SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Penetapan Kadar Fosfat
dalam Dinatrium
Hidrogenfosfat
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
Anggota :
1. Daniel Navy Hantoro
2. Herlina Noor Utami
3. Ivonne Ramadhani
4. Yahya Hamdika
TEORI
Fosfat dapat diendapkan sebagai ammonium magnesium
fosfat. Pengaturan pH pada penetapan ini harus teliti sekali karena
bila terlalu tinggi (lebih dari 10) Mg(OH)2 akan mengendap. Endapan
agak sulit terbentuk pada suhu biasa maupun panas, oleh karena itu
pengendapan pada suhu rendah (es) sambil dilakukan pengadukan.
Untuk penyempurnaan pengendapan (memperbesar hablur,
mengurangi kopresipitasi) endapan diperam dalam es 1-2 jam.
Pencucian harus dengan larutan encer NH4OH untuk memperkecil
kelarutan. Pada waktu pembakaran hendaknya hati-hati, mula-mula
dengan api kecil sampai semua kertas diperarang, kemudian sedikit
demi sedikit diperbesar sampai semua karbon terbakar, lalu dipijarkan.
Abu tidak akan menjadi putih tetapi abu-abu.
DASAR
Ion Posfat dapat diendapkan dengan ammonia
(NH4OH) dan campuran magnesia membentuk
endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih.
Pengaturan pH harus diperhatikan, karena bila terlalu
tinggi Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Oleh karena
itu, ditambahkan NH4Cl sebagai penyangga. Setelah
dipijarkan, endapan NH4MgPO4 terurai menjadi sisa
pijar Mg2P2O7 (Magnesium Piroposfat), NH3
(ammoniak) dan H2O (air).
REAKSI
Na2HPO4 + MgCl2 + NH4OH → NH4MgPO4 + 2NaCl + H2O
↗
2NH4MgPO4 → Mg2P2O7 + 2NH3 + H20
↑
ALAT
Piala gelas 400 ml Pembakar teklu Gegep Gelas ukur 50 ml
Piala gelas 800 ml Pembakar meker Oven Gelas ukur 250 ml
Pengaduk Labu semprot Desikator baki
Policeman Kaki tiga Neraca analtik Gelas ukur 10 ml
Cawan porselin Penyangga
corong
Neraca digital Korek
Kaca arloji Corong Sudip
Penutup kaca Tabung reaksi Kasa asbes
BAHAN
• Sampel
Na2HPO4.12H2O
• Air suling
• Indikator PP
• NH4OH 2N
• Campuran
Magnesia
• HCl 4N
• NH4OH 1:10 DAN 1:20
• Es batu
• AgNO3 0,1%
• HNO3 4N
CARA KERJA
1. Timbang ± 0,5 gram sampel Na2HPO4.12H2O
2. Larutkan dengan ± 50ml air suling dalam piala gelas
400ml
3. Bubuhi beberapa tetes HCl 4N
4. Tambahkan 10ml NH4Cl 2N dan 5ml campuran
magnesia (bila terbentuk endapan putih, dilarutkan
dengan HCl 4N sampai larutan jernih)
5. Didihkan larutan, didinginkan dalam es, tambahkan 5
tetes indikator PP
6. Setelah larutan dingin, diendapkan dengan NH4OH 1:10
(larutan berwarna merah muda seulas)
7. Teruskan dengan pendinginan dan tambahkan
ammonia 1:10 lagi sebanyak ± 1
5 isi yang ada
8. Saring endapan, dicuci dengan NH4OH 1:20 sampai
bebas dari pengotor khlorida
9. Keringkan endapan dalam oven, dimasukkan ke dalam
cawan porselen, diperarang, dipijarkan, diabukan,
didinginkan dalam desikator, ditimbang
10.Lakukan sampai bobot tetap Mg2P2O7
PERHITUNGAN
• Kadar PO4 (Teoritis) =
• Kadar PO4 (Praktikum) =
× 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
PEMBAHASAN
Garam Posfat (disini berupa hidrat Na2HPO4·12H2O) dapat diendapkan dengan
campuran magnesia dan NH4OH pekat 1:10 membentuk endapan NH4MgPO4 yang
berwarna putih. Campuran magnesia terbuat dari hablur MgCl2 · 6H2O sebanyak 80 gram,
NH4Cl sebanyak 160 gram, dan NH4OH pekat sebanyak 320 mL. Ketiga zat tersebut
dicampurkan kemudian diencerkan hingga volumenya 1 liter dan kalau perlu disaring.
Penambahan campuran magnesia dilakukan sebelum penambahan NH4OH pekat 1:10
sehingga apabila penambahan campuran magnesia membentuk endapan putih, maka
dapat dipastikan terjadi kopresipitasi endapan berupa Mg(OH)2. Karena endapan
tersebut tak diinginkan, maka endapan tersebut dilarutkan kembali dengan HCl 4N.
Setelah endapan Mg(OH)2 kembali larut, maka larutan dididihkan. Hal ini bertujuan
untuk membuat larutan yang sempurna, yaitu semua zat terlarut telah homogen
sempurna dengan pelarutnya. Endapan NH4MgPO4 sulit terbentuk pada suhu panas. Oleh
karena itu, dilakukan pendinginan setelah pendidihan. Larutan harus benar-benar dingin
agar terbentuk endapan yang baik. Sebelum diendapkan, larutan diteteskan indikator PP
(Phenol Ptalein) yang tak berwarna pada suasana asam dan akan berwarna merah
muda sampai ungu saat suasana larutannya basa (jangkauan pH berkisar antara 8,6 – 10).
Mengapa perlu diteteskan indikator PP? Hal ini dikarenakan
sebelum pengendapan suasana larutan masih asam. Pengendap
yang digunakan adalah NH4OH yang bersifat basa. Jika pH terlalu
tinggi dikhawatirkan Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Dapat
disimpulkan bahwa indikator ini berfungsi untuk mengetahui apakah
penambahan pengendap sudah cukup atau belum. Pengendapan
pertama dilakukan sampai warna larutan merah muda seulas (seulas
= muda sekali).
Setelah itu endapan diperam kembali di dalam es agar
menyempurnakan pengendapan, dimana salah satu syarat
penyempurnaan pengendapan adalah dilakukan pemeraman untuk
memperbesar molekul endapan serta memurnikan endapan. Setelah
dingin kembali, pengendapan kedua pun dilakukan dengan
menambahkan NH4OH pekat 1:10 sebanyak 1/5 volume larutan. Ini
juga memenuhi salah satu syarat pengendapan sempurna, yaitu
konsentrasi pereaksi yang digunakan encer dan penambahannya
bertahap serta sedikit demi sedikit. Proses pengendapan pun selesai
dan dilanjutkan pada tahapan penyaringan.
Endapan NH4MgPO4 putih ini disaring dengan kertas saring
Whatman no.540 dan dicuci dengan NH4OH pekat 1:20 untuk
mengurangi peptisasi (penguraian endapan menjadi butir-butir
koloid). Karena pada penetapan ini tidak ada ion SO4
2-, maka
pengotor hanya berupa ion Cl- saja. Namun ada yang berbeda saat
uji klorida, yaitu penambahan indikator PP sebelum pengujian. Hal ini
dilakukan karena endapan Perak Klorida (AgCl) hanya terbentuk
pada suasana asam, sedangkan endapan dicuci dengan basa
NH4OH. Sebelumnya telah disinggung bahwa PP tidak berwarna jika
dalam suasana asam, oleh karena itu penambahan HNO3 dilakukan
sampai larutan tersebut jernih (suasana larutan sudah asam).
Apabila tidak diteteskan indikator PP terlebih dahulu, maka
penambahan asam nitrat belum jelas cukup atau belumnya. Indikator
PP yang diteteskan cukup 1 tetes saja. Endapan NH4MgPO4 tadi
sebenarnya masih memiliki satu pengotor lagi, yaitu pengotor basa
dari NH4OH yang digunakan sebagai air pencuci. Namun NH4OH akan
terurai ketika dipanaskan menjadi NH3(g) (Ammoniak) dan H2O(g) (air).
Sisa pijar ditetapkan sebagai Mg2P2O7 (Magnesium Piro Posfat) yang
tidak berwarna hitam, melainkan abu-abu.
PERTANYAAN
1. Mengapa jika pHnya terlalu tinggi terbentuk endapan
Mg(OH)2 ?
2. Mengapa abu Mg2P2O7 tidak berwarna hitam ?
3. Mengapa diendapkan dengan basa lemah ? Mengapa
tidak dengan basa kuat saja ?
4. Bagaimana jika saat uji pengotor tidak menambahkan
phenol ptialin (indikator PP) ?
5. Kenapa dalam mencari kadar suatu sampel harus melalui
tahapan gravimetri ? Kenapa tidak langsung dihitung ?
Padahal kita sudah mengetahui unsur unsur yang ada
dalam sampel tersebut ?
JAWABAN
1. Karena pada campuran magnesia terdapat MgCl2 jadi bila pHnya
terlalu tinggi sebelum ditambahkan campuran magnesia maka
setelah ditambahkan akan terbentuk endapan yang tidak
diinginkan.
2. Karena abu Mg2P2O7
3. Karena jika ditambahkan basa kuat akan terbentuk garam
kompleks, yaitu …
4. Hasil yang didapatkan akan berbeda karena tidak mendapatkan
perlakuan yang sama, dan akan lebih susah untuk mengetahui
larutan tersebut sudah bebas pengotor atau belum.
5. Karena dalam keaadan sampel sulit mencari kadar murni fosfat
jadi harus melewati tahap pemisahan melalui reaksi.
KESIMPULAN
Dinatrium hidrogenfosfat yang berwarna putih dapat
diendapkan dengan NH4OH sebagai NH4MgPO4 yang
berwarna merah muda seulas dalam keadaan dingin dan
dipijarkan menjadi Mg2P2O7 yang berwarna abu abu
dengan kadar teori sebesar 23,09%.

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
DeviPurnama
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Anshori Suhendro
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Dila Adila
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
ChaLim Yoora
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
Dila Adila
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 

What's hot (20)

Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Cr dalam K2CrO4 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium KhromatPenetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
Penetapan Kadar Cr dalam Kalium Khromat
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 

Similar to Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat

Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
Warnet Raha
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
Queena N.A.S
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 buffer
Mika Ariani
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
Uda TrooPer
 

Similar to Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat (20)

Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
 
Analisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSPAnalisis Pupuk ZA dan TSP
Analisis Pupuk ZA dan TSP
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Makalah menentukan ph
Makalah menentukan phMakalah menentukan ph
Makalah menentukan ph
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Makalah menentukan ph
Makalah menentukan phMakalah menentukan ph
Makalah menentukan ph
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 buffer
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Penetapan Kadar Posfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat

  • 1. Penetapan Kadar Fosfat dalam Dinatrium Hidrogenfosfat DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Anggota : 1. Daniel Navy Hantoro 2. Herlina Noor Utami 3. Ivonne Ramadhani 4. Yahya Hamdika
  • 2. TEORI Fosfat dapat diendapkan sebagai ammonium magnesium fosfat. Pengaturan pH pada penetapan ini harus teliti sekali karena bila terlalu tinggi (lebih dari 10) Mg(OH)2 akan mengendap. Endapan agak sulit terbentuk pada suhu biasa maupun panas, oleh karena itu pengendapan pada suhu rendah (es) sambil dilakukan pengadukan. Untuk penyempurnaan pengendapan (memperbesar hablur, mengurangi kopresipitasi) endapan diperam dalam es 1-2 jam. Pencucian harus dengan larutan encer NH4OH untuk memperkecil kelarutan. Pada waktu pembakaran hendaknya hati-hati, mula-mula dengan api kecil sampai semua kertas diperarang, kemudian sedikit demi sedikit diperbesar sampai semua karbon terbakar, lalu dipijarkan. Abu tidak akan menjadi putih tetapi abu-abu.
  • 3. DASAR Ion Posfat dapat diendapkan dengan ammonia (NH4OH) dan campuran magnesia membentuk endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih. Pengaturan pH harus diperhatikan, karena bila terlalu tinggi Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Oleh karena itu, ditambahkan NH4Cl sebagai penyangga. Setelah dipijarkan, endapan NH4MgPO4 terurai menjadi sisa pijar Mg2P2O7 (Magnesium Piroposfat), NH3 (ammoniak) dan H2O (air).
  • 4. REAKSI Na2HPO4 + MgCl2 + NH4OH → NH4MgPO4 + 2NaCl + H2O ↗ 2NH4MgPO4 → Mg2P2O7 + 2NH3 + H20 ↑
  • 5. ALAT Piala gelas 400 ml Pembakar teklu Gegep Gelas ukur 50 ml Piala gelas 800 ml Pembakar meker Oven Gelas ukur 250 ml Pengaduk Labu semprot Desikator baki Policeman Kaki tiga Neraca analtik Gelas ukur 10 ml Cawan porselin Penyangga corong Neraca digital Korek Kaca arloji Corong Sudip Penutup kaca Tabung reaksi Kasa asbes
  • 6. BAHAN • Sampel Na2HPO4.12H2O • Air suling • Indikator PP • NH4OH 2N • Campuran Magnesia • HCl 4N • NH4OH 1:10 DAN 1:20 • Es batu • AgNO3 0,1% • HNO3 4N
  • 7. CARA KERJA 1. Timbang ± 0,5 gram sampel Na2HPO4.12H2O 2. Larutkan dengan ± 50ml air suling dalam piala gelas 400ml 3. Bubuhi beberapa tetes HCl 4N 4. Tambahkan 10ml NH4Cl 2N dan 5ml campuran magnesia (bila terbentuk endapan putih, dilarutkan dengan HCl 4N sampai larutan jernih) 5. Didihkan larutan, didinginkan dalam es, tambahkan 5 tetes indikator PP
  • 8. 6. Setelah larutan dingin, diendapkan dengan NH4OH 1:10 (larutan berwarna merah muda seulas) 7. Teruskan dengan pendinginan dan tambahkan ammonia 1:10 lagi sebanyak ± 1 5 isi yang ada 8. Saring endapan, dicuci dengan NH4OH 1:20 sampai bebas dari pengotor khlorida 9. Keringkan endapan dalam oven, dimasukkan ke dalam cawan porselen, diperarang, dipijarkan, diabukan, didinginkan dalam desikator, ditimbang 10.Lakukan sampai bobot tetap Mg2P2O7
  • 9. PERHITUNGAN • Kadar PO4 (Teoritis) = • Kadar PO4 (Praktikum) = × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100%
  • 10. PEMBAHASAN Garam Posfat (disini berupa hidrat Na2HPO4·12H2O) dapat diendapkan dengan campuran magnesia dan NH4OH pekat 1:10 membentuk endapan NH4MgPO4 yang berwarna putih. Campuran magnesia terbuat dari hablur MgCl2 · 6H2O sebanyak 80 gram, NH4Cl sebanyak 160 gram, dan NH4OH pekat sebanyak 320 mL. Ketiga zat tersebut dicampurkan kemudian diencerkan hingga volumenya 1 liter dan kalau perlu disaring. Penambahan campuran magnesia dilakukan sebelum penambahan NH4OH pekat 1:10 sehingga apabila penambahan campuran magnesia membentuk endapan putih, maka dapat dipastikan terjadi kopresipitasi endapan berupa Mg(OH)2. Karena endapan tersebut tak diinginkan, maka endapan tersebut dilarutkan kembali dengan HCl 4N. Setelah endapan Mg(OH)2 kembali larut, maka larutan dididihkan. Hal ini bertujuan untuk membuat larutan yang sempurna, yaitu semua zat terlarut telah homogen sempurna dengan pelarutnya. Endapan NH4MgPO4 sulit terbentuk pada suhu panas. Oleh karena itu, dilakukan pendinginan setelah pendidihan. Larutan harus benar-benar dingin agar terbentuk endapan yang baik. Sebelum diendapkan, larutan diteteskan indikator PP (Phenol Ptalein) yang tak berwarna pada suasana asam dan akan berwarna merah muda sampai ungu saat suasana larutannya basa (jangkauan pH berkisar antara 8,6 – 10).
  • 11. Mengapa perlu diteteskan indikator PP? Hal ini dikarenakan sebelum pengendapan suasana larutan masih asam. Pengendap yang digunakan adalah NH4OH yang bersifat basa. Jika pH terlalu tinggi dikhawatirkan Mg(OH)2 akan ikut mengendap. Dapat disimpulkan bahwa indikator ini berfungsi untuk mengetahui apakah penambahan pengendap sudah cukup atau belum. Pengendapan pertama dilakukan sampai warna larutan merah muda seulas (seulas = muda sekali). Setelah itu endapan diperam kembali di dalam es agar menyempurnakan pengendapan, dimana salah satu syarat penyempurnaan pengendapan adalah dilakukan pemeraman untuk memperbesar molekul endapan serta memurnikan endapan. Setelah dingin kembali, pengendapan kedua pun dilakukan dengan menambahkan NH4OH pekat 1:10 sebanyak 1/5 volume larutan. Ini juga memenuhi salah satu syarat pengendapan sempurna, yaitu konsentrasi pereaksi yang digunakan encer dan penambahannya bertahap serta sedikit demi sedikit. Proses pengendapan pun selesai dan dilanjutkan pada tahapan penyaringan.
  • 12. Endapan NH4MgPO4 putih ini disaring dengan kertas saring Whatman no.540 dan dicuci dengan NH4OH pekat 1:20 untuk mengurangi peptisasi (penguraian endapan menjadi butir-butir koloid). Karena pada penetapan ini tidak ada ion SO4 2-, maka pengotor hanya berupa ion Cl- saja. Namun ada yang berbeda saat uji klorida, yaitu penambahan indikator PP sebelum pengujian. Hal ini dilakukan karena endapan Perak Klorida (AgCl) hanya terbentuk pada suasana asam, sedangkan endapan dicuci dengan basa NH4OH. Sebelumnya telah disinggung bahwa PP tidak berwarna jika dalam suasana asam, oleh karena itu penambahan HNO3 dilakukan sampai larutan tersebut jernih (suasana larutan sudah asam). Apabila tidak diteteskan indikator PP terlebih dahulu, maka penambahan asam nitrat belum jelas cukup atau belumnya. Indikator PP yang diteteskan cukup 1 tetes saja. Endapan NH4MgPO4 tadi sebenarnya masih memiliki satu pengotor lagi, yaitu pengotor basa dari NH4OH yang digunakan sebagai air pencuci. Namun NH4OH akan terurai ketika dipanaskan menjadi NH3(g) (Ammoniak) dan H2O(g) (air). Sisa pijar ditetapkan sebagai Mg2P2O7 (Magnesium Piro Posfat) yang tidak berwarna hitam, melainkan abu-abu.
  • 13. PERTANYAAN 1. Mengapa jika pHnya terlalu tinggi terbentuk endapan Mg(OH)2 ? 2. Mengapa abu Mg2P2O7 tidak berwarna hitam ? 3. Mengapa diendapkan dengan basa lemah ? Mengapa tidak dengan basa kuat saja ? 4. Bagaimana jika saat uji pengotor tidak menambahkan phenol ptialin (indikator PP) ? 5. Kenapa dalam mencari kadar suatu sampel harus melalui tahapan gravimetri ? Kenapa tidak langsung dihitung ? Padahal kita sudah mengetahui unsur unsur yang ada dalam sampel tersebut ?
  • 14. JAWABAN 1. Karena pada campuran magnesia terdapat MgCl2 jadi bila pHnya terlalu tinggi sebelum ditambahkan campuran magnesia maka setelah ditambahkan akan terbentuk endapan yang tidak diinginkan. 2. Karena abu Mg2P2O7 3. Karena jika ditambahkan basa kuat akan terbentuk garam kompleks, yaitu … 4. Hasil yang didapatkan akan berbeda karena tidak mendapatkan perlakuan yang sama, dan akan lebih susah untuk mengetahui larutan tersebut sudah bebas pengotor atau belum. 5. Karena dalam keaadan sampel sulit mencari kadar murni fosfat jadi harus melewati tahap pemisahan melalui reaksi.
  • 15. KESIMPULAN Dinatrium hidrogenfosfat yang berwarna putih dapat diendapkan dengan NH4OH sebagai NH4MgPO4 yang berwarna merah muda seulas dalam keadaan dingin dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7 yang berwarna abu abu dengan kadar teori sebesar 23,09%.