SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
COLREG / Peraturan Pencegahan
Tubrukan di Laut (P2TL) 1972
By,
Capt. Ahmad Mujahid
IKHTISAR P2TL - 1972
( PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT )
• BAGIAN UMUM
Aturan 1 – 3
• BAGIAN ATURAN MENGEMUDI DAN ATURAN BERLAYAR
Sikap kapal dalam setiap kondisi ( Aturan 4 – 10 )
Sikap kapal yang saling melihat ( Aturan 11 - 18 )
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas( Aturan 19 )
IKHTISAR LAMPIRAN -
LAMPIRAN
• LAMPIRAN. I
Penempatan dan rincian teknik lampu-lampu dan sosok-sosok
benda
• LAMPIRAN. II
Isyarat tambahan bagi kapal nelayan yang menangkap ikan
• LAMPIRAN. III
Rincian teknis alat isyarat bunyi
• LAMPIRAN. IV
Isyarat mara bahaya
ATURAN. 1
Penerapan
Aturan ini berlaku bagi semua kapal di…
• Laut lepas
• Perairan yang ada hubungannya dengan laut
• Dan setiap perairan yang dapat dilayari oleh kapal
Bolehkah suatu negara membuat aturan selain P2TL ?
Boleh, asalkan tidak bertentangan dan
Tidak boleh, apabila bertentangan dengan aturan P2TL
ATURAN. 2
Pertanggung jawaban
Yang diminta pertanggung jawaban :
1. Kapal sebagai institusi
2. Pemilik kapal
3. Nakhoda
4. Awak kapal ( perwira dan ABK )
ATURAN. 3
Definisi Umum
“Kapal” mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk kapal tanpa berat benam dan pesawat
terbang laut, yang digunakan atau dapat digunakan sebagai sarana pengangkutan di air.
“Kapal tenaga” berarti tiap kapal yang digerakan dengan mesin
“Kapal Layar” berarti tiap kapal yang digerakan dengan layar, dengan ketentuan bahwa mesin
penggeraknya, apabila dilengkapi tidal digunakan.
“Kapal yang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang menangkap ikan dengan jaring, tali, pukat
atau alat penangkap ikan lainnya, yang membatasi kemampuan olah geraknya, tetapi tidak
termasuk kapal yang menangkap ikan dengan tali pancing atau alat penangkap ikan lain yang
tidak membatasi kemampuan olah gerak.
“Pesawat terbang laut” mencakup tiap pesawat terbang yang dirancang untuk dapat mengolah
gerak di air.
“Kapal tidak dapat diolah gerak” berarti kapal yang oleh karena sesuatu keadaan istimewa tidak
mampu berolah gerak sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh
karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain
Lanjutan Aturan. 3
“Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang dari sifat pekerjaannya,
mengakibatkan terbatas kemampuan olah gerakanya sebagaimana yang ditetapkan olaeh
aturan-aturan ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain
“Kapal yang terkekang oleh saratnya” berarti kapal tenaga yang oleh karena saratnya,
sehubungan dengan kedalaman air yang ada.
“Sedang berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh jangkar atau tidak terikat pada daratan
atau tidak kandas.
kata “Panjang” dan “lebar”, berarti panjang seluruhnya dan lebar terbesar.
Kapal-kapal diartikan sebagi melihat satu sama lain hanya apabila kapal yang satu dapat
diamati secara visual oleh kapal yang lain.
“Penglihatan terbatas” berarti tiap keadaan yang mengakibatkan penglihatan terbatas oleh
kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir, atau keadaan lain yang serupa.
ATURAN. 5
Penerapan
Pengamatan yang baik yaitu pengamatan yang
menggunakan penglihatan, pendengaran, maupun
semua sarana yang tersedia dalam suasana dan
keadaan yang ada. Sehingga dapat membuat penilaian
sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan.
Dilakukan ± 5 menit.
Aturan 4, hanya penerapan yang berlaku dalam seksi pada setiap kondisi
penglihatan
ATURAN. 6
Laju Aman
Laju aman adalah kecepatan terkendali kapal sehingga dapat
menghindari bahaya tubrukan secara cepat, tepat dan efisien.
Faktor yang harus diperhatikan:
• Tingkat penglihatan
• Kepadatan lalu lintas
• Daya olah gerak
• Pada malam hari
• Keadaan angin, arus dan bahaya navigasi
• Sarat
ATURAN. 7
Bahaya Tubrukan
Bahaya tubrukan dianggap ada jika :
1. Timbul keragu-raguan
2. Baringan pedoman tidak menunjukan perubahan yang
berarti
3. Mendekati sebuah tundaan
4. Mendekati kapal besar
5. Mendekati kapal dengan jarak dekat
Situasi Berbahaya Tubrukan
ATURAN. 8
Tindakan Untuk Menghindari Bahaya Tubrukan
• Mengambil tindakan tegas dalam waktu yang tepat.
• Perubahan haluan yang cukup besar
• Mencegah situasi meruncing lainnya
• Menjaga jaga aman
• Mengurangi dan menghentikan laju
ATURAN. 9
Alur Pelayaran Sempit
Kapal yang berlayar di alur pelayaran sempit ;
• Mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan
batas luar alur pelayaran atau air pelayaran yang
berada di lambung kanannya.
• Tidak boleh merintangi penyebrangan kapal lain.
• Tidak boleh memotong alur pelayaran.
• Menghindari berlabuh jangkar
Mendekati batas luar
Mendekati jarak aman
ATURAN. 10
Bagan Pemisah Lalu Lintas
Kapal yang berlayar di bagan pemisah :
• Berlayar dalam arah jalur lalu lintas yang sesuai.
• Menjauhi garis/zona pemisah
• Memasuki/meninggalkan jalur pada ujung jalur
• Menghindari memotong jalur-jalur lalu lintas
• Menghindari berlabuh jangkar
• Menghindari menangkap ikan
ATURAN. 13
Penyusulan
Kapal dianggap sedang menyusul bilamana mendekati
kapal lain dari jurusan lebih dari 22,5 derajat
dibelakang arah melintang, yakni dalam kedudukan
demikian, sehingga terdapat kapal yang sedang
disusulnya itu, pada malam hari hanya melihat lampu
buritannya, tetapi tidak satupun lampu-lampu
lambungnya.
Sektor penyusulan
-.-.
--.. --.
ATURAN. 14
Situasi berhadapan
Apabila dua buah kapal tenaga
bertemu pada haluan
berlawanan sehingga
mengakibatkan bahaya
tubrukan, maka masing-masing
harus merubah haluannya ke
kanan, sehingga akan
berpapasan pada lambung
kirinya.
ATURAN. 15
Situasi Silang
Syarat berlakunya aturan ini
• Keduanya kapal tenaga
• Adanya bahaya tubrukan
• Pada posisi silang
Kapal yang mendapatkan kapal lain
pada lambung kanannya harus
menyimpang dan jangan memotong
di muka kapal lain.
ATURAN. 16
Tindakan Oleh Kapal “yang memberi Jalan”
Setiap kapal harus mengambil tindakan yang cukup sedini
mungkin untuk menghindari bahaya tubrukan.
Kapal bertahan
Kapal memberi
jalan
ATURAN. 17
Tindakan oleh kapal “yang bertahan”
Apabila melihat kapal lain yang diwajibkan menyimpang
itu tidak mengambil tindakan yang sesuai, maka kapal
yang terakhir itu boleh bertindak mengambil
tindakan itu dengan olah geraknya sendiri sehingga
merupakan bantuan sebaik-baiknya untuk
menghindari bahaya tubrukan.
ATURAN. 18
Tanggung jawab antar kapal
Kapal tenaga sedang berlayar harus menyimpang :
Kapal yang tidak dapat diolah gerak
Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya
Kapal yang sedang menangkap ikan
Kapal layar
ATURAN. 19
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas
Setiap kapal harus memperhatikan suasana dan keadaan
penglihatan terbatas yang ada.
Setiap kapal harus bergerak dengan laju aman dan harus
mempersiapkan mesinnya untuk dapat berolah gerak
dengan segera.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALBeny Jackson Maliota
 
Sistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaSistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaGunawan Manalu
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananbachrisb
 
COLREGS 1972 (Understandable Version)
COLREGS 1972 (Understandable Version) COLREGS 1972 (Understandable Version)
COLREGS 1972 (Understandable Version) Gian Gabriel Ibo
 
ECDIS PPT - AMRI A.pptx
ECDIS PPT - AMRI A.pptxECDIS PPT - AMRI A.pptx
ECDIS PPT - AMRI A.pptxAmriAmalillah2
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahYuliansyah Haroni
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
 
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...Akbar Yahya Yogerasi
 
Perhitungan nilai variasi
Perhitungan nilai variasiPerhitungan nilai variasi
Perhitungan nilai variasiGunawan Manalu
 
Isa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeIsa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeArdi Green
 
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalANGGI ANGGARA MALIK
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantiniDidik Purwiyanto Vay
 

What's hot (20)

KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
 
Sistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaSistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbola
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikanan
 
COLREGS 1972 (Understandable Version)
COLREGS 1972 (Understandable Version) COLREGS 1972 (Understandable Version)
COLREGS 1972 (Understandable Version)
 
Gyrocompass
GyrocompassGyrocompass
Gyrocompass
 
Marpol
MarpolMarpol
Marpol
 
ECDIS PPT - AMRI A.pptx
ECDIS PPT - AMRI A.pptxECDIS PPT - AMRI A.pptx
ECDIS PPT - AMRI A.pptx
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
 
TBK - Stabilitas Kapal
TBK - Stabilitas KapalTBK - Stabilitas Kapal
TBK - Stabilitas Kapal
 
Perhitungan nilai variasi
Perhitungan nilai variasiPerhitungan nilai variasi
Perhitungan nilai variasi
 
LSA
LSALSA
LSA
 
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCESFIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
 
Isa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeIsa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resume
 
ROR review
ROR reviewROR review
ROR review
 
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
 
RADAR ARPA.ppt
RADAR ARPA.pptRADAR ARPA.ppt
RADAR ARPA.ppt
 
SISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKANSISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKAN
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
 

Similar to P2TL - Draft.ppt

Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaIrwanJaya7
 
PPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxPPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxahmadznal
 
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptx
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptxOLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptx
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptxAhmadDoni8
 
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP THE OWNER.pdf
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP  THE OWNER.pdf1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP  THE OWNER.pdf
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP THE OWNER.pdfLastriAni1
 
TUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxTUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxahmadznal
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaFazrin Heros
 
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxMAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxIppang4
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxBowo65
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutanrizkinrw
 
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIPERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIarsa faiz
 
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptxlaptopnyakaaaaa
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganMayeng Coey
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptssuserd30037
 
Makalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netMakalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netPT. SASA
 
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptx
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptxPresentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptx
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptxfajarnugraha091193
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranDeskaUliyani1
 

Similar to P2TL - Draft.ppt (20)

Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jaga
 
PPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptxPPT KELOMPOK 3 .pptx
PPT KELOMPOK 3 .pptx
 
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptx
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptxOLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptx
OLAH_GERAK_DAN_PENGENDALIAN_KAPAL.pptx
 
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP THE OWNER.pdf
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP  THE OWNER.pdf1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP  THE OWNER.pdf
1. Rule – 2 RESPONSIBILITY ANY SHIP THE OWNER.pdf
 
TUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptxTUBRUKAN .pptx
TUBRUKAN .pptx
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
 
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
 
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxMAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
 
PERENC. PELABUHAN 3.ppt
PERENC. PELABUHAN 3.pptPERENC. PELABUHAN 3.ppt
PERENC. PELABUHAN 3.ppt
 
kapal.ppt
kapal.pptkapal.ppt
kapal.ppt
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
 
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIPERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
 
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkungan
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
 
Makalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netMakalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill net
 
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptx
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptxPresentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptx
Presentation Olah Gerak - Single Buoy Mooring.pptx
 
CROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptxCROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptx
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaran
 

Recently uploaded

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 

Recently uploaded (10)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 

P2TL - Draft.ppt

  • 1. COLREG / Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) 1972 By, Capt. Ahmad Mujahid
  • 2. IKHTISAR P2TL - 1972 ( PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT ) • BAGIAN UMUM Aturan 1 – 3 • BAGIAN ATURAN MENGEMUDI DAN ATURAN BERLAYAR Sikap kapal dalam setiap kondisi ( Aturan 4 – 10 ) Sikap kapal yang saling melihat ( Aturan 11 - 18 ) Sikap kapal dalam penglihatan terbatas( Aturan 19 )
  • 3. IKHTISAR LAMPIRAN - LAMPIRAN • LAMPIRAN. I Penempatan dan rincian teknik lampu-lampu dan sosok-sosok benda • LAMPIRAN. II Isyarat tambahan bagi kapal nelayan yang menangkap ikan • LAMPIRAN. III Rincian teknis alat isyarat bunyi • LAMPIRAN. IV Isyarat mara bahaya
  • 4. ATURAN. 1 Penerapan Aturan ini berlaku bagi semua kapal di… • Laut lepas • Perairan yang ada hubungannya dengan laut • Dan setiap perairan yang dapat dilayari oleh kapal Bolehkah suatu negara membuat aturan selain P2TL ? Boleh, asalkan tidak bertentangan dan Tidak boleh, apabila bertentangan dengan aturan P2TL
  • 5. ATURAN. 2 Pertanggung jawaban Yang diminta pertanggung jawaban : 1. Kapal sebagai institusi 2. Pemilik kapal 3. Nakhoda 4. Awak kapal ( perwira dan ABK )
  • 6. ATURAN. 3 Definisi Umum “Kapal” mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk kapal tanpa berat benam dan pesawat terbang laut, yang digunakan atau dapat digunakan sebagai sarana pengangkutan di air. “Kapal tenaga” berarti tiap kapal yang digerakan dengan mesin “Kapal Layar” berarti tiap kapal yang digerakan dengan layar, dengan ketentuan bahwa mesin penggeraknya, apabila dilengkapi tidal digunakan. “Kapal yang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang menangkap ikan dengan jaring, tali, pukat atau alat penangkap ikan lainnya, yang membatasi kemampuan olah geraknya, tetapi tidak termasuk kapal yang menangkap ikan dengan tali pancing atau alat penangkap ikan lain yang tidak membatasi kemampuan olah gerak. “Pesawat terbang laut” mencakup tiap pesawat terbang yang dirancang untuk dapat mengolah gerak di air. “Kapal tidak dapat diolah gerak” berarti kapal yang oleh karena sesuatu keadaan istimewa tidak mampu berolah gerak sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain
  • 7. Lanjutan Aturan. 3 “Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang dari sifat pekerjaannya, mengakibatkan terbatas kemampuan olah gerakanya sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain “Kapal yang terkekang oleh saratnya” berarti kapal tenaga yang oleh karena saratnya, sehubungan dengan kedalaman air yang ada. “Sedang berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh jangkar atau tidak terikat pada daratan atau tidak kandas. kata “Panjang” dan “lebar”, berarti panjang seluruhnya dan lebar terbesar. Kapal-kapal diartikan sebagi melihat satu sama lain hanya apabila kapal yang satu dapat diamati secara visual oleh kapal yang lain. “Penglihatan terbatas” berarti tiap keadaan yang mengakibatkan penglihatan terbatas oleh kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir, atau keadaan lain yang serupa.
  • 8. ATURAN. 5 Penerapan Pengamatan yang baik yaitu pengamatan yang menggunakan penglihatan, pendengaran, maupun semua sarana yang tersedia dalam suasana dan keadaan yang ada. Sehingga dapat membuat penilaian sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan. Dilakukan ± 5 menit. Aturan 4, hanya penerapan yang berlaku dalam seksi pada setiap kondisi penglihatan
  • 9. ATURAN. 6 Laju Aman Laju aman adalah kecepatan terkendali kapal sehingga dapat menghindari bahaya tubrukan secara cepat, tepat dan efisien. Faktor yang harus diperhatikan: • Tingkat penglihatan • Kepadatan lalu lintas • Daya olah gerak • Pada malam hari • Keadaan angin, arus dan bahaya navigasi • Sarat
  • 10. ATURAN. 7 Bahaya Tubrukan Bahaya tubrukan dianggap ada jika : 1. Timbul keragu-raguan 2. Baringan pedoman tidak menunjukan perubahan yang berarti 3. Mendekati sebuah tundaan 4. Mendekati kapal besar 5. Mendekati kapal dengan jarak dekat
  • 11.
  • 13. ATURAN. 8 Tindakan Untuk Menghindari Bahaya Tubrukan • Mengambil tindakan tegas dalam waktu yang tepat. • Perubahan haluan yang cukup besar • Mencegah situasi meruncing lainnya • Menjaga jaga aman • Mengurangi dan menghentikan laju
  • 14.
  • 15. ATURAN. 9 Alur Pelayaran Sempit Kapal yang berlayar di alur pelayaran sempit ; • Mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan batas luar alur pelayaran atau air pelayaran yang berada di lambung kanannya. • Tidak boleh merintangi penyebrangan kapal lain. • Tidak boleh memotong alur pelayaran. • Menghindari berlabuh jangkar
  • 17. ATURAN. 10 Bagan Pemisah Lalu Lintas Kapal yang berlayar di bagan pemisah : • Berlayar dalam arah jalur lalu lintas yang sesuai. • Menjauhi garis/zona pemisah • Memasuki/meninggalkan jalur pada ujung jalur • Menghindari memotong jalur-jalur lalu lintas • Menghindari berlabuh jangkar • Menghindari menangkap ikan
  • 18.
  • 19. ATURAN. 13 Penyusulan Kapal dianggap sedang menyusul bilamana mendekati kapal lain dari jurusan lebih dari 22,5 derajat dibelakang arah melintang, yakni dalam kedudukan demikian, sehingga terdapat kapal yang sedang disusulnya itu, pada malam hari hanya melihat lampu buritannya, tetapi tidak satupun lampu-lampu lambungnya.
  • 21. ATURAN. 14 Situasi berhadapan Apabila dua buah kapal tenaga bertemu pada haluan berlawanan sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, maka masing-masing harus merubah haluannya ke kanan, sehingga akan berpapasan pada lambung kirinya.
  • 22. ATURAN. 15 Situasi Silang Syarat berlakunya aturan ini • Keduanya kapal tenaga • Adanya bahaya tubrukan • Pada posisi silang Kapal yang mendapatkan kapal lain pada lambung kanannya harus menyimpang dan jangan memotong di muka kapal lain.
  • 23. ATURAN. 16 Tindakan Oleh Kapal “yang memberi Jalan” Setiap kapal harus mengambil tindakan yang cukup sedini mungkin untuk menghindari bahaya tubrukan. Kapal bertahan Kapal memberi jalan
  • 24. ATURAN. 17 Tindakan oleh kapal “yang bertahan” Apabila melihat kapal lain yang diwajibkan menyimpang itu tidak mengambil tindakan yang sesuai, maka kapal yang terakhir itu boleh bertindak mengambil tindakan itu dengan olah geraknya sendiri sehingga merupakan bantuan sebaik-baiknya untuk menghindari bahaya tubrukan.
  • 25. ATURAN. 18 Tanggung jawab antar kapal Kapal tenaga sedang berlayar harus menyimpang : Kapal yang tidak dapat diolah gerak Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya Kapal yang sedang menangkap ikan Kapal layar
  • 26. ATURAN. 19 Sikap kapal dalam penglihatan terbatas Setiap kapal harus memperhatikan suasana dan keadaan penglihatan terbatas yang ada. Setiap kapal harus bergerak dengan laju aman dan harus mempersiapkan mesinnya untuk dapat berolah gerak dengan segera.