1. SEMINAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(Analisis Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan)
Disusun Oleh
Eka suryani C1B014003
Rizqi fauzia putriyana CIB014110
Dosen pengampu
Dra. Hj. Setyaningsih, MM
2. Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan
dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan
mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi
dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama,
yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan
bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan
lingkungan dengan cepat (Soedjono, 2005).
3. Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Filosofi pendiri
organisasi
kriteria
seleksi
Manajemen
puncak
organisasi
sosialisasi
Budaya organisasi
4. Faktor-faktor Budaya Organisasi
Ada enam faktor penting yang mempengaruhi budaya organisasi, yaitu:
1. Observed Behavioral Regularities
2. Norms
3. Dominant Values
4. Philosophy
5. Rules
6. Organization climate
5. Dimensi Budaya Organisasi
Robbins (2008) berusaha memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai
berikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and Risk Taking)
2. Perhatian pada hal-hal rinci atau perhatian terhadap detail (Attention to
detail)
3. Orientasi Hasil (Outcome Orientation)
4. Orientasi Orang (People Orientation)
5. Orientasi Tim (Team Orientation)
6. Keagresifan (Aggressiveness)
7. Stabilitas (Stability)
6. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya organisasi menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001: 73) adalah :
1. Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai perusahaan yang
inovatif dapat mengembangkan produk baru.
2. Memfasilitasi komitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjaannya bangga menjadi bagian
dari padanya.
3. Meningkatkan stabilitas system sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan
positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya.
7. Konsep Kinerja Karyawan
Suatu lingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat
kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan
bawahan berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan
membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda,
perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja
adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2009).
8. Keterkaitan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan
Suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederet definisi memperlihatkan sebuah
tema sentral budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima
secara bersama. Semua itu, pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama di
antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana
anggotanya harus berperilaku. Bagaimanapun, budaya yang kuat dicirikan oleh nilai
inti dari organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan
bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti, menyetujui
jajaran tingkat kepentingannya dan merasa sangat terikat kepadanya maka makin kuat
budaya tersebut.
9. 1. Strength
Perspective
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001 : 80), terdapat tiga
tipe perspektif budaya yang bersifat meningkatkan kinerja finansial
organisasi, yaitu strength, fit, dan adaptive.
2. Fit
Perspective
3. Adaptive
Perspective
Membangun Budaya Kinerja
Tinggi