3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata

3.3. MENGANALISIS DAMPAK
INDUSTRI PARIWISATA
Sigit Haryadi,S.St.Par
A. DAMPAK PENGEMBANGAN
INDUSTRI PARIWISATA
■ Pengembangan sektor pariwisata pada suatu daerah akan selalu diikuti oleh dampak
ikutan yang menyertainya. Tidak dapat dihindari bahwa akibat dari datangnya
wisatawan ke suatu wilayah tertentu dengan kondisi sosio-kultur dan sosio-ekonomi
yang berbeda pasti akan menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu di wilayah
tersebut. Pengaruh tersebut adakalanya sampai berdampak pada terjadinya
pergeseran konstruksi ekonomi, sosial, budaya bahkan sampai pada bergesernya
pranata sosial di daerah tersebut. Memang harus diakui, di era globalisasi saat ini,
dimana kebebasan beraktifitas, berusaha dan berekspresi adalah mutlak merupakan
hak asasi setiap orang, maka akulturasi dan asimilasi sangat mungkin bahkan mudah
terjadi antara wisatawan sebagai pendatang dan penduduk pribumi sebagai tuan
rumah.
■ John Naisbitt dan Patricia Aburdene, dalam buku Megatrends 2000, telah
memperkirakan bahwa pariwisata dunia akan menjadi industri terbesar pada abad ke-
21. Hal ini didasarkan pada riset yang dilakukan terhadap 400 orang pemimpin
perusahaan besar di 20 negara besar dunia.
■ Bagaimanapun, pengaruh akibat dari kegiatan pengembangan pariwisata itu adalah
sebuah keniscayaan, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat di daerah tujuan
wisata membuat sebuah kesepakatan sosial untuk menanggulangi pengaruh atau
dampak negatif yang berlebih akibat dari kegiatan ini. Dalam buku Pegangan Penatar
dan Penyuluh Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, disebutkan bahwa manfaat dan dampak yang
ditimbulkan akibat dari pengembangan pariwisata dapat ditinjau dari empat aspek:
1. Aspek Ekonomi
Dampak Positif
• Menambah devisa atau PAD
• Membuka kesempatan berusaha
• Menambah lapangan kerja
• Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
• Mendorong pembangunan daerah.
Dampak Negatif
• Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena
banyaknya pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu
membawa uang banyak.
• Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang
memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana
penunjang industri pariwisata.
2. Aspek Sosial Budaya
Dampak Positif
• Pelestarian budaya dan adat
• Meningkatkan kecerdasan masyarakat
• Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
• Mengurangi konflik social.
Dampak Negatif
Penduduk khususnya remaja seringkali terpengaruh pola
hidup para wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan
kepribadian bangsa kita sendiri (degradasi moral).
3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
Dampak Positif
• Mempererat persatuan dan kesatuan.
• Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap
tanah air.
• Memelihara hubungan baik secara internasional
Dampak Negatif
• Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga
mengundang perilaku yang tidak bertanggungjawab misalnya:
pemerasan, perjudian, prostitusi, pencurian, pengedaran barang
barang terlarang, penipuan dan lain sebagainya.
4. Aspek Lingkungan
Dampak Positif
• Melestarikan lingkungan.
• Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih.
• Meningkatkan kesegaran fisik dan mental.
• Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan pisik
dan mental dengan demikian pengembangan pariwisata
merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan
lingkungan.
• Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan
yang ada
Dampak Negatif
Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan
prasarana dan sarana pariwisata, maupun karena ulah
pengunjung atau tangan-tangan jahil orang yang tidak
bertanggungjawab.
B. Kondisi Industri Pariwisata
Indonesia
■ Meskipun Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata
- wilayah pedalaman yang indah, reruntuhan budaya dan sejarah yang
menarik, pantai-pantai, kehidupan malam (Jakarta dan Bali), dan
banyak lagi - negara ini gagal menarik jumlah turis asing yang besar.
Memang betul bahwa Indonesia mungkin mencapai targetnya untuk
menyambut 10 juta turis asing di 2015, namun angka ini jauh lebih
rendah dari jumlah turis yang mengunjungi negara-negara tetangga
Singapura (15 juta) atau Malaysia (27 juta). Indonesia tidak kalah cantik
ataupun menarik. Jadi, apa yang telah menghambat pertumbuhan yang
lebih cepat di sektor pariwisata Indonesia?
■ Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total
perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini
dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu
ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah
pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka
mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur
Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses,
kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online
(marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015
(untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing.
■ Seperti anda ketahui, meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara
menunjukan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan
pembangunannya dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan per
kapita penduduk negara.
CermatiTable Perkembangan BulananWisatawan
Mencanegara (wisman) 2011-2015 berikut :
■ Sebagaimana yang terjadi pada setiap proses yang tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar,
terdapt factor-faktor yang menghambat berkombangnya pariwisata, baik dalam negeri maupun luar
negeri.
■ Hambatan-hambatan yang terjadi pada proses perkembangan pariwisata justru menjadi pemicu agar
lebih giat dan serius dalam upaya meningkatkan pembangunan pariwisata. Jika dilihat dari sumber
datangnya hambatan, factor penghambat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Hambatan dari luar negri ( Internasional )
Faktor penghambat perkembangan periwisata yang dating dari luar negeri dapat berupa :
a) Lemahnya citra dan promosi di luar negri karena belum mantapnya keterpaduan upaya
promosi
b) Kempetisi antarnegara yang semakin kuat dengan strategi kegiatan promosi besar-besaran
yang ditunjang fasilitas dan dana yang memadai.
2. Hambatab yang datang dari dalam negeri ( Domestik )
Faktor penghambat terhadap perkembangan pariwisata dari dalam negeri dapat berupa :
a) Adanya prasangka yang kurang baik terhadap wisatawan mancanegara
b) Kurangnya kordinasi antar lembaga yang terkait
c) Tingkat kesadaran pariwisata di masyarakat masih rendah
d) Kualitas produk dan pelayanan yang masih rendah
e) Kurang mematuhi peraturan dan Undang-undang Kepariwisataan Indonesia
1 von 11

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?(20)

Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah
Dadang Solihin14.8K views
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
Fitri Indra Wardhono19.3K views
Slide geografi pariwisataSlide geografi pariwisata
Slide geografi pariwisata
BLOSID (blog and slideshare)2.4K views
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisata
Nur Agustin Mufarokhah145.9K views
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga Kepariwisataan
Sapto Siswoyo5.8K views
Materi 1 industri perhotelanMateri 1 industri perhotelan
Materi 1 industri perhotelan
Gozali Ghozi7.7K views
Sapta Pesona PariwisataSapta Pesona Pariwisata
Sapta Pesona Pariwisata
Lpiaitjakarta Lpiaitjakarta4.2K views
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata IT
STT Harapan1.1K views
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
Agrifina Nathania20.6K views
Geografi pariwisataGeografi pariwisata
Geografi pariwisata
Agustina Riski6.2K views
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksiKuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
BLOSID (blog and slideshare)3.4K views
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Auditors to the field of business travel agency5.1K views
PEMASARAN DESA WISATA .pptPEMASARAN DESA WISATA .ppt
PEMASARAN DESA WISATA .ppt
PenulisKomediRioNisa213 views
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
ECPAT Indonesia1.5K views

Similar a 3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata

Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisataagus chasani
15K views8 Folien

Similar a 3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata(20)

Tugas makalah modul pariwisataTugas makalah modul pariwisata
Tugas makalah modul pariwisata
MDSmerry8.1K views
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisata
agus chasani15K views
Koridor ekonomi bali nusa tenggaraKoridor ekonomi bali nusa tenggara
Koridor ekonomi bali nusa tenggara
Arif Budiman2.8K views
(7)pembangunan ekonomi daerah(7)pembangunan ekonomi daerah
(7)pembangunan ekonomi daerah
Elisabeth Marina121 views
Presentation1 wisata Presentation1 wisata
Presentation1 wisata
Fernando Ahmad339 views
PPT_IPS_8_BAB_3.pptPPT_IPS_8_BAB_3.ppt
PPT_IPS_8_BAB_3.ppt
SlametHartono23 views
Hw anisHw anis
Hw anis
Anis Syamimi3.1K views
Hw anisHw anis
Hw anis
Anis Syamimi1.9K views
Hw anisHw anis
Hw anis
Anis Syamimi1.5K views
9 pembangunan ekonomi daerah9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerah
firman sahari642 views
9 pembangunan ekonomi daerah9 pembangunan ekonomi daerah
9 pembangunan ekonomi daerah
firman sahari94 views
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
pritawanda21 views

Más de SigitHaryadi3(17)

3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata

  • 1. 3.3. MENGANALISIS DAMPAK INDUSTRI PARIWISATA Sigit Haryadi,S.St.Par
  • 2. A. DAMPAK PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA ■ Pengembangan sektor pariwisata pada suatu daerah akan selalu diikuti oleh dampak ikutan yang menyertainya. Tidak dapat dihindari bahwa akibat dari datangnya wisatawan ke suatu wilayah tertentu dengan kondisi sosio-kultur dan sosio-ekonomi yang berbeda pasti akan menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu di wilayah tersebut. Pengaruh tersebut adakalanya sampai berdampak pada terjadinya pergeseran konstruksi ekonomi, sosial, budaya bahkan sampai pada bergesernya pranata sosial di daerah tersebut. Memang harus diakui, di era globalisasi saat ini, dimana kebebasan beraktifitas, berusaha dan berekspresi adalah mutlak merupakan hak asasi setiap orang, maka akulturasi dan asimilasi sangat mungkin bahkan mudah terjadi antara wisatawan sebagai pendatang dan penduduk pribumi sebagai tuan rumah.
  • 3. ■ John Naisbitt dan Patricia Aburdene, dalam buku Megatrends 2000, telah memperkirakan bahwa pariwisata dunia akan menjadi industri terbesar pada abad ke- 21. Hal ini didasarkan pada riset yang dilakukan terhadap 400 orang pemimpin perusahaan besar di 20 negara besar dunia. ■ Bagaimanapun, pengaruh akibat dari kegiatan pengembangan pariwisata itu adalah sebuah keniscayaan, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat di daerah tujuan wisata membuat sebuah kesepakatan sosial untuk menanggulangi pengaruh atau dampak negatif yang berlebih akibat dari kegiatan ini. Dalam buku Pegangan Penatar dan Penyuluh Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, disebutkan bahwa manfaat dan dampak yang ditimbulkan akibat dari pengembangan pariwisata dapat ditinjau dari empat aspek:
  • 4. 1. Aspek Ekonomi Dampak Positif • Menambah devisa atau PAD • Membuka kesempatan berusaha • Menambah lapangan kerja • Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah • Mendorong pembangunan daerah. Dampak Negatif • Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu membawa uang banyak. • Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang industri pariwisata.
  • 5. 2. Aspek Sosial Budaya Dampak Positif • Pelestarian budaya dan adat • Meningkatkan kecerdasan masyarakat • Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani • Mengurangi konflik social. Dampak Negatif Penduduk khususnya remaja seringkali terpengaruh pola hidup para wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri (degradasi moral).
  • 6. 3. Aspek Berbangsa dan Bernegara Dampak Positif • Mempererat persatuan dan kesatuan. • Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air. • Memelihara hubungan baik secara internasional Dampak Negatif • Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengundang perilaku yang tidak bertanggungjawab misalnya: pemerasan, perjudian, prostitusi, pencurian, pengedaran barang barang terlarang, penipuan dan lain sebagainya.
  • 7. 4. Aspek Lingkungan Dampak Positif • Melestarikan lingkungan. • Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih. • Meningkatkan kesegaran fisik dan mental. • Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan pisik dan mental dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan lingkungan. • Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada Dampak Negatif Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan sarana pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil orang yang tidak bertanggungjawab.
  • 8. B. Kondisi Industri Pariwisata Indonesia ■ Meskipun Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata - wilayah pedalaman yang indah, reruntuhan budaya dan sejarah yang menarik, pantai-pantai, kehidupan malam (Jakarta dan Bali), dan banyak lagi - negara ini gagal menarik jumlah turis asing yang besar. Memang betul bahwa Indonesia mungkin mencapai targetnya untuk menyambut 10 juta turis asing di 2015, namun angka ini jauh lebih rendah dari jumlah turis yang mengunjungi negara-negara tetangga Singapura (15 juta) atau Malaysia (27 juta). Indonesia tidak kalah cantik ataupun menarik. Jadi, apa yang telah menghambat pertumbuhan yang lebih cepat di sektor pariwisata Indonesia?
  • 9. ■ Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing. ■ Seperti anda ketahui, meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menunjukan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan pembangunannya dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan per kapita penduduk negara.
  • 11. ■ Sebagaimana yang terjadi pada setiap proses yang tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar, terdapt factor-faktor yang menghambat berkombangnya pariwisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. ■ Hambatan-hambatan yang terjadi pada proses perkembangan pariwisata justru menjadi pemicu agar lebih giat dan serius dalam upaya meningkatkan pembangunan pariwisata. Jika dilihat dari sumber datangnya hambatan, factor penghambat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut : 1. Hambatan dari luar negri ( Internasional ) Faktor penghambat perkembangan periwisata yang dating dari luar negeri dapat berupa : a) Lemahnya citra dan promosi di luar negri karena belum mantapnya keterpaduan upaya promosi b) Kempetisi antarnegara yang semakin kuat dengan strategi kegiatan promosi besar-besaran yang ditunjang fasilitas dan dana yang memadai. 2. Hambatab yang datang dari dalam negeri ( Domestik ) Faktor penghambat terhadap perkembangan pariwisata dari dalam negeri dapat berupa : a) Adanya prasangka yang kurang baik terhadap wisatawan mancanegara b) Kurangnya kordinasi antar lembaga yang terkait c) Tingkat kesadaran pariwisata di masyarakat masih rendah d) Kualitas produk dan pelayanan yang masih rendah e) Kurang mematuhi peraturan dan Undang-undang Kepariwisataan Indonesia