Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan karakteristik kalimat yang efektif serta cara menulis daftar pustaka yang benar. Kalimat efektif dijelaskan sebagai kalimat yang dapat mewakili gagasan penulis dengan tepat dan mudah dipahami pembaca, serta memiliki kesatuan gagasan, koherensi, kehematan, dan bebas dari kesal
1. KALIMAT EFEKTIF
AI SOFIYANTI, DRA. M.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2009
2. PENGERTIAN KALIMAT
EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF ADALAH KALIMAT
YANG SECARA TEPAT DAPAT MEWAKILI
GAGASAN ATAU PERASAAN PEMBICARA
ATAU PENULIS.
SANGGUP MENIMBULKAN GAGASAN
YANG SAMA TEPATNYA DALAM PIKIRAN
PENDENGAR ATAU PEMBACA SEPERTI
YANG DIPIKIRKAN OLEH PEMBICARA
ATAU PENULIS.
3. KARAKTERISTIK KALIMAT EFEKTIF
MENGANDUNG KESATUAN
GAGASAN
MEWUJUDKAN KOHERENSI YANG
BAIK DAN KOMPAK
MEMPERHATIKAN PARALELISME
DIWARNAI KEHEMATAN
MEMPERGUNAKAN EYD
4. KALIMAT EFEKTIF MENGANDUNG KESATUAN
GAGASAN
Untuk menjaga kesatuan gagasan, hendaknya kita
camkan bahwa, setiap kalimat harus mengandung
satu ide pokok pikiran. Selanjutnya, penulis
hendaklah memperhatikan hal-hal di bawah ini.
1. Subjek atau predikat kalimat eksplisit.
Contoh:
Tidak efektif: Di dalam keputusan itu adalah
kebijakan yang dapat menguntungkan umum.
Efektif: Keputusan itu adalah kebijaksanaan yang
dapat menguntungkan umum.
5. 2. Hubungan subjek-predikat erat kuat.
Contoh:
Kurang kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang
baru, menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung
kebudayaan bangsa di segala bidang, mulai dari hal-hal yang
nampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara
bergaul, dan sebagainya.
Kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan. Oleh karena
itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat
pendukung kebudayaan bangsa di segala lapangan, mulai dari
hal-hal yang nampaknya kecil sampai ke masalah-masalah
besar. Misalnya, pembangunan mulai dengan cara mengatur
rumah tangga, cara bergaul, dan sebagainya.
6. 3. Keterangan yang ditempatkan setepat-tepatnya,
sehingga tidak mengganggu pemahaman.
a. Keterangan menjuling.
Tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja
dinaikkan. (Apa yang diterangkan oleh kata baru dan
saja, mahasiswa atau dinaikkan?)
Efektif: SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan
Tahun ini SPP mahasiswa,baru saja dinaikkan
7. b. Keterangan tak terkait.
Tidak efektif: Dapat menyusun anggaran
belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-
hutangnya dapat dilunasi.
Eektif: Karena dapat menyusun anggaran
belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-
hutangnya dapat dilunasi.
8. c. Keterangan salah letak.
Tidak efektif: Dalam keramaian serupa itu,
mereka pun tidak mau kalah dengan yang
muda-muda, yang jarang terjadi sekali dalam
lima tahun.
Efektif: Dalam keramaian serupa itu yang
jarang terjadi sekali dalam lima tahun,
mereka pun tidak mau kalah dengan yang
muda-muda.
9. d. Keterangan yang tak idiomatis.
Tidak efektif: Parkir di halaman toko
swalayan yang ramai itu bebas
parkir.
(bebas parkir artinya dilarang parkir)
Efektif: Parkir di halaman toko swalayan
yang ramai itu cuma-cuma.
10. e. Kalimat tak lengkap
Tidak efektif: Penyusunan buku pelajaran
ini bertujuan membantu masyarakat,
khususnya di pedesaan. Agar mendapat
kesempatan belajar membaca dan menulis.
Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini
bertujuan membantu masyarakat,
khususnya di pedesaan, agar mendapat
kesempatan belajar membaca dan menulis.
11. 4. Kalimat efektif harus bersih dari
kesalahan-kesalahan:
• kontaminasi (perancuan);
• pleonasme (penambahan yang tak
perlu);
• hiperkorek (mebetulkan yang sudah
betul, sehingga menjadi salah);
12. a. Kontaminasi (perancuan)
Tidak efektif: Di sekolah itu para
mahasiswa diajarkan berbagai macam
keterampilan.
Efektif: Di sekolah itu para mahasiswa
diajari bermacam-macam keterampilan.
13. b. Pleonasme (Penambahan yang tak perlu)
Tidak efektif: Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah
kerajaan, memerintah seorang ratu yang sangat arif
bijaksana.
Efektif:Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah kerajaan,
memerintah seorang ratu yang sangat arif.
Efektif:Pada zaman dahulu kala, dalam sebuah kerajaan,
memerintah seorang ratu yang sangat bijaksana.
14. c. Hiperkorek (membetulkan yang sudah betul
sehingga salah)
Tidak efektif: Semua izazahnya
dilaminasi supaya awet.
Efektif: Semua ijazahnya dilaminasi
supaya awet.
15. 5. Kalimat efektif mewujudkan koherensi yang
baik dan kompak.
Koherensi ialah pertautan antara unsur-
unsur yang membangun kalimat dan alinea.
Tiap kata dan frase dalam kalimat harus
bertautan, berhubungan, atau berkaitan.
Contohnya, untuk menjaga koherensi,
maka kita harus kritis terhadap pemakaian
kata ganti dan kata depan dalam kalimat.
16. Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam
kalimat.
Contoh:
Tidak efektif: Atas perhatianya, saya
ucapkan terima kasih.
Efektif: Atas perhatian Saudara, saya
ucapkan terima kasih.
17. Kritis terhadap pemakaian kata depan
dalam kalimat
Contoh:
Tidak efektif: Di saat hujan turun, kami
semua sedang kuliah di kampus.
Efektif: Pada saat hujan turun, kami
semua sedang kuliah di kampus.
18. 6. Kalimat yang efektif diwarnai kehematan.
Contoh:
Boros kata: Bunga-bungan mawar,
anyelir, dan gradiol sangat disukai.
Hemat kata: Mawar, anyelir, dan gradiol
sangat disukai.
19. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
AI SOFIYANTI, DRA. M.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2009
20. 1. Komponen-komponen yang harus
dicantumkan dalam daftar pustaka.
a. Nama penulis.
b. Tahun penerbitan.
c. Judul sumber.
d. Kota tempat penerbit berada.
e. Nama penerbit.
21. a. Nama Penulis.
Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu
nama belakang, kemudian nama depan (boleh disingkat),
tanpa menuliskan gelar.
Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing
maupun nama Indonesia.
Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional
tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi.
Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang
dikenal di masyarakat, melainkan apakah nama
belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu
merupakan nama keluarga atau bukan.
22. Contoh penulisan nama penulis dalam
daftar pustaka.
Abdul Hamid ditulis Hamid, Abdul.
Tuti Herawati Mulyono ditulis Herawati
Mulyono, Tuti.
Bonar Situmorang ditulis Situmorang,
Bonar.
Jons Burns ditulis Burns, Jons.
23. b. Tahun penerbitan dalam daftar
pustaka ditulis dalam kurung.
Contoh:
Boediono. (1998). Dampak Krisis
Ekonomi terhadap Pendidikan. Jakarta:
Pusat Penelitian Sains dan Teknologi
Universitas Indonesia.
24. c. Penulisan judul sumber tertulis dengan cara
digarisbawahi, atau dicetak miring.
Contoh:
Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi
terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian
Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.
Boediono. (1998). Dampak Krisis Ekonomi
terhadap Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian
Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.
25. 2. Cara menulis daftar pustaka berdasarkan jenis
sumber yang digunakan.
a. Sumbernya Jurnal
Nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat),
tahun penerbit (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis
diantara tanda petik) judul jurnal dengan digarisbawahi
atau ditulis miring dan ditulis penuh, nomor volume
dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului
dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada)
dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung,
nomor halaman pertama sampai nomor halaman terakhir.
Contoh:
Barret-Lennard,G.T. (1983). “The Empathy Cycle: Refinement
of A Nuclear Concept”. Journal of Counseling Psychology.
28 (2), 91-100.
26. b. Sumbernya Buku
1) Jika buku ditulis seorang saja.
Poole, M.E. (1976). Social and Language Utilization
at the Tertiary Level. Brisbane: University of
Queensland.
2) Jika ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua
nama ditulis.
Dunkin, M.J. dan Biddle,B.J. 91974). The Study of
Teaching. New York: Holt Rinehart and Winston.
Lyon, B., Rowen,H.H. and MOmerow, T.S. (1969).
A History of the Western World. Chicago: Rand
McNally.
27. 3) Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang,
digunakan et al (dicetak miring atau digarisbawahi)
Contoh:
Ghiseli, E. et.al. (1981). Measurement
Theory for The Behavioral Sciences.
San Francisco: W.H. Freeman and Co.
28. 4) Jika penulis sebagai penyunting.
Philip,H.W.S. dan Simpson, G.L. (Eds)
(1976). Australia in the World of Education
Today and Tomorrow. Camberra:
Australian National Commission.
29. 5) Jika sumber itu merupakan karya tulis
seseorang dalam suatu kumpulan tulisan
banyak orang.
Contoh:
Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem
Nilai Bangsa Indonesia”, dalam YP2LPM.
(1984). Dialog Manusia, Falsafah, Budaya,
dan Pembangunan. Malang:YP2LPM.
30. 6) Jika buku itu berupa edisi.
Gabriel,J. (1970). Children Growing Up:
Bevelopment of Children Personality
(third ed.). London: University of London Press.
31. c. Sumbernya di Luar Journal dan Buku
1) Berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Contoh:
Soeleman,M.I. (1985). Suatu Upaya
Fenomenologis terhadap Situasi
Kehidupan dan Pendidikan dalam
Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor
pada FPS IKIP Bandung: tidak
diterbitkan.
32. 2) Berupa publikasi departemen.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa
dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta:
Depdikbud.
33. 3) Berupa Dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan
Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru.
Jakarta: Depdikbud.
34. 4) Berupa Makalah
Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi
Profesional Petugas Bimbingan Indonesia:
Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi
7 IPBI. Denpasar.
35. 5) Berupa Surat Kabar
Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu
Pendidikan dengan Konsep Takwa dan
Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar
dalam Arti Kulaitatif”. Pikiran Rakyat
(8 September 1986).
36. d. Kalau Sumbernya dari Internet
1) Bila karya perorangan.
Cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (tahun). Judul (edisi).
(jenis medium) tersedia: alamat di internet. (tanggal diakses).
Contoh:
Thomson,A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online).
Tersedia.
http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.ho
Maret 2000).
37. 2) Bila artikel dalam majalah.
• Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul.
Nama Majalah. (jenis media). Volume, jumlah
halaman. Tersedia: Alamat di internet (tanggal
diakses).
Contoh:
Goodstein,C. (1991, September). Healers from the
deep. American Health (CD-ROM), 60-
64.Tersedia:1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/
Article 08A (13 Juni 1995).
38. 3) Bila Artikel di Surat Kabar
• Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat
Kabar (Jenis medium). Jumlah halaman. Tersedia:
alamat di internet
(tanggal diakses).
Contoh:
Cipto (2000,27 April). Akibat Perombakan Kabinet
Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran
Rakyat (Online), halaman 8. Tersedia:http//www(pikiran-
rakyat.com. (9 Maret 2000).
39. 4) Bila pesan dari E-mail
• Cara penulisannya:
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun,
tanggal, bulan). Judul pesan. E-mail kepada
penerima (alamat e-mail penerima).
Contoh:
Musthafa, Bachrudin (Musthafa@indo.net.id).
(2000,25 April). Bab V Laporan Penelitian. E-
mail kepada Dedi Supriadi
(Supriadi@indo.net.id).
40. MENULIS PARAGRAF
AI SOFIYANTI, DRA. M.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2009
41. Pengertian Paragraf
• Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran,
gagasan, atau ide yang terdiri dari kalimat-
kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan tertentu.
42. Syarat-syarat Alinea Efektif
• Kesatuan. Semua kalimat yang membentuk
aline secara bersama-sama menyatakan satu
hal tertentu.
• Koherensi. Kekompakan hubungan antara
sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea tersebut.
• Perkembangan alinea. Penyusunan atau
perincian dari gagasan-gagasan yang membina
alinea itu.
43. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya
• Paragraf Pembuka.
Paragraf ini ada pada awal tulisan. Bertujuan menghantarkan pokok
pikiran, bersifat menarik perhatian pembaca.
• Paragraf Penghubung.
Semua paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dengan
paragraf penutup. Paragraf penghubung harus disusun secara logis,
sehingga pembaca dapat memahami isi tulisan.
• Paragraf Penutup.
Paragraf yang ditulis dengan tujuan untuk menutup tulisan, yang
menandakan bahwa tulisan itu sudah selesai.
45. 1. Paragraf Deduktif
• Paragraf yang kalimat utamanya terletak
di awal paragraf. Terletak di awal paragraf
tidak mengandung arti bahwa kalimat itu
selalu merupakan kalimat pertama,
bergantung pada banyak sedikitnya
kalimat pada paragraf tersebut. Jadi ada
kalanya kalimat inti itu ada pada kalimat
pertama, kedua, atau ketiga.
46. Contoh Paragraf Deduktif
• Tempat tinggal perlu memenuhi syarat
kesehatan, ketenangan, dan penerangan. Dari
segi kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari
udara lembab dan bau busuk. Harus terdapat
peredaran udara yang langsung berhubungan
dengan udara bersih di luar. Dari segi
ketenangan, tempat tinggal harus bebas dari
keramaian, sebab tempat tinggal yang ramai
akan mengacaukan konsentrasi. Dari segi
penerangan, tempat tinggal harus cukup terang
agar tidak melelahkan mata dan otak.
47. 2. Paragraf Induktif
• Paragraf induktif merupakan
kebalikan dari paragraf deduktif.
Paragraf induktif adalah paragraf
yang kalimat utamanya terletak di
akhir paragraf
48. Contoh Paragraf Induktif
• Tidak ada alat yang lebih baik daripada bahasa
untuk mengungkapkan jiwa seseorang. Oleh
sebab itu, kecuali harus memperhatikan isi, alur
susunan cerita, sudut pandang, bahasa sebagai
alat pengungkapannya harus diperhatikan juga.
Digunakan bahasa efektif memungkinkan
komunikasi penulis dan pembaca berjalan
lancar. Memang, bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling efektif.
49. 3. Paragraf Deduktif-Induktif
• Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang gagasan
utamanya terdapat di awal dan akhir paragraf.
Contoh:
Salah satu soal sulit yang harus dipecahkan di
tempat-tempat yang padat penduduknya ialah
masalah air dan udara. Kemanakah sampah-sampah
harus dibuang? Ditumpuk di pekarangan, bau busuk
akan memenuhi udara. Diauang ke sungai, air menjadi
kotor. Di mana-mana di seluruh dunia terdengar
peringatan akan bahaya pengotoran air dan udara.
Memang, masalah air dan udara merupakan salah
satu masalah yang sulit dipecahkan.
50. 4. Paragraf Deskriptif atau Naratif
• Paragraf deskriptif atau naratif adalah
paragraf yang kalimat utamanya terdapat
pada seluruh kalimat yang ada pada
paragraf tersebut. Pada paragraf jenis ini,
tidak terdapat kalimat khusus yang
menjadi kalimat topik, akan tetapi semua
kalimat dalam paragraf ini mempunyai
kedudukan yang sama pentingnya.
51. Contoh Paragraf Deskriptif atau Naratif
• Pada hari itu aku duduk di bangku yang
berada di belakang rumah. Matahari
belum tinggi benar, baru sepenggalan.
Sinar matahari pagi menghangatkan
badan. Di depanku bermekaran bunga
beraneka warna. Angin pegunungan
membuai wajah, membawa bau harum
bunga. Kuhirup udara sepuas-puasku.
Nyaman rasa badan, dan hilanglah lelah
berjalan sehari suntuk kemarin.
52. Kegunaan Paragraf
• Memudahkan pembaca untuk memahami
pokok-pokok pikiran yang terdapat pada sebuah
karangan atau tulisan.
• Memberikan kesempatan kepada pembaca
untuk memperhatikan isi tiap gagasan dengan
melakukan penghentian lebih lama secara
optimal, sehingga konsentrasi terhadap tema
alinea lebih terarah.
53. Pola Pengembangan Paragraf
• Menempuh jalan pikiran deduktif;
• Menempuh jalan pikiran induktif;
• Menempuh jalan pikiran deduktif-induktif;
• Mengemukakan deskripsi-narasi;
• Menurut urutan kejadian;
• Merangkaikan sebab-akibat;
• Mengemukakan perbandingan atau analogi;
• Mengajukan pertentangan.
54. MENULIS TEMA, TOPIK, DAN
KERANGKA KARANGAN
AI SOFIYANTI, DRA. M.PD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2009
55. TEMA
• Tema adalah suatu amanat utama yang
akan disampaikan penulis memalui
tulisannya. Tema tulisan dapat diartikan
pula sebagai suatu perumusan topik yang
akan dicapai melalui topik tadi
56. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam
Memilih Topik Tulisan
• menarik perhatian penulis sendiri;
• dikuasai oleh penulis;
• jangan terlalu teknis, terlalu kontroversial;
dan
• terbatas pada topik tertentu.
57. Syarat-syarat Tema Tulisan yang Baik
• kejelasan;
• kesatuan;
• perkembangan;
• keaslian;
• judul cocok.