2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
P2TL - Draft.ppt
1. COLREG / Peraturan Pencegahan
Tubrukan di Laut (P2TL) 1972
By,
Capt. Ahmad Mujahid
2. IKHTISAR P2TL - 1972
( PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT )
• BAGIAN UMUM
Aturan 1 – 3
• BAGIAN ATURAN MENGEMUDI DAN ATURAN BERLAYAR
Sikap kapal dalam setiap kondisi ( Aturan 4 – 10 )
Sikap kapal yang saling melihat ( Aturan 11 - 18 )
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas( Aturan 19 )
3. IKHTISAR LAMPIRAN -
LAMPIRAN
• LAMPIRAN. I
Penempatan dan rincian teknik lampu-lampu dan sosok-sosok
benda
• LAMPIRAN. II
Isyarat tambahan bagi kapal nelayan yang menangkap ikan
• LAMPIRAN. III
Rincian teknis alat isyarat bunyi
• LAMPIRAN. IV
Isyarat mara bahaya
4. ATURAN. 1
Penerapan
Aturan ini berlaku bagi semua kapal di…
• Laut lepas
• Perairan yang ada hubungannya dengan laut
• Dan setiap perairan yang dapat dilayari oleh kapal
Bolehkah suatu negara membuat aturan selain P2TL ?
Boleh, asalkan tidak bertentangan dan
Tidak boleh, apabila bertentangan dengan aturan P2TL
5. ATURAN. 2
Pertanggung jawaban
Yang diminta pertanggung jawaban :
1. Kapal sebagai institusi
2. Pemilik kapal
3. Nakhoda
4. Awak kapal ( perwira dan ABK )
6. ATURAN. 3
Definisi Umum
“Kapal” mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk kapal tanpa berat benam dan pesawat
terbang laut, yang digunakan atau dapat digunakan sebagai sarana pengangkutan di air.
“Kapal tenaga” berarti tiap kapal yang digerakan dengan mesin
“Kapal Layar” berarti tiap kapal yang digerakan dengan layar, dengan ketentuan bahwa mesin
penggeraknya, apabila dilengkapi tidal digunakan.
“Kapal yang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang menangkap ikan dengan jaring, tali, pukat
atau alat penangkap ikan lainnya, yang membatasi kemampuan olah geraknya, tetapi tidak
termasuk kapal yang menangkap ikan dengan tali pancing atau alat penangkap ikan lain yang
tidak membatasi kemampuan olah gerak.
“Pesawat terbang laut” mencakup tiap pesawat terbang yang dirancang untuk dapat mengolah
gerak di air.
“Kapal tidak dapat diolah gerak” berarti kapal yang oleh karena sesuatu keadaan istimewa tidak
mampu berolah gerak sebagaimana yang ditetapkan olaeh aturan-aturan ini dan oleh
karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain
7. Lanjutan Aturan. 3
“Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang dari sifat pekerjaannya,
mengakibatkan terbatas kemampuan olah gerakanya sebagaimana yang ditetapkan olaeh
aturan-aturan ini dan oleh karenanya tidak mampu menyimpang kapal lain
“Kapal yang terkekang oleh saratnya” berarti kapal tenaga yang oleh karena saratnya,
sehubungan dengan kedalaman air yang ada.
“Sedang berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh jangkar atau tidak terikat pada daratan
atau tidak kandas.
kata “Panjang” dan “lebar”, berarti panjang seluruhnya dan lebar terbesar.
Kapal-kapal diartikan sebagi melihat satu sama lain hanya apabila kapal yang satu dapat
diamati secara visual oleh kapal yang lain.
“Penglihatan terbatas” berarti tiap keadaan yang mengakibatkan penglihatan terbatas oleh
kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir, atau keadaan lain yang serupa.
8. ATURAN. 5
Penerapan
Pengamatan yang baik yaitu pengamatan yang
menggunakan penglihatan, pendengaran, maupun
semua sarana yang tersedia dalam suasana dan
keadaan yang ada. Sehingga dapat membuat penilaian
sepenuhnya terhadap situasi dan bahaya tubrukan.
Dilakukan ± 5 menit.
Aturan 4, hanya penerapan yang berlaku dalam seksi pada setiap kondisi
penglihatan
9. ATURAN. 6
Laju Aman
Laju aman adalah kecepatan terkendali kapal sehingga dapat
menghindari bahaya tubrukan secara cepat, tepat dan efisien.
Faktor yang harus diperhatikan:
• Tingkat penglihatan
• Kepadatan lalu lintas
• Daya olah gerak
• Pada malam hari
• Keadaan angin, arus dan bahaya navigasi
• Sarat
10. ATURAN. 7
Bahaya Tubrukan
Bahaya tubrukan dianggap ada jika :
1. Timbul keragu-raguan
2. Baringan pedoman tidak menunjukan perubahan yang
berarti
3. Mendekati sebuah tundaan
4. Mendekati kapal besar
5. Mendekati kapal dengan jarak dekat
13. ATURAN. 8
Tindakan Untuk Menghindari Bahaya Tubrukan
• Mengambil tindakan tegas dalam waktu yang tepat.
• Perubahan haluan yang cukup besar
• Mencegah situasi meruncing lainnya
• Menjaga jaga aman
• Mengurangi dan menghentikan laju
14.
15. ATURAN. 9
Alur Pelayaran Sempit
Kapal yang berlayar di alur pelayaran sempit ;
• Mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan
batas luar alur pelayaran atau air pelayaran yang
berada di lambung kanannya.
• Tidak boleh merintangi penyebrangan kapal lain.
• Tidak boleh memotong alur pelayaran.
• Menghindari berlabuh jangkar
17. ATURAN. 10
Bagan Pemisah Lalu Lintas
Kapal yang berlayar di bagan pemisah :
• Berlayar dalam arah jalur lalu lintas yang sesuai.
• Menjauhi garis/zona pemisah
• Memasuki/meninggalkan jalur pada ujung jalur
• Menghindari memotong jalur-jalur lalu lintas
• Menghindari berlabuh jangkar
• Menghindari menangkap ikan
18.
19. ATURAN. 13
Penyusulan
Kapal dianggap sedang menyusul bilamana mendekati
kapal lain dari jurusan lebih dari 22,5 derajat
dibelakang arah melintang, yakni dalam kedudukan
demikian, sehingga terdapat kapal yang sedang
disusulnya itu, pada malam hari hanya melihat lampu
buritannya, tetapi tidak satupun lampu-lampu
lambungnya.
21. ATURAN. 14
Situasi berhadapan
Apabila dua buah kapal tenaga
bertemu pada haluan
berlawanan sehingga
mengakibatkan bahaya
tubrukan, maka masing-masing
harus merubah haluannya ke
kanan, sehingga akan
berpapasan pada lambung
kirinya.
22. ATURAN. 15
Situasi Silang
Syarat berlakunya aturan ini
• Keduanya kapal tenaga
• Adanya bahaya tubrukan
• Pada posisi silang
Kapal yang mendapatkan kapal lain
pada lambung kanannya harus
menyimpang dan jangan memotong
di muka kapal lain.
23. ATURAN. 16
Tindakan Oleh Kapal “yang memberi Jalan”
Setiap kapal harus mengambil tindakan yang cukup sedini
mungkin untuk menghindari bahaya tubrukan.
Kapal bertahan
Kapal memberi
jalan
24. ATURAN. 17
Tindakan oleh kapal “yang bertahan”
Apabila melihat kapal lain yang diwajibkan menyimpang
itu tidak mengambil tindakan yang sesuai, maka kapal
yang terakhir itu boleh bertindak mengambil
tindakan itu dengan olah geraknya sendiri sehingga
merupakan bantuan sebaik-baiknya untuk
menghindari bahaya tubrukan.
25. ATURAN. 18
Tanggung jawab antar kapal
Kapal tenaga sedang berlayar harus menyimpang :
Kapal yang tidak dapat diolah gerak
Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya
Kapal yang sedang menangkap ikan
Kapal layar
26. ATURAN. 19
Sikap kapal dalam penglihatan terbatas
Setiap kapal harus memperhatikan suasana dan keadaan
penglihatan terbatas yang ada.
Setiap kapal harus bergerak dengan laju aman dan harus
mempersiapkan mesinnya untuk dapat berolah gerak
dengan segera.