Karsinoma payudara merupakan penyakit yang umum di Indonesia. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, mammografi, USG, dan biopsi. Pengobatan tergantung stadiumnya, mulai dari mastektomi untuk stadium awal hingga kemoterapi dan radioterapi untuk stadium lanjut. Prognosis bergantung pada stadium saat diagnosis.
3. Eropa Utara, Amerika Utara merupakan area insiden tinggi, Eropa
Selatan, Amerika Selatan merupakan area insiden sedang, Asia,
Afrika merupakan area insiden rendah.
*Sumber: http://www.news-medical.net/health/Breast-Cancer-Epidemiology.aspx
Epidemiologi
4. Epidemiologi di Indonesia
Menempati urutan kedua setelah kanker mulut rahim
Rata-rata 10 dari 100.000 wanita di Indonesia menderita
kanker payudara
Karsinoma mammae jarang sebelum umur 25 tahun dan
tidak biasa sebelum umur 30 tahun, tetapi insidensinya
meningkat dengan cepat setelah umur 30 tahun dengan
rata-rata medium age 60 tahun.
Sumber: Data Departemen Kesehatan RI tahun 2010
5. Etiologi dan Faktor Risiko
Etiologi: belum ada penyebab spesifik.
Faktor
resiko
Unchangeable
1. Umur > 45 tahun
2. Menarche usia dini
3. Menopause usia lanjut
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat penyakit payudara
jinak
Changeable
1. Riwayat kehamilan
2. Obesitas & konsumsi lemak tinggi
3. Penggunaan hormon & kontrasepsi
oral
4. Konsumsi alkohol dan rokok
5. Riwayat keterpaparan radiasi
6. Anatomi Payudara
Payudara terdiri atas 12 sampai
dengan 20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran
ke papilla mammae, yang disebut
duktus laktiferus.
Bagian lateral atasnya, jaringan ini
keluar dari bulatannya ke arah
aksila, disebut penonjolan Spence
atau ekor payudara.
Di antara kelenjar susu dan fascia
pektoralis, juga di antara kulit dan
kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak.
Di antara lobulus tersebut terdapat
jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang memberi
rangka untuk payudara.
7. Payudara diinervasi atau diperdarahi oleh cabang :
1. a.mammaria interna yang mendarahi tepi medial
2. a.thorakalis lateralis (mammaria eksterna) yang mendarahi bagian
lateral
3. a.thorako-akromialis yang mendarahi bagian dalam
4. a.thorako-dorsalis yang mandarahi m.latissimus dorsi dan m.serratus
magnus
Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3:
1. dari kulit payudara yang mengalir ke supraclavicula, mammaria
interna, dan pektoralis
2. dari papilla dan areola mengalir ke plexus subareola
3. dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus pektoralis.
8.
9. FISIOLOGI
PAYUDARA
Pubertas: duktus
laktiferus
berkembang
Siklus menstruasi: hari ke 8
haid, payudara menjadi lebih
besar. Pembesaran maksimal
setelah beberapa hari haid.
Beberapa hari menjelang haid,
payudara tegang dan nyeri
Hamil dan menyusui: payudara
menjadi besar karena epitel
duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin
dari hipofisis anterior memicu
proses laktasi, air susu diproduksi
oleh sel alveolus dan mengisi
asinus yang kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu.
10. Manifestasi Klinis
1. Bejolan keras di payudara (tidak
nyeri, kecilbesar, melekat pada
kulit)
2. Puting berubah (masuk ke dalam /
retraksi, terasa sakit,
mengeluarkan cairan / darah)
3. Perubahan pada kulit payudara:
berkerut, iritasi seperti kulit jeruk
4. Benjolan-benjolan kecil
5. Luka di payudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, merah &
bengkak
7. Gatal di daerah sekitar puting
8. Benjolan keras terfiksasi
9. Bila benjolan itu kanker, awalnya
biasanya pada 1 payudara saja
12. Klasifikasi CA Mammae
In situ breast cancer
Ductal
carsinoma
in situ
(DCIS)
Lobular
carsinoma
in situ
(LCIS)
Invasive breast
cancer
Invasive Ductal
Carsinoma (IDC )
Invasive Lobular
Carsinoma ( ILC )
Tipe yang jarang
Medullary Carcinoma
Tubular carcinoma
Sarcoma
Micropapillary
carcinoma
Penyakit
Paget
13. Ukuran
Tumor (T)
Interpretasi
T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor
Tis Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus carninoma in
situ (DCIS), atau Paget’s disease
T1 Diameter tumor ≤ 2cm
T1a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T1b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T2 Diameter tumor 2-5 cm
T2a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T2b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T3 Diameter tumor > 5 cm
T3a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T3b Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T4 Berapa pun diameternya, tumor telah melekat pada
dinding dada dan mengenai pectoral lymph node
T4a Dengan fiksasi ke dinding toraks
T4b Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit
STADIUM
TUMOR
14. Palpable Lymph Node (N) Interpretasi
N0 Kanker belum menyebar ke lymph node
N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph
node ipsilateral dan dapat digerakkan
N2 Kanker telah menyebar ke axillary lymph
node ipsilateral dan melekat antara satu
sama lain (konglumerasi) atau melekat
pada struktur lengan
N3 Kanker telah menyebar ke mammary
lymph node atau supraclavicular lymph
node ipsilateral
Metastase Interpretasi
M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh
M1 Metastase ke organ jauh
16. Stadium I T1a, T1b N0, N1a, N1b M0
Tumor terbatas pada payudara
dan dapat digerakkan dari otot
dinding dada
Stadium II T0, T1a, T1b
T2a, T2b
T2a, T2b
N1b
N0, N1a
N1b
M0
M0
M0
Tumor terbatas pada payudara,
dapat digerakkan dari
muskulus
pektoralis dan teraba kelenjar
aksiler yang masih dapat
digerakkan.
Stadium IIIa
Stadium IIIb
T3a, T3b
T1a,b, T2a,b, T3
T1a,b, T2a,b, T3a, b
T4a,b,c
N0, N1
N2
N3
Setiap N
M0
M0
M0
M0
Tumor melekat pada muskulus
pektoralis atau dinding dada.
Infiltrasi
kulit yang luas atau terdapat
"Pear e'orange" (kulit berkerut
seperti
kulit jeruk). Kelenjar aksiler
tidak dapat digerakkan atau
teraba
kelenjar limfe supraklavikuler
atau kelenjar limfa aksiler yang
berlawanan (kontra-lateral).
Stadium IV Setiap T Setiap N MI Metastasis di tulang, paru-paru,
hati, otak, dan lain-lain
17. Diagnosis
Anamnesis
• Letak benjolan, sejak kapan mulai timbul, kecepatan tumbuhnya,
gejala penyerta seperti ada tidaknya nyeri, jenis dan jumlah cairan
yang keluar dari puting, perubahan bentuk dan besar payudara,
hubungannya dengan haid, perubahan pada kulit, dan retraksi puting
susu.
• Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga yang
terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetri
dan ginekologi, terapi hormonal, riwayat operasi/aspirasi benjolan di
payudara sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
18. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pasien duduk tegak , tangan diangkat lurus keatas Bentuk
payudara, warna kulit, dimpling, retraksi papil, kulit jeruk.
Palpasi
- Berbaring dengan bantal tipis di punggung Palpasi benjolan
(jumlah, ukuran, bentuk, batas, mobile/tidak, nyeri/-), memijat
halus puting susu keluar cairan/darah)
- Duduk Perabaan KGB aksila, supraklavikula.
22. USG
Kista mammae mempunyai
gambaran dengan batas yang tegas
dengan batas yang halus dan daerah
bebas echo di bagian tengahnya.
Massa payudara jinak biasanya
menunjukkan kontur yang halus,
berbentuk oval atau bulat, echo yang
lemah di bagian sentral dengan batas
yang tegas.
Karsinoma mammae disertai
dengan dinding yang tidak beraturan,
tetapi dapat juga berbatas tegas
dengan peningkatan akustik.
24. PET Scan
• menggambarkan anatomi dan metabolisme sel
kanker.
• digunakan sebagai pelengkap data dari hasil
CTscan, MRI.
25. BIOPSI
Fine-needle
aspiration biopsy
(FNAB) dilanjutkan deng
an pemeriksaan sitologi
merupakan cara praktis
dan lebih murah daripada
biopsi eksisional dengan
resiko yang rendah.
Insidensi false-positive
dalam diagnosis adalah
sangat rendah, sekitar 1-
2% dan tingkat false-
negative sebesar 10%.
Large-needle (core-needle) biopsy
mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar. Mudah dilakukan
diklinik dan cost-effective
Open biopsy
dapat berupa biopsy insisional at
au biopsi eksisional. Pada biopsi
insisional mengambil sebagian
massa payudara yang dicurigai,
dilakukan bila tidak tersedianya
core-needle biopsy
Pada biopsi eksisional, seluruh
massa payudara diambil.
27. BIOMARKER
Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma mammae
antara lain petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear antigen
(PNCA), BrUdr dan Ki-67; petanda apoptosis seperti bcl-2 dan rasio bax:bcl-2;
petanda angiogenesis seperti vascular endothelial growth
factor (VEGF) dan indeks angiogenesis; growth factors dan
growth factor receptors seperti human epidermal growth receptor (HER)-2/
neu dan epidermal growth factor receptor (EGFr) dan p53.
28. Skrinning kanker payudara
American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan
Breast Self Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun,
clinical breast examination oleh seorang tenaga kesehatan
Professional
Setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun
Setiap tahunnya setelah usia 40 tahun,
Mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas.
Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk
melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-
3 tahun sampai usia 50 tahun.
Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan
setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi
sedikit sekali dilaporkan.
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah
Benjolan merupakan lesi nodular atau kistik
31. Tatalaksana
Stadium I, II, II awal (stadium operable) : sifat
pengobatannya kuratif
Stadium I, II pengobatan : radikal mastektomi atau
modified radikal mastektomi dengan atau tanpa
radiasi dan sitostatika ajuvan
Stadium IIIA : simple mastektomi dengan radiasi
dengan sitostatika ajuvan
Stadium IIIB dan IV : sifat pengobatan : paliatif
32. Operatif
Operabel locally advanced : Mastektomi radikal Modified
atau mastektomi radikal klasik, dilanjutkan dengan
radioterapi dan kemoterapi adjuvant
Inoperabel locally advanced:
Diberikan neoadjuvan kemoterapi 3 siklus, nilai respon.
Bila respon parsial atau kompletdilakukan mastektomi
radika modified atau mastektomi radikal klasik. Bila
respon minimal atau rogresif ganti regimen kemoterapi
dengan second line kemoterapi dan radioterapi. Paska
pembedahan kemoterapi dilengkapi sampai 6 siklus, 1
bulan paska kemoterapi diberikan radiasi lokoregional.
Hormonal terapi diberikan bila ER atau PR positif.
34. Modalitas terapi pada kanker payudara
terdiri atas:
1. Operatif
Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker
payudara adalah:
- BCS (Breast Conserving Surgery)
Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan
apabila penderita masih ingin mempertahankan
payudaranya. BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak
multipel,tidak terletak di sentral, mamografi tidak
memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus :
penderita belum pernah mendapatkan terapi radiasi di
dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio
terapi yang memadai.
35. Pembedahan
- Lumpektomi:
Operasi ini hanya
menghilangkan benjolan
payudara dan beberapa
jaringan normal di
sekitarnya. Pengobatan
radiasi biasanya diberikan
setelah operasi jenis ini.
36. - Mastektomi:
Mengangkat semua jaringan payudara, jaringan terdekat
lainnya juga ikut diangkat
a. Mastektomi total / sederhana
Seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar
limfe aksila dan otot pektoralis
37. b. Mastektomi radikal termodifikasi
Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara
serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan
tetapi tetap mempertahankan otot pektoralis mayor dan
minor
38. c. Mastektomi radikal klasik
Mengangkat seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
minor serta kelenjar limfe aksila
40. Penggunaan obat pembunuh sel kanker. Obat ini bisa
dimasukkan melalui infus vena, suntikan, dalam
bentuk pil atau cairan.
1. Kemoterapi ajuvan
2. Kemoterapi neoajuvan
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut
Kemoterapi
41. Kemoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara
haruslah kombinasi. Adapun kombinasi yang sering
dipakai antara lain:
o CMF (Cyclophospamide, Metotreksat, 5 Fluoro Uracil)
o CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
o CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
o Taxane + Doxorubicin
o Capecetabin
42. Terapi Hormon
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi hormon:
1. Tamoxifen ® dan toremifene (Fareston ®)
2. Fulvestrant
3. Aromatase inhibitor
Terapi hormonal dapat terdiri dari :
- Ablative : bilateral ovarektomi
- Additive: Tamoxifen
- Optional: aromatase inhibitor, GnRH
44. Terapi biologis (molecular targetting therapy)
Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :
a. Kanker payudara stadium 0 : Dilakukan BCS atau mastektomi
simpel
b. Kanker payudara stadium dini atau operabel : Dilakukan tindakan
pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal
modifikasi), yang disertai dengan pemberian terapi adjuvant (baik
berupa radiasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal)
c. Kanker Payudara lokal lanjut
Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi
adjuvant + terapi hormonal
Inoperabel:
1. Radiasi kuratif +kemoterapi + Terapi hormonal
2. Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
3. Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi +
Radiasi + Terapi hormonal
45. 4. Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
Sifat terapi paliatif
Terapi primer berupa terapi sistemik (kemoterapi
dan terapi hormonal)
Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan)
apabila diperlukan