Lumbung desa merupakan program ketahanan pangan dalam bentuk gerakan pembentukan usaha produktif yang berbasis kepada potensi lokal pedesaan, seperti: sawah, kebun, ternak maupun home industry. Upaya ini diwujudkan melalui proses peningkatan produksi. Inti Lumbung Desa adalah mengembalikan desa kepada khitahnya: Desa sebagai sumber pangan Indonesia.Mengangkat harkat dan martabat desa, khususnya para petani. Dampak luasnya, menciptakan kedaulatan pangan di negeri tercinta.
Di antara Sub Program Lumbung Desa yang tengah berjalan:
a. Pemberdayaan petani dan peternak
b. Pengembangan lumbung bibit
c. Penguatan usaha komunitas untuk penanganan hasil panen dan pemasarannya
d. Tebar 100 ribu Pohon Produktif
e. Gerakan Selamatkan Sawah Produktif
INFORMASI LEBIH LANJUT :
Gedung Sinergi Foundation
Jl. HOS Tjokroaminoto (Pasirkaliki) No. 143 Bandung 40173
Telp: (022) 6120218
Fax: (022) 6120130
Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H
Bandung 40123
Telp: (022) 2513991
Fax. (022) 2511865
Hotel Kartika Chandra (Safari Suci Office) Kav.12
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Selatan 12930
Tlp (021)-5207548
Fax. (021) - 5252287
CONTACT US
Telp : 0851 0004 2009
SMS : 081 321 200 100
info@sinergifoundation.org
http://www.sinergifoundation.org/lumbung-desa
1. PROGRAM
Informasi:
Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 2513991 Fax. (022)
2511865
Indonesia.
Call Center:0851 0004 2009
WA:081 321 200 100
Twitter:@sinergiID
www.sinergifoundation.org
2. TENTANG LUMBUNG DESA
Lumbung desa merupakan program
ketahanan pangan dalam bentuk
gerakan pembentukan usaha produktif
yang berbasis kepada potensi lokal
pedesaan
Lumbung desa sebagai sebuah konsep
menawarkan cara pandang baru posisi
desa sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi dengan dinamikasi sosial
yang positif-progressif
3. LATAR BELAKANG LUMBUNG DESA
Indonesia kini berada dalam kondisi “gawat darurat”.
Cirinya terlihat dari impor pangan yang mencapai angka
80%. Beras, yang menjadi makanan pokok masyarakat,
masih harus diimpor. Bahkan tempe, makanan
tradisional khas negeri ini yang sangat dikenal, masih
terus-menerus terhantam oleh krisi kedelei. Dimanakah
negeri agraris yang mampu menghasilkan sendiri produk
pertaniannya?
4. Perbandingan kota dan desa
Jumlah ibu kota provinsi, kota madya, & kabupaten, sekitar 500 kota.
Jumlah desa sekitar 7.000 – 8.000 desa.
Dengan membangun desa, jelas kemakmuran desa akan mengalir dan
mendorong kota-kota tumbuh lebih sehat.
Karena pembangunan terkonsentrasi di kota, desa pun terabaikan yang
artinya tak ada kemajuan di desa. Maka desa pun ditinggalkan warga
terbaik. Akibatnya, 71.000 dari 78.000 desa jadi desa tertinggal
Pengolahan sawah dan kebun sayur mayur yang tak banyak menjanjikan,
akhirnya beralih kepemilikan.
Hingga akhirnya kini, 88% petani memiliki lahan rata-rata hanya 0,5 ha.
Lahan yang untuk kebutuhan sendiri pun tak cukup. Hingga 80%
penghasilan petani untuk kebutuhan sehari-hari, ternyata memang bukan
dari pertanian. Dengan demikian, masih layakkah petani dianggap petani?
Dan ironisnya, kondisi sulit ini pun mendorong para petani sekarang untuk
tidak menganjurkan anak-anaknya jadi petani.
5. BENTUK PROGRAM LUMBUNG DESA
Pada tahun 2014 program lumbung desa sedang menggarap 10
kelompok yang terdiri dari kelompok baru dan kelompok lama yang
tersebar di beberapa titik di Jawa barat. Pada dasarnya dari
sepuluh kelompok itu, 8 kelompok terfokus pada peternakan
hewan domba dan sapi dengan system pemeliharaannya
pembibitan dan penggemukan. Untuk kelompok yang lainnya yaitu
2 kelompok terfokus pada pertanian padi dan cabe.
6. SUB PROGRAM LUMBUNG DESA
Pemberdayaan petani dan peternak
Pengembangan lumbung bibit
Penguatan usaha komunitas untuk
penanganan hasil panen dan
pemasarannya
Tebar 100 ribu Pohon Produktif
Gerakan Selamatkan Sawah
Produktif
7. TUJUAN LUMBUNG DESA
Inti Lumbung Desa adalah mengembalikan desa kepada khitahnya. Desa
sebagai sumber pangan Indonesia.
8. MOTTO LUMBUNG DESA
Membangun Satu Lumbung Desa, artinya Menanam Akar
Ketahanan & Kedaulatan Pangan Indonesia.