SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
PRAKTIKUM FITOKIMIA
TUGAS 1
IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOIDA
(Ekstrak Alstonia scolaris)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia
KELOMPOK : 6
KELAS : F
Rahmah Hutami Dian Ramadhani (201710410311096)
DOSEN PEMBIMBING:
Siti Rofida, S.Si, M.Farm., Apt.
Drs. Herra Studiawan, M.Si., Apt.
Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm., Apt.
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
1. Judul
Identifikasi Senyawa Alkaloida (Ekstrak Alstonia scolaris)
2. Pendahuluan
2.1 Latar Belakang
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen
bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, uji
steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin,dan lain sebagainya. Tumbuhan umumnya
mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekundur seperti Alkaloida,
saponin, tannin, dan lainya. Untuk mengatuhi kandungan alkaloida pada tanaman maka
perlu dilakukan identifikasi senyawa alkaloida.
Pulai (Alstonia scholaris) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di wilayah
Indonesia khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Pohon ini memiliki banyak kegunaan
seperti menjadi bahan baku pembuatan perkakas rumah tanga, patung, bahkan untuk
penghijauan karena daunnya yang rimbun. Selain itu pulai memiliki khasiat lain,
senyawa alkaloid yang terkandung di tumbuhan ini menjadikannya masuk dalam
kategori tanaman obat-obatan. Dengan demikian, dilakukanlah uji fitokimia ini, untuk
membuktikan adanya senyawa alkaloid pada tanaman Alstonia scholaris.
2.2 Tujuan Praktikum
 Mahasiswa dapat melakukan skrining metabolit sekunder yang terdapat pada
tumbuhan.
 Mahasiswa dapat melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida pada
tumbuhan.
3. Tinjauan Pustaka
3.1 Alkaloid
Alkaloida adalah zat aktif dari tanmaan yang berfungsi sebagai obat. Rasa pahit
alkaloid merupakan peringatan agar menggunakannya dengan hati-hati, terdapat pada
berbagai bagian tanaman yaitu pada biji, buah, daun, kulit kayu, akar, dan umbi. Banyak
alkaloid yang sudah diisolasi dan distandarkan menjadi obat modern misalnya, aspirin
(Vitahealth, 2006)
Alkaloid memiliki ciri khas yaitu senyawanya mengandung paling tidak satu atom
N, yang bersifat basa dan pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik
(batasan ini tidak terlalu tepat karena banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain yang
ditemukan di alam yang bukan golongan alkaloid). Sejauh ini, penemuan alkaloid pada
berbagai bagian tanaman kadarnya tidak mencapai 1%. Senyawa ini dapat dipisahkan
dari komponen lain berdasarkan sifat kebasaannya, diisolasi dalam bentuk garamnya
dengan larutan HCl atau H2SO4, Alkaloid akan terbentuk dalam bentuk padatan berupa
Kristal tidak berwarna (Buku Belajar Fitokimia,2008).
Alkaloid berasal dari sejumlah asam amino yaitu ornitin dan lisin (alkaloid
alisiklik), fenilalanin dan tirosin (alkaloid isokuinolin), triptofan (alkalid indol).
Klasifikasi lain dari alkaloid adalah dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik nitrogen
senyawa tersebut, yaitu : 1. Alkaloid pirolidin, 2. Alkaloid piperidin, 3. Alkaloid piridin,
4. Alkaloid Tropana, 5. Alkaloid indol, 6. Alkaloid kuinolin, 7. Alkaloid isokuinolin
(Buku Belajar Fitokimia,2008).
Alkaloida biasanya berupa padatan kristal yang memiliki titik lebur tertentu atau
mempunyai kisaran dekomposisi. Kebanyakan alkaloida tidak berwarna. Pada
Umumnya basa bebas alkaloida larut dalam pelarut organik, sedangkan garamnya larut
dalam air. Alakloida bersifat basa tergantung pada pasangan elektron pada nitrogen. Jika
gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron maka
ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebig bersifat basa. Jika gugus
fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron maka jumlah pasangan elektron
berkurang dan alkaloida bersifat netral atau bahkan asam (Sovia Lenny,2006).
Beberapa sifat dari alkaloid yaitu :
1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2.Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3.Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4.Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N- oksida atau dalam
bentuk garamnya.
5.Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6.Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter
dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7.Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8.Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam
beratlainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid)
3.2 Taksonomi, Simplisia dan Ekstrak
Kingdom : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Bangsa : Plumeriae
Subbangsa : Alstoniiae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia Scholaris
Pule (Alstonia scolaris) adalah tumbuhan yang masuk dalam suku Apocynaceae,
merupakan tumbuhan yang memiliki berbagai macam kegunaan, salah satunya sebagai
obat. Tumbuhan ini berupa pohon besar dan tinggi, batangnya lurus dengan diameter
mencapai 60 cm dan tingginya bisa mencapai 30 m. Daunnya tersusun melingkar, pada
setiap lingkaran terdapat sekitar 4-8 helai daun yang berentuk bulat telur sampai
lonjong. Kulit batang pule di manfaatkan sebagai obat demam, malaria dan diare.
Getahnya digunakan sebagai obat bisul, kudis dan berbagai penyakit kulit lainnnya. (Titi
Juhaeti,2009).
Kangdungan kimia pohon pule, reseipin, deserpidin, alstonin, alstonidin, alstonin,
akuammicin, akuammidib, ditamin, echitanine. Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau.
Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitein,
ekitamidinalstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpene (alfa-amyrin dan
lupeol). Daun mengandung pikrinin. Bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
Ekstrak alcohol mengandung alstonina, deramina, ekitamina, pikrinina, porphyrin,
striktamina, ekitenina, ekiserina, akitamidina, ekitena.(Acuan Sediaan Herbal : 63)
Simplisia kulit batang (Alstoniae scholaridis Cortex) merupakan potongan kayu
yang menggulung atau membentuk pipa. Tebalnya sekitar 3 mm, berwarna cokelat
kehitaman, memiliki rasa pahit yang tidak mudah hilang. Permukaan luarnya sangat
Kasar dan tidak rata. Banyak retak-retak membujur dan melintang, warna permukaan
kelabu, cokelat muda atau cokelat. (Farmakope Herbal Indonesia Ed.I, 2008)
Efek farmakologi infus kulit kayu pule 10% dosis 0,75;1,5; dan 3 g/kg BB
menunjukan efek hipoglikemik pada hewan percobaan. Zat aktif triterpenoid dari kulit
kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci. .(Acuan Sediaan Herbal : 63)
Ekstrak Kulit Pule (Alstoniae Scholaridis Cortecis Extractum Spissum) adalah
ekstrak yang dibuat dari bagian dalam kulit batang atau ranting Alstonia scholaris
(Apocynaceae) yang mengandung kadar alkaloida total tidak kurang dari 0.30%,
sedangkan pada simplisianya terkadung kadar alkaloida total tidak kurang dari 0.09%.
Ektrak ini di buat dengan rendemen yang tidak kurang daru 18,9 %. Dan memiliki
pemerian : ektrak kental, cokelat hitam, berbau khas, dan rasanya pahit. Senyawa yang
menjadi identitasnya adalah Tetrahidroalstonin, dengan kadar air tidak lebih dari 12% ,
abu total tidak lebih dari 6,4% dan abu tidak larut asam tidak lebug dari 2,3%.
(Farmakope Herbal Indonesia Ed.I, 2008)
3.3 Pola kromatografi
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (9:1)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 0.1% dalam methanol P
Larutan pembanding : Tetrahidroalstonin 0.1% dalam methanol P
Volume penotolan : 20 µL larutan uji dan 10 µL larutan pembanding
Deteksi : Dragondorff LP
(Farmakope Herbal Indonesia, Ed.1. 2008)
3.4 Reaksi Pengendapan
 Reaksi Meyer
Pereaksi Mayer : 1,36g HgC12 dilarutkan dalam 60 ml air suling. Pada bagian
lain dilarutkan pula 5 g KI dalam 10 ml air suling. Kedua larutan ini kemudian
dicampurkan dan diencerkan dengan air suling sampai 100 ml. Pereaksi ini
disimpan dalam botol yang berwarna coklat, agar tidak rusak karena cahaya.
(Meiske Sangi,2008)
Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika sample
ditambah perekasi meyer maka akan terbentuk endapan putih lalu ditambahkan
alkohol endapannya larut. Tidak semua alkaloid menendap dengan reaksi mayer.
Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun
alkaloidanya. (Meiske Sangi,2008)
 Reaksi Wagner
Pereaksi Wagner : sebanyak 1,27 g iodium dan 2 g KI dilarutkan dalam 5 ml air
suling. Kemudian larutan ini diencerkan menjadi 100 ml dengan air suling.
Endapan yang terbentuk disaring dan disimpan dalam botol yang berwarna coklat.
Sampel bila di tambahkan dengan pereaksi wagner akan terbentuk endapan coklat
yang menandakan adanya alkalioda. (Meiske Sangi,2008)
3.5 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa
menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Kromatografi juga
merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap
maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa–senyawa
yang sifatnya hidrofobik seperti lipida–lipida dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari
eluen untuk kromatografi kolom, analisisfraksi yang diperoleh dari kromatografi
kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala
kecil.( Hanum Firdausya,2016)
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu
sampel yang ingin di deteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah metode
pemisahan fisika-kimia dengan fase gerak (larutan pengembang yang cocok), dan
fase diam yang diletakkan pada penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang
cocok. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) lalu hasil
pengembangan di deteksi. Zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan fase diam
akan cenderung tertahan dan nilai Rf-nya paling kecil. Kromatografi lapis tipis
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi
atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang
Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
mengidentifikasi senyawa. Nilai Rf dari senyawa murni dapat dibandingkan dengan
Nilai Rf senyawa standar. Rf merupakan nilai dari Jarak relativ pada pelarut. Harga
Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak
tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa.Rf juga menyatakan derajat
retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf juga disebut factor referensi.
4. Metode Penelitian
4.1 Bagan Alir
a. Preparasi Sampel
b. Reaksi Pengendapan
Larutan IA,IB dan IC
IA ditambah dengan pereaksi Mayer
IB ditambah dengan pereaksi
Wagner.
IC digunakan sebagai blanko
Amati, adanya kekeruhan atau endapan
menunjukkan adanya alkaloid
c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
 Pembuatan Larutan Uji
 Penjenuhan Bejana
Ditimbang serbuk simplisia Alstonia scholaris sebanyak 1gram
Tambahkan Pelarut yang sesuai sebanyak 10ml
Panaskan diatas penangas air sambil di
aduk, selama 10 menit.
Masukkan filtrat kedalam labu ukur 10,0 ml
Tambahkanpelarutad garistanda
Ukur kertas saring dengan panjang 18 cm dan lebar selebar
bejana yang akan digunakan
Letakkan ke dalam bejana
Masukkan larutan pengembang kedalam bejana, hingga
tingginya 0,5 sampai 1 cm dari dasar bejana.
Tutup kedap dan biarkan hingga kertas saring basah
seluruhnya, kertas saring harus selalu tercelup dalam larutan
pengembang pada dasar bejana
 Prosedur KLT
Ukur plat KLT sesuai kebutuhan
Buat garis dasar pada bagian bawah plat, sekitar 0,5 cm dari tepi
bawah
Totolkan Larutan Uji dan Larutan pembanding menggunakan
pipa kapiler , dengan jarak 1,5-2 cm dari tepi bawah plat.
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (9:1)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 0.1% dalam methanol P
Larutan pembanding : Tetrahidroalstonin 0.1% dalam methanol P
Volume penotolan : 20 µL larutan uji dan 10 µL larutan pembanding
Deteksi : Dragondorff LP
(Farmakope Herbal Indonesia, Ed.1. 2008)
Masukkan Plat ke dalam chamber yang berisi eluen
(larutan pengembang).Posisi totolan di bagian bawah,
tidak terendam eluen.
Biarkan hingga fase gerak merambat sampai batas jarak
rambat. Keluarkan plat dan keringkan
Amati bercak dengan sinar UV (254-365 nm),
jika perlu semprot dengan penampak noda.
Tentukan Nilai Rf
4.2 Penjelasan Prosedur Kerja
a. Preparasi Sampel
 Ditimbang Ekstrak Alstonia scholaris sebanyak 0.9 g, kemudian di
larutkan menggunakan etanol, setelah larut di tambahkan larutan asam
yaitu HCl 2N sebanyak 5 ml.
 Kemudian larutan di panaskan diatas penangas air selama 2-3 menit
sambil diaduk. Kemudian turunkan dan di tunggu hingga dingin,
 Ditimbang NaCl sebanyak 0.3 gram, dan ditambahkan kedalam
campuran ekstrak. Aduk hingga homogen
 Di saring hingga di dapatkan filtrat
 Filtrat di tambahkan dengan larutan HCl 2N sebanyak 5 ml, kemudian
di bagi menjadi 3 bagian
 Masing-masing bagian di beri label “IA,IB dan IC”
b. Reaksi Pengendapan
 Larutan berlabel IA di tambahkan dengan pereaksi Mayer
 Larutan berlabel IB di tambahkan dengan pereaksi Wagner
 Sedangkan Larutan IC digunakan sebagai blanko
 Amati perubahan yang terjadi, Adanya endapan atau kekeruhan
menandakan adanya Alkaloid
c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
(Farmakope Herbal Indonesia Jilid I. 2008. Halaman 165)
Pengujian kualitatif senyawa alkaloid ekstrak Alstonia scholaris dengan
metode kromatografi lapis tipis sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia
Edisi 1 tahun 2008
 Timbang ± 1 gram serbuk simplisia
 Direndam sambil dikocok diatas penangas air dengan 10mL pelarut
yang sesuai selama 10 menit kemudian di saring
 Filtrat dimasukkan kedalam labu ukur 10mL, kemudian tambahkan
pelarut ad garis tanda
 Totolkan larutan uji (0,1% dalam metanol.P) dan larutan pembanding
(Tetrahidroalstonin 0,1% dalam metanol.P) dengan jarak antara 1,5 cm
sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering
 Ditempelkan kertas saring dalam bejana kromatografi
 Dimasukkan sejumlah larutan pengembang ke dalam bejana
kromatografi
 Bejana ditutup dan dibiarkan hingga fase gerak merambat sampai batas
jarak rambat
 Jika fase gerak telah mencapai batas jarak rambat, maka kertas saring
dikeluarkan dan dikeringkan di udara
 Bercak diamati dengan sinar tampak menggunakan ultraviolet
gelombang pendek (254nm) kemudian dengan ultraviolet gelombang
panjang (366nm)
 Diukur dan dicatat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta dicatat
panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati
 Dihitung harga Rf
Daftar Pustaka
1. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. 2008. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
2. Firdausya, Hanum. 2016. Kromatografi Kertas Dan Kromatografilapis
Tipis.UNPAD.
3. Juhaeti, Titi. 2009. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Pulai
{Alstonia Scholaris (L.) R.Br). Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-
LIPI.Cibinong.
4. Kristanti, Alfinda Novi, Nanik Siti Muslimah, dkk. 2008. Buku Belajar Fitokimia.
Surabaya: Airlangga University Press.
5. Lenny,Sovia.2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, dan Alkaloida.USU
Repository
6. Tim VitaHealth. 2006. Seluk Beluk Food Supplement. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
7. Sangi. Meiske. Max R. J. Runtuwene, et all.2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan
Obat Di Kabupaten Minahasa Utara. MIPA UNSRAT Manado.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAAkfar ikifa
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...anandajpz
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Rahmi Suci
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotionzipiklan
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Mina Audina
 
Suspensi Terdeflokulasi
Suspensi TerdeflokulasiSuspensi Terdeflokulasi
Suspensi TerdeflokulasiMaulana Sakti
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 

Was ist angesagt? (20)

JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
234868230 makalah-glikosida
234868230 makalah-glikosida234868230 makalah-glikosida
234868230 makalah-glikosida
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
kromatografi kertas
kromatografi kertaskromatografi kertas
kromatografi kertas
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Suspensi Terdeflokulasi
Suspensi TerdeflokulasiSuspensi Terdeflokulasi
Suspensi Terdeflokulasi
 
Materi Kuliah Obat Alami
Materi Kuliah Obat AlamiMateri Kuliah Obat Alami
Materi Kuliah Obat Alami
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Glikosida Jantung
Glikosida Jantung Glikosida Jantung
Glikosida Jantung
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 

Ähnlich wie Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia scholaris)

ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfCacakansha1
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloidmocktar
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimiafarmasistikes
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptxppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptxDesiRis1
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderDinda Gusti Ayu
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiLidyaEvangelistaTamp
 
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIFLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIBriaRevin
 
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin aufia w
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaLusiaPrisilia
 

Ähnlich wie Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia scholaris) (20)

ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptxppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunder
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
Teritik Sertum
Teritik SertumTeritik Sertum
Teritik Sertum
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
 
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIFLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
 
Percobaan iv budi
Percobaan iv budiPercobaan iv budi
Percobaan iv budi
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
PP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptxPP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 

Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia scholaris)

  • 1. PRAKTIKUM FITOKIMIA TUGAS 1 IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOIDA (Ekstrak Alstonia scolaris) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia KELOMPOK : 6 KELAS : F Rahmah Hutami Dian Ramadhani (201710410311096) DOSEN PEMBIMBING: Siti Rofida, S.Si, M.Farm., Apt. Drs. Herra Studiawan, M.Si., Apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm., Apt. PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020
  • 2. 1. Judul Identifikasi Senyawa Alkaloida (Ekstrak Alstonia scolaris) 2. Pendahuluan 2.1 Latar Belakang Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, uji steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin,dan lain sebagainya. Tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekundur seperti Alkaloida, saponin, tannin, dan lainya. Untuk mengatuhi kandungan alkaloida pada tanaman maka perlu dilakukan identifikasi senyawa alkaloida. Pulai (Alstonia scholaris) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di wilayah Indonesia khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Pohon ini memiliki banyak kegunaan seperti menjadi bahan baku pembuatan perkakas rumah tanga, patung, bahkan untuk penghijauan karena daunnya yang rimbun. Selain itu pulai memiliki khasiat lain, senyawa alkaloid yang terkandung di tumbuhan ini menjadikannya masuk dalam kategori tanaman obat-obatan. Dengan demikian, dilakukanlah uji fitokimia ini, untuk membuktikan adanya senyawa alkaloid pada tanaman Alstonia scholaris. 2.2 Tujuan Praktikum  Mahasiswa dapat melakukan skrining metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan.  Mahasiswa dapat melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida pada tumbuhan. 3. Tinjauan Pustaka 3.1 Alkaloid Alkaloida adalah zat aktif dari tanmaan yang berfungsi sebagai obat. Rasa pahit alkaloid merupakan peringatan agar menggunakannya dengan hati-hati, terdapat pada berbagai bagian tanaman yaitu pada biji, buah, daun, kulit kayu, akar, dan umbi. Banyak alkaloid yang sudah diisolasi dan distandarkan menjadi obat modern misalnya, aspirin (Vitahealth, 2006)
  • 3. Alkaloid memiliki ciri khas yaitu senyawanya mengandung paling tidak satu atom N, yang bersifat basa dan pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik (batasan ini tidak terlalu tepat karena banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam yang bukan golongan alkaloid). Sejauh ini, penemuan alkaloid pada berbagai bagian tanaman kadarnya tidak mencapai 1%. Senyawa ini dapat dipisahkan dari komponen lain berdasarkan sifat kebasaannya, diisolasi dalam bentuk garamnya dengan larutan HCl atau H2SO4, Alkaloid akan terbentuk dalam bentuk padatan berupa Kristal tidak berwarna (Buku Belajar Fitokimia,2008). Alkaloid berasal dari sejumlah asam amino yaitu ornitin dan lisin (alkaloid alisiklik), fenilalanin dan tirosin (alkaloid isokuinolin), triptofan (alkalid indol). Klasifikasi lain dari alkaloid adalah dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik nitrogen senyawa tersebut, yaitu : 1. Alkaloid pirolidin, 2. Alkaloid piperidin, 3. Alkaloid piridin, 4. Alkaloid Tropana, 5. Alkaloid indol, 6. Alkaloid kuinolin, 7. Alkaloid isokuinolin (Buku Belajar Fitokimia,2008). Alkaloida biasanya berupa padatan kristal yang memiliki titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Kebanyakan alkaloida tidak berwarna. Pada Umumnya basa bebas alkaloida larut dalam pelarut organik, sedangkan garamnya larut dalam air. Alakloida bersifat basa tergantung pada pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebig bersifat basa. Jika gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron maka jumlah pasangan elektron berkurang dan alkaloida bersifat netral atau bahkan asam (Sovia Lenny,2006). Beberapa sifat dari alkaloid yaitu : 1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino. 2.Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf. 3.Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein. 4.Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N- oksida atau dalam bentuk garamnya. 5.Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
  • 4. 6.Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar. 7.Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air. 8.Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya 9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam beratlainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid) 3.2 Taksonomi, Simplisia dan Ekstrak Kingdom : Plantae Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Bangsa : Plumeriae Subbangsa : Alstoniiae Genus : Alstonia Spesies : Alstonia Scholaris Pule (Alstonia scolaris) adalah tumbuhan yang masuk dalam suku Apocynaceae, merupakan tumbuhan yang memiliki berbagai macam kegunaan, salah satunya sebagai obat. Tumbuhan ini berupa pohon besar dan tinggi, batangnya lurus dengan diameter mencapai 60 cm dan tingginya bisa mencapai 30 m. Daunnya tersusun melingkar, pada setiap lingkaran terdapat sekitar 4-8 helai daun yang berentuk bulat telur sampai lonjong. Kulit batang pule di manfaatkan sebagai obat demam, malaria dan diare. Getahnya digunakan sebagai obat bisul, kudis dan berbagai penyakit kulit lainnnya. (Titi Juhaeti,2009). Kangdungan kimia pohon pule, reseipin, deserpidin, alstonin, alstonidin, alstonin, akuammicin, akuammidib, ditamin, echitanine. Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitein, ekitamidinalstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpene (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
  • 5. Ekstrak alcohol mengandung alstonina, deramina, ekitamina, pikrinina, porphyrin, striktamina, ekitenina, ekiserina, akitamidina, ekitena.(Acuan Sediaan Herbal : 63) Simplisia kulit batang (Alstoniae scholaridis Cortex) merupakan potongan kayu yang menggulung atau membentuk pipa. Tebalnya sekitar 3 mm, berwarna cokelat kehitaman, memiliki rasa pahit yang tidak mudah hilang. Permukaan luarnya sangat Kasar dan tidak rata. Banyak retak-retak membujur dan melintang, warna permukaan kelabu, cokelat muda atau cokelat. (Farmakope Herbal Indonesia Ed.I, 2008) Efek farmakologi infus kulit kayu pule 10% dosis 0,75;1,5; dan 3 g/kg BB menunjukan efek hipoglikemik pada hewan percobaan. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci. .(Acuan Sediaan Herbal : 63) Ekstrak Kulit Pule (Alstoniae Scholaridis Cortecis Extractum Spissum) adalah ekstrak yang dibuat dari bagian dalam kulit batang atau ranting Alstonia scholaris (Apocynaceae) yang mengandung kadar alkaloida total tidak kurang dari 0.30%, sedangkan pada simplisianya terkadung kadar alkaloida total tidak kurang dari 0.09%. Ektrak ini di buat dengan rendemen yang tidak kurang daru 18,9 %. Dan memiliki pemerian : ektrak kental, cokelat hitam, berbau khas, dan rasanya pahit. Senyawa yang menjadi identitasnya adalah Tetrahidroalstonin, dengan kadar air tidak lebih dari 12% , abu total tidak lebih dari 6,4% dan abu tidak larut asam tidak lebug dari 2,3%. (Farmakope Herbal Indonesia Ed.I, 2008) 3.3 Pola kromatografi Fase gerak : Kloroform P-metanol P (9:1) Fase diam : Silika gel 60 F254 Larutan uji : 0.1% dalam methanol P Larutan pembanding : Tetrahidroalstonin 0.1% dalam methanol P Volume penotolan : 20 µL larutan uji dan 10 µL larutan pembanding Deteksi : Dragondorff LP (Farmakope Herbal Indonesia, Ed.1. 2008)
  • 6. 3.4 Reaksi Pengendapan  Reaksi Meyer Pereaksi Mayer : 1,36g HgC12 dilarutkan dalam 60 ml air suling. Pada bagian lain dilarutkan pula 5 g KI dalam 10 ml air suling. Kedua larutan ini kemudian dicampurkan dan diencerkan dengan air suling sampai 100 ml. Pereaksi ini disimpan dalam botol yang berwarna coklat, agar tidak rusak karena cahaya. (Meiske Sangi,2008) Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika sample ditambah perekasi meyer maka akan terbentuk endapan putih lalu ditambahkan alkohol endapannya larut. Tidak semua alkaloid menendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkaloidanya. (Meiske Sangi,2008)  Reaksi Wagner Pereaksi Wagner : sebanyak 1,27 g iodium dan 2 g KI dilarutkan dalam 5 ml air suling. Kemudian larutan ini diencerkan menjadi 100 ml dengan air suling. Endapan yang terbentuk disaring dan disimpan dalam botol yang berwarna coklat. Sampel bila di tambahkan dengan pereaksi wagner akan terbentuk endapan coklat yang menandakan adanya alkalioda. (Meiske Sangi,2008) 3.5 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa–senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida–lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisisfraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.( Hanum Firdausya,2016) Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin di deteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel
  • 7. berdasarkan perbedaan kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisika-kimia dengan fase gerak (larutan pengembang yang cocok), dan fase diam yang diletakkan pada penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang cocok. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) lalu hasil pengembangan di deteksi. Zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan fase diam akan cenderung tertahan dan nilai Rf-nya paling kecil. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk mengidentifikasi senyawa. Nilai Rf dari senyawa murni dapat dibandingkan dengan Nilai Rf senyawa standar. Rf merupakan nilai dari Jarak relativ pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa.Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf juga disebut factor referensi.
  • 8. 4. Metode Penelitian 4.1 Bagan Alir a. Preparasi Sampel b. Reaksi Pengendapan Larutan IA,IB dan IC IA ditambah dengan pereaksi Mayer IB ditambah dengan pereaksi Wagner. IC digunakan sebagai blanko Amati, adanya kekeruhan atau endapan menunjukkan adanya alkaloid
  • 9. c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)  Pembuatan Larutan Uji  Penjenuhan Bejana Ditimbang serbuk simplisia Alstonia scholaris sebanyak 1gram Tambahkan Pelarut yang sesuai sebanyak 10ml Panaskan diatas penangas air sambil di aduk, selama 10 menit. Masukkan filtrat kedalam labu ukur 10,0 ml Tambahkanpelarutad garistanda Ukur kertas saring dengan panjang 18 cm dan lebar selebar bejana yang akan digunakan Letakkan ke dalam bejana Masukkan larutan pengembang kedalam bejana, hingga tingginya 0,5 sampai 1 cm dari dasar bejana. Tutup kedap dan biarkan hingga kertas saring basah seluruhnya, kertas saring harus selalu tercelup dalam larutan pengembang pada dasar bejana
  • 10.  Prosedur KLT Ukur plat KLT sesuai kebutuhan Buat garis dasar pada bagian bawah plat, sekitar 0,5 cm dari tepi bawah Totolkan Larutan Uji dan Larutan pembanding menggunakan pipa kapiler , dengan jarak 1,5-2 cm dari tepi bawah plat. Fase gerak : Kloroform P-metanol P (9:1) Fase diam : Silika gel 60 F254 Larutan uji : 0.1% dalam methanol P Larutan pembanding : Tetrahidroalstonin 0.1% dalam methanol P Volume penotolan : 20 µL larutan uji dan 10 µL larutan pembanding Deteksi : Dragondorff LP (Farmakope Herbal Indonesia, Ed.1. 2008) Masukkan Plat ke dalam chamber yang berisi eluen (larutan pengembang).Posisi totolan di bagian bawah, tidak terendam eluen. Biarkan hingga fase gerak merambat sampai batas jarak rambat. Keluarkan plat dan keringkan Amati bercak dengan sinar UV (254-365 nm), jika perlu semprot dengan penampak noda. Tentukan Nilai Rf
  • 11. 4.2 Penjelasan Prosedur Kerja a. Preparasi Sampel  Ditimbang Ekstrak Alstonia scholaris sebanyak 0.9 g, kemudian di larutkan menggunakan etanol, setelah larut di tambahkan larutan asam yaitu HCl 2N sebanyak 5 ml.  Kemudian larutan di panaskan diatas penangas air selama 2-3 menit sambil diaduk. Kemudian turunkan dan di tunggu hingga dingin,  Ditimbang NaCl sebanyak 0.3 gram, dan ditambahkan kedalam campuran ekstrak. Aduk hingga homogen  Di saring hingga di dapatkan filtrat  Filtrat di tambahkan dengan larutan HCl 2N sebanyak 5 ml, kemudian di bagi menjadi 3 bagian  Masing-masing bagian di beri label “IA,IB dan IC” b. Reaksi Pengendapan  Larutan berlabel IA di tambahkan dengan pereaksi Mayer  Larutan berlabel IB di tambahkan dengan pereaksi Wagner  Sedangkan Larutan IC digunakan sebagai blanko  Amati perubahan yang terjadi, Adanya endapan atau kekeruhan menandakan adanya Alkaloid c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) (Farmakope Herbal Indonesia Jilid I. 2008. Halaman 165) Pengujian kualitatif senyawa alkaloid ekstrak Alstonia scholaris dengan metode kromatografi lapis tipis sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1 tahun 2008  Timbang ± 1 gram serbuk simplisia  Direndam sambil dikocok diatas penangas air dengan 10mL pelarut yang sesuai selama 10 menit kemudian di saring  Filtrat dimasukkan kedalam labu ukur 10mL, kemudian tambahkan pelarut ad garis tanda
  • 12.  Totolkan larutan uji (0,1% dalam metanol.P) dan larutan pembanding (Tetrahidroalstonin 0,1% dalam metanol.P) dengan jarak antara 1,5 cm sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering  Ditempelkan kertas saring dalam bejana kromatografi  Dimasukkan sejumlah larutan pengembang ke dalam bejana kromatografi  Bejana ditutup dan dibiarkan hingga fase gerak merambat sampai batas jarak rambat  Jika fase gerak telah mencapai batas jarak rambat, maka kertas saring dikeluarkan dan dikeringkan di udara  Bercak diamati dengan sinar tampak menggunakan ultraviolet gelombang pendek (254nm) kemudian dengan ultraviolet gelombang panjang (366nm)  Diukur dan dicatat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta dicatat panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati  Dihitung harga Rf
  • 13. Daftar Pustaka 1. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2. Firdausya, Hanum. 2016. Kromatografi Kertas Dan Kromatografilapis Tipis.UNPAD. 3. Juhaeti, Titi. 2009. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Pulai {Alstonia Scholaris (L.) R.Br). Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi- LIPI.Cibinong. 4. Kristanti, Alfinda Novi, Nanik Siti Muslimah, dkk. 2008. Buku Belajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press. 5. Lenny,Sovia.2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, dan Alkaloida.USU Repository 6. Tim VitaHealth. 2006. Seluk Beluk Food Supplement. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 7. Sangi. Meiske. Max R. J. Runtuwene, et all.2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat Di Kabupaten Minahasa Utara. MIPA UNSRAT Manado.