1. Guru menerapkan model pembelajaran problem based learning, pembelajaran kooperatif, dan game based learning untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik. Penggunaan tiga model tersebut diharapkan dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Guru menggunakan media seperti PowerPoint, audio visual, website, dan aplikasi untuk memanfaatkan gadget peserta didik dalam pembelajaran. Penggunaan berbagai media digital diharapkan dapat
1. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Nama : Ahmad Rijal Azizi
No. UKG : 201503860025
Bidang Studi : Bahasa Inggris
No.
Masalah
terpilih yang
akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Keterlibatan
peserta didik
dalam
pembelajaran
masih rendah.
(teacher-
centered)
Guru belum
mengimplement
asikan model-
model
pembelajaran
inovatif.
1. Menerapkan Problem Based Learning.
Ward (2002) dan Stepien, et al., (1993), PBL
merupakan model pembelajaran yang melibatkan
siswa dalam proses pemecahan suatu masalah
dengan bekerja melalui tahapan metode saintifik.
Hal ini memungkinkan siswa untuk mempelajari
pengetahuan yang terkait dengan masalah sekaligus
mengembangkan keterampilan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah. Menurut (Nafiah &
Suyanto, 2014) dalam penelitiannya yang berjudul
penerapan model problem based learning untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil
Kelebihan PBL:
- Peserta didik dilatih untuk selalu
berpikir kritis dan terampil dalam
menyelesaikan suatu
permasalahan.
- Bisa memicu peningkatan
aktivitas peserta didik di kelas.
- Peserta didik terbiasa untuk
belajar dari sumber yang relevan.
- Kegiatan pembelajaran berjalan
lebih kondusif dan efektif karena
2. belajar siswa juga menyatakan bahwa penerapan
model pembelajaran problem based learning (PBL)
dapat meningkatkan prestasi belajar dan berfikir
kritis peserta didik dibandingkan menggunakan
model pembelajaran konvensional. Penerapan model
problem-based learning (PBL) dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik, dibandingkan
dengan model konvensional. Penerapan model
problem based learning membuat peserta didik aktif
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena
dalam prosesnya peserta didik diharapkan mampu
untuk membangun dan membentuk pengetahuannya
sendiri dalam bentuk konsep yang dipahami oleh
peserta didik sehingga pemahamannya akan lebih
mendalam. Menurut (Sugiyanto, 2019) pada
pelaksanaan modep pembelajaran problem based
learning (PBL), rasa ingin tahu peserta didik akan
bangkit sehingga membuat mereka tertarik untuk
menyelidiki.
peserta didiknya dituntut untuk
aktif.
Kekurangan PBL:
- Tidak semua materi pembelajaran
bisa menerapkan model ini.
- Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan materi
pembelajaran lebih lama.
- Bagi peserta didik yang belum
terbiasa menganalisis suatu
permasalahan, biasanya enggan
untuk mengerjakannya.
Kelebihan pembelajaran kooperatif
yaitu:
1) Meningkatkan harga diri tiap
individu
2) Konflik antar pribadi berkurang
3) Sikap apatis berkurang
4) Pemahaman yang lebih mendalam
3. 2. Menerapkan pembelajaran kooperatif
learning dengan pendekatan kontekstual.
Mengaitkan materi dengan dunia nyata (kontekstual
learning). Menurut Elaine B.Johnson (Rusman 2012:
187) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual
adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk
menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.
Lebih lanjut Elaine mengatakan bahwa pembelajaran
kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang
cocok dengan otak yang menghasilkan makna
dengan menghubungkan muatan akademis dengan
konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. (Tanjung:
2018). Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Model
Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran.
3. Menggunakan Game Based Learning
Pembelajaran berbasis gamemerupakan
pembelajaran yang dirancangguruuntuk menyam-
paikan materi ketika mengajar dengan cara
5) Retensi atau penyimpanan lebih
lama.
6) Meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan dan toleransi.
Kelemahan pembelajaran
kooperatif yaitu:
1) Guru khawatir bahwa akan terjadi
kekacauan dikelas.
2) Banyak siswa tidak senang apabila
disuruh bekerja sama dengan yang
lain.
3) Siswa yang tekun merasa harus
bekerja melebihi siswa yang lain
dalam grup mereka, sedangkan siswa
yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan
siswa yang lebih pandai.
4. mempertandingkan siswa yang satu dengan
siswalainnya dengan tujuan agar mereka termotivasi
dalam belajar dankegiatan belajar dapatmenjadi
interaktif. Banyak sekali manfaat yang bisa
didapatkan dari pembelajaran berbasis permainan
atau gamesalah satunya dapat membentuk
kemampuan peserta didik dalam berbagai aspek
pembelajaran yaitu seperti aspek psikomotorik,
aspek afektif dan juga tentunya aspek kognitif.
Gameedukasi menyediakan peluang baru untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang baru dan
berbeda, termasuk hubungan antara guru, siswadan
juga objek pembelajaran(Masykhur and Risnani
2020). Dalam wawancara dengan Ms. Atiul
Muawanah (rekan sejawat) menambahkan,
pembelajaran berbasis game sering ia laksanakan di
kelas dengan tujuan agar peserta didik termotivasi
dan tertarik untuk belajar Bahasa Inggris. Karena
dengan begitu pembelajaran akan less-stress.
Game-Based Learning adalah salah satu
metode pembelajaran yang dirasa cocok
dengan kondisi dari generasi digital
sekarang ini karena tiga alasan berikut ini
:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan membuat semakin
motivasi siswa untuk belajar.
2. Kompetisi dan kerjasama tim dalam
menyelesaikan misi yang ada dalam aplikasi
game juga dapat menambahkan komponen
motivasi pada siswa.
3.Umpan balik yang cepat dan spesifik
memberikan kemudahan bagi siswa untuk
memikirkan cara lain yang tepat untuk
menyelesaikan penugasannya.
Tapi memang ada dampak buruk yang
bisa jadi timbul, di antaranya:
5. 1. Adanya anggapan bahwa ini hanya sekedar
permainan/game.
2. Jika anda kalah dalam game ini tinggal
mencoba lagi dengan memulainya dari awal.
3. Memainkan game tanpa menikmati alur
yang sudah disiapkan oleh game tersebut.
2. Peserta didik
belum
memaksimal
kan gadget
yang mereka
miliki untuk
pembelajara
n.
Guru kurang
mengimplement
asikan media
berbasis TIK di
dalam
pembelajaran.
1. Menggunakan media PowerPoint
Menurut Sanaky (2009), PowerPoint sebagai media
pembelajaran memiliki beberapa keunggulan secara
teknis, diantaranya adalah media ini praktis,
memiliki desain penyajian yang menarik, dapat
menampilkan gambar, animasi, suara, dan juga video
yang membuat siswa lebih tertarik mengamatinya,
serta dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran berulang kali. PowerPoint dapat
dimanfaatkan dalam beberapa cara untuk
memaksimalkan efek yang didapatkan. Menurut
Hashemi et al (2012), ada beberapa tahap dalam
Berikut ini kelebihan dan kekurangan power
point:
Kelebihan PPT:
- Memudahkan pembuatan slide
presentasi
- Dilengkapi banyak tools untuk
membuat sebuah presentasi yang
bagus
Kekurangan PPT:
6. pembelajaran yang dapat memanfaatkan PowerPoint
untuk mencapai target yang diharapkan, yaitu: 1.
PowerPoint sebagai media untuk memperkenalkan
suatu materi, 2. PowerPoint sebagai media untuk
latihan soal dan “drilling”, 3. PowerPoint untuk
review materi, 4. PowerPoint untuk memberikan
kuis pada siswa
2. Menampilkan media audio visual untuk
pembelajaran.
Media audiovisual pada hakikatnya adalah media
perantara atau penggunaan materi dimana
penyerapannya melalui pengindraan penglihatan dan
pendengaran yang bertujuan untuk
mempertunjukkan pengalaman-pengalaman
pendidikan yang nyata kepada siswa (Duludu,
2017:51). Cara ini dianggap lebih tepat, cepat dan
mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan,
pemikiran dan cerita mengenai pengalaman
pendidikan.
- Tidak semua materi bisa dibuat ke
dalam PowerPoint
Hamdani 2011: 254, berpendapat
bahwa penggunaan media audio visual
dalam pendidikan memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
- sistem pembelajaran lebih inovatif dan
interaktif;
- guru akan selalu dituntut untuk kreatif
inovatif dalam mencari terobosan
pembelajaran;
- mampu menggabungkan antara teks,
gambar, audio, musik, animasi,
gambar, atau video dalam satu
kesatuan yang saling mendukung guna
tercapainya tujuan pembelajaran
Sedangkan kekurangan media audio
visual menurut Arsyad dalam
Sukiman, 2012: 189 antara lain:
7. Arysad (2017:50) menyebutkan salah satu jenis
media pembelajaran audio visual yaitu film dan
video. Sama halnya dengan film, video dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai. Kemamampuan film dan video melukiskan
gambar hidup dan suara memberikan daya tarik
tersendiri. Kedua-duanya dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajar
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang
waktu, dan mempengaruhi sikap. Beberapa
keuntungan film dan video dalam pembelajaran
antara lain
3. Guru menggunakan website dan aplikasi
pembelajaran yang disesuikan dengan
materi.
Media pembelajaran dengan e-learning dengan
memanfaatkan multimedia dalam pemberian materi
- pengadaan film dan video umumnya
memerlukan biaya mahal dan waktu
yang banyak,
- pada saat film dipertunjukkan,
gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua peserta didik
mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui film
tersebut,
film dan video yang tersedia tidak
selalu sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar yang diinginkan
Kelebihan belajar dengan media
internet:
- Praktis
- Bisa belajar kapan dan dimana saja
- Bisa menikmati dan memilih paduan
pembelajaran yang ada di internet
- Mendapatkan berbagai ilmu lebih
dalam lagi
8. salah satu solusi dalam kesulitan pembelajaran
bahasa Inggris (Muslem and Abbas, 2017). Metode
pembelajaran mulitmedia lebih menitikberatkan
pada aktivitas siswa, sedangkan guru hanya
bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran dengan
multimedia untuk pembelajaran bahasa Inggris.
sangat menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut
didukung oleh kelebihan-kelebihan dari
pembelajaran multimedia dibandingkan dengan
metode tatap muka (Arpan dan Sadikin, 2020). Salah
satu kelebihan utamanya adalah pada visualisasi dari
permasalahan nyata, sehingga dapat meningkatkan
daya ingat dan pemahaman siswa dalam menyimpan
materi pelajaran dalam waktu yang lebih lama
sehingga terbukti efektif dalam mengembangkan
keterampilan kelancaran berbahasa Inggris (Diyyab,
2014). Pengembangan teknologi multimedia dalam
mengajar bahasa Inggris membuat kelas lebih aktif
dibandingkan dengan model yang berpusat pada
guru (Brett, 1995).
Kekurangan belajar dengan media
internet:
- Informasi yang disediakan yang
belum sesuai dengan faktanya/belum
tentu akurat
- Mahal karena butuh kuota internet
- Kurangnya interaksi dengan guru
- Fokus peserta didik mudah terganggu.