1. Manusia memiliki sifat kompleks dengan berbagai dimensi, termasuk jasmani dan rohani. Pendidikan yang baik perlu memahami hakikat manusia secara menyeluruh.
2. Guru dan orang tua perlu mempelajari karakteristik setiap anak didik secara individual agar dapat memberikan pendidikan yang tepat.
3. Tanggung jawab manusia meliputi tanggung jawab kepada Tuhan, diri sendiri, masyarakat
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
AGAR TAK SALAH MENDIDIK
1. 1
AGAR TAK SALAH MENDIDIK
By: Salman Munthe, S.Pd,SE.M.Si1
Pendahuluan
Bangsa yang besar belum tentu menampilkan perilaku yang santun dan terpuji
melainkan sikap beringas mementingkan kepuasan duniawi semata, tak jarang anak bangsa
ini terjaring atas perilaku yang menggrogoti harta Negara alias korupsi yang nota bene adalah
harta rakyat mulai dari kasus pajak Gayus Halomoan Tambunan, kasus Pusat Sarana Olah
Raga Hambalang, kasus Simulator Sim kasus Bank Century yang tak tahu rimbanya, kasus
korupsi Ayat Suci Alqur`an sampai kepada isi Alquran Surat Albaqoroh (sapi betina) yang
dikorupsi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), jika kita merenungi diri dimana
kesalahan para pendidik kita selama ini sehingga menelurkan generasi yang rapuh secara
rohani tapi rakus terhadap materi inilah yang menjadi renungan khususnya para pendidik
dinegeri ini. Para orang tua juga turut andil dalam penguatan pendidikan anak dalam bingkai
rumah tangga jika ini tidak dilakukan akan sulit mengambil pola mendidik anak karena bisa
saja dirumah perilakunya santun tapi disekolah dan lingkungan perilakunya sangat beringas,
output generasi pongah saat ini atau generasi sudah “terpesongkan” oleh harta dan tahta
terutama moral salah satu bukti pola didik yang salah baik system, guru dan orang tua
menjadikan generasi saat ini lemah secara nalar, lemah sentuhan hati nurani sehingga hidup
seperti kerangka berjalan dengan gagah tapi sebenarnya ia rangka-rangka yang berdiri tapi
kehilangan kendali cahaya kebenaran.
Pengajajaran, menurut bahasa berarti mengajar, sedangkan pendidikan berarti
mengembangkan dan menumbuhkan manusia yang sempurna dengan berbagai pengetahuan
dan mampu mengelaborasi segala persoalan hidup, Pendapat yang lain mengatakan
pendidikan dinisbatkan kepada orang-orang yang menyediakan faktor-faktor dan syarat-
syarat tumbuh berkembangnya potensi seseorang individu. Sebagai mana pendapat Jean Soto
“pendidikan dan pengajaran adalah pembuka wujud diri. Manusia yang sudah terdidik
adalah manusia yang dengan akalnya mampu mengendalikan berbagai daya dan tabiat
hewaninya dan membimbingnya keaarah kesempurnaan.” Agar tak salah mendidik ada
beberapa hal yang perlu diketahui oleh para pendidik terutama Guru dan Orang tua:
Mengetahui Hakikat Manusia
Banyak sekali definisi dan penjelasan yang diberikan kalangan ilmuan tentang esensi
dan hakikat manusia. Sebagai contoh, sebagian mereka menganggap manusia tidak lebih dari
seekor binatang yang tidak mempunyai perbedaan subtansial dengan binatang lainnya. Dalam
keyakinan mereka, manusia adalah binatang yang telah memperoleh kesempurnaan namun
belum melewati batas-batas kebinatangan maka muncullah teori Darwin dan pengikutnya
“Darwininme” sampai saat ini. Hal ini telah terbantahkan dalam suatu kajian ilmiah Harun
Yahya dengan judu “Runtuhnya Teori Evolusi” menunjukkan betapa lemahnya dasar teori
1
Penulis Adalah Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Tjut Nyak Dhien Medan, Ketua Yayasan
Pendidikan Putra Kualuh Labura dan staf pengajar di Pemerintah Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Email:
ss2salman@yahoo.com
2. 2
yang dibangun umat kapitalisme tersebut, sehingga seluruh perbuatan, perilaku, karakter dan
bahkan ilmu dan pemikirannya tidak lebih bersumber dari pengaruh-pengaruh dan kebutuhan
materi-materi. Mereka meyakini manusia itu “maujud” materi dan hanya mempunyai satu
dimensi, dan tidak mempercayai sedikit pun akan adanya ruh, dan bahkan mereka
mengatakan bahwa ruh dan jiwa manusia tidak lebih bersumber dari reaksi kimiawi, ini lah
pola pendidikan yang di bawa kaum “kapitalisme” yang boleh jadi memberikan pendidikan
duniawi sesaat, adopsi pola pendidikan seperti ini sudah lama dijadikan anutan bangsa yang
besar seperti Indonesia yang tentunya output yang dihasilkan tidak jauh dari apa yang
dicitakan-citakan kapitalisme itu sendiri bahwa Indonesia akan terjerembab pada perilaku
korup, tidak bermoral, tidak manusiawi dan bersifat individualistis. Anak bangsa tidak
merasa malu jika ia melakukan tindakan merugikan orang lain yang anehnya tidak ada beda
yang menjunjung nilai keadilan dan yang biasa saja, sama-sama melakukan tindakan yang
selalu merugikan Negara yang nota bene adalah uang rakyat yang mereka jarah, wajah
mereka selalu ditampilkan dilayar TV dengan senyum seperti tidak ada rasa penyesalan
sedikitpun dan mereka biasanya berkoar-koar menyatakan tidak benar apa yang dituduhkan
kepadanya, jika perilaku ini terus mendominasi negeri ini tanpa ada tindakan yang
menjerakan saya yakin bahwa negeri ini belum bisa pulih dalam kurun 20 tahun kedepan.
Pola pendidikan timur yang telah usang dianggap penghambat kemajuan peradaban
ummat manusia sudah dikikis habis dari negeri ini seolah pembelajaran agama tidak
menjamin akan seseorang berperilaku lebih baik sehingga tak mampu bersaing secara
nasional maupun internasional jika agama dijadikan pembelajaran kunci untuk keberhasilan
pola mendidik agar manusia lebih termanusiakan dalam kehidupan ini. Padahal manusia
adalah “maujud” kompleks yang beberapa dimensi wujud, Dari satu sisi, manusia adalah
“jisim” unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti berat, pajang, lebar, kedalaman, bentuk,
warna dan sifat lainnya. dari sisi lain, ia adalah “nafs nami” yang dapat tumbuh dan
berkembang (jisim nami), yaitu makanan, tumbuh dan melahirkan. Oleh karena itu, selain
manusia merupakan jisim ia juga mempunyai ruh yang membedakannya dari benda-benda
mati.
Manusia meski mempunyai banyak dimensi wujud, namun dari sisi zat ia tidak lebih
dari satu hakikat. Bukan berarti bahwa diri berkembang (nafs nami), diri hewani dan diri
insan pada manusia merupakan tiga diri. Tidak demikian, melainkan manusia tetap hanya
pada satu hakikat, namun hakikat yang mempunyai tiga peringkat wujud. Peringkat terendah
diri manusia adalah melaksanakan pekerjaan tumbuhan, peringat kedua melaksakanan
pekerjaan hewan ketiga, adalah berpikir dan segenap mengerjakan segala pekerjaan
manusia.
Tanggung Jawab Manusia
Banyak sekali kewajiban yang dibebankan pada pundak manusia, namun dapat
dikelompokkan kepada empat kelompok: Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan,
tanggungjawab manusia terhadap dirinya, tanggung jawab manusia terhadap masyarakat, dan
tanggungjawab manusia tehadap makhluk Tuhan.
Dalam tulisan ini bagian 1) Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, yakni manusia
sebagai makhluk tuhan wajib baginya untuk mengenal pencipta dirinya dan alam yang telah
memberikan kenikmatan kepada seluruh makhluk dengan cara beribadah kepada Tuhan dan
menjalankan segala aturan dan menjauhi segala yang dilarang (Qs: Adz-Djariat:56) “dan aku
tidak akan menciptakan jin dan manusia melaikan supaya mereka menyembah-Ku”. Dalam
hal ini kita tidak terlepas dalam genggam sang maha pencipta, maka sebaiknya kita
3. 3
mensyukuri apa yang telah tuhan berikan yang terbaik buat kita bukti terima kasih kita
dengan mengingat tuhan setiap saat ini pola pendidikan “tauhid” yang intinya mengesakan
Tuhan, lalu di dalam bingkai kenegaraan sudah dijadikan Dasar Negara yakni Pancasila yaitu
sila pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa”, sebenarnya bangsa ini sudah diajar sedemikian
rupa tentang ketuhanan tapi memang dasar kita lama dijajah bangsa barat semua
kebertuhanan menjadi pudar dan kita menjadi manusia yang dikatakan Ahyar Zein
(Waspada:17/5/2013) manusia yang telah “pesong”, hanya Allah yang dapat mengurai
kenapa bangsa ini sudah pesong akan perilaku yang tidak terpuji menjadi hiasan berita yang
tak kunjung berakhir. 2) Tanggungjawab manusia tehadap dirinya, bagi setiap makhluk telah
ditentukan kesempurnaan yang menjadi tujuan. Dalam system penciptaan (nizham takwim),
seluruh fasilitas dan syarat yang diperlukan makhluk untuk mencapai tujuan telah disediakan
untuknya. Seluruh makhluk materi tentunya bergerak kearah tujuan, namun mereka tidak
mempunyai ilmu tentang tujuan mereka dan bukan mereka yang telah mengatur system
penciptaan, dan setiap makhluk secara penciptaan berjalan menuju kearah tujuan dan
kesempurnaanya, dan tidak ada pilihan lain selain ini. Oleh karena itu, beberapa jenis
makhluk dengan perantaraan petunjuk “takwini” mereka sampai kepada tujuan dan
kesempurnaan wujud, namun mereka tidak mempunyai tanggungjawab dan kebebasan dalam
hal ini. Bahkan binatang yang memiliki perasaan dan melakukan perbuatannya dengan
kehendak juga tidak bebas dalam perbuatannya, melainkan tunduk kepada instingnya.
Dari semua makhluk, manusia yang mempunyai tanggungjawab mengembangkan dan
menyempurnakan dirinya. Bagi manusia pun telah ditetapkan apa yang menjadi tujuannya,
dan telah disediakan baginya fasilitas untuk menggapai tujuan tersebut Imam Sajjad as
berkata “adapun hak dirimu adalah enggkau menggunakannya dalam taat kepada Allah,
engkau memberikan apa yang menjadi hak lidahmu, engkau memberikan apa yang menjadi
hak telingamu, engkau memberikan apa yang menajdi hak matamu.” Tapi hak diri bukan
dimaknai untuk hidup layak berkemewahan dengan cara yang batil seperti diulas di atas
perilaku korup diawali dari keinginan meraup keuntungan pribadi dengan cara yang salah. 3)
Tanggungjawab manusia terhadap masyarakat, kita masih mengenal istilah “manusia adalah
makhluk sosial”, manusia mempunya kecendrungan berbaur dengan masyarakat dan
lingkungan tidak bisa kita simpulkan apa yang terjadi jika manusia tidak pernah berinteraksi
dengan manusia yang lain apa jadinya bisa saja apa yang dicontohkan dalam film Tarzan
Siraja Hutan sosok manusia yang tidak pernah ada sentuhan manusia lain disisinya maka ia
berperilaku seperti inangnya maka dibutuhkan interaksi dalam kehiduan untuk menumbuhkan
pola pikir manusia agar lebih baik kedepannya dengan interaksi belajar dengan guru
disekolah memungkinkan kita dapat merubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik. 4)
Tanggungjawab terhadap makhluk Tuhan, Rosullulah Saw telah bersabda “seluruh makhluk
adalah keluarga Allah. Maka sebaik-baiknya makhluk disisi Allah adalah orang yang paling
banyak memberi manfaat kepada keluarga Allah dan membahagiakan mereka”.
Pelajari dengan Baik Karakter Anak Didik
Jean Soto mengatakan “ setip anak-anak memerlukan metode penanganan tersendiri
karena setiap individu manusia itu sangat unik. Seluruh karakter manusia itu harus didekati
dan dipahami secara spesifik dan maksimal. Sel-sel otak manusia misalnya sangat luar biasa
dan memerlukan pengetahuan yang luar biasa pula. Perbedaan manusia itu bukan hanya
faktor IQ saja tapi juga faktor lain yaitu karakter yang termasuk juga akhlak, keperibadian
dan pembawaannya dan sebagainya.” Seorang pendidik sebisa mungkin harus memahami
seluruh keunikan manusia. Ada dua hal keunikan dalam diri manusia 1) keunikan secara
individu, yaitu perbedaan secara fisik, perbedaan dari sisi kognitif, perbedaan kecerdasan
4. 4
emosi dan karakter. 2) keunikan dalam kematangan atau kedewasaan, jenis ini adalah hal-hal
yang terjadi dan yang memengaruhi kehidupan seseorang secara bertahap dalam diri manusia
dari semenjak kecil hingga masa dewasa. Anak-anak itu mengalami perubahan mental. Ia
beranjak semakin dewasa secara bertahap. Kedewasaan didefinisikan sebagai proses
perubahan yang terjadi secara bertahap dalam diri seseorang. Transformasi ini tidak hanya
terjadi dalam tubuh tetapi juga dalam otak, keperibadian dan emosi. Seorang anak yang telah
dewasa akan mengalami perubahan secara fisik sampai ia menjadi matang sempurna. Seiring
dengan perubahan fisik anak juga mengalami perkembangan kemampuan kecerdasan
kognitif, emosi. Akhirnya si anak banyak belajar tentang segala hal, kemudian juga muncul
naluri dan potensi baru di dalamnya.
Sang pendidik yang tidak berusaha memahami kondisi dan kapasitas anak didiknya
kemudian berusaha memaksakan sesuatu sesuai dengan harapan sendiri tanpa
mempertimbangkan anak didik maka akan mengalami kegagalan dalam menjalankan
profesinya dan bahkan akan membawa dampak yang buruk terhadap anak didiknya. Karena
itu sekali lagi hendaknya seseorang guru dan pendidik harus berupaya untuk mendapatkan
informasi tentang anak didik sebelum menyusun program pendidikan, agar atak salah
mendidik. Kurikulum 2013 yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
ditahun ini apa sudah memasukkan hakikat manusia agar tak salah dalam pelaksanaan pada
intinya bukan bongkar pasang kurikulum yang diinginkan para pendidik tapi pengembalian
fungsi guru yang memberikan sedikit celah kebebasan bertindak terhadap peserta didik yang
saat ini telah kehilangan kendali sebagai hakikat manusia yang tumbuh dan berkembang
dalam pengawasan orang tua dan guru, murit bukan objek yang semestinya disentuh dengan
akal dan budi tapi ia adalah mitra dalam mencerdaskan manusia, jika kurikulum 2013 masih
mengandalkan pola “kapitalisme” saya tidak percaya percepatan trasfer pengetahuan kepada
peserta didik tidak akan terwujud dengan sempurna. Kita kembalikan pada ruh pendidikan
bukan pada politik pendidikan.
Penutup
Mengajar dan mendidik merupakan sebuah pekerjaan yang sulit dan rumit, yang
menuntut kecerdasan, keahlian, pengalaman dan pengetahuan yang luas. Oleh karena itu,
para pendidik agar tak salah mendidik harus mengetahui poin penting berikut ini; 1)
Mengenal dengan baik esensi dan hakikat manusia, 2) mengenal dengan baik berbagai
potensi jiwa manusia, 3) berdiri teguh pada tujuan mendidik manusia sempurna, dan
mengetahui betul tujuan yang harus diraih dalam mendidik dan mengajar manusia, 4)
mengetahui faktor-faktor dan fasilitas-fasilitas apa saja yang harus digunakan dalam usaha
mencapai tujuan dan ke 5) mengetahui hal-hal yang merintangi pencapaian tujuan dan
sekaligus mengetahui cara-cara mengatasinya. 6) segera cepat dicairkan hak-hak guru dana
sertifikasi sudah lama ditrasfer pusat kedaerah masing-masing tapi kebanyakan daerah tidak
meyalurkan tepat waktu bisa telat 2 atau 3 bulan yang konon uang itu mereka simpan di
Bank-Bank Derah jika uang dana sertifikasi 1 daerah semisal Rp. 50 milyar dengan bunga 0,8
persen perbulan anda dapat bayangkan keuntungan mereka dari dana sertifikasi guru yang
meraka tahan, moga tuhan tak “mempesongkan” pemegang kebijakan negeri ini, karena ulah
mereka sendiri. Wallahuaklam bissawab.
Penulis
Salman Munthe, S.Pd,SE.M.Si
5. 5
Salman Munthe, lahir pada 20 April 1978 di Labuhanbatu Utara,
Menyelesaikan Pendidikan Ekonomi Pada Fakutas Ilmu Pengetahuan
Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada tahun 2002.
Kemudian, ia bekerja sebagai Pembimbing pada Pendidikan Ahli Bisnis
Terapan (PABT) Medicom Medan sejak Tahun 1999, sewaktu itu beliau
masih bersetatus mahasiswa. Kemudian menjadi Staf Pengajar Pada
Sekolah Menengah Atas (SMA) Pulau Berayan Darat (PBD) Medan, dan
Sekolah Menegah Atas Prayatna Medan
Bakat menulisnya ter asah sejak mahasiswa dengan menjadi
wartawan lepas pada Harian Lokal di Medan. Ketika menjadi
Mahasiswa, ia berhasil Menulis Artikel Iptek berjudul “Peranan Sistem
Informasi Manajemen Abad-21” dan beberapa Tulisan Ilmiah yang
mendapat penghargaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan
Dengan Judul “Peranan PDAM Tirtanadi Sebagai Penyedia Air Bersih dan Kepedulian
Masyarakat Terhadapnya”, Bukan hanya sekedar itu beliau mendapat penghargaan dari
Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sumatera Utara karna berhasil menulis karya ilmiah
dengan judul “Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Untuk Kesehatan Rakya Sumatera
Utara”. Serta mendapat penghargaan dari PT. PLN (Persero) Sumbagut karena berhasil
menulis dengan Judul ”Kepedulian Masyarakat Terhadap Krisis Listrik PLN”
Disela kesibukan beliau dapat menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2006 pada Program Studi Ilmu Ekonomi da
6. 6
Studi Pembangunan (IESP) dan beliau sempat menjadi dosen di Universitas Tri Karya
medan sejak tahun 2004, dan menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas yang
sama tahun (2006-2008), dan Menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIPOL) Univ. Tri Karya Medan (2009) saat ini penulis menjadi Dosen dan Ketua Program
Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tjut Nyak Dhien Medan sejak
tahun 2009 sampai tulisan ini diturunkan, Penulis berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Langkat sejat tahun 2010. Hp. 085 213 907 500, Email:
ss2salman@yahoo.com