SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |153
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada
Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat
Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor
E-mail: kiagusd@yahoo.com
Abstrak. Senyawa kalsium fosfat merupakan salah satu biomaterial yang banyak digunakan
untuk rekonstruksi tulang karena bersifat biokompatibel dan memiliki komposisi kimia yang
mendekati komposisi kimia komponen yang ada pada tulang manusia. Senyawa ini dapat
disintesis dari berbagai precursor kalsium dan fosfat. Dua fasa kalsium fosfat yang banyak
diaplikasikan pada proses rekonstruksi tulang adalah hidroksiapatit dan β-trikalsium fosfat.
Sumber kalsium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari cangkang telur ayam dan
sumber fosfatnya dari asam fosfat (H3PO4). Sintesis dilakukan menggunakan metoda
presipitasi dengan meneteskan senyawa fosfat pada senyawa kalsium oksida yang didapat
dari proses kalsinasi cangkang telur ayam. Pada sintesis ini juga ditambahkan senyawa
natrium bikarbonat dan diamati pengaruhnya. Penambahan ini bertujuan untuk memudahkan
terbentuknya hidroksiapatit. Sintering dilakukan pada suhu sampai 1000o
C selama 2 sampai
10 jam. Dari karakterisasi menggunakan XRD (X ray diffractometer) diperoleh hasil bahwa
penambahan natrium bikarbonat menghasilkan sampel yang didominasi oleh fasa
hidroksiapatit sebesar 89% dengan derajat kristalinitas sekitar 79%. Sintesis tanpa
penambahan natrium bikarbonat dan tanpa pengendapan menghasilkan fasa β-trikalsium
fosfat. Lama sintering juga terlihat pengaruhnya. Semakin lama waktu sintering semakin
banyak pula β-trikalsium fosfat yang dihasilkan. Sintering selama 9,5 jam menghasilkan
89% β-trikalsium fosfat dengan derajat kristalinitas sekitar 86%. Hasil yang serupa juga
didapatkan ketika sampel diendapkan terlebih dahulu sebelum sintering.
Kata Kunci: kalsium fosfat, biomaterial, hidroksiapatit, trikalsium fosfat, sintering,
presipitasi.
PENDAHULUAN
Tulang manusia merupakan komposit
yang mengandung 70% mineral dan 30%
matriks. Senyawa mineral yang yang berada
di dalam tulang pada umumnya berbentuk
senyawa kalsium. Kalsium pada tulang ini
berikatan dengan gugus–gugus senyawa,
antara lain fosfat, hidroksil, dan karbonat.
Senyawa kalsium di dalam tulang yang
banyak berikatan dengan fosfat disebut
dengan kalsium fosfat. Senyawa
kalsium fosfat ini memberikan sifat keras di
dalam tulang [1]. Mineral-mineral yang
akan digunakan untuk implantasi tulang
tentunya harus memiliki komposisi yang
menyerupai komposisi tulang. Pada
umumnya biomaterial yang banyak
digunakan untuk implant adalah keramik
karena keramik memiliki kekerasan yang
tinggi, bersifat isolator, dan tidak korosi.
Contoh material keramik yang
biokompatibel dan bioaktif adalah
hydroxyapatite (HA) dan tricalcium
phosphate (TCP). HA dan TCP banyak
digunakan untuk implantasi tulang karena
kedua material tersebut memiliki komposisi
kimia yang menyerupai komponen yang
ada dalam tulang.
HA merupakan senyawa kalsium
fosfat yang paling stabil, akan tetapi tingkat
kelarutannya jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan TCP, sehingga sulit
terdegradasi dalam tubuh. Salah satu
polimorf TCP yang banyak digunakan
adalah β-tricalcium phosphate (β-TCP) [2].
Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa
Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat
154| Semirata 2013 FMIPA Unila
Material ini bisa disintesis dari
senyawa kalsium dan fosfat. Berbeda
dengan senyawa fosfat, senyawa kalsium
banyak didapat di alam sehingga bisa
diperoleh dari bahan alami. Contohnya
adalah cangkang telur ayam. Cangkang
telur ayam bisa digunakan sebagai
prekursor kalsium karena memiliki
kandungan 94% kalsium karbonat, 1%
kalsium fosfat, 4% material organik dan
1% magnesium karbonat [3]. Selain itu,
cangkang telur ayam juga mudah
diperoleh. Pembuatan kalsium fosfat
menggunakan limbah cangkang telur ayam
diharapkan dapat menghasilkan biomaterial
yang harganya terjangkau masyarakat.
Dalam tulisan ini akan dilaporkan hasil
kajian dalam pembuatan senyawa kalsium
fosfat dengan menggunakan sumber
kalsium dari cangkang telur ayam. Selain
itu, akan dipelajari juga pengaruh
penambahna senyawa karbonat, yaitu
Natrium Hydrogen Carbonat (NaHCO3)
dan pengaruh sintering dalam pembuatan
biokeramik kalsium fosfat.
METODE PENELITIAN
Sebelum kalsinasi, cangkang telur
ayam dibersihkan terlebih dahulu dari
membran dan kotoran makro. Setelah itu
cangkang telur ayam tersebut dikeringkan di
udara terbuka dan dikalsinasi pada suhu
1000oC selama 5 jam dengan laju kenaikan
suhu 5oC/menit. Hasil kalsinasi tersebut
kemudian dihaluskan dengan menggunakan
mortar sehingga diperoleh bubuk kalsium
oksida (CaO).
Sintesis ka l si u m fos f a t
di l aku k an dengan metode presipitasi
pada suhu ruang dan selama pencampuran
dilakukan pengadukan menggunakan
magnetic stirrer dengan kecepatan 300
rpm. Prekursor fosfat yang digunakan
adalah asam fosfat (H3PO4). Sebelum
presipitasi berlangsung, gelas piala yang
berisi suspensi CaO ditutup menggunakan
gabus yang dilapisi aluminium foil dan
dialiri dengan gas nitrogen selama 5 menit.
Sintesis dengan penambahan NaHCO3
dilakukan dengan cara mencampurkan 100
ml larutan H3PO4 0.8 M dengan 100 ml
larutan NaHCO3 0.8 M kemudian
campuran ini ditambahkan ke dalam 100
ml larutan CaO 1.2 M dengan metode
presipitasi. Hasil presipitasi diendapkan
selama 6 jam pada suhu kamar. Hasil
endapan tersebut kemudian disaring.
Selanjutnya, sampel diberi perlakuan
sintering pada suhu 1000oC selama 2
sampai 10 jam.
Sintesis tanpa penambahan larutan
NaHCO3 dilakukan dengan hanya
menambahkan 100 ml larutan H3PO4 0.8
M ke dalam 100 ml larutan CaO dengan
metode presipitasi. Hasil presipitasi
disaring kemudian di-sintering pada suhu
1000oC dengan variasi waktu sintering 2
jam, 5 jam, 8 jam, dan (8+1,5) jam.
Selain itu, juga dilakukan sintesis dengan
pengeringan pada suhu 110oC selama 8
jam. Untuk mendapatkan β-TCP murni
dilakukan optimasi melalui proses
pengendapan terlebih dahulu selama 6
jam pada suhu kamar setelah proses
presipitasi berlangsung. Hasil endapan
tersebut disaring kemudian di-sintering
selama 8 jam dan (8+1,5) jam pada suhu
1000oC. Sampel yang didapat, berupa
serbuk, dikarakterisasi menggunakan X ray
diffractometer, XRD-7000 SHIMADZU
dengan sumber CuKα, yang memiliki
panjang gelombang 1,54056 Å. Tegangan
yang digunakan sebesar 40 kV dan arus
generatornya sebesar 30 mA. Pengambilan
data difraksi dilakukan dalam rentang
sudut difraksi 10o sampai 80o dengan
kecepatan baca 0,02o per detik. Penentuan
fasa senyawa apatit yang didapatkan
mengacu pada data Joint Committee on
Powder Diffraction Standards (JCPDS)
dengan nomor 09-0432 untuk HA, dan
nomor 09-0169 untuk β-TCP.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |155
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENAMBAHAN NaHCO3
Gambar 10. Pola XRD sampel dengan
penambahan NaHCO3 dengan
waktu sintering 2 jam (a) dan 8
jam (b)
Gambar 1 memperlihatkan pola XRD
untuk sampel dengan penambahan senyawa
karbonat NaHCO3.. Hasil analisis XRD
menunjukkan bahwa sintesis dengan
penambahan larutan NaHCO3 yang di-
sintering selama 2 jam, menghasilkan fasa
yang terbentuk mayoritas adalah
hidroksiapatit dengan intensitas tertinggi
terletak pada sudut-sudut 31.797o, 32.938o,
dan 32.195o
, sedangkan untuk sampel yang
di-sintering selama 8 jam intensitas
tertingginya terletak pada sudut-sudut
31.832o, 32.977o, dan 32.224o. Pada kedua
sampel tersebut, ketiga intensitas
tertingginya merupakan fasa HA. Fasa
trikalsium fosfat juga terbentuk tetapi
memiliki intensitas yang sangat rendah
yaitu pada sudut-sudut 10.895o, 37.384o,
53.854, dan 67.395o untuk sampel yang di-
sintering selama 2 jam dan untuk sampel
yang di-sintering selama 8 jam β-TCP
muncul pada sudut-sudut 10.916o,
37.415o, 47.307o, dan 63.058o. Pada
kedua sampel tersebut terbentuk fasa HA
sekitar 89%. Terbentuknya fasa HA dengan
penambahan NaHCO3 tampaknya
disebabkan oleh reaksi antara CaO, H3PO4,
dan NaHCO3 yang menghasilkan larutan
NaOH yang bersifat basa kuat yang
kemudian memicu terbentuknya HA
karena HA sangat stabil pada suasana basa.
TANPA PENAMBAHAN NaHCO3
Gambar 2 memperlihatkan pola XRD
untuk sampel yang disintesis tanpa
penambahan natrium hydrogen karbonat
dan tanpa sintering pada suhu tinggi.
Sampel hanya dikeringkan sampai suhu
110o
C. Fasa yang terbentuk masih
didominasi HA, tetapi, selain trikalsium
fosfat, juga masih ada apatit karbonat tipe A
dan tipe B. Sintesis senyawa kalsium fosfat
pada suhu rendah selalu menghasilkan
apatit karbonat karena gugus hidroksil dan
gugus fosfat masih ditempati oleh gugus
karbonat [4-6].
Gambar 11. Pola XRD sampel tanpa
penambahan NaHCO3 dan
tanpa sintering suhu tinggi
Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa
Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat
156| Semirata 2013 FMIPA Unila
Gambar 12. Pola XRD sampel tanpa
penambahan NaHCO3 dan suhu
sintering 1000o
C selama 5 jam.
Dari Gambar 3, dan setelah
dibandingkan dengan Gambar 2, terlihat
bahwa pengaruh suhu dan waktu sintering
sangat berarti. Dari pola XRD pada
Gambar 3 tampak bahwa pada suhu
sintering 1000oC, β-TCP sudah terbentuk
dan bahkan sangat dominan. Selain dengan
data JCPDS, pola tersebut juga
dibandingkan dengan pola XRD β-TCP
dari produk komersial (Septodont).
Hasilnya menunjukkan bahwa pola XRD
untuk sampel yang di- sintering pada suhu
1000Oc mendekati pola XRD β-TCP
komersial. Untuk sampel yang di-sintering
selama 2 jam, intensitas tertingginya
terletak pada sudut-sudut 31.224o, 34.575o,
dan 28.001o. Untuk sampel yang di-
sintering selama 5 jam, intensitas
tertingginya terletak pada sudut-sudut
31.138o, 34.492o, dan 27.922o, dan untuk
sampel yang di-sintering selama 8 jam
intensitas tertingginya terletak pada sudut
sudut-sudut 31.228o, 34.573o, dan
27.937o. Pada ketiga sampel ini, fasa
trikalsium fosfat yang terbentuk berada
pada kisaran 80-88%. Semakin lama
waktu sintering tampak semakin tinggi
pula prosentase fasa trikalsium fosfatnya.
Berbeda dengan hidroksiapatit, fasa
trikalsium fosfat memang terbentuk pada
suhu yang lebih tinggi [7-9].
Gambar 13. Pola XRD sampel tanpa
penambahan NaHCO3 dengan waktu
sintering 8 jam ditambah 1.5 jam
Untuk mendapatkan fasa trikalsium
fosfat yang lebih murni telah dilakukan
beberapa percobaan. Pertama, setelah
proses sintering selama 8 jam
ditambahkan lagi waktu sintering selama
1.5 jam untuk menghilangkan fasa HA.
Hasil yang didapat, seperti terlihat pada
Gambar 4, fasa TCP meningkat menjadi
90%, tetapi masih terdapat fasa HA
sebesar 10%.
Pada percobaan kedua dilakukan sintesis
β- TCP melalui proses pengendapan
terlebih dahulu. Proses pengendapan
bertujuan untuk memberikan kesempatan
CaO untuk bereaksi dengan H3PO4,
sehingga diharapkan β-TCP yang terbentuk
semakin banyak. Hasil identifikasi dari pola
XRD terlihat bahwa dengan waktu sintering
8 jam dan melalui pengendapan terlebih
dahulu ternyata β-TCP yang terbentuk
masih belum murni juga karena masih
terdapat fasa HA.
DERAJAT KRISTALINITAS
Tabel 3. Derajat kristalinitas
Waktu Sintering
(jam)
Kristalinitas (%)
2 57.29
5 80.94
8 83.53
(8 +1.5) 89.11
8 (endapan) 85.88
(8 + 1.5) endapan 90.53
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |157
Dari hasil analisis XRD juga dapat
diketahui besarnya derajat kristalinitas
masing–masing sampel. Derajat kristalinitas
menunjukkan fraksi kandungan kristal
dalam suatu bahan dengan membandingkan
luasan kurva kristal dengan jumlah
luasan kurfa amorf dan kristal. Besarnya
derajat kristalinitas sampel yang disintesis
dengan penambahan natrium hydrogen
fosfat berada pada kisaran 74-79%.
Sedangkan pada proses tanpa penambahan
natrium hydrogen fosfat didapatkan derajat
kristalinitas yang lebih tinggi, seperti
terlihat pada Tabel 1, yang mencapai 90%.
Dari Tabel 1 terlihat juga bahwa semakin
lama waktu sintering maka derajat
kristalinitas sampel yang dihasilkan juga
semakin besar.
Pengamatan terhadap ukuran kristal juga
memperlihatkan bahwa penambahan
NaHCO3 memperkecil ukuran kristal.
Ukuran kristal rata-rata sampel yang
disintesis dengan penambahan NaHCO3
berkisar antara 117-118 nm. Sedangkan
sampel yang disintesis tanpa penambahan
NaHCO3 mempunyai ukuran kristal rata-
rata sekitar 125-126 nm.
Perhitungan terhadap parameter kisi
memperlihatkan hasil yang sangat sesuai
dengan ukuran yang sebenarnya. Baik
untuk sampel yang disintesis dengan
penambahan maupun yang tanpa
penambahan NaHCO3 didapatkan akurasi
terhadap nilai sebenarnya di atas 99%.
KESIMPULAN
Sintesis senyawa kalsium fosfat dengan
penambahan NaHCO3, menghasilkan fasa
yang didominasi oleh HA karena adanya
pembentukan larutan NaOH yang bersifat
basa kuat. Untuk sampel yang di-sintering
selama 2 jam diperoleh prosentase HA
sebesar 88% dan β-TCP 12%, sedangkan
untuk sampel yang di-sintering selama 8
jam dihasilkan HA mendekati 90% dan β-
TCP sekitar 10%.
Sintesis kalsium fosfat tanpa
penambahan NaHCO3, memperlihatkan
fasa yang didominasi oleh β-TCP. Untuk
sintesis tanpa penambahan NaHCO3,
didapatkan bahwa semakin lama waktu
sintering maka β-TCP yang dihasilkan
semakin banyak. Untuk sampel yang di-
sintering selama 2 jam dihasilkan 75% β-
TCP dan 25% HA, untuk sampel yang di-
sintering selama 5 jam dihasilkan 80% β-
TCP dan 20% HA, untuk sampel yang di-
sintering selama 8 jam dihasilkan 81% β-
TCP dan 19% HA, dan untuk sampel yang
di- sintering selama (8+1,5) jam
dihasilkan 89% β-TCP dan 11% HA.
Optimasi sintesis β-TCP juga dilakukan
melalui proses pengendapan terlebih dahulu
dengan waktu sintering (8+1,5) jam agar
prosentase β-TCP yang terbentuk semakin
tinggi, dan terbukti bahwa β-TCP yang
dihasikan meningkat menjadi 90% dan
sisanya adalah fasa HA sebesar 10%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] T. Jasalesmana, Y. W. Sari, K.
Dahlan, D. S. Soejoko (2006).
Karakterisasi Pembuatan Komposit
Polimer Kalsium Fosfat Karbonat.
Jurnal Biofisika, Vol. 2, p. 111-112.
[2] Y. X. Pang, X. Bao, L. Weng (2004).
Preparation of Tricalcium
Phosphate/Alumina Composite
Nanoparticles and Self-reinforcing
Composites by Simultaneous
Precipitation. Material Science, Vol.
39, p. 6311- 6323.
[3] D. S. R. Krishna, A. Siddharthan, S. K.
Seshadri, T. S. S. Kumar (2007). A
Novel Route for Synthesis of
Nanocrystalline Hydroxyapatite From
Eggshell Waste. Material Medicine,
Vol 18, p. 1735-1743.
[4] K. Dahlan, H. I. Fajriah, A. Nurlaila, D.
S. Soejoko (2011). Caharacteristics of
Calcium Phosphate Compounds Made of
CaO and Ca(OH)2 as Calcium Sources.
Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa
Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat
158| Semirata 2013 FMIPA Unila
Proceeding International Conference on
Quality in Research, Bali, Indonesia.
[5] G. Gergely, F. Weber, I. Luka, A. L.
Toth, Z. E. Horvath, J. Mihaly, C.
Balazsi (2010). Preparation and
characterization of hydroxyapatite from
eggshell. Ceramics International, Vol.
36, p. 803–806.
[6] P. Hui, S. L. Meena, G. Singh, R. D.
Agarawal, S. Prakash (2010). Synthesis
of Hydroxyapatite Bio-Ceramic Powder
by Hydrothermal Method. Journal of
Minerals & Materials Characterization
& Engineering, Vol. 9(8), p. 683-692.
[7] P. P.Waluyo, Y. W. Sari, K. Dahlan, D.
S. Soejoko (2006). Pembuatan Komposit
Polimer Kalsium Fosfat Karbonat:
Karakterisasi XRD dan SEM. Jurnal
Biofisika, Vol. 2, p. 102-110.
[8] D. S. R. Krishna, A. Siddhartan, S. K.
Seshadri, T. S. S. Kumar (2007). A
Novel Route for Synthesis of
Nanocrystalline Hydroxyapatite from
Eggshell Waste. Material Medicine, Vol.
18, p. 1735-1747.
[9] P. S. M. Yusuf, K. Dahlan, A. B.
Witarto (2009). Application of
Hidroksiapatit in Protein Purification.
Makara Sains, Vol. 13(2),p.51-56.

More Related Content

What's hot

KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Fransiska Puteri
 

What's hot (20)

KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji Protein
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
Praktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinPraktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji Protein
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Kadar logam pb
Kadar logam pbKadar logam pb
Kadar logam pb
 
4. tinjauan pustaka 4
4. tinjauan pustaka 44. tinjauan pustaka 4
4. tinjauan pustaka 4
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 

Similar to Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

Similar to Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat (11)

Translate journal of minerals
Translate journal of mineralsTranslate journal of minerals
Translate journal of minerals
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY ASINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
 
poster
posterposter
poster
 
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptxPPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
 
41003471
4100347141003471
41003471
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
Mempelajari sintesis 4-%28_hidroksi_fenil%29-3-buten-2-on
Mempelajari sintesis 4-%28_hidroksi_fenil%29-3-buten-2-onMempelajari sintesis 4-%28_hidroksi_fenil%29-3-buten-2-on
Mempelajari sintesis 4-%28_hidroksi_fenil%29-3-buten-2-on
 
Ppt semhas ilham
Ppt semhas ilhamPpt semhas ilham
Ppt semhas ilham
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Tkk7
Tkk7Tkk7
Tkk7
 

More from Repository Ipb

SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
Repository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
Repository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
Repository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
Repository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

  • 1. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |153 Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga, Bogor E-mail: kiagusd@yahoo.com Abstrak. Senyawa kalsium fosfat merupakan salah satu biomaterial yang banyak digunakan untuk rekonstruksi tulang karena bersifat biokompatibel dan memiliki komposisi kimia yang mendekati komposisi kimia komponen yang ada pada tulang manusia. Senyawa ini dapat disintesis dari berbagai precursor kalsium dan fosfat. Dua fasa kalsium fosfat yang banyak diaplikasikan pada proses rekonstruksi tulang adalah hidroksiapatit dan β-trikalsium fosfat. Sumber kalsium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari cangkang telur ayam dan sumber fosfatnya dari asam fosfat (H3PO4). Sintesis dilakukan menggunakan metoda presipitasi dengan meneteskan senyawa fosfat pada senyawa kalsium oksida yang didapat dari proses kalsinasi cangkang telur ayam. Pada sintesis ini juga ditambahkan senyawa natrium bikarbonat dan diamati pengaruhnya. Penambahan ini bertujuan untuk memudahkan terbentuknya hidroksiapatit. Sintering dilakukan pada suhu sampai 1000o C selama 2 sampai 10 jam. Dari karakterisasi menggunakan XRD (X ray diffractometer) diperoleh hasil bahwa penambahan natrium bikarbonat menghasilkan sampel yang didominasi oleh fasa hidroksiapatit sebesar 89% dengan derajat kristalinitas sekitar 79%. Sintesis tanpa penambahan natrium bikarbonat dan tanpa pengendapan menghasilkan fasa β-trikalsium fosfat. Lama sintering juga terlihat pengaruhnya. Semakin lama waktu sintering semakin banyak pula β-trikalsium fosfat yang dihasilkan. Sintering selama 9,5 jam menghasilkan 89% β-trikalsium fosfat dengan derajat kristalinitas sekitar 86%. Hasil yang serupa juga didapatkan ketika sampel diendapkan terlebih dahulu sebelum sintering. Kata Kunci: kalsium fosfat, biomaterial, hidroksiapatit, trikalsium fosfat, sintering, presipitasi. PENDAHULUAN Tulang manusia merupakan komposit yang mengandung 70% mineral dan 30% matriks. Senyawa mineral yang yang berada di dalam tulang pada umumnya berbentuk senyawa kalsium. Kalsium pada tulang ini berikatan dengan gugus–gugus senyawa, antara lain fosfat, hidroksil, dan karbonat. Senyawa kalsium di dalam tulang yang banyak berikatan dengan fosfat disebut dengan kalsium fosfat. Senyawa kalsium fosfat ini memberikan sifat keras di dalam tulang [1]. Mineral-mineral yang akan digunakan untuk implantasi tulang tentunya harus memiliki komposisi yang menyerupai komposisi tulang. Pada umumnya biomaterial yang banyak digunakan untuk implant adalah keramik karena keramik memiliki kekerasan yang tinggi, bersifat isolator, dan tidak korosi. Contoh material keramik yang biokompatibel dan bioaktif adalah hydroxyapatite (HA) dan tricalcium phosphate (TCP). HA dan TCP banyak digunakan untuk implantasi tulang karena kedua material tersebut memiliki komposisi kimia yang menyerupai komponen yang ada dalam tulang. HA merupakan senyawa kalsium fosfat yang paling stabil, akan tetapi tingkat kelarutannya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan TCP, sehingga sulit terdegradasi dalam tubuh. Salah satu polimorf TCP yang banyak digunakan adalah β-tricalcium phosphate (β-TCP) [2].
  • 2. Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat 154| Semirata 2013 FMIPA Unila Material ini bisa disintesis dari senyawa kalsium dan fosfat. Berbeda dengan senyawa fosfat, senyawa kalsium banyak didapat di alam sehingga bisa diperoleh dari bahan alami. Contohnya adalah cangkang telur ayam. Cangkang telur ayam bisa digunakan sebagai prekursor kalsium karena memiliki kandungan 94% kalsium karbonat, 1% kalsium fosfat, 4% material organik dan 1% magnesium karbonat [3]. Selain itu, cangkang telur ayam juga mudah diperoleh. Pembuatan kalsium fosfat menggunakan limbah cangkang telur ayam diharapkan dapat menghasilkan biomaterial yang harganya terjangkau masyarakat. Dalam tulisan ini akan dilaporkan hasil kajian dalam pembuatan senyawa kalsium fosfat dengan menggunakan sumber kalsium dari cangkang telur ayam. Selain itu, akan dipelajari juga pengaruh penambahna senyawa karbonat, yaitu Natrium Hydrogen Carbonat (NaHCO3) dan pengaruh sintering dalam pembuatan biokeramik kalsium fosfat. METODE PENELITIAN Sebelum kalsinasi, cangkang telur ayam dibersihkan terlebih dahulu dari membran dan kotoran makro. Setelah itu cangkang telur ayam tersebut dikeringkan di udara terbuka dan dikalsinasi pada suhu 1000oC selama 5 jam dengan laju kenaikan suhu 5oC/menit. Hasil kalsinasi tersebut kemudian dihaluskan dengan menggunakan mortar sehingga diperoleh bubuk kalsium oksida (CaO). Sintesis ka l si u m fos f a t di l aku k an dengan metode presipitasi pada suhu ruang dan selama pencampuran dilakukan pengadukan menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm. Prekursor fosfat yang digunakan adalah asam fosfat (H3PO4). Sebelum presipitasi berlangsung, gelas piala yang berisi suspensi CaO ditutup menggunakan gabus yang dilapisi aluminium foil dan dialiri dengan gas nitrogen selama 5 menit. Sintesis dengan penambahan NaHCO3 dilakukan dengan cara mencampurkan 100 ml larutan H3PO4 0.8 M dengan 100 ml larutan NaHCO3 0.8 M kemudian campuran ini ditambahkan ke dalam 100 ml larutan CaO 1.2 M dengan metode presipitasi. Hasil presipitasi diendapkan selama 6 jam pada suhu kamar. Hasil endapan tersebut kemudian disaring. Selanjutnya, sampel diberi perlakuan sintering pada suhu 1000oC selama 2 sampai 10 jam. Sintesis tanpa penambahan larutan NaHCO3 dilakukan dengan hanya menambahkan 100 ml larutan H3PO4 0.8 M ke dalam 100 ml larutan CaO dengan metode presipitasi. Hasil presipitasi disaring kemudian di-sintering pada suhu 1000oC dengan variasi waktu sintering 2 jam, 5 jam, 8 jam, dan (8+1,5) jam. Selain itu, juga dilakukan sintesis dengan pengeringan pada suhu 110oC selama 8 jam. Untuk mendapatkan β-TCP murni dilakukan optimasi melalui proses pengendapan terlebih dahulu selama 6 jam pada suhu kamar setelah proses presipitasi berlangsung. Hasil endapan tersebut disaring kemudian di-sintering selama 8 jam dan (8+1,5) jam pada suhu 1000oC. Sampel yang didapat, berupa serbuk, dikarakterisasi menggunakan X ray diffractometer, XRD-7000 SHIMADZU dengan sumber CuKα, yang memiliki panjang gelombang 1,54056 Å. Tegangan yang digunakan sebesar 40 kV dan arus generatornya sebesar 30 mA. Pengambilan data difraksi dilakukan dalam rentang sudut difraksi 10o sampai 80o dengan kecepatan baca 0,02o per detik. Penentuan fasa senyawa apatit yang didapatkan mengacu pada data Joint Committee on Powder Diffraction Standards (JCPDS) dengan nomor 09-0432 untuk HA, dan nomor 09-0169 untuk β-TCP.
  • 3. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |155 HASIL DAN PEMBAHASAN PENAMBAHAN NaHCO3 Gambar 10. Pola XRD sampel dengan penambahan NaHCO3 dengan waktu sintering 2 jam (a) dan 8 jam (b) Gambar 1 memperlihatkan pola XRD untuk sampel dengan penambahan senyawa karbonat NaHCO3.. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa sintesis dengan penambahan larutan NaHCO3 yang di- sintering selama 2 jam, menghasilkan fasa yang terbentuk mayoritas adalah hidroksiapatit dengan intensitas tertinggi terletak pada sudut-sudut 31.797o, 32.938o, dan 32.195o , sedangkan untuk sampel yang di-sintering selama 8 jam intensitas tertingginya terletak pada sudut-sudut 31.832o, 32.977o, dan 32.224o. Pada kedua sampel tersebut, ketiga intensitas tertingginya merupakan fasa HA. Fasa trikalsium fosfat juga terbentuk tetapi memiliki intensitas yang sangat rendah yaitu pada sudut-sudut 10.895o, 37.384o, 53.854, dan 67.395o untuk sampel yang di- sintering selama 2 jam dan untuk sampel yang di-sintering selama 8 jam β-TCP muncul pada sudut-sudut 10.916o, 37.415o, 47.307o, dan 63.058o. Pada kedua sampel tersebut terbentuk fasa HA sekitar 89%. Terbentuknya fasa HA dengan penambahan NaHCO3 tampaknya disebabkan oleh reaksi antara CaO, H3PO4, dan NaHCO3 yang menghasilkan larutan NaOH yang bersifat basa kuat yang kemudian memicu terbentuknya HA karena HA sangat stabil pada suasana basa. TANPA PENAMBAHAN NaHCO3 Gambar 2 memperlihatkan pola XRD untuk sampel yang disintesis tanpa penambahan natrium hydrogen karbonat dan tanpa sintering pada suhu tinggi. Sampel hanya dikeringkan sampai suhu 110o C. Fasa yang terbentuk masih didominasi HA, tetapi, selain trikalsium fosfat, juga masih ada apatit karbonat tipe A dan tipe B. Sintesis senyawa kalsium fosfat pada suhu rendah selalu menghasilkan apatit karbonat karena gugus hidroksil dan gugus fosfat masih ditempati oleh gugus karbonat [4-6]. Gambar 11. Pola XRD sampel tanpa penambahan NaHCO3 dan tanpa sintering suhu tinggi
  • 4. Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat 156| Semirata 2013 FMIPA Unila Gambar 12. Pola XRD sampel tanpa penambahan NaHCO3 dan suhu sintering 1000o C selama 5 jam. Dari Gambar 3, dan setelah dibandingkan dengan Gambar 2, terlihat bahwa pengaruh suhu dan waktu sintering sangat berarti. Dari pola XRD pada Gambar 3 tampak bahwa pada suhu sintering 1000oC, β-TCP sudah terbentuk dan bahkan sangat dominan. Selain dengan data JCPDS, pola tersebut juga dibandingkan dengan pola XRD β-TCP dari produk komersial (Septodont). Hasilnya menunjukkan bahwa pola XRD untuk sampel yang di- sintering pada suhu 1000Oc mendekati pola XRD β-TCP komersial. Untuk sampel yang di-sintering selama 2 jam, intensitas tertingginya terletak pada sudut-sudut 31.224o, 34.575o, dan 28.001o. Untuk sampel yang di- sintering selama 5 jam, intensitas tertingginya terletak pada sudut-sudut 31.138o, 34.492o, dan 27.922o, dan untuk sampel yang di-sintering selama 8 jam intensitas tertingginya terletak pada sudut sudut-sudut 31.228o, 34.573o, dan 27.937o. Pada ketiga sampel ini, fasa trikalsium fosfat yang terbentuk berada pada kisaran 80-88%. Semakin lama waktu sintering tampak semakin tinggi pula prosentase fasa trikalsium fosfatnya. Berbeda dengan hidroksiapatit, fasa trikalsium fosfat memang terbentuk pada suhu yang lebih tinggi [7-9]. Gambar 13. Pola XRD sampel tanpa penambahan NaHCO3 dengan waktu sintering 8 jam ditambah 1.5 jam Untuk mendapatkan fasa trikalsium fosfat yang lebih murni telah dilakukan beberapa percobaan. Pertama, setelah proses sintering selama 8 jam ditambahkan lagi waktu sintering selama 1.5 jam untuk menghilangkan fasa HA. Hasil yang didapat, seperti terlihat pada Gambar 4, fasa TCP meningkat menjadi 90%, tetapi masih terdapat fasa HA sebesar 10%. Pada percobaan kedua dilakukan sintesis β- TCP melalui proses pengendapan terlebih dahulu. Proses pengendapan bertujuan untuk memberikan kesempatan CaO untuk bereaksi dengan H3PO4, sehingga diharapkan β-TCP yang terbentuk semakin banyak. Hasil identifikasi dari pola XRD terlihat bahwa dengan waktu sintering 8 jam dan melalui pengendapan terlebih dahulu ternyata β-TCP yang terbentuk masih belum murni juga karena masih terdapat fasa HA. DERAJAT KRISTALINITAS Tabel 3. Derajat kristalinitas Waktu Sintering (jam) Kristalinitas (%) 2 57.29 5 80.94 8 83.53 (8 +1.5) 89.11 8 (endapan) 85.88 (8 + 1.5) endapan 90.53
  • 5. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |157 Dari hasil analisis XRD juga dapat diketahui besarnya derajat kristalinitas masing–masing sampel. Derajat kristalinitas menunjukkan fraksi kandungan kristal dalam suatu bahan dengan membandingkan luasan kurva kristal dengan jumlah luasan kurfa amorf dan kristal. Besarnya derajat kristalinitas sampel yang disintesis dengan penambahan natrium hydrogen fosfat berada pada kisaran 74-79%. Sedangkan pada proses tanpa penambahan natrium hydrogen fosfat didapatkan derajat kristalinitas yang lebih tinggi, seperti terlihat pada Tabel 1, yang mencapai 90%. Dari Tabel 1 terlihat juga bahwa semakin lama waktu sintering maka derajat kristalinitas sampel yang dihasilkan juga semakin besar. Pengamatan terhadap ukuran kristal juga memperlihatkan bahwa penambahan NaHCO3 memperkecil ukuran kristal. Ukuran kristal rata-rata sampel yang disintesis dengan penambahan NaHCO3 berkisar antara 117-118 nm. Sedangkan sampel yang disintesis tanpa penambahan NaHCO3 mempunyai ukuran kristal rata- rata sekitar 125-126 nm. Perhitungan terhadap parameter kisi memperlihatkan hasil yang sangat sesuai dengan ukuran yang sebenarnya. Baik untuk sampel yang disintesis dengan penambahan maupun yang tanpa penambahan NaHCO3 didapatkan akurasi terhadap nilai sebenarnya di atas 99%. KESIMPULAN Sintesis senyawa kalsium fosfat dengan penambahan NaHCO3, menghasilkan fasa yang didominasi oleh HA karena adanya pembentukan larutan NaOH yang bersifat basa kuat. Untuk sampel yang di-sintering selama 2 jam diperoleh prosentase HA sebesar 88% dan β-TCP 12%, sedangkan untuk sampel yang di-sintering selama 8 jam dihasilkan HA mendekati 90% dan β- TCP sekitar 10%. Sintesis kalsium fosfat tanpa penambahan NaHCO3, memperlihatkan fasa yang didominasi oleh β-TCP. Untuk sintesis tanpa penambahan NaHCO3, didapatkan bahwa semakin lama waktu sintering maka β-TCP yang dihasilkan semakin banyak. Untuk sampel yang di- sintering selama 2 jam dihasilkan 75% β- TCP dan 25% HA, untuk sampel yang di- sintering selama 5 jam dihasilkan 80% β- TCP dan 20% HA, untuk sampel yang di- sintering selama 8 jam dihasilkan 81% β- TCP dan 19% HA, dan untuk sampel yang di- sintering selama (8+1,5) jam dihasilkan 89% β-TCP dan 11% HA. Optimasi sintesis β-TCP juga dilakukan melalui proses pengendapan terlebih dahulu dengan waktu sintering (8+1,5) jam agar prosentase β-TCP yang terbentuk semakin tinggi, dan terbukti bahwa β-TCP yang dihasikan meningkat menjadi 90% dan sisanya adalah fasa HA sebesar 10%. DAFTAR PUSTAKA [1] T. Jasalesmana, Y. W. Sari, K. Dahlan, D. S. Soejoko (2006). Karakterisasi Pembuatan Komposit Polimer Kalsium Fosfat Karbonat. Jurnal Biofisika, Vol. 2, p. 111-112. [2] Y. X. Pang, X. Bao, L. Weng (2004). Preparation of Tricalcium Phosphate/Alumina Composite Nanoparticles and Self-reinforcing Composites by Simultaneous Precipitation. Material Science, Vol. 39, p. 6311- 6323. [3] D. S. R. Krishna, A. Siddharthan, S. K. Seshadri, T. S. S. Kumar (2007). A Novel Route for Synthesis of Nanocrystalline Hydroxyapatite From Eggshell Waste. Material Medicine, Vol 18, p. 1735-1743. [4] K. Dahlan, H. I. Fajriah, A. Nurlaila, D. S. Soejoko (2011). Caharacteristics of Calcium Phosphate Compounds Made of CaO and Ca(OH)2 as Calcium Sources.
  • 6. Kiagus Dahlan, Setia Utami Dewi: Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat 158| Semirata 2013 FMIPA Unila Proceeding International Conference on Quality in Research, Bali, Indonesia. [5] G. Gergely, F. Weber, I. Luka, A. L. Toth, Z. E. Horvath, J. Mihaly, C. Balazsi (2010). Preparation and characterization of hydroxyapatite from eggshell. Ceramics International, Vol. 36, p. 803–806. [6] P. Hui, S. L. Meena, G. Singh, R. D. Agarawal, S. Prakash (2010). Synthesis of Hydroxyapatite Bio-Ceramic Powder by Hydrothermal Method. Journal of Minerals & Materials Characterization & Engineering, Vol. 9(8), p. 683-692. [7] P. P.Waluyo, Y. W. Sari, K. Dahlan, D. S. Soejoko (2006). Pembuatan Komposit Polimer Kalsium Fosfat Karbonat: Karakterisasi XRD dan SEM. Jurnal Biofisika, Vol. 2, p. 102-110. [8] D. S. R. Krishna, A. Siddhartan, S. K. Seshadri, T. S. S. Kumar (2007). A Novel Route for Synthesis of Nanocrystalline Hydroxyapatite from Eggshell Waste. Material Medicine, Vol. 18, p. 1735-1747. [9] P. S. M. Yusuf, K. Dahlan, A. B. Witarto (2009). Application of Hidroksiapatit in Protein Purification. Makara Sains, Vol. 13(2),p.51-56.