SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Metodologi Penelitian
Proses Penelitian Langkah 4 sampai 5 (Kerangka Teorits,
Penyusunan Hipotesis)
Wiji Safitri, SMB., MM.
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial
Universitas Pelita Bangsa
Outline
Kebutuhan akan kerangka teoritis
Variabel
Kerangka teorits dan lima ciri dasarnya
Penyusunan Hipotesis
Implikasi manajerial
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kebutuhan Akan Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang Menyusun
teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah.
Kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antarvariabel yangd ianggap eprlu untuk
melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti.
Kerangka konseptual membantu untuk mengendalikan atau menghipotesiskan dan menguji
hubungan tertentu, dan dengan demikian, menignkatkan pemahaman kita mengenai dinamika
situasi.
Dari kerangka teoritis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang
dirumuskan valid atau tidak.
Hubungan yang dihipotesiskan kemdian dapat diuji dengan analisis statistic yang tepat.
Seluruh penelitian bergantung pada dasar kerangka teoritis.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan
karena kerangka teoritis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan
hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap
situasi masalah apa pun, sangat penting untuk memahami apa arti
variable dan apa saja jenis variable yang ada.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
VARIABEL
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai.
Nilai bisa berbeda pada berabgai waktu untuk objek atau orang yang
sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang
berbeda.
Contoh variable: unit produksi, absensi, mahasiswa
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
VARIABEL
Contoh:
Hari ini tiga staf dalam departemen penjualan absen, besok enam
orang tidak masuk kerja, hari berikut, tidak ada yang absen. Jadi secara
teoritis nilai berkisar dari “tidak ada” ke “semua” karyawan absen, pada
variable absensi.
Contoh:
Harga, kepuasan konsumen, nilai tukar, dll.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis Variabel
Variabel terikat
• Atau dependent variable disebut jugavariabel
kriteria- criterion variable.
Variabel bebas
• Atau independent variable, disebut juga
variable predictor-predictor variable
Variabel
moderator
• Atau moderating variable
Variabel antara • Atau intervening variable
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis Variabel
Variabel bisa berupa:
1. Diskrit, contoh: pria/ wanita
2. Kontinu, contoh usia seseorang.
Variabel yang tidak ada hubungannya atau variable asing (extraneous
variable): yang mengacaukan hubungan sebab-akibat.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan:
variable yang menjadi perhatian utama peneliti.
Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variable terikat, menjelaskan
variabilitasnya, atau prediksinya.
Dengan kata lain, variable terikat merupakan variable utama yang menjadi factor yang
berlaku dalam investigasi.
Melalui analisis terhadap variable terikat (yaitu, menemukan variable yang
mempengaruhinya) adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah.
Untuk tujuan tersebut, peneliti akan tertarik mengkuantitatifkan dan mengukur variable
terikat, sama seperti variable lain yang memengaruhi variable tersebut.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Terikat
Contoh variable terikat:
Seorang manajer merasa prihatin bahwa penjualan sebuah produk
yang baru saja diluncurkan setelah dilakukan uji pemasaran tidak
memenuhi harapannya.
Variabel terikat di sini adalah penjualan. Karena penjualan produk
dapat bervariasi, bisa rendah, sedang, atau tinggi. Hal tersebut adalah
variable; karena penjualan merupakan focus utama manajer, hal
tersebut adalah variable terikat.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Bebas
Variabel bebas:
Variabel yang mempengaruhi variable terikat, entah secara positif atau
negative.
Yaitu jika terdapat variable bebas, variable terikat juga hadir, dan
dnegan setiap unit kenaikan dalam variable bebas, terdapat pula
kenaikan atau penurunan dalam variable terikat.
Dengan kata lain, variable terikat ditentukan oleh variable bebas.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Bebas
Contoh 1:
Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Yaitu semakin sukses
peluncuran produk baru, semakin tinggi harga saham perusahaan.
Karena itu, kesuksesan produk baru(success of the new product) adalah
variable bebas, dan harga saham perusahaan (stock market proce)
merupakan variable terikat.
Tingkat pengembangan produk baru yang dirasakan akan menjelaskan
varians dalam harga saham perusahaan.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Bebas
Gambar contoh 1:
Diagram hubungan antara variable bebas (kesuksesan produk baru) dan
variable terikat (harga saham perusahaan):
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kesuksesan
produk baru
Variabel bebas Variabel terikat
Harga saham
perusahaan
Jenis variable – Variabel Bebas
Contoh:
Dari hasil survey diperoleh bahwa tingginya angka kemiskinan
berpengaruh terhadap kriminalitas.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
??????
Variabel bebas Variabel terikat
???????
Jenis variable – Variabel Moderator
Variabel moderator (moderating variable) adalah:
variable yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect)
yang kuat dengan hubungan variable terikat dan variable bebas.
Yaitu, kehadiran variable ketiga (variable moderator) mengubah
hubungan awal antara variable bebas dan terikat.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Moderator
Contoh 2:
Ditemukan bahwa ada hubugnan antara ketersediaan buku pedoman referensi
yang diakses oleh karyawan perusahaan manufaktir, dan produk cacat. Yaitu jika
pekerja mengikuti prosedur yang ditentukan dalam buku pedoman, mereka
mampu menghasilkan produk yang tidak cacat.
Meskipun hubungan tersebut bisa dikatakan diyakini benar secara umum bagi
semua karyawan, namun hal tersebut bergantung pada kecenderungan atau
keinginan karyawan untuk membaca buku pedoman setiap kali sebuah prosedur
baru diterapkan. Dengan kata lain, hanya mereka yang memerhatikan dan ingin
mengacu pad abuku pedoman setiap kali sebuah proses baru digunakan yang akan
menghasilkan produk yang tidak cacat. Karyawan lain yang tidak melakukan hal
tersebut, tidak akan memetic manfaat dan akan terus menghasilkan produk cacat.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Moderator
Gambar contoh 2:
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Ketersediaan buku
pedoman referensi
Variabel bebas Variabel terikat
Minat dan kecenderungan
Variabel moderator
Produk cacat
Perbedaan Variabel bebas dan Variabel
Moderator
Contoh 3:
Sebuah studi menemukan bahwa semakin baik kualitas program
pelatihan organisasi dan semakin besar kebutuhan pertumbuhan
karyawan (yaitu, dimana kebutuhan akan pengembangan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan kuat), semakin besar keinginan mereka
untuk mempelajari cara – cara baru dalam melakukan pekerjaan.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Perbedaan Variabel bebas dan Variabel
Moderator
Hubungan antara tiga variable: keberagaman tenaga kerja, efektivitas
organisasi, dan keahlian manajerial
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Keragaman tenaga
kerja
Variabel bebas Variabel terikat
Keahlian manajerial
Variabel moderator
Efektivitas organisasi
Jenis variable – Variabel Antara
Variabel antara (intervening variable) adalah:
Variabel yang mengemuka antara waktu variable bebas mulai bekerja
memengaruhi variable terikat, dan waktu pengaruh variable bebas terasa
pada variable terikat.
Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada
variable antara.
Variabel antara mengemuka sebagai subuah fungsi variable bebas yang
berlaku dalam situasi apa pun, serta membantu mengonsepkan dan
menjelaskan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Antara
Contoh:
Dimana variable bebas keragaman tenaga kerja memengaruhi variable
terikat efektivitas organisasi, variable antara yang mengemuka sebagai fungsi
keragaman dalam tenaga kerja adalah sinergi kreatif.
Sinergi kreatif ini berasal dari tenaga kerja multietnis, multiras, dan
multinasional (yaitu keragaman) yang berinteraksi dan secara Bersama –
sama memberikan keahlian multi – faset mereka dalam pemecahan masalah.
Hal tersebut membantu kita dalam memahami bagaimana efektivitas
organisasi bisa berasal dari keragaman dalam tenaga kerja.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Jenis variable – Variabel Antara
• Diagram hubungan antara variable bebas, antara, dan terikat
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Keragaman tenaga
kerja
Variabel bebas Variabel terikat
Efektivitas organisasiSinergi kreatif
Variabel antara
Waktu (time-t):t1 t2 t3
Variable bebas, variable terikat, variable
antara, variable moderator
Variable bebas membantu menjelaskan varians dalam variable terikat.
Variable antara mengemuka pada waktu t2 sebagai fungsi dari variable bebas, yang juga
membantu mengkonsepkan hubungan antara varaibel bebas dan terikat.
Variable moderator mempunyai pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua
variable.
Untuk membedakannya, Ketika variable bebas menjelaskan varians dalam variable terikat,
variable antara tidak menambahkan varians yang telah dijelaskan oleh variable bebas,
sedangkan variable moderator mempunyai pengaruh interaksi dengan variable bebas
dalam menjelaskan varians. Yaitu kecuali variable moderator hadir, teori mengenai
hubungan antara kedua variable lain yang dipertimbangkan tidak akan terbukti.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Variable bebas, variable terikat, variable
antara, variable moderator
• Hubungan antara variable bebas, antara, moderator, dan terikat
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Keragaman tenaga
kerja
Variabel bebas Variabel terikat
Efektivitas organisasiSinergi kreatif
Variabel terikat
Keahlian manajerial
Variabel moderator
Waktu (time-t) : t1 t2
t3
Kerangka Teoritis
• Merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoritis adalah:
Jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis
antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan
diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan
survei literatur. Pengalaman dan intusisi juga berperan dalam
penyusunan kerangka teoritis.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variable – variable
penting dalam situasi yag relevan dengan definisi masalah.
Kerangka teoritis secara logis menjelaskan sangkut paut antarvariabel tersebut.
Hubungan antara variable bebas, variable terikat, dan jika tepat, variable
moderator dan antara diuraikan.
Jika terdapat varaibel moderator penting untuk menjelaskan bagaimana dan
hubungan spesifik seperti apa yang terjadi. Penjelasan mengapa variable tersebut
berperan sebagai moderator juga sebaliknya diberikan. Bila ada variable antara
pemabhasan bagaimana atau mengapa mereka diberlakukan sebagai variable
antara akan diperlukan. Saling ketergantungan antarvariabel bebas, atau
antarvariabel terikat (dalam kasus terdaapt dua atau lebih variable terikat), jika
ada, sebaliknya juga diungkapkan dengan tepat dan dijelaskan secara memadai.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kerangka Teoritis
Hal mendasar yang ahrus diperhatikan dalam kerangka teoritis:
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan
jelas dalam pemabahasan.
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variable berkaitan satu
sama lain. Hal ini sebaliknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan
berlaku diantara variable.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada identifikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungan akan positif atau negative
4. Harus ada penjelasan yag gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku.argument bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya
5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Kerangka Teoritis
Diagram skematis untuk kerangka teoritis.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Komunikasi antara petugas
kokpit
Komunikasi antara petugas
control dan kokpit
Desentralisasi
Pelatihan kru kokpit
Pelanggaran keselamatan
penerbangan
Variabel bebas
Variabel terikat
Kerangka Teoritis
Diagram skematis untuk kerangka teoritis yang meliputi variable antara.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Komunikasi antara petugas
kokpit
Komunikasi antara petugas
control dan kokpit
Desentralisasi
Pelatihan kru kokpit
Pelanggaran keselamatan
penerbangan
Variabel bebas
Variabel terikat
Kegugupan dan
ketakutan
Variabel antara
Kerangka Teoritis
Diagram skematis untuk kerangka teoritis yang meliputi variable moderator.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Komunikasi antara petugas
kokpit
Komunikasi antara petugas
control dan kokpit
Desentralisasi
Pelanggaran keselamatan
penerbangan
Variabel bebas
Variabel terikat
Pelatihan
Variabel moderator
Penyusunan Hipotesis
Definisi hipotesis:
Hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua atau lebih variable yang
diungkapkan dalam bentuk pernyataan yangd apat diuji.
Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang
ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian.
Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan
bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Pernyataan Hipotesis: Format
Pernyatan Jika-Maka (If-Then Statement)
Hipotesis juga dapat mengujia pakah terdapat perbedaan antara dua
kelompok (atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan
variable.
Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan
tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi
atau dalam bentuk pernyataan jika - maka (if-then statement).
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Pernyataan Hipotesis: Format
Pernyatan Jika-Maka (If-Then Statement)
Contoh:
Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakit
Contoh:
Jika karyawan sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti
sakit.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Direksional
Jika dalam menyatakan hubungan antara dua variable atau
membandingkan dua kelompok, istilah – istilah seperti positif, negative,
lebih dari, kurang dari dan semacamnya digunakan, maka hipotesis
tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan
antarvariabel (positif/negative) ditunjukkan.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Direksional
Contoh hipotesis sifat perbedaan antara dua kelompok pada satu
variable (lebih dari/kurang dari):
Semakin besar stress yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah
kepuasan karyawan
Contoh:
Wanita lebih bermotivasi dibandingkan pria
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Nondireksional
Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang
mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan
indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut.
Dengan kata lain, meskipun mungkin diperkirakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan daintara dua variable, kita tidak dapat
mengatakan apakah hubungan tersebut positif atau negative.
Demikian pula bahkan jika dapat memperkirakan bahwa terdapat
perbedaan antara dua kelompok pada satu variable tertentu, kita tidak
akan dapat mengatakan kelompok mana yang akan lebih , dan mana
yang kurang pada variable tersebut.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Nondireksional
Contoh:
Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja
Contoh:
Terdapat perbedaan antara nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Nol dan Alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null Hypothesis) adalah:
Proposisi yang menyatakan hubungan yang definitive dan tepat
diantara dua variable. Yaitu hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi
populasi antara dua variable adalah sama dengan nol atau bahwa
perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi
dalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu).
Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan
(signifikan) antara dua variable atau tidak ada perbedaan (signifikan)
antar adua kelompok.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Nol dan Alternatif
Hipotesis alternatif adalah:
Merupakan kebalikan dari hipotesis nol. Yaitu pernyataan yang
mengungkapkan hubungan antara dua variable atau menunjukkan
perbedaan antara kelompok.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Hipotesis Nol dan Alternatif
Contoh:
H0 : µ M = µ M
Atau
H0 : µ M - µ M = 0
Contoh:
HA : µ M < µ M
HA : µ M > µ M
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Langkah Penyusunan Hipotesis
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif
2. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah data yang
dikumpulkan adalah parametrik atau nonparametric
3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (ρ = 0,05 atau lebih atau
kurang)
4. Memastikan jika hasild ari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi terpenuhi
5. Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical
value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hirung lebih
kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak.
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Latihan
1. Tentukan variable tugas seblumnya
2. Buatlah kerangka teoritis
3. Tantukan hipotesis penelitian Anda
Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
Terima Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Masalah dan variabel penelitian
Masalah dan variabel penelitianMasalah dan variabel penelitian
Masalah dan variabel penelitianChynthia
 
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. SugiyonoPELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. SugiyonoUniversitas sriwijaya
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Fuhr Heri
 
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan  kesahan_instrumenKebolehpercayaan  kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan kesahan_instrumenTiewwin
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan malsiii
 
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatifAngel Purwanti
 
METODE PENELITIAN KORELASIONAL
METODE PENELITIAN KORELASIONALMETODE PENELITIAN KORELASIONAL
METODE PENELITIAN KORELASIONALAfrizen Pasaman
 
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma PenelitianProses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitianshilvia putri
 
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabAnNa Luph Black
 
Pelaksanaan penelitian kuantitatif
Pelaksanaan penelitian kuantitatifPelaksanaan penelitian kuantitatif
Pelaksanaan penelitian kuantitatifAbdulrahim Akim
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional pptAge Hadi
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianIsti Isti
 

Was ist angesagt? (20)

Variabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitianVariabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitian
 
Masalah dan variabel penelitian
Masalah dan variabel penelitianMasalah dan variabel penelitian
Masalah dan variabel penelitian
 
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. SugiyonoPELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
 
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan  kesahan_instrumenKebolehpercayaan  kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan
 
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
 
Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
METODE PENELITIAN KORELASIONAL
METODE PENELITIAN KORELASIONALMETODE PENELITIAN KORELASIONAL
METODE PENELITIAN KORELASIONAL
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma PenelitianProses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian
 
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
 
Pelaksanaan penelitian kuantitatif
Pelaksanaan penelitian kuantitatifPelaksanaan penelitian kuantitatif
Pelaksanaan penelitian kuantitatif
 
Data psikometri ss
Data psikometri ssData psikometri ss
Data psikometri ss
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan Norma
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 

Ähnlich wie Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusunan hipotesis

Perbedaan variabel bebas dan variabel moderating
Perbedaan variabel bebas dan variabel moderatingPerbedaan variabel bebas dan variabel moderating
Perbedaan variabel bebas dan variabel moderatingNajibatul Labibah
 
variabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptvariabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptReganPurnarbawa
 
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppta_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.pptsuwarnohaji
 
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhvariabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhWulanCerank
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisNajibatul Labibah
 
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxChapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxerlyndakasim2
 
Variable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataVariable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataAsdar Munandar
 
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-newNovia Widya
 
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxVARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxabisamharim
 
05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)PutriPamungkas8
 
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptvariabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptDewiPurnamaPutri
 

Ähnlich wie Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusunan hipotesis (20)

Teori spss
Teori spssTeori spss
Teori spss
 
Perbedaan variabel bebas dan variabel moderating
Perbedaan variabel bebas dan variabel moderatingPerbedaan variabel bebas dan variabel moderating
Perbedaan variabel bebas dan variabel moderating
 
variabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.pptvariabel_penelitian_ppt.ppt
variabel_penelitian_ppt.ppt
 
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppta_variabel_penelitian_ppt.ppt
a_variabel_penelitian_ppt.ppt
 
5-variabel-penelitian (1).ppt
5-variabel-penelitian (1).ppt5-variabel-penelitian (1).ppt
5-variabel-penelitian (1).ppt
 
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhhvariabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
variabel_penelitian_ppt.ppthhhhhhhhhhhhhhh
 
variabel-penelitian.ppt
variabel-penelitian.pptvariabel-penelitian.ppt
variabel-penelitian.ppt
 
Variabel riset
Variabel risetVariabel riset
Variabel riset
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
 
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxChapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Variable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan dataVariable dan pengumpulan data
Variable dan pengumpulan data
 
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
Ppt Metodologi Penelitian: 5. Variabel Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk ...
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-new
 
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
6. VARIABEL-PENELITIAN.ppt
 
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptxVARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
VARIABEL PENELITIAN - Metode Penelitian Sosial.pptx
 
Krl3033 kajian penyelidikan 2
Krl3033  kajian penyelidikan 2 Krl3033  kajian penyelidikan 2
Krl3033 kajian penyelidikan 2
 
Makalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi PenelitianMakalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi Penelitian
 
05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)05 variabel-penelitian-ok (1)
05 variabel-penelitian-ok (1)
 
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).pptvariabel-penelitian Marlianti (1).ppt
variabel-penelitian Marlianti (1).ppt
 

Mehr von Pelita Bangsa University

Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomiPertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomiPelita Bangsa University
 

Mehr von Pelita Bangsa University (20)

Pertemuan 13 penerapan integral
Pertemuan 13 penerapan integralPertemuan 13 penerapan integral
Pertemuan 13 penerapan integral
 
Pertemuan 13 inventory management
Pertemuan 13 inventory managementPertemuan 13 inventory management
Pertemuan 13 inventory management
 
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomiPertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
 
Pertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain managementPertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain management
 
Pertemuan 11 integral
Pertemuan 11 integralPertemuan 11 integral
Pertemuan 11 integral
 
Pertemuan 11 layout strategy
Pertemuan 11 layout strategyPertemuan 11 layout strategy
Pertemuan 11 layout strategy
 
Pertemuan 10 location strategy
Pertemuan 10 location strategyPertemuan 10 location strategy
Pertemuan 10 location strategy
 
Pertemuan 09 limit
Pertemuan 09 limitPertemuan 09 limit
Pertemuan 09 limit
 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
 
Pertemuan 07 strategi proses
Pertemuan 07 strategi prosesPertemuan 07 strategi proses
Pertemuan 07 strategi proses
 
Pertemuan 06 persamaan non linear ii
Pertemuan 06 persamaan non linear iiPertemuan 06 persamaan non linear ii
Pertemuan 06 persamaan non linear ii
 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
 
Pertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linearPertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linear
 
Pertemuan 05 langkah penulisan
Pertemuan 05 langkah penulisanPertemuan 05 langkah penulisan
Pertemuan 05 langkah penulisan
 
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasaPertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
 
Pertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumenPertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumen
 
Pertemuan 04 persamaan linear
Pertemuan 04 persamaan linearPertemuan 04 persamaan linear
Pertemuan 04 persamaan linear
 
Pertemuan 04 manajemen proyek
Pertemuan 04 manajemen proyekPertemuan 04 manajemen proyek
Pertemuan 04 manajemen proyek
 
Tugas pertemuan keempat
Tugas pertemuan keempatTugas pertemuan keempat
Tugas pertemuan keempat
 
Pertemuan 04 konsep elastisitas
Pertemuan 04 konsep elastisitasPertemuan 04 konsep elastisitas
Pertemuan 04 konsep elastisitas
 

Kürzlich hochgeladen

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Kürzlich hochgeladen (16)

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 

Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusunan hipotesis

  • 1. Metodologi Penelitian Proses Penelitian Langkah 4 sampai 5 (Kerangka Teorits, Penyusunan Hipotesis) Wiji Safitri, SMB., MM. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa
  • 2. Outline Kebutuhan akan kerangka teoritis Variabel Kerangka teorits dan lima ciri dasarnya Penyusunan Hipotesis Implikasi manajerial Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 3. Kebutuhan Akan Kerangka Teoritis Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang Menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antarvariabel yangd ianggap eprlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Kerangka konseptual membantu untuk mengendalikan atau menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu, dan dengan demikian, menignkatkan pemahaman kita mengenai dinamika situasi. Dari kerangka teoritis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. Hubungan yang dihipotesiskan kemdian dapat diuji dengan analisis statistic yang tepat. Seluruh penelitian bergantung pada dasar kerangka teoritis. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 4. Kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan karena kerangka teoritis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apa pun, sangat penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 5. VARIABEL Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berabgai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variable: unit produksi, absensi, mahasiswa Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 6. VARIABEL Contoh: Hari ini tiga staf dalam departemen penjualan absen, besok enam orang tidak masuk kerja, hari berikut, tidak ada yang absen. Jadi secara teoritis nilai berkisar dari “tidak ada” ke “semua” karyawan absen, pada variable absensi. Contoh: Harga, kepuasan konsumen, nilai tukar, dll. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 7. Jenis Variabel Variabel terikat • Atau dependent variable disebut jugavariabel kriteria- criterion variable. Variabel bebas • Atau independent variable, disebut juga variable predictor-predictor variable Variabel moderator • Atau moderating variable Variabel antara • Atau intervening variable Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 8. Jenis Variabel Variabel bisa berupa: 1. Diskrit, contoh: pria/ wanita 2. Kontinu, contoh usia seseorang. Variabel yang tidak ada hubungannya atau variable asing (extraneous variable): yang mengacaukan hubungan sebab-akibat. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 9. Jenis variable – Variabel Terikat Variabel terikat merupakan: variable yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variable terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau prediksinya. Dengan kata lain, variable terikat merupakan variable utama yang menjadi factor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variable terikat (yaitu, menemukan variable yang mempengaruhinya) adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah. Untuk tujuan tersebut, peneliti akan tertarik mengkuantitatifkan dan mengukur variable terikat, sama seperti variable lain yang memengaruhi variable tersebut. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 10. Jenis variable – Variabel Terikat Contoh variable terikat: Seorang manajer merasa prihatin bahwa penjualan sebuah produk yang baru saja diluncurkan setelah dilakukan uji pemasaran tidak memenuhi harapannya. Variabel terikat di sini adalah penjualan. Karena penjualan produk dapat bervariasi, bisa rendah, sedang, atau tinggi. Hal tersebut adalah variable; karena penjualan merupakan focus utama manajer, hal tersebut adalah variable terikat. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 11. Jenis variable – Variabel Bebas Variabel bebas: Variabel yang mempengaruhi variable terikat, entah secara positif atau negative. Yaitu jika terdapat variable bebas, variable terikat juga hadir, dan dnegan setiap unit kenaikan dalam variable bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variable terikat. Dengan kata lain, variable terikat ditentukan oleh variable bebas. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 12. Jenis variable – Variabel Bebas Contoh 1: Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Yaitu semakin sukses peluncuran produk baru, semakin tinggi harga saham perusahaan. Karena itu, kesuksesan produk baru(success of the new product) adalah variable bebas, dan harga saham perusahaan (stock market proce) merupakan variable terikat. Tingkat pengembangan produk baru yang dirasakan akan menjelaskan varians dalam harga saham perusahaan. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 13. Jenis variable – Variabel Bebas Gambar contoh 1: Diagram hubungan antara variable bebas (kesuksesan produk baru) dan variable terikat (harga saham perusahaan): Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Kesuksesan produk baru Variabel bebas Variabel terikat Harga saham perusahaan
  • 14. Jenis variable – Variabel Bebas Contoh: Dari hasil survey diperoleh bahwa tingginya angka kemiskinan berpengaruh terhadap kriminalitas. Wiji Safitri, S.M.B., M.M. ?????? Variabel bebas Variabel terikat ???????
  • 15. Jenis variable – Variabel Moderator Variabel moderator (moderating variable) adalah: variable yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variable terikat dan variable bebas. Yaitu, kehadiran variable ketiga (variable moderator) mengubah hubungan awal antara variable bebas dan terikat. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 16. Jenis variable – Variabel Moderator Contoh 2: Ditemukan bahwa ada hubugnan antara ketersediaan buku pedoman referensi yang diakses oleh karyawan perusahaan manufaktir, dan produk cacat. Yaitu jika pekerja mengikuti prosedur yang ditentukan dalam buku pedoman, mereka mampu menghasilkan produk yang tidak cacat. Meskipun hubungan tersebut bisa dikatakan diyakini benar secara umum bagi semua karyawan, namun hal tersebut bergantung pada kecenderungan atau keinginan karyawan untuk membaca buku pedoman setiap kali sebuah prosedur baru diterapkan. Dengan kata lain, hanya mereka yang memerhatikan dan ingin mengacu pad abuku pedoman setiap kali sebuah proses baru digunakan yang akan menghasilkan produk yang tidak cacat. Karyawan lain yang tidak melakukan hal tersebut, tidak akan memetic manfaat dan akan terus menghasilkan produk cacat. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 17. Jenis variable – Variabel Moderator Gambar contoh 2: Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Ketersediaan buku pedoman referensi Variabel bebas Variabel terikat Minat dan kecenderungan Variabel moderator Produk cacat
  • 18. Perbedaan Variabel bebas dan Variabel Moderator Contoh 3: Sebuah studi menemukan bahwa semakin baik kualitas program pelatihan organisasi dan semakin besar kebutuhan pertumbuhan karyawan (yaitu, dimana kebutuhan akan pengembangan dan pertumbuhan dalam pekerjaan kuat), semakin besar keinginan mereka untuk mempelajari cara – cara baru dalam melakukan pekerjaan. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 19. Perbedaan Variabel bebas dan Variabel Moderator Hubungan antara tiga variable: keberagaman tenaga kerja, efektivitas organisasi, dan keahlian manajerial Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Keragaman tenaga kerja Variabel bebas Variabel terikat Keahlian manajerial Variabel moderator Efektivitas organisasi
  • 20. Jenis variable – Variabel Antara Variabel antara (intervening variable) adalah: Variabel yang mengemuka antara waktu variable bebas mulai bekerja memengaruhi variable terikat, dan waktu pengaruh variable bebas terasa pada variable terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variable antara. Variabel antara mengemuka sebagai subuah fungsi variable bebas yang berlaku dalam situasi apa pun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 21. Jenis variable – Variabel Antara Contoh: Dimana variable bebas keragaman tenaga kerja memengaruhi variable terikat efektivitas organisasi, variable antara yang mengemuka sebagai fungsi keragaman dalam tenaga kerja adalah sinergi kreatif. Sinergi kreatif ini berasal dari tenaga kerja multietnis, multiras, dan multinasional (yaitu keragaman) yang berinteraksi dan secara Bersama – sama memberikan keahlian multi – faset mereka dalam pemecahan masalah. Hal tersebut membantu kita dalam memahami bagaimana efektivitas organisasi bisa berasal dari keragaman dalam tenaga kerja. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 22. Jenis variable – Variabel Antara • Diagram hubungan antara variable bebas, antara, dan terikat Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Keragaman tenaga kerja Variabel bebas Variabel terikat Efektivitas organisasiSinergi kreatif Variabel antara Waktu (time-t):t1 t2 t3
  • 23. Variable bebas, variable terikat, variable antara, variable moderator Variable bebas membantu menjelaskan varians dalam variable terikat. Variable antara mengemuka pada waktu t2 sebagai fungsi dari variable bebas, yang juga membantu mengkonsepkan hubungan antara varaibel bebas dan terikat. Variable moderator mempunyai pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua variable. Untuk membedakannya, Ketika variable bebas menjelaskan varians dalam variable terikat, variable antara tidak menambahkan varians yang telah dijelaskan oleh variable bebas, sedangkan variable moderator mempunyai pengaruh interaksi dengan variable bebas dalam menjelaskan varians. Yaitu kecuali variable moderator hadir, teori mengenai hubungan antara kedua variable lain yang dipertimbangkan tidak akan terbukti. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 24. Variable bebas, variable terikat, variable antara, variable moderator • Hubungan antara variable bebas, antara, moderator, dan terikat Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Keragaman tenaga kerja Variabel bebas Variabel terikat Efektivitas organisasiSinergi kreatif Variabel terikat Keahlian manajerial Variabel moderator Waktu (time-t) : t1 t2 t3
  • 25. Kerangka Teoritis • Merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka teoritis adalah: Jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intusisi juga berperan dalam penyusunan kerangka teoritis. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 26. Kerangka Teoritis Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variable – variable penting dalam situasi yag relevan dengan definisi masalah. Kerangka teoritis secara logis menjelaskan sangkut paut antarvariabel tersebut. Hubungan antara variable bebas, variable terikat, dan jika tepat, variable moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat varaibel moderator penting untuk menjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik seperti apa yang terjadi. Penjelasan mengapa variable tersebut berperan sebagai moderator juga sebaliknya diberikan. Bila ada variable antara pemabhasan bagaimana atau mengapa mereka diberlakukan sebagai variable antara akan diperlukan. Saling ketergantungan antarvariabel bebas, atau antarvariabel terikat (dalam kasus terdaapt dua atau lebih variable terikat), jika ada, sebaliknya juga diungkapkan dengan tepat dan dijelaskan secara memadai. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 27. Kerangka Teoritis Hal mendasar yang ahrus diperhatikan dalam kerangka teoritis: 1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas dalam pemabahasan. 2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variable berkaitan satu sama lain. Hal ini sebaliknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara variable. 3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada identifikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau negative 4. Harus ada penjelasan yag gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku.argument bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya 5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 28. Kerangka Teoritis Diagram skematis untuk kerangka teoritis. Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Komunikasi antara petugas kokpit Komunikasi antara petugas control dan kokpit Desentralisasi Pelatihan kru kokpit Pelanggaran keselamatan penerbangan Variabel bebas Variabel terikat
  • 29. Kerangka Teoritis Diagram skematis untuk kerangka teoritis yang meliputi variable antara. Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Komunikasi antara petugas kokpit Komunikasi antara petugas control dan kokpit Desentralisasi Pelatihan kru kokpit Pelanggaran keselamatan penerbangan Variabel bebas Variabel terikat Kegugupan dan ketakutan Variabel antara
  • 30. Kerangka Teoritis Diagram skematis untuk kerangka teoritis yang meliputi variable moderator. Wiji Safitri, S.M.B., M.M. Komunikasi antara petugas kokpit Komunikasi antara petugas control dan kokpit Desentralisasi Pelanggaran keselamatan penerbangan Variabel bebas Variabel terikat Pelatihan Variabel moderator
  • 31. Penyusunan Hipotesis Definisi hipotesis: Hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua atau lebih variable yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yangd apat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 32. Pernyataan Hipotesis: Format Pernyatan Jika-Maka (If-Then Statement) Hipotesis juga dapat mengujia pakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan variable. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika - maka (if-then statement). Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 33. Pernyataan Hipotesis: Format Pernyatan Jika-Maka (If-Then Statement) Contoh: Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakit Contoh: Jika karyawan sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti sakit. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 34. Hipotesis Direksional Jika dalam menyatakan hubungan antara dua variable atau membandingkan dua kelompok, istilah – istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari dan semacamnya digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan antarvariabel (positif/negative) ditunjukkan. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 35. Hipotesis Direksional Contoh hipotesis sifat perbedaan antara dua kelompok pada satu variable (lebih dari/kurang dari): Semakin besar stress yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan karyawan Contoh: Wanita lebih bermotivasi dibandingkan pria Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 36. Hipotesis Nondireksional Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain, meskipun mungkin diperkirakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan daintara dua variable, kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut positif atau negative. Demikian pula bahkan jika dapat memperkirakan bahwa terdapat perbedaan antara dua kelompok pada satu variable tertentu, kita tidak akan dapat mengatakan kelompok mana yang akan lebih , dan mana yang kurang pada variable tersebut. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 37. Hipotesis Nondireksional Contoh: Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja Contoh: Terdapat perbedaan antara nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 38. Hipotesis Nol dan Alternatif Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null Hypothesis) adalah: Proposisi yang menyatakan hubungan yang definitive dan tepat diantara dua variable. Yaitu hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variable adalah sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi dalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu). Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan (signifikan) antara dua variable atau tidak ada perbedaan (signifikan) antar adua kelompok. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 39. Hipotesis Nol dan Alternatif Hipotesis alternatif adalah: Merupakan kebalikan dari hipotesis nol. Yaitu pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variable atau menunjukkan perbedaan antara kelompok. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 40. Hipotesis Nol dan Alternatif Contoh: H0 : µ M = µ M Atau H0 : µ M - µ M = 0 Contoh: HA : µ M < µ M HA : µ M > µ M Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 41. Langkah Penyusunan Hipotesis 1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif 2. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametrik atau nonparametric 3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (ρ = 0,05 atau lebih atau kurang) 4. Memastikan jika hasild ari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi terpenuhi 5. Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hirung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak. Wiji Safitri, S.M.B., M.M.
  • 42. Latihan 1. Tentukan variable tugas seblumnya 2. Buatlah kerangka teoritis 3. Tantukan hipotesis penelitian Anda Wiji Safitri, S.M.B., M.M.