Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis prediksi emisi partikulat dari pembakaran limbah padat industri kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh menggunakan program SCREEN View.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa sebaran partikulat tertinggi dari boiler berada di arah selatan pada musim kemarau dengan konsentrasi 45,29 μg/m3 pada jarak 1000 m, sedang
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
PU-002.pdf
1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344286833
Prediksi Emisi Partikulat Dari Pembakaran Limbah Padat Industri Kelapa
Sawit Menggunakan Program SCREEN View Di PT. Perkebunan Nusantara V
(Persero) Sei Galuh Kab. Kampar
Conference Paper · August 2019
CITATIONS
0
READS
350
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Potensi Mikroalga Chlorella pyrenoidosa dari Limbah Cair Kelapa Sawit Menjadi Bioetanol Sebagai Sumber Energi Alternatif View project
Aryo Sasmita
Universitas Riau
29 PUBLICATIONS 11 CITATIONS
SEE PROFILE
Shinta Elystia
Universitas Riau
23 PUBLICATIONS 32 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Aryo Sasmita on 17 September 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
2. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
236
PU-002
Prediksi Emisi Partikulat Dari Pembakaran Limbah Padat Industri
Kelapa Sawit Menggunakan Program SCREEN View Di PT.
Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh Kab. Kampar
Aryo Sasmita 1
, Shinta Elystia 1
, Yulya, Wandea Vianda1
Rhenny Ratnawati2
1
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
2
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas PGRI, Surabaya
aryosasmita@lecturer.unri.a.c.id
Abstrak
PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh merupakan industri kelapa sawit yang akan
menghasilkan emisi partikulat proses produksinya. Suumber partikulat tersebut berasal dari
boiler dan insinerator. Boiler dan Insinerator ini membakar limbah padat yang dihasilkan dari
suatu kegiatan proses pengolahan kelapa sawit, sehingga perlu untuk mengetahui sebaran
emisi dari kegiatan industri kelapa sawit yang ada di PT. Perkebunan Nusantara V (Persero)
Sei Galuh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode dispersi
Gauss dengan program SCREEN View. Parameter yang dilihat adalah jumlah limbah padat
kelapa sawit, konsentrasi partikulat, arah mata angin dan kecepatan angin, dan jarak sebaran
partikulat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran partikulat tertinggi yang
dihasilkan dari boiler berada pada arah angin selatan musim kemarau untuk dengan nilai
konsentrasi sebesar 45,29 µg/m³ pada jarak 1000 meter dari boiler dengan laju emisi sebesar
14,30 g/s. Sedangkan sebaran partikulat untuk insinerator dengan nilai konsentrasi sebesar
60,90 µg/m³ dan 61,15 µg/m³ pada jarak 700 meter dari insinerator dengan laju emisi sebesar
7,80 g/s.
kata kunci : Partikulat, Boiler, Insinerator, Screen View
PENDAHULUAN
Limbah pada industri kelapa sawit adalah suatu buangan yang dihasilkan dari proses
pengolahan kelapa sawit yang berbentuk padat, cair dan gas yang dapat berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan pencemaran lingkungan sekitar.
Limbah padat yang dihasilkan antara lain tandan kosong kelapa sawit, cangkang, dan serat.
Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan minyak sawit
merupakan sisa dari proses pembuatan minyak sawit yang berbentuk cair. Dan limbah gas
berupa gas cerobong dan uap air buangan industri kelapa sawit (Sinaga, 2014).
Limbah gas yang keluar dari cerobong asap industri kelapa sawit ini merupakan hasil
pembakaran dari kegiatan proses pengolahan kelapa sawit yang akan menimbulkan
pencemaran udara. Emisi yang di timbulkan dari cerobong industri kelapa sawit ini salah
satunya adalah partikulat, partikulat ini akan mempengaruhi kualitas udara ambien atau
lingkungan serta dapat mempengaruhi kesehatan manusia sebagai reseptor terutama
menyebabkan gangguan pada sistem respirasi. Masuknya partikulat kedalam sistem
respirasi manusia dipengaruhi ukuran partikulat. Partikulat yang dihasilkan dapat bersifat
toksik karena sifat fisik atau kimia. Partikulat dapat membawa toksik/gas-gas berbahaya
melalui absorpsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut yang terhirup oleh saluran
pernafasan dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan seperti kesulitan
bernafas, memperburuk kondisi penderita asma, menurunkan kemampuan fungsi paru-paru
serta kematian dini pada penderita penyakit paru-paru dan jantung (Zannaria, 2009).
3. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
237
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
data yang berisi spesifikasi dari boiler dan insinerator serta data jumlah limbah padat
kelapa sawit yang dibakar pada boiler dan insinerator yang ada di PT. Perkebunan
Nusantara V (Persero) Sei Galuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil survey yang telah dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh
untuk pengambilan data jumlah limbah padat kelapa sawit, diketahui bahwa jumlah limbah
padat kelapa sawit yang dibakar pada boiler adalah limbah fiber dan cangkang, sedangkan
limbah padat kelapa sawit yang dibakar pada insinerator adalah limbah tandan kosong.
Data jumlah limbah kelapa sawit yang digunakan adalah bulan September 2016 - Agustus
2017. Penelitian ini menggunakan metode Gauss dengan pengolahan menggunakan
program Screen View yang disajikan sebagai berikut:
1. Timbulan limbah padat kelapa sawit
Berdasarkan tabel 1 dibawah, dapat dilihat bahwa jumlah limbah padat kelapa sawit PT.
Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh yang dibakar pada boiler sebanyak
20.299.668 kg. Sedangkan jumlah limbah padat kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara V
(Persero) Sei Galuh yang dibakar pada insinerator sebanyak 22.206.015 kg. Jika hasil
limbah padat kelapa sawit dikalkulasikan dalam satuan ton, maka akan didapatkan limbah
padat kelapa sawit pertahun untuk boiler sebanyak 20.299,668 ton/tahun dan untuk
insinerator didapatkan limbah padat kelapa sawit pertahun sebanyak 22.206,015 ton/tahun.
Tabel 1. Distribusi frekuensi timbulan limbah padat kelapa sawit
Bulan Tahun
Pembakaran (Kg)
Boiler Insinerator
Cangkang Fiber
Tandan
Kosong
September 2016 465.735 1.963.928 2.097.770
Oktober 2016 423.296 2.360.273 3.017.969
November 2016 394.253 1.754.529 3.214.813
Desember 2016 247.839 945.426 2.060.052
Januari 2017 232.000 1.066.000 2.001.375
Februari 2017 147.000 915.000 1.594.618
Maret 2017 230.000 1.378.000 1.689.509
April 2017 137.920 1.013.000 815.328
Mei 2017 203.259 820.651 787.812
Juni 2017 304.725 994.705 949.998
Juli 2017 354.627 1.828.946 1.856.184
Agustus 2017 223.281 1.895.275 2.120.587
Jumlah (Kg) 3.363.935 16.935.733 22.206.015
20.299.668
2. Distribusi sebaran partikulat dengan aplikasi SCREEN View
Hasil penyebaran konsentrasi partikulat
pada boiler untuk musim hujan dan
musim kemarau yang tersebar ke delapan
arah mata angin dapat dilihat pada grafik
Gambar 1 dan Gambar 2
4. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
238
Gambar 1 Grafik Penyebaran Partikulat Musim Hujan pada Boiler
Gambar 2 Grafik Penyebaran Partikulat Musim Kemarau pada Boiler
Dari grafik pada Gambar 1 didapatkan nilai konsentrasi partikulat dari delapan arah mata
angin untuk musim hujan dengan nilai konsentrasi penyebaran partikulat terbesar yang
dihasilkan boiler PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada arah
mata angin utara dengan nilai konsentrasi partikulat maksimum berada pada jarak 1300
meter sebesar 38,28 µg/m³. Sedangkan untuk arah mata angin dominan yang dihasilkan
boiler PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada arah mata angin
barat laut dengan nilai konsentrasi partikulat berada pada jarak 1300 meter sebesar 37,62
µg/m³. Nilai konsentrasi partikulat tersebut perlahan turun hingga mencapai nilai
konsentrasi partikulat terendah pada jarak 5000 meter dari boiler.
Sedangkan Dari grafik pada Gambar 2 didapatkan nilai konsentrasi partikulat dari delapan
arah mata angin untuk musim kemarau dengan nilai konsentrasi penyebaran partikulat
terbesar yang dihasilkan boiler PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu
berada pada arah mata angin utara dengan nilai konsentrasi partikulat maksimum berada
pada jarak 1000 meter sebesar 45,29 µg/m³. Sedangkan untuk arah mata angin dominan
yang dihasilkan boiler PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada
arah mata angin selatan dengan nilai konsentrasi partikulat berada pada jarak 1300 meter
sebesar 38,93 µg/m³. Nilai konsentrasi partikulat tersebut perlahan turun hingga mencapai
nilai konsentrasi partikulat terendah pada jarak 5000 meter dari boiler.Untuk hasil
penyebaran konsentrasi partikulat pada insinerator musim hujan dan musim kemarau yang
tersebar ke delapan arah mata angin dapat dilihat pada grafik Gambar 3 dan Gambar 4.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
100
300
500
700
900
1100
1300
1500
1700
1900
2100
2300
2500
2700
2900
3500
4500
Konsentrasi
((µg/m³)
Jarak (m)
Utara
Timur Laut
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
0
10
20
30
40
50
100
400
700
1000
1300
1600
1900
2200
2500
2800
3500
5000
Konsentrasi
(µg/m³)
Jarak (m)
Utara
Timur Laut
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
5. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
239
Gambar 3 Grafik Penyebaran Partikulat Musim Hujan pada Insinerator
Gambar 4. Grafik Penyebaran Partikulat Musim Kemarau pada Insinerator
Dari grafik pada Gambar 3 didapatkan nilai konsentrasi partikulat dari delapan arah mata
angin untuk musim hujan dengan nilai konsentrasi penyebaran partikulat terbesar yang
dihasilkan insinerator PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada
arah mata angin utara dengan nilai konsentrasi partikulat maksimum berada pada jarak 700
meter sebesar 60,90 µg/m³. Sedangkan untuk arah mata angin dominan yang dihasilkan
insinerator PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada arah mata
angin barat laut dengan nilai konsentrasi partikulat berada pada jarak 700 meter sebesar
60,75 µg/m³. Sedangkan dari grafik pada Gambar 4 didapatkan nilai konsentrasi partikulat
dari delapan arah mata angin untuk musim kemarau dengan nilai konsentrasi penyebaran
partikulat terbesar dan dominan yang dihasilkan insinerator PT. Perkebunan Nusantara V
(Persero) Sei Galuh, yaitu berada pada arah mata angin selatan dengan nilai konsentrasi
partikulat maksimum berada pada jarak 700 meter sebesar 61,15 µg/m³. Nilai konsentrasi
partikulat tersebut perlahan turun hingga mencapai nilai konsentrasi partikulat terendah
pada jarak 5000 meter dari insinerator.
3. Peta Sebaran Partikulat
Hasil peta sebaran partikulat untuk musim hujan dan kemarau yang dihasilkan dari
pembakaran limbah padat kelapa sawit oleh boiler dan insinerator PT. Perkebunan
Nusantara V (Persero) Sei Galuh yang dapat dilihat pada Gambar 5,6,7 dan Gambar 8
Berdasarkan Gambar peta sebaran partikulat tersebut terlihat perbedaan gradasi warna yang
menunjukan tingkat konsentrasi partikulat pada tiap jaraknya. Semakin pekat gradasi warna
0
10
20
30
40
50
60
70
100
300
500
700
900
1100
1300
1500
1700
1900
2100
2300
2500
2700
2900
3500
4500
Konsentrasi
(µg/m³)
Jarak (m)
Utara
Timur Laut
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
0
10
20
30
40
50
60
70
100
400
700
1000
1300
1600
1900
2200
2500
2800
3500
5000
Konsentrasi
(µg/m³)
Jarak (m)
Utara
Timur Laut
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
6. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
240
maka tingkat konsentrasinya semakin besar. Sedangkan gradasi warna yang semakin
memudar, itu menunjukan bahwa semakin jauh sebaran partikulat maka tingkat konsentrasi
yang tersebar semakin kecil. Wilayah yang terkena dampak konsentrasi tertinggi pada
boiler dan insinerator menyebar ke wilayah permukiman warga, permukiman PTPN V
Sei.Galuh serta menyebar ke wilayah kebun kelapa sawit.
Dari Gambar 5,6,7,8 nilai konsentrasi yang dihasilkan pada boiler dan insinerator untuk
musim hujan dan musim kemarau dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi partikulat tersebut
masih dalam batas aman karena nilai tersebut berada dibawah dari nilai baku mutu
partikulat yang boleh tersebar di lingkungan sekitar PT. Perkebunan Nusantara V (Persero)
Sei Galuh, yaitu sebesar 90 µg/m³ sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Udara
Nasional. Konsentrasi partikulat yang dihasilkan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap
kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar.
Gambar 5 Peta Sebaran Partikulat Pada Boiler Untuk Musim Hujan
7. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
241
Gambar 6 Peta Sebaran Partikulat Pada Boiler Untuk Musim Kemarau
Gambar 7 Peta Sebaran Partikulat Pada Insinerator Untuk Musim Hujan
8. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
242
Gambar 8 Peta Sebaran Partikulat Pada Insinerator Untuk Musim Kemarau
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap konsentrasi partikulat pada
boiler dan insinerator di PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) Sei Galuh, maka dapat
disimpulkan:
Nilai konsentrasi sebaran partikulat tertingi yang dihasilkan dari boiler berada pada arah
angin utara untuk musim hujan dan musim kemarau dengan nilai konsentrasi berturut-turut
sebesar 38,28 µg/m³ dan 45,29 µg/m³ pada jarak 1300, 1000 meter dari boiler. Sedangkan
pola sebaran partikulat untuk insinerator berada pada arah angin utara musim hujan dan
arah angin selatan musim kemarau dengan nilai konsentrasi berturut-turut sebesar 60,90
µg/m³ dan 61,15 µg/m³ pada jarak 700 meter dari insinerator.
Pola sebaran partikulat yang dihasilkan dari boiler dan insinerator PT. Perkebunan
Nusantara V (Persero) Sei Galuh digambarkan dengan menggunakan program ArcGIS
dapat dilihat bahwa sebaran partikulat menyebar ke wilayah permukiman warga,
permukiman PTPN V Sei. Galuh serta menyebar ke wilayah kebun kelapa sawit.
Nilai dari konsentrasi sebaran partikulat yang dihasilkan berdasarkan olah data dengan
menggunakan program SCREEN View tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu
Udara Nasional. partikulat yaitu sebesar 90 µg/m³.
DAFTAR PUSTAKA
Afzali, A., Rashid, M., Noorhafizah, K., Ammar, M.H. (2014). Evaluating Human Exposure to
Emmissions from Incinerator Plant Using AERMOD Dispersion Modeling. Iranian
Journal Of Public Health. Vol.43, No.3.
Alfian, Zul. (2015). Analisis pH dan Kesadahan Total pada Air Umpan Boiler di Pabrik Kelapa
Sawit Ptp Nusantara II Padang Brahrang. Jurnal Sains Kimia Vol 8, No.2, 2004: 53-55.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
9. Seminar Nasional Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Tropis, Pekanbaru, 21-22 Agustus 2019
Di Selenggarakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau
ISBN No. 978-623-92023-0-9
243
Colls, Jeremy. (2002). Air Pollution, Second Edition, Spon Press Tylor And Francis Group,
London.
Cooper, C., dan Alley, D. F. (1994). Air Pollution Control: A Design Approach, Second Edition.
Illinois: Waveland Press, Inc.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017. Direktorat
Jenderal Perkebunan. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Hanafi, N. H., Hassim, M. H dan Yusuf, M.R.M. (2016) Emission Factor Establishment For Palm
Oil Mill Boiler. Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering), Volume 78, Halaman 101-
107.
Puspitasari, A. D. (2011). Pola Spasial Pencemaran Udara dari Sumber Pencemar PLTU dan
PLTGU Muara Karang. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Ruhiat, Yayat., Bey, Ahmad., Santosa, Imam., & Nelwan, Leopold O. (2008). Penyebaran
Pencemar Udara di Kawasan Industri Cilegon. Jurnal Agromet Indonesia. Bandung : IPB
Rusmery, T. (2009). Korelasi Antara Biological Oxygen Demand (Bod) Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit Terhadap Ph, Total Suspended Solid (Tss), Alkaliniti dan Minyak/Lemak.
Thesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sepriani, K, D., (2015). Sebaran Partikulat (PM10) Pada Musim Kemarau di Kabupaten
Tangerang Dan Sekitarnya. Skripsi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Pertanian Bogor.
Sinaga, K, A, E. (2014). Design Alat Sedimentasi Dalam Pengolahan Air Limbah Industri Minyak
Kelapa Sawit. Skripsi : Palembang : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
U.S. Environmental Protection Agency, (1995). SCREEN3 Model User's Guide, EPA-
454/B-95-004. U.S. Environmental Protection Agency. Research Triangle Park, NC 27711.
Zannaria, N,D., Roosmini, Dwina., Santoso, Muhayatun. (2009). Karakteristik Kimia Paparan
Partikulat Terespirasi. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol. IX, No. 1 : (37-
50), ISSN 1411 – 3481. Bandung: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung
View publication stats
View publication stats