2. Pengertian
kromatografi gas adalah teknik untuk
memisahkan senyawa volatile/atsiri dalam
fase gas melalui fase diam.
• Bila fase diam berupa zat padat, kita sebut
cara itu sebagai kromatografi gas-padat .
• Bila fase diam berupa zat cair, kita sebut cara
itu sebagai kromatografi gas-cair .
3. Cuplikan / Sampel
Syarat :
• memiliki keatsirian yang cukup (Volatil)
• stabil terhadap panas.
Populasi:
± 10~20% senyawa dapat dianalisis dengan
kromatografi gas.
4. Dengan kata lain …..
Senyawa yang dapat dianalisis dengan KG:
1. molekul / senyawa dapat berubah fase gas
atau uap
2. Tidak terdekomposisi pada suhu tinggi ((<
450oC )
6. Bagian dasar kromatografi gas :
1. Sistem gas pembawa
2. Sistem pemasukan cuplikan
3. Sistem pemanasan kolom
4. Kolom
5. Sistem deteksi
6. Sistem pengolah data
7.
Gas yang digunakan dalam GLC : Hidrogen,
helium, nitrogen, argon, karbon dioksida, dan
uap air.
Gas pembawa yang cocok bergantung pada
karakteristik detektor.
Gas hidrogen dan helium digunakan pada
detektor kinduktivitas termal sedangkan nitrogen
digunakan pada detektor pengionan nyala.
9. Tipe Gas
Tekanan Gas yang dibutuhkan
1. Gas Pembawa
7 kg/cm2 atau lebih tinggi
2. Gas Pembakar
2 kg/cm2 atau lebih tinggi
3. Gas Pendukung 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
10. •
Syarat gas sebagai fase gerak :
1.
2.
3.
4.
5.
•
Lembam
Koefisien difusi gas rendah
Kemurnian tinggi
Mudah didapat dan murah
Cocok dengan detektor yang dipakai
Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll
11.
Kolom Kapiler
◦ Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari kaca atau
bahan lainnya seperti baja tahan karat.
◦ Hanya dapat menangani sampel-sampel yang sangat kecil, dan
penggunaannya secara luas menunggu pengembangan
detektor yang sangat sensitif.
Kolom Isian
Fasa stasioner dalam GLC adalah cairan, tetapi cairan itu
tidak boleh dibiarkan bergerak-gerak di dalam tabung. Cairan
tersebut harus diimobilisasi, biasanya dalam bentuk suatu
lapisan tipis dengan luas permukaan besar. Ini paling lazim
dilakukan dengan mengimpregnasi suatu bahan padat dengan
fase cair kolom diisi.
12.
Pemilihan fasa cair
◦
◦
Fasa cair stasioner harus dipilih dengan
mempertimbangkan masalah pemisahan tertentu.
Fasa cair harus stabil secara termal pada temperatur
kolom (kecuali dalam kasus-kasus khusus), tidak
bereaksi secara kimia dengan komponen-komponen
sampel, memiliki daya pelarut yang cukup untuk
sampel.
13. Sampel-sampel cair : diinjeksikan melalui suatu
karet septum dengan memakai suntikan syringe.
Sampel-sampel gas : diinjeksikan atau
dimasukkan dengan memakai bermacam-macam
alat pengambilan sampel gas yang dirancang
untuk kromatograf komersial
14.
Detektor Integral
Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari jumlah total bahan yang
dielusi yang telah melewatinya sampai waktu itu.
Detektor Diferensial
Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri dari puncak- puncak
dan bukan langkah-langkah.
Dibagi menjadi 2 kelas besar :
detektor yang mengukur konsentrasi zat terlarut dengan memakai beberapa
sifat fisika dari aliran gas buangan
detektor yang merespons secara langsung zat terlarut dengan demikian
berarti mengukur laju alir massanya.
15. Kromatogram yang diperoleh dengan detektor Integral
Kromatogram yang diperoleh dengan detektor diferensial
16. Keserbagunaan
Waktu Respons
Waktu respons keseluruhan untuk suatu
kromatograf adalah fungsi bukan hanya dari
detektor itu sendiri, tetapi juga kelembaman
komponen-komponen lain. Misalnya perekam.
Kelinieran
17. Injektor merupakan tempat masuknya sampel
ke dalam sistem KG
dipanaskan antara 150 ~ 250oC guna
menguapkan sampel dan pelarutnya.
Linarut-linarut yang berfase uap ini akan
digerakkan ke kolom oleh gas pembawa.
Kolom berada dalam oven
yang terkontrol suhunya.
18. Laju migrasi linarut-linarut dalam kolom
ditentukan oleh : sifat-sifat fisikokimia
mereka, suhu dan komposisi kolom.
Dalam kolom, linarut-linarut ini mengalir
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Linarut yang bergerak tercepat akan keluar
dari kolom paling awal dan diikuti dengan
sisanya.
19.
20. Detektor Senyawa yang
terdeteksi
Jumlah
minimum
TCD
Semua senyawa kecuali gas
pembawa
Senyawa organik
10 ppm (10 ng)
Senyawa halogen/logam
organik
Senyawa nitrogen/fosfor
organik
0,1 ppb (0,1 pg)
FID
ECD
FTD
FPD
Senyawa sulfur/fosfor organik
0,1 ppm (0,1 ng)
1 ppb (1 pg)/
0,1 ppb (0,1 pg)
10 ppb (10 ng)/
50 ppb (50 pg)
26.
Sinyal yang didapat dari detektor akan direkam
dalam bentuk kromatogram dan diolah.
27.
28.
29.
30.
31. Semi-Quantitative Analysis of Fatty Acids
C
18
C16
C
14
Peak Area
Detector Response
10
8
6
4
2
0.5 1.0 1.5
2.0
2.5
3.0
Sample Concentration (mg/ml)
Retention Time
The content % of C fatty acids =
14
C4
1
1
0
0
∗
C + C 11
+ C
68
1
4
= the content % of C fatty acids
14
32. Tentative Identification of Unknown
Compounds
Response
Mixture of known compounds
1.6 min = RT
Hexane
Octane
Decane
Response
GC Retention Time on Carbowax-20 (min)
Unknown compound may be Hexane
1.6 min = RT
Retention Time on Carbowax-20 (min)
33. Response
RT= 4.0 min on SE-30
Hexane
Response
GC Retention Time on SE-30
RT= 4 min on SE-30
Unknown compound
GC Retention Time on SE-30
34. Advantages of Gas Chromatography
• Very good separation
• Time (analysis is short)
• Small sample is needed - µl
• Good detection system
• Quantitatively analyzed
35. Comparison of HPLC and GC
Sample Volatility
HPLC
Sample Polarity
HPLC
• No volatility requirement
• Separates both polar and
non polar compounds
• Sample must be soluble
in mobile phase
• PAH - inorganic ions
GC
• Sample must be volatile
GC
• Samples are nonpolar
and polar
35
37. Comparison of HPLC and GC
Sample Thermal Lability
HPLC
Sample Molecular Weight
HPLC
• Analysis can take place
at or below room
temperature
GC
• Sample must be able
to survive high
temperature injection
port and column
• No theoretical upper limit
• In practicality, solubility is
limit.
GC
• Typically < 500 amu
37
38. Comparison of HPLC and GC
Sample Preparation
HPLC
Sample Size
HPLC
• Sample must be filtered
• Sample should be in
same solvent as mobile
phase
GC
• Solvent must be volatile
and generally lower
boiling than analytes
• Sample size based upon
column i.d.
GC
• Typically 1 - 5 µL
38
39. Comparison of HPLC and GC
Separation Mechanism
HPLC
Detectors
HPLC
• Both stationary phase
and mobile phase take
part
GC
•Mobile phase is a
sample carrier only
• Most common UV-Vis
• Wide range of nondestructive detectors
• 3-dimensional detectors
• Sensitivity to fg (detector
dependent)
GC
• Most common FID,
universal to organic
compounds
39
40. That’s all for this moment
KEEP LEARNING, TECHNOLOGY GROW VERY FAST
Hinweis der Redaktion
1. TCD mengunakan jembatan Wheatstone untuk prinsip pendeteksiannya.
Senyawa-senyawa organik dioksidasi dengan pembakaran hidrogen dan udara.
Reaksi kimia:
Oksidasi
CH -----------> CHO+ + e-
Sangat sensitif dan selektif terhadap senyawa-senyawa elektrofilik seperti halogen.
Sumber radiasi yang dipakai adalah isotop 63Ni
Contoh:
Sinar
N2 ---------> N2+ + e-
PCB + e- ---------> PCB-
Selektif untuk senyawa-senyawa fosfor dan nitrogen organik.
Pada suhu 600 ~ 800oC dengan kecepatan alir H2 (hidrogen) 3 ~ 5 ml/mn, Rb2SO4 akan berbentuk plasma seperti atmosfir.
Reaksi: Rb. + CN ------> Rb* + CN-
Merupakan nyala api reduksi, selektif untuk senyawa-senyawa yang mengandung fosfor dan sulfur.
Reaksi :
S:
(S-S)* -----> (S-S) + hv (394 nm)
P :
(PHO)* ----> (PHO) + hv (526 nm)