1. TUGAS
METODE SURVEY DENGAN SKALA DAN KEGUNAANNYA
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Evaluasi Lahan
Semester Ganjil Tahun 2010
Oleh
Raden Bondan Eddyana B
150110080162
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI D
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2. Page | 2
A. Pengertian Survey Tanah
Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun langsung kelapangan. Data yang
diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi, lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan
dilapangan, analisis dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system
klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari survei tanah dan ahli
teknologi pertanian (Abdullah, 1996). Survei kapabilitas tanah ialah menyusun laporan mengenai keadaan
kapabilitas tanah dengan jalan mengadakan survei atau pengamatan lapangan dan pemetaan tanah tingkat
semi detail skala 1 : 50.000 dari suatu daerah yang akan dikembangkan untuk pertanian dan transmigrasi.
Survei tanah yang dilakukan selain untuk melakukan tingkat kapabilitas atau kemampuan lahan secara
keseluruhan, juga dilakukan sebagai bahan untuk pemetaan tanah dalam hubungannya dengan penentuan
klasifikasi tanah (Sarief, 1986).
B. Langkah – langkah dalam Survey Tanah
langkah-langkah yang diuraikan dalam melakukan survei tanah terinci adalah sebagai berikut
(Darmawijaya,1997).
1. Persiapan
2. Kerja lapang
a. Orientasi
b. Pemboran
c. Penyidikan profil tanah (soil profile identification)
d. Data lahan
3. Penyelesaian
a. Analisis contoh tanah
b. Klasifikasi tanah
c. Determinasi jenis tanah
d. Penggambaran peta tanah
3. Page | 3
e. Laporan
C. Fenomenda Penurunan Lahan (Land Subsidence)
Land subsidence (penurunan tanah) adalah suatu fenomena alam yang banyak terjadi di kota-kota besar
yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta, Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo. Dari
studi penurunan tanah yang dilakukan selama ini, diidentifikasi ada beberapa faktor penyebab terjadinya
penurunan tanah yaitu : pengambilan air tanah yang berlebihan, penurunan karena beban bangunan,
penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-
gaya tektonik. Dari empat tipe penurunan tanah ini, penurunan akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan dipercaya sebagai salah satu tipe penurunan tanah yang dominan untuk kota-kota besar
tersebut. Karena data dan informasi tentang penurunan muka tanah akan sangat bermanfaat bagi aspek-
aspek pembangunan seperti untuk perencanaan tata ruang (di atas maupun di bawah permukaan tanah),
perencanaan pembangunan sarana/prasarana, pelestarian lingkungan, pengendalian dan pengambilan
airtanah, pengendalian intrusi air laut, serta perlindungan masyarakat (linmas) dari dampak penurunan
tanah (seperti terjadinya banjir); maka sudah sewajarnya bahwa informasi tentang karakteristik penurunan
tanah ini perlu diketahui dengan sebaik-baiknya dan kalau bisa sedini mungkin. Dengan kata lain
fenomena penurunan tanah perlu dipelajari dan dipantau secara berkesinambungan.
Pada prinsipnya, penurunan tanah dari suatu wilayah dapat dipantau dengan menggunakan beberapa
metode, baik itu metode-metode hidrogeologis (e.g. pengamatan level muka air tanah serta pengamatan
dengan ekstensometer dan piezometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah) dan
metode geoteknik, maupun metode-metode geodetik seperti survei sipat datar (leveling), survei gaya berat
mikro, survei GPS (Global Positioning System), dan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar).
D. Teknik Pemantauan Land Subsidence Dengan Gps
GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-satelit
Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997]. Prinsip studi penurunah
tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi
yang dipilih, secara periodik untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode
survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari
survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristik penurunan tanah akan dapat dihitung dan
dipelajari lebih lanjut. GPS memberikan nilai vektor pergerakan tanah dalam tiga dimensi (dua komponen
horisontal dan satu komponen vertikal). Jadi disamping memberikan informasi tentang besarnya
4. Page | 4
penurunan muka tanah, GPS juga sekaligus memberikan informasi tentang pergerakan tanah dalam arah
horisontal.
GPS memberikan nilai vektor pergerakan dan penurunan tanah dalam suatu sistem koordinat referensi
yang tunggal. Dengan itu maka GPS dapat digunakan untuk memantau pergerakan suatu wilayah secara
regional secara efektif dan efisien. GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi
sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal. Dengan
tingkat presisi yang tinggi dan konsisten ini maka diharapkan besarnya pergerakan dan penurunan tanah
yang kecil sekalipun akan dapat terdeteksi dengan baik.
GPS dapat dimanfaatkan secara kontinyu tanpa tergantung waktu (siang maupun malam), dalam segala
kondisi cuaca. Dengan karakteristik semacam ini maka pelaksanaan survei GPS untuk pemantauan
pergerakan dan penurunan muka tanah dapat dilaksanakan secara efektif dan fleksibel.
E. Penelitian Land Subsidence di Jakarta dengan GPS
Land Subsidence telah cukup lama dilaporkan terjadi di wilayah Jakarta. Menurut para peneliti selama ini
ada empat tipe land subsidence yang mungkin terjadi di basin Jakarta, yaitu subsidence karena
pengambilan air tanah yang berlebihan, land subsidence karena beban bangunan, land subsidence karena
adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan tanah, serta land subsidence yang diakibatkan oleh
timbulnya gaya tektonik. Secara umum informasi tentang karakteristik dan pola land subsidence
(penurunan tanah) di wilayah Jakarta akan sangat bermanfaat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Jakarta.
Pemantauan penurunan tanah di wilayah DKI Jakarta menggunakan teknologi satelit GPS telah
dilasanakan secara periodik sejak tahun 1997 sampai dengan akhir tahun 2005 oleh KK Geodesi
bekerjasama dengan BAKOSURTANAL dan Pemda DKI, dimana survei pengukurannya telah dilakukan
sebanyak 5 periode pengamatan. Dari hasil pengolahan data survey GPS memang diperoleh informasi
mengenai adanya penurunan tanah di wilayah Jakarta, dimana daerah Jakarta utara merupakan wilayah
yang cukup signifikan terjadi penurunan tanah. Besarnya penurunan tanah diwilayah Jakarta selama lima
periode ini rata–rata berkisar antara beberapa centimeter sampai beberapa belas centimeter, dan di daerah
tertentu ada yang mencapai beberapa puluh centimeter.
5. Page | 5
DAFTAR PUSTAKA
Rakhman. 2009. Pemantauan Penurunan Tanah (land subsidence) di Kota-kota Besar dengan
GPS. Diakses melalui http://engineersblogs.blogspot.com/2009/07/pemantauan
penurunan-tanah-land.html. Tanggal akses 30/11/2010
Anonym. 2010. Survey Tanah. Universitas Sumatera Utara. Diakses melalui
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19210/4/Chapter%20II.pdf. Tanggal
akses 30/11/2010