SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Diabetes Mellitus
Definisi
 Berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein,
"tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin
mellitus, "rasa manis“
 Kumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia, berhubungan dengan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang abnormal, dan menyebabkan komplikasi
kronis termasuk mikrovaskular, makrovaskular
dan neuropati.
Insidensi/Prevalensi
 WHO: kecenderungan peningkatan angka dan
prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia
 Untuk Indonesia: WHO memprediksikan
kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun
2000 menjadi menjadi sekitar 21 juta pada tahun
2030
 Sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8% di
Tanah Toraja sampai 6,1% yang didapatkan di
Manado
 Beberapa faktor yang menyebabkan makin
tingginya prevalensi DM:
 Faktor demografi: 1) Jumlah penduduk meningkat, 2)
Penduduk usia lanjut bertambah banyak, 3)
Urbanisasi makin tak terkendali
 Gaya hidup yang kebarat-baratan: 1) Penghasilan
perkapita tinggi, 2) Restoran siap santap, 3)
Teknologi serba canggih menyebabkan sedentary life
 Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
 Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur
pasien diabetes menjadi lebih panjang
 DM tipe 1 : anak-anak atau dewasa awal, 10%
dari seluruh kasus DM dan merupakan hasil dari
kerusakan autoimun sel β pankreas.
 Proses ini kemungkinan besar diawali oleh
individu yang rentan secara genetik yang
terekpos dengan agen lingkungan.
 DM tipe 2 dilaporkan sebanyak 90% dari
seluruh kasus DM dan diakibatkan oleh
kerusakan sensitivitas insulin dan kerusakan
sekresi insulin relatif.
 Prevalensi DM tipe 2 di Amerika Serikat
sekitar 6,6% pada usia 20 – 74 tahun
 Prevalensi DM tipe 2 meningkat dengan
bertambahnya usia, lebih sering pada
wanita daripada pada pria di Amerika
Serikat
Etiologi
Klasifikasi Diabetes Melitus
Tipe 1 Destruksi sel β umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
 Autoimun
 Idiopathic
Tipe 2
 Bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
Tipe spesifik lain
 Defek genetik fungsi sel β
 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas: pankreatitis, neoplasma, pankreatektomi
 Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, aldosteronoma
 Karena obat atau bahan kimia: asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, agonis beta
adrenergik, tiazid, dilantin, interferon alfa
 Infeksi: rubella congenital, CMV
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes
Gestasional
Diabetes Melitus tipe 1(IDDM)
 DM tipe 1 ditandai dengan defisiensi
insulin absolut
 Kerusakan sel β pankreas → reaksi
autoimunitas yang menghancurkan sel
beta pankreas
 Faktor yang mendorong inisiasi proses
autoimun (contohnya susu sapi, virus,
makanan dan lingkungan)
Diabetes Mellitus tipe 2 (NIDDM)
 Adanya resistensi insulin dan defisiensi insulin
relatif atau disfungsi sel β atau keduanya
 Resistensi insulin → lipolisis dan produksi asam
lemak bebas, peningkatan produksi glukosa
hepatik dan penurunan up take glukosa oleh
otot skelet
 Asam lemak bebas → hiperglisemia dengan
merangsang produksi glukosa hepatik
Perbedaan karakteristik IDDM dan NIDDM
Karakteristik IDDM NIDDM
Lokus genetik
Onset
Habitus
Insulin plasma
Glukagon plasma
Komplikasi akut
Terapi insulin
Respon terhadap
terapi SU
Kromosom 6
Biasanya <40th
Normal – kurus
Rendah - negatif
Tinggi, suppressible
Ketoasidosis
Responsif
Tdk responsif
Tidak diketahui
> 40 th
Obese
Normal – tinggi
Tinggi, resisten
Koma hiperosmolar
Responsif – resisten
Responsif
Penyulit Diabetes Melitus
1. Penyulit akut
 ketosis diabetik
 hiperosmolar non ketotik
 hipoglikemi
2. Penyulit menahun
 Makroangiopati yang melibatkan:
 Pembuluh darah jantung
 Pembuluh darah tepi
 Pembuluh darah otak
 Mikroangiopati
 Retinopati diabetik
 Nefropati diabetik
 Neuropati
 Neuropati perifer → hilangnya sensasi distal → ulkus kaki →
amputasi
Diagnosis
 Keluhan klasik DM berupa: poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
 Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
kesemutan, gatal-gatal, mata kabur dan
disfungsi ereksi pada pria serta pruritus
vulvae pada wanita
Keluhan klinik diabetes
Keluhan klasik diabetes (+)
≥ 126
≥ 200
<126
<200
Keluhan klasik (-)
GDP
Atau
GDS
≥ 126
≥ 200
100-125
140-199
<100
<140
Ulang GDS atau GDP
>126
≥ 200
< 126
< 200
diabetes melitus
-evaluasi status gizi
-evaluasi penyulit DM
-evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
GDP
Atau
GDS
GDP
Atau
GDS
TTGO
GD 2 jam
≥ 200 140-199 < 140
TGT GDPT
Normal
- nasihat umum
- perencanaan makan
- latihan jasmani
- berat idaman
- belum perlu obat penurun glukosa
Faktor risiko
1. Usia ≥ 45 tahun
2. Usia lebih muda, terutama dengan IMT > 23kg/m2 yang disertai
dengan faktor risiko:
 Riwayat keluarga (contohnya orang tua atau saudara yang
menderita diabetes)
 Kebiasaan tidak aktif
 Adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa
darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya
 Hipertensi (≥ 140/90 mmHg pada dewasa)
 Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl
 Riwayat diabetes melitus pada kehamilan (DM gestasional) atau
melahirkan bayi dengan berat badan > 4000 gram
 Menderita polycystic ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan
klinis lain terkait dengan resistensi insulin.
 Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan
 Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda DM,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target
pengendalian glukosa darah
 Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya
progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati
dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah
turunnya morbiditas dan mortalitas dini DM
 Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri
dan perubahan perilaku
Pilar penatalaksanaan DM
 edukasi
 terapi gizi medis
 latihan jasmani
 intervensi farmakologis
edukasi
 perjalanan penyakit DM
 makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
 penyulit DM dan risikonya
 intervensi farmakologis dan non farmakologis serta target perawatan
 interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat hipoglikemi oral
atau insulin serta obat-obatan lain
 cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau
urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)
 mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit atau
hipoglikemia
 pentingnya latihan jasmani yang teratur
 masalah khusus yang dihadapi (misalnya: hiperglikemia pada kehamilan)
 pentingnya perawatan diri
 cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
terapi gizi medis
 terapi gizi medis (TGM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM
adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter,
ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri)
 setiap diabetisi sebaiknya mendapat TGM sesuai dengan
kebutuhannya guna mencapai target terapi
 prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Pada diabetisi perlu ditekankan
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis
dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin.
latihan jasmani
 kegiatan jasmani dan latihan jasmani secara
teratur (3 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit)
 menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitifitas insulin, sehingga akan memperbaiki
kendali glukosa darah.
 latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti:
jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan
berenang.
 Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak
atau bermalas-malasan
Kurangi aktivitas/ Hindari aktivitas
sedenter
menonton televisi, menggunakan
internet, main game komputer
Persering aktivitas/ mengikuti
olahraga rekreasi, dan beraktifitas
fisik tinggi pada waktu liburan
jalan cepat, golf, olah otot,
bersepeda, sepak bola
Aktivitas harian/ kebiasaan
bergaya hidup sehat
berjalan kaki ke pasar (tidak
menggunakan mobil),
menggunakan tangga (tidak
menggunakan lift), menemui rekan
kerja (tidak hanya melalui telpon
internal), berjalan-jalan
intervensi farmakologis
1. Obat hipoglikemik oral (OHO)
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue):
sulfonilurea dan glinid
B. Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin,
tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat
glukosidase alfa
E. DPP IV Inhibitor : Gliptin
F. Analog GLP 1 : exenatide
2. Insulin
Cara kerja utama Efek samping
utama
Penurunan
A1C
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi
insulin
BB naik,
hipoglikemia
1,5-2%
Glinid Meningkatkan sekresi
insulin
BB naik,
hipoglikemia
Metformin Menekan produksi
glukosa hati &
menambah sensitivitas
terhadap insulin
Diare, dispepsia,
asidosis laktat
1,5-2%
Penghambat glukosidase alfa Menghambat absorpsi
glukosa
Flatulen, tinja
lembek
0,5-1%
Tiazolidindion Menambah sensitivitas
terhadap insulin
Edema 1,3%
Insulin Menekan produksi
glukosa hati, stimulasi
pemanfaatan glukosa
Hipoglikemia,
BB naik
Potensial
sampai
normal
Insulin
insulin diperlukan pada keadaan
 penurunan berat badan yang cepat
 hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 ketoasidosis diabetik
 hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 hiperglikemia dengan asidosis laktat
 gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
 stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
 kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional
yang tidak terkendali dengan TGM
 gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
jenis dan lama kerja insulin
 insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
 insulin kerja pendek (short acting insulin)
 insulin kerja menengah (intermediate
acting insulin)
 insulin kerja panjang (long acting insulin)
 insulin campuran tetap (premixed insulin)
efek samping terapi insulin
 efek samping utama dari terapi insulin
adalah terjadinya hipoglikemi
 efek samping lain dapat berupa reaksi
imun terhadap insulin yang dapat
menimbulkan alergi insulin atau resistensi
insulin
Interaksi obat
OHO Obat lain Mekanisme interaksi Efek
Insulin/sulfonilurea ACE inhibitor (captopril,
enalapril, lisonopril,
perindopril)
Peningkatan penggunaan glukosa
dan peningkatan sensitivitas
insulin
Hipoglikemi
Klorpropamid Allopurinol Kompetisi pada tubulus renal Waktu paruh
klorpropramid
meningkat
Tolbutamid Allopurinol TD Waktu paruh
tolbutamid
menurun
OHO Steroid anabolik
(nandrolon,
methandienone,
testosteron, stanozolol)
TD Steroid anabolik
meningkatkan
efek insulin
OHO Antasid Peningkatan pH lambung
kemungkinan meningkatkan
kelarutan SU sehingga
absorpsinya meningkat
Tidak dilaporkan efek
yang merugikan
Tolbutamid,
klorpropamid
Dikumarol Dikumarol menghambat
metabolisme tolbutamid di hati
Efek tolbutamid terhadap
ikatan protein plasma
Peningkatan hipoglikemia
(mungkin koma),
peningkatan efek
antikoagulan (perdarahan)
OHO β blocker Respon fisiologi normal dari
penurunan glukosa darah
adalah mobilisasi glukosa dari
hati yang distimulasi oleh
epinefrin, mobilisasi ini
dihambat oleh non selektif β
blocker
Hipoglikemia
OHO Ca antagonis Ca antagonis menghambat
sekresi insulin dengan
menghambat kanal kalsium
Efek OHO menurun
OHO Clofibrat Menggantikan SU dari ikatan
protein plasma
Efek SU meningkat
OHO Thiazid Menghambat pelepasan insulin
dari pankreas, mempengaruhi
kerja insulin di perifer
Efek OHO menurun
Pencegahan diabetes melitus tipe 2
1. Pencegahan primer: ditujukan pada kelompok
yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang
belum terkena tetapi berpotensi untuk menjadi
DM dan kelompok prediabetes
2. Pencegahan sekunder: upaya untuk
mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit pada diabetisi yang telah menderita
DM
3. Pencegahan sekunder: ditujukan pada
kelompok diabetisi yang telah mempunyai
penyulit dalam upaya mencegah terjadinya
kecacatan lebih lanjut
Studi kasus
 diabetes dengan infeksi
 diabetes dengan nefropati diabetik
 diabetes dengan disfungsi ereksi (DE)
 diabetes dengan kehamilan
 diabetes dan ibadah puasa
Diabetes dengan infeksi
 Infeksi → memperburuk glukosa darah
 Infeksi yg byk terjadi: ISK, TB, inf kulit, inf gigi,
inf telinga
 Prinsip-prinsip perawatan ulkus kaki diabetes:
 Melepaskan tekanan
 Perbaikan suplai vaskular
 Pembuangan jaringan terinfeksi dan nekrotik secara
teratur
 Pengobatan infeksi secara agresif
Diabetes dengan nefropati diabetik
 Kendalikan kadar glukosa darah
 Kendalikan tekanan darah
 Diet protein 0,8 gr/kgBB
 Terapi ARB, ACE inhibitor, atau kombinasi
keduanya
 Klirens kreatinin < 15ml/mnt → dialisis
Diabetes dengan disfungsi ereksi
 Kontrol gula darah senormal mungkin dan
memperbaiki faktor risiko lain seperti
dislipidemia, merokok, obesitas dan
hipertensi
 Pengobatan lini pertama: sildenafil,
vardenafil, tadalafil
Diabetes dengan kehamilan
 Faktor risiko: obesitas, riwayat DMG, glukosuria,
riwayat keluarga dengan DM, abortus
berulang,riwayat melahirkan bayi dgn cacat
bawaan atau melahirkan bayi dgn BB > 4000 gr
dan adanya riwayat preeklamsia
 DMG ditegakkan apabila ditemukan dua atau
lebih hasil pemeriksaan glukosa (dari TTGO)
seperti tersebut di bawah ini:
 Hasil glukosa puasa ≥ 95 mg/dL, 1 jam setelah beban
≥ 180 mg/dL, 2 jam setelah beban ≥ 155 mg/dL, dan
3 jam setelah beban ≥ 140 mg/dL
Diabetes dan ibadah puasa
 Diabetisi yang terkendali dgn pengaturan makan
saja tidak akan mengalami masalah untuk
berpuasa
 Diabetisi lanjut usia cenderung mengalami
dehidrasi → banyak minum
 Diabetisi dgn OHO dosis tunggal → tidak
mengalami kesulitan untuk berpuasa
 Diabetisi yg menggunakan insulin → insulin
kerja menengah pada saat berbuka saja
 Diabetisi dgn insulin dosis multiple → tidak
dianjurkan untuk berpuasa

More Related Content

Similar to MENGELOLA DIABETES MELITUS

Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversiSarjonoNew
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptAyuNila4
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSDesy Rahayu
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxLisaAL1
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiSiska Hermawati
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanissandymurtiningtyas1
 
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.ppt
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.pptPenyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.ppt
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.pptpkmpasekan
 
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.ppt
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.pptPENYULUHAN PROLANIS.ppt.ppt
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.pptRefmievaYulianti
 

Similar to MENGELOLA DIABETES MELITUS (20)

Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
 
Dm
DmDm
Dm
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
Dm 2
Dm 2Dm 2
Dm 2
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
 
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.ppt
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.pptPenyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.ppt
Penyuluhan-Prolanis-Diabetes-ppt.ppt
 
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.ppt
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.pptPENYULUHAN PROLANIS.ppt.ppt
PENYULUHAN PROLANIS.ppt.ppt
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

MENGELOLA DIABETES MELITUS

  • 2. Definisi  Berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis“  Kumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang abnormal, dan menyebabkan komplikasi kronis termasuk mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati.
  • 3. Insidensi/Prevalensi  WHO: kecenderungan peningkatan angka dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia  Untuk Indonesia: WHO memprediksikan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi menjadi sekitar 21 juta pada tahun 2030  Sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8% di Tanah Toraja sampai 6,1% yang didapatkan di Manado
  • 4.  Beberapa faktor yang menyebabkan makin tingginya prevalensi DM:  Faktor demografi: 1) Jumlah penduduk meningkat, 2) Penduduk usia lanjut bertambah banyak, 3) Urbanisasi makin tak terkendali  Gaya hidup yang kebarat-baratan: 1) Penghasilan perkapita tinggi, 2) Restoran siap santap, 3) Teknologi serba canggih menyebabkan sedentary life  Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi  Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes menjadi lebih panjang
  • 5.  DM tipe 1 : anak-anak atau dewasa awal, 10% dari seluruh kasus DM dan merupakan hasil dari kerusakan autoimun sel β pankreas.  Proses ini kemungkinan besar diawali oleh individu yang rentan secara genetik yang terekpos dengan agen lingkungan.  DM tipe 2 dilaporkan sebanyak 90% dari seluruh kasus DM dan diakibatkan oleh kerusakan sensitivitas insulin dan kerusakan sekresi insulin relatif.
  • 6.  Prevalensi DM tipe 2 di Amerika Serikat sekitar 6,6% pada usia 20 – 74 tahun  Prevalensi DM tipe 2 meningkat dengan bertambahnya usia, lebih sering pada wanita daripada pada pria di Amerika Serikat
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. Etiologi Klasifikasi Diabetes Melitus Tipe 1 Destruksi sel β umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut  Autoimun  Idiopathic Tipe 2  Bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe spesifik lain  Defek genetik fungsi sel β  Defek genetik kerja insulin  Penyakit eksokrin pankreas: pankreatitis, neoplasma, pankreatektomi  Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, aldosteronoma  Karena obat atau bahan kimia: asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, agonis beta adrenergik, tiazid, dilantin, interferon alfa  Infeksi: rubella congenital, CMV  Sebab imunologi yang jarang  Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes Gestasional
  • 12. Diabetes Melitus tipe 1(IDDM)  DM tipe 1 ditandai dengan defisiensi insulin absolut  Kerusakan sel β pankreas → reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas  Faktor yang mendorong inisiasi proses autoimun (contohnya susu sapi, virus, makanan dan lingkungan)
  • 13. Diabetes Mellitus tipe 2 (NIDDM)  Adanya resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif atau disfungsi sel β atau keduanya  Resistensi insulin → lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik dan penurunan up take glukosa oleh otot skelet  Asam lemak bebas → hiperglisemia dengan merangsang produksi glukosa hepatik
  • 14. Perbedaan karakteristik IDDM dan NIDDM Karakteristik IDDM NIDDM Lokus genetik Onset Habitus Insulin plasma Glukagon plasma Komplikasi akut Terapi insulin Respon terhadap terapi SU Kromosom 6 Biasanya <40th Normal – kurus Rendah - negatif Tinggi, suppressible Ketoasidosis Responsif Tdk responsif Tidak diketahui > 40 th Obese Normal – tinggi Tinggi, resisten Koma hiperosmolar Responsif – resisten Responsif
  • 15. Penyulit Diabetes Melitus 1. Penyulit akut  ketosis diabetik  hiperosmolar non ketotik  hipoglikemi
  • 16. 2. Penyulit menahun  Makroangiopati yang melibatkan:  Pembuluh darah jantung  Pembuluh darah tepi  Pembuluh darah otak  Mikroangiopati  Retinopati diabetik  Nefropati diabetik  Neuropati  Neuropati perifer → hilangnya sensasi distal → ulkus kaki → amputasi
  • 17.
  • 18. Diagnosis  Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya  Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal-gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulvae pada wanita
  • 19. Keluhan klinik diabetes Keluhan klasik diabetes (+) ≥ 126 ≥ 200 <126 <200 Keluhan klasik (-) GDP Atau GDS ≥ 126 ≥ 200 100-125 140-199 <100 <140 Ulang GDS atau GDP >126 ≥ 200 < 126 < 200 diabetes melitus -evaluasi status gizi -evaluasi penyulit DM -evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan GDP Atau GDS GDP Atau GDS TTGO GD 2 jam ≥ 200 140-199 < 140 TGT GDPT Normal - nasihat umum - perencanaan makan - latihan jasmani - berat idaman - belum perlu obat penurun glukosa
  • 20. Faktor risiko 1. Usia ≥ 45 tahun 2. Usia lebih muda, terutama dengan IMT > 23kg/m2 yang disertai dengan faktor risiko:  Riwayat keluarga (contohnya orang tua atau saudara yang menderita diabetes)  Kebiasaan tidak aktif  Adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya  Hipertensi (≥ 140/90 mmHg pada dewasa)  Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl  Riwayat diabetes melitus pada kehamilan (DM gestasional) atau melahirkan bayi dengan berat badan > 4000 gram  Menderita polycystic ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain terkait dengan resistensi insulin.  Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular
  • 21. Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan  Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah  Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas dini DM  Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku
  • 22. Pilar penatalaksanaan DM  edukasi  terapi gizi medis  latihan jasmani  intervensi farmakologis
  • 23. edukasi  perjalanan penyakit DM  makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM  penyulit DM dan risikonya  intervensi farmakologis dan non farmakologis serta target perawatan  interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat hipoglikemi oral atau insulin serta obat-obatan lain  cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)  mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit atau hipoglikemia  pentingnya latihan jasmani yang teratur  masalah khusus yang dihadapi (misalnya: hiperglikemia pada kehamilan)  pentingnya perawatan diri  cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
  • 24. terapi gizi medis  terapi gizi medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri)  setiap diabetisi sebaiknya mendapat TGM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai target terapi  prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada diabetisi perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
  • 25. latihan jasmani  kegiatan jasmani dan latihan jasmani secara teratur (3 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit)  menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.  latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.  Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan
  • 26. Kurangi aktivitas/ Hindari aktivitas sedenter menonton televisi, menggunakan internet, main game komputer Persering aktivitas/ mengikuti olahraga rekreasi, dan beraktifitas fisik tinggi pada waktu liburan jalan cepat, golf, olah otot, bersepeda, sepak bola Aktivitas harian/ kebiasaan bergaya hidup sehat berjalan kaki ke pasar (tidak menggunakan mobil), menggunakan tangga (tidak menggunakan lift), menemui rekan kerja (tidak hanya melalui telpon internal), berjalan-jalan
  • 27. intervensi farmakologis 1. Obat hipoglikemik oral (OHO) A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid B. Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolidindion C. Penghambat glukoneogenesis (metformin) D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa E. DPP IV Inhibitor : Gliptin F. Analog GLP 1 : exenatide 2. Insulin
  • 28.
  • 29. Cara kerja utama Efek samping utama Penurunan A1C Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia 1,5-2% Glinid Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia Metformin Menekan produksi glukosa hati & menambah sensitivitas terhadap insulin Diare, dispepsia, asidosis laktat 1,5-2% Penghambat glukosidase alfa Menghambat absorpsi glukosa Flatulen, tinja lembek 0,5-1% Tiazolidindion Menambah sensitivitas terhadap insulin Edema 1,3% Insulin Menekan produksi glukosa hati, stimulasi pemanfaatan glukosa Hipoglikemia, BB naik Potensial sampai normal
  • 30. Insulin insulin diperlukan pada keadaan  penurunan berat badan yang cepat  hiperglikemia berat yang disertai ketosis  ketoasidosis diabetik  hiperglikemia hiperosmolar non ketotik  hiperglikemia dengan asidosis laktat  gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal  stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)  kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan TGM  gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat  kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
  • 31.
  • 32. jenis dan lama kerja insulin  insulin kerja cepat (rapid acting insulin)  insulin kerja pendek (short acting insulin)  insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)  insulin kerja panjang (long acting insulin)  insulin campuran tetap (premixed insulin)
  • 33. efek samping terapi insulin  efek samping utama dari terapi insulin adalah terjadinya hipoglikemi  efek samping lain dapat berupa reaksi imun terhadap insulin yang dapat menimbulkan alergi insulin atau resistensi insulin
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37. Interaksi obat OHO Obat lain Mekanisme interaksi Efek Insulin/sulfonilurea ACE inhibitor (captopril, enalapril, lisonopril, perindopril) Peningkatan penggunaan glukosa dan peningkatan sensitivitas insulin Hipoglikemi Klorpropamid Allopurinol Kompetisi pada tubulus renal Waktu paruh klorpropramid meningkat Tolbutamid Allopurinol TD Waktu paruh tolbutamid menurun OHO Steroid anabolik (nandrolon, methandienone, testosteron, stanozolol) TD Steroid anabolik meningkatkan efek insulin OHO Antasid Peningkatan pH lambung kemungkinan meningkatkan kelarutan SU sehingga absorpsinya meningkat Tidak dilaporkan efek yang merugikan
  • 38. Tolbutamid, klorpropamid Dikumarol Dikumarol menghambat metabolisme tolbutamid di hati Efek tolbutamid terhadap ikatan protein plasma Peningkatan hipoglikemia (mungkin koma), peningkatan efek antikoagulan (perdarahan) OHO β blocker Respon fisiologi normal dari penurunan glukosa darah adalah mobilisasi glukosa dari hati yang distimulasi oleh epinefrin, mobilisasi ini dihambat oleh non selektif β blocker Hipoglikemia OHO Ca antagonis Ca antagonis menghambat sekresi insulin dengan menghambat kanal kalsium Efek OHO menurun OHO Clofibrat Menggantikan SU dari ikatan protein plasma Efek SU meningkat OHO Thiazid Menghambat pelepasan insulin dari pankreas, mempengaruhi kerja insulin di perifer Efek OHO menurun
  • 39. Pencegahan diabetes melitus tipe 2 1. Pencegahan primer: ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk menjadi DM dan kelompok prediabetes 2. Pencegahan sekunder: upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada diabetisi yang telah menderita DM 3. Pencegahan sekunder: ditujukan pada kelompok diabetisi yang telah mempunyai penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut
  • 40. Studi kasus  diabetes dengan infeksi  diabetes dengan nefropati diabetik  diabetes dengan disfungsi ereksi (DE)  diabetes dengan kehamilan  diabetes dan ibadah puasa
  • 41. Diabetes dengan infeksi  Infeksi → memperburuk glukosa darah  Infeksi yg byk terjadi: ISK, TB, inf kulit, inf gigi, inf telinga  Prinsip-prinsip perawatan ulkus kaki diabetes:  Melepaskan tekanan  Perbaikan suplai vaskular  Pembuangan jaringan terinfeksi dan nekrotik secara teratur  Pengobatan infeksi secara agresif
  • 42. Diabetes dengan nefropati diabetik  Kendalikan kadar glukosa darah  Kendalikan tekanan darah  Diet protein 0,8 gr/kgBB  Terapi ARB, ACE inhibitor, atau kombinasi keduanya  Klirens kreatinin < 15ml/mnt → dialisis
  • 43. Diabetes dengan disfungsi ereksi  Kontrol gula darah senormal mungkin dan memperbaiki faktor risiko lain seperti dislipidemia, merokok, obesitas dan hipertensi  Pengobatan lini pertama: sildenafil, vardenafil, tadalafil
  • 44. Diabetes dengan kehamilan  Faktor risiko: obesitas, riwayat DMG, glukosuria, riwayat keluarga dengan DM, abortus berulang,riwayat melahirkan bayi dgn cacat bawaan atau melahirkan bayi dgn BB > 4000 gr dan adanya riwayat preeklamsia  DMG ditegakkan apabila ditemukan dua atau lebih hasil pemeriksaan glukosa (dari TTGO) seperti tersebut di bawah ini:  Hasil glukosa puasa ≥ 95 mg/dL, 1 jam setelah beban ≥ 180 mg/dL, 2 jam setelah beban ≥ 155 mg/dL, dan 3 jam setelah beban ≥ 140 mg/dL
  • 45. Diabetes dan ibadah puasa  Diabetisi yang terkendali dgn pengaturan makan saja tidak akan mengalami masalah untuk berpuasa  Diabetisi lanjut usia cenderung mengalami dehidrasi → banyak minum  Diabetisi dgn OHO dosis tunggal → tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa  Diabetisi yg menggunakan insulin → insulin kerja menengah pada saat berbuka saja  Diabetisi dgn insulin dosis multiple → tidak dianjurkan untuk berpuasa