1. PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP) PADA TINGKAT DASAR DAN
MENENGAH (MADRASAH)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 2
C. Maksud dan Tujuan 2
D. Metode Penulisan 2
E. Sistematika Penulisan 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
A. Sejarah dan Perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 6
B. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan 7
C. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 11
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 12
E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 14
BAB III PEMBAHASAN 17
A. Acuan Operasional Penyusunan KTSP 17
B. Komponen KTSP 18
C. Pelaksanaan Penyusunan KTSP 21
BAB IV PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
dan Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah di susun oleh satuan pendidikan
mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh badan standar nasional. Disini dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Kurikulum dikembangkan sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan nasional yang
sesuai dengan kondisi, potensi peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan keutuhan dan potensi
yang ada di setiap daerah.
Kurikulum dilaksanakan dengan harapan peserta didik dapat menegakkan lima pilar belajar, yaitu :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
2. Memahami dan menghayati
3. Mampu melaksanakan dan berbuat
4. Berguna bagi orang lain
2. 5. Membangun serta menemukan jati, diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
B. Perumusan Masalah
Hal-hal yang di bahas dalam Makalah ini adalah berkisar tentang sejarah dan perkembangan KTSP
di Indonesia, pengertian KTSP, karakteristik KTSP, prinsip pengembangan kurikulum, prinsip
pelaksana kurikulum, acuan operasional penyusunan KTSP, standar kompetensi lulusan, dan
keunggulan KTSP.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam
tentang pelaksanaan KTSP untuk mendukung pengetahuan kita pada mata kuliah administrasi dan
manajemen pendidikan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk lebih mengetahui karakteristik KTSP, prinsip pengembangan kurikulum dan prinsip
pelaksana kurikulum.
2. Untuk lebih mengetahui acuan operasional penyusunan KTSP, kompetensi KTSP, pelaksanaan
penyusunan KTSP, dan standar kompetensi lulusan serta keunggulan KTSP.
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan
E. Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah maka kami menggunakan sistematik sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, Metode
Penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II yang memuat uraian perkembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Bab III, uraian tentang acuan operasional penyusunan KTSP
Bab IV, penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II
LANDASAN TEORI
Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh karena
itu, kurikulum harus dapat bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan
kehidupan yang dihadapi sudah sepatutnya kurikulum itu dunia pendidikan dalam membekali
peserta didik menjadi manusia yang siap hidup dalam berbagai keadaan. Kurikulum harus
komprehensif dan responsive terhadap dinamika sosial, relevan tidak overload, dan mampu
mengakomodasikan keseragaman keperluan dan kemampuan teknologi (Narhadi, dkk, 2003).
Kurikulum harus dirancang dalam rangka lebih mengelubankan segala potensi yang ada pada
peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum jangan sampai membebani peserta didik, seperti beban
belajar yang terlalu berat. Menurut ketua badan bahwa beban standar nasional pendidikan (BSNP)
Bambang Suhendro bahwa beban belajar di Indonesia mencapai 1000-2000 jam per tahun. Bahkan
sekolah-sekolah tertentu menerapkan jam belajar lebih tinggi sehingga memberatkan siswa beban
jumlah jam pelajaran seperti itu terlalu berat, apalagi selalu tatap muka di kelas siswa masih harus
mengikuti ekstra kurikuler dan mengerjakan pekerjaan rumah. Jika dijumlahkan jam yang waktu
untuk istirahat beban belajar siswa di Indonesia kelebihan 20% jika dibandingkan dengan beban
belajar siswa di luar negeri yang beban belajar siswa berkisar 800-900 jam per tahun (media
Indonesia, 23-12-2005).
Dalam kaitan pembaharuan kurikulum, indra Djati Sidi (2003) mantan direktur jenderal pendidikan
3. dasar dan menengah Depdiknas berpendapat bahwa salah satu peningkatan mutu pendidikan adalah
dengan pembenahan kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar
minimal, menerapkan konsep belajar di atas, dan membangkitkan sikap kreatif, inovatif demokratis
dan mandiri bagi peserta didik. Oleh karena itu pembaharuan suatu keniscayaan. Lebih lanjut Sisi
berpendapat bahwa kurikulum pendidikan nasional harus dikembangkan berdasarkan beberapa
indikator. Pertama kurikulum pendidikan harus bersifat luas, sederhana, dan bisa menampung
berbagai kemungkinan perubahan di masa yang akan datang sebagai dampak perkembangan
teknologi dan tuntutan masyarakat. Kedua, kurikulum harus bersifat pedoman pokok kegiatan
pembelajaran siswa. Ketiga, pengembangan kurikulum selayaknya dilakukan serta simultan dengan
pengembangan bahan ajar (buku dan lembar kerja peserta didik) dan media atau alat pembelajaran.
Keempat, kurikulum pendidikan hendaknya berbatikan pada standar global atau regional,
berwawasan nasional, dan dilaksanakan secara lokal, kelima sinambungan dengan satuan
kurikulum bukan lagi menjadi otoritas pemerintah pusat. Tetapi merupakan shard activity (bagian
kegiatan) dengan pemerintah daerah, bahkan komunitas ke depan pemerintah cukup menangani
kurikulum pendidikan yang sifatya cuti, yang umumnya meliputi : Matematika, IPA, dan Bahasa,
sedangkan kurikulum yang sifatnya extended (secara luas) di susun dan dikembangkan oleh daerah
untuk menciptakan satu kurikulum tunggal yang diberlakukan untuk semua sekolah. Kedelapan,
kurikulum juga mesti memperhatikan pendidikan yang terjadi dikeluarkan dan pemerintah melalui
departemen pendidikan nasional kini melakukan pembaharuan dengan menerapkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang merupakan hasil revisi dari kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) untuk mengganti kurikulum sebelumnya yang cenderung content bases. Kurikulum baru
tersebut menekankan aspek kompetensi yang diharapkan akan menghasilkan lulusan yang lebih
baik dan siap menghadapi kehidupan di masyarakat. KTSP ingin memusatkan diri pada
pengembangan seluruh kompetensi peserta didik. Peserta didik dibantu agar melalui proses belajar
mengajar yang menekankan kompetensi dengan pendekatan contextual treading and learuing
(CTL). Dan life skill diharapkan peserta didik akan menjadi pribadi yang unggul secara akademis
maupun non akademis.
A. Sejarah dan perkembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di Indonesia
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan dari kurikulum
berbasis kompetensi )KBK) atau ada yang menyebut kurikulum 2004. KTSP lahir karena di anggap
KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih
dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum KTSP ini menekankan
aspek kompetensi yang diharapkan akan menghasilkan lulusan yang lebih baik dan siap
menghadapi kehidupan di masyarakat. KTSP ingin memusatkan diri pada pengembangan seluruh
kompetensi peserta didik. Peserta didik dibantu agar kompetensinya muncul belajar mengajar yang
menekankan kompetnsi dengan pendekatan contextual teaching and learuing (CTL) dan life skill
diharapkan peserta didik akan menjadi pribadi yang unggul secara akademis maupun non akademis.
Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan
(sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum,
seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa kurikulum lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa KTSP menjadi pilihan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan di
tanah air antara lain :
1. Potensi siswa itu berbeda-beda dan potensi tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat.
2. Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspek-aspek moral, akhlak, budi
pekerti, seni dan olahraga, serta life skill.
3. Persaingan global sehingga menyebabkan siswa/anak yang mampu akan berhasil atau eksis dan
kurang mampu akan gagal.
4. Persaingan pada kemampuan SDM produk lembaga pendidikan.
5. Persaingan terjadi pada lembaga pendidikan kompetensi perlu rumusan yang jelas mengenai
standar kompetensi lulusan, yang selanjutnya standar kompetensi mata pelajaran perlu dijabarkan
4. menjadi sejumlah kompetensi dasar.
B. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sebelum membahas pengertian KTSP, terlebih dahulu akan dibahas pengertian kurikulum secara
umum.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum” sedang menurut bahasa Prancis “cuuries”
artinya “to ru” berlari. Istilah kurikulum pada awalnya dipakai dalam dunia olahraga dengan istilah
“curriculae” (bahasa latin) yaitu suatu jalan yang harus ditempuh oleh pelari atau kerek dalam
perlombaan, dari awal sampai akhir. Dari dunia olahraga istilah kurikulum masuk ke dunia
pendidikan yang berarti sejumlah mata kuliah di perguruan tinggi. Dalam kamus Webstar tahun
1955 kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi
yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah. Dalam kamus ini kurikulum juga diartikan
keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.
Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum.
1. Alice Miel dalam bukunya changing the curriculum : a sosial proses (1946) menyatakan bahwa
kurikulum yang bercorak pendidikan dan pengaruh anak di sekolah, kurikulum dan pengaruh
mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan sikap, apresiasi dan seluruh pegawai sekolah.
2. J. Gaeln Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya curriculum planning for better
teaching and Learuing (2956) mengartikan kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah,
termasuk kurikulum-kurikulum juga meliputi kegiatan ekstra kurikuler.
3. Harold B. Alberyes dalam bukunya Reorganizing the High School curriculum (1956)
mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang
berasa di bawah tanggung jawab sekolah.
4. William B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary curriculum (1966) menyatakan bahwa
kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak
di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahwa pelajaran, tetapi juga
meliputi bahwa pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas, termasuk di
dalamnya hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi.
5. B. Othanel Smith, W.O Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai sejumlah
pengalaman yang secara potensi dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat
berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakat.
6. J. L Loyd Trmp dan Deluas F. Miller dalam bukunya Secondary School Improvement (1973)
mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan
seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan
administrasi dan hal 2 struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih
mata pelajaran.
Sementara itu, menurut PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berkaitan dengan kurikulum baru untuk
menggantikan kurikulum 1994 dan merevisi kurikulum 2004 (KBK) pemerintah peraturan
Departemen pendidikan nasional mengeluarkan peraturan Menteri pendidikan nasional nomor 22
tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006
tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sementara itu,
untuk melaksanakan kedua penmen diatas pemerintah melalui Depdiknas mengeluarkan penmen
nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan penmen DIknas nomor 22 tahun 2006 an nomor 23
tahun 2006 tersebut di atas.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang di susun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan
5. pendidikan dan komite sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi diluar
pendidikan/kantor Depag Kab/Kota untuk pendidikan dasar dan dinas pendidikan/Kantor Depag
untuk pendidikan dinas pendidikan khusus.
Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan berdasarkan pada :
a. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 sampai
dengan pasal 38.
b. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 5 sampai
dengan pasal 18 dan pasal 25 sampai dengan pasal 27.
c. Peraturan Menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
d. Peraturan Menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (pasal 1 ayat 1 penmen Diknas nomor 24 tahun
2006).
C. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dicapai dan
dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan lulusan yang harus dicapai dinyatakan
dengan standar kompetensi, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai lulusan. Standar
kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk bersaing disingkat regional maupun global,
karena persaingan sumber daya manusia globalisasi adalah persaingan sumber daya manusia
karakteristik kurikulum ini adalah :
1. Hasil belajar dinyatakan dengan kemampuan atau kompetensi yang dapat diadministrasikan atau
ditampilkan
2. Semua peserta didik harus kompetensi ketuntasan belajar, yaitu menguasai semua kompetensi
dasar
3. Kecepatan belajar peserta didik tidak sama
4. Penilaian menggunakan acuan kriteria
5. Ada program remedial, pengayaan dan percepatan
6. Tenaga pengajar atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didik
7. Tenaga pengajar sebagai fasilitator
8. Pembelajaran mencakup aspek efektif yang terintegrasi dalam semua bidang studi
Sebagai sebuah konsep, sekaligus sebagai sebuah program, KTSP memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara kurikulum tingkat satuan
pendidikan individual maupun tingkat satuan pendidikan dibentuk untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi yang terampil dan mandiri.
2. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learuing aut comes) dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
D. Prinsip pengembangan kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang di buat oleh BSNP penyusunan dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya kurikulum berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensi nya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
6. yang Maha Esa, barakhlak mulia, sehat warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung tujuan tersebut lembaga kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi kompetensi muatan wajib kurikulum , muatan lokal, dan
mengembangkan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
berahlak dan tepat antar substansi
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan
keterampilan vocational merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antara semua dan disajikan
secara jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, non formal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memerlukan kepentingan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia.
E. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum disetiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis serta menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk memahami dan menghayati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi
peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ketuhanan, keindividual, kesosialan, dan moral.
7. 4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip Tut Wuri Handayani ini ing
madia mangunkarsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber
belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
dengan prinsip alam berkembang jadi guru (semua yang terjadi tergelar dan berkemabngan di
masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh
dan teladan)
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara
optimal
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal, dan
pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta
jenjang pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keamanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peseta didik
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi dan kinesthetic peserta
didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan daerah memiliki keragaman potensi
kebutuhan tantangan oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan
nasional
5. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama serta
memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah.
8. Dinamis perkembangan global
Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum harus mendorong wawasan serta sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia
B. Komponen KTSP
8. 1. Visi, misi dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
a. Visi satuan pendidikan
1) Berorientasi ke depan 2) dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah 3) merupakan
perpaduan antara langkah strategis dan sesuatu yang di cita-cita 4) dinyatakan dalam kalimat yang
padat bermakna tidak lebih dari 25 kata 5) dapat diajarkan ke dalam tujuan dan indikator
keberhasilannya 6) berbasis nilai-nilai mudah diingat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun visi, yaitu :
a) Hasil belajar siswa
Apa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah
mereka menamatkan sekolah
b) Suasana pembelajaran
Suasana pembelajaran seperti apa yang dikenandaki untuk mencapai hasil belajar itu
c) Suasana sekolah
Suasana sekolah sebagai lembaga apa yang dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu
d) Rumusan visi tersebut secara singkat, padat dan bermakna (tidak lebih dari 25 kata)
b. Misi satuan pendidikan
Berdasarkan bisa satuan pendidikan, maka tentukan misinya (sejumlah langkah strategis menuju
visi yang telah dirumuskan)
c. Tujuan pendidikan tingkat satuan
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Struktur dan muatan KTSP
a. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada
struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi.
b. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan
c. Kegiatan pengembangan diri
Kegiatan pengembangan adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan keutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah serta dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler.
d. Pengaturan beban belajar
e. Ketuntasan belajar
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
g. Penjuruan
h. Pendidikan kecakapan hidup
i. Pendidikan berbasi keunggulan lokal dan global
3. Kalender tahun
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi
4. Pengembangan silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan kompetensi
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber bahan/alat belajar.
5. Rencana pelaksanaan pengajaran (RPP)
9. RPP adalah penjabaran dari silabus sebagai rencana guru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap pertemuan.
C. Pelaksanaan Penyusunan KTSP
Langkah-langkah dalam penyusunan KTSP adalah sebagai berikut :
1. Analisis Konteks
a. Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan. Saran prasarana, biaya, dan program yang ada di sekolah
b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar komite sekolah,
dewan pendidikan dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, SDA, dan
sosial budaya.
c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan
KTSP.
2. Tim penyusun
Tim penyusun KTSP SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah, komite
sekolah, dan nara sumber, dengan kepada sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan supervisi
oleh dinas Kabupaten/Kota dalam Provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia (SDA) jangka panjang yang mempunyai
nilai yang tinggi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara di dunia
menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama dalam pembangunan bangsa dan
negara. Begitu pula Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama,
hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mencapai ke arah itu, kurikulum dan peran guru sangat menentukan keberhasilan
pendidikan, karena kurikulum berjalan, sedangkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran pada KTSP ada beberapa alasan yang menjadi
pilihan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan di
tanah air, salah satunya adalah potensi siswa itu berbeda-beda dan potensi tersebut akan
berkembang jika stimulusnya tepat dan mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta
mengabaikan aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerja seni dan olahraga serta life skill.
Selain itu kurikulum harus mempunyai tujuan yang ingin di capai baik yang bersifat kongkrit
maupun abstrak dan berbagai konsepsinya seperti yang disebutkan di atas, sehingga hakekat
kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan benar-benar terwujud.
B. Saran
Dengan membaca makalah ii disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang pelaksanaan
KTSP, yang mana berawal dari mana atau lahirnya KTSP dan sampai pelaksanaannya, serta
keunggulan dari pada KTSP tersebut.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Eddy Widowo, Mungin. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP
Kunandar. 2008. Guru Profesional. Jakarta : Rajawali Pers