (sperma)di dalam kandungan(Meilani,dkk 2010).Salah satunya yaitu Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis (Sukarni dan Wahyu P, 2013). Pengetahuan yaitu wawasan yang diperoleh secara formal maupun nonformal. Secara formal didapatkan dari pendidikan yang merupakan tingkat dasar dari pengetahuan.Pendidikan berhubungan positif terhadap pengetahuan dalam pengambangan sikap dan ketarampilan, sedangakan secara informal didapatkan dari pengalaman. Dengan modal pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur tidak memilih alat kontrasepsi AKDR Pengertian penghasilan ini tidak memperhatikan adanya penghasilan dan sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan seseorang. Tingkat penghasilan mempengaruhi akseptor dalam memperoleh informasi Kontrasepsi KB IUD sehingga ibu mempunyai kemampuan untuk menggunakan KB IUD (Hariani, P, 2014) Dukungan suami, Arlianaet.al.,(2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur
  • 51. 39 melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi. Dukungan suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alatkontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan pemilihankontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebutmembuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi.Selain itu, pemberianinformasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugaskesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan danpenjelasan tentang alat kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu- ragudalam pemakai alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alatkontrasepsi tersebut atas saran dari petugas kesehatan.Menurut Musdalifahet.al.,(2013) mengatakan bahwa umur,dukungan suami, efek samping dan pemberian informasi petugas KBberhubungan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal. Umur merupakansalah satu faktor yang menentukan perilaku seseorang dalam menentukanpemakaian kontrasepsi, semakin tua seseorang maka pemilihan kontrasepsike arah kontrasepsi yang mempunyai efektifitas lebih tinggi yaitu metodekontrasepsi jangka panjang(Hariani, P, 2014)
  • 52. 40 C. Kerangka Konsep Gambar.1 Kerangka Konsep Keterangan: : Variabel Independen : Variabel Dependen D. Pertanyaan penelitian 1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016 2. Bagaimana gambaran penghasilan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016 3. Bagaimanana gambaran dukungan suami dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016 Penghasilan Pengetahuan Dukungan suami Rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR
  • 53. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2016) B. Subjek Penelitan 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita akseptor KBaktif hormonalperiode Januari – Mei tahun 2016 di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna sebanyak 52 orang. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang diteliti yang berjumlah 52 orang dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling C. Tempatdan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Waara kecamatan Lohia Kabupaten Muna pada bulan Juli tahun 2016. D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR. Sedangkan varabel independen adalah pengetahuan, penghasilan, dan dukungan suami.
  • 54. 42 E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif Tabel 1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif N o Variabel DefinisiOperasional KriteriaObjektif Alat Ukur Skala 1. Dependent Metode AKDR Alat kontrasepsi yang di pakai oleh responden Ya: Bila responden menggunakan alat kontrasepsi AKDR Tidak:Akseptor yangmenggunakan KB selain AKDR. Kuisioner Nominal 2. Independent Pengetahuan Adalah kemampuan responden dalam memahami dan menjawab pertanyaan tentang AKDR Tinggi : 76%-100% Sedang : 56%-75% Rendah : <55% Kuisioner Ordinal 3. Penghasilan Keadaan ekonomi bila diukur dangan jumlah rupiah, pendapatan rata-rata perbulan. Untuk keperluan deskriptif maka dikelompokan berdasarkan UMR untuk kabupaten Rendah : < UMR Rp.1.850.000 Tinggi :> UMR Rp. 1.850.000 Kuisioner Ordinal 4. Dukungan suami Suami responden yang mendukung atau tidak mendukung untuk pemakaian alat kontrasepsi AKDR Ya : Mendukung Tidak : Tidak Mendukung Kuisioner Nominal F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan data dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.
  • 55. 43 G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan, yakni : a. Memeriksa data (Editing Data) Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut: 1) Perhitungan dan penjumlahan Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. 2) Koreksi Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal sebagai berikut : a) Memeriksa kelengkapan data b) Memeriksa kesinambungan data c) Memeriksa keseragaman data b. Memberi Kode (Coding Data) Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah
  • 56. 44 satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan. c. Tabulasi Data (tabulating) Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara: 1) Manual 2) Elektronis / komputer (Putri Ariani, A, 2014) 2. Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik: P = f n x 100% Keterangan : P = Presentase f = Jumlah jawaban yang benar n = Jumlah soal(Putri Ariani, A, 2014)
  • 57. 45 H. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan data di lapangan. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaannya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan teknik total sampling. c. Tahap Pengolahan Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara analitik dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. d. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
  • 58. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Puskesmas Waara adalah salah satu puskesmas yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang terletak di desa Waara.Wilayah kerjanya terdiri dari 5 desa yaitu desa Waara, Mantobua, Kondongia, Mabolu dan Liangkabori. Luas wilayah kerja Puskesmas Waara ± 29,13 km². Puskesmas Waara terletak di desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Lokasi ini strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum dengan batas – batas wilayah adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga c. Sebelah Selatan batasan dengan Kecamatan Tongkuno d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lohia 2. Demografi Jumlah penduduk Desa Waara berjumlah 1405 jiwa dengan jumlah kepala Keluarga 358 jiwa jumlah penduduk laki – laki 702 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 703 jiwa.
  • 59. 47 3. Sarana pelayanan dan tenaga kesehatan a. Sarana pelayanan kesehatan Sarana pelayanan kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2 No Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Jumlah 1. Poli umum 1 2. Poli KIA/KB 1 3. Poli gigi 1 4. Puskesmas induk 1 5. Polindes 5 6. Posyandu 5 7. Kendaraan roda 4 1 Jumlah 15 b. Sarana tenaga kesehatan Sarana tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 3. No Tenaga kesehatan Jumlah PNS Honorer 1. Bidan 5 5 2. Perawat Gigi 2 3. Ners 4 4. Perawat 5 5. SKM 13 6. Perawat 16 7. Gizi 2 8. Sanitasi Lingkungan 2 9. Analisis Laboratorium 2 Jumlah 10 46
  • 60. 48 12% 27% 38% 23% SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi 4. Karakteristik Responden a. Pendidikan Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada grafik berikut. Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat dari 52 responden berpendidikan SD 6 orang (12%%), selanjutnya pendidikan SMP 27 orang (27%), SMA 20 orang (38%) dan perguruan tinggi 12 orang (23%%).
  • 61. 49 6% 38% 46% 10% <20 21-30 31-40 >40 b. Umur Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan gambar 2 diatas dari 52 responden, umur < 20 tahun 3 orang (6%), umur 21 – 30 tahun 38 orang (38%),umur 31 - 40 tahun 24 orang (46%) dan > 40 umur 5 orang (10%)
  • 62. 50 48% 10% 13% 29% IRT PNS Honorer Wiraswasta c. Pekerjaan Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 dilihat pada grafik berikut Gambar 4.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan gambar 4 diatas dari 52 responden, pekerjaan responden IRT 25 orang (48%), PNS 5 orang (10%), honorer 7 orang (13%), dan wiraswasta 15 orang (29%). B. Hasil Penelitian Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariat.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang dengan dengan pengambilan sampel secara total sampling. .
  • 63. 51 Hasil penelitian ini kemudian di analisis secara univariat. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel. 1) Pengetahuan Pembagian responden berdasaran pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.Distribusi pengetahuan ibu tentang metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase ( % ) Baik 15 28,84% Cukup 1 1,92% Kurang 36 69,24% Jumlah(n) 52 100 % Sumber : Data primer, 2016 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai pengetahuan baik 15 orang (28,84%), pengetahuan cukup 1 orang (1,92%), pengetahuan kategori kurang 36 orang (69,23%).
  • 64. 52 2) Penghasilan Pembagian responden berdasaran penghasilan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.Distribusi penghasilan ibu tentang metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna tahun 2016 Penghasilan Frekuensi (f) Persentase ( % ) <1.850.000,00 42 80,76% >1.850.000,00 10 19,24% Jumlah(n) 52 100 % Sumber : Data primer, 2016 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai penghasilan terbanyak pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%), dan penghasilan rendah >1.850.000 sebanyak 10 orang (19,24%) 3) Dukungan Suami Pembagian responden berdasaran dukungan suami dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.Distribusi Dukungan Suami tentang Metode AKDR di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna tahun 2016 Dukungan Suami Frekuensi (f) Persentase ( % ) Mendukung 5 9,62% Tidak Mendukung 47 90,38% Jumlah(n) 52 100 % Sumber : Data primer, 2016 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 52 orang responden untuk dukungan suami terhadap pemasangan AKDR terendah pada dukungan suami yang
  • 65. 53 mendukung yaitu hanya 5 orang (9,62%) terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%), C. Pembahasan 1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuha manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan what misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya (Putri Ariani, A, 2014) Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmojo, 2007) Menurut Hariani (2014) Pengetahuan yaitu wawasan yang diperoleh secara formal maupun nonformal.Secara formal didapatkan dari pendidikan yang merupakan tingkat dasar dari pengetahuan.Pendidikan berhubungan positif terhadap pengetahuan dalam pengambangan sikap dan ketarampilan, sedangakan secara informal didapatkan dari pengalaman. Dengan modal pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur tidak memilih alat kontrasepsi AKDR.
  • 66. 54 Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah satunya adalah tingkat tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh sebab itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya Hasil dari penelitian yaitu dari data keseluruhan responden menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai pengetahuan pada kategori kurang 36 orang (69,23%), pengetahuan baik 15 orang (28,84%) dan pengetahuan cukup 1 orang (1,92%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut Putri Ariani (2014), yaitu pendidikan.Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
  • 67. 55 pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novayanti Murdaningsih (2014) bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD yaitu faktor pengetahuan, pendidikan dan pendapatan pasangan wanita usia subur. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa mereka lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan suntik.Hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terhadap alat kontrasepsi AKDR. Terbukti setelah penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa hasil yang didapat itu pengetahuan PUS untuk Desa Waara terbanyak pada kategori kurang yaitu 69,24%. Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah meningkatkan KIE/penyuluhan kepada pasangan usia subur agar lebih meningkatkan minat masyararakat untuk menggunakan alat kontarsepsi jangka panjang dalam hal ini metode AKDR karena selain menjarangkan kelahiran AKDR juga sebagai alat kontrasepsi yang efektif mempunyai angka kegagalan rendah yaitu terjadi 1-3 kehamilan/100 perempuan dapat digunakan untuk menekan jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat mempengaruhi jumlah penduduk.
  • 68. 56 2. Penghasilan Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan yang cukup akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan kebutuhan pokok. Dengan suksesnya program KB maka perekonomian suatu negara akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin. Menurut Hariani, (2014) penghasilan ini tidak memperhatikan adanya penghasilan dan sumber tertentu, tetapi adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan seseorang.Tingkat penghasilan mempengaruhi akseptor dalam memperoleh informasi kontrasepsi IUD sehingga ibu mempunyai kemampuan untuk menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 orang responden yang mempunyai penghasilan terbanyak pada penghasilan kurang atau <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%), dan penghasilan cukup >1.850.000 sebanyak 10 orang (19,24%).
  • 69. 57 Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nurfan (2013) bahwa faktor sosial ekonomi adalah faktor dalam mengikuti peraturan dan ajakan pemerintah untuk meningkatkan keikutsertaan PUS dalam ber-KB dipengaruhi juga dengan kemampuan masyarakat daam memenuhi kebutuhan hidupnya.Dimana penghasilan yang tinggi dan teratur membawa dampak positif bagi keluarga karena keseluruhan kebutuhan dapat terpenuhi termasuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengikuti Program KB. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novayanti Murdaningsih (2014) bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD yaitu faktor pengetahuan, pendidikan dan pendapatan pasangan wanita usia subur. Berdasarkan hasil penelitan bahwa penghasilan tertinggi itu pada pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%). Dalam hal dari data penelitian yang meggunakan kontarsepsi mayoritas di bawah penghasilan Upah minimum regional.Kemudian juga dari hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa mereka lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan suntik.Hal ini dikarenakan karena pemasangan AKDR memerlukan biaya mahal serta mereka takut untuk pemasngan AKDR karena tempat pemasangannya di daerah alat kemaluan.Selain itu mereka kurang mendapatkan informasi tentang AKDR karena setiap diadakan penyuluhan – penyuluhan oleh piha – pihak BKKBN atau Puskesmas Waara tentang metode kontrasepsi jangka panjang dalam hal ini AKDR mereka tidak tertarik untuk mengikutinya.
  • 70. 58 Hal ini sejalan dengan teori yand dikemukakan Cahyonoputra (2009) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden salah satunya adalah informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact) sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain – lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Untuk mengatasi hal tersebut maka diharapkan kepada responden untuk hadir hadir bila ada pemasangan AKDR gratis, tidak perlu takut lagi karena pemasangan AKDR dilakukan oleh tenaga kesehatan. 3. Dukungan Suami Menurut Arliana (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yangberhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang menunjukkankemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur melahirkanpertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi,dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami akanmenggunakan kontrasepsi secara terus menerus sedangkan yang tidakmendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi. Dukungan suami berpengaruh besar terhadappemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengankontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alatkontrasepsi tersebut.
  • 71. 59 Menurut Hariani, (2014) dukungan suami berpengaruh besar terhadap pemilihan kontrasepsi yang dipakai istri, bila suami tidak setuju dengan kontrasepsi yang dipakai istrinya maka sedikit istri yang akan memakai alat kontrasepsi tersebut. Efek samping berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi tersebut membuat ibu tidak ingin menggunakannya lagi. Selain itu, pemberian informasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi, petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan dan penjelasan tentang alat kontrasepsi. Calon akseptor yang masih ragu-ragu dalam pemakai alat kontrasepsi akhirnya memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi tersebut atas saran dari petugas kesehatan. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 52 orang untuk dukungan suami terhadap pemasangan AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%), dan terendah pada dukungan suami yang mendukung yaitu hanya 5 orang (9,62%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Erliana (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang menunjukkan kemaknaan secara statistik adalah umur ibu sekarang, umur melahirkan pertama, jumlah anak hidup, pendapatan keluarga, biaya alat kontrasepsi, dan dukungan suami. Klien yang diberikan dukungan oleh suami akan menggunakan kontrasepsi secara terus menerus
  • 72. 60 sedangkan yang tidak mendapat dukungan suami akan sedikit menggunakan kontrasepsi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian ini Musdalifah (2013) mengatakan bahwa umur, dukungan suami, efek samping dan pemberian informasi petugas KB berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi hormonal. Dari beberapa teori yang dikemukakan jelas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya minat PUS terhadap metode AKDR adalah kurang dukungan suami terbukti bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan dari 52 responden mayoritas tidak mendukung untuk dilakukan pemasangan AKDR yaitu 90,38%. Kemudian dari hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa mereka lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis yaitu pil dan suntik.Mereka takut untuk pemasngan AKDR karena tempat pemasangannya di daerah alat kemaluan sehingga menimbulkan rasa tidak aman pada saat melakukan hubungan seksual. Dari hasil wawancara dengan suami responden kebanyakan tidak mendukunag karena merasakan tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual tidak perlu takut lagi karena pemasangan AKDR dilakukan oleh tenaga kesehatan.
  • 73. 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya maka, dapat disimpulkan bahwa : 1. Gambaran faktor tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada pengetahuan kategori kurang 36 orang (69,23%). 2. Gambaran faktor penghasilan dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR dengan pengahasilan terbanyak pada penghasilan <1.850.000 sebanyak 42 orang (80,76%). 3. Gambaran faktor dukungan suami dapat mempengaruhi rendahnya minat peserta KB terhadap metode AKDR terbanyak pada responden yang tidak mendukung yaitu sebanyak 47 orang (90,38%). B. Saran 1. Bagi Wanita Usia Subur (WUS) Meningkatkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan kontrasepsi jangka panjang, khususnya IUD baik melalui tenaga kesehatan, media cetak (surat kabar, majalah), media elektronik (televisi, internet, radio) dan lingkungan sekitar sehingga penggunaan IUD dapat meningkat sesuai dengan program pemerintah.
  • 74. 62 2. Bagi Institusi Pendidikan Dengan penelitian ini perpustakaan Akbid Paramata dapat menambah referensi mengenai kontrasepsi sehingga memudahkan peneliti selanjutnya dalam mencari bahan referensi skripsi penelitian. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Meningkatkan penyuluhan tentang alat kontrasepsi khususnya IUD terhadap wanita usia subur secara menyeluruh dan berkelanjutan agar mereka lebih paham tentang IUD sehinggan wanita usia subur dapat termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi IUD serta dapat merubah persepsi dan anggapan negatif masyarakat tentang kontrasepsi IUD. 4. Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada wanita usia subur (WUS), sehingga dapat diketahui pasti faktor apa saja yang berhubungan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada wanita usia subur (WUS). Dimana keterbatasan peneliti disini hanya meneliti tentang faktor pengetahuan, penghasilan, dan dukungan suami.
  • 75. 63 DAFTAR PUSTAKA Ana, (2015)5 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di Duniahttp://www.negeripesona.com/2015/10/jumlah-penduduk-indonesia- dan-daftar-5.html BKKBN (2015) Alat Kontrasepsi, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN. BKKBN (2015) Data Aksepstor KB Tahun 2015 Daerah Kabupaten Muna. Hariani, Putri . (2014). Rendahnya Keikutsaertaan Pengguna Metode kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur. Kampus C Unair Surabaya 60115. download-fullpapers-biomteriks6ad6c0a8502full.pdf Meylani, Niken (2010) Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Vitramayana. Meyliya, E dan Esty Wahyuningsih (2010)Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC Nurfan, R (2013) Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan Pasangan Usia Subur Dalam Keluarga Berencana (KB)di RT 06 RW 01 Desa PerawangBarat Kec. Tualang tahun 2013.Dharma HusadaPekanbaru.http://midwifeline.co.id/2013_07_01_archive.html. Diakses tanggal 18 juli 2016 Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Jakarta : Salemba Medika Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika Sujiyatini&Dyah, N.S.A.2009.Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.Jogjakarta: Nuhu Medika. Sukarni, IK,.Wahyu, P. (2013) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta : Nuha Medika Varney, H. (2006) Buku Ajar Asuhan Kebidanan.EGC. Jakarta Wacana, (2013) Proposal Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Peserta KB terhadap Metode AKDR di Puskesmas Jongaya Kec.Rappocini Kota Makassar.http://wacanakampusstikper.blogspot.co.id/2013/05/proposal- faktor-yang-yang-mempengaruhi.html Winkjosastro, Hanifa (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
  • 76.
  • 77. PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADAP METODE AKDR DI PUSKESMAS WAARA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama (Inisial) : Alamat : Umur : No. Responden : Tanggal pengisian : Pengguna KB : a. IUD b. bukan IUD Alat kontrasepsi apa yang pernah ibu gunakan : a. Pil b. Suntik c. IUD d. Susuk e. Kondom f. Lain-lain, sebutkan.. Petunjuk Pengisian A. Pengetahuan Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benar Pernyataan Benar (B), Salah (S)
  • 78. NO Pernyataan B S 1. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan dalam rahim 2. Alat kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang kegagalannya tinggi 3. Pemasangan AKDR hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan dokter ahli 4. Alat kontrasepsi AKDR merupakan alat kontarsepsi jangka Pendek kurang dari 1 tahun 5. Setelah pemasangan AKDR tidak perlu melakukan kunjungan ulang atau control 6. AKDR akan mempengaruhi produksi Air susu pada ibu yang menyusui 7. Pemasangan AKDR dilakukan pasa saat menstruasi 8. Wanita yang sedang menderita penyakit IMS tidak menggunakan alat kontrasepsi AKDR 9. Selama pemakaian AKDR dapat terjadi keputihan B. Penghasilan a. < Rp.1.850.000 b. > Rp.1.850.000
  • 79. C. Dukungan Suami NO Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah suami ibu membantu dalam pemilihan alat kontrasepsi AKDR? 2. Apakah suami ibu menganjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR? 3. Apakah suami ibu mengetahui tentang alat kontrasepsi AKDR? 4. Apakah suami ibu mengantar ibu ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya KB? 5. Apakah suami ibu mengetahui jadwal control ibu setelah pemasangan AKDR? 6. Apakah suami ibu bersedia membiayai untuk pemasangan AKDR? Raha, ……………………2016 Responden (…………………………..)
  • 80. Kunci Jawaban Pertanyaan Pengetahuan 1. Benar, karena : Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis 2. Salah, karena : Keuntungan AKDR (Saifuddin, 2006) ialah Sebagai kontrasepsi, efektivitas tinggi 3. Benar karena : Pemasangan AKDR hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan dokter ahli 4. Salah, karena : IUD/AKDR merupak metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CUT – 380 A dan tidak perlu diganti) 5. Salah karena : - Pasien Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR - Selama bulan pertama menggunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid 6. Salah , karena : Keuntungan AKDR tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI 7. Salah, karena pemasangan AKDR itu : a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL) d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi e. Setelah 1-5 hari setelah senggama yang tidak terlindungi (Prawirohardjo, 2007)
  • 81. 8. Benar , karena Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual (IMS) (Meilany, dkk, 2010). 9. Benar, karena Salah satu efek samping Selama pemakaian AKDR dapat terjadi keputihan
  • 82. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADAP METODE AKDR DI PUSKESAMS WAARA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 No Nama Ibu Umur (Tahun) Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Pengahsilan (Rp) Dukungan Suami B C K ≥ 1.850.000 ≤ 1.850.000 Mendukung Tidak Mendukung 1 Ny " A " 38 Perguruan Tinggi PNS √ √ √ 2 Ny " M " 31 SMA IRT √ √ √ 3 Ny " N " 29 SMA wiraswasta √ √ √ 4 Ny " I " 19 SMP IRT √ √ √ 5 Ny " S " 40 SD IRT √ √ √ 6 Ny " M " 25 SMA Honorer √ √ √ 7 Ny " N " 22 Perguruan Tinggi PNS √ √ √ 8 Ny " D " 33 SMA wiraswasta √ √ √ 9 Ny " J " 37 Perguruan Tinggi PNS √ √ √ 10 Ny " R " 31 SD IRT √ √ √ 11 Ny " N " 40 SMA wiraswasta √ √ √ 12 Ny " N " 41 Perguruan Tinggi PNS √ √ √ 13 Ny " R " 27 SMA Honorer √ √ √ 14 Ny " N" 41 SMA wiraswasta √ √ √ 15 Ny " T " 39 SD IRT √ √ √ 16 Ny " N " 33 SMA Honorer √ √ √ 17 Ny " L " 22 SMA Honorer √ √ √ 18 Ny " H " 22 Perguruan Tinggi PNS √ √ √ 19 Ny " A " 35 SMA IRT √ √ √
  • 83. 20 Ny " R " 30 SMP IRT √ √ √ 21 Ny " S " 27 SMA wiraswasta √ √ √ 22 Ny " R " 33 SMP IRT √ √ √ 23 Ny " N " 40 SD IRT √ √ √ 24 Ny " D " 42 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 25 Ny " D " 42 SMP IRT √ √ √ 26 Ny " T " 32 SMA wiraswasta √ √ √ 27 Ny " U " 33 SMP IRT √ √ √ 28 Ny " D " 37 SMP IRT √ √ √ 29 Ny " K " 39 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 30 Ny " A " 40 SMP IRT √ √ 31 Ny " F " 32 SMA Honorer √ √ √ 32 Ny " N " 27 SMP IRT √ √ √ 33 Ny " N " 28 SMA Honorer √ √ √ 34 Ny " N " 38 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 35 Ny " H " 26 SMP IRT √ √ √ 36 Ny " S " 29 SMA wiraswasta √ √ √ 37 Ny " D " 42 SD IRT √ √ √ 38 Ny " S " 43 SD IRT √ √ √ 39 Ny " N " 42 SMA wiraswasta √ √ √ 40 Ny " N " 40 SMA IRT √ √ √ 41 Ny " Z " 37 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 42 Ny " B" 31 SMA Honorer √ √ √ 43 Ny " I " 34 SMP IRT √ √ √ 44 Ny " D " 31 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 45 Ny " U " 36 SMP IRT √ √ √ 46 Ny " F " 39 SMA IRT √ √ √
  • 84. 47 Ny " H " 31 SMP IRT √ √ √ 48 Ny " H " 36 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 49 Ny " A " 30 SMP IRT √ √ √ 50 Ny " U " 39 Perguruan Tinggi wiraswasta √ √ √ 51 Ny " I " 39 SMP IRT √ √ √ 52 Ny " E " 38 SMA IRT √ √ √
  • 85. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Novita Sari