SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1 Informasi APBN 2018
A P B N
2 0 1 8
Republik Indonesia
Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
INFORMASI
2Informasi APBN 2018
-Halaman ini sengaja dikosongkan-
3 Informasi APBN 2018
Disusun oleh
Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran
Penanggung jawab:
Direktur Jenderal Anggaran
Editor:
Direktur Penyusunan APBN
Kontributor:
Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN
Gedung Sutikno Slamet Lantai 12
Jalan Dr Wahidin Raya No.1
www.anggaran.kemenkeu.go.id
Direktorat Jenderal Anggaran
A P B N
2 0 1 8
Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
INFORMASI
4Informasi APBN 2018
Daftar Isi
Kata Pengantar
Alur Penyusunan APBN 1
Ringkasan APBN 2018 2
Keadaan Perekonomian 3
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 4
Postur APBN 2018 5
I Account APBN 2018 6
Pendapatan Negara 7
Penerimaan Perpajakan 8
Penerimaan Negara Bukan Pajak 11
Belanja Negara 13
Belanja Pemerintah Pusat 14
Belanja K/L 16
Anggaran Pendidikan 17
Anggaran Kesehatan 18
Anggaran Infrastruktur 19
Anggaran Perlindungan Sosial 20
Subsidi 21
Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Fungsi
15
Glossary 38
Defisit Anggaran 31
Pembiayaan Anggaran 32
Transfer ke Daerah &
Dana Desa 24
Dana Transfer Umum 25
Pembiayaan Utang 33
Profil Utang Pemerintah 34
Pembiayaan Investasi 35
Pembiayaan untuk Infrastruktur 36
Pemberian Pinjaman 37
Kewajiban Penjaminan 37
Dana Transfer Khusus 27
Dana Desa 30
Dana Insentif Daerah, Dana
Otonomi Khusus, dan Dana
Keistimewaan DI Yogyakarta
29
5 Informasi APBN 2018
Kata Pengantar
Dengan penuh rasa syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 22
November 2017, Rancangan Undang-undang APBN tahun 2018 telah resmi disahkan
dan diundangkan menjadi Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang APBN Tahun
Anggaran 2018. Sebagai penjabaran tahun keempat rencana pembangunan jangka
menengah 2015-2019, posisi APBN tahun 2018 semakin strategis sebagai instrumen
Pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dalam mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan juga diharapkan sebagai stimulan bagi
perekonomian untuk tumbuh lebih baik.
Tema dari kebijakan fiskal yang akan dijalankan Pemerintah di tahun 2018 yaitu
“Memantapkan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang
Berkeadilan”. Sesuai tema tersebut, Pemerintah akan menjalankan beberapa
kebijakan pokok di dalam APBN tahun 2018 yaitu: pertama, melakukan optimalisasi
pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang realistis berdasarkan
basis data terkini. Pajak akan menjadi alat pemerintah untuk melakukan distribusi
pendapatan sekaligus stimulus untuk memacu dunia usaha agar lebih kompetitif.
Kedua, melanjutkan penguatan kualitas belanja negara dan tetap konsisten
melakukan efisiensi belanja non-prioritas tanpa mengurangi pencapaian sasaran
output yang telah direncanakan. Belanja negara akan diarahkan terutama untuk
mendukung pembangunan infrastruktur dan program perlindungan sosial untuk
pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan di seluruh pelosok tanah air. Ketiga
efisiensi pembiayaan anggaran, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali,
pengembangan creative financing, serta alokasi untuk Sovereign Wealth Fund (dana
abadi) untuk pendidikan sebagai simpanan jangka panjang untuk generasi yang akan
datang.
Selanjutnya, dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat
mengawal setiap rupiah yang ada di dalam APBN, sudah semestinya publik
mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti atas berbagai kebijakan
yang akan dijalankan pemerintah melalui APBN. Dengan demikian diharapkan
masyarakat memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap APBN dan dapat mengawasi
setiap rupiah yang dibelanjakan oleh APBN, sehingga dapat dirasakan manfaatnya
secara maksimal oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pada akhirnya, sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam mewujudkan APBN yang
kredibel, transparan dan akuntabel, kami berharap buku Informasi APBN ini dapat
menjadi salah satu sumber yang valid dan terpercaya dalam memberikan
pengetahuan serta pemahaman mengenai APBN tahun 2018 kepada masyarakat. Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim penyusun
dan kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan baik secara langsung
maupun tidak langsung hingga buku Informasi APBN ini dapat diterbitkan.
Terima Kasih
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Sri Mulyani
1 Informasi APBN 2018
Alur Penyusunan
APBN 2018
Januari-Maret 2017
Penyusunan Kapasitas Fiskal
9 Mei 2017
SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan
dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Kepala Bappenas
19 Mei 2017
Penyampaian KEM PPKF kepada DPR
19 Mei-5 Juli 2017
Pembicaraan Pendahuluan
RAPBN TA 2018
16 Agustus 2017
Pidato Presiden Penyampaian Nota Keuangan
dan RAPBN TA 2018
25 Oktober 2017
Sidang Paripurna Penetapan APBN 2018
22 November 2017
UU Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun 2018
30 November 2017
Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2017
tentang Rincian APBN TA 2018
6 Desember 2017
Penyerahan DIPA
UU
APBN
Perpres
APBN
DIPA
2Informasi APBN 2018
Ringkasan
APBN 2018
Pendapatan Negara
Defisit Anggaran Pembiayaan Anggaran
Belanja Negara
Optimalisasi di bidang perpajakan
di tahun 2018 dipertajam dengan
terbitnya perundang-undangan
terkait keterbukaan akses dan
informasi data keuangan
Optimalisasi pendapatan negara
dengan tetap menjaga iklim
investasi
Melakukan optimalisasi
pendapatan negara dengan target
penerimaan perpajakan yang
realistis berdasarkan basis data
terkini
Mengendalikan defisit anggaran
dalam batas aman, melalui
optimalisasi pendapatan, efisiensi
belanja terutama belanja konsumtif
Mengalihkan belanja yang konsumtif
menjadi belanja produktif dalam rangka
akselerasi pertumbuhan ekonomi serta
percepatan realisasi belanja negara
Efisiensi belanja dan peningkatan belanja
produktif untuk mendukung program
prioritas
Melanjutkan penguatan kualitas belanja
negara dan tetap konsisten melakukan
efisiensi belanja non-prioritas tanpa
mengurangi pencapaian sasaran output
yang telah direncanakan
Efisiensi pembiayaan anggaran, melalui
defisit dan rasio utang yang terkendali,
pengembangan creative financing, serta
alokasi Sovereign Wealth Fund (dana abadi)
bagi pendidikan sebagai simpanan jangka
panjang untuk generasi yang akan datang
Mengembangkan pembiayaan yang
inovatif dan kreatif (creative financing)
Mendorong pembiayaan yang efisien dan
berkelanjutan
Rp
3 Informasi APBN 2018
5,12
Q1 Q2
4,94
Q3
4,93
Q4
5,0
Q1
4,8
Q2
4,74
Q3
4,77
Q4
5,17
Q1
4,92
Q2
5,18
Q3
5,01
Q4
4,94
Q1
5,01
Q2
5,01
Q3
5,0
Keadaan
Perekonomian
2014 2015 2016 2017
Tingkat pertumbuhan ekonomi di
tahun 2017 sehat dan stabil
Permintaan domestik
masih menjadi motor
Neraca Perdagangan
September 2017 tercatat
mengalami surplus sebesar
USD1,76 miliar, tercatat
sebagai surplus tertinggi
sejak tahun 2012.
Inflasi cenderung
lebih rendah
Komponen volative
foods menjadi
penyumbang utama
rendahnya inflasi
tahun 2017
(Jan-Okt)
Investasi s.d Q3 tumbuh
membaik 5,8%
Konsumsi Rumah
Tangga tumbuh 4,9%
Kinerja perdagangan
internasional positif,
ekspor tumbuh 9,8% dan
impor tumbuh 6,7%
Pertumbuhan
Ekonomi
Kinerja sektor eksternal
sepanjang 2017 menunjukkan
perbaikan
Laju inflasi terkendali
sesuai dengan target
sebesar 3,0 ± 1,0
persen
2012
APBNP
2017
Realisasi
6,8
7,2
5,3
5,0
4,0 4,3
2013 2014 2015 2016 2017
Surplus
Neraca Perdagangan
Laju Inflasi
5,0 4,9 5,0
YoY (%)
Tahunan (%)
2015
USD
7,7 Bn
Surplus
2016
USD
9,4 Bn
Surplus
2017
USD
11,8 Bn
Secara kumulatif, Neraca
Perdagangan Indonesia
tercatat surplus USD11,78
miliar, melampaui surplus
setahun di tahun 2016 yang
sebesar USD9,42 miliar.
4,3 8,4
8,4 3,4
3,0 3,6
s.d Oktober
4Informasi APBN 2018
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
5,2 5,4
4,3 3,5
5,2 5,2
13.400 13.400
4848
800815
1.150 1.200
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Inflasi (%)
Tingkat Bunga
SPN 3 Bulan (%)
Nilai Tukar
Rupiah (Rp/USD)
Harga
Minyak (US$/barrel)
Lifting
Minyak (ribu barrel/hari)
Lifting
Gas (ribu barrel/hari)
Outlook
2017
APBN
2018
Rp
Rp
$
5 Informasi APBN 2018
Postur
APBN 2018
Pendapatan
Negara
Outlook 2017
Penerimaan Perpajakan
PNBP
Penerimaan Hibah
1.472,7
260,2
3,1
1.618,1
275,4
1,2
1.736,1 1.894,7
1.343,1
769,2
573,9
755,9
1.454,5
847,4
607,1
766,2
2.098,9
427,0
(362,9)
(59,7)
362,9
399,2
(325,9) (144,3) (87,3)
(65,7)
325,9
2.220,7
Belanja
Negara
Belanja Pemerintah Pusat
Transfer ke Daerah &
Dana Desa
- Belanja K/L
- Belanja Non-K/L
Pembiayaan
Anggaran
Defisit Anggaran Keseimbangan Primer
Pembiayaan Utang
Pembiayaan Investasi
APBN 2018
(triliun Rupiah)
Rp
6Informasi APBN 2018
2017 2018
Outlook APBN
A. PENDAPATAN NEGARA 1.736,1 1.894,7 158,7109,1
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.733,0 1.893,5 160,6109,3
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.472,7 1.618,1 145,4109,9
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 260,2 275,4 15,2105,8
II. PENERIMAAN HIBAH 3,1 1,2 (1,9)38,5
B. BELANJA NEGARA 2.098,9 2.220,7 121,7105,8
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.343,1 1.454,5 111,4108,3
1. Belanja K/L 769,2 847,4 78,2110,2
2. Belanja Non K/L 573,9 607,1 33,2105,8
a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 218,6 238,6 20,0109,2
b. Subsidi 168,9 156,2 (12,6)92,5
c. Belanja Lain-lain 56,0 67,2 11,2120,1
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 755,9 766,2 10,3101,4
1. Transfer ke Daerah 697,7 706,2 8,5101,2
2. Dana Desa 58,2 60,0 1,8103,1
a.l. a. Dana Bagi Hasil 95,4 89,2 (6,2)93,5
b. Dana Alokasi Umum 398,6 401,5 2,9100,7
C. KESEIMBANGAN PRIMER (144,3) (87,3) 57,060,5
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (362,9) (325,9) 36,989.8
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,67) (2,19)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 362,9 325,9 (36,9)89,8
I. PEMBIAYAAN UTANG 427,0 399,2 (27,8)93,5
a.l. Surat Berharga Negara (neto) 433,0 414,5 (18,4)95,7
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (59,7) (65,7) (5,9)109,9
III. PEMBERIAN PINJAMAN (3,7) (6,7) (3,0)182,4
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,0) (1,1) (0,1)111,5
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,2 (0,1)61,0
Uraian
(triliun Rupiah)
Selisih
% thd
Outlook
2017
Postur
APBN 2018
7 Informasi APBN 2018
Pendapatan
Negara
Penerimaan
Perpajakan
PNBP
Penerimaan
Hibah
(triliun Rupiah)
1,2 1.618,1
275,4
Rp1.894,7 T
9,1
7,5 7,8
-2,7
3,2
11,6
400
800
1200
1600
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,1%
selama periode tahun 2013-2018. Di dalam
APBN 2018, Pendapatan Negara ditargetkan
sebesar Rp1.894,7 triliun
Pendapatan Negara Growth (%)
(triliun Rupiah)
2013
2014
2015
2016
Outlook
2017
Perpajakan (%)
0 20 40 60 80 100
24,6
25,7
17,0
0,5
0,3
0,8
0,6
0,2
16,8
15,0
74,9
74,0
82,3
82,6
84,8
APBN
2018
0,114,585,4
PNBP (%) Hibah (%)
Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai
85,4% di dalam APBN 2018. Sedangkan
PNBP berkontribusi sebesar 14,5%, dan
masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.
Melalui peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan penyempurnaan
regulasi dan IT Pajak serta PNBP
terus dioptimalkan dengan tetap
menjaga kualitas layanan kepada
masyarakat
Pajak Sumber
Utama Pendapatan
8Informasi APBN 2018
Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T
2013
1.077,3
1.146,9
1.240,4
1.285,0
1.472,7
1.618,1
2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rasio Penerimaan Perpajakan
terhadap PDB (Tax Ratio Arti
Sempit) ditargetkan sebesar 10,9%
Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk
Penerimaan SDA Migas dan
Pertambangan Minerba)
ditargetkan sebesar 11,6%
14,3
13,7
11,6
10,8
11,5
11,6
10,9
11,9
11,4
10,7
10,4
10,8
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
Tax Ratio
Melalui perbaikan iklim investasi
dunia usaha, termasuk
pemberian insentif dan
mengoptimalkan potensi
ekonomi dan langkah reformasi
perpajakan
(triliun Rupiah)
Pertumbuhan (%)
Tax Ratio (arti luas)
(persen)
Tax Ratio (arti sempit)
Ditargetkan Naik
9,9 6,5
8,2
3,6
12,7
9,0
9 Informasi APBN 2018
Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T
Jul’ 16
130,0
4.940,0
89.540,0
Rp115,0 T
Total Tebusan
(Jul’16-Mar’17)
(milyar rupiah)
1.000 1.150
7.860
249,8 1.010,4
9.132,9
Ags’ 16 Sep’ 16 Okt’ 16 Nov’ 16 Des’ 16 Jan’17 Feb’17 Mar’17
Pajak penghasilan masih
sebagai penyumbang terbesar
dalam penerimaan pajak. Hal
ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain perbaikan
pertumbuhan perekonomian
dan hasil kebijakan tax amnesty
berupa penambahan basis
pajak
Kenaikan PPh Non Migas
didominasi oleh PPN
Nonmigas Orang Pribadi
Kenaikan PPN didukung
oleh upaya pemerintah
mendorong konsumsi
rumah tangga
Kenaikan cukai
disebabkan oleh
penyesuaian tarif cukai
hasil tembakau
PPh terbesar
Tax amnesty dilaksanakan sejak Juli
2016 hingga Maret 2017 dengan
total tebusan sebesar Rp115,0 T
Tax Amnesty
PPh
Nonmigas PPN Cukai
Pajak
Penghasilan
855,1
Bea
Keluar
3,0Pajak
Lainnya
9,7
Cukai
155,4
Bea
Masuk
35,7
PPN
541,8
PBB
17,4
PPh Nonmigas
Orang Pribadi
421,7
PPh Nonmigas
Badan
395,3 Lainnya
168,1
PPN Impor
0,2 Cukai
Hasil
Tembakau
148,2
Cukai
MMEA
6,5
Cukai Etil
Alkohol
0,2
Pendapatan
Cukai Lainnya
0,5
PPN Dalam
Negeri
373,5
(triliun rupiah)
(triliun rupiah) (triliun rupiah)
(triliun rupiah)
10Informasi APBN 2018
Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T
14,1
8,9
22,5
(0,8)
6,7
14,0
6,4
3,6
11,9
4,1
108,5
118,1
144,6 143,5
153,2 155,4
384,7
409,2
423,7 412,2
475,5
APBN
2018
817,0
10,1
417,7
9,5
2013
458,7
9,8
2014
552,6
20,5
2015
742,2
17,8
Outlook
2017
APBN
2018
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
PPh Nonmigas,
2013-2018
(triliun rupiah)
PPN,
2013-2018
(triliun rupiah)
Cukai,
2013-2018
(triliun rupiah)
PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%)Cukai Pertumbuhan (%)
PPh Nonmigas naik
rata-rata 13,6%
Cukai naik rata-rata 8,8% PPN naik rata-rata 8,4%
Kebijakan
630,1
14,0
2016
1,5
541,1
12,1
meningkatkan basis pajak
mencegah praktik penghindaran
pajak dan erosi perpajakan (Base
Erosion Profit Shifting)
Automatic Exchange of
Information (AEoI)
Kepatuhan
Wajib Pajak
SDM dan
Organisasi
Insentif
Perpajakan
Data dan Sistem Informasi
Perpajakan
up to date dan terintegrasi a.l.
melalui e-filing, e-form dan e-faktur.
membangun kesadaran pajak
(sustainable compliance) a.l. melalui
e-service, mobile tax unit, KPP
Mikro, dan outbond call.
tax holiday dan tax allowance
reviu kebijakan exemption tax pada
beberapa barang kena PPN.
Peningkatan Pelayanan
dan efektifitas organisasi
Rp
Rp Rp
Rp Rp
11 Informasi APBN 2018
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp275,4 T
Didukung Langkah Efisiensi
Dan Efektifitas Pengelolaan
SDA, serta perbaikan
pelayanan publik
PNBP Naik
Pendapatan
BLU
43,3
Pendapatan
SDA
103,7
Kekayaan Negara
yang Dipisahkan
44,7
PNBP Lainnya
83,8
Kebijakan
Revisi UU PNBP dan PP tentang
jenis dan tarif PNBP.
Penyempurnaan peraturan
Penyetoran sesuai
penerimaannya
Penagihan piutang
Menindaklanjuti hasil audit
Peningkatan
Pengawasan pengelolaan
Efisiensi dan efektifitas
pengelolaan SDA
Peningkatan kinerja BUMN
Efisiensi operasional PNBP
Revisi kontrak & efisiensi
cost recovery
Menggali potensi baru
Optimalisasi PNBP
Tranparansi dan kemudahan
Pemanfaatan IT
Perbaikan pengelolaan PNBP
Perbaikan
Pelayanan Publik
(triliun Rupiah)
12Informasi APBN 2018
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp275,4 T
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
APBN
2018
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
12,9
15,5 7,3
5,4
4,5
6,1
56,7 72,3 74,4 78,7 80,6
PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp77,6 triliun,
dengan kontribusi terbesar Kementerian
Kominfo dan Kepolisian Negara RI
Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan
dengan tetap menjaga kualitas pelayanan
masyarakat
Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun
seiring dengan fluktuasi penurunan harga
komoditas (minyak bumi dan batubara)
serta pergerakan nilai tukar
PNBP K/L PNBP DMO
SDA Migas Harga ICP
Penerimaan
SDA
Bagian Laba
BUMN
PNBP Lainnya
PertumbuhanPendapatan
BLU
97,0
106,0
49,0
40,0 48,0 48,0
SDA Migas
2013-2018
(triliun rupiah)
PNBP,
2013-2018
(triliun rupiah)
PNBP K/L,
2013-2018
(triliun rupiah)
(triliun rupiah)
SDA
Nonmigas
2013-2018
0,8%
12,4%
-35,9%
2,5%
2,5%
0,7%
34,0
40,3
226,4 240,8 101,0 64,9 95,6
37,6
37,1
41,0
69,6
87,7
81,7
118,0 85,1
24,6
29,7
35,3
41,9
38,5
103,7
44,7
89,3
43,3
203,6 216,9 78,2
44,1
72,2
80,3
Pertambangan
Umum
18,6
3,1
0,2
0,9
19,3
3,7
0,2
0,8
17,7
4,2
0,1
0,9
15,8
3,8
0,4
0,9
17,9
4,0
1,0
0,7
APBN
2018
17,9
4,2
0,6
0,7
Kehutanan
Perikanan
Panas Bumi
13,8%
5,2%
(4,9%)
(8,7%)
12,6%
(0,5)
5,8%
77,6
13 Informasi APBN 2018
Belanja
Negara
Belanja
K/L
Belanja Non-K/L
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
766,2
Aparatur Efisiensi &
Kualitas
Belanja
Mendukung
Program
Prioritas
847,4
607,1
Rp2.220,7 T
diarahkan mencapai tujuan
pembangunan nasional
antara lain infrastruktur,
pengurangan kemiskinan
dan pengangguran, dalam
rangka pemerataan
pembangunan dan
perbaikan konektivitas
dengan tetap menjaga
efisiensi
Mempertahankan tingkat
kesejahteraan aparatur
negara antara lain melalui
gaji ke 13 dan pemenuhan
kewajiban pembayaran
manfaat pensiun
Melalui evaluasi kebijakan,
penghematan belanja
barang non-operasional
dan penajaman belanja
barang. Peningkatan
kualitas belanja modal
diarahkan kepada belanja
produktif dan tetap
memperhatikan efisiensi
belanja
Sinergi program
perlindungan sosial dan
mempertajam bantuan
sosial
Refocusing anggaran
prioritas
Sinergi pembangunan
antara Pusat dan Daerah
Dukungan pemerintah
terhadap creative financing
Belanja Negara
(triliun Rupiah)
14Informasi APBN 2018
Belanja
Pemerintah Pusat
Rp1.454,5 T
Apabila dibandingkan dengan
Outlook 2017, Belanja Pemerintah
Pusat pada APBN 2018
mengalami peningkatan sebesar
Rp111,4 T serta mengalami
pertumbuhan sebesar 8,3%
Naik dan Tumbuh
diarahkan untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan,
pencapaian sasaran
pembangunan, dan antisipasi
risiko
Kebijakan Umum
1.203,6
2014
5,8
1.183,3
2015
(1,7)
2016
(2,5)
Outlook
2017
16,4
APBN
2018
8,3
1.154,0
1.343,1
1.454.5
Belanja
Pemerintah Pusat
(triiun rupiah)
Pertumbuhan (%)
1.137,2
2014
12,5
Rp1.343,1 T Rp1.454,5 T
APBN 2018
847,4
607,1
Belanja Non-K/LBelanja K/L
Outlook 2017
769,2
573,9
Menjaga kesejahteraan aparatur
pemerintah dan efektivitas birokrasi
Mendukung pelaksanaan berbagai program
dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun
2018
Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian
melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan
mitigasi bencana
Penyelenggaraan Pemerintah
Mendukung Program Pembangunan
Antisipasi Risiko
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
15 Informasi APBN 2018
Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Fungsi
Outlook 2017
1.343,1
1.455,0
APBN 2018
Pelayanan
Umum
435,9
Pertahanan
107,8
Ketertiban
& Keamanan
136,0Ekonomi
335,5
Perlindungan
Lingkungan Hidup
15,7
Perumahan
& Fasilitas Umum
31,5
Kesehatan
65,1
Pariwisata
7,5
Agama
9,5
Pendidikan
147,6
Perlindungan
Sosial
162,6
Pelayanan
Umum
347,4
Pertahanan
120,0
Ketertiban
& Keamanan
139,8
Perlindungan
Lingkungan Hidup
11,1
Perumahan
& Fasilitas Umum
28,5
Kesehatan
60,8
Pariwisata
3,3
Agama
7,7
Pendidikan
143,1
Perlindungan
Sosial
157,8
Ekonomi
323,5
pada beberapa fungsi disebabkan
oleh
Fungsi Pelayanan Umum
untuk pemenuhan berbagai
kewajiban pemerintah termasuk
pada pihak ketiga
Fungsi Ekonomi
untuk mendukung upaya
percepatan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dengan
memperkuat daya dorong ekonomi
Fungsi Kesehatan
untuk mendukung pelaksanaan
Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan melalui penyediaan
vaksin baru dan pengalihan
penyuluh KB dan petugas lapangan
KB dari pemda ke pempus
Peningkatan
Signifikan
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
16Informasi APBN 2018
Belanja
K/L
Rp847,4 T
Dalam APBN 2018, belanja K/L
meningkat Rp78,2 T dari
Outlook 2017. Belanja K/L
2014-2018 tumbuh rata-rata
10,2% per tahun
Meningkat
APBN 2018
Outlook 2017
114,2
107.7
102,7
107.4
96,3
95,0
60,9
62,2
54,2
59,1
36,7
48,2
36,9
41,3
37,8
40,1
29,7
32,9
17,2
41,3
Kementerian
Keuangan
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Kementerian
Ristek Dikti
Kementerian
Sosial
Kementerian
Perhubungan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Agama
Polri
Kementerian
PU Pera
Kementerian
Pertahanan
(tidak termasuk
BLU SAWIT dan LPDP)
10 K/L dengan
Anggaran Terbesar
(triliun Rupiah)
000
000
(1,0)
(1,0)
000
000
26,9
26,9 000
000
(6,5)
(6,5)
000
000
12,4
12,4
000
000
10,2
10,2
577,2 T
732,1 T
684,2 T
769,2 T
847,4 T
2014
Pertumbuhan
Belanja K/L (%)
2015
2016
Outlook
2017
APBN
2018
17 Informasi APBN 2018
Anggaran
Pendidikan
Rp444,1 T
Transfer ke Daerah
Alokasi 2018
279,5
Pembiayaan
15,0
Pusat
149,7
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
332,4
353,4
390,1
370,4
419,8
444,1
11,8 6,3 10,4 -5,1 13,3 5,8
Pertumbuhan (%)
Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas
pendidikan.
Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana
sekolah.
Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda.
Memperkuat pendidikan kejuruan dan
sinkronisasi kurikulum SMK (link and match).
Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH,
PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk sustainable
education.
Meningkatkan akses pendidikan bagi siswa
miskin.
Komitmen pemerintah terhadap
bidang pendidikan tetap berlanjut.
Anggaran pendidikan meningkat
Rp24,3 T dari Outlook tahun 2017
Anggaran
Pendidikan
Meningkat
Program Indonesia Pintar
Bantuan Operasional Sekolah
Tunjangan Profesi Guru
- Non-PNS 435,9 ribu guru
- PNS 257,2 ribu guru
- PNS Daerah 1,2 juta guru
Beasiswa Bidik Misi
Pembangunan/Rehab
Sekolah/Ruang Kelas
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan Menengah
2018: 89,7%
2017: 88,1%
Angka Partisipasi Murni (APM)
Pendidikan Menengah
2018: 65,3%
2017: 63,4%
19,7 juta jiwa
56 juta jiwa
401,5 ribu
mahasiswa
61,2 ribu
APK APM
Sasaran
Indikator Pendidikan
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
Kebijakan
18Informasi APBN 2018
Anggaran
Kesehatan
Rp111,0 T
Transfer
ke Daerah
Alokasi 2018
29,5
Pusat
81,5
Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes
dan tenaga kesehatan
Penguatan program promotif dan preventif yang
diarahkan untuk penyakit tidak menular dan
program untuk ibu hamil & menyusui
Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan
program JKN
Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan
peningkatan mutu layanan
Program Indonesia Sehat
Kesertaan ber-KB melalui
peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KBKR Sertifikasi obat dan makanan
Penyediaan sarana fasilitas
kesehatan yang berkualitas
Imunisasi untuk anak usia
0-11 bulan92,4 juta jiwa
1,8 juta orang
49 RS/Balkes
92,5%
74,0 ribu
Sasaran
Indikator Kesehatan
13,5
46,1
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
59,7
65,9
92,3
104,9
111,0
29,6 10,3 40,1 13,7 5,8
Pertumbuhan (%)
anggaran kesehatan meningkat
Rp6,1 T dari Outlook tahun 2017
Anggaran
Kesehatan
Meningkat
Stunting
2018: 28,8%
2017: 29,6%
Persalinan di
Fasilitas Kesehatan
2018: 82%
2017: 81%
Ketersediaan obat dan
vaksin di puskesmas
2018: 86%
2017: 83%
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
Kebijakan
19 Informasi APBN 2018
Anggaran
Infrastruktur
Rp410,4 T
Alokasi 2018
Melalui
Kemen PUPERA 104,7
Investasi
Pemerintah
(PMN dan LMAN)
Dana Alokasi
Khusus
41,5
Melalui
Kemenhub 44,2
33,9
Pengembangan konektivitas untuk mendukung
pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik,
dan integrasi antarmoda dalam rangka mendorong
pengembangan wilayah strategis.
Koordinasi lintas sektoral termasuk dengan Pemda
agar pelaksanaanya berjalan lancar dan sesuai
kebutuhan daerah namun selaras dengan target
nasional.
Perbaikan perencanaan, pola koordinasi yang
efektif dan penguatan regulasi untuk mengatasi
hambatan teknis
Memberdayakan peran swasta, BUMN,BUMD,
Pemda melalui pengembangan pembiayaan kreatif
atau skema KPBU atau non KPBU untuk menutup
financing gap pendanaan infrastruktur.
8 lokasi
Sasaran
Kebijakan
2013 2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
Pertumbuhan (%)
anggaran infrastruktur tumbuh
5,2% dari Outlook tahun 2017, untuk
mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan
infrastruktur
Anggaran
Infrastruktur
Meningkat
256,1 269,1
390,2
410,4
154,7
155,9
(0,8)7,2
65,6
5,1
45,0
5,2
Pembangunan dan Preservasi Jalan
Prasarana perkeretaapian
639 km’sp
Pembangunan bandara udara baru
Informasi dan Telekomunikasi
Pembangunan desa
broadband terpadu
Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
100 Lokasi
380 Lokasi
(penyelesaian dan lanjutan)
- Pembangunan jalan baru 832 km
- Pembangunan jalan tol 33 km
- Pembangunan jembatan 15.373 m
Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Pembangunan Rusun
Bantuan Stimulan
(peningkatan/pembangunan)
13.405 unit
174.300 ribu unit
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
antara lain:
20Informasi APBN 2018
Anggaran
Perlindungan Sosial
Rp283,8 T
Alokasi 2018
Melalui
Subsidi
(triliun Rupiah)
145,5
Melalui
PKH
17,1
Melalui
Program
Indonesia
Pintar
10,8
Melalui
JKN bagi warga
miskin/PBI
25,5
Melalui
Bantuan
Pangan
20,8
Melalui
Bidik Misi
4,1
Melalui
Dana Desa
60,0
Memperkuat program-program
Perlindungan Sosial Penanggulangan
Kemiskinan sebagai dukungan pada
Masyarakat Berpendapatan Rendah
Sinergi antar program perlindungan sosial
Bantuan sosial yang tepat sasaran, tepat
jumlah, dan tepat waktu
Program Keluarga Harapan
Bantuan Pangan
(keluarga penerima manfaat)
(keluarga penerima manfaat)
Penyediaan Bantuan Kelompok
Usaha Ekonomi Produktif
Penerima Bantuan Iuran
(PBI) dalam rangka JKN
10 juta KPM
15,6 juta KPM
92,4 juta jiwa
117,7 ribu KK
Program Indonesia Pintar
19,6 juta siswa
Dana Desa
74.958 desa
Bidik Misi
401,7 ribu mahasiswa
Sasaran
Kebijakan
In
*)
*) diluar subsidi pajak
untuk pemenuhan kebutuhan
dasar (pangan, pendidikan, dan
kesehatan)
Anggaran
Perlindungan
Sosial
21 Informasi APBN 2018
Subsidi
Rp156,2 T
Subsidi
Non Energi
Alokasi 2018
2014
392,0
341,8
50,2
119,1
66,9
106,8
67,4
89,9 79,0
94,5
61,7
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
Pertumbuhan (%)
Subsidi Energi
Subsidi Non Energi
186,0
174,2 168,9 156,2
2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
2014 2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
61,7
Subsidi
Energi
94,5
Subsidi yang lebih tepat sasaran untuk
membantu masyarakat yang kurang mampu
Mendukung pengendalian inflasi
Mempertahankan daya beli masyarakat
Meningkatkan produksi pangan
Alokasi 2018 menurun
sebesar Rp12,7 T dari
Outlook 2017
Anggaran
Subsidi
Menurun
10,4
2013
355,0
2,5
(52,6)
(6,3)
(3,1) (7,5)
310,0
45,1
2013
(triliun Rupiah)
Perkembangan Subsidi
2014-2018
Kebijakan
22Informasi APBN 2018
Subsidi
Energi
Rp94,5 T
Subsidi
Listrik
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
47,7
Subsidi
BBM & LPG
46,9
46,9
47,7
Diarahkan untuk masyarakat miskin
Pengendalian inflasi
Perbaikan penyaluran untuk
memperbaiki ketepatan sasaran
Subsidi tertutup untuk LPG
tabung 3 kg
Subsidi
BBM dan LPG
Subsidi tepat sasaran untuk
pelanggan yang kurang mampu
(450 VA dan 900 VA)
Subsidi
Listrik
Perkembangan Subsidi
Energi 2014-2018
BBM
20142013
240,0
101,8
210,0
100,0
60,8 58,3
43,7
63,1
44,5 45,4 46,9 47,7
2015 2016 Outlook
2017
APBN
2018
Anggaran subsidi energi meningkat
5,1% dari outlook 2017
Anggaran
Subsidi
Energi
(triliun Rupiah)
Subsidi BBM & LPG
Subsidi Listrik
Kebijakan
23 Informasi APBN 2018
Subsidi
Non Energi
Rp61,7 T
Subsidi
PSO
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
4,4
Subsidi
Bunga
Kredit
Program
18,0
Subsidi
Pajak
10,8
Subsidi
Pupuk
28,5
10,8
4,4
Sinergi dengan bantuan sosial dan transfer ke
daerah
Pengendalian kebutuhan pokok
Peningkatan produktifitas pangan
Peningkatan daya saing industri
tertentu didalam negeri
Insentif sektor panas bumi dan
obligasi pemerintah
Subsidi
Pajak
Pelayanan publik
Subsidi
PSO
Perkembangan Subsidi
Non Energi 2014-2018
28,5
18,0
Penyempurnaan data penerima
dengan NIK
Volume pupuk 9,55 ton
Subsidi
Pupuk
Akses permodalan UMKM
Perumahan bagi MBR
Subsidi Bunga
Kredit Program
20142013 20162015 Outlook
2017
APBN
2018
50,2
45,1
66,9 67,4
79,0
61,7
2014 2015 2016
Outlook
2017
APBN
2018
Pangan 18,2 21,8 22,1 19,8 -
Pupuk 21,0 31,3 26,9 31,2 28,5
Pajak 5,8 8,5 9,3 9,4 10,8
PSO 2,1 3,3 3,7 4,3 4,4
Benih 0,3 0,1 0,4 1,3 -
18,0Bunga
Kredit Program
2,8
2013
20,3
17,6
4,1
1,5
0,4
1,1 1,9 5,1 13
Kebijakan
Integrasi subsidi non energi
24Informasi APBN 2018
Transfer ke Daerah
& Dana Desa
Rp766,2 T
Dana Otsus
dan Keistimewaan DIY
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
573,7
513,3
602,4
20,8
46,7
58,2 60,0
663,6
697,7 706,2
21,1
Dana
Desa
60,0
Dana
Insentif
Daerah
8,5
Dana
Perimbangan
676,6
Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
pemerintahan antara Pusat dan Daerah dan
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan
antardaerah
Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
publik di daerah dan mengurangi kesenjangan
pelayanan publik antardaerah
Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di
daerah tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, dan
pascabencana
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
pembangunan infrastruktur dasar
Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan daerah yang lebih efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel
Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke
Daerah dan Dana Desa dengan tetap
memperhatikan akuntabilitas dan transparansi
Memperbaiki mekanisme penyaluran Transfer ke
Daerah dan Dana Desa berdasarkan pada kinerja
pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah
Perkembangan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa 2014-2018
Kebijakan
Dana
Transfer
Umum
Dana
Transfer
Khusus 490,7
185,9
APBN
2018
Outlook
2017
2016201520142013
573,7
623,1
710,3
755,9 766,2
Transfer ke Daerah
11,8
6,8
8,6
24,6
6,4
1,4
513,3
Dana Desa
Pertumbuhan
TKDD (%)
25 Informasi APBN 2018
Dana
Transfer Umum
Rp490,7 T
Dana Alokasi
Umum
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)
401,5
401,5
89,2
Dana Alokasi
Bagi Hasil
DBH SDADBH Pajak
89,2
56,7 32,5
Mempercepat pembangunan, memperluas akses
daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pagu bersifat dinamis
Bobot wilayah laut naik menjadi 100%
25% untuk belanja infrastruktur
Perkembangan Dana Transfer
Umum 2013-2018
Dana
Alokasi Umum
Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil
Tembakau
DBH Dana Reboisasi (DR) selain utk Rehabilitasi
Hutan & Lahan, jg penanganan kebakaran hutan,
penataan batas kawasan & pembenihan
25% untuk belanja infrastruktur
Dana
Bagi Hasil
Arah Kebijakan
APBN
2018
Outlook
2017
2016201520142013
399,6
445,2
430,9
475,9
494,0 490,7
401,5
398,6
385,4
352,9
341,2
311,1
88,5
103,9 78,1
90,5 95,4
89,2
Dana Alokasi Umum
Dana Bagi Hasil
Pertumbuhan Dana
Transfer Umum (%)11,4
3,7
-3,2
10,4
3,8
-0,7
26Informasi APBN 2018
PapuaBarat
Papua
Maluku
MalukuUtara
SulawesiTengah
Gorontalo
SulawesiBarat
SulawesiTenggara
SulawesiSelatan
SulawesiUtara
KalimantanBarat
KalimantanUtara
KalimantanTimur
KalimantanSelatan
KalimantanTengah
Aceh
SumateraUtara
Riau
KepulauanRiau
Jambi
BangkaBelitung
Lampung
SumateraSelatan
SumateraBarat
Bengkulu
Rp14,7T
Rp24,1T
Rp13,5T
Rp6,4T
Rp8,4T
Rp4,3T
Rp8,0T
Rp12,3T
Rp12,9T
Rp8,3T
Rp37,1T
Rp5,6T
Rp11,8T
Rp10,2T
Rp8,0T
Rp5,1T
Rp9,5TRp8,5T
Rp4,0T
Rp6,4T
Rp8,0T
Rp22,5T
Rp8,0T
Rp9,8T
Rp18,4T
Rp4,2T
Rp3,7T
Rp7,1T
Rp8,6T
Rp13,5TRp39,9T
Rp34,4T
Rp4,3T
Banten
JawaBarat
JawaTengah
DIYogyakarta
JawaTimur
Bali
NusaTenggaraBarat
NusaTenggaraTimur
Dana
AlokasiUmum
Rp401,5T
27 Informasi APBN 2018
Dana
Transfer Khusus
Rp185,9 T
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
62,4
123,5
DAK
Fisik
62,4
DAK
Non Fisik
123,5
Mendanai kegiatan tertentu yang menjadi
kewenangan daerah sesuai dengan prioritas daerah
dan nasional
Mengejar ketertinggalan infrastruktur
layanan publik
Afirmasi kepada daerah tertinggal,
perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi
DAK
Fisik
Mengurangi beban masyarakat terhadap
pelayanan publik terutama perbaikan kualitas
pendidikan, kesehatan, serta pelayanan
pemerintah
BOS untuk 47,4 juta siswa
TPG 1,2 juta guru
BOK 9.785 Puskesmas
DAK
Non Fisik
Arah Kebijakan
Kebijakan DAK Fisik
Berdasarkan usulan daerah (proposal
based) sesuai dengan bidang dan menu
kegiatan yang ditentukan untuk
mencapai sasaran yang menjadi
prioritas pusat dan daerah
Memperhitungkan kinerja pelaksanaan
2 tahun sebelumnya
Penajaman alokasi berdasarkan hasil
sinkronisasi kegiatan per bidang
antardaerah dan antara kegiatan yang
akan didanai DAK dengan yang didanai
dari belanja K/L
Perbaikan penyaluran
Pengalokasian disesuaikan dengan
kebutuhan riil di daerah, berdasarkan
jumlah sasaran yang dibutuhkan untuk
mencapai SPM, terutama di bidang
pendidikan dan kesehatan
Penyempurnaan pengalokasian melalui
pemutakhiran data sasaran penerima
dan unit cost; dan
Peningkatan kebijakan afirmasi
terhadap daerah tertinggal, terdepan,
dan terluar (perbatasan)
Peningkatan kualitas DAK Nonfisik
melalui penerapan performance based
dan pemantauan penggunaan
Kebijakan DAK Non Fisik
28Informasi APBN 2018
Dana
Transfer Khusus
Rp185,9 T
DAK Fisik
DAK Reguler
Rp62,4 T
Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik
Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan
transmigrasi
DAK Nonfisik Rp123,5 T
Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik terutama
perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pelayanan pemerintah
Pendidikan 6,6 T
Kesehatan dan KB 10,5 T
Air Minum 0,5 T
Sanitasi 0,5 T
Perumahanan &
Pemukiman 0,6 T
Pasar 0,9 T
Industri Kecil dan
Menengah 0,5 T
Pertanian 1,7 T
Pariwisata 0,6 T
Jalan 8,0 T
Kelautan & Perikanan 0,9 T
31,4 DAK Penugasan
Pendidikan SMK 1,7 T
Kesehatan 4,2 T T
Air Minum 1,1 T
Sanitasi 1,1 T
Jalan 10,2 T
Pasar 0,9 T
Irigasi 4,2 T
Energi skala kecil dan
menengah 0,5 T
Lingkungan Hidup dan
kehutanan 0,5 T
24,5
6,6
Rp46,7 T
--> 47,4 juta siswa
Rp4,1 T
--> 6,2 juta peserta didik
Rp58,3 T
--> 1,2 juta guru
DAK Afirmasi
Kesehatan 3,2 T T
Perumahanan & Pemukiman 0,5 T
Transportasi 1,1 T
Air Minum 0,5 T
Sanitasi 0,5 T
Pendidikan 0,8 T
Bantuan Operasional
Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini
Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
Tunjangan Profesi Guru
PNS Daerah
Rp2,1 T
--> 50,1 ribu guru
Tunjangan Khusus
Guru PNS Daerah di
Daerah Khusus
Rp1,0 T
--> 265 ribu guru
Tambahan Penghasilan Guru
PNS Daerah
Rp10,4 T
--> 9.785 puskesmas dan 5.157 balai
Bantuan Operasional
Kesehatan dan Bantuan
Operasional Keluarga
Berencana (BOK dan BOKB)
Rp0,1 T
-->23,5 ribu peserta
Peningkatan Kapasitas
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah (PK2UKM)
Rp0,8 T
--> 34 provinsi dan 508 kab/kota
Pelayanan
Administrasi
Kependudukan
Dialokasikan kepada daerah
dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus
Anggaran Dana
Transfer Khusus
(triliun Rupiah)
29 Informasi APBN 2018
Dana Insentif Daerah,
Dana Otonomi Khusus,
& Dana Keistimewaan D.I.Y
Untuk mendorong peningkatkan kualitas
pengelolaaan keuangan daerah dan kesehatan
fiskal daerah, kualitas pelayanan pemerintahan
umum, kualitas pelayanan dasar publik di bidang
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, dan
upaya pengentasan kemiskinan
Dana Insentif Daerah
Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan
penggunaan dana keistimewaan DIY sesuai dengan
program prioritas nasional
Meningkatkan monitoring dan evaluasi dalam
rangka mendukung akuntabilitas penyelenggaraan
urusan keistimewaan DIY
Mendorong percepatan pelaporan pelaksanaan
kegiatan oleh pemerintah daerah, dengan tetap
memperhatikan pencapaian kinerja.
Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta
Dana Otonomi Khusus
Kriteria Pemberian DID
opini BPK atas LKPD
penetapan Perda APBD
tepat waktu
penggunaan e-government
Kriteria utama Kriteria Kinerja
pengelolaan keuangan daerah
pelayanan pemerintahan umum
pelayanan dasar publik
kesejahteraan masyarakat
Rp8,0 T
Rp8,5 T
Rp20,0 T
Rp1,0 T
Dana Otonomi Khusus
Provinsi Aceh
untuk membiayai
pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur,
pemberdayaan ekonomi
rakyat, pengentasan
kemiskinan, serta
pendanaan pendidikan,
sosial, dan kesehatan
Rp8,0 T
Dana Otonomi Khusus
Provinsi Papua dan
Papua Barat
terutama ditujukan untuk
pembiayaan pendidikan dan
kesehatan
Rp4,0 T
Dana Tambahan
Infrastruktur Provinsi
Papua dan Papua Barat
30Informasi APBN 2018
Dana
Desa
Rp60,0 T
Arah Kebijakan
Mengalokasikan dana desa yang bersumber dari APBN
kepada setiap desa yang dihitung dengan
memerhatikan variabel jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis
Menyempurnakan formula pengalokasian dana desa,
dengan melakukan penyesuaian proporsi AD dan AF,
serta memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan
sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk
miskin besar
Memberikan fokus yang lebih besar pada pengentasan
kemiskinan dan ketimpangan, yaitu dengan
memberikan bobot yang lebih besar kepada variabel
berbasis angka kemiskinan, dan luas wilayah
Meningkatkan kualitas penyaluran berdasarkan kinerja
pelaksanaan, yaitu kinerja penyerapan dan capaian
output
Melakukan penyaluran melalui KPPN di daerah untuk
mendekatkan pelayanan, meningkatkan efsiensi dan
memudahkan koordinasi dengan pemerintah daerah,
serta meningkatkan efektivitas pemantauan dan
evaluasi
Mempertajam prioritas penggunaan dana desa untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, yang
diarahkan pada upaya perbaikan peningkatan kualitas
hidup masyarakat desa untuk mengurangi kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dalam penyediaan
infrastruktur dasar, serta memperluas kesempatan
kerja
Pembangunan Desa
Tenaga kerja
setempat
Bahan baku
lokal
Swakelola
Sarana Prasarana, Pelayanan
Sosial Dasar, Sarana Ekonomi
Desa, Pembangunan Embung,
Pelestarian Lingkungan Hidup,
dan Penanggulangan Bencana
Alam.
Pemberdayaan Masyarakat
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Sosial Dasar, Pengelolaan
Sumber Daya Lokal,
Pengelolaan Usaha Ekonomi
Produktif, Penguatan Kapasitas
terhadap Bencana, Pelestarian
Lingkungan Hidup dan
Penguatan Tata Kelola Desa
yang Demokratis.
berdasarkan pada kinerja penyerapan
anggaran dan capaian output yang
dilakukan melalui KPPN setempat.
Prioritas Penggunaan
Dana Desa
Prioritas Pelaksanaan
Penyaluran
Dana Desa
74.958 desa
31 Informasi APBN 2018
Defisit
Anggaran
Rp325,9 T
APBN
2018
Outlook
2017
201620152014
(triliun rupiah)
-226,7
-2,25
-2,59 -2,49
-2,67
-2,19
248,9
323,1 334,5
362,9
-298,5 -308,3
-362,9
Defisit
(sumber data IMF, Oktober 2017)
Pembiayaan
Anggaran
Defisit thd
PBD (%)
-325,9
325,9
Defisit APBN
Tahun 2018
Defisit terhadap
PDB Beberapa
Negara
Defisit APBN tahun 2018 dapat
ditekan atau lebih rendah dari
Outlook 2017 (2,67% terhadap
PDB), tetap diarahkan untuk
memperkuat stimulus fiskal
dalam rangka menjaga
momentum pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan
berkeadilan
Mengendalikan defisit dalam batas aman, melalui
optimalisasi pendapatan, serta efisiensi subsidi dan belanja
konsumtif
Mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang
terkendali
Mendorong keseimbangan primer menuju positif
Mengembangkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif
(creative financing)
(2,19% thd PDB)
Australia
(1,8)
Indonesia
-2,19
Thailand
(1,6)
Malaysia
(2,7)
China
-3,7
Britania Raya
(2,3)
Brazil
(9,3)
Meksiko
(2,5)
Amerika Serikat
(3,7)
Kanada
(1,8)
Perancis
(3,0)
Rusia
(1,5)
Kebijakan
32Informasi APBN 2018
Pembiayaan
Anggaran
Rp325,9 T
pembiayaran anggaran dilakukan
untuk mendukung prioritas
pembangunan nasional
Pembiayaan
Anggaran
Outlook
2017
APBN
2018
Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan Utang
Pembiayaan Investasi
Pemberian Pinjaman
Kewajiban Penjaminan
Pembiayaan Lainnya
SBN (neto)
(triliun rupiah)
414,5
Pinjaman (neto) -15,3
433,0
-6,0
325,9
399,2
-65,7
-6,7
-1,1
0,2
362,9
427,0
-59,7
-3,7
-1,0
0,3
Rasio utang manageable (27%-29% thd
PDB)
Utang untuk kegiatan produktif &
menjaga keseimbangan makro
ekonomi;
SAL sebagai fiscal buffer untuk
mengantisipasi ketidakpastian
perekonomian
Mengembangkan pembiayaan yang
kreatif dan inovatif untuk
mengakselerasi pembangunan
infrastruktur
Pemenuhan kewajiban negara sebagai
anggota organisasi/lembaga keuangan
internasional;
Menyempurnakan kualitas
perencanaan investasi Pemerintah
Membuka akses pembiayaan
pembangunan dan investasi kepada
masyarakat
Mengoptimalkan dana BLU dalam
rangka pembiayaan pembangunan,
termasuk memperluas akses sektor
UMKM
Meningkatkan kepemimpinan
Indonesia dalam berbagai kerja sama
internasional, melalui pemberian
bantuan kepada negara sahabat.
Kebijakan
33 Informasi APBN 2018
Pembiayaan
Utang
Rp399,2 T
Diperoleh dari penerbitan SBN,
Pinjaman Luar Negeri, dan
Pinjaman Dalam Negeri.
Digunakan juga untuk membiayai
pembangunan infrastruktur
melalui pembiayaan investasi
Kebijakan Pembiayaan Utang
Prudent Produktivitas
menjaga rasio utang dalam batas yang
aman (27%-29% terhadap PDB) dan
diupayakan menurun secara bertahap
dalam jangka menengah
APBN
2018
399,2
Outlook
2017
427,0
2016
403,0
2015
380,9
2014
255,7
2013
(triliun rupiah)
(angka sementara)
Pembiayaan
Utang
223,2
Biaya Utang Minimum
mendorong efisiensi biaya utang pada
tingkat risiko yang terkendali dan
mendukung kesinambungan fiskal
pemanfaatan utang untuk kegiatan
produktif dalam mendukung
pencapaian target pembangunan,
antara lain melalui pembiayaan
investasi dalam rangka mengakselerasi
pembangunan infrastruktur
Keseimbangan
menjaga komposisi utang dalam batas
terkendali untuk pengendalian risiko
sekaligus menjaga keseimbangan
makro ekonomi
Pembiayaan
Utang
Outstanding
Utang Pemerintah
Rp4.227,3 T
34Informasi APBN 2018
Profil Utang
Pemerintah
Rasio Utang Beberapa
Negara Berkembang
Perbandingan Profil
Outstanding SBN
Rasio Utang Indonesia terhadap PDB
2005-2018
2018*
2017*
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
47,3
39,0
33,0
28,3
24,5 23,1 23,0
24,9 24,7
27,4 28,3 28,9 28,5
35,1
*perkiraan
(triliun Rupiah)
(%)(%)
persen (%)
35,1
28,1
38,2
29,8
44,6
32,6
36,0
41,8
39,9
56,0
63,7
81,2
Brazil
Malaysia
Thailand
Filipina
Turki
Indonesia
2007
2012
1.361,1
1.661,0
1.931,2
2410,0
2.780,6
3.128,5
2013 2014 2015 2016 2017
2017
SBN
SBN
SBN
SBN
SBN
SBN
s.d Sept
*
*
35 Informasi APBN 2018
Rp
Mendukung pembangunan infrastruktur baik
sarana dan prasarana transportasi,
permukiman, air bersih, dan sanitasi, serta
infrastruktur untuk mendukung ketahanan
energi
Mendukung peningkatan akses pendanaan
dan pembiayaan bagi MBR untuk
mendapatkan tempat tinggal yang layak
dengan melanjutkan program dana bergulir
FLPP dan melakukan pembiayaan investasi
melalui dukungan pendanaan modal awal
kepada Badan Pengelola Tabungan
Perumahan Rakyat (BP Tapera)
Mendukung peningkatan akses masyarakat
terutama masyarakat miskin pada jenjang
pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas
riset melalui program Dana Pengembangan
Pendidikan Nasional (DPPN)
Memberikan kepastian terhadap keberlanjutan
pengembangan pendidikan pada masa yang akan
datang dengan membentuk SWF di bidang pendidikan
melalui penguatan LPDP
Memberikan stimulus bagi KUMKM berupa penguatan
modal melalui pembiayaan investasi kepada BLU
Mendukung pemenuhan kewajiban negara sebagai
anggota organisasi/Lembaga Keuangan Internasional
(LKI) serta mempertahankan persentase kepemilikan
modal sebagai bentuk investasi di LKI
Mendorong pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk
mengakselerasi pembangunan serta meningkatkan
akses pembiayaan secara lebih luas bagi UMKM sektor
riil yang tepat sasaran
Mempercepat realisasi pembiayaan investasi BLU
LMAN untuk pembebasan lahan yang diperlukan
dalam prioritas pembangunan nasional
Kebijakan
PMN kpd PT. KAI
Pembiayaan
Investasi
Rp65,7 T
3,6
2,1
0,05
0,15
0,04
1,8
0,07
PMN kpd BP Tapera
IDB
35,4LMAN
1,0LPDBI
IDA
ICD
AIIB
IFAD
2,5
Investasi kpd BUMN
Investasi kpd
Organisasi/Lembaga
Keuangan Internasional Investasi kpd Badan
/Lembaga Lainnya
57,4 T
Investasi kpd BLU
6,0Dana Bergulir
15,0DPPN
Alokasi 2018
(triliun Rupiah)
36Informasi APBN 2018
meningkatkan kemampuan leverage sehingga
beban pembiayaan proyek LRT Jabodebek
melalui APBN lebih rendah.
LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada
pertengahan tahun 2019
Sasaran Output:
12 proyek jalan tol
40 proyek infrastruktur sumber daya air
2 proyek infrastruktur perkeretaapian
Sasaran Output:
sebagai modal awal untuk pembentukan BP Tapera. BP
Tapera diharapkan akan dapat mendukung program
pemerintah di bidang perumahan dan kawasan
permukiman, sehingga pemenuhan kebutuhan warga
negara atas tempat tinggal yang layak dan terjangkau.
Pembiayaan Untuk
Infrastruktur
APBNP 2017:
APBN 2018:
Rp2,0 T
Rp3,6 T
PMN kpd PT KAI
mendukung pelaksanaan fungsi penyediaan
dana uang ganti kerugian untuk pengadaan
tanah dalam rangka pembangunan
infrastruktur proyek strategis nasional
APBNP 2017:
APBN 2018:
Rp32,1 T
Rp35,4 T
LMAN
APBN 2018: Rp2,5 T
PMN kpd BP Tapera
bantuan pembiayaan KPR Sejahtera untuk
42.000 unit rumah
Sasaran Output:
bantuan pembiayaan melalui fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP).
APBNP 2017:
APBN 2018:
Rp3,1 T
Rp2,2 T
BLU Pusat Pengelolaan
Dana Pembiayaan Perumahan
Penugasan percepatan pembangunan
infrastruktur nasional, terutama untuk
percepatan pembangunan pembangkit
listrik, percepatan penyediaan air
minum, kerjasama Pemerintah dengan
badan usaha melalui BUPI, direct
lending, dan percepatan pembangunan
tol trans Sumatera.
APBNP 2017:
APBN 2018:
Rp0,9 T
Rp1,1 T
Kewajiban Penjaminan
37 Informasi APBN 2018
proyek infrastruktur listrik tahun 2018 yang
akan dibiayai dengan pinjaman antara lain
Pangkalan Susu Coal Fired Power Plant dan
Takalar Steam Coal Power Plant in South
Sulawesi
Penerimaan Cicilan Pengembalian Pinjaman
kepada BUMN/Pemda
Rp(5,3) T
PT PLN
Pinjaman kepada BUMN/Pemda
Pemberian
Pinjaman
Rp(6,7 T)
Rp(10,6 T)
Rp3,9 T
mendukungpenyelesaian proyek MRT Jakarta
sebagai proyek infrastruktur strategis nasional
untuk mengatasi permasalahan akut
transportasi di Jakarta
Rp(3,7) T
Pemprov DKI
Rp(0,4) T
PT Pertamina
Rp(0,01) T
PT PII
Rp(1,2) T
PT SMI
Penjaminan infrastruktur dalam proyek
kerja sama Pemerintah dengan badan
usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha
Penjaminan Infrastruktur
Kewajiban Penjaminan merupakan kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat
pemberian jaminan kepada Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal Pemda, BUMN, dan BUMD dimaksud
tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman
atau perjanjian kerjasama
Pembiayaan infrastruktur
melalui pinjaman langsung dari
lembaga keuangan internasional
kepada BUMN
Kewajiban
Penjaminan
Rp1,1 T
Percepatan penyediaan
air minum
Percepatan pembangunan
pembangkit tenaga listrik
yang menggunakan batubara
297,4 miliar
1,1 miliar
Percepatan pembangunan
jalan tol di Sumatera
284,7 miliar
148,6 miliar
389,5 miliar
38Informasi APBN 2018
GLOSSARY
Keseimbangan primer
menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan
negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga
utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar
pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan
sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang.
Pajak
Terdiri atas penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas, PPN, PBB, dan pajak lainnya.
Kepabeanan dan Cukai
Terdiri atas penerimaan cukai (hasil tembakau, etil alkohol, dan minuman mengandung etil alkohol), bea masuk, dan
bea keluar.
PNBP
Terdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA Nonmigas (pertambangan mineral dan batubara, kehutanan, perikanan, dan
panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L), serta Pendapatan BLU.
Penerimaan Hibah
Terdiri atas penerimaan hibah yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
Tax ratio
pertambangan minerba dengan PDB nominal. Sedangkan tax ratio
penerimaan perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal.
Pembayaran Bunga Utang
Belanja Pemerintah Pusat atas penggunaan utang dalam dan luar negeri. Dihitung dari utang yang sudah ada dan
perkiraan utang baru, termasuk biaya yang timbul terkait pengelolaan utang.
Transfer ke Daerah
Dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan
pendanaan urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah, mendanai
pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah.
Belanja Kementerian Negara/Lembaga
Anggaran belanja yang dialokasikan melalui Kementerian Negara/ Lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam
pemerintahan.
Belanja Non-K/L (BA BUN)
Dana Desa
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Subsidi
Pemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak
ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat
strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan negara.
Pengeluaran negara untuk Program Pengelolaan Utang Negara, Program Pengelolaan Subsidi, Program Pengelolaan Hibah,
Program Pengelolaan Belanja Lainnya, dan Program Pengelolaan Transaksi Khusus
39 Informasi APBN 2018
GLOSSARY
Belanja Menurut Fungsi, terdiri dari:
Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya,
Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan
Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain);
Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan
Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara;
Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan
Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas;
Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta
Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional;
Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat,
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan;
Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan
Promosi Pariwisata Luar Negeri;
Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan
Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha;
Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan
Mutu Pendidikan;
Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga
Harapan).
Subsidi Energi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM,
LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Subsidi Nonenergi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/
atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.
Dana Perimbangan
merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Otonomi Khusus
diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan
Provinsi Aceh
Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan
Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;
40Informasi APBN 2018
GLOSSARY
Pembiayaan Anggaran
Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun anggaran
sebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan saldo
anggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Surat Berharga Negara
Meliputi surat utang negara dan surat berharga syariah negara.
Surat Utang Negara (SUN)
Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Pinjaman Dalam Negeri
Setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya.
Kewajiban Penjaminan
Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L,
Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak
dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau
perjanjian kerjasama
Pinjaman Luar Negeri Neto
Semua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai
dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.
Pemberian Pinjaman
Pinjaman Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, BUMN, Lembaga, dan/atau badan lainnya yang
harus dibayar kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu.
Anggaran Pendidikan
Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui K/L, alokasi anggaran pendidikan melalui
Transfer ke Daerah dan Dana Desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan,
termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Penyertaan Modal Negara (PMN)
Dana APBN yang dialokasikan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan atau penetapan cadangan perusahaan
atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya dan dikelola
secara korporasi.
Dana Bergulir
Dana yang dikelola oleh BLU tertentu untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan
tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.
41 Informasi APBN 201843
PORTAL
DATA
APBN
PORTAL
DATA
APBN
open data for us
data-apbn.kemenkeu.go.id
portaldataapbn
portaldataAPBN
42Informasi APBN 2018
fgfsgdfgdfg
43 Informasi APBN 2018
-Halaman ini sengaja dikosongkan-
KEMENTERIAN KEUANGAN
Direktorat Jenderal Anggaran
Gedung Sutikno Slamet Lantai 12
Jalan DR Wahidin Raya No.1
www.anggaran.depkeu.go.id
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
Jalan Dr Wahidin Raya No. 1
Gedung Sutikno Slamet Lt.12
www.anggaran.kemenkeu.go.id

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorSucifitria
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAMahyuni Bjm
 
Proses Akumulasi Indonesia
Proses Akumulasi IndonesiaProses Akumulasi Indonesia
Proses Akumulasi Indonesiajahenfr
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiR Anggara
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatAriee Moeslim
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBIndra Yu
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMagdalena Palma Renia
 

Was ist angesagt? (20)

perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Proses Akumulasi Indonesia
Proses Akumulasi IndonesiaProses Akumulasi Indonesia
Proses Akumulasi Indonesia
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
M keu-31
M keu-31M keu-31
M keu-31
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
 

Ähnlich wie Informasi APBN 2018

Advertorial rapbn-2017
Advertorial rapbn-2017Advertorial rapbn-2017
Advertorial rapbn-2017Budi Prasetyo
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptNabila Hanun
 
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018Setiono Winardi
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019Ahmad Abdul Haq
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Setiono Winardi
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTrifoniaApikaRirinPu1
 
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]NhaAnawati
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017hersu12345
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2rafasya
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016EnvaPya
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018H2O Management
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Tony Hidayat
 

Ähnlich wie Informasi APBN 2018 (20)

Advertorial rapbn-2017
Advertorial rapbn-2017Advertorial rapbn-2017
Advertorial rapbn-2017
 
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat pptJenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
Jenis- Jenis Pendapatan pusat ppt
 
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018
Presentation Finance Ministry of the Republic of Indonesia 2018
 
Informasi APBN 2017
Informasi APBN 2017Informasi APBN 2017
Informasi APBN 2017
 
Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)
 
Informasi apbn 2017
Informasi apbn 2017Informasi apbn 2017
Informasi apbn 2017
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
 
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]
Paper analisis kasus_korupsi_rapbn-1_baru[1]
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
 
hukum pajak.docx
hukum pajak.docxhukum pajak.docx
hukum pajak.docx
 
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
 
Tugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskalTugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskal
 

Mehr von Ridho Fitrah Hyzkia

The Civil Service System of The Republic of Korea
The Civil Service System of The Republic of KoreaThe Civil Service System of The Republic of Korea
The Civil Service System of The Republic of KoreaRidho Fitrah Hyzkia
 
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019Pemilu dan Turbulensi Politik 2019
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019Ridho Fitrah Hyzkia
 
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahManajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahRidho Fitrah Hyzkia
 
Hoax dan tanggungjawab sosial media pers
Hoax dan tanggungjawab sosial media persHoax dan tanggungjawab sosial media pers
Hoax dan tanggungjawab sosial media persRidho Fitrah Hyzkia
 
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual Currency
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual CurrencyKebijakan Bank Indonesia terkait Virtual Currency
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual CurrencyRidho Fitrah Hyzkia
 
Indonesia Digital Landscape 2018
Indonesia Digital Landscape 2018 Indonesia Digital Landscape 2018
Indonesia Digital Landscape 2018 Ridho Fitrah Hyzkia
 
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017Ridho Fitrah Hyzkia
 
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017Ridho Fitrah Hyzkia
 
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan PolitikAda Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan PolitikRidho Fitrah Hyzkia
 
Merekam Data e-Commerce Indonesia
Merekam Data e-Commerce IndonesiaMerekam Data e-Commerce Indonesia
Merekam Data e-Commerce IndonesiaRidho Fitrah Hyzkia
 
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriKH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriRidho Fitrah Hyzkia
 
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...Ridho Fitrah Hyzkia
 
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi  Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi Ridho Fitrah Hyzkia
 
The Global Competitiveness Report 2016-2017
The Global Competitiveness Report 2016-2017The Global Competitiveness Report 2016-2017
The Global Competitiveness Report 2016-2017Ridho Fitrah Hyzkia
 
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024Ridho Fitrah Hyzkia
 
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Ridho Fitrah Hyzkia
 

Mehr von Ridho Fitrah Hyzkia (20)

The Civil Service System of The Republic of Korea
The Civil Service System of The Republic of KoreaThe Civil Service System of The Republic of Korea
The Civil Service System of The Republic of Korea
 
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019Pemilu dan Turbulensi Politik 2019
Pemilu dan Turbulensi Politik 2019
 
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi PemerintahManajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial Instansi Pemerintah
 
Media sosial dan hoax
Media sosial dan hoaxMedia sosial dan hoax
Media sosial dan hoax
 
Hoax dan tanggungjawab sosial media pers
Hoax dan tanggungjawab sosial media persHoax dan tanggungjawab sosial media pers
Hoax dan tanggungjawab sosial media pers
 
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual Currency
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual CurrencyKebijakan Bank Indonesia terkait Virtual Currency
Kebijakan Bank Indonesia terkait Virtual Currency
 
Indonesia Digital Landscape 2018
Indonesia Digital Landscape 2018 Indonesia Digital Landscape 2018
Indonesia Digital Landscape 2018
 
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2017
 
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945 - 2017
 
Why indonesia & Why Now
Why indonesia & Why NowWhy indonesia & Why Now
Why indonesia & Why Now
 
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan PolitikAda Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik
Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik
 
E-book Milenial
E-book MilenialE-book Milenial
E-book Milenial
 
Merekam Data e-Commerce Indonesia
Merekam Data e-Commerce IndonesiaMerekam Data e-Commerce Indonesia
Merekam Data e-Commerce Indonesia
 
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriKH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
 
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
Hasil Penilaian dan Kompetensi Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan dan Kompe...
 
Hasil Survey Keanekaragaman
Hasil Survey KeanekaragamanHasil Survey Keanekaragaman
Hasil Survey Keanekaragaman
 
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi  Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
 
The Global Competitiveness Report 2016-2017
The Global Competitiveness Report 2016-2017The Global Competitiveness Report 2016-2017
The Global Competitiveness Report 2016-2017
 
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024
Rancangan Teknokratik Pembangunan ASN 2020 - 2024
 
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
 

Informasi APBN 2018

  • 1. 1 Informasi APBN 2018 A P B N 2 0 1 8 Republik Indonesia Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan INFORMASI
  • 2. 2Informasi APBN 2018 -Halaman ini sengaja dikosongkan-
  • 3. 3 Informasi APBN 2018 Disusun oleh Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran Penanggung jawab: Direktur Jenderal Anggaran Editor: Direktur Penyusunan APBN Kontributor: Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN Gedung Sutikno Slamet Lantai 12 Jalan Dr Wahidin Raya No.1 www.anggaran.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Anggaran A P B N 2 0 1 8 Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan INFORMASI
  • 4. 4Informasi APBN 2018 Daftar Isi Kata Pengantar Alur Penyusunan APBN 1 Ringkasan APBN 2018 2 Keadaan Perekonomian 3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 4 Postur APBN 2018 5 I Account APBN 2018 6 Pendapatan Negara 7 Penerimaan Perpajakan 8 Penerimaan Negara Bukan Pajak 11 Belanja Negara 13 Belanja Pemerintah Pusat 14 Belanja K/L 16 Anggaran Pendidikan 17 Anggaran Kesehatan 18 Anggaran Infrastruktur 19 Anggaran Perlindungan Sosial 20 Subsidi 21 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi 15 Glossary 38 Defisit Anggaran 31 Pembiayaan Anggaran 32 Transfer ke Daerah & Dana Desa 24 Dana Transfer Umum 25 Pembiayaan Utang 33 Profil Utang Pemerintah 34 Pembiayaan Investasi 35 Pembiayaan untuk Infrastruktur 36 Pemberian Pinjaman 37 Kewajiban Penjaminan 37 Dana Transfer Khusus 27 Dana Desa 30 Dana Insentif Daerah, Dana Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DI Yogyakarta 29
  • 5. 5 Informasi APBN 2018 Kata Pengantar Dengan penuh rasa syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 22 November 2017, Rancangan Undang-undang APBN tahun 2018 telah resmi disahkan dan diundangkan menjadi Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang APBN Tahun Anggaran 2018. Sebagai penjabaran tahun keempat rencana pembangunan jangka menengah 2015-2019, posisi APBN tahun 2018 semakin strategis sebagai instrumen Pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan juga diharapkan sebagai stimulan bagi perekonomian untuk tumbuh lebih baik. Tema dari kebijakan fiskal yang akan dijalankan Pemerintah di tahun 2018 yaitu “Memantapkan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan”. Sesuai tema tersebut, Pemerintah akan menjalankan beberapa kebijakan pokok di dalam APBN tahun 2018 yaitu: pertama, melakukan optimalisasi pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang realistis berdasarkan basis data terkini. Pajak akan menjadi alat pemerintah untuk melakukan distribusi pendapatan sekaligus stimulus untuk memacu dunia usaha agar lebih kompetitif. Kedua, melanjutkan penguatan kualitas belanja negara dan tetap konsisten melakukan efisiensi belanja non-prioritas tanpa mengurangi pencapaian sasaran output yang telah direncanakan. Belanja negara akan diarahkan terutama untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan program perlindungan sosial untuk pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan di seluruh pelosok tanah air. Ketiga efisiensi pembiayaan anggaran, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali, pengembangan creative financing, serta alokasi untuk Sovereign Wealth Fund (dana abadi) untuk pendidikan sebagai simpanan jangka panjang untuk generasi yang akan datang. Selanjutnya, dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat mengawal setiap rupiah yang ada di dalam APBN, sudah semestinya publik mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti atas berbagai kebijakan yang akan dijalankan pemerintah melalui APBN. Dengan demikian diharapkan masyarakat memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap APBN dan dapat mengawasi setiap rupiah yang dibelanjakan oleh APBN, sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada akhirnya, sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam mewujudkan APBN yang kredibel, transparan dan akuntabel, kami berharap buku Informasi APBN ini dapat menjadi salah satu sumber yang valid dan terpercaya dalam memberikan pengetahuan serta pemahaman mengenai APBN tahun 2018 kepada masyarakat. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim penyusun dan kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan baik secara langsung maupun tidak langsung hingga buku Informasi APBN ini dapat diterbitkan. Terima Kasih Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani
  • 6. 1 Informasi APBN 2018 Alur Penyusunan APBN 2018 Januari-Maret 2017 Penyusunan Kapasitas Fiskal 9 Mei 2017 SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas 19 Mei 2017 Penyampaian KEM PPKF kepada DPR 19 Mei-5 Juli 2017 Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2018 16 Agustus 2017 Pidato Presiden Penyampaian Nota Keuangan dan RAPBN TA 2018 25 Oktober 2017 Sidang Paripurna Penetapan APBN 2018 22 November 2017 UU Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun 2018 30 November 2017 Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2017 tentang Rincian APBN TA 2018 6 Desember 2017 Penyerahan DIPA UU APBN Perpres APBN DIPA
  • 7. 2Informasi APBN 2018 Ringkasan APBN 2018 Pendapatan Negara Defisit Anggaran Pembiayaan Anggaran Belanja Negara Optimalisasi di bidang perpajakan di tahun 2018 dipertajam dengan terbitnya perundang-undangan terkait keterbukaan akses dan informasi data keuangan Optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim investasi Melakukan optimalisasi pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang realistis berdasarkan basis data terkini Mengendalikan defisit anggaran dalam batas aman, melalui optimalisasi pendapatan, efisiensi belanja terutama belanja konsumtif Mengalihkan belanja yang konsumtif menjadi belanja produktif dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi serta percepatan realisasi belanja negara Efisiensi belanja dan peningkatan belanja produktif untuk mendukung program prioritas Melanjutkan penguatan kualitas belanja negara dan tetap konsisten melakukan efisiensi belanja non-prioritas tanpa mengurangi pencapaian sasaran output yang telah direncanakan Efisiensi pembiayaan anggaran, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali, pengembangan creative financing, serta alokasi Sovereign Wealth Fund (dana abadi) bagi pendidikan sebagai simpanan jangka panjang untuk generasi yang akan datang Mengembangkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif (creative financing) Mendorong pembiayaan yang efisien dan berkelanjutan Rp
  • 8. 3 Informasi APBN 2018 5,12 Q1 Q2 4,94 Q3 4,93 Q4 5,0 Q1 4,8 Q2 4,74 Q3 4,77 Q4 5,17 Q1 4,92 Q2 5,18 Q3 5,01 Q4 4,94 Q1 5,01 Q2 5,01 Q3 5,0 Keadaan Perekonomian 2014 2015 2016 2017 Tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 sehat dan stabil Permintaan domestik masih menjadi motor Neraca Perdagangan September 2017 tercatat mengalami surplus sebesar USD1,76 miliar, tercatat sebagai surplus tertinggi sejak tahun 2012. Inflasi cenderung lebih rendah Komponen volative foods menjadi penyumbang utama rendahnya inflasi tahun 2017 (Jan-Okt) Investasi s.d Q3 tumbuh membaik 5,8% Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 4,9% Kinerja perdagangan internasional positif, ekspor tumbuh 9,8% dan impor tumbuh 6,7% Pertumbuhan Ekonomi Kinerja sektor eksternal sepanjang 2017 menunjukkan perbaikan Laju inflasi terkendali sesuai dengan target sebesar 3,0 ± 1,0 persen 2012 APBNP 2017 Realisasi 6,8 7,2 5,3 5,0 4,0 4,3 2013 2014 2015 2016 2017 Surplus Neraca Perdagangan Laju Inflasi 5,0 4,9 5,0 YoY (%) Tahunan (%) 2015 USD 7,7 Bn Surplus 2016 USD 9,4 Bn Surplus 2017 USD 11,8 Bn Secara kumulatif, Neraca Perdagangan Indonesia tercatat surplus USD11,78 miliar, melampaui surplus setahun di tahun 2016 yang sebesar USD9,42 miliar. 4,3 8,4 8,4 3,4 3,0 3,6 s.d Oktober
  • 9. 4Informasi APBN 2018 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 5,2 5,4 4,3 3,5 5,2 5,2 13.400 13.400 4848 800815 1.150 1.200 Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD) Harga Minyak (US$/barrel) Lifting Minyak (ribu barrel/hari) Lifting Gas (ribu barrel/hari) Outlook 2017 APBN 2018 Rp Rp $
  • 10. 5 Informasi APBN 2018 Postur APBN 2018 Pendapatan Negara Outlook 2017 Penerimaan Perpajakan PNBP Penerimaan Hibah 1.472,7 260,2 3,1 1.618,1 275,4 1,2 1.736,1 1.894,7 1.343,1 769,2 573,9 755,9 1.454,5 847,4 607,1 766,2 2.098,9 427,0 (362,9) (59,7) 362,9 399,2 (325,9) (144,3) (87,3) (65,7) 325,9 2.220,7 Belanja Negara Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah & Dana Desa - Belanja K/L - Belanja Non-K/L Pembiayaan Anggaran Defisit Anggaran Keseimbangan Primer Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi APBN 2018 (triliun Rupiah) Rp
  • 11. 6Informasi APBN 2018 2017 2018 Outlook APBN A. PENDAPATAN NEGARA 1.736,1 1.894,7 158,7109,1 I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.733,0 1.893,5 160,6109,3 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.472,7 1.618,1 145,4109,9 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 260,2 275,4 15,2105,8 II. PENERIMAAN HIBAH 3,1 1,2 (1,9)38,5 B. BELANJA NEGARA 2.098,9 2.220,7 121,7105,8 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.343,1 1.454,5 111,4108,3 1. Belanja K/L 769,2 847,4 78,2110,2 2. Belanja Non K/L 573,9 607,1 33,2105,8 a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 218,6 238,6 20,0109,2 b. Subsidi 168,9 156,2 (12,6)92,5 c. Belanja Lain-lain 56,0 67,2 11,2120,1 II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 755,9 766,2 10,3101,4 1. Transfer ke Daerah 697,7 706,2 8,5101,2 2. Dana Desa 58,2 60,0 1,8103,1 a.l. a. Dana Bagi Hasil 95,4 89,2 (6,2)93,5 b. Dana Alokasi Umum 398,6 401,5 2,9100,7 C. KESEIMBANGAN PRIMER (144,3) (87,3) 57,060,5 D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (362,9) (325,9) 36,989.8 % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,67) (2,19) E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 362,9 325,9 (36,9)89,8 I. PEMBIAYAAN UTANG 427,0 399,2 (27,8)93,5 a.l. Surat Berharga Negara (neto) 433,0 414,5 (18,4)95,7 II. PEMBIAYAAN INVESTASI (59,7) (65,7) (5,9)109,9 III. PEMBERIAN PINJAMAN (3,7) (6,7) (3,0)182,4 IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,0) (1,1) (0,1)111,5 V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,2 (0,1)61,0 Uraian (triliun Rupiah) Selisih % thd Outlook 2017 Postur APBN 2018
  • 12. 7 Informasi APBN 2018 Pendapatan Negara Penerimaan Perpajakan PNBP Penerimaan Hibah (triliun Rupiah) 1,2 1.618,1 275,4 Rp1.894,7 T 9,1 7,5 7,8 -2,7 3,2 11,6 400 800 1200 1600 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,1% selama periode tahun 2013-2018. Di dalam APBN 2018, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.894,7 triliun Pendapatan Negara Growth (%) (triliun Rupiah) 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 Perpajakan (%) 0 20 40 60 80 100 24,6 25,7 17,0 0,5 0,3 0,8 0,6 0,2 16,8 15,0 74,9 74,0 82,3 82,6 84,8 APBN 2018 0,114,585,4 PNBP (%) Hibah (%) Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 85,4% di dalam APBN 2018. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 14,5%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan. Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyempurnaan regulasi dan IT Pajak serta PNBP terus dioptimalkan dengan tetap menjaga kualitas layanan kepada masyarakat Pajak Sumber Utama Pendapatan
  • 13. 8Informasi APBN 2018 Penerimaan Perpajakan Rp1.618,1 T 2013 1.077,3 1.146,9 1.240,4 1.285,0 1.472,7 1.618,1 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio Arti Sempit) ditargetkan sebesar 10,9% Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk Penerimaan SDA Migas dan Pertambangan Minerba) ditargetkan sebesar 11,6% 14,3 13,7 11,6 10,8 11,5 11,6 10,9 11,9 11,4 10,7 10,4 10,8 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Tax Ratio Melalui perbaikan iklim investasi dunia usaha, termasuk pemberian insentif dan mengoptimalkan potensi ekonomi dan langkah reformasi perpajakan (triliun Rupiah) Pertumbuhan (%) Tax Ratio (arti luas) (persen) Tax Ratio (arti sempit) Ditargetkan Naik 9,9 6,5 8,2 3,6 12,7 9,0
  • 14. 9 Informasi APBN 2018 Penerimaan Perpajakan Rp1.618,1 T Jul’ 16 130,0 4.940,0 89.540,0 Rp115,0 T Total Tebusan (Jul’16-Mar’17) (milyar rupiah) 1.000 1.150 7.860 249,8 1.010,4 9.132,9 Ags’ 16 Sep’ 16 Okt’ 16 Nov’ 16 Des’ 16 Jan’17 Feb’17 Mar’17 Pajak penghasilan masih sebagai penyumbang terbesar dalam penerimaan pajak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perbaikan pertumbuhan perekonomian dan hasil kebijakan tax amnesty berupa penambahan basis pajak Kenaikan PPh Non Migas didominasi oleh PPN Nonmigas Orang Pribadi Kenaikan PPN didukung oleh upaya pemerintah mendorong konsumsi rumah tangga Kenaikan cukai disebabkan oleh penyesuaian tarif cukai hasil tembakau PPh terbesar Tax amnesty dilaksanakan sejak Juli 2016 hingga Maret 2017 dengan total tebusan sebesar Rp115,0 T Tax Amnesty PPh Nonmigas PPN Cukai Pajak Penghasilan 855,1 Bea Keluar 3,0Pajak Lainnya 9,7 Cukai 155,4 Bea Masuk 35,7 PPN 541,8 PBB 17,4 PPh Nonmigas Orang Pribadi 421,7 PPh Nonmigas Badan 395,3 Lainnya 168,1 PPN Impor 0,2 Cukai Hasil Tembakau 148,2 Cukai MMEA 6,5 Cukai Etil Alkohol 0,2 Pendapatan Cukai Lainnya 0,5 PPN Dalam Negeri 373,5 (triliun rupiah) (triliun rupiah) (triliun rupiah) (triliun rupiah)
  • 15. 10Informasi APBN 2018 Penerimaan Perpajakan Rp1.618,1 T 14,1 8,9 22,5 (0,8) 6,7 14,0 6,4 3,6 11,9 4,1 108,5 118,1 144,6 143,5 153,2 155,4 384,7 409,2 423,7 412,2 475,5 APBN 2018 817,0 10,1 417,7 9,5 2013 458,7 9,8 2014 552,6 20,5 2015 742,2 17,8 Outlook 2017 APBN 2018 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 PPh Nonmigas, 2013-2018 (triliun rupiah) PPN, 2013-2018 (triliun rupiah) Cukai, 2013-2018 (triliun rupiah) PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%)Cukai Pertumbuhan (%) PPh Nonmigas naik rata-rata 13,6% Cukai naik rata-rata 8,8% PPN naik rata-rata 8,4% Kebijakan 630,1 14,0 2016 1,5 541,1 12,1 meningkatkan basis pajak mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan (Base Erosion Profit Shifting) Automatic Exchange of Information (AEoI) Kepatuhan Wajib Pajak SDM dan Organisasi Insentif Perpajakan Data dan Sistem Informasi Perpajakan up to date dan terintegrasi a.l. melalui e-filing, e-form dan e-faktur. membangun kesadaran pajak (sustainable compliance) a.l. melalui e-service, mobile tax unit, KPP Mikro, dan outbond call. tax holiday dan tax allowance reviu kebijakan exemption tax pada beberapa barang kena PPN. Peningkatan Pelayanan dan efektifitas organisasi Rp Rp Rp Rp Rp
  • 16. 11 Informasi APBN 2018 Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp275,4 T Didukung Langkah Efisiensi Dan Efektifitas Pengelolaan SDA, serta perbaikan pelayanan publik PNBP Naik Pendapatan BLU 43,3 Pendapatan SDA 103,7 Kekayaan Negara yang Dipisahkan 44,7 PNBP Lainnya 83,8 Kebijakan Revisi UU PNBP dan PP tentang jenis dan tarif PNBP. Penyempurnaan peraturan Penyetoran sesuai penerimaannya Penagihan piutang Menindaklanjuti hasil audit Peningkatan Pengawasan pengelolaan Efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDA Peningkatan kinerja BUMN Efisiensi operasional PNBP Revisi kontrak & efisiensi cost recovery Menggali potensi baru Optimalisasi PNBP Tranparansi dan kemudahan Pemanfaatan IT Perbaikan pengelolaan PNBP Perbaikan Pelayanan Publik (triliun Rupiah)
  • 17. 12Informasi APBN 2018 Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp275,4 T 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 APBN 2018 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 12,9 15,5 7,3 5,4 4,5 6,1 56,7 72,3 74,4 78,7 80,6 PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp77,6 triliun, dengan kontribusi terbesar Kementerian Kominfo dan Kepolisian Negara RI Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitas pelayanan masyarakat Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun seiring dengan fluktuasi penurunan harga komoditas (minyak bumi dan batubara) serta pergerakan nilai tukar PNBP K/L PNBP DMO SDA Migas Harga ICP Penerimaan SDA Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya PertumbuhanPendapatan BLU 97,0 106,0 49,0 40,0 48,0 48,0 SDA Migas 2013-2018 (triliun rupiah) PNBP, 2013-2018 (triliun rupiah) PNBP K/L, 2013-2018 (triliun rupiah) (triliun rupiah) SDA Nonmigas 2013-2018 0,8% 12,4% -35,9% 2,5% 2,5% 0,7% 34,0 40,3 226,4 240,8 101,0 64,9 95,6 37,6 37,1 41,0 69,6 87,7 81,7 118,0 85,1 24,6 29,7 35,3 41,9 38,5 103,7 44,7 89,3 43,3 203,6 216,9 78,2 44,1 72,2 80,3 Pertambangan Umum 18,6 3,1 0,2 0,9 19,3 3,7 0,2 0,8 17,7 4,2 0,1 0,9 15,8 3,8 0,4 0,9 17,9 4,0 1,0 0,7 APBN 2018 17,9 4,2 0,6 0,7 Kehutanan Perikanan Panas Bumi 13,8% 5,2% (4,9%) (8,7%) 12,6% (0,5) 5,8% 77,6
  • 18. 13 Informasi APBN 2018 Belanja Negara Belanja K/L Belanja Non-K/L Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766,2 Aparatur Efisiensi & Kualitas Belanja Mendukung Program Prioritas 847,4 607,1 Rp2.220,7 T diarahkan mencapai tujuan pembangunan nasional antara lain infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan pengangguran, dalam rangka pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas dengan tetap menjaga efisiensi Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara antara lain melalui gaji ke 13 dan pemenuhan kewajiban pembayaran manfaat pensiun Melalui evaluasi kebijakan, penghematan belanja barang non-operasional dan penajaman belanja barang. Peningkatan kualitas belanja modal diarahkan kepada belanja produktif dan tetap memperhatikan efisiensi belanja Sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam bantuan sosial Refocusing anggaran prioritas Sinergi pembangunan antara Pusat dan Daerah Dukungan pemerintah terhadap creative financing Belanja Negara (triliun Rupiah)
  • 19. 14Informasi APBN 2018 Belanja Pemerintah Pusat Rp1.454,5 T Apabila dibandingkan dengan Outlook 2017, Belanja Pemerintah Pusat pada APBN 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp111,4 T serta mengalami pertumbuhan sebesar 8,3% Naik dan Tumbuh diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pencapaian sasaran pembangunan, dan antisipasi risiko Kebijakan Umum 1.203,6 2014 5,8 1.183,3 2015 (1,7) 2016 (2,5) Outlook 2017 16,4 APBN 2018 8,3 1.154,0 1.343,1 1.454.5 Belanja Pemerintah Pusat (triiun rupiah) Pertumbuhan (%) 1.137,2 2014 12,5 Rp1.343,1 T Rp1.454,5 T APBN 2018 847,4 607,1 Belanja Non-K/LBelanja K/L Outlook 2017 769,2 573,9 Menjaga kesejahteraan aparatur pemerintah dan efektivitas birokrasi Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun 2018 Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan mitigasi bencana Penyelenggaraan Pemerintah Mendukung Program Pembangunan Antisipasi Risiko (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
  • 20. 15 Informasi APBN 2018 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi Outlook 2017 1.343,1 1.455,0 APBN 2018 Pelayanan Umum 435,9 Pertahanan 107,8 Ketertiban & Keamanan 136,0Ekonomi 335,5 Perlindungan Lingkungan Hidup 15,7 Perumahan & Fasilitas Umum 31,5 Kesehatan 65,1 Pariwisata 7,5 Agama 9,5 Pendidikan 147,6 Perlindungan Sosial 162,6 Pelayanan Umum 347,4 Pertahanan 120,0 Ketertiban & Keamanan 139,8 Perlindungan Lingkungan Hidup 11,1 Perumahan & Fasilitas Umum 28,5 Kesehatan 60,8 Pariwisata 3,3 Agama 7,7 Pendidikan 143,1 Perlindungan Sosial 157,8 Ekonomi 323,5 pada beberapa fungsi disebabkan oleh Fungsi Pelayanan Umum untuk pemenuhan berbagai kewajiban pemerintah termasuk pada pihak ketiga Fungsi Ekonomi untuk mendukung upaya percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan memperkuat daya dorong ekonomi Fungsi Kesehatan untuk mendukung pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui penyediaan vaksin baru dan pengalihan penyuluh KB dan petugas lapangan KB dari pemda ke pempus Peningkatan Signifikan (triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
  • 21. 16Informasi APBN 2018 Belanja K/L Rp847,4 T Dalam APBN 2018, belanja K/L meningkat Rp78,2 T dari Outlook 2017. Belanja K/L 2014-2018 tumbuh rata-rata 10,2% per tahun Meningkat APBN 2018 Outlook 2017 114,2 107.7 102,7 107.4 96,3 95,0 60,9 62,2 54,2 59,1 36,7 48,2 36,9 41,3 37,8 40,1 29,7 32,9 17,2 41,3 Kementerian Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Ristek Dikti Kementerian Sosial Kementerian Perhubungan Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Polri Kementerian PU Pera Kementerian Pertahanan (tidak termasuk BLU SAWIT dan LPDP) 10 K/L dengan Anggaran Terbesar (triliun Rupiah) 000 000 (1,0) (1,0) 000 000 26,9 26,9 000 000 (6,5) (6,5) 000 000 12,4 12,4 000 000 10,2 10,2 577,2 T 732,1 T 684,2 T 769,2 T 847,4 T 2014 Pertumbuhan Belanja K/L (%) 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018
  • 22. 17 Informasi APBN 2018 Anggaran Pendidikan Rp444,1 T Transfer ke Daerah Alokasi 2018 279,5 Pembiayaan 15,0 Pusat 149,7 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 332,4 353,4 390,1 370,4 419,8 444,1 11,8 6,3 10,4 -5,1 13,3 5,8 Pertumbuhan (%) Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan. Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah. Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda. Memperkuat pendidikan kejuruan dan sinkronisasi kurikulum SMK (link and match). Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH, PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk sustainable education. Meningkatkan akses pendidikan bagi siswa miskin. Komitmen pemerintah terhadap bidang pendidikan tetap berlanjut. Anggaran pendidikan meningkat Rp24,3 T dari Outlook tahun 2017 Anggaran Pendidikan Meningkat Program Indonesia Pintar Bantuan Operasional Sekolah Tunjangan Profesi Guru - Non-PNS 435,9 ribu guru - PNS 257,2 ribu guru - PNS Daerah 1,2 juta guru Beasiswa Bidik Misi Pembangunan/Rehab Sekolah/Ruang Kelas Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah 2018: 89,7% 2017: 88,1% Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menengah 2018: 65,3% 2017: 63,4% 19,7 juta jiwa 56 juta jiwa 401,5 ribu mahasiswa 61,2 ribu APK APM Sasaran Indikator Pendidikan (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) Kebijakan
  • 23. 18Informasi APBN 2018 Anggaran Kesehatan Rp111,0 T Transfer ke Daerah Alokasi 2018 29,5 Pusat 81,5 Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes dan tenaga kesehatan Penguatan program promotif dan preventif yang diarahkan untuk penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil & menyusui Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program JKN Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan mutu layanan Program Indonesia Sehat Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR Sertifikasi obat dan makanan Penyediaan sarana fasilitas kesehatan yang berkualitas Imunisasi untuk anak usia 0-11 bulan92,4 juta jiwa 1,8 juta orang 49 RS/Balkes 92,5% 74,0 ribu Sasaran Indikator Kesehatan 13,5 46,1 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 59,7 65,9 92,3 104,9 111,0 29,6 10,3 40,1 13,7 5,8 Pertumbuhan (%) anggaran kesehatan meningkat Rp6,1 T dari Outlook tahun 2017 Anggaran Kesehatan Meningkat Stunting 2018: 28,8% 2017: 29,6% Persalinan di Fasilitas Kesehatan 2018: 82% 2017: 81% Ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas 2018: 86% 2017: 83% (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) Kebijakan
  • 24. 19 Informasi APBN 2018 Anggaran Infrastruktur Rp410,4 T Alokasi 2018 Melalui Kemen PUPERA 104,7 Investasi Pemerintah (PMN dan LMAN) Dana Alokasi Khusus 41,5 Melalui Kemenhub 44,2 33,9 Pengembangan konektivitas untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik, dan integrasi antarmoda dalam rangka mendorong pengembangan wilayah strategis. Koordinasi lintas sektoral termasuk dengan Pemda agar pelaksanaanya berjalan lancar dan sesuai kebutuhan daerah namun selaras dengan target nasional. Perbaikan perencanaan, pola koordinasi yang efektif dan penguatan regulasi untuk mengatasi hambatan teknis Memberdayakan peran swasta, BUMN,BUMD, Pemda melalui pengembangan pembiayaan kreatif atau skema KPBU atau non KPBU untuk menutup financing gap pendanaan infrastruktur. 8 lokasi Sasaran Kebijakan 2013 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Pertumbuhan (%) anggaran infrastruktur tumbuh 5,2% dari Outlook tahun 2017, untuk mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur Anggaran Infrastruktur Meningkat 256,1 269,1 390,2 410,4 154,7 155,9 (0,8)7,2 65,6 5,1 45,0 5,2 Pembangunan dan Preservasi Jalan Prasarana perkeretaapian 639 km’sp Pembangunan bandara udara baru Informasi dan Telekomunikasi Pembangunan desa broadband terpadu Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T 100 Lokasi 380 Lokasi (penyelesaian dan lanjutan) - Pembangunan jalan baru 832 km - Pembangunan jalan tol 33 km - Pembangunan jembatan 15.373 m Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pembangunan Rusun Bantuan Stimulan (peningkatan/pembangunan) 13.405 unit 174.300 ribu unit (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) antara lain:
  • 25. 20Informasi APBN 2018 Anggaran Perlindungan Sosial Rp283,8 T Alokasi 2018 Melalui Subsidi (triliun Rupiah) 145,5 Melalui PKH 17,1 Melalui Program Indonesia Pintar 10,8 Melalui JKN bagi warga miskin/PBI 25,5 Melalui Bantuan Pangan 20,8 Melalui Bidik Misi 4,1 Melalui Dana Desa 60,0 Memperkuat program-program Perlindungan Sosial Penanggulangan Kemiskinan sebagai dukungan pada Masyarakat Berpendapatan Rendah Sinergi antar program perlindungan sosial Bantuan sosial yang tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu Program Keluarga Harapan Bantuan Pangan (keluarga penerima manfaat) (keluarga penerima manfaat) Penyediaan Bantuan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Penerima Bantuan Iuran (PBI) dalam rangka JKN 10 juta KPM 15,6 juta KPM 92,4 juta jiwa 117,7 ribu KK Program Indonesia Pintar 19,6 juta siswa Dana Desa 74.958 desa Bidik Misi 401,7 ribu mahasiswa Sasaran Kebijakan In *) *) diluar subsidi pajak untuk pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, pendidikan, dan kesehatan) Anggaran Perlindungan Sosial
  • 26. 21 Informasi APBN 2018 Subsidi Rp156,2 T Subsidi Non Energi Alokasi 2018 2014 392,0 341,8 50,2 119,1 66,9 106,8 67,4 89,9 79,0 94,5 61,7 (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) Pertumbuhan (%) Subsidi Energi Subsidi Non Energi 186,0 174,2 168,9 156,2 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 61,7 Subsidi Energi 94,5 Subsidi yang lebih tepat sasaran untuk membantu masyarakat yang kurang mampu Mendukung pengendalian inflasi Mempertahankan daya beli masyarakat Meningkatkan produksi pangan Alokasi 2018 menurun sebesar Rp12,7 T dari Outlook 2017 Anggaran Subsidi Menurun 10,4 2013 355,0 2,5 (52,6) (6,3) (3,1) (7,5) 310,0 45,1 2013 (triliun Rupiah) Perkembangan Subsidi 2014-2018 Kebijakan
  • 27. 22Informasi APBN 2018 Subsidi Energi Rp94,5 T Subsidi Listrik Alokasi 2018 (triliun Rupiah) 47,7 Subsidi BBM & LPG 46,9 46,9 47,7 Diarahkan untuk masyarakat miskin Pengendalian inflasi Perbaikan penyaluran untuk memperbaiki ketepatan sasaran Subsidi tertutup untuk LPG tabung 3 kg Subsidi BBM dan LPG Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan yang kurang mampu (450 VA dan 900 VA) Subsidi Listrik Perkembangan Subsidi Energi 2014-2018 BBM 20142013 240,0 101,8 210,0 100,0 60,8 58,3 43,7 63,1 44,5 45,4 46,9 47,7 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Anggaran subsidi energi meningkat 5,1% dari outlook 2017 Anggaran Subsidi Energi (triliun Rupiah) Subsidi BBM & LPG Subsidi Listrik Kebijakan
  • 28. 23 Informasi APBN 2018 Subsidi Non Energi Rp61,7 T Subsidi PSO Alokasi 2018 (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 4,4 Subsidi Bunga Kredit Program 18,0 Subsidi Pajak 10,8 Subsidi Pupuk 28,5 10,8 4,4 Sinergi dengan bantuan sosial dan transfer ke daerah Pengendalian kebutuhan pokok Peningkatan produktifitas pangan Peningkatan daya saing industri tertentu didalam negeri Insentif sektor panas bumi dan obligasi pemerintah Subsidi Pajak Pelayanan publik Subsidi PSO Perkembangan Subsidi Non Energi 2014-2018 28,5 18,0 Penyempurnaan data penerima dengan NIK Volume pupuk 9,55 ton Subsidi Pupuk Akses permodalan UMKM Perumahan bagi MBR Subsidi Bunga Kredit Program 20142013 20162015 Outlook 2017 APBN 2018 50,2 45,1 66,9 67,4 79,0 61,7 2014 2015 2016 Outlook 2017 APBN 2018 Pangan 18,2 21,8 22,1 19,8 - Pupuk 21,0 31,3 26,9 31,2 28,5 Pajak 5,8 8,5 9,3 9,4 10,8 PSO 2,1 3,3 3,7 4,3 4,4 Benih 0,3 0,1 0,4 1,3 - 18,0Bunga Kredit Program 2,8 2013 20,3 17,6 4,1 1,5 0,4 1,1 1,9 5,1 13 Kebijakan Integrasi subsidi non energi
  • 29. 24Informasi APBN 2018 Transfer ke Daerah & Dana Desa Rp766,2 T Dana Otsus dan Keistimewaan DIY Alokasi 2018 (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 573,7 513,3 602,4 20,8 46,7 58,2 60,0 663,6 697,7 706,2 21,1 Dana Desa 60,0 Dana Insentif Daerah 8,5 Dana Perimbangan 676,6 Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah dan mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antardaerah Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, dan pascabencana Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dasar Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa dengan tetap memperhatikan akuntabilitas dan transparansi Memperbaiki mekanisme penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa berdasarkan pada kinerja pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah Perkembangan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2014-2018 Kebijakan Dana Transfer Umum Dana Transfer Khusus 490,7 185,9 APBN 2018 Outlook 2017 2016201520142013 573,7 623,1 710,3 755,9 766,2 Transfer ke Daerah 11,8 6,8 8,6 24,6 6,4 1,4 513,3 Dana Desa Pertumbuhan TKDD (%)
  • 30. 25 Informasi APBN 2018 Dana Transfer Umum Rp490,7 T Dana Alokasi Umum Alokasi 2018 (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 401,5 401,5 89,2 Dana Alokasi Bagi Hasil DBH SDADBH Pajak 89,2 56,7 32,5 Mempercepat pembangunan, memperluas akses daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pagu bersifat dinamis Bobot wilayah laut naik menjadi 100% 25% untuk belanja infrastruktur Perkembangan Dana Transfer Umum 2013-2018 Dana Alokasi Umum Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau DBH Dana Reboisasi (DR) selain utk Rehabilitasi Hutan & Lahan, jg penanganan kebakaran hutan, penataan batas kawasan & pembenihan 25% untuk belanja infrastruktur Dana Bagi Hasil Arah Kebijakan APBN 2018 Outlook 2017 2016201520142013 399,6 445,2 430,9 475,9 494,0 490,7 401,5 398,6 385,4 352,9 341,2 311,1 88,5 103,9 78,1 90,5 95,4 89,2 Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Pertumbuhan Dana Transfer Umum (%)11,4 3,7 -3,2 10,4 3,8 -0,7
  • 32. 27 Informasi APBN 2018 Dana Transfer Khusus Rp185,9 T Alokasi 2018 (triliun Rupiah) 62,4 123,5 DAK Fisik 62,4 DAK Non Fisik 123,5 Mendanai kegiatan tertentu yang menjadi kewenangan daerah sesuai dengan prioritas daerah dan nasional Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi DAK Fisik Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik terutama perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pelayanan pemerintah BOS untuk 47,4 juta siswa TPG 1,2 juta guru BOK 9.785 Puskesmas DAK Non Fisik Arah Kebijakan Kebijakan DAK Fisik Berdasarkan usulan daerah (proposal based) sesuai dengan bidang dan menu kegiatan yang ditentukan untuk mencapai sasaran yang menjadi prioritas pusat dan daerah Memperhitungkan kinerja pelaksanaan 2 tahun sebelumnya Penajaman alokasi berdasarkan hasil sinkronisasi kegiatan per bidang antardaerah dan antara kegiatan yang akan didanai DAK dengan yang didanai dari belanja K/L Perbaikan penyaluran Pengalokasian disesuaikan dengan kebutuhan riil di daerah, berdasarkan jumlah sasaran yang dibutuhkan untuk mencapai SPM, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan Penyempurnaan pengalokasian melalui pemutakhiran data sasaran penerima dan unit cost; dan Peningkatan kebijakan afirmasi terhadap daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (perbatasan) Peningkatan kualitas DAK Nonfisik melalui penerapan performance based dan pemantauan penggunaan Kebijakan DAK Non Fisik
  • 33. 28Informasi APBN 2018 Dana Transfer Khusus Rp185,9 T DAK Fisik DAK Reguler Rp62,4 T Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi DAK Nonfisik Rp123,5 T Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik terutama perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pelayanan pemerintah Pendidikan 6,6 T Kesehatan dan KB 10,5 T Air Minum 0,5 T Sanitasi 0,5 T Perumahanan & Pemukiman 0,6 T Pasar 0,9 T Industri Kecil dan Menengah 0,5 T Pertanian 1,7 T Pariwisata 0,6 T Jalan 8,0 T Kelautan & Perikanan 0,9 T 31,4 DAK Penugasan Pendidikan SMK 1,7 T Kesehatan 4,2 T T Air Minum 1,1 T Sanitasi 1,1 T Jalan 10,2 T Pasar 0,9 T Irigasi 4,2 T Energi skala kecil dan menengah 0,5 T Lingkungan Hidup dan kehutanan 0,5 T 24,5 6,6 Rp46,7 T --> 47,4 juta siswa Rp4,1 T --> 6,2 juta peserta didik Rp58,3 T --> 1,2 juta guru DAK Afirmasi Kesehatan 3,2 T T Perumahanan & Pemukiman 0,5 T Transportasi 1,1 T Air Minum 0,5 T Sanitasi 0,5 T Pendidikan 0,8 T Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah Rp2,1 T --> 50,1 ribu guru Tunjangan Khusus Guru PNS Daerah di Daerah Khusus Rp1,0 T --> 265 ribu guru Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah Rp10,4 T --> 9.785 puskesmas dan 5.157 balai Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOK dan BOKB) Rp0,1 T -->23,5 ribu peserta Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PK2UKM) Rp0,8 T --> 34 provinsi dan 508 kab/kota Pelayanan Administrasi Kependudukan Dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus Anggaran Dana Transfer Khusus (triliun Rupiah)
  • 34. 29 Informasi APBN 2018 Dana Insentif Daerah, Dana Otonomi Khusus, & Dana Keistimewaan D.I.Y Untuk mendorong peningkatkan kualitas pengelolaaan keuangan daerah dan kesehatan fiskal daerah, kualitas pelayanan pemerintahan umum, kualitas pelayanan dasar publik di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, dan upaya pengentasan kemiskinan Dana Insentif Daerah Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan penggunaan dana keistimewaan DIY sesuai dengan program prioritas nasional Meningkatkan monitoring dan evaluasi dalam rangka mendukung akuntabilitas penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY Mendorong percepatan pelaporan pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah daerah, dengan tetap memperhatikan pencapaian kinerja. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta Dana Otonomi Khusus Kriteria Pemberian DID opini BPK atas LKPD penetapan Perda APBD tepat waktu penggunaan e-government Kriteria utama Kriteria Kinerja pengelolaan keuangan daerah pelayanan pemerintahan umum pelayanan dasar publik kesejahteraan masyarakat Rp8,0 T Rp8,5 T Rp20,0 T Rp1,0 T Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan Rp8,0 T Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat terutama ditujukan untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan Rp4,0 T Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua dan Papua Barat
  • 35. 30Informasi APBN 2018 Dana Desa Rp60,0 T Arah Kebijakan Mengalokasikan dana desa yang bersumber dari APBN kepada setiap desa yang dihitung dengan memerhatikan variabel jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis Menyempurnakan formula pengalokasian dana desa, dengan melakukan penyesuaian proporsi AD dan AF, serta memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin besar Memberikan fokus yang lebih besar pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, yaitu dengan memberikan bobot yang lebih besar kepada variabel berbasis angka kemiskinan, dan luas wilayah Meningkatkan kualitas penyaluran berdasarkan kinerja pelaksanaan, yaitu kinerja penyerapan dan capaian output Melakukan penyaluran melalui KPPN di daerah untuk mendekatkan pelayanan, meningkatkan efsiensi dan memudahkan koordinasi dengan pemerintah daerah, serta meningkatkan efektivitas pemantauan dan evaluasi Mempertajam prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, yang diarahkan pada upaya perbaikan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan dalam penyediaan infrastruktur dasar, serta memperluas kesempatan kerja Pembangunan Desa Tenaga kerja setempat Bahan baku lokal Swakelola Sarana Prasarana, Pelayanan Sosial Dasar, Sarana Ekonomi Desa, Pembangunan Embung, Pelestarian Lingkungan Hidup, dan Penanggulangan Bencana Alam. Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Kualitas Pelayanan Sosial Dasar, Pengelolaan Sumber Daya Lokal, Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif, Penguatan Kapasitas terhadap Bencana, Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penguatan Tata Kelola Desa yang Demokratis. berdasarkan pada kinerja penyerapan anggaran dan capaian output yang dilakukan melalui KPPN setempat. Prioritas Penggunaan Dana Desa Prioritas Pelaksanaan Penyaluran Dana Desa 74.958 desa
  • 36. 31 Informasi APBN 2018 Defisit Anggaran Rp325,9 T APBN 2018 Outlook 2017 201620152014 (triliun rupiah) -226,7 -2,25 -2,59 -2,49 -2,67 -2,19 248,9 323,1 334,5 362,9 -298,5 -308,3 -362,9 Defisit (sumber data IMF, Oktober 2017) Pembiayaan Anggaran Defisit thd PBD (%) -325,9 325,9 Defisit APBN Tahun 2018 Defisit terhadap PDB Beberapa Negara Defisit APBN tahun 2018 dapat ditekan atau lebih rendah dari Outlook 2017 (2,67% terhadap PDB), tetap diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan Mengendalikan defisit dalam batas aman, melalui optimalisasi pendapatan, serta efisiensi subsidi dan belanja konsumtif Mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang terkendali Mendorong keseimbangan primer menuju positif Mengembangkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif (creative financing) (2,19% thd PDB) Australia (1,8) Indonesia -2,19 Thailand (1,6) Malaysia (2,7) China -3,7 Britania Raya (2,3) Brazil (9,3) Meksiko (2,5) Amerika Serikat (3,7) Kanada (1,8) Perancis (3,0) Rusia (1,5) Kebijakan
  • 37. 32Informasi APBN 2018 Pembiayaan Anggaran Rp325,9 T pembiayaran anggaran dilakukan untuk mendukung prioritas pembangunan nasional Pembiayaan Anggaran Outlook 2017 APBN 2018 Pembiayaan Anggaran Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi Pemberian Pinjaman Kewajiban Penjaminan Pembiayaan Lainnya SBN (neto) (triliun rupiah) 414,5 Pinjaman (neto) -15,3 433,0 -6,0 325,9 399,2 -65,7 -6,7 -1,1 0,2 362,9 427,0 -59,7 -3,7 -1,0 0,3 Rasio utang manageable (27%-29% thd PDB) Utang untuk kegiatan produktif & menjaga keseimbangan makro ekonomi; SAL sebagai fiscal buffer untuk mengantisipasi ketidakpastian perekonomian Mengembangkan pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur Pemenuhan kewajiban negara sebagai anggota organisasi/lembaga keuangan internasional; Menyempurnakan kualitas perencanaan investasi Pemerintah Membuka akses pembiayaan pembangunan dan investasi kepada masyarakat Mengoptimalkan dana BLU dalam rangka pembiayaan pembangunan, termasuk memperluas akses sektor UMKM Meningkatkan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional, melalui pemberian bantuan kepada negara sahabat. Kebijakan
  • 38. 33 Informasi APBN 2018 Pembiayaan Utang Rp399,2 T Diperoleh dari penerbitan SBN, Pinjaman Luar Negeri, dan Pinjaman Dalam Negeri. Digunakan juga untuk membiayai pembangunan infrastruktur melalui pembiayaan investasi Kebijakan Pembiayaan Utang Prudent Produktivitas menjaga rasio utang dalam batas yang aman (27%-29% terhadap PDB) dan diupayakan menurun secara bertahap dalam jangka menengah APBN 2018 399,2 Outlook 2017 427,0 2016 403,0 2015 380,9 2014 255,7 2013 (triliun rupiah) (angka sementara) Pembiayaan Utang 223,2 Biaya Utang Minimum mendorong efisiensi biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali dan mendukung kesinambungan fiskal pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif dalam mendukung pencapaian target pembangunan, antara lain melalui pembiayaan investasi dalam rangka mengakselerasi pembangunan infrastruktur Keseimbangan menjaga komposisi utang dalam batas terkendali untuk pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan makro ekonomi Pembiayaan Utang Outstanding Utang Pemerintah Rp4.227,3 T
  • 39. 34Informasi APBN 2018 Profil Utang Pemerintah Rasio Utang Beberapa Negara Berkembang Perbandingan Profil Outstanding SBN Rasio Utang Indonesia terhadap PDB 2005-2018 2018* 2017* 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 47,3 39,0 33,0 28,3 24,5 23,1 23,0 24,9 24,7 27,4 28,3 28,9 28,5 35,1 *perkiraan (triliun Rupiah) (%)(%) persen (%) 35,1 28,1 38,2 29,8 44,6 32,6 36,0 41,8 39,9 56,0 63,7 81,2 Brazil Malaysia Thailand Filipina Turki Indonesia 2007 2012 1.361,1 1.661,0 1.931,2 2410,0 2.780,6 3.128,5 2013 2014 2015 2016 2017 2017 SBN SBN SBN SBN SBN SBN s.d Sept * *
  • 40. 35 Informasi APBN 2018 Rp Mendukung pembangunan infrastruktur baik sarana dan prasarana transportasi, permukiman, air bersih, dan sanitasi, serta infrastruktur untuk mendukung ketahanan energi Mendukung peningkatan akses pendanaan dan pembiayaan bagi MBR untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan melanjutkan program dana bergulir FLPP dan melakukan pembiayaan investasi melalui dukungan pendanaan modal awal kepada Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Mendukung peningkatan akses masyarakat terutama masyarakat miskin pada jenjang pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas riset melalui program Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) Memberikan kepastian terhadap keberlanjutan pengembangan pendidikan pada masa yang akan datang dengan membentuk SWF di bidang pendidikan melalui penguatan LPDP Memberikan stimulus bagi KUMKM berupa penguatan modal melalui pembiayaan investasi kepada BLU Mendukung pemenuhan kewajiban negara sebagai anggota organisasi/Lembaga Keuangan Internasional (LKI) serta mempertahankan persentase kepemilikan modal sebagai bentuk investasi di LKI Mendorong pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk mengakselerasi pembangunan serta meningkatkan akses pembiayaan secara lebih luas bagi UMKM sektor riil yang tepat sasaran Mempercepat realisasi pembiayaan investasi BLU LMAN untuk pembebasan lahan yang diperlukan dalam prioritas pembangunan nasional Kebijakan PMN kpd PT. KAI Pembiayaan Investasi Rp65,7 T 3,6 2,1 0,05 0,15 0,04 1,8 0,07 PMN kpd BP Tapera IDB 35,4LMAN 1,0LPDBI IDA ICD AIIB IFAD 2,5 Investasi kpd BUMN Investasi kpd Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional Investasi kpd Badan /Lembaga Lainnya 57,4 T Investasi kpd BLU 6,0Dana Bergulir 15,0DPPN Alokasi 2018 (triliun Rupiah)
  • 41. 36Informasi APBN 2018 meningkatkan kemampuan leverage sehingga beban pembiayaan proyek LRT Jabodebek melalui APBN lebih rendah. LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun 2019 Sasaran Output: 12 proyek jalan tol 40 proyek infrastruktur sumber daya air 2 proyek infrastruktur perkeretaapian Sasaran Output: sebagai modal awal untuk pembentukan BP Tapera. BP Tapera diharapkan akan dapat mendukung program pemerintah di bidang perumahan dan kawasan permukiman, sehingga pemenuhan kebutuhan warga negara atas tempat tinggal yang layak dan terjangkau. Pembiayaan Untuk Infrastruktur APBNP 2017: APBN 2018: Rp2,0 T Rp3,6 T PMN kpd PT KAI mendukung pelaksanaan fungsi penyediaan dana uang ganti kerugian untuk pengadaan tanah dalam rangka pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional APBNP 2017: APBN 2018: Rp32,1 T Rp35,4 T LMAN APBN 2018: Rp2,5 T PMN kpd BP Tapera bantuan pembiayaan KPR Sejahtera untuk 42.000 unit rumah Sasaran Output: bantuan pembiayaan melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). APBNP 2017: APBN 2018: Rp3,1 T Rp2,2 T BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Penugasan percepatan pembangunan infrastruktur nasional, terutama untuk percepatan pembangunan pembangkit listrik, percepatan penyediaan air minum, kerjasama Pemerintah dengan badan usaha melalui BUPI, direct lending, dan percepatan pembangunan tol trans Sumatera. APBNP 2017: APBN 2018: Rp0,9 T Rp1,1 T Kewajiban Penjaminan
  • 42. 37 Informasi APBN 2018 proyek infrastruktur listrik tahun 2018 yang akan dibiayai dengan pinjaman antara lain Pangkalan Susu Coal Fired Power Plant dan Takalar Steam Coal Power Plant in South Sulawesi Penerimaan Cicilan Pengembalian Pinjaman kepada BUMN/Pemda Rp(5,3) T PT PLN Pinjaman kepada BUMN/Pemda Pemberian Pinjaman Rp(6,7 T) Rp(10,6 T) Rp3,9 T mendukungpenyelesaian proyek MRT Jakarta sebagai proyek infrastruktur strategis nasional untuk mengatasi permasalahan akut transportasi di Jakarta Rp(3,7) T Pemprov DKI Rp(0,4) T PT Pertamina Rp(0,01) T PT PII Rp(1,2) T PT SMI Penjaminan infrastruktur dalam proyek kerja sama Pemerintah dengan badan usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur Kewajiban Penjaminan merupakan kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal Pemda, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama Pembiayaan infrastruktur melalui pinjaman langsung dari lembaga keuangan internasional kepada BUMN Kewajiban Penjaminan Rp1,1 T Percepatan penyediaan air minum Percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara 297,4 miliar 1,1 miliar Percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera 284,7 miliar 148,6 miliar 389,5 miliar
  • 43. 38Informasi APBN 2018 GLOSSARY Keseimbangan primer menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang. Pajak Terdiri atas penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas, PPN, PBB, dan pajak lainnya. Kepabeanan dan Cukai Terdiri atas penerimaan cukai (hasil tembakau, etil alkohol, dan minuman mengandung etil alkohol), bea masuk, dan bea keluar. PNBP Terdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA Nonmigas (pertambangan mineral dan batubara, kehutanan, perikanan, dan panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L), serta Pendapatan BLU. Penerimaan Hibah Terdiri atas penerimaan hibah yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Tax ratio pertambangan minerba dengan PDB nominal. Sedangkan tax ratio penerimaan perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal. Pembayaran Bunga Utang Belanja Pemerintah Pusat atas penggunaan utang dalam dan luar negeri. Dihitung dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang baru, termasuk biaya yang timbul terkait pengelolaan utang. Transfer ke Daerah Dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah, mendanai pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah. Belanja Kementerian Negara/Lembaga Anggaran belanja yang dialokasikan melalui Kementerian Negara/ Lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam pemerintahan. Belanja Non-K/L (BA BUN) Dana Desa Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/ kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Subsidi Pemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan negara. Pengeluaran negara untuk Program Pengelolaan Utang Negara, Program Pengelolaan Subsidi, Program Pengelolaan Hibah, Program Pengelolaan Belanja Lainnya, dan Program Pengelolaan Transaksi Khusus
  • 44. 39 Informasi APBN 2018 GLOSSARY Belanja Menurut Fungsi, terdiri dari: Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain); Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara; Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas; Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional; Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan; Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri; Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha; Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan; Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan). Subsidi Energi Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM, LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat. Subsidi Nonenergi Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/ atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi. Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;
  • 45. 40Informasi APBN 2018 GLOSSARY Pembiayaan Anggaran Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun anggaran sebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan saldo anggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Surat Berharga Negara Meliputi surat utang negara dan surat berharga syariah negara. Surat Utang Negara (SUN) Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Pinjaman Dalam Negeri Setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya. Kewajiban Penjaminan Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama Pinjaman Luar Negeri Neto Semua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri. Pemberian Pinjaman Pinjaman Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, BUMN, Lembaga, dan/atau badan lainnya yang harus dibayar kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu. Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui K/L, alokasi anggaran pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Penyertaan Modal Negara (PMN) Dana APBN yang dialokasikan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi. Dana Bergulir Dana yang dikelola oleh BLU tertentu untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.
  • 46. 41 Informasi APBN 201843 PORTAL DATA APBN PORTAL DATA APBN open data for us data-apbn.kemenkeu.go.id portaldataapbn portaldataAPBN
  • 48. 43 Informasi APBN 2018 -Halaman ini sengaja dikosongkan- KEMENTERIAN KEUANGAN Direktorat Jenderal Anggaran Gedung Sutikno Slamet Lantai 12 Jalan DR Wahidin Raya No.1 www.anggaran.depkeu.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Jalan Dr Wahidin Raya No. 1 Gedung Sutikno Slamet Lt.12 www.anggaran.kemenkeu.go.id