1. Orang Musyrik Tidak Diwarisi Oleh Anak-Anaknya Yang Muwahhid
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=750&bagian=0
Orang Musyrik Tidak Diwarisi Oleh Anak-Anaknya Yang Muw...
Kategori :
Waris=Fara'idh
Tanggal : Selasa, 25 Mei 2004 07:33:03 WIB
ORANG MUSYRIK TIDAK DIWARISI OLEH ANAK-ANAKNYA YANG MUWAHHID [YANG
AQIDAHNYA LURUS]
Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta
Pertanyaan.
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Seorang laki-laki biasa mengerjakan shalat, puasa
dan rukun-rukun Islam lainnya, namun disamping itu ia juga memohon kepada selain Allah, seperti ;
bertawasul dengan para wali dan meminta pertolongan kepada mereka serta berkeyakinan bahwa mereka
memiliki kemampuan untuk mendatangkan manfaat dan mencegah mudharat. Tolong beri tahu kami, semoga
Allah memberi anda kebaikan, apakah anak-anaknya yang mengesakan Allah dan tidak mempersekutukanNya
dengan sesuatu pun mewarisi ayah mereka, dan bagaimana hukum mereka ?
Jawaban.
Orang yang mengerjakan shalat, puasa dan rukun-rukun Islam lainnya, namun disamping itu ia pun meminta
pertolongan kepada orang-orang yang telah meninggal, orang-orang yang tidak ada atau kepada malaikat dan
sebagainya, maka ia seorang musyrik. Jika telah dinasehati namun tidak menerima dan tetap seperti itu sampai
meninggal, maka ia telah melakukan syirik akbar yang mengeluarkannya dari agama Islam, sehingga tidak
boleh dimandikan, tidak boleh dishalatkan jenazahnya, tidak boleh dikubur di pekuburan kaum Muslimin dan
tidak boleh dimintakan ampunan untuknya serta warisannya tidak diwarisi oleh anak-anaknya, orang tuanya
atau saudara-saudaranya atau lainnya yang muwahhid (yang tidak mempersekutukan Allah). Hal ini karena
perbedaan agama mereka dengan si mayat, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Tidaklah seorang muslim mewarisi seorang kafir dan tidaklah seorang kafir mewarisi seorang
muslim” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim]
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada seluruh keluarga dan para
sahabatnya.
[Al-Lajnah Ad-Da’imah (dari kitab Fatawa Islamiyah), Juz 3, hal.51]
[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad
Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 532-533 Darul Haq]
Halaman 1/1