1.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
1
KERANGKA
ACUAN
RANGKAIAN
SEMINAR
NASIONAL
SATU
TAHUN
IMPLEMENTASI
KEBIKAN
SATU
PETA
Panel
3
Inisiatif
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
(Kebijakan
Nasional
VS
Kebijakan
Daerah)
I. Latar
Belakang
JKPP
merupakan
lembaga
jaringan
yang
beranggotakan
110
baik
anggota
individu
maupun
lembaga,
dengan
visi
lembaga
“Tegaknya
Kedaulatan
Rakyat
atas
Ruang”(jkpp.org).
JKPP
mengemban
mandat
dalam
perluasan
pengakuan
wilayah
kelola
rakyat
melalui
pemetaan
partisipatif
dan
advokasi
penataan
ruang.
Hingga
akhir
tahun
2016,
luas
total
peta
partisipatif
yang
berhasil
dikondolidasikan
bersama
dengan
anggota,
Simpul
Layanan
Pemetaan
Partisipatif
(SLPP)
dan
jaringan
mencapai
kurang
lebih
10,2
juta
ha.
Luasan
hasil
pemetaan
partisipatif
ini
mencakup
Wilayah
Kelola
Rakyat
(wikera.org)
dari
Masyarakat
Adat
dan
Masyarakat
Lokal
di
hampir
seluruh
wilayah
Indonesia.
Dalam
5
tahun
terakhir,
Pemerintah
telah
mengeluarkan
berbagai
kebijakan
yang
menjadi
pintu
masuk
pengakuan
wilayah
kelola
rakyat.
Dengan
kebijakan
ini,
JKPP
bersama
Simpul
Layanan
Pemetaan
Partisipatif
(SLPP)
dan
jaringan
berupaya
mendorong
pengakuan
peta
partisipatif
untuk
menegaskan
pengakuan
atas
Wilayah
Kelola
Rakyat.
Pada
Agustus
2015
,
dalam
konteks
Perhutanan
Sosial,
JKPP
bersama
KpSHK
dan
BRWA
telah
menyerahkan
peta
partisipatif
seluas
6.125.377
ha
kepada
Kementerian
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan.
Peta
Partisipatif
ini
telah
berkontribusi
pada
Peta
Indikatif
Areal
Perhutanan
Sosial
(PIAPS).
JKPP
juga
terlibat
dalam
mendorong
implementasi
skema
IP4T
di
beberapa
wilayah
kerja.
Termasuk
dalam
upaya
mempercepat
identifikasi
dan
inventarisasi
Wilayah
Adat
termasuk
upaya
percepatan
pengakuan
Hutan
Adat
melalui
Peraturan
Daerah
dan
kebijakan
lain
di
tingkat
Pemerintah
Daerah.
Hingga
saat
ini,
terdapat
8
(delapan)
MoU
antara
JKPP
dengan
Pemerintah
Daerah
setingkat
Kabupaten
dan
Provinsi
yang
telah
berhasil
diinisiasi.
Kedelapan
MoU
ini
diinisiasi
dalam
rangka
percepatan
penataan
batas
desa,
perencanaan
kawasan
pedesaan,
inisiasi
rencana
detail
tata
ruang,
dan
mendorong
Peraturan
Daerah
terkait
Perlindungan
Lahan
Pangan
dan
Pertanian
Berkelanjutan.
Kedelapan
MoU
yang
diinisiasi
JKPP
tersebut
bersama-‐sama
dengan
Kabupaten
Pulang
Pisau,
Kabupaten
Luwu
Utara,
Kabupaten
Maros,
Kabupaten
Wonosobo,
Kabupaten
Jayapura,
Kabupaten
Tambrauw,
Kabupaten
Batanghari,
dan
Propinsi
Papua.
Perbaikan
tata
kelola
ruang
yang
selama
ini
dilakukan
JKPP
tersebut
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
implementasi
Kebijakan
Satu
Peta
(melalui
Perpres
No.9
Tahun
2016).
Setelah
usia
Kebijakan
Satu
Peta
genap
satu
tahun,
upaya
untuk
memastikan
sinkronisasi
2.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
2
dan
verifikasi
peta
partisipatif
sebagai
bagian
dari
Informasi
Geospasial
Tematik
masih
berlangsung.
JKPP
bersama
jaringan
tetap
mengupayakan
dialog
yang
berkelanjutan
dan
membangun
bersama
dengan
pemangku
kepentingan.
Untuk
mewujudkan
percepatan
perluasan
Wilayah
Kelola
Rakyat
melalui
Kebijakan
Satu
Peta,
maka
JKPP
menginisiasi
panel
dalam
rangkaian
Seminar
Nasional
Satu
Tahun
Implementasi
Kebijakan
Satu
Peta,
yaitu:
“Inisiatif
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
(Kebijakan
Nasional
VS
Kebijakan
Daerah)”
II. Tujuan
Dalam
konteks
Implementasi
Kebijakan
Satu
Peta,
Panel
ini
bertujuan
untuk:
§ mengetahui
pertautan
kewenangan
Kementerian
dan
Lembaga
dalam
rangka
mewujudkan
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
dan
keselarasannya
dengan
inisiatif
Pemerintah
Daerah
serta
isu-‐isu
yang
menyertainya;
§ mengidentifikasi
modal
dari
masyarakat
sipil
dan
peluangnya
dalam
menjembatani
kebijakan
nasional
dan
kebijakan
daerah
dalam
mendukung
Inisiatif
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
dan
kontribusinya
pada
Kebijakan
Satu
Peta.
III. Hasil
Yang
Diharapkan
§ Adanya
pemahaman
yang
terbuka
dan
positif
untuk
mendukung
sinergitas
Kementerian/Lembaga
dengan
Pemerintah
Daerah
dalam
mendukung
inisiatif
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat;
§ Merumuskan
agenda
bersama
antar
K/L,
Pemerintah
Daerah
serta
CSO
pendukung
dalam
upaya
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
melalui
pemetaan
partisipatif
dalam
berbagai
kebijakan.
IV. Agenda
Panel
3
Inisiatif
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
(Kebijakan
Nasional
VS
Kebijakan
Daerah)
Waktu
Tema
Nara
Sumber
PIC
13.30
–
15.45
Kewenangan
Desa
dalam
pengelolaan
Wilayah
Kelola
Rakyat
dan
Peran
Pemerintah
Daerah”
Direktur
Penataan
dan
Administrasi
Pemerintahan
Desa,
Pada
Direktorat
Jenderal
Bina
Pemerintahan
Desa,
Kementerian
Dalam
Negeri
Moderator
Kerangka
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat”
Direktur
Pemberdayaan
Masyarakat,
Direktorat
Jenderal
Pembangunan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa,
Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi
Republik
Indonesia
3.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
3
Pengakuan
Wilayah
Kelola
Rakyat
Melalui
Sustainable
Land
Use
Planning
(SLUP).
Pemda
Kab.
Luwu
Utara
Upaya
memastikan
wilayah
kelola
rakyat
melalui
Perlindungan
lahan
Pangan
Pertanian
Berkelanjutan
Pemda
Kab.
Pulang
Pisau
Pemetaan
dan
Perencanaan
Desa
dalam
merespon
Undang-‐Undang
Desa.
Pemda
Kab.
Wonosobo
RUU
Perkelapasawitan
Sawit
Watch
Peta
Partisipatif
Untuk
Resolusi
Konflik
Impartial
Mediator
Network
(IMN)
15.45-‐
16.00
Sesi
Tanya
Jawab
Peserta
Panel
Moderator