2. KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang PENGENDALIAN
INTERNAL dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi pembaca.
Tangerang, 22 Oktober 2017
Penulis
ii
3. Daftar isi
KataPengantar ii
DaftarIsi iii
BabI(Pendahuluan) 4
Latarbelakang 4
Rumusan masalah 5
Tujuan 5
Manfaat 5
BabII(Pembahsan) 6
Definisi Pengendalian internal 6-7
Unsur-unsur pengendalian internal 8-11
Tujuan pengendalian internal 11-13
Hubungan Sistem 13
Pengendalian Internal dengan Sistem Informasi Akuntansi
Daftar Pustaka 14
iii
4. BAB 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Pengendalian internal merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi.
Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan untuk dewn
komisaris, manajemen, dan personil lain dalam perusahaan. Adapun kriteria dari
pengendalian internal yaitu :
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal maka
perusahaanmampu mencapai tujuan dan meminimalkan resiko. Sebagai hasil dari
ditetapkannnya pengendalaian internal dalam sistem informasi akuntansi adalah
dihasilkannya informasi akuntansi yang berkualitas dan dapat di audit. Pengendalian
internal juga dapat berpengaruh penting dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Karena tingkat keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai
tujuannya dapat
dinilai dengan keefektivitasan suatu pengendalian internal itu sendiri.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan
aporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan
operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan
transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga
dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur pengedalian
intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih
dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt
Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan
peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
4
5. B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dariPengendalian Internal ?
2. Apa saja unsur-unsur dari Pengendalian Internal ?
3. Apa Manfaat dari Pengendalian Internal?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
D. Manfaat
Dalam penyusnan makalah mengenai Pengendalian Internal ini saya sebagai
penyusun selain memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi saya juga dapat menambah wawasan saya mengenai hal yang
terdapat didalam makalah ini,dan saya berharap agar pembaca mendapatkan
manfaat yang terdapat didalam makalah ini
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Pengendalian internal
Sistem Pengendalian Internal adalah Suatu perencanaan yang meliputi struktur
organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di
dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai. Saran
pengendalian ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, bentuk organisasi, kebijakan,
sistem prosedur, instruksi, standar, komite, bagan akun, perkiraan, anggaran, jadwal,
laporan, catatan, daftar auditing, metode,rencana, dan auditing internal.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian internal :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian internal dapat dibagi
menjadi dua yaitu
1. Pengendalian Internal Akuntansi (Preventive Controls
2. Pengendalian Internal Administratif (Feedback Controls).
Penjelasan atas pengendalian internal di atas, yaitu:
1. Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang
tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data
akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit
organisasi.
2. Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan
yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
6
7. Pengertianmenurut para ahli :
Menurut Baridwan Definisi Sistem pengendalian intern dalam arti
yang luas adalah meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara
serta alat- alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu
menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
lebih dahulu (Baridwan, 2001:13)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Pengendalian internal adalah
sistem yang meliputi organisasi semua metode dan ketentuan yang
terorganiasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi
harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi
serta meningkatkan efisiensi usaha (IAI, 2007:39)
7
8. 2. Unsur-unsur pengendalian internal
Unsur-Unsur Pengendalian Internal terbagi menjadi 3 :
Lingkungan Pengendalian
Sistem Akuntansi
Prosedur Pengendalian
1.) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam
faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.
1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan
dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak
dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan
operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan dikomunikasikan
melalui gaya operasi manajemen)
Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi.
Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam
suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)
1. Dewan Komisaris Dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak
manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas
manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris)
2. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.
8
9. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang
penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu
bagan organisasi.
1. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen.
Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan
pertanggung jawaban dan audit internal.
2. Kebijakan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi,
penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai
tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.
3. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun
pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
pengendalian intern perusahaan.
2.) Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang
penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu
bagan organisasi.
1. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen.
Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran),
laporan,pertanggung jawaban dan audit internal.
2. Kebijakan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi,
penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai
tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.
9
10. 3. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun
pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
pengendalian intern perusahaan.
Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja,
tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.
3.) Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan
yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau
transaksi.
2. Pembagian tugas.
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Penjelasan tentang porosedur pengendalian di atas, yaitu:
1. Penggunaan Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu
dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini
akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas
transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya
penyelewengan transaksi kepada orang lain.
2. Pembagian Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi
(pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan
akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi
pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan
membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi,
sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan
sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
3. Dokumen dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian
secara memadai.
10
11. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang
teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan
wewenang secara tepat)
4. Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset
dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan
data/informasi perusahaan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik
dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit
organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan
unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
3. Tujuan pengendalian internal
Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan sistem yang dapat membantu
pemimpin perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dapat diarahkan
pada tingkat yang paling efisiensi dan efektif guna mencegah kecurangan,
penyelewengan dan pemborosan . Penegndalian ini berfungsi apabila di dalamnya
tercakup tujuan yang merupakan arah dalam pelaksanaan kegiatan.
Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji, Sistem nformasi akuntansi adalah ”sebuah sistem yang memproses
data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”.
Menurut Willkinson,dkk, yaitu:
bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu
entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan
komponen-komponen lain untuk mentransformasi data ekonomi menjadi informasi
akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang
bervariasi.
11
12. Unsur – unsur sistem Informasi akuntansi
Menurut Marshal B. Romney adn Paul John Steinbart, sistem informasi akuntansi
terbagi menjadi 5, yaitu:
1. The people who operated the system and perform various functions
2. The procedures, both manual and automated, involved, in collecting, processing and
storing data about organizations activities.
3. The data about the organizations business processing.
4. The sofware used to process the organizations data
5. The information technology, including computers, peripheral device, and network
communication device.
Penjelasan dari unsur-unsur sistem informasi di atas, yaitu:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan bervagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastuktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan
peralatan untuk komunikasi jaringan.
Tujuan sistem informasi akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik untuk kebutuhan internal dan eksternal,
sistem informasi akuntansi harus di disain sedemikian rupa sehingga memenuhi
fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya
harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memeberikan pedoman kepada
manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilakn inmformasi-
informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.
12
13. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Yaitu untuk melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa informasi
yang dihasilkan dapat dipercaya, aktivitas bisnis yang dilaksanakan secara efesien dan
sesuai dengan tujuan manajemen, serta sejalan dengan peraturan yang telah
digariskan, me;lindungi dan menjaga aktiva organisasi termasuk data yang diberikan
perusahaan.
4. Hubungan Sistem Pengendalian Internal dengan Sistem
Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan
sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang
tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam suatu sistem informasi akuntansi
terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya sistem informasi akuntansi
sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal,
karena informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Mengingat begitu
pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka tidak
dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu perusahaan tidak memiliki sistem
informasi akuntansi yang memadai.
Perusahaan tersebut mungkin tidak dapat memproses transaksinya secara jelas, terinci
dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut mungkin tidak akan memperoleh
informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang diperlukannya untuk dijadikan dasar
dalam mengambil keputusan yang menyangkut aktivitas dan kelangsungan hidup
perusahaan.
Selanjutnya karena sistem informasi akuntansi didalamnya mengandung unsur-unsur
pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak dapat menjalankan pengendalian-
pengendalian yang diterapkannya dengan baik. Karena pengendalian tidak dijalankan
dengan baik, tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan
kecurangan-kecurangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika
penyimpangan dan kecurangan sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan
terancam keselamatannya dan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien
13