2. KONTRAK BELAJAR
(Student Based Learning ):
• 1. Serius
• 2. Tertib & Cermat
• 3. Tepat waktu
• 4. Partisipasi (totalitas)
• 5. Kekompakan/ Kebersamaan dgn tugas
kelompok
• 6. Kejujuran
• 7. Keberanian (dlm kebenaran)
• 8. Transparansi (Sistem Penilaian Hasil
Belajar)
• 9. Keterbukaan Fikiran (Positif)
• 10.Mencapai Terbaik
3. BAHAN PUSTAKA:
• Oloan Sitorus & HM Zaki Sierrad.,2006., Hukum
Agraria Indonesia, Konsep Dasar & Implementasi,
Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah
Indonesia, Yogyakarta
Maria SW Sumardjono.,2005., Kebijakan
Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi, Edisi
Revisi, Buku Kompas, Jakarta
• Boedi Harsono.,2009., UUPA Sejarah Penyusunan
dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta
• Muchsin & Imam Koeswahyono.,2007.,Hukum
Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah,
Refika Aditama, Bandung
• Basic Agrarian Law (UUPA) & Buku Boedi Harsono
keharusan memiliki tiap peserta pembelajaran
5. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
• Tujuan: memberikan penyegaran kembali pemahaman
calon mahasiswa MKn yg komprehensif mengenai hk
agr/ pertanahan positif dgn urutan sebagai berikut:
• pengertian, politik hukum agraria nasional,
• sejarah terbentuknya UUPA, pengaruh hk Adat, asas,
hak atas tanah,
• Ketentuan konversi, serta perkembangan mutakhir
hukum agraria positif
• Urutan Pembahasan Per Pokok Bahasan Garis
Besarnya:
• Pengertian agraria, politik, administrasi & hukum
• Sejarah terbentuknya UUPA, asas & tujuan
• Pengertian & pengaruh Hk Adat, Ulayat,Fungsi Sosia
• Prinsip-prinsip Hukum Tanah Nasional
• Pendaftaran Tanah
• Keterkaitan Aspek Pertanahan dgn SDA terkait
• Peran BPN, PPAT & Notaris Dlm Pengembangan hk
agraria & Masalah Terkait
6. PRE TEST
• 1. Apa yang anda fahami dengan istilah agraria?
2. Apa perbedaan antara agraria dan tanah?
3. Dimana letak hukum agraria dlm sistem hukum
Ind ?
• 4. Apa landasan philosofi hukum agraria
Indonesia ?
• 5. Apa karakteristik hukum agraria Indonesia berda-
• sarkan pengalaman dan pemahaman anda ?
7. Apa Agraria itu ?
• Ager (Latin): lapangan, pedusunan, wilayah, tanah
negara
• Agger : tanggul penahan, pelindung, pematang,
reruntuhan tanah, bukit (SMP Tjondronegoro, G Wiradi,
2002: 1-4)
• KUBI 1994 urusan pertanian/ tnh pertanian, urusan
pemilikan tnh
• Black’s Law Dictionary: agrarian laws menunjuk
seprangkat perat hukum yg bertujuan mengadakan
pembagian tnh yg luas dlm memeratakan penguasaan &
pemilikannya (Arie Sukanti dkk, 2005: 1)
• Kajian Historik: UU Solon 594 BC Seisachtheia
(menyerasikan hub yg tdk serasi antar pengguna tnh)
• Dalam Uu No.5 Th 1960 mengacu pd Psl 33 Ay (3) UUD
- Bumi Psl 1 Ay (4) - Air Psl 1 Ay (5) yo 47
- Kekayaan alam Psl 1 Ay (2) - Unsur Ruang Angk Psl 48
Simpulan: Hk Agraria di bagi 2: a. Luas (B A RA + Ka)
b.Sempit ( Hk Tanah )
8. Dua Bagian Hukum Tanah (E Utrecht)
• Hukum Tanah Adm: mengatur hak penguasaan atas
unsur SDA, Agraria, kept masy/umum
• Hukum Tanah Perdata:mengatur hub hk suby & oby
• Garis besar Perkemb Hk Tanah Indonesia:
• Hukum Tanah Adat (Indigenous/ Folk Law)
• Hukum Tanah Barat ( Burgerlijk Wetboek 1848): Bk II
HAT & Hak Jaminan, Bk III: jual-beli, BK IV Daluwarsa
• SIMPULAN: Dualistik
Pluralistik
Ketent Pokok
Ketent Pelengkap
HK Tnh Adat
HK Tnh Barat
Dualistik
Hk Tnh Antar Gol
Hk Tnh Administrasi
Hk Tnh Swapraja
9. Kesimpulan Pluralitas Hk Tanah
• Hukum Tanah Barat ( Liberal-Individualistik): sumber: a.Tertulis BK
II: Eigendom (Ps 571), Opstal (Ps 711) Erfpacht (Ps 720), Gebruik (Ps
818),III: jual-beli (Ps 1457-1458), sewa-menyewa Ps 1588-1600), IV
Acquisitive Verjaring,BW (Psl 610-1955, 1963), b.Tdk Tertulis (Hk
Kebiasaan Blnd Kuno sblm BW 1848), Agrarisch Wet 1870, Agrarisch
Besluit 1870 /118(Tnh Adm)
• Hukum Tanah Adat: a. Tertulis diciptakan Pem Hind Bld/ Pem
Swapraja b. Tdk Tertulis: berlaku sebag gol Inlanders/ Bm Putra
• Tanah Hak Indonesia (Tdk diatur Hk Tnh Barat):
• Dibuat Pem Swapraja: berlaku di Kasultanan DIY, Solo, Sumt Tmr
• Dibuat Pem Hind Belanda: Hak Agrarisch Eigendom S 1872/117 & S
1873-38 Grond Vervreemdings verbod S 1875-179
• Pengaturan dlm Psl 62 RR 1854 Psl 51 IS
• Hak Ulayat, Huta (Tapanuli), Negari (Minangkabau)
• Hak Anggaduh Kagungan Dalem (DIY + Solo)
• Apanage Stelsel: pemberian HAT dari raja kpd kelg/ kaula
• Tanah Gogolan/ Pekulen/ Kelakeran (Minahasa)/ Pusako
(Minangkabau) (Communal Bezitrecht) : membuka tnh hutan, tdk
boleh dialihkan
10. Pembagian Tanah Mnrt Psl 1 Agrarisch Besluit
• Tanah Daerah Swapraja berdasar S 1915-474 pem swapraja
berwenang memberikan tnh Swapraja dg Hak Barat
• Tanah Domein Ngr: a.Vrijlandsdomein b.Onvrijlandsdomein
• Tanah Hak Eigendom
• Tanah Hak Erfpacht, Opstal, Gebruik
• Tanah hak Adat
• Fungsi Domein Verklaring: a.sbg land hk untuk memberikan
tnh kpd gol Eropa, Tmr Asing dgn hak Erfpacht, b. keperluan
pembuktian (terbalik)
• Inggris (Sir Thomas Stamford Raffles) “Land rente” Lord
Tenant TEORI DOMEIN TS RAFFLES
• 1816 Hindia Belanda koloni kerajaan Belanda
• 1830 Van den Bosch Cultuur Stelsel (Tanam Paksa)
• Esensi Kolonialisme Eksploitasi
11. PEMBENTUKAN & PEMBANGUNAN HUKUM TANAH
NASIONAL
• Garis Besar Hukum Tanah Sblm lahirnya UUPA
• Hukum Tanah Adat 7 tiang Hk Adat van Vollenhoven:
• 1. Rechtsgemeenschappen (teritorial, genealogis, campuran)
• 2. Hak Ulayat
• 3. Adat Rechtskringen
• 4. Perjanjian adalah perb hukum in concrito
• 5. Tdk mengenal konstruksi hukum yg abstracto
• 6. Makes sensory perception the basis of legal catagories
& distinction/ tdk mengenal “right in rem & right in per-
sonam
• 7.Sifat susunan keluarga: patrileneal, matrilineal,parental
• Karakter hukum: tertulis & tdk tertulis folk law
• Jenis: hak milik individual, komunal, Agrarisch Eigendom
(Ps 15 Ay (7) IS),Grant Sultan, Grant Deli, Hak Konsesi,
Vorstenlanden, Andarbe, Anggaduh dsb.
• KONSEPSI HUKUM TANAH BARAT
• Konsepsi: liberal individualistik
• Persepsi: semua tanah “Res Nullius” Occupatie
12. HUKUM TANAH BARAT (Lanjutan..)
• Dasar: Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata) Buku II (Benda), Buku III
(Perjanjian) & S 1834 No.27 ( Overschrijvings Ordonnantie) Over-
schrijvings Ambtenaar (Pejabat Baliknama)
• Hukum Tanah Antar Golongan (Intergentiel recht) naar personele
en zakelijke verschillende rechtsstelsels en rechtsnormen asas
tnh memiliki status sendiri, tdk dipengaruhi hk subyek hak
• Grond vervreemdingsverbod S 1875 No.179/ larangan pengasingan
tanah pri ke non pribuminoway
• Hukum Tanah Swapraja pem otonom krn kontrak politis dg
kolonial/ daerah tdk langsung rakyat punya “Hak Anggaduh”
• Ketentuan Penting !!!Pasal 62 RR 1854 (3 ayat) Pasal 51 IS
1925 1870 No.55 (Agrarisch Wet)
• AW dilaks Koninklijk Besluit Agrarisch Besluit (1870 No.118)
Psl 1 Asas “Domein Verklaring”/ Domein Statement
• Jenis Hak: Eigendom (570 BW), Erfpacht (720 BW), Opstal (711 BW),
Suyling Opstal = Erfpacht
13. USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL
• Argumentasi: dasar filosofi berbeda Barat = Adat
• Argumentasi Yuridik: Dualisme HukumKetidakpastian
• Argumentasi Sosial & ek: ketimpangan struktur
• Argumentasi Pragmatik: membuat hk baru/ memodify
• Pilihan kebijakan: memodifikasi peraturan lama (7):
• a.Penghapusan Desa Perdikan
• b.Penghapusan Hak Konversi di wil Vorstenlanden
• c.Penghapusan Tanah Partikelir
• d.Penataan Pengaturan Tanah Perkebunan
• e.Menaikkan Canon & Cijns
• f.Larangan Okupasi Illegal
• g.Merubah Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian
• UNIFIKASI HUKUM TANAH NASIONAL
• Berdasarkan: Hukum Adat: ,konsepsi, asas, lembaga,
sistem pengaturan Hk Prismatik (Pluralisme Hukum)
14. UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
• Dasar Filosofi : Pancasila ; Dasar Konstitusional: Psl 33
(3) UUD Komunalistik Religius
• Dasar Pengaturan : Hukum Adat ( Hukum Prismatik):
kepentingan nasional & ngr, sosialisme Ind, perat dlm
UUPA, perat lain, unsur yg berdasar hk agama
• Tujuan : 2 a. menciptakan unifikasi hk agraria
• Dasar : b. Menciptakan unifikasi hak penguasaan
(HAT & hak jaminan) melalui Konversi
• Fungsi UUPA: a. menghapus Dualisme hk tnh
b. unifikasi HAT & hak jaminan dg Konversi
c. Meletakkan landasan hk bg pemb hk agr
• Azas Hukum Tanah Nasional: , nasionalitas, fungsi sosi-
al, pemerataan & keadilan, penatagunaan tnh & peme-
liharaan lingk hidup, kekeluargaan & kegotongroyongan,
pemisahan horisontal, berkarakter hukum publik
• Sumber Hk Tanah Nasional: a. tertulis; b. tdk tertulis
15. ASAS- ASAS DASAR HUKUM TANAH NASIONAL
• A.Asas Religiositas memperhatikan unsur hk agama Ps 1 & 49
• B.Asas Kebangsaanmendahulukan kept nasional Ps 9, 20, 55
• C.Asas Demokrasitdk membedakan gender, suku, agama, wil Ps
4 ,9
• D.Asas pemerataan, pembatasan & keadilan- gol ek lemah
khususnya petani Ps 11, 12
• E.Asas kepastian hk & keterbukaan gol petani Ps 11,13,19
• F.Asas tnh SDA strategikoptimal, sustainable,terenc Ps 13, 14
• G.Asas kemanusiaan yg adil & beradabpeny sengketa
16. HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
MENURUT HK TANAH NASIONAL
• A.Pengertian: hub hk yg memberikan kewng suby hk thd oby hk
• B. Pembidangan: bersifat hk publik dan hk perdata
• C. Ruang lingkup: hk tnh, hk air, hk pertambangan, hk perik,hk
penguasaan tenaga & unsur ruang angkasa
• D. Tata jenjang/ hirarkhi:
• 1. hak bangsa (Psl 1)
• 2. hak menguasai negara (Psl 2)
• Merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/2010 tanggal 16 Juni
2010 memperluas makna penguasaan negara atas sumber daya agraria
termasuk di dalamnya tanah dikonstruksi bahwa rakyat secara kolektif
memberikan mandat kepada negara untuk:
• Mengadakan kebijakan (beleid)
• Mengadakan pengaturan (regelendaad)
• Melakukan pengurusan (bestuursdaad)
• Melakukan pengelolaan (beheersdaad)
• Melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad)
• 3. hak Ulayat (Psl 3)
• 4. hak perorangan terbagi:
• a. hak atas tanah orisinal/ primer: HM, HGB,HGU,HPk, HPL
• b. hak atas tnh derivatif/ skunder:HGB,Hpk,HSw,HUBHs,HGd
17. KETENTUAN UMUM HAT (RAMBU PEMBATAS)
Sitorus 2005, 78-79)
• 1.Tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pihak lain
(misbruik van recht/ abus de droit, vergunning, Psl 6 UUPA)
• 2.Sesuai dgn isi & sifat HAT itu sendiri (Psl 20, 28, 35
UUPA)
• 3. Sesuai dgn Renc Tata Ruang (RTRW) & Renc Tata Guna
Tnh (Land-use planning) (Psl 14 UUPA jo UU 26/ 2007)
• 4. Tdk boleh digunakan untuk praktik pemerasan (Psl 10 (1),
11 (1) UUPA)
• 5. Tdk boleh menggunakan Ruang Atas Tnh & Ruang bwh
tnh yg tdk berkaitan lsg dgn penggunaan tnh (Psl 8 UUPA)
• FUNGSI SOSIAL HAT Psl 6 18 UUPA
18. HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT
UUPA
Urutan Jenis HAT Diatur Dlm Pasal Jangka waktu
(Durasi)
1. Right of Ownership (HM) 20 - 27 Unlimited
2. Right of Cultivation (HGU) 28 - 34 Maks 25 Thn, wkt
> 35 thn
diperpanjang 25
thn
3. Right of Use of Structure
(HGB)
35 – 40 jo
Gov Regulation No.40
Thn 1996
Maks 30 thn
diperpanjang 20
thn
4. Right of Use menggunakan
dan/ memungut hsl dr tnh
org lain/ TN
41 – 44 jo
Gov.Regulation No.40
Thn 1996
Maks 25 Thn,
perpanj 20 thn
5. Right of Management
(HPL) pecahan TN Quasi
HAT
Art 6 PMA No.9 Th
1965 jis PMDN No.1
Th 1977, 1 PP No.40
Thn 1996, Psl 7 (1)
UU No.16 Th 1985
According To
Secondary Right
19. HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT UUPA
Urutan Jenis HAT Diatur Dlm
Pasal
Jangka Waktu
6. Right of Lease ( Buildings) Art 44 – 45 of BAL Based on the
Contract
7. Right to Clear Land & Right to
Collect Forest Produce
Art 4 (2), 46 BAL,
Law No.41 Th 1999
Quasi of Land Right
8. Security of Loan Right (HT) Art 53 BAL, Law
No.4 Th 1996
Based on the
contract
9. Right of Ownership A Unit of
Apartment (HMSRS)
Law No.16 Th 1985,
Gov Regulation No.4
Th 1988
Unlimited
10.
11.
12.
Right of Use of Water
Right of Use of Airspace
(Spatial)
Right for Worship & Other
Sacred Purposes in line with The
Principle of Belief in Only One
God
Article 47 (1) (2)
BAL
Article 48 BAL
Article 49 BAL
Common Property
Common Property
20. Pokok Bahasan II: Politik hukum: makna, polic
• Makna Politik Hukum: “tujuan sistem hk, cara yg
dipakai, kapan hk hrs diubah, serta pola mapan apa untuk
pemilihan dan cara mencapai tujuan hukum” (S
Rahardjo-,1986: 334-335)/ Legal Policy: pembangunan hk
thd materi hk agar sesuai kebth, pelaks hk termasuk
penegasan fungsi lembaga & pembinaan penegak hukum
( AH Garuda Nusantara,1985 dlm Mahfud MD, 1998: 9)
• Policy (kebijakan), Suhendar,1997:98-99, Kolonial: eks-
ploitasi sektor perkeb, OrLa: kemakmuran:LR, penataan struktur,
OrBa: pengadaan tanah: pemb ekonomi & investasi; Rusmadi M,-
1997: 1.peningkatan kualitas SDM: BPN, PPAT, user; 2 penataan
regulasi; 3.Koordinasi & sinkronisasi kelembagaan kini: PerPres
No.11 Th 2005, PP 36/1998 & UU No.30 Th 2004
fikirkan alur: Planning, Organizing, Actuating, Controlling
Evaluating (P O A C E) Tupoksi BPN
21. Pokok Bahasan II:
Administrasi pertanahan: pengertian, pengaturan, m
Pengertian: administrare (to serve), KUBI : usaha &
kegiatan yg berkaitan dg penyelenggaraan kebijks
untukmencapai tujuan/ kegiatan yg berhub dg
penyelenggaaan pem: kegiatan kantor & tata usaha,
(D Suganda dlm Murad 1997: 1 )“org & manajemen
dr semua sumbernya scr berdaya & berhasil guna
dpt mencapai tujuan yg ditentukan”.
Pertanahan “kebij ngr/ pem dlm mengatur hub manu-
sia dg SD tanah”(Psl 2 & 4 UUPA).
Pengaturan: UUPA, Kep Pres No.7/ 1979, UU 4/ 1996, UU
No-.30/ 2004, PP 40/1996, PP 41/1996, PP 24/1997, PP
36/1998, PP 37/1998,PP 46/2002, PMA 3/ 1997, Per Pres No.11
/ 2005, Per Pres No.36 /2005, PMA 2/ 1999, PMA No.1/ 1999,
Instrk MenAgr No.1/ 1999 dsb.
22. URUSAN AGRARIA DARI SENTRALISASI KE
DESENTRALISASI ?• Latar Belakang: Pergantian Rezim Orde Baru Transisi
• Maraknya kasus agraria (pertanahan) Lihat Tabel KPA
• Konflik kelembagaan & norma
• Kebijakan Yang Ada: Desentralisasi UU No.32 Th 2004
• Bentuk Kebijakan: TAP IX/ MPR/ 2001
• Keputusan Presiden No.34 Tahun 2003 Penyerahan Urusan Pusat ke Daerah
9 Urusan
• Kebijakan lanjutan: PP No.38 Thn 2007
• Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat
• (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan
• pemerintahan meliputi:
• a. pendidikan;
• b. kesehatan;
• c. pekerjaan umum . . .
• c. pekerjaan umum;
• d. perumahan;
• e. penataan ruang;
• f. perencanaan pembangunan;
• g. perhubungan;
• h. lingkungan hidup;
• i. pertanahan;
23. Pokok Bahasan II: mekanisme, implikasi, konteks
pelayanan pertanahan
• Mekanisme:Instruksi Ka BPN No.3 Th.1998
peningkatan efisiensi & kualitas pelayanan masy di
bid petanahan
• Implikasi:efisiensi, produktivitas & kualitas
layanan:kejelasan prosedur, kelengkapan
persyaratan, kepastian biaya, kejelasan & kepastian
waktu, informasi & tertib administrasi ( Catur tertib
Pertanahan) ada & ketaatan SOP yg standar
• Pelayanan Pertanahan Catur Tertib Pertanahan
kepastian peruntukan, penggunaan, persediaan,
pemeliharaan
• Pelibatan Aktif Notaris, Pejabat Pembuat Akta
Tanah, PemDa
• Pengawasan peruntukan, pemilikan, penggunaan
dsb
• Pelayanan dgn prinsip: cepat, mudah, murah,
sederhana PP No.24 Thn 1997 jo Permenag
No.3/1997
26. Sengketa tanah & upaya solusinya
• Boedi Harsono
(2002) : “sengketa yg
diakibatkan oleh dilakukannya
perb hk/ terjadinya peristiwa hk
mengenai satu bid tnh tertentu”
• 1. Data bidang tanahnya
• 2.Letak bidang tanahnya
• 3.Batas bidang tanahnya
• 4.Luas bidang tanahnya
• 5.Status dan/atau subyek hak
• 6.Hak yg membebaninya
• 7.Pemindahan haknya
• 8.Batalnya hak menjadi Tn Ngr
• 9.Pelepasan/ penyerahan hak
• 10. Pengosongan tanah
11.Sengketa ganti rugi/ pesa-
ngon
12.Sengketa pembatalan hak
13.Sengketa pencabutan hak
14.Sengketa pemberian hak
15.Sengketa penerbitan sertf
16.Sengketa alat bukti hak/
perbuatan hukum
27. Sengketa tanah & upaya solusinya
• Maria SW Sumardjono
(1982, 1996) peta
permasalahan pertanahan:
1. Masalah penggarapan rakyat
atas tnh areal kehut,
perkeb, proyek perumh
2. Masalah pelanggaran keten-
tuan Land Reform
3. Ekses-ekses dalam
pengadaan tanah untuk
kepentingan pemb
4. Sengketa keperdataan bero-
byek tanah
5. Masalah yg berkaitan dg Hak
Ulayat Masyarakat (hk) Adat
Data 1994, 1995 E. Suhendar
Jenis & Fihak yg bersengketa
1.Ganti rugi peng tnh 34,7%
2.Status penguasaan 31,5 %
3.Status pemiikan tnh 22,6%
4.Status penggunaan 11,3 %
Fihak Yg Bersengketa:
1, Masyarakat Vs Pemerintah 57%
2.Masyarakat vs pengusaha 30%
3.Sesama masyarakat 11%
Data KPA 1970 – 2000:
1.Masy vs pemerintah 719
2.Masy vs perush swasta 833
3.Masy vs Perush pemerintah 219
28. KONSEP, DEFINISI, UNSUR
HMSRS
Konsep menurut Sofian Effendi adalah istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Konsep berfungsi menyederhanakan pemikiran
dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya.
Konsep rumah susun dapat diketahui dari Pasal 1 angka
1 UU No.20 Thn 2011:
• Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama.
29. TIGA KONSEP DASAR RUSUN
MENURUT UU No.20 th 2011
• 4.Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk
bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak
terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya
dalam persyaratan izin mendirikan bangunan.
• 5. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara
tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi
dengan satuan-satuan rumah susun.
• 6. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah
susun melainkan bagian yang dimiliki bersama secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama.
30. TUJUAN PEMBANGUNAN RUSUN• Pasal 3
• a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta
menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan
ekonomi, sosial, dan budaya;
• b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah,
serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam
menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang
dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan;
• c. mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman
kumuh;
• d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang,
efisien, dan produktif;
• e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan
penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan
kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;
• f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan
rumah susun;
• g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan
terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman,
harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan
permukiman yang terpadu; dan
• h. memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian,
pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun.
31. PERSYARATAN PEMBANGUNAN RUSUN ?
• Persyaratan Pembangunan Pasal 23
• (1) Pembangunan rumah susun dilakukan melalui
perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan
teknis.
• (2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan
teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan.
• Pasal 24 Persyaratan pembangunan rumah susun
meliputi:
• a. persyaratan administratif;
• b. persyaratan teknis; dan
• c. persyaratan ekologis.
32. 4.JENIS RUSUN MENURUT TUJUAN
PENGGUNAANNYA
• 1.Rumah susun umum adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
• 2.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
• 3.Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki
negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian,
sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
• 4.Rumah susun komersial adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan.
33. PERTANYAAN POST TEST
• 1. What is your opinion regarding land policies in
the Dutch colonial era?
2.What is the basic philosophy of land policy of the
colonial period?
3.What is your opinion about land rights in the
colonial period and the period of the BAL?
• 4. What similarities and differences in land rights
which are fixed and temporary?
• 5.What similarities and differences between lease
(for building) & use of land rights ?
6. What similarities and differences between state
land use rights with the right management ?
7.Whether the management rights can be
considered as land rights ?