4. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>123
BAB 1
PENGANTAR MONITORING & EVALUASI
BERBASIS MASYAKARAT
1.1. Maksud Monitoring dan Evaluasi
Tidak sedikit orang menafsirkan kata evaluasi sebagai mencari-cari kesalahan,
mengucilkan danmemberi penilaian yang buruk pada seseorang. Oleh karena itu
banyak orang dalam sebuah organisasi, alergi dengan kegiatan monitoring dan
evaluasi. Sangat mungkin pandangan tersebut disebabkan pengalaman buruk yang
sukar dilupakan, ketika praktik evaluasi dimaknai dan dilakukan sebagai upaya bukan
untuk memperbaiki kinerja dan memberikan yang terbaik untuk organisasi dan
kelompok penerima manfaat dari program. Disamping itu, kurang informasi peranan
evaluasi, tidak tahu manfaat dantidak mengenali cara menjalankannya.
Bagi sebagian orang, monitoring dan evaluasi adalah kegiatan yang seringkali
diabaikan dan bahkan dihindari. Mereka menganggap sebagai jargon dan hanya
dapat dilakukan oleh para ahli dan untuk kepentingan pemilik dana. Sebenarnya hal
itu tidak benar. Sebagai masyarakat pelaku dan penerima program, Anda dapat
melakukan monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan hasil program yang
diinginkan dengan sumber daya yang tepat, waktu, serta perencanaan yang teliti.
Pertanyaannya, bagaimana Anda mengetahui apakah sebuah kegiatan berjalan
dengan benar dan menghasilkan perubahan yang tepat? Jawabannya ada pada
monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi bukan hanya untuk
mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada pemberi dana, melainkan sebagai alat
untuk mencegah pemborosan, memperbaiki kegiatan danmemungkinkan Anda
menilai kualitas dan manfaat suatu kegiatan.
Apakah yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi?
Sebelum membahas monitoring dan evaluasi oleh masyarakat secara mendalam, ada
baiknya memahami pengertian monitoring dan evaluasi diantaranya:
5. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>124
Monitoring adalah pengumpulan informasi secara teratur yang akan membantu
menjaga agar pekerjaan tetap pada jalurnya dan dapat memperingatkan Anda ketika
terjadi sesuatu yang salah. Suatu penilaian yang dilaksanakan terus menerus
(berkelanjutan) dalam suatu kegiatan. Monitoring bertujuan untuk meningkatkan cara
dan kinerja kelompok atau organisasi dalam menjalankan kegiatan.
Evaluasi dapat diartikan kegiatan untuk menilai apa yang kelompok atau masyarakat
lakukan, apa yang telah tercapai danbagaimana mencapainya. Evaluasi adalah
perbandingan antara dampak nyata dari proyek dengan perencanaan yang disepakati.
Evaluasi bisa dilakukan ditengah berlangsungnya suatu program/ kegiatan agar selalu
terjadi perbaikan. Evaluasi juga dapat dilakukan di akhir program/ kegiatan untuk
mengambil suati pembelajaran.
Pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi adalah:
Menilai sejauh mana dampak keberhasilan yang dicapai dalam suatu kegiatan
oleh program
Membandingkan antara keadaan yang terjadi dengan target rencana kegiatan
dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung, faktor penghambat sesuai
waktu, biaya anggaran ditentukan
Menilai hasil sejauh mana kegiatan sudah berjalan/ tercapai, menilai hasil dan dari
tujuan, menggali tantangan dan masalah danmerumuskan Rencana Tindak Lanjut
(RTL)
Evaluasi memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Untuk pembelajaran dan pengembangan
Evaluasi akan membantu menilai seberapa baik pekerjaan dengan tujuan agar
pekerjaan tersebut lebih baik lagi. Ini tentang apa yang terjadi dan mengapa; apa yang
bisa dan tidak bisa dikerjakan; serta apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan
program/ kegiatan tersebut.
Secara lebih rinci dijelaskan berikut ini:
Secara terus menerus mencari ”pembelajaran baru” dari apa yang Anda kerjakan
Untuk meningkatkan efektivitas kinerja, berdasarkan tujuan yang telah disepakati
Untuk meningkatkan efisiensi kinerja, seperti tepat waktu, tidak melebihi batas
anggaran dantidak boros dalam menggunakan sumber daya
Mencari penyebab dari keberhasilan ataupun kegagalan atas kegiatan yang Anda
lakukan. Hal ini memungkinkan Anda untuk meningkatkan kekuatan dan
mengurangi kelemahan
6. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>125
Saling bertukar pengalaman yang relevan antar orang, kelompok dan desa. Hal ini
akan memungkinkan Anda untuk mengetahui bagaimana menghindari kesalahan
yang telah dilakukan orang lain. Demikian pula pengalaman yang baik dapat ditiru
jika memungkinkan
2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas), untuk menunjukkan
berjalan secara efektif
Evaluasi akan membantu Anda mempertanggungjawabkan program/ kegiatan pada
pihak lain terkait apakah dengan penggunaan dana telah tepat, apakah program telah
selesai dan apakah perlu dilanjutkan.
Secara lebih rinci dijelaskan berikut ini:
Memberikan jawaban yang jujur dan terbuka kepada masyarakat yang ingin
mengetahui akuntabilitas dari suatu program
Siap menghadapi tantangan dan luwes dalam menghadapi orang lain jika
pekerjaan Anda dianggap tidak sesuai dengan peraturan dan nilai-nilai yang
disepakati
Namun, bukan berarti dengan melakukan monitoring dan evaluasi masalah dalam
waktu sekejap dapat selesai, tanpa usaha yang keras dari seluruh anggota masyarakat
untuk memperbaiki kualitas program/ kegiatan mustahil masalah akan selesai dan
manfaat program/ kegiatan dapat tercapai. Monitoring dan evaluasi bukan solusi
namun sebagai alat yang sangat berguna untuk:
a. Membantu mengenali masalah dan penyebabnya
b. Memberi saran tentang solusi yang paling mungkin bagi masalah yang ada
c. Mendorong Anda dan masyarakat untuk merefleksikan kemana akan melangkah
dan bagaimana cara untuk menuju
d. Memberi informasi dan gagasan
e. Mendorong Anda dan masyarakat untuk menindaklanjuti informasi dan gagasan
tersebut
f. Meningkatkan kemungkinan bahwa Anda dan masyarakat akan membuat
perubahan yang positif
Apa yang dapat dilakukan Masyarakat?
Kerapkali seseorang datang untuk menanyakan perkembangan dan kemajuan
kegiatan atau program di sebuah wilayah tanpa memberitahukan tujuan dari
wawancara atau pertemuan, masyarakat tidak mempunyai kepentingan mengikuti
pertemuan dan tidak mengetahui manfaat dari pertemuan tersebut.
7. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>126
Monitoring dan evaluasi secara partisipatif muncul untuk menjembatani kepentingan
antara orang luar dan masyarakat sendiri dalam menilai, mengukur dan memantau
suatu kegiatan atau program. Dimana tujuan disampaikan secara jelas, indikator
dirumuskan bersama, terjadi negosiasi, masyarakat yang mengambil keputusan,
masyarakat merasa memiliki program tersebut dan sangat fleksibel.
Monitoring dan evaluasi berbasis masyarakat berguna untuk menilai beberapa hal,
diantaranya:
Monitoring dan Evaluasi berbasis Masyarakat merupakan suatu pemantauan dan
evaluasi yang menyertakan masyarakat secara aktif dalam menilai, menjaga
danmemelihara program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah,
pihak swasta, lembaga nirlaba, atau masyarakat secara swadaya
Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tahapan, 1) menggali informasi
tentang dampak, 2) perubahan mendasar, 3) kemanfaatan dan 4) rekomendasi
penyempurnaan
Mencakup pula upaya penyebarluasan informasi tentang dampak dan
kemanfaatan program
Rekomendasi pemantauan dan evaluasi mencakup perbaikan proses dan
pemeliharaan hasil dari program dan kegiatan untuk menjamin keberlangsungan
manfaatnya bagi masyarakat
Dari pengertian diatas, monitoring adalah mencatat untuk memastikan pelaksanaan
program telah sesuai dengan perencanaan kegiatan/ program yang dilakukan oleh
pemerintah maupun organisasi sosial, serta untuk mengukur kemajuan kegiatan.
Tujuannya adalah membantu semua orang yang terlibat dalam program membuat
keputusan yang tepat pada saat yang tepat pula untuk memperbaiki mutu kegiatan.
Sedangkan evaluasi adalah kajian mendalam yang dilakukan untuk menilai dan
mengukur keberhasilan, perubahan-perubahan danmeraih hikmah pembelajaran bagi
masyarakat. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki kinerja kelompok/ organisasi
dan menjaga hasil-hasil kegiatan agar tetap terpelihara dan berlanjut.
Maka, dapat disimpulkan bahwa pelaku monitoring dan evaluasi oleh masyarakat
adalah masyarakat sendiri yang bekerja secara bersama untuk menggali masalah,
mengumpulkan dan mengkaji data/ informasi danmerumuskan rekomendasi/ usul/
gagasan/ saran untuk kepentingan masyarakat.
8. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>127
1.2. Syarat-Syarat Monitoring dan Evaluasi
Masyarakat akan memperoleh manfaat yang besar dari monitoring dan evaluasi jika
memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Monitoring dan evaluasi bukanlah satu bagian yang terpisah dalam
pelaksanaan program dan kegiatan. Seperti diketahui bersama bahwa dalam
alur pelaksanaan program adalah kajian, perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi. Setelah melakukan evaluasi, bukti dan temuan hasil evaluasi menjadi
bahan pengkajian dan perencanaan program lainnya, atau perbaikan program
yang sama
2. Monitoring dan evaluasi harus menjadi bagian perencanaan program dan
kegiatan
3. Sebelum memulai, hal pertama yang penting disepakati adalah menyepakati
tujuan dan manfaat yang diharapkan dari program / kegiatan
4. Salah satu alasan untuk melakukan monitoring dan evaluasi adalah untuk
mengetahui perkembangan dan capaian program/ kegiatan. Dengan demikian,
program atau kegiatan harus digambarkan secara jelas dalam perencanaan
yang mencakup tujuan, ukuran sukses, pelaksana atau penerima program, waktu
dansebagainya
5. Agar semua masyarakat memiliki komitmen, maka membutuhkan prinsip-prinsip
yang harus disepakati, yaitu:
a. Partisipasi: semua pihak harus terlibat, mulai dari proses perencanaan sampai
evaluasi kegiatan
b. Transparansi: membuat laporan yang dapat dipertanggungjawabkan
c. Akuntabilitas: pengambilan keputusan dan penggunaan sumber daya harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
d. Kejujuran: laporan dan informasi yang dibuat harus jujur dan berisi tentang
apa yang benar-benar terjadi dalam proyek
e. Kemauan/ niat baik: dapat menerima dan memberikan kritik yang
membangun, baik dari maupun untuk pihal lain
f. Keluwesan: tidak kaku danmampu menyesuaikan dengan keadaan, waktu
dantempat
g. Kesepakatan: pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus berdasarkan
kesepakatan semua pihak (yang menjadi bagian program/ kegiatan)
6. Semua yang terlibat harus membuat rencana kerja yang dinyatakan jelas,
seperti apa yang ingin dicapai, peran dan tanggungjawab, serta tempat dan batas
waktu.
9. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>128
1.3. Tahapan Monitoring Dan Evaluasi
Tahap Pertama: Perencanaan
Perencanaan menjadi kegiatan penting sebelum pelaksanaan, namun sering
disepelekan dan dilupakan, padahal perencanaan menjadi pedoman dan acuan
proses pelaksanaan. Perencanaan monitoring dan evaluasi membahas rencana kerja
yang rinci, yaitu tentang:
1. Menentukan tujuan dan ukuran keberhasilan (indikator) program
2. Program apa saja yang akan dimonitor dan dievaluasi
3. Apa saja yang akan dimonitor dan dievaluasi
4. Menyepakati tujuan monitoring dan evaluasi
5. Kepada siapa memperoleh data dan informasi
6. Siapa yang harus terlibat dan apa peran mereka
7. Siapa yang akan melakukan
8. Bagaimana cara memperoleh informasi/ data dan kapan dilakukan
9. Bagaimana hasil-hasil atau laporan disusun
10. Kepada siapa laporan disampaikan, serta pada acara apa laporan disampaikan
Tahap Kedua: Pengumpulan Data/ Informasi
Setelah merencanakan kegiatan monitoring atau evaluasi, tahap selanjutnya adalah
pengumpulan data/ informasi tentang program tersebut. Informasi dan data yang
penting tersebut untuk memastikan program telah berjalan baik, bermanfaat, sesuai
dengan kebutuhan, adakah kendala dan upaya agar program berlanjut.
Perencanaan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Kajian
Gambar 40. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
10. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>129
Cara mencari informasi dapat dilakukan dengan wawancara kepada penerima
program atau kegiatan dilakukan secara resmi (misal di kantor, di rumah) dan tidak
resmi/ non-formal (di warung, di kebun/ ladang, dll).
Wawancara juga dapat dilakukan pada saat pertemuan kelompok, dusun, arisan yang
dinamakan juga dengan wawancara berkelompok atau diskusi. Hal yang perlu
diperhatikan adalah mencatat informasi/ pendapat dari narasumber pada saat
wawancara/ diskusi, atau bila dirasa akan menghambat narasumber untuk
berpendapat cukup diingat dan setelah tiba di rumah baru dicatat.
Mencari data dalam dokumen juga penting dilakukan untuk membandingkan
informasi kegiatan (terkait tujuan, penerima, jenis program, hasil yang diharapkan)
dengan pelaksanaan sesungguhnya. Sehingga dapat menjadi kesimpulan apakah
kegiatan sesuai dengan rencana atau melenceng.
Pengamatan tidak kalah penting dilakukan terhadap hasil-hasil kegiatan atau jenis
bantuan, misalnya jalan yang telah diperbaiki, jenis bantuan bibit, material bangunan
yang tiba. Lebih kuat lagi untuk mendokumentasikan bukti dengan cara dicatat dan
dipotret.
Tahap Ketiga: Analisis Dan Pelaporan
Laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan dokumentasi yang berisi hasil-hasil
monitoring dan evaluasi dapat bentuk tertulis dan tak tertulis.
Isi laporan tertulis harus disampaikan secara sederhana, jelas, ringkas danpadat. Isi
laporan tertulis diantaranya:
1. Penjelasan dari program/ kegiatan (termasuk tujuan dan hasil yang diharapkan)
2. Apa yang terjadi saat pelaksanaan program (manfaat, perubahan setelah program/
kegiatan berjalan yang baik dan buruk)
3. Ketidaksesuaian dan perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan
4. Alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (kendala)
5. Cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut (saran, gagasan, usulan).
Dapat juga menyajikan laporan dalam bentuk tak tertulis, misalnya:
1. Gambar dan foto
2. Film
3. Penjelasan lisan dalam pertemuan rutin dusun, kelompok, desa
4. Dialog dalam media komunitas (seperti radio komunitas, koran komunitas)
5. Pertunjukkan kesenian atau teater
11. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>130
Ada banyak cara untuk menyajikan laporan, seperti dalam pertemuan rutin, ditempel
di papan pengumuman (seperti di masjid, balai dusun, balai desa, pos ronda). Apabila
laporan ditujukkan kepada pemerintah dapat dengan mengirim laporan tertulis,
diskusi dengan pemerintah, diskusi dengan DPRD, melalui surat kabar, radio dan
sebagainya.
Aspek Penting yang biasanya digali:
Kriteria atau aspek pemantauan adalah ukuran yg menjadi dasar penilaian atau
penetapan sesuatu, maka suatu program dinilai tercapai dan berhasil menggunakan
aspek/ kriteria tertentu. Masing-masing aspek/ kriteria tersebut dapat dirinci
cakupannya untuk membuktikan bahwa kriteria tercapai, cakupan dapat diturunkan
dalam pertanyaan-pertanyaan untuk kebutuhan pengumpulan data.
Aspek/ Kriteria yang lazim digunakan dalam pemantauan dan evaluasi adalah:
Aspek/ Kriteria Cakupan Pertanyaan Kunci
Akuntabilitas 1. Pengetahuan masyarakat
tentang program
2. Penyediaan wadah umpan balik
dan tindaklanjut umpan balik
a. Darimana Anda mengetahui
program?
b. Jika ada kegiatan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan? Apa yang
dilakukan? melapor kepada siapa?
c. Adakah perbaikan setelah ada
laporan?
Partisipasi 1. Peran masyarakat pada
perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program
rehabilitasi dan rekonstruksi
2. Dukungan masyarakat terhadap
program
3. Keterlibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan
a. Siapakah yang merencanakan dan
melaksanakan kegiatan?
b. Apakah keputusan telah diambil
secara mufakat tanpa ada yang
dirugikan?
c. Apa dukungan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan/ program
Efektivitas 1. Ketepatan cara pelaksanaan
program
2. Ketepatan penerima program
3. Kesesuaian waktu
a. Bagaimana dengan penerima dan
lokasi kegiatan, apakah telah
sesuai dengan rencana dan tepat
sasaran?
Relevansi 1. Kesesuaian program dengan
kebutuhan
2. Manfaat atau kegunaan
program bagi masyarakat
b. Apakah kegiatan telah sesuai
dengan kebutuhan warga?
Mengapa?
c. Apakah kegiatan telah memenuhi
indikator yang diharapkan?
Tabel 19. Aspek/ Kriteria Dalam Pemantauan dan Evaluasi
12. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>131
Mengapa?
d. Apakah kegiatan telah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan?
Mengapa?
e. Adakah kegunaan kegiatan untuk
keluarga dan masyarakat?
Dampak Perubahan-perubahan pada
kehidupan masyarakat dan tingkat
risiko masyarakat.
a. Setelah kegiatan selesai dilakukan,
adakah perbedaanannya?
b. Apakah perbedaan itu baik,
ataukah buruk?
c. Bagaimana menjaga hasil-hasil
kegiatan yang telah berjalan baik?
d. Bagaimana rekomendasi untuk
perbaikan kegiatan?
13. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>132
Bahan Bacaan I
Perencanaan Program Pembangunan Desa
Secara ideal, tujuan dan indikator program disepakati bersama pada saat permulaan
program atau kegiatan dimulai atau pada saat akan melakukan monitoring dan
evaluasi. Tahap pertama yang penting dalam monitoring dan evaluasi adalah
meninjau kembali tujuan dan indikator program dan kegiatan pada saat akan
melakukan monitoring dan evaluasi.
Program muncul dari adanya permasalah yang harus diselesaikan untuk
meningkatkan harkat hidup manusia dan memenuhi kebutuhan hidup yang lebih
layak. Seperti program penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghasilan
untuk mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat secara ekonomi,
program tersebut dirancang karena permasalahan kemiskinan menjadi prioritas
semua pihak. Kemiskinan menjadi akar permasalahan yang dapat mengakibatkan
pendidikan rendah, kesehatan buruk, kriminalitas dandapat memicu kerentanan
terhadap risiko bencana.
Karena kondisi miskin seseorang tidak dapat mencukupi kehidupan yang layak dan
memperoleh pendidikan yang tinggi, dengan pendidikan yang rendah pada
umumnnya tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak pula dengan pendapatan
yang rendah dan dapat dipastikan pada akhirnya kembali pada rantai kemiskinan.
Inilah mengapa kemiskinan menjadi akar permasalahan, jika kemiskinan dapat
dikurangi maka permasalahan-permasalahan yang selanjutnya dapat berkurang atau
justru hilang.
Pada konteks pengelolaan risiko bencana, program-program yang dirancang untuk
memperkecil risiko, menghindari ancaman, ataupun mengalihkan akibat-akibat buruk
yang kemungkinan akan terjadi. Akar permasalahannya pada kondisi masyarakat
yang rentan karena minimnya pengetahuan, tidak tersedianya sumber daya atau
sumber daya yang ada belum dapat dikelola dengan baik, lokasi dan kondisi
pemukiman yang rentan, sikap dan perilaku yang tidak memperhatikan risiko. Maka
diperlukan upaya peningkatan kapasitas dengan berbagai program agar masyarakat
dapat menuju ketangguhan.
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan, masyarakat desa dapat
melakukannya secara mandiri dengan menggunakan pemetaan desa, menelusuri
desa (transek), menggunakan kalender musim. Dengan alat bantu tersebut dapat
ditemukan permasalahan dan potensi masyarakat terkait dengan sosial, ekonomi,
lingkungan, infrastruktur yang selanjutnya dibuat prioritas untuk diselesaikan sesuai
14. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>133
dengan kebutuhan dan bukan berdasarkan keinginan.
Sebagai contoh, beberapa peta risiko dusun yang telah disusun oleh masyarakat
adalah:
Tingkat kerusakan dan kerugian pasca bencana di desa dapat dikaji dengan
menggunakan alat bantu peta risiko bencana desa atau dusun, dengan pemetaan
dapat diperbandingkan kondisi dusun atau desa sebelum bencana dan sesudah
bencana yang nantinya juga kemungkinan akan mengalami perubahan setelah
adanya program-program rehabilitasi dan rekonstruksi, atau dapat diartikan setelah
adanya program tentunya tingkat risiko desa akan mengalami perubahan yang
Gambar 41. Peta Risiko Dusun Glagah Malang, Desa Glagaharjo, Sleman
15. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>134
diharapkan tingkat risiko desa dapat menurun.
Terkadang perencanaan program membutuhkan proses yang serius dan lama dengan
tenaga dan pikiran yang dicurahkan amat besar, memanglah membutuhkan
kesabaran, ketelitian dankeuletan. Namun proses perencanaan yang baik telah
menyelesaikan permasalah 50 persen, sebab “ketika kita gagal merencanakan, maka
kita merencanakan untuk suatu kegagalan”
Setelah membuat sketsa desa atau melihat kembali sketsa desa untuk menggali
permasalahan dan potensi desa yang menggambarkan kondisi desa terkait
pemukiman, infrastruktur, fasilitas umum, tata guna lahan, sebelum erupsi Merapi
2010.
Bahan Bacaan II
Monitoring dan Evaluasi Pasca Bencana Erupsi Merapi
Pada program pengelolaan risiko bencana, seyogianya masyarakat dapat melakukan
monitoring dan evaluasi pada program-program pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dini, tanggap
darurat, rehabilitasi danrekonstruksi baik dari sisi kebijakan, pelaksanaan, pelibatan masyarakat
danmanfaat.
Namun demikian, pada saat ini pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat bersama
masyarakat tentunya, telah dan sedang melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana No. 5 Tahun 2011 tentang
Penetapan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Eilayah Pasca Bencana Erupso Gunung
Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, program/ kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi terbagi menjadi sektor-sektor:
Sektor perumahan dan pemukiman
Sektor infrastruktur
Sektor Ekonomi prodiktif
Sektor sosial
Sektor lintas sektor
Maka, program yang dapat dimonitor dan dievaluasi pasca bencana erupsi Merapi adalah
yang terkait dengan program-program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Gunung
Merapi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
Dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, ada 10 rekomendasi bagi pemerintah, masyarakat
danlembaga usaha untuk mencapai pembangunan yang lebih baik yaitu:
1. Pemerintah, donor dan lembaga-lembaga bantuan harus mengakui bahwa keluarga dan
masyarakatlah yang mengarahkan pemulihan diri mereka sendiri.
2. Pemulihan harus mendorong keadilan dan kesetaraan.
3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana-bencana di masa depan.
4. Pemerintah daerah harus diberdayakan agar mampu mengelola upaya pemulihan dandonor
harus memberikan sumber daya yang lebih besar untuk penguatan lembaga-lembaga
pemerintah yang menangani pemulihan, terutama ditingkat lokal.
5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif tergantung pada informasi yang
baik.
16. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>135
6. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan badan-badan multilaterallainnya harus
memperjelas peranan dan hubungan antar mereka, terutama dalam menangani proses
pemulihan yang sangat awal.
7. Peran LSM dan Gerakan Palang Merah/ Bulan Sabit Merah harus diperluas untuk mengemban
tanggung jawab yang lebih besar demi meningkatkan kualitas upaya pemulihan.
8. Pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan harus menciptakan kondisi yang
mendorongpengembangan kewirausahaan mulai dari awal operasi pemulihan.
9. Para penerima manfaat berhak atas hubungan kerjasama antar lembaga bantuan yang tidak
diwarnai dengan permusuhan dan persaingan yang tidak sehat.
10.Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat menjadi lebih aman dengan mengurangi
risiko dan membangun ketangguhan.
17. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>136
BAB 2
TAHAPAN
MONITORING DAN EVALUASI
2.1. Tahap Pertama: Perencanaan
1. Menyepakati rencana dan alasan melakukan monitoring dan evaluasi
a. Lakukan pertemuan desa atau kelompok yang dapat dilakukan pada saat
perencanaan program/ kegiatan (ini kondisi ideal), atau pada saat akan
melakukan Monitoring dan Evaluasi. Bagi Pemerintah desa dapat membahas pada
musyawarah desa atau bagi pengurus kelompok dapat membahas rencana ini
pada pertemuan rutin kelompok.
b. Pemerintah desa atau kelompok membentuk tim monitoring dan evaluasi
2. Melakukan rapat tim untuk perencanaan monitoring dan evaluasi
Peserta rapat adalah tim monitoring dan evaluasi atau ketua kelompok memimpin
jalannya pertemuan.
Langkah-langkah:
a. Menyepakati tujuan dan aspek yang akan dimonitoring dan dievaluasi
Jelaskan sejelas-jelasnya tentang program / kegiatan yang direncanakan
atau yang akan di Monitoring dan Evaluasi.
Fokuskan diskusi untuk menyepakati tujuan monitoring dan evaluasi dengan
mengajukan pertanyaan: Untuk apa kita melakukan evaluasi? Catatlah setiap
jawaban peserta rapat yang akan menjadi rujukan tentang apa saja yang akan
diketahui dari program / kegiatan.
Tanyakan pada peserta apa yang akan diketahui dari program / kegiatan?
Jawaban yang biasanya muncul adalah:
Keterlibatan masyarakat dalam program
Kualitas dan kesesuaian kegiatan
Ketepatan cara, waktu danpenerima
Peran dan tanggungjawab masing-masing pihak
Hasil-hasil kegiatan
Kendala-kendala
Tujuan dan manfaat bagi masyarakat
18. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>137
b. Menyepakati tujuan dan ukuran keberhasilan program/ kegiatan
Menentukan tujuan jangka panjang dari program/ kegiatan yang
menggambarkan kriteria atau indikator keberhasilan. Tujuan ini ditentukan oleh
anggota masyarakat sendiri. Masyarakat, kelompok atau pelaksana kegiatan royek
dapat menggunakan hal ini dalam mencatat kemajuan selama program /
program dan sesudah program / kegiatan berakhir.
Anda dapat mengajukan pertanyaan bijaksana sebagai berikut:
Andaikata proyek telah berakhir, bagaimana bapak / ibu tahu bahwa proyek
tersebut sukses/ berhasil?
Apa yang anda harapkan terjadi?
Apa manfaat yang akan diperoleh dari proyek bagi perempuan, laki-laki dan
anak-anak?
Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan bapak / ibu?
Rumusan keberhasilan atau perubahan-perubahan yang akan dicapai masyarakat dari
suatu program inilah yang menjadi pedoman dalam melakukan monitoring dan
evaluasi. Tanda yang tampak dan bisa diukur yang menunjukkan bahwa sesuatu telah
dikerjakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan kegiatan tersebut dapat
diartikan sebagai indikator, atau menginformasikan perubahan-perubahan baik secara
kualitas maupun dari sisi jumlah.
Contoh tentang tujuan dan indikator sebagai berikut:
No. Tujuan Indikator
1 Meningkatkan pendapatan petani 1. Panen padi meningkat dari 5 ton/ ha menjadi 7
ton/ ha
2. Biaya produksi pertanian berkurang
3. Hama tanaman dapat dicegah secara mandiri
4. Bantuan diterima dengan kualitas bagus dan
tepat sasaran
2 Meningkarnya kesejahteraan
peternak sapi perah
1. Peternak memiliki penghasilan 1 juta per bulan
dari penjualan susu sapi
2. Memiliki koperasi untuk pengolahan susu
3. Bantuan diterima dengan kualitas bagus dan
tepat sasaran
3 Kehidupan ekonomi masyarakat
cepat pulih setelah terjadi bencana
1. Ibu mendapatkan tambahan penghasilan
Rp.500.000 / bulan dari usaha makanan ringan
2. Ibu dapat menyumbang pendapatan keluarga
3. Anak dapat terus sekolah
4 Masyarakat lebih siap dan tanggap
ketika terjadi bencana
1. Seluruh masyarakat mengetahui cara
penyelamatan diri
2. Mempersiapkan dokumen penting dan
perbekalan
Tabel 20. Contoh Tujuan dan Indikator Monitoring dan Evaluasi
19. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>138
3. Tidak ada yang menjadi korban
4. Ternak dan harta selamat
5 Masyarakat mendapatkan hunian
yang aman
1. Hunian jauh dari sumber ancaman, kuat,
2. Hunian dapat ditempati seluruh anggota
keluarga
3. Hunian tidak terlalu jauh dengan kandang
ternak dan ladang
4. Pemukiman bersih, air lancar
3. Menyepakati sumber informasi dan cara mendapatkan informasi
Langkah-langkah:
a. Membuat daftar informasi, narasumber danpartisipan yang dibutuhkan untuk
menggali data atau bukti. Data/ informasi dapat dibagi menjadi data primer dan
data sekunder. Data/ informasi primer adalah data yang menjadi sumber utama
seperti proposal, rencana kegiatan, laporan, catatan rapat, dokumen rencana aksi
rehabilitasi dan rekonstruksi, pengumuman, peta risiko, narasumber (seperti
pelaksana program, penerima manfaat, pembuat keputusan), bentuk fisik hasil
program (jembatan, jalan, tanaman, ternak).
Sedangkan data sekunder ialah data pelengkap atau pendukung seperti data
kependudukan desa dan RPJM Desa.
b. Merumuskan cara pengumpulan informasi/ data yang dibutuhkan, semisal
kajian/ pemeriksaan dokumen, wawancara, diskusi pada pertemuan desa atau
pertemuan kelompok, diskusi pada saat arisan, observasi/ kunjungan lapangan.
c. Menentukan siapa yang melakukan penggalian data
d. Merumuskan strategi terkait dengan cara mendapatkan data baik formal maupun
non-formal, misalnya meminta data pada pengelola program; wawancara di
warung angkringan, sawah, kebun; diskusi pada pertemuan PKK, arisan, kelompok
tani, kelompok ternak, pertemuan dusun.
e. Menyepakati waktu yang diberlukan harus dipertimbangkan dengan menerapkan
efisiensi, jeda antara perencanaan dan pelaksanaan tidak terlalu lama.
No Sumber informasi Teknik
Pengumpulan Data
Yang
melakukan
Strategi Waktu
1 Proposal, laporan, Data
kependudukan desa
Kajian dokumen Bapak Budi Meminta pada
pemerintah
desa, pada
panitia
pembangunan
Minggu
ke-2
Januari
2 Panitia kegiatan Wawancara Bapak Anto Wawancara di
rumah
Minggu
ke-2
Tabel 21. Contoh Tabel Cara Memperoleh Informasi
20. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>139
No Sumber informasi Teknik
Pengumpulan Data
Yang
melakukan
Strategi Waktu
Januari
3 Perwakilan pemerintah
desa, perwakilan
perangkat dusun
Wawancara dan
Diskusi
Ibu Asih, Bapak
Iwan
Wawancara di
kantor, di
rumah, di
warung.
Diskusi pada
rapat desa/
dusun
Minggu
ke-2
Januari
4 Penerima program
peningkatan
penghasilan
Diskusi kelompok Ibu Tatik Diskusi pada
pertemuan
kelompok,
arisan,
posyandu
Minggu
ke-2
Januari
diskusi kelompok Ibu Sri Diskusi pada
pertemuan
kelompok
Minggu
ke-2
Januari
Penerima hunian tetap Wawancara Ibu Marsiti
Bapak Teguh
Wawancara di
halaman
rumah,
wawancara
sambil
memasak
Minggu
ke-2
Januari
Perwakilan tim siaga
desa
Wawancara Mas Cahyo, Mas
Didik
Wawancara di
warung, di
rumah
Minggu
ke-2
Januari
4. Memutuskan cara pelaporan dan penyampaian laporan
Sepakati bentuk laporan yang akan disusun, hasil monitoring dan evaluasi dapat
bentuk tertulis dan tak tertulis.
Ada banyak cara untuk menyajikan laporan, seperti dalam pertemuan rutin, ditempel
di papan pengumuman (seperti di masjid, balai dusun, balai desa, pos ronda). Apabila
laporan ditujukkan kepada pemerintah dapat dengan mengirim laporan tertulis,
diskusi dengan pemerintah, diskusi dengan DPRD, melalui surat kabar, radio dan
sebagainya.
Pertimbangkan ketersediaan waktu dan sumberdaya bagi para pendengar atau
hadirin kepada siapa presentasi ditujukan.
21. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>140
2.2. Tahap Kedua: Pengumpulan Data/ Informasi
Anda dapat melakukan hal ini dalam suatu rapat desa/ pertemuan kelompok atau
dengan melakukan wawancara perorangan. Pada tahapan ini diharapkan anda
memperoleh data kualitatif dari anggota masyarakat.
1. Monitoring melalui pertemuan kelompok
Setelah perencanaan dilakukan, masing-masing tim mengumpulkan informasi / data
dalam pertemuan kelompok atau rapat desa untuk memonitor program / kegiatan.
Langkah-langkah:
a. Menyatakan maksud dalam pertemuan yang salah satu acaranya adalah untuk
memonitor atau memantau program/ kegiatan yang bertujuan untuk “mencatat
perkembangan kegiatan
b. Mendiskusikan indikator (yang sudah disiapkan sebelumnya berdasarkan
dokumen proyek (bila ada) atau rumusan tim) dengan peserta. Diharapkan
terbentuk kesepakatan dengan peserta mengenai indikator yang akan digunakan
c. Untuk kegiatan yang sedang dilaksanakan, fokuslah pada keadaan saat ini dan
mendiskusikan apa yang telah dicapai, dimana yang ketinggalan, serta apa yang
harus dilakukan lebih lanjut, maka contoh pertanyaan untuk monitoring atau
memantau program diantaranya:
Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, apakah telah sesuai
dengan rencana dan tepat sasaran?
Apa bentuk dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program?
Adakah kegiatan yang belum berjalan? apa kendalanya?
Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan?
d. Catatlah dalam buku atau kertas besar setiap jawaban sesuai dengan pertanyaan
Kriteria Jawaban/ Bukti
a. Bagaimana dengan penerima dan lokasi
kegiatan, apakah telah sesuai dengan rencana
dan tepat sasaran?
b. Apa bentuk dukungan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan/ program?
c. Adakah kegiatan yang belum berjalan? apa
kendalanya?
d. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki
keadaan?
Tabel 22. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Monitoring Melalui Pertemuan Kelompok
22. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>141
2. Evaluasi melalui pertemuan kelompok
Langkah-langkah
a. Menyatakan maksud dalam pertemuan yang salah satu acaranya adalah untuk
mengevaluasi program/ kegiatan yang bertujuan untuk “menilai keberhasilan
program/ kegiatan dan merencanakan tindakan”
b. Mendiskusikan indikator (yang sudah disiapkan sebelumnya berdasarkan
dokumen proyek (bila ada) atau rumusan tim) dengan peserta. Diharapkan
terbentuk kesepakatan dengan peserta mengenai indikator yang akan digunakan
c. Menanyakan/ menggali pendapat pada forum tentang perubahan-perubahan,
manfaat, relevansi dengan membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi
sebelum adanya kegiatan.
Tanyakan kepada partisipan dengan pertanyaan, diantaranya:
Apakah kegiatan telah sesuai dengan kebutuhan warga? Mengapa?
Jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan kebutuan? Apa yang dilakukan?
melapor kepada siapa?
Bagaimana dengan penerima dan lokasi kegiatan, spesifikasi, apakah telah
sesuai dengan rencana dan tepat sasaran?
Apa yang berjalan dengan baik? Apa pula yang berjalan tidak baik?
Apakah wujud dukungan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/ program?
Setelah kegiatan berakhir, apakah telah berhasil sesuai dengan ukuran
keberhasilan yang diharapkan? Jika sesuai apakah buktinya danmengapa tidak
sesuai?
Apakah hasil program / kegiatan telah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan? Mengapa?
Adakah kegunaan atau manfaat kegiatan untuk keluarga dan masyarakat?
Setelah kegiatan selesai dilakukan, adakah sesuatu yang berubah? Apakah
perbedaan itu baik, ataukah buruk?
Bagaimana memelihara hasil-hasil kegiatan yang telah berjalan baik?
Apasajakah usulan untuk memperbaiki dan tindakan yang dilaukan?
d. Menyimpulkan hasil-hasil diskusi dengan meminta persetujuan peserta diskusi
e. Memberikan apresiasi pada setiap pendapat, minimal dengan mengucapkan
terimakasih, pendapat yang menarik dansebagainya.
f. Mengendalikan dinamika forum dengan mendorong peserta yang belum
berpendapat dan membatasi peserta yang terlalu aktif dan terlihat mendominasi
g. Mencatat setiap jawaban responden di kertas plano dan menyalinnya di buku
catatan,
h. Menciptakan suasana yang hangat dan santai dengan tidak memberikan
pertanyaan yang terkesan menyalahkan dan memojokkan.
23. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>142
i. Tuliskan apa yang mereka katakan di dalam bahasa mereka, baik pada saat
bercakap-cakap dengan mereka atau sesudahnya. Dengan cara ini maka informasi
yang berharga tidak akan hilang dan dapat digunakan sebagai bahan
dokumentasi yang bermanfaat baik untuk masyarakat maupun untuk pelaksana
proyek/ dinas. Banyak dari informasi ini yang menunjukkan kenyataan dampak
program yang terjadi di masyarakat.
a. Kriteria Jawaban
a. Apakah kegiatan telah sesuai dengan
kebutuhan warga? Mengapa?
b. Jika ada kegiatan yang tidak sesuai
dengan kebutuan? Apa yang
dilakukan? Melapor kepada siapa?
c. Bagaimana dengan penerima dan
lokasi kegiatan, apakah telah sesuai
dengan rencana dan tepat sasaran?
d. Apa yang berjalan dengan baik? Apa
pula yang berjalan tidak baik?
e. Apakah wujud dukungan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan/
program?
f. Setelah kegiatan berakhir, apakah
telah berhasil sesuai dengan ukuran
keberhasilan yang diharapkan? Jika
sesuai apakah buktinya danmengapa
tidak sesuai?
g. Apakah hasil program/ kegiatan
telah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan? Mengapa?
h. Adakah kegunaan atau manfaat
kegiatan untuk keluarga dan
masyarakat?
i. Setelah kegiatan selesai dilakukan,
adakah sesuatu yang berubah?
Apakah perbedaan itu baik, ataukah
buruk?
j. Bagaimana memelihara hasil-hasil
kegiatan yang telah berjalan baik?
k. Apa sajakah usulan untuk
memperbaiki dan tindakan yang
dilakukan?
Tabel 23. Contoh Cara Pencatatan Jawaban Evaluasi Melalui Pertemuan Kelompok
24. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>143
3. Monitoring dan evaluasi dengan wawancara
Langkah-langkah:
a. Setelah menentukan responden, waktu dan lokasi wawancara dilanjutkan dengan
mengembangkan daftar pertanyaan
b. Mempersiapkan alat pendukung wawancara, semisal buku catatan, alat tulis, alat
perekam suara, kamera
c. Membuat janji pada responden dengan menyampaikan maksud secara jelas dan
identitas, namun terkadang dengan budaya yang berbeda sebagian masyarakat
tidak dapat memberikan informasi/ pendapat ketika secara jelas menyatakan
maksud untuk diwawancara, hal ini dapat disiasati dengan merahasiakan
responden, atau apabila sulit dilakukan ditempuh dengan tiba-tiba mewawancarai
responden dengan suasana yang santai dan hangat seperti percakapan sehari-
hari.
d. Mencatat setiap jawaban responden di buku catatan, namun apabila dapat
menghambat proses wawancara, evaluator dapat menuliskannya setelah
sesampainya di rumah tentu saja dengan mengandalkan ingatan.
e. Menciptakan suasana yang hangat dan santai dengan tidak memberikan
pertanyaan yang terkesan menyalahkan dan memojokkan.
4. Monitoring dan evaluasi dengan kunjungan lapangan
Untuk memahami kondisi program dengan tepat, maka kunjungan secara rutin harus
dilakukan sehingga setiap perubahan terjadi dapat dipantau, kunjungan juga dapat
dilakukan pada saat bantuan tiba untuk memantau kualitas. Contoh memantau
kondisi dan berapa banyak tanaman yang hidup dan mati, atau kondisi sapi saat tiba
di lokasi.
2.3. Tahap Ketiga: Analisis Dan Pelaporan
Laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan dokumentasi yang berisi hasil-hasil
monitoring dan evaluasi dapat bentuk tertulis dan tak tertulis. Anda dan kelompok
dapat melakukan tahapan dibawah ini:
Langkah-langkah
Bersama anggota tim membahas berbagai informasi yang telah dicatat dari hasil
diskusi dalam pertemuan kelompok, wawancara, maupun kunjungan lapangan.
Lakukanlah kesimpulan-kesimpulan tentang program sesuai dengan apa yang
ingin diketahui dari program/ kegiatan:
25. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>144
o Keterlibatan masyarakat dalam program
o Kualitas dan kesesuaian kegiatan
o Ketepatan cara, waktu danpenerima
o Peran dan tanggungjawab masing-masing pihak
o Hasil-hasil kegiatan
o Kendala-kendala
o Tujuan dan manfaat bagi masyarakat
Setelah disepakati, maka tentukanlah cara penyajian laporan, secara tertulis atau
tak tertulis.
Isi dari laporan adalah pokok-pokok / poin-poin penting dari pendapat dan
kenyataan yang ada yang berasal dari masyarakat. Pokok-pokok penting yang penting
disajikan dalam laporan tertulis diantaranya:
1. Penjelasan dari program/ kegiatan (termasuk tujuan dan hasil yang diharapkan)
2. manfaat dan perubahan setelah program/ kegiatan berjalan yang baik dan buruk)
3. Ketidaksesuaian dan perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan
4. Alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (kendala)
5. Cara untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut (saran, gagasan, usulan)
untuk ditindaklanjuti oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Sampaikan Laporan
Laporan monitoring dan evaluasi yang sangat penting ini perlu diketahui oleh para
pemangu kepentingan, baik pelaku program maupun masyarakat penerima manfaat.
Namun, sebelum menyampaikan hasil ini, perlu sekali lagi mereview rencana dahulu,
apakah masih sesuai ataukah dengan perkembangan saat ini sudah tidak sesuai,
dengan demikian perlu menyusun ulang rencana terbaik untuk mempresentasikan
hasil serta kepada siapa presentasi ditujukan, dengan mempertimbangkan
ketersediaan waktu dan sumberdaya.
Laporan tertulis memiliki kelebihan untuk mengurangi kesalahpahaman. Namun ada
pula kekurangannya, terutama jika tim monitoring dan evaluasi tidak dapat menulis
ataupun membaca, yang berarti mereka tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
penyusun laporan secara menyeluruh. Kekurangan lainnya, kelompok yang dituju
tidak dapat memahami isi laporan jika mereka tidak dapat membaca.
Laporan tertulis disajikan dengan syarat:
26. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>145
1. Jelas: laporan harus mudah dibaca dan dimengerti. Gunakan kata-kata yang
sederhana dan hindari penggunakan kata-kata istilah asing.
2. Ringkas: jangan memberikan informasi terlalu banyak yang tidak berguna/ tidak
perlu. Sebalikya, berilah informasi singkat yang dapat diingat dalam waktu lama.
3. Padat: langsung pada inti bahasan, akan lebih membantu pembaca memahami
temuan-temuan pokok.
Laporan juga dapat disajikan dalam bentuk lisan dalam rapat-rapat atau pertemuan di
desa, dusun, RT, arisan dankelompok. Namun, apabila harus dengan tulisan dapat
ditempel pada papan pengumuman yang ada di balai desa, balai dusun, masjid,
gereja, pasar dansebagainya.
Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian laporan adalah siapa
kelompok sasarannya, setiap pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda seperti
pemerintah, LSM, ataupun masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan.
Berikut adalah beberapa contoh dalam penyajian dan pengiriman laporan hasil-hasil
monitoring dan evaluasi kepada pihak-pihak terkait:
SASARAN CARA PENYAMPAIAN LAPORAN
Masyarakat yang terlibat langsung dalam
kegiatan/ program
Melalui pertemuan, diskusi, pelibaran
dalam penyusunan laporan, dll.
Masyarakat yang terlibat langsung dalam
kegiatan/ program
Melalui media komunitas (radio
komunitas, majalah berkala), pertemuan
desa, memasang laporan singkat di
tempat-tempat umum, pertunjukkan seni
Pemerintah desa Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan
laporan tertulis, menggunakan media
komunitas (radio, majalah), dll.
Pemerintah daerah dan pusat Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan
laporan tertulis, menggunakan media
masa lokal, dll.
LSM Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan
laporan tertulis, dll.
Lembaga pemberi dana Melalui pertemuan, diskusi, mengirimkan
laporan tertulis, menggunakan media
masa nasional, dll.
Tabel 24. Contoh Penyajian dan Pengiriman Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi
27. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>146
Bahan Bacaan III
Teknik Pengumpulan Data/ Informasi
Ada beberapa teknik penggalian/ pengumpulan data, yaitu:
A. Telaah Dokumen
Monitoring dan evaluasi program dapat dilihat dari
dokumen program maupun dokumen pelaksana
program untuk mengukur dan menilai konsistensi
ketercapaian program dari proses perencanaan dan
pelaksanaan. Dokumen tersebut diantaranya
proposal, laporan-laporan, catatan pertemuan/
rapat, dokumen rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi, peta risiko, RPJM Desa, APBDesa danlain-lain.
Kembali pada tujuan monitoring dan evaluasi untuk menilai keberhasilan program,
data tersebut merupakan dokumen perencanaan program yang menjadi panduan
pelaksanaan. Ketika sudah mendapatkan data perencanaan tersebut, evaluator
dengan mudah membandingkan temuan-temuan di lapangan dengan dokumen
tersebut.
B. Wawancara
Informasi dan data dapat dikumpulkan dengan metode wawancara kepada pelaksana
program, penerima manfaat, maupun pemangku kepentingan lain yang mendukung
atau menolak program. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam informasi
yang tidak tertuang pada dokumentasi kegiatan maupun pada teknik FGD,
wawancara dapat dilakukan sangat fleksibel dan mendalam dengan panduan
pertanyaan yang telah disusun, bisa dilakukan secara formal (di kantor) maupun non-
formal (di sawah, kebun, warung, rumah).
Panduan pertanyaan dapat dikembangkan setelah kita merumuskan kriteria dan
indikator, dalam pelaksanaannya evaluator dapat mengembangkan sendiri panduan
pertanyaan tersebut tanpa melihat, atau seperti ngobrol sehari-hari.
C. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/ FGD)
Diskusi Kelompok Terarah/ terfokus adalah metode pengkajian yang menekankan
pada pencarian gambaran mengenai luas dan kedalaman pemahaman suatu
28. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>147
kelompok terhadap suatu topik/ masalah dengan berdiskusi semi-terstruktur dengan
kelompok masyarakat (5-15 orang).
Dalam diskusi kelompok terarah ini pemimpin diskusi/ fasilitator melontarkan
beberapa pertanyaan isu kepada kelompok untuk didiskusikan dan pengamat
menuliskan hal-hal utama yang diungkapkan dalam diskusi. Proses sangat partisipatif
dengan melibatkan masyarakat sehingga terjadi berbagi informasi, klarifikasi atas
review dokumen dan wawancara, sehingga terjadi peningkatan pengetahuan peserta.
Tujuan pokoknya adalah mencari nuansa kelompok (bukan individu) terhadap
individu dan mengindentifikasikan dan menggambarkan persepsi kelompok, sikap
dan kebutuhannya (keluar dari angka-angka; membantu kita memaknai angka-angka).
Salah satu alat bantu dengan menggunakan sketsa desa atau peta risiko desa yang
telah dirumuskan pada perencanaan program, pada diskusi tahap monitoring dan
evaluasi peta tersebut digunakan kembali untuk membuat daftar perubahan-
perubahan baik tata letak pemukiman, kondisi lingkungan, infrastruktur, ekonomi
dansosial.
Daftar pertanyaan terbuka digunakan untuk menggali tanggapan atau pendapat
partisipan diskusi mengenai keberhasilan, kebermanfaatan atau kegunaan program-
program yang sedang berjalan ataupun telah selesai serta perubahan-perubahan
pada masyarakat. Daftar pertanyaan merupakan pokok-pokok tema yang akan digali,
pertanyaan mendalam dapat dikembangkan lebih jauh selama percakapan
berlangsung.
Gambar 41. Ilustrasi Diskusi Kelompok Terfokus (FGD)
29. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>148
Kekuatan FGD
khususnya bagi partisipan yang pemalu dapat merasa lebih bebas untuk berbicara
ketika mereka berada diantara teman sebaya
interaksi kelompok memperkaya kualitas dan kuantitas informasi yang diberikan
perbedaan sudut pandang antar kelompok yang berbeda dalam komunitas dapat
diidentifikasi
dapat melakukan konfirmasi atau penjelasan ulang tentang bukti-bukti dan
pendapat yang berbeda
D. Kunjungan Lapangan
Observasi atau pengamatan yang melibatkan pendengaran, penciuman, penglihatan,
meraba danmembaca untuk memperoleh data/ informasi yang tidak terungkap oleh
responden ketika melakukan wawancara tentang kejadian ataupun hasil-hasil
kegiatan. Seperti mengamati proses pembangunan hunian tetap, pembangunan jalan,
kualitas dan dan jumlah material.
30. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>149
BAB 3
PEMANFAATAN
MONITORING & EVALUASI
ara-cara melakukan monitoring dan evaluasi sebenarnya telah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dilakukan pada rapat desa, rapat dusun,
pertemuan kelompok, kunjungan lapangan. Bentuk pertemuan dapat
disesuaikan dengan budaya, norma, struktur yang ada di desa, serta tujuan
pemantauan dan evaluasi.
Beberapa cara untuk memantau dan mengevaluasi program/ kegiatan yang telah
berjalan di lingkungan Anda seperti:
3.1. Rapat Desa
Rapat desa atau dusun atau dengan istilah lain telah berjalan di daerah manapun
untuk membahas dan mendiskusikan perkembangan yang ada di desa tersebut,
merencanakan kegiatan ataupun memonitor kegiatan yang sedang berjalan. Pada
rapat desa, peserta dan bentuk pertemuan menyesuaikan dengan adat dan struktur
desa, bila memungkinkan penting untuk melibatkan anggota masyarakat yang
terpinggirkan seperti kelompok rentan. Pada prosesnya, pemimpin rapat yang
biasanya adalah tetua atau tokoh masyarakat memimpin rapat dan meminta
pendapat dari peserta rapat, disampaikan secara lisan yang kemudian ditulis oleh
seseorang yang ditunjuk sebagai notulen.
Rapat Desa dapat menjadi wadah untuk membahas perkembangan dan kendala
program dalam rehabilitasi dan rekonstruksi antara pemerintah desa dan masyarakat
yang diwakili oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD), panitia pembangunan danorganisasi lainnya yang memiliki
tugas pada pembangunan masyarakat. Pada rapat atau musyawarah tersebut dapat
membahas laporan panitia pembangunan maupun membahas kemajuan program.
Rapat desa juga dapat menjadi wadah penyampaian laporan dari hasil monitoring dan
keluhan masyarakat yang menerima program pembangunan, pelaksanaan rapat desa
dapat diadakan secara khusus untuk membahas laporan masyarakat ataupun
C
31. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>150
mengikuti jadwal rapat rutin desa, semisal Musrenbangdus dan Musrenbangdes.
Proses dialog antara masyarakat dan pemerintah desa maupun panitia pembangunan
diharapkan dapat mendukung percepatan dan ketepatan pembangunan desa pasca
bencana, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat besar dari pembangunan
tersebut yaitu dapat segera pulih.
3.2. Pertemuan Kelompok
Kelompok di desa terbentuk karena kesamaan profesi, ketrampilan dantujuan. Seperti
kelompok tani, kelompok ternak, kelompok pengusaha kecil. Pada pertemuan yang
dihadiri oleh para pengurus dan seluruh anggota kelompok dapat membahas
perkembangan dan hasil-hasil dari kegiatan kelompok ataupun kegiatan yang
dilakukan pihak lain untuk kepentingan kelompok. Pertemuan ini juga dapat
membahas kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan program yang
kemudian mencari solusi untuk mengatasinya.
Pengalaman beberapa desa dalam melakukan monitoring dan evaluasi program
kelompok dapat menjadi contoh yang baik, diantaranya:
1. Pengalaman Desa Kepuharjo, Cangringan, Sleman
Ibu Masirah sebagai kader PKK desa melakukan proses monitoring di pertemuan
posyandu dan PKK dengan mewawancarai peserta pertemuan kelompok tentang
pelaksanaan progam hunian tetap dan pencapaian peningkatan ekonomi.
Pada pertemuan membahas kondisi infrastruktur hunian tetap yang belum lengkap
seperti air bersih dan pengelolaan sampah rumah tangga. Sehingga usulan dari warga
untuk segera membenahi instalasi air bersih dan adanya pengelolaan sampah rumah
tangga. Selain itu, terdapat lokasi hunian tetap yang masih berada di Kawasan Rawan
Bencana (KRB) 3.
Diskusi juga membahas perkembangan usaha ibu-ibu yang tersendat karena
pemasaran produk yang kurang optimal, sehingga mengusulkan pada pemerintah
untuk melakukan proses pendampingan pasca produksi.
2. Pengalaman Desa Jumoyo, Salam, Magelang
Ibu Tatik melakukan proses evaluasi program budidaya lele dengan sistem terpal di
kelompok budidaya ikan lele dengan berdiskusi bersama anggota kelompok
32. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>151
membahas manfaat, kendala danrencana kedepan untuk pengembangan budidaya
ikan lele. Diskusi kelompok didasari pada kenyataan banyaknya warga yang sudah
tidak lagi membudidayakan lele padahal dana tersebut berupa dana hibah dari
pemerintah, kendala yang diutarakan karena sarana produksi berupa terpal sudah
rusak dan kesulitan mendapatkan air, biaya pakan lele yang tinggi sehingga jika
dihitung keuntungan tidak mencukupi untuk modal tebar benih berikutnya.
Kelompok merencanakan untuk membudidayakan bibit lele yang lebih cepat
produksinya dan modal yang lebih rendah daripada pembesaran lele. Namun masih
membutuhkan sarana produksi seperti air bersih yang lancar dengan mendesak
percepatan pembangunan irigasi.
3. Pengalaman Desa Salam, Patuk, Gunungkidul
Kelompok tani di 6 dusun di Desa Salam setiap selapanan (40 hari pasaran jawa)
melakukan pertemuan kelompok dengan agenda utama rembug perkembangan
aktivitas kelompok, arisan dan simpan pinjam. Pada rembug tersebut dilaporkan
tentang proses pelaksanaan aktivitas pertanian organik, saling bertukar pengalaman
dan pengetahuan, mengutarakan hasil panen danmenyepakati langkah
menyelesaikan berbagai kendala dan masalah seperti kunjungan ke kelompok lain,
pelaksanaan pelatihan dankerjasama dengan berbagai pihak.
3.3. Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan secara rutin berguna untuk memahami kondisi program dengan
tepat dan setiap perubahan yang terjadi dapat dipantau. Contohnya, anggota
kelompok tani secara rutin bergiliran mengunjungi lokasi penananaman untuk
mengetahui kondisi tanaman, berapa yang hidup dan berapa yang mati, dari kondisi
tanaman tersebut dapat dilakukan penyulaman atau dikaji mengapa tanaman mudah
mati, barangkali waktu penanaman kurang tepat pada saat musim kemarau atau
mungkin kondisi bibit yang memang belum siap tanam. Contoh lainnya meninjau
kondisi jalan yang telah diperbaiki, material bangunan yang tiba. Lebih baik lagi untuk
mendokumentasikan bukti dengan cara dicatat dan dipotret.
Pengalaman beberapa desa dalam melakukan monitoring dan evaluasi program
kelompok dapat menjadi contoh yang baik, diantaranya:
1. Pengalaman Desa Sirahan, Salam, Magelang
Beberapa warga melakukan kunjungan lapangan dan wawancara untuk memantau
33. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>152
pembangunan hunian tetap. Aspek yang dipantau tentang data penerima, data
lelang, kesesuaian pelaksanaan pembangunan rumah dan infrastruktur pendukung.
Warga menemukan beberapa masalah, diantaranya ketidaksesuaian penerima dengan
data yang telah diverifikasi oleh BPBD, infrastruktur pendukung belum tersedia
(penerangan, air, listrik), indikasi adanya pungutan untuk pengurusan sertifikat dan
pembelian alat-alat pertukangan. Hasil pemantauan selanjutnya dibahas dalam
pertemuan desa yang melibatkan pemerintah desa dan pemerintah kabupaten.
Warga juga memantau dan mengevaluasi pembangunan saluran irigasi teknis
pertanian yang hingga sekarang belum berfungsi. Menurut warga, fakta tersebut
dikarenakan pada saat perencanaan tidak mempertimbangkan sumber air.
2. Pegalaman Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman
Masyarakat sebagai penerima program hunian tetap memantau kualitas maupun
jumlah material yang datang dari pemasok untuk hunian tetap. Pengalaman yang
pernah dialami, pemasok mengirim material di malam hari sehingga tidak ada proses
pemantauan sehingga pada pagi hari ternyata kualitas material rendah atau tidak
sesuai dengan pemesanan, sehingga warga memberikan syarat pengiriman material
dilakukan pada siang hari dan tidak ada kompromi untuk menolak material yang tidak
sesuai dengan pemesanan seperti ukuran diameter besi yang lebih kecil. Hal serupa
juga pernah dilakukan oleh warga Dusun Paten, Srihardono, Pundong, Bantul yang
menolak bambu yang dikirim pemasok pada pukul 22.00 karena kualitasnya rendah
untuk pembangunan hunian sementara.
Warga juga memantau pelaksanaan normalisasi kali Gendol dan reklamasi lahan yang
dipenuhi material vulkanik. Normalisasi dengan menambang batu dan pasir bertujuan
untuk mengembalikan fungsi lahan dan sungai yang penuh dengan material vulkanik,
serta hasil pertambangan dapat dikelola dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa.
Namun yang terjadi sekarang ini lahan warga banyak yang terkikis akibat pengerukan
dengan alat berat sementara tapal batas kepemilikan sudah hilang yang
dikhawatirkan akan menimbulkan konflik antar warga, seyogianya sebelum dilakukan
reklamasi harus dilakukan pengukuran batas kepemilikan terlebih dahulu, sementara
penambangan harus dikelola oleh pemerintah desa sehingga ada pemasukan untuk
desa dan untuk dusun.
3. Pengalaman Desa Balerante, Kemalang, Klaten
Warga memantau perkembangan tanaman cengkeh yang telah ditanam dari bantuan
pemerintah yang ternyata banyak yang mati, diduga karena belum siap panen dan
34. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>153
waktu tanam yang tidak sesuai musim. Begitupula dengan memantau jalan yang baru
diaspal, 2 minggu setelahnya sudah ada beberapa titik yang rusak dan berlubang
karena setiap hari dilalui kendaraan bermuatan berat galian c (batu dan pasir),
sehingga usulan warga untuk pemerintah desa membuat peraturan desa untuk
menutup jalan bagi kendaraan bermuatan berat menimbang jalan tersebut sebagai
jalur evakuasi ke lokasi yang lebih aman pada saat erupsi Merapi.
4. Pengalaman Desa Sindumartani, Ngemplak, Sleman
Warga meminta penggantian kambing bantuan dari pengelola bantuan karena tidak
sesui dengan rencana. Di lain sisi, kerugian ekonomi akibat rusaknya kolam dan bibit
ikan karena debu vulkanik telah pulih, warga mendapat program bantuan pemijahan
ikan dari pemerintah telah menyumbang pendapatan warga hingga 1 juta perbulan.
5. Pengalaman Desa Negarajati, Cimanggu, Cilacap
Bancana tanah longsor yang terjadi pada 2009 di Desa Negarajati mengancurkan
lahan pertanian, perumahan, instalasi air bersih danjalan. Titik longsor merupakan
kawasan hutan produksi Perum. Perhutani dengan lereng curam yang berbatasan
langsung dengan pemukiman.
Upaya untuk mengelola risiko dilaksanakan warga dengan dukungan pemerintah
desa yang diawali menilai risiko, menyusun perencanaan penanggulangan bencana,
menyusun rencana aksi PRB, menyusun kesepakatan dengan Perhutani untuk
mengurangi risiko untuk merehabilitasi hutan dengan membuat terasiring, sistem
drainase dan reboisasi diusulkan pada Perhutani sebagai pemilik kawasan. Pasca
kegiatan, warga melakukan pertemuan evaluasi kegiatan yang ternyata rehabilitasi
hutan tidak disertai terasiring dan sistem drainase, kesepakatan warga ialah mendesak
Perhutani melakukan penataan hutan untuk mengurangi risiko longsor.
3.4. Wawancara
Wawancara juga dapat dilakukan pada saat pertemuan kelompok, dusun, arisan yang
dinamakan juga dengan wawancara berkelompok atau diskusi. Hal yang perlu
diperhatikan adalah mencatat informasi/ pendapat dari nara sumber pada saat
wawancara/ diskusi, atau bila dirasa akan menghambat narasumber untuk
berpendapat cukup diingat dan setelah tiba di rumah baru dicatat.
35. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>154
Pengalaman Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang
Melakukan wawancara kepada warga tentang pemahaman rencana evakuasi dan
kesiapan warga ketika terjadi bencana, wawancara dilakukan pada anak, dewasa,
lansia di berbagai lokasi dan waktu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak
semua warga mengatahui arah dan jalur evakuasi yang tepat ketika terjadi banjir lahar
hujan Sungai Putih terutama para lansia, mereka hanya mengikuti arah rombongan
yang terkadang salah arah. Maka rekomendasi yang diusulkan adalah mengadakan
sosialisasi, simulasi, dan pemasangan rambu jalur evakuasi yang bertujuan
meningkatkan kesiapan dan keterampilan masyarakat.
Wawancara pada petani salak tentang kualitas bibit salak. Hasil wawancara
memperoleh bukti bahwa bibit bantuan dari pemerintah belum siap tanam dan
datang tidak tepat musim (datang pada musim kemarau) sehingga banyak bibit yang
mati. Selain itu, pada saat musim panen harga salak sangat rendah sehingga diusulkan
adanya pengolahan hasil salak menjadi makanan olahan (ceriping, sirup, dodol, dll.)
yang dapat menjadi andalan desa wisata yang terkait dengan pembangunan rest and
relax.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010), “Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta: BNPB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2012), “Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemantauan
dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana”. Jakarta:
BNPB.
Doyle, Nina & Deborah Nolan, “Buklet Monitoring dan Evaluasi Proyek: Seri
Pengerahan Sumberdaya”. VCO Indonesia.
Gubbles, Peter & Catheryn Koss, “Memperkuat Kapasitas Organisasi melalui Proses
Penilaian Diri Terpadu”, Penterjemah: Nazarudin & Nur Tjahjo. Bandung: Studio
Driya Media.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
Shapiro, Janet,“Monitoring and Evaluation”. CIVICUS.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
United Nations Development Programme (2009), “Handbook on Planning, Monitoring
And Evaluating For Development Results”. UNDP:2009.
36. BAGIAN 4: MONITORING & EVALUASI BERBASIS MASYARAKAT
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>>155
TENTANG PENULIS
UNTUNG TRI WINARSO. Mempunyai pengalaman sebagai Koordinator Proyek PRBBK
(Pengembangan Desa Tangguh) di Kab. Cilacap, Comunity Organizer pada program
Pemulihan Penghidupan Korban Gempa Mei 2006 di Desa Salam Gunung Kidul.
Pengalaman lain sebagai fasilitator Perencanaan Pembangunan Desa Program
Pengembangan Desa Tangguh dalam Konteks Pengurangan Risiko Bencana Di Desa
Salam dan Pengkok Kecamatan Patuk (ERA-UNDP) dan Co-Fasilitator Konsultan
Evaluasi Akhir Proyek Pengarusutamaan Pengelolaan Risiko Bencana di 5 Desa di Nias,
Yakkum Emergensi Unit (YEU). Sebelumnya pernah menjadi tim monitoring dan
evaluasi proyek hunian sementara ERA-UNDP, memimpin penelitian mengenai
pengembangan model perangkat untuk pengurangan risiko bencana berbasis
masyarakat, sebagai salah satu penerima hibah riset dari ProVention Consortium. Saat
ini menjabat sebagai Direktur Kantor Perkumpulan Lingkar.
37. BAGIAN 5: PENUTUP
BUKU PANDUAN PENERAPAN SID DAN MONITORING PARTISIPATIF
>> 161
1.3. Monitoring Dan Evaluasi Berbasis Komunitas
1.3.1.Tantangan-Tantangan Replikasi
Tidak semua orang merasa nyaman dan menerima berbagai cara monitoring dan
evaluasi. Menurut sebagian pihak, monitoring dan evaluasi hanyalah mencari
kesalahan pihak lain yang hanya menimbulkan konflik personal, kenyataan ini bisa jadi
benar adanya jika tujuan monitoring dan evaluasi hanya terfokus pada mencari
masalah dan kendala dan tidak berusaha mencari kesepakatan bersama yang
dilandasi nilai-nilai kebersamaan, saling menghargai, keterbukaan, dan musyawarah
mufakat.
1.3.2.Strategi Replikasi
Manual dan langkah-langkah yang telah disajikan sangat terbatas dan kemungkinan
tidak dapat diterapkan karena perbedaan budaya dan nilai yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi. Masyarakat yang
meyakini nilai bahwa menyatakan masalah merupakan perilaku yang dihindari tidak
dapat secara terbuka memberikan penilaian kendala, masalah, apa yang sebaiknya
diperbaiki dan sebagainya, maka diperlukan strategi-strategi dan cara lain yang sesuai
dengan adat, budaya, nilai masyarakat setempat.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan pada aktivitas dan pertemuan-
pertemuan yang telah ada di lingkungan tempat tinggal, seperti pertemuan RT,
Pertemuan Dusun, pertemuan kelompok, musyawarah desa, musyawarah rencana
pembangunan desa. Begitu pula pelaporan hasil-hasil monitoring dan evaluasi dapat
disampaikan secara tertulis maupun lisan pada pertemuan-pertemuan tersebut,
melalui papan informasi desa, pertunjukkan kethoprak.