3. BAB I
A. Berbagai Pergolakan dalam Negeri 1945-1965
1. Pergolakan Berkaitan Ideologi
2. Pergolakan berkaitan Kepentingan
3. Pergolakan Berkaitan Sistem Pemerintahan
B. Dari Konflik Menuju Integrasi
1. Kesadaran terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa
2. Teladan Tokoh Persatuan
DaftarIsi
5. Pergolakan Akibat Perbedaan Ideologi
Pemberontakan PKI Madiun 1948
01
Pemberontakan DI/TII
02
Pemberontakan G 30 S/PKI
03
BACK
6. 2
1 3
Pada 18 September 1948
PKI membentuk Front
Nasional.
Presiden Soekarno meminta
rakyat memilih Republik
Indonesia atau PKI.
Pemerintah melancarkan
operasi militer di Madiun.
Tokoh Utama
BAGAIMANA AKHIR PEMBERONTAKAN PKI
MADIUN?
Pada November 1948
operasi militer dinyatakan selesai.
Amir
Syarifudimn
Musso
7. Pemberontakan DI/TII
S.M Kartosoewiryo
kecewa terhadap
Penjanjian Renville
Pada 7 Agustus 1949 membentuk
gerakan Darul Islam (DI) dan
Tentara Islam Indonesia (TII) di
Tasikmalaya, Jawa Barat
DI/TII menyebar ke berbagai daerah dengan cepat.
Beberapa daerah yang menjadi basis
pemberontakan DI/TII yaitu Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh.
PEKEMBANGAN
LATAR BELAKANG
Untuk menumpas pemberontakan DI/TII, pemerintah
melakukan sejumlah operasi militer dan cara damai.
8. PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI
01
02
03
04
DOKUMEN PENTING
SUPER SEMAR (SURAT
PERINTAH SEBELAS MARET)
PENUMPASAN
Menetralisasi pasukan-pasukan
yang berada di sekitar lapangan
Merdeka.
Merebut gedung RRI dan kantor
pusat telekomunikasi.
Membersihkan pangkalan udara
Halim Perdanakusuma.
LATAR BELAKANG
Persaingan antara PKI dan Angkatan
Darat dalam percaturan politik
Indonesia.
JALANNYA PEMBERONTAKAN
Pada 30 September 1965 pasukan PKI di
bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung Sutopo
menculik dan membunuh sejumlah petinggi
Angkatan Darat antikomunis.
11. Pemberontakan APRA
ketidak puasan pejuang terhadap kebijakan RIS
1. Latar belakang
membunuh ratusan pasukan divisi SIliwangi dan
menguasai beberapa kota di Bandung
2. Jalannya Pemberontakan
Akhir 1950, Pasukan APRA mulai tercerai berai
3. Jalannya pemberontakan
Pasukan APRA kembali bergabung dengan APRIS
4. Akhir Pemberontakan
TOKOH UTAMA
Raymond Westerling
12. Pemberontakan Andi Aziz
Pembentukan
Angkatan
Perang
Republik
Indonesia
Serikar (APRIS)
Pemerintah RIS
mengeluarkan
ultimatum
terhadap Andi
Aziz
Pasukan Andi Aziz
menangkap beberapa
anggota pasukan
APRIS di Makassar
dan menguasai
Makassar
Dalam waktu 4 ×
24 jam Andi Aziz
harus melaporkan
diri kepada
pemerintah RIS
di Jakarta.
Apa isi ultimatum
terhadap Andi Aziz
Desember
1949
5 April
1950
8 April
1950
13. Pemberontakan RMS
Kebijakan pemerintah NIT
yang berupaya membubarkan
negara-negara bagian dan
menyatukanya dalam NKRI
Pada 25 April 1950 para anggota
RMS memproklamasikan
berdirinya Republik Maluku
Selatan (RMS) yang didukung
penuh oleh Belanda dan tentara
KNIL di Ambol
Pemerintah Indonesia
menempuh cara damai dan
operasi militer
Dr. C.R.S. Soumokil,
pemimpin pemberontakan
RMS
15. Pemberontakan PRRI
Latar Belakang Proses Penumpasan
Adanya kecemburuan
pemerintah di daerah terhadap
pemerintah pusat.
Muncul beberapa dewan daerah
seperti dewan Banteng, dewan
Gajah, dewan Garuda, dan dewan
Manguni
Pemerintah melakukan
operasi militer seperti operasi
Tegas, operasi 17 Agustus,
operasi Sadar, dan operasi
Merdeka
16. Pemberontakan PERMESTA
Tidak puas
dengan
pembagian
alokasi biaya
pembangunan
dari pemerintah
pusat.
Pada 2 Maret 1957
Ventje Sumual
memproklamasikan
Piagam
Perjoangan Rakyat
Semesta
(Permesta) di
Makassar.
Melancarkan operasi
gabungan:
Operasi Merdeka
Letkol
Rukminto
Hendraningrat
Operasi
Saptamarga I
Letkol
Soemarsono
Pada 1961
pemerintah pusat
melalui Keppres
Nomor 322/1961
memberi amnesti
dan abolisi bagi
orang-orang yang
terlibat Permesta.
Tokoh-tokoh Permesta
17. Persoalan Negara Federal dan BFO
Golongan federalis (pro-Belanda) yang
ingin mempertahankan bentuk federal
Pembentukan negara-negara federal berawal dari upaya van Mook
menegakkan kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada Mei 1948
negara-negara federal mengadakan pertemuan yang disebut
Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO).
Menyebabkan
Golongan federalis (pro-republik) yang
ingin mempertahankan bentuk kesatuan
Dalam perkembangannya, muncul ketidakpuasan di
negara-negara bagian RIS. Mereka menginginkan
kembali ke bentuk NKRI. Akhirnya, pada 17 Agustus
1950 RIS dibubarkan dan NKRI kembali ditegakkan.
18. Upaya Mempertahankan
Integrasi Bangsa
Menciptakan kerukunan
Mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
Memajukan negara
Mempersiapkan generasi penerus agar mampu bersaing pada era
globalisasi
Memiliki nilai strategis demi keutuhan bangsa
Pentingnya Menjaga Persatuan dalam Kemajemukan
19. Teladan Tokoh
Frans Kaisiepo
• Mengagas Partai Indonesia Merdeka (PIM) pada
1946
• Mengganti nama Papua dan Nederlands Nieuwe
Guinea menjadi Irian (Ikut Republik Indonesia Anti-
Netherlands)
• Merancang perlawanan rakyat Biak
Silas Papare
• Membentuk komite Indonesia Merdeka (KIM)
pada 1945
• Membentuk Partai Kemerdekaan Irian
Indonesia (PKII)
• Mendirikan Badan Perjuangan Irian di
Yogyakarta pada 1949
Marten Indey
• Merencanakan perlawanan melalui
partai Indonesia Merdeka (PIM
• Memimpin aksi protes yang didukung
delegasi dua belas kepala suku
Tokoh Papua
20. • Menyatakan Kesultanan
Yogyakarta bagian dari
Republik Indonesia pada
1945
• Memberikan jaminan
keamanan
penyelenggaraan
pemerontahan Indonesia
selama masa revolusi
kemerdekaan
Sri Sultan
Hamengku Buwono IX
• Menyatakan dukungan dan
kesetiaannya terhadap
Indonesia
• Menyumbangkan uang
sebanyak 13 juta gulden
untuk perjuangan rakyat
Indonesia
• Mengajak raja-raja di
Sumatra Timur untuk
memihak Repuik Indonesia
Sultan Syarif Kasim II
Raja Pemersatu
21. Pejuang Perempuan Opu Daeng Risaju
• Bergabung dengan Partai Serikat Islam
Indonesia (PSII).
• Menjadi ketua PSII Palopo pada 1930.
• Aktif berjuang melawan kolonialisme
Belanda.
• Turut terlibat pertempuran dengan Belanda
pada masa awal kemerdekaan.
22. Pejuangan Seni
Apa peran penting kedua tokoh
pada gambar?
Muhammad Yamin
Berjuang melalui pemikiran politik dan
karya sastra.
Menyumbangkan konsep Pancasila dan
UUD 1945.
Ismail Marzuki
Menciptakan lagu-lagu bernuansa
perjuangan.
Lagu-lagunya mampu menggugah
semangat juang dan jiwa
nasionalisme bangsa Indonesia.
23. Pejuang Pemberontakan
A.H. Nasution:
Memimpin Divisi
Siliwangi.
Menjadi Kepala Staf
Angkatan Darat
(KSAD) dan Menteri
Keamanan Nasional.
Ahmad Yani:
Menumpas DI/TII
dan PRRI.
Menjadi salah satu
korban peristiwa G
30 S/PKI.
M.T. Haryono:
Menolak rencana PKI
membentuk
Angkatan kelima.
Menjadi korban
dalam peristiwa G
30 S/PKI 1965.
Slamet Riyadi:
Menjadi kepala
komando setiap
peristiwa
perlawanan di
Surakarta.
Terlibat dalam
penumpasan DI/TII
Jawa Barat dan
RMS.
24. Pemikir Bangsa
Mohammad Hatta berpendapat rasa
nasionalisme atau kebangsaan
muncul karena adanya perasaan
senasib yang dirasakan dalam
diri bangsa Indonesia.
Nasionalisme juga ditemukan oleh
adanya kesadaran terhadap
persamaan dan tujuan. M. Hatta
Memperjuangkan nasionalisme Indonesia
sejak masa pergerakan nasional
Pemikirannya menjadi pijakan
utama dalam integrasi nasional
BACK
26. Kehidupan Politik pada Awal Kemerdekaan
Perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi
parlementer yang ditandai dengan adanya Maklumat KNIP
Nomor 5 tanggal 11 November 1945.
Perubahan fungsi KNIP yang semula sebagai pembantu
presiden dan wakil presiden menjadi majelis legislatif.
Penerapan kebijakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi
Angkatan Perang (RERA) untuk menyederhanakan angkatan
perang yang dianggap terlalu rumit.
27. Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal
Kabinet Natsir Kabinet Sukiman Kabinet Wilopo
Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
Kabinet
Burhanuddin
Harahap
Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
Kabinet
Djuanda/Karya
28. Sistem Multipartai
Sistem multipartai didasari adanya Maklumat Wakil Presiden 3 November 1945. Dalam
maklumat tersebut Moh. Hatta memberikan kebebasan pembentukan partai politik.
Pada perkembangannya, partai politik pada masa Demokorasi Liberal saling bersaing,
mencari kesalahan, dan saling menjatuhkan.
Menurut Moh. Hatta, sistem multipartai bertujuan untuk memudahkan kekuatan perjuangan
dan memudahkan dalam meminta pertanggung jawaban kepada barisan perjuangan.
29. Pemilu 1955
• Pemilu pada 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen (DPR) dengan hasil
sebagai berikut.
• Pemilu pada 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante dengan hasil sebagai
berikut.
No. Nama Partai Jumlah Kursi
1. Partai Nasional Indonesia 57 kursi
2. Masyumi 57 kursi
3. Nahdatul Ulama 45 kursi
4. Partai Komunis Indonesia 39 kursi
No. Nama Partai Jumlah Kursi
1. Partai Nasional Indonesia 119 kursi
2. Masyumi 112kursi
3. Nahdatul Ulama 91 kursi
4. Partai Komunis Indonesia 60 kursi
30. Konstituante hasil Pemilu 1955
gagal menyusun undang-undang
dasar
Apa penyebabnya?
• Perdebatan berlarut-larut dalam
konstituante.
• Adanya perselisihan antara partai.
• Adanya desakan untuk kembali kepada
UUD 1945.
Langkah lanjutan
• Presiden Soekarno mengusulkan agar
UUD 1945 diberlakukan kembali sebagai
konstitusi negara.
• Presiden Soekarno membubarkan
konstituante melalui Dekret Presiden 5
Juli 1959.
32. Pemikiran Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi
Liberal
• Menurut Soemitro Djojohadikusumo,
pembangunan ekonomi pada masa
Demokrasi Liberal masih menemui
berbagai hambatan.
• Kondisi tersebut disebabkan sistem
ekonomi kolonial masih mengakar kuat di
Indonesia.
• Menghadapi kondisi tersebut, Soemitro
Djojohadikusumo menitikberatkan ekonomi
nasional dengan memperkuat sistem
perdagangan.
• Selain itu, pemerintah merangkul kaum
pribumi untuk mewujudkan kelas
pengusaha pribumi.
33. Upaya Mengatasi Masalah Ekonomi pada Demokrasi
Liberal
Gerakan Benteng Gunting Syafruddin
Nasionalisasi
perusahaan asing
Sistem ekonomi Ali-
Baba
Membentuk Biro
Perancang
Nasional
34. Upaya Mengatasi Masalah Ekonomi pada Awal
Kemerdekaan
Mendirikan Bank Negara Indonesia
(BNI)
Melakukan diplomasi beras dengan
India
Mendirikan Indonesia Office (Indof) di
Singapura
Mengadakan Konferensi Ekonomi
Membentuk Badan Perancang
Ekonomi (Planning Board)
Melaksanakan Kasimo Plan
Membentuk Persatuan Tenaga
Ekonomi (PTE)
Melaksanakan Program Pinjaman
Nasional
35. Bab III
Dinamika Politik–Ekonomi Indonesia
Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)
Dinamika Politik Dinamika Ekonomi
Dekret Presiden
5 Juli 1959
Peta Kekuatan
Politik Nasional
Peran
Presiden Soekarno
Pembebasan
Irian Barat
Politik Luar Negeri
Sistem Ekonomi Terpimpin
Kebijakan
untuk Mengatasi Masalah
Ekonomi
DaftarIsi
36. Konsepsi Presiden 1957
Kegagalan Dewan Konstituante
Dekret Presiden
5 Juli 1959
Latar Belakang
Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959
1. Pembubaran Konstituante
2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
Situasi Politik setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959
Kabinet Djuanda digantikan Kabinet Kerja pada 10 Juli 1959
Presiden Soekarno juga menetapkan pidatonya yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi
Kita” menjadi Manifesto Politik
37. Peta Kekuatan Politik
Nasional
Undang-Undang Dasar 1945
U
S
D
E
K
Sosialisme Indonesia
Demokrasi Terpimpin
Ekonomi Terpimpin
Kepribadian Bangsa
Presiden Soekarno juga menyampaikan lima gagasan yang disebut
USDEK
Gagasan tersebut kemudian dikenal dengan istilah Manipol-USDEK
Dalam perkembangannya, Manipol-USDEK ditetapkan sebagai ideologi
resmi dan haluan negara
38. Peran Presiden Soekarno
Presiden Soekarno merupakan pusat kekuasaan pada masa Demokrasi Terpimpin
Dalam menjalankan pemerintahannya mengalami penyimpangan:
Memperkenalkan ajaran Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional
(Resopim)
Mengeluarkan gagasan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)
Pembentukan MPRS
Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
39. Pembebasan Irian Barat
Latar Belakang
Belanda tidak mau menepati hasil KMB
Belanda terus menunda penyelesaian masalah tersebut hingga
bertahun-tahun
40. Indonesia berhasil meraih dukungan dari
negara peserta Konferensi Colombo 1954
dan Konferensi Asia Afrika 1955
Indonesia mengangkat masalah Irian Barat
dalam sidang umum PBB hingga tahun
1960, tetapi mengalami kegagalan
Perjuangan Diplomasi Konfrontasi Politik
Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Pada 1956 Indonesia membatalkan hasil
KMB
Pada 1960 pemerintah Indonesia
memutus hubungan diplomatik dengan
Belanda
41. Konfrontasi Ekonomi
Konfrontasi Militer
• Membatalkan utang-utang Indonesia kepada Belanda
senilai 3.661 juta gulden
• Menasionalisasi maskapai penerbangan Belanda
(KLM) dan perusahaan pelayaran (NHM) pada 1958
• Pada 19 Desember 1961 Presiden Soekarno
mengumumkan Trikora
• Pada 1962 pemerintah Indonesia membentuk
Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
• Pasukan TNI dikerahkah melalui operasi-operasi
militer di wilayah Irian Barat
42. Dalam perundingan New York,
Belanda setuju untuk menyerahkan
wilayah Irian Barat kepada United
Nations Temporary Executive
Authority (UNTEA) pada 1 Oktober
1962
Pepera dilaksanakan pada 14
Juli–
4 Agustus 1969
Hasil Pepera memutuskan
bahwa Irian Barat menjadi
bagian dari Republik Indonesia
Integrasi Irian
Barat
Masalah Irian Barat akhirnya
menarik perhatian PBB
Pada Maret Maret–Agustus
1962 PBB mengajak pihak
Indonesia–Belanda berunding
di New York
Pada 1 Mei 1963 UNTEA
menyerahkan Irian Barat
kepada pemerintah RI
Pemerintah RI wajib
menyelenggarakan Penentuan
Pendapat Rakyat (Pepera)
43. Pada 27 Mei 1961 Tengku Abdul Rahman
mencetuskan gagasan pembentukan
Federasi Malaysia
• Presiden Soekarno menganggap
pembentukan Federasi Malaysia adalah
proyek neokolonialisme Inggris yang
membahayakan negara-negara Nefo
• Pada 3 Mei 1964 Presiden Soekarno
mengeluarkan Dwikora yang menandai
konfrontasi Indonesia– Malaysia
Konfrontasi dengan Malaysia
45. Indonesia Keluar dari PBB
Terjadi Pada 7 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari
PBB
Latar Belakang
PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB
Sikap PBB yang tidak merombak struktur organisasi PBB
Apa dampak yang terjadi setelah keluarnya Indonesia dari
PBB?
Indonesia kehilangan media untuk memperjuangkan
kepentingan nasional di dunia internasional
46. Sistem Ekonomi Terpimpin
Sistem ekonomi terpimpin merupakan penguasaan atau sekurang-kurangnya
pengawasan terhadap alat-alat produksi serta distribusi yang vital bagi perekonomian.
Bentuk
pelaksanaan sistem
Ekonomi Terpimpin
Pengorganisasian
perusahaan swasta
Pembangunan Nasional
Semesta Berencana
NasionalisasI perusahaan
Belanda
47. Dewan Perancang Nasional
Dibentuk • 15 Agustus1959
Tugas
• Merancang pembangunan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang
Dasar • Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1958
Berubah
• Pada 1963 Dewan Perancang Nasional berganti nama
menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) dan dipimpin langsung oleh Presiden
Soekarno
48. Diterapkan pada 24 Agustus 1959
Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)
Bentuk :
Devaluasi Mata Uang Rupiah
Mata uang pecahan bernilai Rp500,00 berubah menjadi Rp50,00
Mata uang pecahan bernilai Rp1.000,00 berubah menjadi Rp100,00.
Mata uang pecahan seratus ke bawah tidak didevaluasi
49. Menekan Laju Inflasi
Dasar
Cara
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1959
Membekukan semua simpanan pada bank-bank
Menginstruksikan penghematan bagi instansi pemerintah
Menertibkan manajemen dan administrasi perusahaan-perusahaan negara
50. Deklarasi Ekonomi
Dirumuskan oleh Panitia Tiga Belas
Diresmikan Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963 yang kemudian disusul dengan empat belas
peraturan pelaksanaan (Peraturan 26 Mei)
Prioritas Deklarasi Ekonomi :
Mendorong usaha swasta
Memperbesar produksi perolehan devisa
Memberikan insentif kepada pihak pengusaha swasta yang berhasil
menaikkan nilai ekspor dan impor
Mengapa dalam perkembangannya mengalami kegagalan?
Pemerintah gagal memperoleh pinjaman dana dari
International Monetary Found (IMF)
51. Dana Revolusi
Dasar • Instruksi Presiden Nomor 018 Tahun 1964
• Keputusan Presiden Nomor 360 Tahun 1964
Diperoleh • Devisa kredit jangka panjang (deffered
payment)
Digunakan • Membiayai proyek-proyek mandataris
presiden (proyek mercusuar)
55. Aksi Tritura
Latar Belakang
• Peristiwa G 30 S/PKI, krisis ekonomi, krisis politik.
Aktor
• KAMI, KAPI, KAPPI, KASI (tergabung dalam Front Pancasila).
Isi Tritura
• Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya.
• Pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI.
• Penurunan harga-harga kebutuhan pokok/perbaikan ekonomi.
56. Kronologi Aksi Tritura
• Demonstrasi pertama gerakan mahasiswa terjadi pada 8 Januari 1966 di Gedung Sekretariat Negara.
• Pada 12 Januari 1966 kelompok pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Pancasila
melakukan demonstrasi di depan Gedung DPR-GR.
• Pada 24 Februari 1966 seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Arief
Rahman Hakim tertembak saat sedang berdemonstrasi di depan Istana Negara.
• Pada 25 Februari 1966 Presiden Soekarno membubarkan KAMI.
57. Surat Perintah Sebelas Maret
Latar
belakang
• Aksi demonstrasi menentang pemerintah Demokrasi Terpimpin meningkat.
• Keamanan Presiden Soekarno terancam.
• Presiden perlu memulihkan kewibawaan pemerintahan.
Isi
• Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta
kestabilan jalannya revolusi.
• Menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin
Besar Revolusi.
• Melaksanakan dengan pasti ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Dampak
• Kondisi keamanan negara berhasil dikendalikan.
• Wibawa tentara semakin meningkat, Soeharto sebagai pemegang mandat Supersemar memiliki
kekuatan politik.
58. Dualisme Kepemimpinan Nasional
Berdasarkan Ketetapan Nomor
XIV/MPRS/1966 dinyatakan ”apabila
presiden berhalangan, kedudukannya
digantikan oleh pemegang mandat
Supersemar”.
Berdasarkan Ketetapan Nomor
XIII/MPRS/1966, MPR memberikan tugas
kepada pengemban mandat Supersemar
untuk membentuk Kabinet Ampera (Amanat
Penderitaan Rakyat).
Mengapa terjadi dualisme kepemimpinan nasional?
59. Apa dampak dualisme kepemimpinan nasional?
Soeharto turut menentukan nama-nama menteri yang mengisi pos jabatan di Kabinet Ampera.
Presiden Soekarno berkedudukan sebagai pemimpin kabinet, sedangkan Letjen Soeharto
bertindak sebagai pelaksana pemerintahan.
Popularitas Presiden Soekarno semakin merosot.
Muncul tuntutan agar Presiden Soekarno mengundurkan diri dari jabatannya.
60. Kronologi Pengunduran Diri Presiden Soekarno
Pada Juni 1966 Presiden Soekarno menyampaikan pidato pertanggungjawabannya sebagai presiden yang
kemudian dikenal dengan nama pidato Nawaksara.
Pada 20 Juni hingga 5 Juli 1966, melalui Ketetapan Nomor V/MPRS/1966, MPRS meminta Presiden Soekarno
melengkapi isi pidato Nawaksara.
Presiden Soekarno pun menyampaikan kembali pidato pertanggungjawaban pada 10 Januari 1967 di hadapan
anggota MPRS dan DPR-GR. Pidato tersebut dituangkan dalam Surat Presiden RI Nomor 1/Pres/1967 dan
diberi nama ”Pelengkap Nawaksara” (Pelnawaksara).
Pada 9 Februari 1967 DPR-GR mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar mengadakan sidang
istimewa untuk mengatasi situasi politik yang memanas.
Para pimpinan ABRI tersebut membujuk Presiden Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan pada pengemban
Ketetapan Nomor IX/MPRS/1966, yaitu Letjen Soeharto, sebelum sidang umum MPRS dilaksanakan.
Pada 22 Februari 1967 Presiden Soekarno secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
61. Pada 12 Maret
1967 Soeharto diangkat sebagai
Pejabat Presiden Indonesia oleh
MPR Sementara.
Selanjutnya, Soeharto resmi
dilantik sebagai Presiden
Republik Indonesia pada 27
Maret 1968. Pelantikan Presiden
Soeharto ini menandai
dimulainya periode Orde Baru.
Back
62. B. Stabilisasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi Masa
Orde Baru
Stabilisasi
&
Rehabilitasi
Stabilisasi Politik dan
Keamanan
Stabilisasi
Penyeragaman
Penerapan Dwifungsi
ABRI
Rehabilitasi Ekonomi
Orde Baru
Kebijakan
Pembangunan
Pelaksanaan
Demokrasi
Back
63. Stabilisasi Politik dan Keamanan
Masa Orde Baru
Penerapan politik
bebas aktif
Mengakhiri konfrontasi
dengan Malaysia
Kembali menjadi
anggota PBB
Membentuk ASEAN
Fusi partai
64. Stabilisasi Penyeragaman Orde Baru
Pelarangan ideologi komunisme dan ideologi-ideologi yang dianggap radikal.
Menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Menggagas mengenai pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila melalui
Ekaprasetya Pancakarsa.
Melakukan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Mengharuskan semua partai politik menganut ideologi Pancasila.
65. Penerapan Dwifungsi ABRI
1.
Konsep Dwifungsi ABRI dikenalkan oleh Jenderal A.H. Nasution.
2.
Menyatakan tugas ABRI tidak hanya berkaitan bidang keamanan dan
pertahanan negara, tetapi berkaitan dengan bidang sosial dan politik.
3.
Anggota ABRI menduduki kursi parlemen dan pejabat pemerintahan.
66. Rehabilitasi Ekonomi
Menanggulangi masalah utang
Menjalin kerja sama dengan IMF
Mengeluarkan undang-undang penanaman modal
dengan menetapkan UU Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
67. Bidang Pendidikan
• Pembangunan sekolah dasar Inpres (SD Inpres) di seluruh pelosok Indonesia.
• Meningkatkan jumlah guru untuk memenuhi kebutuhan pengajaran.
• Mencanangkan program wajib belajar 6 tahun kemudian wajib belajar
9 tahun.
• Memberikan program bantuan beasiswa di antaranya melalui program Gerakan Nasional Orang Tua
Asuh (GNOTA).
• Pemberantasan buta aksara dengan
membentuk program kelompok belajar.
Kebijakan Pembangunan Pemerintah Orde Baru
68. Bidang Kesehatan
• Mendirikan pusat pelayanan kesehatan dalam bentuk pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
• Mengembangkan program pos pelayanan terpadu (posyandu).
• Mencanangkan program keluarga berencana untuk menanggulangi peningkatan jumlah penduduk.
69. Bidang Ekonomi
Peningkatan Peran BUMN:
• Pemerintah mengadakan perubahan mendasar dalam pengelolaan BUMN
• Pemerintah menghapus kewenangan instansi teknis sebagai pengawas, dan memberikan kewenangan
kepada Departemen Keuangan sebagai satu-satunya pengawas BUMN
Perluasan Lapangan Kerja:
• Pemerintah berusaha menciptakan lapangan kerja melalui proyek padat karya dan bantuan
pembangunan daerah.
• Pengerahan tenaga kerja sukarela melalui Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia (BUTSI).
Tenaga kerja sukarela ini bertugas sebagai tenaga pelopor pembangunan dan pembaruan berbagai
bidang di desa-desa.
70. Bidang Sosial-Budaya
• Mencanangkan program transmigrasi untuk pemerataan jumlah penduduk.
• Menurunkan angka pengangguran dengan menyalurkan tenaga kerja di sektor perkebunan, perikanan,
ekspor kayu, dan sebagainya.
• Memberikan sosialisasi agar kebudayaan dan kesenian yang berkembang sesuai dengan kepribadian
bangsa.
• Meningkatkan pembinaan kesenian melalui sekolah-sekolah, kursus, dan organisasi-organisasi kesenian.
• Inventarisasi, dokumentasi, penelitian warisan budaya nasional, pembinaan, dan pemeliharaan
peninggalan-peninggalan purbakala.
71. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru
Demokrasi pada masa Orde Baru menganut sistem demokrasi Pancasila.
Demokrasi dijalankan berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, serta ketetapan-
ketetapan MPRS.
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) diberi beberapa hak kontrol selain
tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah.
Lembaga kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya baik yang
bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun yang bersifat infrastruktur
(LSM dan partai politik).
Pemerintah mengawasi dan mengontrol kehidupan demokrasi.
72. C. Integrasi Timor Timur
Latar Belakang
Proses Integrasi Timor Timur
Back
73. Latar Belakang
Perubahan kebijakan pemerintah Portugis terhadap Timor Timur, yaitu dengan menetapkan
Timor Timur sebagai salah satu provinsi Portugis.
Rakyat Timor Timur menghendaki kemerdekaan Timor Timur atas penjajahan Portugis.
Penghapusan status koloni terhadap jajahan Portugis setelah Revolusi Bunga.
74. Proses Integrasi
Muncul partai politik yang memperjuangkan kemerdekaan Timor Timur.
Union Democratica Timorense (UDT) menghendaki agar Timor Timur tetap berada di bawah
kekuasaan Portugis dengan menjadi provinsi Portugis di seberang lautan.
Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente (Fretilin). Fretilin menghendaki
kemerdekaan penuh bagi rakyat Timor.
Associacao Populer Democratica Timorense (Apodeti). Apodeti menghendaki agar Timor Timur
berintegrasi dengan wilayah Indonesia.
Klibur Oan Timur Aswain (Kota). Kota ingin berintegrasi dengan wilayah Indonesia.
Trabalhista. Ingin berintegrasi dengan wilayah Indonesia.
75. Kronologi Integrasi Timor Timur
Pada 28 November 1975 Fretilin memproklamasikan kemerdekaan Timor Timur.
Pada 30 November 1975 kelompok pro-NKRI yang membacakan Deklarasi Balibo yang
berisi keinginan bergabung dengan Republik Indonesia.
Pada 17 Desember 1975 tentara Indonesia masuk ke Timor Timur sekaligus menandai awal
Operasi Seroja.
Pada 31 Mei 1976 Kepala Pemerintahan Timor Timur mengajukan petisi yang berisi
penggabungan Timor Timur dengan Indonesia.
Pada 17 Juli 1976 Timor Timur resmi sebagai provinsi Republik Indonesia.
77. Bidang Politik
Penyimpangan prinsip
demokrasi karena
Presiden Soeharto
menjadi penguasa
tunggal.
Praktik KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotisme)
menjangkiti birokrasi
pemerintahan.
Kebebasan pers
dibatasi secara ketat.
Pemerintahan tidak
dijalankan secara
transparan.
78. Bidang Ekonomi
Pemerintah berhasil
menjaga stabilitas
ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi mengalami
peningkatan.
Indonesia berhasil
mencapai
swasembada beras.
Pengembangan
sektor industri dan
migas mengalami
peningkatan.
80. Pergolakan Akhir Masa Orde Baru
Krisis Multidimensional
Tuntutan Reformasi
Gerakan Reformasi
Pengunduran Diri
Presiden Soeharto
81. Indonesia pada Masa Reformasi
Pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Pemerintahan Abdurrahman Wahid
Pemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf
Kalla
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Boediono
82. Krisis Multidimensional
Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,
meningkatnya harga sembako, macetnya dunia usaha, hingga
meningkatnya jumlah pengangguran.
Meningkatnya tindak kriminal, terjadinya kerusuhan dan penjarahan,
serta meningkatnya kecemburuan sosial.
Munculnya dualisme dalam tubuh partai Demokrasi Perjuangan,
kemenangan mutlak Golkar pada pemilu 1997, serta pelantikan
Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya.
Adanya intervensi terhadap pejabat kehakiman, hukum dijadikan
alat pembenaran penguasa, hingga maraknya rekayasa dalam
proses peradilan.
Ketidak mampuan pemerintah membangun kehidupan politik yang
demokratis dan menegakkan supremasi hukum, serta kebijakan
yang tidak berpihak pada rakyat kebanyakan.
Krisis
Ekonomi
Krisis
Sosial
Krisis
Politik
Krisis
Hukum
Krisis
Kepercaya
an
84. Jakarta
• Aksi pertama dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia pada kamis
19 Februari 1998.
• Aksi mahasiswa di Jakarta juga dilakukan mahasiswa Universitas Trisakti.
Yogyakarta
• Aksi mahasiswa Yogyakarta awalnya dilakukan dengan membuat
tenda-tenda keprihatinan.
• 5 Mei 1998 mahasiswa Universitas Gadjah Mada mulai bergerak
meyampaikan protes.
• 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa di Yogyakarta mencapai
puncaknya.
Surabaya
• Pergerakan mahasiswa di Surabaya dibagi dalam empat distrik, dan gedung Grahadi
menjadi titik tumpul pergerakan di Surabaya.
• Pergerakan massa di Surabaya bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, tetapi
melibatkan berbagai unsur seperti buruh dan petani.
85. Pengunduran Diri Presiden Soeharto
Presiden Soeharto bertemu dengan Wakil Presiden B. J. Habibie dan
sejumlah pejabat tinggi negara setelah pulang dari Kairo pada 15 Mei
1998.
Pada 16 Mei 1998 Presiden Soeharto bertemu dengan pimpinan
DPR, Harmoko. Harmoko menyampaikan sejumlah tuntutan
reformasi dari masyarakat Indonesia.
21 Mei 1998 Presiden Soeharto membacakan pidato pengunduran
dirinya di Istana Negara. Presiden Soeharto mengumumkan Wakil
Presiden B. J. Habibie akan melanjutkan masa jabatan presiden.
86. Pemerintahan B.J. Habibie
a • Pembebasan tahanan dan narapidana politik
b
• Kebebasan pers
c
• Pembentukan partai politik
d
• Pelaksanaan pemilu 1999
e
• Mengatasi disintegrasi bangsa
f
• Memperbaiki perekonomian
g
• Kebijakan otonomi daerah.
87. Pemerintahan Abdurrahman Wahid
Pemisahan Polri dan TNI
Pengakuan agama Konghucu
Mengatasi disintegrasi Irian Jaya
Kebebasan Pers
Membangun kerjasama dengan luar negeri
88. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Reformasi Bidang Politik dan Hukum
• Amandemen UUD 1945.
• Membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi.
Reformasi Ekonomi
• Perluasan kesempatan kerja dan peluang usaha.
• Menetapkan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM.
Pemilu 2004
• Pemilihan pertama presiden dan wakil presiden oleh rakyat.
• Diselenggarakan dua tahap untuk memilih anggota legislatif
dan presiden serta wakil presiden.
89. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla
• Mengatasi disintegrasi bangsa
• Memberantas illegal logging
• Memberantas terorisme
Kebijakan dalam bidang politik
• Penegakan hukum
• Pemberantasan korupsi
Kebijakan dalam bidang hukum
• Memperbaiki iklim investasi
• Meningkatkan kesejahteraan
• Menanggulangi kemiskinan
Kebijakan dalam bidang ekonomi
90. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Boediono
Meningkatkan pelayanan publik
Meningkatkan kualitas pendidikan
Mewujudkan sistem good governance
Menekan angka pangangguran dan
kemiskinan
91. Pemerintahan Joko Widodo
Perbaikan pelayanan
• Kartu Indonesia Sehat
• Kartu Indonesia Pintar
• Kartu Keluarga Sejahtera
Kebijakan ekonomi
• Menghapus subsidi BBM
• Memperkuat kerjasama ekonomi dengan beberapa negara
• Mengajak investor dunia untuk menanamkan modal di Indonesia
Kebijakan kelautan
• Menangkap kapal asing di perairan Indonesia
• Menenggelamkan kapal asing yang melakukan illegal fishing
Kebijakan pertambangan
• Mengambil alih pertambangan minyak bumi di blok Mahakam
• Mengambil alih 51% saham PT Freeport Indonesia
93. A. Landasan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
B. Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya
C. Peran Indonesia dalam Upaya Menciptakan
Perdamaian Dunia
94. Landasan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Landasan Operasional Politik
Luar Negeri Bebas Aktif
Landasan Ideal dan Konstitusional
Politik Luar Negeri Bebas Aktif
• Pancasila
• Undang Undang Dasar 1945
• Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945
• Pasal 11 dan Pasal 13 Ayat (1) dan (2) UUD 1945
•Ketetapan MPRS Nomor XII/MPRS/1966
• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978
• Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983
• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999
95. olitik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya
Indonesia selalu bersikap netral di tengah ketegangan dunia
Politik luar negeri Indonesia masa Demokrasi Liberal : Menggagas Konferensi Asia
Afrika dan Gerakan Non-Blok
Politik luar negeri Indonesia masa Demokrasi Terpimpin : Menghapus imperialisme dan
kolonialisme
Politik luar negeri Indonesia masa Orde Baru : Menggagas ASEAN, ikut dalam APEC dan KTT
Non-Blok, dan bergabung dengan OPEC
Politik luar negeri Indonesia masa Reformasi dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri
96. Peran Indonesia dalam Upaya Menciptakan
Perdamaian Dunia
Konferensi
Asia Afrika
(KAA)
Misi Garuda Deklarasi
Djuanda
Gerakan Non-
Blok
Association of
South East
Asian Nations
(ASEAN)
Organisasi
Konferensi
Islam
Jakarta Informal
Meeting
97. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Pencetus KAA: Sir John Kotelawala (Sri Lanka), Ali Sastroamidjojo
(Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), U Nu (Birma), dan Muhammad
Ali Jinnah (Pakistan).
KAA dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung
Hasil keputusan KAA: Basic Paper on Racial Discrimination and
Basic Paper on Radio Activity (Dasasila Bandung) ysng bertujuan
intuk menciptakan perdamaiandunia
98. Misi Garuda
Misi Garuda merupakan bentuk dukungan Indonesia kepada PBB untuk
menciptakan perdamaian dunia.
Misi Garuda bertugas sebagai ”Peace Keeping Force” atau Pasukan
Pemelihara Perdamaian.
Beberapa konflik yang pernah diredam Misi Garuda: Konflik di Kongo, Konflik
di Vietnam, Konflik di Timur Tengah, Konflik di Kamboja, dan Konlik di
Bosnia.
Misi Garuda juga melaksanakan kegiatan amal, pembangunan dan
perbaikan fasilitas umum, pengobatan, serta pendidikan bagi anak-anak di
sekitar wilayah konflik.
99. Deklarasi
Djuanda
Pada 13 Desember
1957, Pemerintah
Indonesia
mengeluarkan
sebuah pernyataan
yang dikenal
dengan: Deklarasi
Djuanda
Batas teritorial
Indonesia
menjadi 12 mil
diukur dari titik
terluar pulau-
pulau di
Indonesia
Undang-Undang
Nomor 4/PRP/1960
tentang perairan
Indonesia
memperkuat
Deklarasi Djuanda
Deklarasi Djuanda
sebagai usaha
bangsa Indonesia
memperjuangkan
batas wilayah laut
negara
100. Gerakan Non-Blok
Perang Dingin pascaPerang Dunia II melatarbelakangi pembentukan
Gerakan Non-Blok (GNB)
Pada 5-12 Juni 1961 diadakan pertrmuan antara negara-negara Non-Blok di
Kairo, Mesir
Pemrakarasa GNB Soekarno (Indonesia), Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
Gamal Abdul Nasser (Mesir), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Jawaharlal
Nehru (India)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB pertama kali diadakan pada 1-6
September 1961 di Beogard, Yugoslavia
101. Association of South East Asian Nations
(ASEAN)
Tiga pilar komunitas ASEAN
ASEAN Political Security Community ASEAN Economic Community ASEAN Socio-Cultural Community
ASEAN secara resmi terbentuk setelah penandatanganan Deklarasi Bangkok
ASEAN terbentuk pada 8 Agustus 1967
ASEAN merupakan kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara yang terbentuk karena
perasaan senasib sebagai bekas negara terjajah
102. Organisasi Konferensi Islam
Pembentukan OKI dilatarbelakangi peristiwa pembakaran
Masjid Al-Aqsha di Yerussalem pada 21 Agustus 1969
OKI mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I Islam
pada 22-25 September 1969 di Rabat, Maroko
KTT I Islam menghasilkan Deklarasi Rabat yang
menegaskan keyakinan atas agama Islam serta
penghormatan pada piagam PBB dan hak asasi manusia
103. Jakarta Informal Meeting
Peristiwa
penggulingan
kekuasaan
pemerintahan di
Kamboja pada 1975
dan perang antara
Kamboja dan
Vietnam pada 1979
melatarbelakangi
pelaksanaan Jakarta
Informal Meeting
(JIM)
Indonesia berperan
penting dalam
menyelesaikan
konflik Kamboja–
Vietnam dengan
mengadakan JIM I
pada 25–28 Juli
1988. Kemudian
diadakan JIM II pada
16–18 Februari 1989
Hasil pelaksanaan
JIM I dan JIM II
dilaporkan Menteri
Luar Negeri
Indonesia, Ali
Alatas, dalam KTT
ASEAN di Brunei
Darussalam pada
1989
Keberhasilan
Indonesia dalam
mengadakan JIM I
dan JIM II semakin
meningkatkan
kepercayaan negara-
negara ASEAN
terhadap Indonesia
104.
105. Perkembangan IPTEK
Sejarah Perkembangan IPTEK
di Indonesia
Perkembangan IPTEK sebelum
kemerdekaan
Perkembangan IPTEK setelah
kemerdekaan
Perkembangan IPTEK dalam
berbagai bidang
Komunikasi
Pertanian
Transportasi
Dampak
Perkembangan
IPTEK
Komunikasi dan
transportasi
Pertanian
106. Sejarah Perkembang IPTEK di Indonesia
Sebelum Kemerdekaan
• Dimulai sejak kedatangan
bangsa Eropa di Indonesia.
• Pendirian lembaga ilmiah
Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen oleh
pemerintah Belanda.
• Pendirian pusat penelitian Botani,
s’Lands Plantetuin te Buienzorg.
• Pendirian lembaga
Natuurwetenschappelijk Raad
voor Nederlandsch Indie.
Setelah Kemerdekaan
• Pembentukan Orgenisatie voor
Natuurwetenschappelijk
Onderzoek sebagai pengganti
dari Natuurwetenschappelijk
Raad voor Nederlandsch Indie.
• Pengukuhan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1959 oleh
pemerintah Indonesia yang
kemudian menjadi cikal bakal
pendirian LIPI.
107. Perkembangan IPTEK dalam Bidang
Komunikasi
• Pada masa pendudukan Jepang, siaran radio di Indonesia digunakan untuk propaganda
politik.
• Pada masa Orde Baru radio menjadi media yang paling efektif dan merakyat.
Radio
• Siaran televisi pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI).
• Untuk mengatur industri penyiaran di Indonesia, pemerintah menetapkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Pendirian Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Televisi
• Pada 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital Global System for Mobile
(GSM).
• PT Satelit Palapa Indonesia merupakan operator GSM pertama di Indonesia.
Telepon
Seluler
• Pada Pelita II pemerintah Indonesia membangun Sistem Komunikasi Satelit
Domestik (SKSD) Palapa.
• SKSD dikelola oleh Perumtel (PT Telkom Indonesia).
Teknologi
Satelit
Indonesia
• Pada awalnya internet diakses menggunakan jaringan kabel. Dalam perkembangannya
internet dapat diakses dengan jaringan nirkabel.
• Perangkat pendukung internet seperti komputer, laptop, dan telepon seluler.
Internet
108. Perkembangan IPTEK dalam Bidang Pertanian
Pelaksanaan Revolusi Hijau
di Indonesia
Diversifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian
Mekanisasi pertanian
Rehabilitasi pertanian
Hasil Revolusi Hijau di
Indonesia
Penganekaragaman penanaman
jenis tanaman pangan pada suatu
lahan
Pengenalan tanaman monokultur
Peningkatan volume eskpor
tanaman perkebunan di Indonesia
109. Perkembangan IPTEK dalam Bidang Transportasi
Transportasi Air
• Pada masa kuno Indonesia telah mengenal transportasi air.
• Transportasi air di Indonesia semakin berkembang sejak kedatangan bangsa Eropa.
Transportasi Darat
• Perkembangan transportasi darat pada masa lampau dipengaruhi oleh pemerintah
kolonial Belanda.
• Pemerintah kolonial membangun jalan raya, teknologi kereta api, hingga jalur kereta
api.
Transportasi Udara
• Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, B.J. Habibie berusaha membangun
industri pesawat terbang dengan mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT).
• Bersama BPPT, B.J. Habibie merancang dan mengembangkan industri Pesawat
Terbang Nurtanio (IPTN), Perusahaan Armada Laut (PAL), dan Badan Tenaga Atom
Nasional (BATAN).
110. Dampak Perkembangn IPTEK dalam bidang
Teknologi Transportasi dan Komunikasi
• Menambah wawasan dan pengetahuan
• Meningkatkan kualitas pendidikan
• Meningkatkan kesejahteraan
• Meningkatkan mobilitas manusia
Dampak Positif
• Memengaruhi pola pikir
• Menyebabkan permasalahan sosial
• Menimbulkan kerusakan lingkungan
Dampak Negatif
111. Dampak Perkembangan IPTEK dalam
bidang Pertanian
Adanya spesialisasi jenis
tanaman
Penggunaan teknologi
modern
Munculnya jenis tanaman
berumur pendek
Kerusakan lingkungan akibat
ketergantungan masyarakat
pada pupuk
Terjadi serangan hama
Menurunnya kebutuhan tenaga
kerja
Dampak
positif
Dampak
negatif