SlideShare a Scribd company logo
1 of 300
Download to read offline
Seri Pelatihan Fasilitator Musrenbang Tahunan Daerah


    Bahan Pelatihan Fasilitator
    Forum SKPD dan Musrenbang
    Rencana Kerja Pemerintah
    Daerah (RKPD)
    Panduan Pelatihan




                                                       i
    Local Governance Support Program
Bahan Pelatihan Fasilitator
Forum SKPD dan Musrenbang Rencana
  Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)




     Local Governance Support Program
              December 2007



                                        i
Bahan Pelatihan ini disusun oleh Local Governance Support Program (LGSP], Desember 2007.
Pendanaan: USAID (United States Agency for International Development) Dilaksanakan oleh Research
Triangle Institute, Indonesia.

LGSP USAID Strategic Participatory Planning Team dibentuk khusus untuk memberikan advokasi,
pelatihan, dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, Organisasi Masyarakat Sipil (NGO,
CBO dan CSO) dalam bidang perencanaan pembangunan daerah baik yang bersifat perencanaan jangka
panjang (RPJPD), perencanaan jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD), maupun rencana tahunan
(RKPD, Renja SKPD, RKA SKPD); diagnostic assessment kemampuan perencanaan daerah; seminar,
workshops dan focus group discussions konsultasi publik perencanaan daerah.

TIM STRATEGIC PARTICIPATORY PLANNING terdiri atas Widjono Ngoedijo Ph.D (Advisor), Engkus Ruswana
(Senior Planning Specialist) dan Indira Sari (Planning Specialist); Planning Specialists di kantor regional
LGSP terdiri atas Agus Irawan Setiawan (NSRO), Rahmat Djalle (WPRO), Sri Pantjawati Handayani (WJRO),
Hartanto Ruslan (CJRO), Nurman Sillia (EJRO), Undang Suryana (SSRO), Susila Utama dan Joni Chandra
(NARO).

LGSP mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah atas informasi
perencanaan yang diberikan untuk memperkaya substansi bahan pelatihan dan pendampingan ini.

PENDAPAT DAN PANDANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INI
TIDAK SELALU MENCERMINKAN PENDAPAT DAN PANDANGAN USAID

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
LGSP
Jakarta Stock Exchange Building
Tower 1, 29th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190

Phone: +62 21 515 1755-57
Facs: +62 21 515 1752
E-mail: info@lgsp.or.id
Http://www.lgsp.or.id


ii
ABSTRAKSI

Bahan Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar, pendekatan, metodologi, dan
keterampilan perencanaan yang diperlukan untuk memfasilitasi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), khususnya untuk memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) dan Forum SKPD.

Bahan Pelatihan ini terdiri dari (10) sepuluh bagian, yaitu sebagai berikut:

Bagian 1     memuat tinjauan tujuan dan sasaran pelatihan

Bagian 2     memuat tinjauan kerangka regulasi, system, mekanisme, dan proses perencanaan dan
             penganggaran tahunan daerah, dan contoh penyusunan kalender penyusunan RKPD
             dan Renja SKPD

Bagian 3     memuat peran dan fungsi fasilitator, pengetahuan, keterampilan, dan kualifikasi yang
             diperlukan untuk menjadi fasilitator, dasar-dasar teknik fasilitasi, dan ruang lingkup kerja
             fasilitator dalam proses perencanaan dan penganggaran tahunan daerah

Bagian 4     memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Forum SKPD dan
             Musrenbang RKPD, metoda fasilitasi yang diperlukan, rancangan agenda Forum SKPD
             dan Musrenbang RKPD, dan agenda pelatihan fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang
             RKPD.

Bagian 5     memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan,
             rancangan agenda Musrenbang Kecamatan, dan agenda pelatihan fasilitator Musrenbang
             Kecamatan.

Bagian 6     memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Musrenbang Desa/
             Kelurahan, rancangan agenda Musrenbang Desa/Kelurahan, dan agenda pelatihan
             fasilitator Musrenbang Desa/Kelurahan

Bagian 7     memuat template/form yang diusulkan/disarankan dapat digunakan dalam fasilitasi
             penyelenggaraan Musrenbang dan Forum SKPD. Terdapat sekitar 19 template/form yang
             diusulkan/disarankan untuk memandu dan memfasilitasi proses dalam Forum SKPD
             dan Musrenbang pada berbagai tingkatan.

Bagian 8     memuat latihan kerja yang memungkinkan fasilitator memahami pengetahuan
             perencanaan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan Daftar Skala
             Prioritas dan penyusunan RKA SKPD

Bagian 9     memuat beberapa lampiran Permendagri 13/2006 yang merupakan format dan tablel-
             tabel penting untuk digunakan dalam fasilitasi penyelenggaraan Musrenbang dan Forum
             SKPD.

Bagian 10    memuat Kepmendagri tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Penyelenggaraan
             Musrenbang dan sejumlah makalah yang disusun LGSP yang dapat digunakan sebagai
             referensi dalam fasilitasi penyelenggaraan Musrenbang dan Forum SKPD.




                                                                                                     iii
ABSTRACT

This guideline is designed to provide basic understanding, approaches, methodology and necessary
planning skills to facilitate the preparation of Local Government Annual Work Program and Budget
(Rencana Kerja Pemerintah Daerah) especially to facilitate the implementation of Musrenbang (the
Multi Stakeholders Consultation Forum for Regional Development Plan) and Forum SKPD (the Stake-
holders Consultation Forum for LGU Work Program and Budget).

The guideline comprises of 10(ten) sections as follows:

Section 1 Provides an overview of the training goals and objectives.

Section 2 Provides an overview of regulatory framework, system, mechanism and process
          of Local Government Planning, especially the LG Annual Work Program and
          Budget; the calendar for RKPD preparation

Section 3 Describes the role and function of facilitators; educational, knowledge, skills and
          personal qualification required to become facilitators; understanding of basic
          techniques and skills of facilitation

Section 4 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang RKPD and Forum SKPD;
          facilitation method required; development of agenda for Musrenbang and Forum SKPD;
          and Agenda for Training of Facilitators in Musrenbang and Forum SKPD

Section 5 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang Kecamatan; development
          of agenda for Musrenbang Kecamatan and; agenda for training of Facilitators

Section 6 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang Desa/Kelurahan;; develop-
          ment of agenda for Musrenbang Desa/Kelurahan and; agenda for training of facilitators in
          Musrenbang Desa/Kelurahan

Section 7 Provides suggested planning templates and forms to be used in facilitating the implemen-
          tation of Musrenbang and Forum SKPD. About 19 templates/forms are suggested to
          guide and facilitate different stages of the Musrenbang and Forum SKPD processes.

Section 8 Provides work exercises to equip facilitators with necessary planning knowledge and
          skills to develop Daftar Skala Prioritas (the Priority List of Program and activities) and
          RKA SKPD (LG unit work activity budget)

Section 9 Annexes provide PERMENDAGRI 13/2006 key forms and tables that can be used in
          facilitating the implementation of Musrenbang and Forum SKPD.

Section 10 Provides relevant regulations and a number of working papers prepared by LGSP that can
           be used as references in facilitating the implementation of Musrenbang and Forum SKPD




iv
DAFTAR ISI

                  BAHAN PELATIHAN FASILITATOR FORUM SKPD
                     DAN MUSRENBANG RENCANA KERJA
                        PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
ABSTRAKSI ...................................................................................................................     iii
ABSTRACT ....................................................................................................................      iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................................      v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................           vii

Bagian 1. Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan .........................................................                          1
Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan ..............................................................................               2

Bagian 2. Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem, Mekanisme, Proses Perencanaan dan
Penganggaran Tahunan Daerah ...................................................................................                    5
2.1 Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem, Mekanisme, Proses Perencanaan dan Penganggaran
    Tahunan Daerah (cek bahan presentasi) ....................................................................                     6
2.2 Bagan Alir Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana
    Kerja SKPD (Renja SKPD)......................................................................                                 10
2.3 Kalender Penyusunan RKPD ......................................................................................               12

Bagian 3. Peranan Fasilitator dan Dasar-Dasar Teknik Fasilitasi ....................................                              13
3.1 Peranan, Fungsi Fasilitator, dan Dasar-dasar Teknik Fasilitasi .........................................                      14
3.2 Ruang Lingkup Kerja Fasilitator dalam Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah.....                                        28

Bagian 4. Fasilitasi Forum SKPD dan Musrenbang RKPD .................................................                             33
4.1 Ruang Lingkup Kerja Fasilitator dalam Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang
    RKPD ......................................................................................................................   34
4.2 Metoda Fasilitasi dalam Forum SKPD dan Musrenbang RKPD .....................................                                  36
4.3 Rancangan Agenda Forum SKPD Kabupaten/Kota .......................................................                            41
4.4 Rancangan Agenda Musrenbang RKPD ....................................................................                         42
4.5 Agenda Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang RKPD ................................                                  44

Bagian 5. Fasilitasi Musrenbang Kecamatan .................................................................                       45
5.1 Strategi Fasilitasi Efektif Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Desa/Kelurahan....                                            46
5.2 Ruang Lingkup Kerja bagi Fasilitator dalam Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan....                                           49
5.3 Rancangan Agenda Musrenbang Kecamatan ...............................................................                         51
5.4 Rancangan Agenda Pelatihan Fasilitator Musrenbang Kecamatan .....................................                             52

Bagian 6. Fasilitasi Musrenbang Desa/Kelurahan .........................................................                          55
6.1 Ruang Lingkup Kerja bagi Fasilitator dalam Penyelenggaraan Musrenbang Desa .........                                          56
6.2 Rancangan Agenda Musrenbang Desa ..........................................................................                   59
6.3 Rancangan Agenda Pelatihan Calon Pelatih (TOT) Fasilitator Musrenbang Desa/
    Kelurahan .................................................................................................................   60

Bagian 7 Template/Form yang Digunakan Dalam Fasilitasi ...........................................                                61
Daftar Template/Form yang Digunakan ............................................................................                  62
T-2 Pembentukan Tim Penyusun RKPD ..........................................................................                      63
T-3 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD .............................................                                 66
T-4 Review RPJMD dan Pencapaian RKPD tahun berjalan ...............................................                               68
T-5 Review Usulan Program dan Kegiatan SKPD Tahun Lalu dan Prioritas untuk Tahun
     Rencana (prakiraan maju) ...........................................................................................         69
T-7 Analisis Kondisi dan Permasalahan Daerah Eksisting ..................................................                         74
T-17 Identifikasi Stakeholder ...............................................................................................     83



                                                                                                                                  v
T-18 Penentuan Stakeholder untuk Konsultasi Publik ..........................................................                       86
T-19 Penetapan Jadwal dan Tata Cara Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang .......                                               88
T -23 Musrenbang Desa/Kelurahan ...................................................................................                 81
T-24   Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Desa/Kelurahan ......................................                              92
T-25   Musrenbang Kecamatan .......................................................................................                 93
T-26   Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Kecamatan.......................................                                   95
T-27   Pembahasan Forum SKPD ...................................................................................                    96
T-28   Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD ...........................................................                       102
T-32   Musrenbang RKPD ............................................................................................                103
T-33   Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RKPD ....................................................                               105
T-40   Prototype Daftar Isi Renja SKPD ...............................................................................             107
K-3a Konsultasi dengan Delegasi Musrenbang untuk Pembahasan Rancangan KUA .........                                                108
K-10b Konsultasi dengan Delegasi Musrenbang untuk Pembahasan Rancangan PPAS .........                                              109
K-26 Sosialisasi Ranperda kepada Masyarakat ..............................................................                         110
K-27 Berita Acara Hasil Sosialisasi Ranperda APBD Kepada Masyarakat .........................                                      111

Bagian 8 Latihan Kerja ................................................................................................. 113
• Latihan Kerja 1, Musrenbang Kecamatan: Pengembangan Format Daftar Skala Prioritas ... 114
• Latihan Kerja 2, Penyusunan Rencana Kerja Anggaran SKPD ....................................... 123

Bagian 9 Lampiran ......................................................................................................           127
• Lampiran A.I Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Urusan Pemerintah Daerah
  dan Organisasi .......................................................................................................           128
• Lampiran A.V Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi .....................                                       131
• Lampiran A.VI Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Belanja Daerah Menurut
  Fungsi untuk Keselarasan dan Keterpaduan Keuangan Negara ......................................                                  132
• Lampiran A.VII Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut
  Urusan Pemerintahan Daerah .....................................................................                                 134
• LAMPIRAN A.I.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode dan Klasifikasi Urusan Pemerintahan
  Daerah dan Organisasi..................................................................... .                                     176
• LAMPIRAN A.VI.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode dan Klasifikasi Belanja Daerah
  Menurut Fungsi untuk Keselarasan dan Keterpaduan Pengelolaan Keuangan
  Negara......................................................................................................................     179
• LAMPIRAN A.VII.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode rekening sesuai kebutuhan
  obyektif......................................................................................................................   181
• LAMPIRAN A.X.a : Permendagri 59/2007 tentang Format Kebijakan Umum
  APBD......................................................................................................................       183
• Lampiran A.X Permendagri 13/2006 tentang Format KUA ..........................................                                   185
• LAMPIRAN A.XI.a : Permendagri 59/2007 tentang Format Prioritas dan Plafon Anggaran
  Sementara PPAS .................................................................................................                 188
• Lampiran A.XI Permendagri 13/2006 tentang Format PPAS .......................................                                    195
• Formulir RKA-SKPD 2.2.1 ......................................................................................                   197
• Formulir RKA-SKPD 2.2 .........................................................................................                  198

Bagian 10 Referensi ....................................................................................................           199
10.1 Keputusan Menteri Dalam Negeri No 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman
     Penilaian dan Evaluasi Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
     (Musrenbang) .........................................................................................................        200
10.2 Potret Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Kabupaten/Kota ....................................                                    251
10.3 Penyusunan Pagu Indikatif untuk Perencanaan Tahunan Daerah ................................                                   255
10.4 Penyusunan KUA dan PPAS .........................................................................................             266
10.5 Klinik Konsultasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah .........................................                               271
10.6 Titik Kritis Perencanaan dan Penganggaran Tahunan serta Solusi yang Diajukan ...........                                      277
10.7 Contoh Perdes APBDes ............................................................................................             279
10.8 Contoh Format Penyusunan APBDes ............................................................................                  285




vi
KATA PENGANTAR


Local Governance Support Program (LGSP) merupakan sebuah program bantuan bagi pemerintah
Republik Indonesia yang diberikan oleh United States Agency for International Development (USAID).
Program ini dirancang untuk menunjukkan bahwa melalui sistem pemerintahan yang terdesentralisasi,
masyarakat di daerah dapat mempercepat proses pembangunan yang demokratis dan meningkatkan
kinerja serta transparansi pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik. LGSP memberikan bantuan
teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerahnya dengan membantu mereka mencapai tujuan melalui
penyusunan prioritas pembangunan dan penyediaan pelayanan publik secara demokratis. Untuk itu
LGSP bekerjasama dengan mitra-mitra dari pemerintah daerah, DPRD, media dan organisasi
masyarakat, yang tersebar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat,
Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Reformasi desentralisasi yang dimulai pada Tahun 2001, merupakan perwujudan dari komitmen
Indonesia menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dikeluarkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi penanda terbukanya
kesempatan luas bagi usaha pembangunan daerah dan bagi partisipasi warga yang lebih besar dalam
tata kelola pemerintahan. Sejak awal penerapan kebijakan tersebut, masyarakat dan pemerintah
daerah telah menjawab kesempatan tersebut dengan antusias dan kreativitas yang luar biasa hingga
menghasilkan capaian dan inovasi yang luar biasa pula.

Di bidang perencanaan dan penganggaran daerah terdapat perubahan dan perkembangan regulasi,
paradigma, pendekatan dan metodologi perencanaan pembangunan daerah yang sangat dinamis.
Perubahan ini menuntut penguatan kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah, legislatif dan
organisasi masyarakat sipil sesuai peranan dan fungsi masing-masing pihak dalam proses penyusunan
perencanaan pembangunan daerah. Dalam konteks ini, LGSP telah mengembangkan Bahan
Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang bertujuan menyiapkan fasilitator yang kompeten untuk membantu Pemerintah Daerah
dalam menyelenggarakan proses demokratis dan partisipatif dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Bahan dirancang bagi memungkinkan fasilitator memahami kerangka
regulasi yang berpengaruh pada proses perencanaan partisipatif; pengetahuan perencanaan dan
penganggaran daerah dan; ketrampilan tentang metoda dan teknik fasilitasi yang sesuai dengan
tahapan perencanaan. Bahan mencakup fasilitasi proses perencanaan partisipatif di peringkat
kabupaten/kota dalam Forum SKPD dan Musrenbangda, fasilitasi Musrenbang Kecamatan dan fasilitasi
Musrenbang Desa/Kelurahan

Semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan secara meluas.


Desember , 2007




Judith Edstrom                                                     DR. Widjono Ngoedijo
Chief of Party,                                                    Planning Advisor,
USAID-LGSP                                                         USAID – LGSP
RTI International                                                  RTI International




                                                                                              vii
Bagian 1
Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan




                                        1
1.1. TUJUAN DAN SASARAN PELATIHAN FASILITATOR
     PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PARTISIPATIF
     TAHUNAN DAERAH

   Pelatihan ini dirancang untuk dapat membina kader pembangunan di daerah yang diharapkan dapat
   berperan aktif sebagai fasilitator maupun mediator pada proses-proses partisipasi publik dalam rangka
   penyusunan rencana tahunan daerah. Oleh karenanya dalam pelatihan ini selain untuk memberikan
   wawasan dalam hal perencanaan pembangunan partisipatif yang efektif, pengetahuan tentang metoda
   dan teknis fasilitasi juga akan membincangkan tentang pengalaman mengenai berbagai isu yang
   berkaitan dengan penyusunan rencana pembangunan daerah, sebagai masukan bagi pendampingan
   penyusunan rancangan pembangunan tahunan daerah.


   TUJUAN PELATIHAN

   Adapun tujuan pelatihan adalah sebagai berikut:
   • Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peran dan fungsi fasilitator yang disertai dengan
     teknis dan metoda untuk memfasilitasi proses penyusunan dokumen perencanaan tahunan daerah.
   • Memberikan pemahaman atas proses penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD,
     Renja SKPD, KUA, PPAS, RKA SKPD) dan mekanisme konsultasi publik (Musrenbang, Forum
     SKPD, FGD)
   • Memberikan pemahaman tentang teknik atau tata cara untuk meningkatkan kualitas konsultasi
     publik dalam perencanaan daerah (baik di tingkat kelurahan/kecamatan, kabupaten/kota, forum
     SKPD)
   • Mendapatkan masukan dari daerah berkenaan dengan isu seputar penyusunan perencanaan
     tahunan daerah yang dihadapi dan ditemui di daerah.
   • Mendapatkan masukan, komentar, dan saran untuk penyempurnaan pelaksanaan Musrenbang
     ataupun konsultasi publik dalam rangka penyusunan dokumen rencana tahunan daerah.


   SASARAN PELATIHAN

   Sasaran yang ingin dicapai dengan pelatihan ini adalah menyiapkan kader-kader pembangunan di
   daerah, sebagai pelaku pembangunan yang diharapkan dapat melanjutkan dan menyebarkan proses-
   proses perencanaan pembangunan partisipatif di daerah dalam rangka mengusung dan mewujudkan
   tata kepemerintahan yang baik (good governance) sehingga perencanaan pembangunan menjadi
   milik bersama antara pemerintah daerah dan masyarakatnya


   PESERTA PELATIHAN

   Pelatihan ini diikuti oleh unsur-unsur perwakilan daerah kabupaten dan kota yang berada dalam
   wilayah dampingan LGSP, baik dari unsur perangkat daerah maupun unsur nonpemerintah daerah
   (masyarakat, swasta, NGO, perwakilan Universitas) yang ditunjuk dan disepakati daerah, agar kelak
   dapat melakukan pendampingan untuk memfasilitasi proses penyusunan dokumen perencanaan dan
   penganggaran di daerahnya.




   2
MATERI PELATIHAN


No               MATERI               TUJUAN DAN SASARAN SUBTANSI

 1   Tinjauan Kerangka Regulasi,      Peserta memahami kerangka regulasi yang berlaku,
     Sistem, Mekanisme, Proses        sistem, mekanisme dan alur proses perencanaan
     Perencanaan dan                  tahunan daerah.
     Penganggaran Tahunan Daerah

 2   Peranan Fasilitator dan Dasar-   Peserta memahami peranan, fungsi fasilitator, dan ruang
     dasar Teknik Fasilitasi          lingkup kerjanya dalam memfasilitasi proses
                                      penyusunan rencana tahunan daerah, serta memahami
                                      dasar-dasar teknik fasilitasi.

 3   Fasilitasi Forum SKPD dan        Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam
     Musrenbang RKPD                  Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang RKPD,
                                      memahami metoda fasilitasi yang dapat diterapkan
                                      dalam fasilitasi Forum SKPD dan Musrenbang RKPD,
                                      serta mengetahui contoh/prototype rancangan agenda
                                      Musrenbang RKPD.

 4   Fasilitasi Musrenbang            Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam
     Kecamatan                        Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan, memahami
                                      kapasitas dan kemampuan yang diperlukan untuk
                                      mengorganisasikan Musrenbang Kecamatan yang
                                      memenuhi kaidah demokratis dan partisipatif.

 5   Fasilitasi Musrenbang Desa/      Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam
     Kelurahan                        Penyelenggaraan Musrenbang Desa/Kelurahan.

 6   Template/Form yang Digunakan Peserta memahami dan dapat menggunakan template/
     dalam Fasilitasi             form untuk mendukung proses fasilitasi Musrenbang.

 7   Latihan Kerja                    Terdiri atas Latihan Kerja 1 dan Latihan Kerja 2.
                                      Latihan Kerja 1 tentang Pengembangan Format Daftar
                                      Skala Prioritas (DSP). Latihan ini bertujuan untuk
                                      meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan
                                      keterampilan fasilitator untuk mengembangkan format
                                      (DSP) untuk mengevaluasi, menilai, menseleksi, dan
                                      memprioritisasi usulan program dan kegiatan.
                                      Latihan Kerja 2 tentang Penyusunan RKA-SKPD.
                                      Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan,
                                      kompetensi, dan keterampilan fasilitator dalam
                                      menyusun program, kegiatan, dan anggaran dalam For-
                                      mat RKA-SKPD sesuai Permendagri 13/2006 dan
                                      perubahannya (Permendagri 59/2007)

 8   Lampiran                         Mengemukakan beberapa Lampiran Permendagri 13/
                                      2006 yang akan diacu dalam proses perumusan pro-
                                      gram dan kegiatan.

 9   Referensi                        Menyediakan referensi-referensi yang dinilai penting
                                      dalam mendukung fungsi dan kerja fasilitator dalam
                                      fasilitasi Musrenbang/Forum SKPD dan dalam
                                      memperkaya wawasan dan pemahaman fasilitator
                                      tentang berbagai aspek perencanaan dan penganggaran
                                      tahunan daerah.


                                                                                                3
4
Bagian 2
Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem,
Mekanisme, Proses Perencanaan dan
Penganggaran Tahunan Daerah




                                      5
2.1. TINJAUAN REGULASI, SISTEM, MEKANISME, PROSES
     PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
     TAHUNAN DAERAH

   ENGKUS RUSWANA
   SENIOR PLANNING SPECIALIST, NATIONAL OFFICE



   JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-             –   PP-39/2006 tentang Tata cara
   UNDANGAN                                               Pengendalian         dan      Evaluasi
                                                          Pelaksanaan Rencana Pembangunan
   Berdasarkan UU No 10/2004 tentang                  –   PP-40/2006 tentang Tata Cara
   Pembentukan Peraturan Perundangan, jenis dan           Penyusunan Rencana Pembangunan
   hirarki peraturan perundangan adalah sbb:              Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23)
   1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia          –   PP-3/2007 tentang LPPD kepada
        1945                                              Pemerintah, LKPKD kepada DPRD, dan
   2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-              Informasi LPPD kepada masyrakat.
        undang (PERPU)                                –   PP-8/2007 tentang Investasi Pemerintah
   3) Peraturan Pemerintah                            –   PP-21/2007 tentang Perubahan ketiga
   4) Peraturan Presiden                                  atas PP-24/2004 tentang Kedudukan
   5) Peraturan Daerah                                    Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
                                                          Anggota DPRD.
                                                      –   PP-38/2007 tentang Pembagian Urusan
   INSTRUMEN HUKUM PERENCANAAN DAN                        Pemerintahan
   PENGANGGARAN DAERAH                                –   PP-41/2007 tentang Organisasi
                                                          Perangkat Daerah
   •   UNDANG-UNDANG
       –  UU-17/2003 tentang Keuangan Negara
          (pasal 17 – 20).                        •   PERATURAN PRESIDEN
       –  UU-1/2004 tentang Perbendaharaan            –  Perpres-7/2005 tentang RPJM Nasional
          Negara                                         2004-2009
       –  UU-15/2004                  tentang         –  Perpres-perpres tentang RKP yang
          Pertanggungjawaban        Keuangan             diterbitkan setiap tahun oleh Presiden.
          Negara                                      –  Perpres-perpres tentang DAU Daerah
       –  UU-25/2004 tentang SPPN                        Provinsi dan Kab/Kota yang diterbitan
       –  UU-32/2004 tentang Pemerintahan                setiap tahun oleh Presiden
          Daerah, (terutama psl 150 – 154 dan
          psl 179 – 199).                         •   KETENTUAN PENUNJANG :
       –  UU-33/2004 tentang Perimbangan              –  Permendagri No 13/2006 tentang
          Keuangan antara Pusat dan Daerah,              Pengelolaan Keuangan Negara
          (terutama pasal 66 – 86).                   –  Permendagri No 57/2007 tentang
                                                         Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
   •   PERATURAN PEMERINTAH:                             Perangkat Daerah
       –  PP-20/2004 tentang Penyusunan RKP           –  Permendagri No 59/2007 tentang
       –  PP-21/2004 tentang Penyusunan RKA-             Perubahan Permendagri 13/2006
          Kementerian Negara dan Lembaga                 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
       –  PP-55/2005 tentang Dana Perimbangan         –  SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas-
       –  PP-58/2005 tentang Pengelolaan                 Mendagri tentang Petunjuk Teknis
          Keuangan Daerah                                Penyelenggaraan Musrenbang Tahunan
       –  PP-65/2005      tentang    Pedoman             yang diterbutkan setiap tahun
          Penyusunan dan Penerapan SPM                –  SE Mendagri tentang Pedoman
       –  PP-72/2005 tentang Desa                        Penyusunan APBD tahun rencana dan
       –  PP-73/2005 tentang Kelurahan                   Pertanggungjawaban Pelaksanaan
       –  PP-79/2005      tentang    Pedoman             APBD tahun sebelumnya, yang
          Pembinaan       dan     Pengawasan             diterbitkan setiap tahun oleh Mendagri.
          Penyelenggaraan Pemerintahan di             –  SE Mendagri No.140/640/SJ tentang
          Daerah                                         Pedoman Alokasi Dana Desa
                                                      –  Kepmenkes No.1457 tentang SPM
                                                         Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/
                                                         Kota


   6
–   Kepmendiknas       No.129a/U/2004         ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
        tentang SPM Bidang Pendidikan             DI DAERAH
    –   Kemen LH No.197/2004 tentang SPM
        Bidang Lingkungan Hidup di Daerah
        Kabupaten dan Daerah Kota.

•   Acuan lain yang perlu diperhatikan:
    –  Buku Pegangan Penyelenggaraan
       Pemerintahan dan Pembangunan
       Daerah (Handbook).! diterbitkan setiap
       tahun oleh Bappenas
    –  Grand Strategi Implementasi Otonomi
       Daerah (Dalam Koridor UU-32 Tahun
       2004)
    –  Millennium Development Goals
    –  Prinsip-prinsip Good Governance
    –  RUU tentang Pelayanan Publik
    –  Renstra Departemen Kesehatan
    –  Renstra Departemen Pendidikan
       Nasional                                   Khusus tentang proses perencanaan dan
                                                  penganggaran di daerah, alur prosesnya
                                                  diilustrasikan pada bagan di atas.
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN
PERENCANAAN
                                                  KANDUNGAN MATERI RKPD
"   Teknokratis (Strategis) ! rencana strategis
    masa depan, disusun secara sistimatis         Dokumen RKPD memuat hal-hal berikut:
    berdasarkan teknis perencanaan.               –    Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah
"   Demokratis dan Partisipatif ! Proses          –    Arah Kebijakan Keuangan Daerah
    pengambilan keputusan dan konsensus           –    Daftar Prioritas Pembangunan Daerah
    melibatkan stakeholders luas dan intensif     –    Program dan kegiatan dirinci menurut
"   Politis ! proses melalui konsultasi                Fungsi/SKPD, wilayah kerja dengan pagu
    melibatkan masyarakat dan kekuatan politis         indikatif dan sumber pendanaan
    (kepala daerah dan DPRD) dan legalisasi       –    Daftar usulan kebijakan/regulasi pada
    melalui PERDA.                                     tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun
"   Bottom-up planning ! mengakomodasi                 Nasional
    aspirasi/kepentingan       pembangunan        –    Rancangan Pendanaan untuk Alokasi
    masyarakat dan daerah, sesuai kondisi dan          Dana Desa
    potensi daerah.                               –    Unit pelaksana kegiatan dan program
"   Top-down planning ! sinergi dengan
    perencanaan       di    atasnya      serta
    memperhatikan               tujuan-tujuan     PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN
    pembangunan nasional                          PENGANGGARAN TAHUNAN

                                                  Proses perencanaan dan penganggaran
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN                 tahunan daerah beserta jadwalnya dapat dilihat
                                                  pada bagan berikut:
Menurut UU No 25/2004, alur perencanaan dan
penganggaran diilustrasikan pada bagan
berikut:




                                                                                             7
PROSES PENYUSUNAN APBD                           $   “Partisipatif” (Masyarakat berperan
                                                     dalam proses pengambilan keputusan;
                                                 $    “Keterbukaan” (akses masyarakat
                                                     terhadap informasi yang benar);
                                                 $   “Akuntabilitas”                (dapat
                                                     dipertanggungjawabkan         kepada
                                                     masyarakat)

                                             #   Tujuan Partisipasi Masyarakat (UU-32/2004)
                                                 $ Mempercepat                 terwujudnya
                                                     kesejahteraan masyarakat
                                                 $ Menciptakan rasa memiliki terhadap
                                                     pemerintahan dan tanggungjawab
                                                     pembangunan
                                                 $ Menjamin keterbukaan, akuntabilitas
                                                     dan kepentingan umum
                                                 $ Mendapatkan aspirasi masyarakat dan
RANGKAIAN PROSES MUSRENBANG                      $ Sebagai wahana untuk agregasi
KABUPATEN/KOTA                                       kepentingan dan mobilisasi dana


                                             ASPEK LEGALITAS YANG MENGATUR
                                             PARTISIPASI PUBLIK DALAM PERENCANAAN
                                             DAN PENGANGGARAN

                                             •   UU-25/2004 tentang SPPN
                                                 –  Pasal 2 ! azas SPPN bertujuan
                                                    mengoptimalkan partisipasi masyarakat
                                                 –  Pasal 9-12; 16-18; 22-27 ! kedudukan
                                                    Musrenbang         dalam      proses
                                                    perencanaan
                                                 –  Penjelasan UU-25/2004 bagian Umum
                                                    butir 3 ! pendekatan dalam
                                                    keseluruhan rangkaian perencanaan

PERSIAPAN YANG PERLU DILAKUKAN DAERAH        •   UU-32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
                                                 –  Pasal 139 ! hak masyarakat dalam
•   Menyiapkan dana dan logistik                    penyiapan      atau     pembahasan
•   Pembentukan Tim (RKPD, Renja SKPD) dan          rancangan Perda
    Struktur Tim, misal :                        –  Pasal 150-151 ! upaya mendorong
    –   Tim Penyusun                                partisipasi masyarakat.
    –   Tim Konsultasi
    –   Tim PembahasTerfokus (FGD)           •   UU-10/2004     tentang  Pembentukan
    –   Tim Fasilitator                          Peraturan Perundangan.
•   Identifikasi dan analisis stakeholders       –   Pasal ! hak masyarakat memberikan
•   Menyiapkan agenda/kalender penyusunan            masukan dalam penyiapan atau
    dokumen perencanaan RKPD                         pembahasan rancangan PERDA
•   Menyiapkan panduan/pedoman penyusunan
    rencana, serta pelaksanaan forum SKPD    •   PP-40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan
    dan musrenbang                               Rencana Pembangunan Nasional (pasal 4,
                                                 5, 10,12,15, 23)

PERANSERTA MASYARAKAT                        •   SEB Meneg PPN/Kepala BAPPENAS dan
                                                 MENDAGRI tentang Petunjuk Teknis
#   Asas penting yang membuka peranserta         Pelaksanaan (diterbitkan setiap tahun).
    dalam UU 25/2004
    $ “Kepentingan Umum”
        (mendahulukan kesejahteraan umum
        secara aspiratif, akomodatif dan
        selektif);




8
ISU KUNCI PARTISIPASI PUBLIK DALAM                   meningkatkan partisipasi publik dalam
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN                         proses perencanaan dan penganggaran
                                                     pembangunan daerah.
                                                 •   Keterbatasan kemampuan organisasi
•   Kekurangjelasan peranan, fungsi dan              masyarakat sipil untuk menjalankan peran
    jurisdiksi partisipasi publik dalam proses       yang efektif dalam proses perencanaan dan
    perencanaan dan penganggaran                     penganggaran daerah
•   Peraturan perundangan hanya mengatur
    partisipasi publik sebatas perencanaan       KEBUTUHAN PENGUATAN LEGALITAS
    dalam bentuk: jaring aspirasi/konsultasi     PARTISIPASI PUBLIK DALAM PERENCANAAN
    publik dan partisipasi dalam forum SKPD &    DAN PENGANGGARAN
    musrenbang
                                                 Perlunya ketentuan yang mengatur agar:
•   Kekurangefektifan Musrenbang untuk           • Keterlibatan wakil CSO dalam Tim Penyusun
    mempengaruhi proses alokasi anggaran             dokumen perencanaan dan penganggaran
•   Partisipasi masyarakat dalam proses          • Dalam proses penyusunan perencanaan
    formulasi, implementasi, pemantauan dan          dan penganggaran dilakukan FGD yang
    evaluasi anggaran, transparansi dan              melibatkan CSO yang berkompeten
    akuntabilitas merupakan elemen vital untuk   • Konsultasi publik terlebih dahulu sebelum
    menciptakan      keadilan    sosial   dan        keputusan penetapan dari setiap dokumen
    mengurangi konflik.                              perencanaan dan anggaran
•   Terdapat prakarsa di sejumlah daerah untuk




                                                                                            9
2.2. BAGAN ALIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
     DAN RENCANA KERJA SKPD (RENJA SKPD)




10
PENYUSUNAN DOKUMEN KUA, PPAS, RKA-SKPD DAN PENETAPAN APBD




11
2.3. KALENDER PENYUSUNAN RKPD DAN RENJA SKPD




   12
Bagian 3
Peranan Fasilitator dan Dasar-Dasar
Teknik Fasilitasi




                                      13
3.1. PERAN DAN FUNGSI FASILITATOR
     DALAM PERENCANAAN DAERAH DAN DASAR-DASAR
     TEKNIK FASILITASI

   WIDJONO NGOEDIJO
   PLANNING ADVISOR

   DEDI HARYONO
   WJRO-TRAINING & PUBLICATION SPECIALIST

   SRI PANTJAWATI HANDAYANI
   WJRO-PLANNING SPECIALIST


   Proses perencanaan partisipatif melibatkan               diperlukan untuk membangun kesepa-
   berbagai     kelompok      stakeholder        dan        haman dan mencapai kesepakatan.
   menggunakan berbagai mekanisme pertemuan
   seperti musyawarah pembangunan daerah                (2) Meningkatkan partisipasi dan produktivitas
   (musrenbangda), focus group discussions, forum           konsultasi.
   konsultasi, kelompok kerja untuk terwujudnya             Perencanaan dan metoda fasilitasi serta
   pertukaran informasi dan pemikiran; terjadinya           implementasinya merupakan prasyarat
   dialog dan pembahasan tentang berbagai isu,              penting untuk keberhasilan proses dan
   strategi, kebijakan dan program serta                    mekanisme partisipasi. Fasilitasi menjamin
   kesepakatan tentang tindakan yang perlu                  terselenggaranya pertemuan dan konsultasi
   dilakukan. Namun berbagai mekanisme                      yang fokus, terstruktur baik dalam kaitan
   pertemuan partisipatif tersebut di atas hanya            dengan pencapaian tujuan pertemuan,
   akan mencapai tujuannya apabila difasilitasi yaitu       sehingga partisipasi stakeholder menjadi
   diorganisasikan, distrukturkan, difokuskan dan           optimal.
   diberikan dukungan yang memadai. Oleh karena
   itu peranan fasilitator dalam proses                 Prinsip-prinsip dalam Fasilitasi
   perencanaan partisipatif memegang peranan
   sangat penting.                                      Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
                                                        dalam fasilitasi:
   Dengan demikian, dalam proses perencanaan            (1) Setiap partisipan memiliki legitimasi untuk
   partisipatif, peranan fasilitator sangat penting         mengekspresikan dan menegosiasikan
   untuk:                                                   aspirasi dan kepentingannya
   1) Mengorganisasikan proses dialog dan               (2) Perlu ada ’logical framework’. Fasilitasi perlu
        pembahasan                                          dilandasi logical framework yang merujuk
   2) Menstrukturkan kesepakatan tindakan yang              pada proses pengambilan keputusan
        perlu dilakukan                                     strategis, untuk memastikan diskusi yang
   3) Memfokuskan pembahasan                                fokus dan terdapatnya hasil-hasil yang nyata
   4) Mendukung agar proses pertukaran                      dari pertemuan. Untuk itu, fasilitator perlu
        informasi dan pemikiran dapat berlangsung           dapat memastikan diskusi tetap berada pada
                                                            jalur pembahasan serta efisien dan efektif
   Tujuan Fasilitasi                                        dalam penggunaan waktu/manajemen
                                                            waktu
   Tujuan utama fasilitasi adalah sebagai berikut:      (3) Fasilitator mempunyai peranan untuk
                                                            memastikan bahwa proses dan mekanisme
   (1) Menciptakan suasana pertemuan yang                   partisipatif menghasilkan keluaran yang
       konstruktif dan interaktif .                         diharapkan
       Fasilitasi yang baik menciptakan suasana         (4) Fasilitator idealnya memiliki pengetahuan
       pertemuan yang mendorong peserta untuk               dan pengalaman memberikan fasilitasi dan
       menyampaikan pendapat dan aspirasinya                kemampuan untuk mengaplikasikan teknik
       secara bebas berbasis saling menghormati,            fasilitasi pada substansi yang dibahas
       dimana masing-masing peserta ber-                (5) Fasilitator mampu mengidentifikasi
       partisipasi secara aktif dalam diskusi dan           ’technical tools’ yang tepat (seperti ruang
       pemecahan masalah. Fasilitasi menghi-                pertemuan yang memenuhi syarat,
       langkan hambatan atau kendala dan                    penyusunan agenda pertemuan, program
       menciptakan suasana informal yang                    kegiatan, persiapan makalah, materi,


   14
logistik, alat peraga, meta plan, flip charts                     akan dilakukan tindak lanjut                 atau
    dsb yang diperlukan)                                              implementasi hasil pertemuan.

Langkah- Langkah Fasilitasi                                      Fungsi (Tim) Fasilitator:

Adapun langkah- langkah utama dalam fasilitasi:                  Fungsi (tim) fasilitator dalam Perencanaan dan
(1) Tetapkan secara jelas maksud dan tujuan                      Penganggaran Tahunan Daerah adalah sebagai
    pertemuan, apa keluaran utama yang harus                     berikut:
    dihasilkan dan proses yang diperlukan.                           Mendorong dan menjembatani sinergitas
    Untuk ini dapat disiapkan Kerangka Acuan                         tiga pilar Pemda-DPRD-Masyarakat dalam
    (Terms of Reference) pertemuan                                   proses penyelenggaraan pembangunan.
(2) Gunakan teknis visualisasi dan moderasi                          Mendorong dan memfasilitasi terbitnya
    yang efektif untuk mengorganisasikan                             peraturan perundangan yang memenuhi
    pendapat, prakarsa atau gagasan secara                           kriteria good governance.
    partisipatif                                                     Mencermati dan mengkritisi proses
(3) Berusaha mendengar semua kontribusi                              penyelenggaraan pembangunan, khusus-
    pemikiran     peserta     dan      mencoba                       nya di bidang perencanaan dan
    mensarikan/menyimpulkan atau mengorga-                           penganggaran (kabupaten/kota, kecamatan,
    nisasikan pendapat dan gagasan yang                              desa)
    dikemukakan.                                                     Dalam kegiatan musrenbang, dapat
(4) Siapkan ’logical structure’ diskusi untuk                        berfungsi :
    memastikan fokus pembahasan dan                                       Membantu/mendampingi Tim Penye-
    terdapatnya hasil yang nyata dari pertemuan.                          lenggara Musrenbang dalam :
(5) Ciptakan suasana yang menyenangkan dan                                1. Menyusun agenda dan jadwal
    informal untuk mendorong terwujudnya                                       musrenbang mulai dari tingkat
    interaksi yang bebas di antara peserta                                     desa/kelurahan sampai dengan
    pertemuan                                                                  Musrenbang Kab/Kota.
(6) Usahakan agar setiap partisipan berbicara                             2. Menyusun kriteria pemilihan
    dan memberikan kontribusi dengan                                           stakeholder/peserta Musrenbang
    memberikan apresiasi atas apa yang                                         untuk setiap tingkatan Musrenbang.
    dikemukakan dan dukungan emosional                                    3. Menyusun panduan penyeleng-
(7) Ciptakan dialog yang positif dan konstruktif                               garaan untuk setiap tingkatan
(8) Konsolidasikan hasil pembahasan ke arah                                    Musrenbang.
    pencapaian kesepakatan (konsensus)                                    4. Menyiapkan bahan/materi Mus-
(9) Ciptakan kondisi kondusif untuk terdapatnya                                renbang
    komitmen pada akhir pertemuan untuk                                   5. Mengelola pelaksanaan dan paska
    menindaklanjuti atau mengimplementa-                                       Musrenbang
    sikan hasil pertemuan. Partisipan perlu                               Memandu dan memantau pelaksanaan
    mengetahui secara jelas apa tindakan                                  Musrenbang
    selanjutnya yang akan dilakukan. Untuk itu                            Membantu para delegasi/peserta dalam
    perlu disusun Naskah Kesepakatan yang                                 menjalankan tugasnya di forum
    ditandatangani seluruh partisipan. Selain itu,                        Musrenbang
    fasilitator perlu memastikan adanya                                   Memandu dan memantau tindaklanjut
    pencatatan nama, alamat, dan kontak                                   pelaksanaan Musrenbang.
    partisipan agar memudahkan pada saat


   PERAN SEORANG FASILITATOR

   Mampu menjaga obyektifitasnya

   Peran utama dari seorang fasilitator adalah menjaga keobyektifitas proses dari seluruh tahapan. Sementara di
   satu sisi peran fasilita-tor lebih seperti seorang konduktor orkestra yang ingin menghasillkan musik kelas dunia,
   sisi lainnya lebih mirip wasit yang tidak memihak yang sadar akan pentingnya meme-lihara sikap netral terhadap
   apa yang akan dihasilkan oleh kelompok. Seorang fasilitator akan mengenyam-ping-kan pendapat pribadinya
   atas pendapat kelompok, bersikap hati-hati untuk tidak mem-be-ri-kan reaksi negatif terhadap pendapat orang
   lain, serta menjaga untuk tidak terpengaruh dengan data yang dihasilkan kelompok. Sikap netral ini mencakup
   kemampuan untuk meredam kritik, kemarahan dan frustasi dengan sikap tidak menantang jika energi kelompok
   dirasakan memuncak.

   Kemampuan atau peran menyelaraskan keragaman penda-pat dalam kelompok lebih merupakan sebuah tuntutan
   yang harus melekat dalam diri seorang fasilitator. Yang diper-lukan tidak hanya meto-do-logi, tapi juga pemahaman
   dasar mengenai kehidupan dan kebijakan mutlak serta kebesaran setiap manusia. Hal ini memerlukan sikap
   mental yang kokoh, selalu berpikiran positif terha-dap suatu situasi, dan terbiasa untuk mem-berikan jawaban
   “ya” terlebih dahulu sebe-lum menjawab “tidak”.



                                                                                                                       15
KUALIFIKASI FASILITATOR                 Keterampilan

     Untuk dapat mengkoordinasikan dan       Memiliki keterampilan fasilitasi atau
     memandu pelaksanaan Musrenbang          telah berpengalaman dalam menfasil-
     secara efisien dan efektif, seorang     itasi pertemuan, forum, lokakarya atau
     fasilitator perlu memenuhi kriteria     focus group discussions. Keterampilan
     sebagai berikut:                        lain yang diperlukan adalah kemimpinan,
                                             keterampilan presentasi, kompilasi dan
     Pendidikan                              analisis informasi perencanaan (berfikir
                                             strategis), komunikasi verbal maupun
     Sekurang-kurangnya adalah lulusan       tertulis, kemampuan memberikan
     Sarjana (S1) atau yang setaraf          alasan, argumentasi, negosiasi, dan
     dengan latar belakang pendidikan        lebih dihargai yang memiliki keterampilan
     berkaitan dengan administrasi,          komputerisasi.
     perencanaan, sosial, ekonomi, politik
     pembangunan atau bidang-bidang          Sikap, Nilai dan Kualitas
     lain berkaitan dengan pembangunan       Personal
     daerah. Untuk fasilitator Musrenbang
     Kecamatan/Desa/Kelurahan                Fasilitator perlu menunjukkan sikap
     sekurang-kurangnya lulusan Sarjana      dan menjunjung nilai-nilai yang
     Muda dengan latar belakang              diperlukan untuk mewujudkan tata
     pendidikan seperti di atas.             kelola pemerintahan daerah yang baik
                                             seperti keberpihakan pada kelompok
     Pengetahuan                             masyarakat miskin, penguatan peranan
                                             perempuan dalam pembangunan,
     Memiliki pengetahuan berkaitan          pencapaian sasaran MDGs (Millennium
     dengan desentralisasi dan otonomi       Development Goals), komitmen untuk
     daerah, berbagai aspek berkaitan        mendorong partisipasi masyarakat
     dengan pemerintahan daerah seperti      secara optimal dalam pengambilan
     peraturan dan perundangan,              keputusan pembangunan daerah,
     perencanaan,        penganggaran,       keadilan sosial, efisiensi penggunaan
     administrasi, organisasi dan tata       sumber daya dan dana, pemberan-
     kelola pemerintahan daerah, peranan     tasan KKN, konservasi sumber daya
     legislatif dan organisasi masyarakat    alam, keanekaragaman budaya lokal
     sipil dalam pembangunan daerah.         dan pembangunan daerah berkelan-
                                             jutan. Ia juga perlu menunjukkan etika
     Pengetahuan khusus                      professional yang tinggi.

     Fasilitator perlu memliki pengetahuan   Fasilitator perlu juga memiliki kualitas
     tentang tata cara penyusunan            personal seperti motivasi, komitmen
     program, kegiatan SKPD, indikator       dan entusiasme yang tinggi untuk
     kinerja kegiatan dan rencana kerja      memandu Musrenbang, kemauan
     anggaran (RKA-SKPD) sesuai              belajar, mendengar, dan kemampuan
     dengan PERMENDAGRI 13/2006 dan          berdaptasi terhadap situasi pertemuan
     perubahannya (PERMENDAGRI 59/           yang dihadapi; memiliki integritas yang
     2007).                                  tinggi dan mampu bekerjasama
                                             dengan berbagai pihak untuk mencapai
                                             suatu kesepakatan (consensus) hasil
                                             Musrenbang




16
DASAR-DASAR TEKNIK FASILITASI

BAHTIAR FITANTO
EJRO-TRAINING & PUBLICATION SPECIALIST


Peran dan Sikap Fasilitator                       melibatkan masyarakat di dalamnya. Dalam
                                                  kerangka tersebut peran fasilitator menjadi salah
Dunia fasilitasi menjadi kian mengemuka           satu hal yang cukup mengemuka. Dan
belakangan ini seiring dengan berkembangnya       karenanya fasilitator kemudian menjadi sebuah
era otonomi daerah. Proses pembangunan            profesi pilihan yang cukup menjanjikan masa
dengan semangat partisipasi melatarbelakangi      depan bagi sebagian orang.
semakin berkembangnya proses-proses yang




Pemberdayaan Masyarakat dan                       Pola budaya yang pertama umumnya cenderung
Mitos Pembangunan                                 melihat persoalan kemasyarakatan sebagai
                                                  permasalahan yang njlimet (rumit) dan seringkali
Dalam ranah pemberdayaan masyarakat, Cham-        terjebak pada keadaan tidak mampu memberikan
bers (dalam Nasution, 1998) menyatakan bahwa      saran secara konkret bagi pembangunan
terdapat dua pola budaya dari luar sistem         masyarakat. Sedangkan pola budaya kedua,
masyarakat (community system) yang akan           lebih memandang persoalan masyarakat
melahirkan bias atau persepsi yang salah          sebagai fenomena lingkungan sekitar yang
terhadap sistem dan komponen-komponen             mudah diatasi secara teknis semata. Sehingga
sistem masyarakat yang diharapkan menjadi         pendekatan yang dilakukan adalah seringkali
intended beneficiaries dari program               pendekatan proyek pembangunan dan bantuan
pengembangan masyarakat (community devel-         sosial-materi belaka.
opment programs). Kedua pola budaya tersebut
adalah: (1) pola budaya negatif ilmuwan yang      Kedua pola pendekatan budaya ini tidak selalu
melakukan kajian-kajian kritis yang sepertinya    berhasil melahirkan pola pendekatan yang
tidak terbatasi oleh waktu; dan (2) pola budaya   terpadu diantara keduanya. Masing-masing pola
positif para agen pembangunan (baik pemerintah    budaya tersebut cuma menunjukkan sisi
maupun non-pemerintah) yang umumnya               persepsional mereka saja terhadap masyarakat,
terbatasi oleh waktu dan harapan terhadap hasil   bukan didasarkan pada realitas yang terjadi pada
nyata yang cepat kelihatan.


                                                                                               17
masyarakat. Kenjlimetan pola budaya yang
pertama dan ketergesaan pola kedua seringkali         Atas dasar pijak hal tersebut, maka kemudian
tidak dapat menjawab persoalan dinamika               menyeruaklah peran fasilitator sebagai sebuah
masyarakat. Kedua pola budaya ini kemudian            tantangan      yang      dibutuhkan      untuk
melahirkan bias dalam pembangunan.                    mempertemukan berbagai perbedaan pandang
                                                      secara damai. Peran fasilitator menjadi penting
Zaltman dan Duncan (dalam Nasution, 1998)             manakala semakin banyak orang yang
menyebut kedua bias tersebut sebagai bias             membutuhkan mengambil keputusan secara
rasional (rasionalistic bias) dan bias teknokrasi     berkelompok atau secara bersama-sama harus
(technocratic bias). Rasionalistic bias adalah        merencanakan, membuat inovasi, implementasi
bias yang terjadi karena para ilmuwan merasa          dan berbagi tanggung jawab. Fasilitatorlah yang
bahwa tugas yang mereka emban hanya sebatas           memiliki tanggungjawab untuk mengerahkan
memberikan informasi tentang perubahan-               energi yang luar biasa tersebut untuk membuat
perubahan yang perlu dilakukan oleh                   sesuatu yang tidak mungkin mereka putuskan
masyarakat. Para ilmuwan ini yakin bahwa              sendirian.
secara otomatis masyarakat akan melakukan
informasinya karena sangat logis. Bias ini
mencerminkan kenaifan pandangan sebagian              Apa itu Fasilitator?
ilmuwan dan agen pembangunan tentang sistem
kepercayaan dan sistem nilai masyarakat               Fasilitasi adalah membuat lebih mudah atau
tentang perubahan. Sedangkan technocratic             tidak terlalu sulit.
bias adalah bias yang lahir sebagai akibat
keyakinan sebagian ilmuwan dan agen                   Fasilitator adalah orang yang membuat kerja
pembangunan bahwa anggota masyarakat pasti            kelompok menjadi lebih mudah karena
dapat mengimplementasikan berbagai gagasan            kemampuannya dalam menstrukturkan dan
perubahan yang didesain oleh ilmuwan atau             memandu partisipasi anggota-anggota
agen pembangunan.                                     kelompok. Pada umumnya fasilitator bekerja
                                                      dalam sebuah pertemuan atau diskusi. Akan
Bias ini seringkali menjadi suatu persimpangan        tetapi seorang fasilitator juga dapat bekerja di
jalan antara persepsi ilmuwan atau agen               luar pertemuan. Tetapi pada prinsipnya seorang
pembangunan yang meyakini masyarakat yang             fasilitator harus mengambil peran netral (dengan
harus mengikuti rekomendasinya sebagai suatu          banyak bertanya dan banyak mendengarkan)
hal yang logis dengan persepsi masyarakat             ketika membantu sebuah kelompok atau
tentang perubahan dimasa depan. Karenanya,            pertemuan.
seringkali pada akhirnya ditempuh jalan pintas
untuk mengatasi persimpangan yang terjadi.            Fasilitasi adalah pertemuan sekelompok orang
Jalan pintas yang diambil tersebut pada               yang menghadirkan fasilitator sebagai
umumnya didasarkan pada mitos-mitos tentang           perancang dan pengelola proses kelompok agar
pemberdayaan masyarakat dengan pondasi                kelompok dapat mencapai tujuannya. Sebuah
berbagai bias-bias di atas. Jelas bahwa mitos         fasilitasi juga bisa berarti sebuah pertemuan
bukanlah realitas yang terjadi dalam masyarakat       antara dua orang fasilitator dan satu orang lain
Karenanya hampir bisa dipastikan pembangunan          yang menerima bantuan dan panduan dalam
masyarakat yang dilakukan akan menemui                prosesnya.
kegagalan dalam memberdayakan masyarakat
itu sendiri karena tidak dibangun di atas realitas.   Kelompok adalah kumpulan individu-individu
                                                      yang karena alasan-alasan tertentu
Dengan dasar filosofi semacam ini, maka jelas         memutusakan untuk bersama. Waktu hidup
sekali bahwa konsep community based devel-            kelompok ada yang pendek ada pula yang
opment sangat menekankan pada peran serta             panjang dan bentuknya ada yang sesuai dengan
masyarakat, baik pada tataran perencanaan             rencana awal tapi ada juga yang terbentuk
pembangunan sampai dengan tahap                       dalam perjalanan proses.
implementasinya. Hanya dengan mendudukkan
masyarakat sebagai subyek pembangunan                 Tim (team) adalah sejenis kelompok yang
maka akan terciptalah apa yang disebut sebagai        anggota dan pimpinannya sangat dekat dalam
development for society (pembangunan untuk            bekerja sama menncapai hasil kesepakatan
masyarakat) dan bukannya society for develop-         yang menguntungkan. Kata ‘tim’ berimplikasi
ment (masyarakat untuk pembangunan) seperti           pada kemandirian dan sinergi; tim juga bisa
yang selama ini pembangunan kita rasakan.             dibayangkan seperti kelompok yang berfungsi


18
dengan sangat baik. Dalam situasi pencapaian
tujuan dan tugas sebagai sebuah kelompok,
sebuah tim dapat berubah menjadi satu unit
kohesif dan mampu memperbaiki keahlian                  Lantai 3       Ketrampilan merancang proses:
                                                                       - Merancang struktur dan alur pertemuan
anggota timnya.
                                                                       Ketrampilan mengelola dinamika kelompok:
                                                        Lantai 2       - Mendorong dialog multi arah
Keahlian fasilitasi dewasa ini telah menjadi alat
komunikasi yang sangat penting, terutama bagi                          Ketrampilan komunikasi interpersonal:
kelompok-kelompok atau tim yang memerlukan              Lantai 1       - Menyimak, bertanya, menggali, merangkum
untuk membuat sebuah keputusan atau
kesepakatan bersama serta memerlukan setiap                            Sikap dasar fasilitator:
                                                        Lantai Dasar   - Mengolah kecerdasan emosional
masukan, dukungan, kreatiftas dan kolaborasi.                          - Minat, empati, percaya pada kelompok, positif


Fasilitasi adalah Ilmu Sekaligus Seni
Seorang fasilitator bekerja dengan                    Tim memerlukan fasilitator untuk pertemuan-
mengaplikasikan satu set keahlian spesifik dan        pertemuan mereka, sama pentingnya dengan
metode, teknologi kelompok, digabung dengan           pengajaran dan pelatihan kerjasama tim.
perhatian cermat dan sensitifitas pada orang lain.    Memfasilitasi sebuah kelompok membutuhkan
Dengan cara itu, maka seorang fasilitator akan        pengetahuan bagaimana sebuah tim membangun
membawa kelompok pada penampilan                      diri dari waktu ke waktu dan kemampuan untuk
terbaiknya.                                           mengejar dan mendemonstrasikan pada tim
                                                      proses dan metode kelompok. Dibanyak
Keahlian fasilitator meramu teknologi kelompok        kelompok atau organisasi, pemimpin tim
dengan gaya pribadinya, diselingi dengan              biasanya juga berperan sebagai fasilitator tim
kreatifitas dan energi, maka akan menciptakan         pada saat yang bersamaan.
sebuah seni fasilitasi. Dengan semacam ini,
maka kelompok yang difasilitasi akan dapat            Peran fasilitator tidak hanya dibutuhkan dalam
beroperasi dengan fleksibilitas dan kreatifitas       kelompok masyarakat ataupun dalam pertemuan
maksimum dalam batasan yang realistik.                yang melibatkan banyak orang dengan latar
                                                      belakang yang berbeda. Bahkan bagi sebuah
                                                      perusahaan dan organisasi, yang harus
Tingkatan Fasilitasi                                  mendengarkan masukan-masukan klien, sup-
                                                      plier dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
Ada tiga tahapan perkembangan fasilitator secara      pekerjaan atau bisnis mereka. Dan itu artinya,
umum. Dan semakin tinggi tingkatannya, akan           akan dibutuhkan banyak pertemuan-pertemuan,
semakin rumit tugas yang diembannya.                  tatap muka, kerjasama tim dengan orang-orang
Biasanya dipisahkan dengan 1) Fasilitator             yang beragam serta dari berbagai tingkatan
Pertemuan, 2) Fasilitator Kelompok/Tim, dan 3)        manajemen. Dalam kelompok dengan beragam
Fasilitator Organisasi.                               anggota semacam ini, maka peran fasilitator
                                                      akan sangat dibutuhkan. Yakni, seseorang yang
Pada tingkatan dasar, atau fasilitator pertemuan,     bisa mengelola pertemuan, mengantarkan
peran fasilitator lebih banyak berguna untuk          diskusi, dan memindahkan orang dari diskusi
mengarahkan sebuah diskusi atau pertemuan.            ke konsensus.
Pada tahapan selanjutnya, fasilitator pada
tingkat kelompok/tim diperlukan untuk bekerja         Siapapun yang memimpin pertemuan hendaklah
dengan tim yang sudah berjalan, tim-tim mandiri,      orang yang netral, tidak merasa terancam oleh
dan tim proyek lintas fungsi. Sedangkan pada          berbagai macam opini dan perbedaan pendapat
tingkatan berikutnya, yaitu fasilitator organisasi,   para anggota pertemuan.
memiliki keahlian yang tinggi, berpengalaman
dalam memfasilitasi berbagai pertemuan,
mengerti secara benar topik-topik yang menjadi        Fasilitasi dan Kepemimpinan
bahasan dan kultur yang dihadapi oleh sebuah
organisasi. Fasilitator pada tingkatan ini            Sebuah fasilitasi yang efektif akan membuat
seringkali menghasilkan gagasan-gagasan besar         kerja kelompok menjadi lebih mudah. Seorang
perubahan kelompok.                                   fasilitator tidak hanya membantu untuk
                                                      mendiskusikan sebuah isu, tetapi juga harus
                                                      memandu kelompok untuk merancang dan


                                                                                                                         19
mencapai hasil-hasil yang belum teridentifikasi       Fasilitator memang mengambil resiko, seperti juga
sebelumnya. Anggota kelompok hendaknya                seorang pemimpin, tetapi hanya di arena proses
didiorong untuk sampai mereka merasa terlibat         kelompok terjadi.
dan berguna dalam sebuah pertemuan,
bukannya merasa membuang-buang waktu                  Pemimpin yang dapat berperan sebagai fasilitator
hanya untuk sebuah pertemuan.                         meramu perannya sebagai pemimpin visioner
                                                      dan pengatur dengan peimimpin yang
Salah satu ciri fasilitasi yang efektif adalah bisa   mendengarkan dan memberdayakan. Sebagai
dilihat pada keterlibatan anggota secara aktif        pemimpin yang fasilitatif, dia akan selalu
dan adanya perasaan memiliki dan berguna,             melibatkan pengikutnya semaksimal mungkin
metode-metode fasilitasi dapat digunakan secara       dalam pembentukan visi dan misi, serta
tepat, dan hasil-hasil terukur yang dapat dicapai     membangun sebauh tim yang kohesif. Dari sisi
dan berkontribusi pada kemajuan kelompok.             ini, fasilitasi tidak bisa dipisahkan dari
                                                      pendekatan kepemimpinan.
Fasilitator harus berhati-hati agar tidak mudah
menyelahkan peserta pertemuan akan                    Nilai-nilai Dasar Partisipasi
kegagalan-kegagalan hasil sebuah pertemuan,
ataupun juga mudah mencela hasil-hasil yang           Secara umum ada 4 nilai yang perlu diperhatikan
dicapai dalam sebuah pertemuan.                       fasilitator:
Bagaimanapun juga, tanggungjawab terpenting
yang diemban seorang fasilitator adalah               Partisipasi Penuh
menghormati kebebasan berpendapat dalam               Kadang-kadang ada sebagian orang yang tidak
kelompok, seraya mengingatkan keuntungan              mengatakan apa yang mereka pikirkan
dan kerugian yang akan mereka raih dari hasil         sesungguhnya. Seringkali terjadi proses editing
keputusan yang diambil. Perlu untuk selalu            sebelum seseorang mengungkapkan
mengingat bahwa tanggung jawab fasilitator            pendapatnya. Fasilitator harus berhati-hati
adalah mengantarkan kelompok untuk mencapai           terhadap hal-hal seperti ini, dan seorang fasilitator
tujuannya dengan menggunakan metode yang              harus dapat membantu orang yang
berkualitas.                                          mengalaminya agar dia dapat mengungkapkan
                                                      hal yang dipikirkannya secara terbuka dan
Fasilitator memimpin kelompok dengan                  menjaga pendapatnya agar tidak mendapatkan
memberikan kelompok alat dan metode untuk             serangan pendapat yang prematur dari peserta
menolong anggota kelompok belajar produktif           diskusi yang lain.
secara bersama-sama. Seorang fasilitator,
bagaimanapun juga bukanlah orang yang akan
menentukan visi dan kehendak kelompok.
Karena sebenarnya hal tersebut adalah peran
seorang pemimpin. Dalam bekerja, seorang
fasilitator bekerja netral terhadap visi dan misi
yang dipegang kelompok.

Fasilitator haruslah selalu mengingatkan peserta
agar mereka tidak mengangapnya sebagai
seorang pemimpin- mengajarkan pada kelompok
untuk tidak bergantung padanya. Fasilitator
harus melepaskan kehendak mempengaruhi
keputusan dan keinginan untuk dilihat sebagai
“sang ahli”.

Hal ini karena anggota kelompok dalam sebuah
proses tersebut sedang meningkatkan                   Kesepahaman Mutual
keterampilan mereka dalam mengambil keputusan         Kelompok tidak akan dapat mencapai pemikiran
dan memecahkan masalah dalam kelompok. Para           yang terbaik bila tidak ada saling mengerti antara
fasilitator memang mempengaruhi kesuksesan            satu dengan yang lain. Seorang fasilitator harus
kelompok, tetapi tidak pada substansi pekerjaan       membantu kelompok untuk menyadari
kelompok, mereka hanya terlibat dalam panduan         produktivitas tim dibangun atas dasar
proses, keterampilan kelompok dan struktur.           kesepahaman yang saling menguntungkan.



20
Solusi Inklusif                                      Fasilitator adalah manajer proses kelompok.
Banyak orang yang terjebak dengan cara berpikir      Fasilitator berperan dalam mengelola proses dan
konvensional, dimana dalam memecahkan                bersikap netral terhadap isi diskusi. Proses
masalah dan memecahkan konflik cenderung             bagaimana anggota kelompok berkerja bersama,
masih memilih salah satu atau dua usulan dari        bagaimana anggota berinteraksi satu sama lain,
peserta. Fasilitator berpengalaman harus tahu        bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana
bagaimana mengelola kelompok agar                    seluruh anggota hadir.
menemukan ide-ide yang inovatif. Fasilitator
harus memahami mekanisme membangun                   Perlu dicatat bahwa proses dan isi selalu hadir
kesepakatan yang berkelanjutan. Ketika               setiap waktu dalam kerja-kerja kelompok, dan
kelompok menemukan ide-ide baru yang inovatif        fasilitator harus memandu dan mengelola proses
tersebut, maka kadang mereka akan memiliki           supaya kelompok dapat memfokuskan energi
harapan yang lebih baik akan efektifitas             dan kreatifitas mereka pada isi atau materi
kelompok.                                            pembicaraan. Untuk memandu proses, fasilitator
                                                     akan menggunakan berbagai metode untuk
Berbagi Tanggungjawab                                memperjelas dan mempermudah kelompok
Banyak hal yang menjadi penyebab kegagalan           mencapai hasil yang diharapkan.
pertemuan yang melibatkan banyak pihak. Salah
satu diantara penyebab tersebut antara lain
adalah peserta yang mendominasi pertemuan.           Tanggung Jawab Fasilitator
Seorang fasilitator memiliki kesempatan da
tanggungjawab dalam hal mengajari anggota            Fasilitator yang efektif memiliki tanggungjawab:
kelompok cara mendesain dan mengelola shar-          - Selalu netral atas isi atau materi pertemuan;
ing yang efektif, pemecahan masalah dan proses       - Merancang partisipasi;
pengambilan keputusan. Ingatkan akan kerugian        - Memastikan keseimbangan partisipasi;
memiliki agenda yang buruk dan ketidakjelasan        - Mendorong dialog diantara peserta;
tujuan pertemuan yang ingin diraih.                  - Menyediakan struktur dan proses untuk kerja
                                                        kelompk;
                                                     - Mendorong perbedaan pandangan ke arah
Peran Fasilitator                                       yang positif;
                                                     - Mendengarkan secara aktif dan mendorong
Fasilitasi berasal dari kata “facile” yang berarti      peserta yang lain untuk melakukan hal yang
“mudah” yang artinya “membuat sesuatu                   sama;
menjadi lebih mudah”. Peran fasilitator membuat      - Mencatat, mengorganisir, dan meringkas
kelompok menjadi sukses dan mudah dengan                masukan dari anggota;
menggunakan proses kelompok yang efektif.            - Mendorong kelompok untuk mengevaluasi
Fasilitator akan menganjurkan anggota                   sendiri perkembangan dan kemajuan kerja;
kelompok menggunakan metode yang paling              - Melindungi anggota kelompok dan idenya dari
efektif untuk mnyelesaikan tugas secara efisien         serangan atau pengabaian perhatian;
dan bermanfaat, dengan tetap memberi waktu           - Meyakinkan bahwa kelompok itu kumpulan
kepada ide-ide atau alternatif lain. Fasilitator        pengetahuan, pengalaman dan kreatifitas.
menempatkan dirinya sebagai seorang                     Gunakan metode dan teknik fasilitasi untuk
pemandu, pembantu dan katalisator untuk                 menggali sumberdaya ini.
membantu kelompok menyelesaikan
pekerjaannya.
                                                     Menciptakan Perubahan
                                                     Dimana Saja
                                                     Fasilitator dan pemimpin dituntut untuk memiliki
                                                     cita rasa kemanusiaan dan spirit dalam
                                                     organisasi. Dengan proses partisipatif yang
                                                     dirancangnya, seorang fasilitator mampu
                                                     mendorong kelompok untuk aktif berkreasi dan
                                                     berinovasi. Peran ini tidak hanya terbatas pada
                                                     ruangan pelatihan saja. Melainkan juga dapat
                                                     dimainkan dalam kehidupan sehari-hari.




                                                                                                 21
Jika dengan kreatifitas dan inovasi kelompok         aspek-aspek yang hanya berkaitan dengan
dapat dibangun oleh fasilitasi, maka dengan          anda.
sendirinya fasilitator mampu menciptakan
berbagai perubahan dengan menggunakan alat,          Empati
metode, teknik dan keterampilan yang                 Sebagai fasilitator anda haruslah mampu
dikuasainya. Kemampuan ini sangat penting dan        menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi
bermanfaat ketika fasilitator berada dalam           orang lain guna memahami perspektif yang
situasi seperti di Indonesia sekarang ini.           mereka miliki terhadap isu-isu tertentu.
Fasilitasi dapat membantu perorangan atau
kelompok untuk merencanakan sesuatu dan              Empati menjadi sangat penting ketika kita
memecahkan masalah.                                  bekerja dengan komunitas untuk bisa mengerti
                                                     keragaman kondisi, situasi dan kepentingan
Maka, dapat dibayangkan seandainya,                  mereka. Hal ini terkadang sulit untuk dilakukan,
kemampuan fasilitasi akan semakin banyak             karena kita harus bebas daripersepsi orang lain
tersebar, maka, anda akan dapat bayangkan            dan harus bekerja keras untuk menempatkan
betapa banyak ide dan inovasi baru yang akan         diri kita dalam posisi tertentu.
keluar pada berbagai pertemuan. Akan semakin
banyak terobosan terhadap berbagai macam             Tantangan terbesar dalam hal ini, bila anda
kebuntuan ide. Hal ini tentu saja akan mendorong     memfasilitasi sebuah kelompok, maka anda
terjadinya berbagai perubahan sosial, karena         harus bisa berempati kepada banyak orang
sesungguhnya, fasilitator juga adalah ‘agen          secara bersama-sama. Tetapi bila anda bisa
perubahan’.                                          mengembangkan sikap ini, maka ganjarannya
                                                     adalah orang akan lebih percaya kepada anda
                                                     dan karenanya mereka juga akan responsif. Yang
Sikap Dasar Fasilitator                              sulit adalah bersikap empati dengan menjaga
                                                     kenetralan.
Sikap seseorang adalah merupakan kombinasi
dari nilai yang dianut, keyakinan, opini,            Berpikir Positif
pendidikan dan pengalaman masa lalu yang             Hal ini berarti bahwa apapun pendapat,
membentuknya. Sikap ditunjukkan dengan               pandangan, perilaku, jender ataupun latar
beragam cara, antara lain lewat pendapat, kata-      belakang seseorang, anda harus selalu
kata, nada suara, bahasa tubuh, raut muka dan        menghormati keunikan setiap individu dan
perilaku dalam kelompok.                             menghargai potensi yang dimilikinya. Anda harus
                                                     menerima orang lain apa adanya ketika anda
Ada beberapa sikap dasar yang harus dimiliki         bekerja sebagai seorang fasilitator. Bila anda
oleh seorang fasilitator. Mengapa sikap dasar        dapat menghargai perbedaan-perbedaan ini,
ini penting? Karena, setiap fasilitator pastilah     maka anda akan mampu untuk memfasilitasi
menghadapi berbagai kelompok dengan latar            mereka.
belakang yang beragam. Karenanya, setiap
fasilitator haruslah memiliki beberapa sikap dasar   Percaya
berikut.                                             Hal ini berarti sebagai fasilitator Anda harus
                                                     mempercayai potensi kelompok yang Anda
Minat                                                fasilitasi untuk mempunyai kemampuan dalam
Cobalah anda merenung sejenak, bagaimana             menemukan jalan atau solusi atas
bila anda dengan sangat antusias bercerita           permasalahannya sendiri. Hal ini berarti bahwa,
kepada orang lain, sedangkan ternyata orang          apapun komposisi kelompok itu, Anda selalu
tersebut tidak terlalu memperdulikan anda? Kecil     percaya bahwa jawaban atas permasalahan
sekali kemungkinannya anda ingin untuk               adalah ada pada kelompok itu sendiri. Sebagai
bertemu dengan dia lagi.                             fasilitator anda tinggal mendorong proses bagi
                                                     kelompok tersebut untuk menemukan
Orang lain akan lebih merasa nyaman dan              permasalahannya sendiri.
percaya diri bercerita dan berpendapat, bila anda
juga memberikan perhatian yang sesuai. Mereka        Tentu keempat sikap tersebut hanyalah sebagian
akan merasa diperhatikan bila anda juga              dari berbagai sikap yang harus dimiliki oleh
memberikan kepedulian yang sesuai, seperti           seorang fasilitator. Tetap, bila anda bisa
misalnya kehidupan mereka, jadi janganlah            menguasai keempat sikap dasar yang esensial
hanya memberikan perhatian terbatas kepada           tersebut, anda sudah memiliki sikap dasar untuk



22
memfasilitasi sebuah kelompok. Jika sikap anda       masalah yang sedang dibahas dan secara
tidak mendukung, maka anda sendiri pasti juga        perlahan mendorong kelompok untuk
akan mengahadapi kesulitan.                          menganalisis masalah tersebut.

                                                     Kombinasi pertanyaan-pertanyaan secara
Keterampilan Dasar Fasilitator                       sekuensi seperti yang digambarkan dalam
                                                     metode ORIK (Objektif, Reflektif, Interaktif,
Dalam banyak hal seringkali seorang fasilitator      Keputusan) bisa membantu kita. Paling penting,
masih memaksakan pandangannya terhadap               pastikan ketika kita bertanya tidak memasukkan
kelompok yang difasilitasinya. Hal ini seringkali    gagasan-gagasan kita sendiri seperti, “Menurut
terjadi karena fasilitator merasa lebih banyak       saya, menggunakan X adalah cara terbaik,
memiliki pengalaman daripada kelompok yang           bagaimana menurut Anda?”.
difasilitasinya dikarenakan pengalaman
memfasilitasinya di masa lampau dengan
berbagai permasalahan serupa.                                      METODE DISKUSI/ORIK

Fasilitator hendaknya menyadari bahwa                                    Obyektif
seringkali kelompok yang difasilitasi terdiri dari
                                                                         $ panca indera, nyata
orang-orang yang jauh berpengalaman. Pada
saat seperti ini cara pandang kita sebaiknya
dikesampingkan. Lebih penting bagi fasilitator                           Reflektif
untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan tetap
netral dalam memandu proses kelompok untuk                               $ perasaan, emosi
menemukan solusi bersama.
                                                                         Interpretatif
                                                                         $ pikiran, analisis


                                                                         Keputusan
                                                                         $ tindak lanjut




                                                     Seni Menggali Lebih Dalam
                                                     (Probing)
                                                     Teknik adalah salah satu keterampilan yang
                                                     wajib dimiliki oleh seorang fasilitator. Teknik ini
                                                     digunakan untuk menggali lebih dalam lagi dan
Sebagai fasilitator hendaknya kita menyadari         menjaga agar orang-orang yang berdiskusi untuk
bahwa tugas yang kita emban lebih banyak             tetap berbicara. Di samping itu, teknik probing
mengekplorasi dengan melontarkan berbagai            ini sangat diperlukan untuk menghindarkan
pertanyaan-pertanyaan menganalisis untuk             diskusi dari kemacetan.
menemukenali permasalahan kelompok yang
sebenarnya, ketimbang memberikan banyak              Teknik ini akan menunjukkan perbedaan positif
pandangan-pandangan pribadi yang dimiliki.           diantara kegiatan fasilitasi pada tingkat kualitas
                                                     dan kedalaman. Sepeti misalnya pada saat
                                                     kelompok terjebak pada kemacetan atau diskusi
Seni Bertanya: ORIK                                  yang semakin melebar maka teknik probing ini
                                                     dapat digunakan untuk memindahkan diskusi
Fasilitator tidak boleh memberikan jawaban kita      kepada hal-hal yang lebih detil dan spesifik.
sendiri terhadap masalah sebuah kelompok.
Lalu bagaimana kita bisa membantu mereka?            Beberapa cara probing untuk membantu
Sebagai titik awal kita bisa menggunakan             kelompok antara lain:
beberapa pertanyaan untuk merinci lebih jauh         • Mencari akar masalah;


                                                                                                    23
• Mencerahkan anggota kelompok yang lain;            Anda dapat menggunakan teknik ini untuk
• Mengeksplorasi perhatian atau gagasan;             menaikkan kesepahaman dalam kelompok,
• Mendorong anggota kelompok untuk                   tetapi jangan sampai menggunakan teknik ini
    mengekplorasi gagasan secara lebih               untuk memasukkan opini anda sendiri. Juga,
    mendalam dan untuk menolong proses               hindari kesan bahwa anda berusaha untuk
    berpikir mereka sendiri;                         memperbaiki atau menambahkan apa yang telah
•   Membuka kelompok agar lebih jujur                dikatakan oleh peserta diskusi.
    membagi informasi dan perhatian;
•   Menaikkan tingkat kepercayaan dalam              Dalam bahasa yang sederhana, parafrase
    kelompok;                                        digunakan sebagai penghormatan terhadap or-
•   Membongkar fakta-fakta kunci yang belum          ang yang berpendapat, dan sebagai fasilitator
    keluar;                                          anda mendengar langsung dan menghargai apa
•   Meningkatkan kreatifitas dan berpikir positif.   yang diungkapkan peserta tersebut.

Komunikasi non verbal juga dapat dilakukan           Parafrase paling tepat digunakan untuk
untuk melakukan probing, yaitu antara lain           membantu kalimat-kalimat peserta yang tidak
dengan menganggukkan kepala, menjaga kontak          jelas, terlalu abstrak, konsep tidak terang, atau
mata langsung, dan tetap berdiam diri untuk          mempunyai terlalu banyak ide. Dalam beberapa
beberapa saat. Cara-cara ini digunakan untuk         kasus, seni membuat ikhstisar ini tidak perlu
menggali lebih dalam lagi pendapat peserta.          dilakukan terutama jika anda sudah mencatat
                                                     input anggota di flip chart atau white board.
Teknik verbal juga dilakukan untuk hal yang sama,    Hindari memparafrase setiap input orang. Teknik
misalnya dapat menggunakan kalimat                   terbaik yang bisa dilakukan adalah mendengar
sederhana, “O ya?” atau “Hmm…”, tetapi juga          secara aktif dan merekam kata-kata kunci dari
bisa saja pertanyaan atau permintaan langsung,       pembicara.
seperti “Kenapa begitu?”, “Bisa diberikan
contoh?”.                                            Beberapa hal yang perlu dipegang sebagai dasar
                                                     melakukan parafrase antara lain adalah:
Namun Anda harus menggunakan probing ini             parafrase hanya untuk memeriksa pamahaman;
secara selektif sebagai pembuka jalan saja.          jangan menggunakan parafrase untuk
Karena bila terlalu banyak melakukan probing         memperbaiki kalimat-kalimat pembicara; hindari
yang tidak tepat justru akan menimbulkan             menambah atau mengubah apa yang dikatakan
beberapa hal yang seharusnya dihindari. Antara       pembicara; jika meungkin gunakan kata-kata si
lain adalah anggota kelompok merasa                  pembicara setepat mungkin; dan parafrase
diinterograsi, anggota kelompok lain merasa          digunakan ketika anda pikir ada anggota
menjadi kurang terperhatikan karena terlalu          kelompok yang tidak mendengar apa yang
banyak probing pada salah satu orang,                dikatakan si pembicara.
kehilangan netralitas (terutama bila memiliki
agenda tersembunyi), dan probing dapat
membuat berputar-putar pada satu tempat saja,        Seni Mengaitkan Pernyataan
tidak bisa kemana-mana.                              dan Komentar
                                                     Teknik ini seringkali disebut dengan teknik ref-
Seni Membuat Ikhtisar (Parafrase)                    erencing back, yaitu teknik untuk mengkait-
                                                     kaitkan pernyataan peserta dengan pernyataan
Teknik ini adalah teknik mengulang pendapat          peserta yang lain sebelum-sebelumnya. Ketika
dengan menggunakan bahasa anda sendiri.              peserta pertemuan mengemukakan sebuah
Parafrase sangat berguna untuk memeriksa             pendapat yang mirip dengan komentar yang telah
pemahaman dengan orang yang berpendapat.             dikatakan sebelum-sebelumnya, anda bisa
Ketika fasilitator mengulang kalimat-kalimat si      mengatakan, “Ini mungkin masih berkaitan
pembicara, peserta yang lain juga akan saling        dengan pernyataan yang dikatakan Andri tadi.
memeriksa pemahaman mereka atas pendapat             Andri bagaimana pendapat anda?”.
peserta yang mengajukan pendapat. Jika anda
salah menangkap pesan yang dimaksud, maka            Referencing back mendorong anggota untuk
anda dapat langsung melakukan perbaikan              mengetahui dan membangun di atas salah satu
terhadap kesalahpahaman tersebut. Contoh             ide yang lain. Teknik ini juga mendorong
kalimat parafrase tersebut adalah, “Baik, Supri.     partisipan untuk mendengarkan satu sama lain.
Kalau tidak salah, anda tadi mengatakan…”.           Di samping itu, teknik ini dapat digunakan untuk


24
tidak setuju dan menunjuk perbedaan yang ada       Anda bisa mengecek berbagai pendapat bukan
di antara pendapat-pendapat peserta. Teknik ini    hanya pada apa yang dikatakan melainkan juga
juga mendorong peserta untuk saling                pada bahasa non verbalnya karena seringkali
mendengarkan satu dengan yang lain. Karena         pendapat juga dipengaruhi oleh bagaimana cara
kadangkala peserta mengulang pembicaraan           pendapat tersebut diungkapkan. Misalnya untuk
yang telah ada karena mereka tidak mendengar       tataran individu, anda dapat mengecek pada
pendapat yang telah muncul sebelumnya atau         intonasi suara, gaya komunikasi, ekspresi
ingin mengungkapkan ide tersebut dengan cara       muka, kontak mata, gerakan tubuh, dan postur
yang lain.                                         tubuh.
                                                   Sedangkan pada tingkatan kelompok anda dapat
Dengan mengungkapkan apa yang telah                mengecek beberapa hal berikut: siapa
diungkapkan peserta sebelumnya, maka               mengatakan apa? Siapa melakukan apa? Siapa
sebenarnya forum pertemuan telah didorong          melihat siapa ketika mengatakan sesuatu?
untuk lebih teliti dan menyimak apa-apa            Siapa menghindari terjadinya kontak mata?
pendapat yang telah muncul sebelumnya. Para        Siapa duduk di dekat siapa? Bagaimana tingkat
peserta didorong untuk mendengar lebih teliti      energi kelompok? Bagaimana tingkat minat
dan mengkait-kaitkan komentar-komentar             kelompok?
mereka dengan peserta yang lain.
                                                   Pengamatan yang baik akan membantu anda
Keuntungan lain yang dapat anda peroleh dari       untuk mendapatkan gambaran tentang perasaan
menerapkan referencing back adalah dapat           dan sikap para peserta serta memantau
dikatakan bahwa ini menunjukkan perhatian          dinamika, proses-proses dan partisipasi
anda kepada setipa komentar yang muncul dari       kelompok. Karena itu sangat penting bagi
peserta. Disamping itu tentu saja hal ini          seorang fasilitator untuk mengembangkan
membuktikan bahwa anda mendengarkan dan            keterampilan mengamati jenis-jenis komunikasi
menyimak secara aktif setiap pendapat yang         non-verbal. Sebaiknya Anda melakukannya
muncul. Karena kadangkala, banyak fasilitator      dalam waktu yang singkat tanpa diketahui oleh
atau peserta yang mengabaikan komentar or-         peserta-peserta yang lain.
ang lain dan menganggapnya sebagai sebuah
komentar yang tidak pernah diungkapkan.
                                                   Seni Menyimak
Teknik referencing back adalah juga teknik yang
bagus untuk menyeimbangkan partisipasi,            Banyak fasilitator melewatkan substansi
karena sebagai fasilitator anda dapat memilih      komunikasi “dua arah”, yang sejatinya sangat
pendapat dari peserta yang sangat pendiam atau     penting dalam meningkatkan kesepahaman
seseorang yang berada dalam posisi yang tidak      antara berbagai pihak. Keterampilan menyimak
berkuasa dalam organisasi. Hal ini adalah          adalah keterampilan kunci seorang fasilitator. Hal
sebagai cara anda untuk memberi respek dan         ini sangat penting bagi seorang fasilitator karena
penghargaan karena telah membagi gagasan.          cara Anda menyimak akan mempunyai arti yang
                                                   sangat paenting bagi orang yang berbicara dan
                                                   membantu meningkatkan kualitas komunikasi
Seni Mengamati (Observing)                         antara Anda dan orang itu.

Teknik observasi atau pengamatan adalah            Disamping itu, fasilitator juga bertanggungjawab
kemampuan untuk mengamati apa yang sedang          untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam
terjadi tanpa menghakimi tanda-tanda non ver-      kelompok dan membantu anggota kelompok
bal seseorang dan kelompok secara obyektif.        untuk saling menyimak dengan lebih baik.
Hal ini terjadi karena seringkali orang lebih
mudah mengembalikan kata-kata dibandingkan         Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
dengan perilaku kita. Sebagai fasilitator,         menyimak antara lain adalah:
pengamatan memberikan peluang bagi anda            • Tunjukkan empati dan minat. Artinya Anda
untuk mengetahui apa yang dipikirkan orang lain      sedang menyimak. Gunakan bahasa tubuh
tidak hanya dari apa yang dikatakan, tetapi juga     anda sebagai pesan bahwa Anda sedang
dari perilakunya. Karena sebenarnya perilaku         memperhatikan dan mencoba memahami
non verbal dapat mengungkapkan sesuatu pesan         apa yang mereka pikirkan. Perhatikan kata-
secara cukup kuat.                                   katanya yang utama, jangan banyak bicara




                                                                                                 25
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan
Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan

More Related Content

What's hot

Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
Muhammad Khamdan
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
Heru Fernandez
 
Identifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hnIdentifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hn
alizias_boys
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
KutsiyatinMSi
 

What's hot (20)

Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publik
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Modul Aset Desa
Modul Aset DesaModul Aset Desa
Modul Aset Desa
 
Musrenbang desa
Musrenbang desaMusrenbang desa
Musrenbang desa
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiMenyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Identifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hnIdentifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hn
 
Optimalisasi Fungsi dan Wewenang DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD
Optimalisasi Fungsi dan Wewenang DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBDOptimalisasi Fungsi dan Wewenang DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD
Optimalisasi Fungsi dan Wewenang DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD
 
Bumdes dan potensi desa
Bumdes dan potensi desaBumdes dan potensi desa
Bumdes dan potensi desa
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
Bimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang TarunaBimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang Taruna
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 

Similar to Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan

Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Maha Rudi
 
Tahapan dan-tatacara-renja-skpd
Tahapan dan-tatacara-renja-skpdTahapan dan-tatacara-renja-skpd
Tahapan dan-tatacara-renja-skpd
Taufik Rahman
 
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
Lakodi Muhlis
 
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
radengembull
 
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
abrarsaid3
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
muhfidzilla
 

Similar to Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan (20)

Usaid lgsp musrenbang
Usaid lgsp musrenbangUsaid lgsp musrenbang
Usaid lgsp musrenbang
 
Renstra kes 1 114
Renstra kes 1 114Renstra kes 1 114
Renstra kes 1 114
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
 
Tahapan dan-tatacara-renja-skpd
Tahapan dan-tatacara-renja-skpdTahapan dan-tatacara-renja-skpd
Tahapan dan-tatacara-renja-skpd
 
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
 
Penyusunan Renstra DPRD
Penyusunan Renstra DPRDPenyusunan Renstra DPRD
Penyusunan Renstra DPRD
 
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
 
Sumardi penyusunan rpjmd_kab kebumen
Sumardi penyusunan rpjmd_kab kebumenSumardi penyusunan rpjmd_kab kebumen
Sumardi penyusunan rpjmd_kab kebumen
 
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
 
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
3. Modul Pelatihan SimDa Perencanaan SSH ASB.pdf
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
 
Panduan analisis anggaran indonesia
Panduan analisis anggaran indonesiaPanduan analisis anggaran indonesia
Panduan analisis anggaran indonesia
 
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
 
Renja kes 1 76
Renja kes 1 76Renja kes 1 76
Renja kes 1 76
 
RENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORARENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORA
 
Program kerja pramuka
Program kerja pramukaProgram kerja pramuka
Program kerja pramuka
 
Bahan Tayang_Mekop dan IMP_PKB Non ASN_edit 2023.pptx
Bahan Tayang_Mekop dan IMP_PKB Non ASN_edit 2023.pptxBahan Tayang_Mekop dan IMP_PKB Non ASN_edit 2023.pptx
Bahan Tayang_Mekop dan IMP_PKB Non ASN_edit 2023.pptx
 
Rizky CP_LAP.pdf
Rizky CP_LAP.pdfRizky CP_LAP.pdf
Rizky CP_LAP.pdf
 
Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2013
Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2013Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2013
Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) 2013
 
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptxSlide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
 

More from Oswar Mungkasa

Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Oswar Mungkasa
 

More from Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Panduan Pelatihan

  • 1. Seri Pelatihan Fasilitator Musrenbang Tahunan Daerah Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Panduan Pelatihan i Local Governance Support Program
  • 2. Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Local Governance Support Program December 2007 i
  • 3. Bahan Pelatihan ini disusun oleh Local Governance Support Program (LGSP], Desember 2007. Pendanaan: USAID (United States Agency for International Development) Dilaksanakan oleh Research Triangle Institute, Indonesia. LGSP USAID Strategic Participatory Planning Team dibentuk khusus untuk memberikan advokasi, pelatihan, dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, Organisasi Masyarakat Sipil (NGO, CBO dan CSO) dalam bidang perencanaan pembangunan daerah baik yang bersifat perencanaan jangka panjang (RPJPD), perencanaan jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD), maupun rencana tahunan (RKPD, Renja SKPD, RKA SKPD); diagnostic assessment kemampuan perencanaan daerah; seminar, workshops dan focus group discussions konsultasi publik perencanaan daerah. TIM STRATEGIC PARTICIPATORY PLANNING terdiri atas Widjono Ngoedijo Ph.D (Advisor), Engkus Ruswana (Senior Planning Specialist) dan Indira Sari (Planning Specialist); Planning Specialists di kantor regional LGSP terdiri atas Agus Irawan Setiawan (NSRO), Rahmat Djalle (WPRO), Sri Pantjawati Handayani (WJRO), Hartanto Ruslan (CJRO), Nurman Sillia (EJRO), Undang Suryana (SSRO), Susila Utama dan Joni Chandra (NARO). LGSP mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah atas informasi perencanaan yang diberikan untuk memperkaya substansi bahan pelatihan dan pendampingan ini. PENDAPAT DAN PANDANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INI TIDAK SELALU MENCERMINKAN PENDAPAT DAN PANDANGAN USAID Untuk informasi lebih lanjut hubungi : LGSP Jakarta Stock Exchange Building Tower 1, 29th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Phone: +62 21 515 1755-57 Facs: +62 21 515 1752 E-mail: info@lgsp.or.id Http://www.lgsp.or.id ii
  • 4. ABSTRAKSI Bahan Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar, pendekatan, metodologi, dan keterampilan perencanaan yang diperlukan untuk memfasilitasi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), khususnya untuk memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan Forum SKPD. Bahan Pelatihan ini terdiri dari (10) sepuluh bagian, yaitu sebagai berikut: Bagian 1 memuat tinjauan tujuan dan sasaran pelatihan Bagian 2 memuat tinjauan kerangka regulasi, system, mekanisme, dan proses perencanaan dan penganggaran tahunan daerah, dan contoh penyusunan kalender penyusunan RKPD dan Renja SKPD Bagian 3 memuat peran dan fungsi fasilitator, pengetahuan, keterampilan, dan kualifikasi yang diperlukan untuk menjadi fasilitator, dasar-dasar teknik fasilitasi, dan ruang lingkup kerja fasilitator dalam proses perencanaan dan penganggaran tahunan daerah Bagian 4 memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang RKPD, metoda fasilitasi yang diperlukan, rancangan agenda Forum SKPD dan Musrenbang RKPD, dan agenda pelatihan fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang RKPD. Bagian 5 memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan, rancangan agenda Musrenbang Kecamatan, dan agenda pelatihan fasilitator Musrenbang Kecamatan. Bagian 6 memuat ruang lingkup kerja fasilitator dalam penyelenggaraan Musrenbang Desa/ Kelurahan, rancangan agenda Musrenbang Desa/Kelurahan, dan agenda pelatihan fasilitator Musrenbang Desa/Kelurahan Bagian 7 memuat template/form yang diusulkan/disarankan dapat digunakan dalam fasilitasi penyelenggaraan Musrenbang dan Forum SKPD. Terdapat sekitar 19 template/form yang diusulkan/disarankan untuk memandu dan memfasilitasi proses dalam Forum SKPD dan Musrenbang pada berbagai tingkatan. Bagian 8 memuat latihan kerja yang memungkinkan fasilitator memahami pengetahuan perencanaan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan Daftar Skala Prioritas dan penyusunan RKA SKPD Bagian 9 memuat beberapa lampiran Permendagri 13/2006 yang merupakan format dan tablel- tabel penting untuk digunakan dalam fasilitasi penyelenggaraan Musrenbang dan Forum SKPD. Bagian 10 memuat Kepmendagri tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Penyelenggaraan Musrenbang dan sejumlah makalah yang disusun LGSP yang dapat digunakan sebagai referensi dalam fasilitasi penyelenggaraan Musrenbang dan Forum SKPD. iii
  • 5. ABSTRACT This guideline is designed to provide basic understanding, approaches, methodology and necessary planning skills to facilitate the preparation of Local Government Annual Work Program and Budget (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) especially to facilitate the implementation of Musrenbang (the Multi Stakeholders Consultation Forum for Regional Development Plan) and Forum SKPD (the Stake- holders Consultation Forum for LGU Work Program and Budget). The guideline comprises of 10(ten) sections as follows: Section 1 Provides an overview of the training goals and objectives. Section 2 Provides an overview of regulatory framework, system, mechanism and process of Local Government Planning, especially the LG Annual Work Program and Budget; the calendar for RKPD preparation Section 3 Describes the role and function of facilitators; educational, knowledge, skills and personal qualification required to become facilitators; understanding of basic techniques and skills of facilitation Section 4 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang RKPD and Forum SKPD; facilitation method required; development of agenda for Musrenbang and Forum SKPD; and Agenda for Training of Facilitators in Musrenbang and Forum SKPD Section 5 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang Kecamatan; development of agenda for Musrenbang Kecamatan and; agenda for training of Facilitators Section 6 Describes the scope of work for the facilitation of Musrenbang Desa/Kelurahan;; develop- ment of agenda for Musrenbang Desa/Kelurahan and; agenda for training of facilitators in Musrenbang Desa/Kelurahan Section 7 Provides suggested planning templates and forms to be used in facilitating the implemen- tation of Musrenbang and Forum SKPD. About 19 templates/forms are suggested to guide and facilitate different stages of the Musrenbang and Forum SKPD processes. Section 8 Provides work exercises to equip facilitators with necessary planning knowledge and skills to develop Daftar Skala Prioritas (the Priority List of Program and activities) and RKA SKPD (LG unit work activity budget) Section 9 Annexes provide PERMENDAGRI 13/2006 key forms and tables that can be used in facilitating the implementation of Musrenbang and Forum SKPD. Section 10 Provides relevant regulations and a number of working papers prepared by LGSP that can be used as references in facilitating the implementation of Musrenbang and Forum SKPD iv
  • 6. DAFTAR ISI BAHAN PELATIHAN FASILITATOR FORUM SKPD DAN MUSRENBANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) ABSTRAKSI ................................................................................................................... iii ABSTRACT .................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vii Bagian 1. Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan ......................................................... 1 Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan .............................................................................. 2 Bagian 2. Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem, Mekanisme, Proses Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah ................................................................................... 5 2.1 Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem, Mekanisme, Proses Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah (cek bahan presentasi) .................................................................... 6 2.2 Bagan Alir Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)...................................................................... 10 2.3 Kalender Penyusunan RKPD ...................................................................................... 12 Bagian 3. Peranan Fasilitator dan Dasar-Dasar Teknik Fasilitasi .................................... 13 3.1 Peranan, Fungsi Fasilitator, dan Dasar-dasar Teknik Fasilitasi ......................................... 14 3.2 Ruang Lingkup Kerja Fasilitator dalam Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah..... 28 Bagian 4. Fasilitasi Forum SKPD dan Musrenbang RKPD ................................................. 33 4.1 Ruang Lingkup Kerja Fasilitator dalam Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang RKPD ...................................................................................................................... 34 4.2 Metoda Fasilitasi dalam Forum SKPD dan Musrenbang RKPD ..................................... 36 4.3 Rancangan Agenda Forum SKPD Kabupaten/Kota ....................................................... 41 4.4 Rancangan Agenda Musrenbang RKPD .................................................................... 42 4.5 Agenda Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang RKPD ................................ 44 Bagian 5. Fasilitasi Musrenbang Kecamatan ................................................................. 45 5.1 Strategi Fasilitasi Efektif Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Desa/Kelurahan.... 46 5.2 Ruang Lingkup Kerja bagi Fasilitator dalam Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan.... 49 5.3 Rancangan Agenda Musrenbang Kecamatan ............................................................... 51 5.4 Rancangan Agenda Pelatihan Fasilitator Musrenbang Kecamatan ..................................... 52 Bagian 6. Fasilitasi Musrenbang Desa/Kelurahan ......................................................... 55 6.1 Ruang Lingkup Kerja bagi Fasilitator dalam Penyelenggaraan Musrenbang Desa ......... 56 6.2 Rancangan Agenda Musrenbang Desa .......................................................................... 59 6.3 Rancangan Agenda Pelatihan Calon Pelatih (TOT) Fasilitator Musrenbang Desa/ Kelurahan ................................................................................................................. 60 Bagian 7 Template/Form yang Digunakan Dalam Fasilitasi ........................................... 61 Daftar Template/Form yang Digunakan ............................................................................ 62 T-2 Pembentukan Tim Penyusun RKPD .......................................................................... 63 T-3 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD ............................................. 66 T-4 Review RPJMD dan Pencapaian RKPD tahun berjalan ............................................... 68 T-5 Review Usulan Program dan Kegiatan SKPD Tahun Lalu dan Prioritas untuk Tahun Rencana (prakiraan maju) ........................................................................................... 69 T-7 Analisis Kondisi dan Permasalahan Daerah Eksisting .................................................. 74 T-17 Identifikasi Stakeholder ............................................................................................... 83 v
  • 7. T-18 Penentuan Stakeholder untuk Konsultasi Publik .......................................................... 86 T-19 Penetapan Jadwal dan Tata Cara Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang ....... 88 T -23 Musrenbang Desa/Kelurahan ................................................................................... 81 T-24 Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Desa/Kelurahan ...................................... 92 T-25 Musrenbang Kecamatan ....................................................................................... 93 T-26 Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Kecamatan....................................... 95 T-27 Pembahasan Forum SKPD ................................................................................... 96 T-28 Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD ........................................................... 102 T-32 Musrenbang RKPD ............................................................................................ 103 T-33 Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RKPD .................................................... 105 T-40 Prototype Daftar Isi Renja SKPD ............................................................................... 107 K-3a Konsultasi dengan Delegasi Musrenbang untuk Pembahasan Rancangan KUA ......... 108 K-10b Konsultasi dengan Delegasi Musrenbang untuk Pembahasan Rancangan PPAS ......... 109 K-26 Sosialisasi Ranperda kepada Masyarakat .............................................................. 110 K-27 Berita Acara Hasil Sosialisasi Ranperda APBD Kepada Masyarakat ......................... 111 Bagian 8 Latihan Kerja ................................................................................................. 113 • Latihan Kerja 1, Musrenbang Kecamatan: Pengembangan Format Daftar Skala Prioritas ... 114 • Latihan Kerja 2, Penyusunan Rencana Kerja Anggaran SKPD ....................................... 123 Bagian 9 Lampiran ...................................................................................................... 127 • Lampiran A.I Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Urusan Pemerintah Daerah dan Organisasi ....................................................................................................... 128 • Lampiran A.V Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi ..................... 131 • Lampiran A.VI Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Klasifikasi Belanja Daerah Menurut Fungsi untuk Keselarasan dan Keterpaduan Keuangan Negara ...................................... 132 • Lampiran A.VII Permendagri 13/2006 tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut Urusan Pemerintahan Daerah ..................................................................... 134 • LAMPIRAN A.I.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode dan Klasifikasi Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi..................................................................... . 176 • LAMPIRAN A.VI.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode dan Klasifikasi Belanja Daerah Menurut Fungsi untuk Keselarasan dan Keterpaduan Pengelolaan Keuangan Negara...................................................................................................................... 179 • LAMPIRAN A.VII.a : Permendagri 59/2007 tentang Kode rekening sesuai kebutuhan obyektif...................................................................................................................... 181 • LAMPIRAN A.X.a : Permendagri 59/2007 tentang Format Kebijakan Umum APBD...................................................................................................................... 183 • Lampiran A.X Permendagri 13/2006 tentang Format KUA .......................................... 185 • LAMPIRAN A.XI.a : Permendagri 59/2007 tentang Format Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS ................................................................................................. 188 • Lampiran A.XI Permendagri 13/2006 tentang Format PPAS ....................................... 195 • Formulir RKA-SKPD 2.2.1 ...................................................................................... 197 • Formulir RKA-SKPD 2.2 ......................................................................................... 198 Bagian 10 Referensi .................................................................................................... 199 10.1 Keputusan Menteri Dalam Negeri No 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) ......................................................................................................... 200 10.2 Potret Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Kabupaten/Kota .................................... 251 10.3 Penyusunan Pagu Indikatif untuk Perencanaan Tahunan Daerah ................................ 255 10.4 Penyusunan KUA dan PPAS ......................................................................................... 266 10.5 Klinik Konsultasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah ......................................... 271 10.6 Titik Kritis Perencanaan dan Penganggaran Tahunan serta Solusi yang Diajukan ........... 277 10.7 Contoh Perdes APBDes ............................................................................................ 279 10.8 Contoh Format Penyusunan APBDes ............................................................................ 285 vi
  • 8. KATA PENGANTAR Local Governance Support Program (LGSP) merupakan sebuah program bantuan bagi pemerintah Republik Indonesia yang diberikan oleh United States Agency for International Development (USAID). Program ini dirancang untuk menunjukkan bahwa melalui sistem pemerintahan yang terdesentralisasi, masyarakat di daerah dapat mempercepat proses pembangunan yang demokratis dan meningkatkan kinerja serta transparansi pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik. LGSP memberikan bantuan teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerahnya dengan membantu mereka mencapai tujuan melalui penyusunan prioritas pembangunan dan penyediaan pelayanan publik secara demokratis. Untuk itu LGSP bekerjasama dengan mitra-mitra dari pemerintah daerah, DPRD, media dan organisasi masyarakat, yang tersebar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. Reformasi desentralisasi yang dimulai pada Tahun 2001, merupakan perwujudan dari komitmen Indonesia menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang berkelanjutan. Dikeluarkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi penanda terbukanya kesempatan luas bagi usaha pembangunan daerah dan bagi partisipasi warga yang lebih besar dalam tata kelola pemerintahan. Sejak awal penerapan kebijakan tersebut, masyarakat dan pemerintah daerah telah menjawab kesempatan tersebut dengan antusias dan kreativitas yang luar biasa hingga menghasilkan capaian dan inovasi yang luar biasa pula. Di bidang perencanaan dan penganggaran daerah terdapat perubahan dan perkembangan regulasi, paradigma, pendekatan dan metodologi perencanaan pembangunan daerah yang sangat dinamis. Perubahan ini menuntut penguatan kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil sesuai peranan dan fungsi masing-masing pihak dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Dalam konteks ini, LGSP telah mengembangkan Bahan Pelatihan Fasilitator Forum SKPD dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang bertujuan menyiapkan fasilitator yang kompeten untuk membantu Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan proses demokratis dan partisipatif dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Bahan dirancang bagi memungkinkan fasilitator memahami kerangka regulasi yang berpengaruh pada proses perencanaan partisipatif; pengetahuan perencanaan dan penganggaran daerah dan; ketrampilan tentang metoda dan teknik fasilitasi yang sesuai dengan tahapan perencanaan. Bahan mencakup fasilitasi proses perencanaan partisipatif di peringkat kabupaten/kota dalam Forum SKPD dan Musrenbangda, fasilitasi Musrenbang Kecamatan dan fasilitasi Musrenbang Desa/Kelurahan Semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan secara meluas. Desember , 2007 Judith Edstrom DR. Widjono Ngoedijo Chief of Party, Planning Advisor, USAID-LGSP USAID – LGSP RTI International RTI International vii
  • 9. Bagian 1 Overview Tujuan dan Sasaran Pelatihan 1
  • 10. 1.1. TUJUAN DAN SASARAN PELATIHAN FASILITATOR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PARTISIPATIF TAHUNAN DAERAH Pelatihan ini dirancang untuk dapat membina kader pembangunan di daerah yang diharapkan dapat berperan aktif sebagai fasilitator maupun mediator pada proses-proses partisipasi publik dalam rangka penyusunan rencana tahunan daerah. Oleh karenanya dalam pelatihan ini selain untuk memberikan wawasan dalam hal perencanaan pembangunan partisipatif yang efektif, pengetahuan tentang metoda dan teknis fasilitasi juga akan membincangkan tentang pengalaman mengenai berbagai isu yang berkaitan dengan penyusunan rencana pembangunan daerah, sebagai masukan bagi pendampingan penyusunan rancangan pembangunan tahunan daerah. TUJUAN PELATIHAN Adapun tujuan pelatihan adalah sebagai berikut: • Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peran dan fungsi fasilitator yang disertai dengan teknis dan metoda untuk memfasilitasi proses penyusunan dokumen perencanaan tahunan daerah. • Memberikan pemahaman atas proses penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, RKA SKPD) dan mekanisme konsultasi publik (Musrenbang, Forum SKPD, FGD) • Memberikan pemahaman tentang teknik atau tata cara untuk meningkatkan kualitas konsultasi publik dalam perencanaan daerah (baik di tingkat kelurahan/kecamatan, kabupaten/kota, forum SKPD) • Mendapatkan masukan dari daerah berkenaan dengan isu seputar penyusunan perencanaan tahunan daerah yang dihadapi dan ditemui di daerah. • Mendapatkan masukan, komentar, dan saran untuk penyempurnaan pelaksanaan Musrenbang ataupun konsultasi publik dalam rangka penyusunan dokumen rencana tahunan daerah. SASARAN PELATIHAN Sasaran yang ingin dicapai dengan pelatihan ini adalah menyiapkan kader-kader pembangunan di daerah, sebagai pelaku pembangunan yang diharapkan dapat melanjutkan dan menyebarkan proses- proses perencanaan pembangunan partisipatif di daerah dalam rangka mengusung dan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) sehingga perencanaan pembangunan menjadi milik bersama antara pemerintah daerah dan masyarakatnya PESERTA PELATIHAN Pelatihan ini diikuti oleh unsur-unsur perwakilan daerah kabupaten dan kota yang berada dalam wilayah dampingan LGSP, baik dari unsur perangkat daerah maupun unsur nonpemerintah daerah (masyarakat, swasta, NGO, perwakilan Universitas) yang ditunjuk dan disepakati daerah, agar kelak dapat melakukan pendampingan untuk memfasilitasi proses penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran di daerahnya. 2
  • 11. MATERI PELATIHAN No MATERI TUJUAN DAN SASARAN SUBTANSI 1 Tinjauan Kerangka Regulasi, Peserta memahami kerangka regulasi yang berlaku, Sistem, Mekanisme, Proses sistem, mekanisme dan alur proses perencanaan Perencanaan dan tahunan daerah. Penganggaran Tahunan Daerah 2 Peranan Fasilitator dan Dasar- Peserta memahami peranan, fungsi fasilitator, dan ruang dasar Teknik Fasilitasi lingkup kerjanya dalam memfasilitasi proses penyusunan rencana tahunan daerah, serta memahami dasar-dasar teknik fasilitasi. 3 Fasilitasi Forum SKPD dan Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam Musrenbang RKPD Penyelenggaraan Forum SKPD dan Musrenbang RKPD, memahami metoda fasilitasi yang dapat diterapkan dalam fasilitasi Forum SKPD dan Musrenbang RKPD, serta mengetahui contoh/prototype rancangan agenda Musrenbang RKPD. 4 Fasilitasi Musrenbang Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam Kecamatan Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan, memahami kapasitas dan kemampuan yang diperlukan untuk mengorganisasikan Musrenbang Kecamatan yang memenuhi kaidah demokratis dan partisipatif. 5 Fasilitasi Musrenbang Desa/ Peserta memahami ruang lingkup kerja fasilitator dalam Kelurahan Penyelenggaraan Musrenbang Desa/Kelurahan. 6 Template/Form yang Digunakan Peserta memahami dan dapat menggunakan template/ dalam Fasilitasi form untuk mendukung proses fasilitasi Musrenbang. 7 Latihan Kerja Terdiri atas Latihan Kerja 1 dan Latihan Kerja 2. Latihan Kerja 1 tentang Pengembangan Format Daftar Skala Prioritas (DSP). Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan keterampilan fasilitator untuk mengembangkan format (DSP) untuk mengevaluasi, menilai, menseleksi, dan memprioritisasi usulan program dan kegiatan. Latihan Kerja 2 tentang Penyusunan RKA-SKPD. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan keterampilan fasilitator dalam menyusun program, kegiatan, dan anggaran dalam For- mat RKA-SKPD sesuai Permendagri 13/2006 dan perubahannya (Permendagri 59/2007) 8 Lampiran Mengemukakan beberapa Lampiran Permendagri 13/ 2006 yang akan diacu dalam proses perumusan pro- gram dan kegiatan. 9 Referensi Menyediakan referensi-referensi yang dinilai penting dalam mendukung fungsi dan kerja fasilitator dalam fasilitasi Musrenbang/Forum SKPD dan dalam memperkaya wawasan dan pemahaman fasilitator tentang berbagai aspek perencanaan dan penganggaran tahunan daerah. 3
  • 12. 4
  • 13. Bagian 2 Tinjauan Kerangka Regulasi, Sistem, Mekanisme, Proses Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah 5
  • 14. 2.1. TINJAUAN REGULASI, SISTEM, MEKANISME, PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN TAHUNAN DAERAH ENGKUS RUSWANA SENIOR PLANNING SPECIALIST, NATIONAL OFFICE JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG- – PP-39/2006 tentang Tata cara UNDANGAN Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Berdasarkan UU No 10/2004 tentang – PP-40/2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundangan, jenis dan Penyusunan Rencana Pembangunan hirarki peraturan perundangan adalah sbb: Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23) 1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia – PP-3/2007 tentang LPPD kepada 1945 Pemerintah, LKPKD kepada DPRD, dan 2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Informasi LPPD kepada masyrakat. undang (PERPU) – PP-8/2007 tentang Investasi Pemerintah 3) Peraturan Pemerintah – PP-21/2007 tentang Perubahan ketiga 4) Peraturan Presiden atas PP-24/2004 tentang Kedudukan 5) Peraturan Daerah Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. – PP-38/2007 tentang Pembagian Urusan INSTRUMEN HUKUM PERENCANAAN DAN Pemerintahan PENGANGGARAN DAERAH – PP-41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah • UNDANG-UNDANG – UU-17/2003 tentang Keuangan Negara (pasal 17 – 20). • PERATURAN PRESIDEN – UU-1/2004 tentang Perbendaharaan – Perpres-7/2005 tentang RPJM Nasional Negara 2004-2009 – UU-15/2004 tentang – Perpres-perpres tentang RKP yang Pertanggungjawaban Keuangan diterbitkan setiap tahun oleh Presiden. Negara – Perpres-perpres tentang DAU Daerah – UU-25/2004 tentang SPPN Provinsi dan Kab/Kota yang diterbitan – UU-32/2004 tentang Pemerintahan setiap tahun oleh Presiden Daerah, (terutama psl 150 – 154 dan psl 179 – 199). • KETENTUAN PENUNJANG : – UU-33/2004 tentang Perimbangan – Permendagri No 13/2006 tentang Keuangan antara Pusat dan Daerah, Pengelolaan Keuangan Negara (terutama pasal 66 – 86). – Permendagri No 57/2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi • PERATURAN PEMERINTAH: Perangkat Daerah – PP-20/2004 tentang Penyusunan RKP – Permendagri No 59/2007 tentang – PP-21/2004 tentang Penyusunan RKA- Perubahan Permendagri 13/2006 Kementerian Negara dan Lembaga tentang Pengelolaan Keuangan Daerah – PP-55/2005 tentang Dana Perimbangan – SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas- – PP-58/2005 tentang Pengelolaan Mendagri tentang Petunjuk Teknis Keuangan Daerah Penyelenggaraan Musrenbang Tahunan – PP-65/2005 tentang Pedoman yang diterbutkan setiap tahun Penyusunan dan Penerapan SPM – SE Mendagri tentang Pedoman – PP-72/2005 tentang Desa Penyusunan APBD tahun rencana dan – PP-73/2005 tentang Kelurahan Pertanggungjawaban Pelaksanaan – PP-79/2005 tentang Pedoman APBD tahun sebelumnya, yang Pembinaan dan Pengawasan diterbitkan setiap tahun oleh Mendagri. Penyelenggaraan Pemerintahan di – SE Mendagri No.140/640/SJ tentang Daerah Pedoman Alokasi Dana Desa – Kepmenkes No.1457 tentang SPM Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/ Kota 6
  • 15. Kepmendiknas No.129a/U/2004 ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN tentang SPM Bidang Pendidikan DI DAERAH – Kemen LH No.197/2004 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup di Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. • Acuan lain yang perlu diperhatikan: – Buku Pegangan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (Handbook).! diterbitkan setiap tahun oleh Bappenas – Grand Strategi Implementasi Otonomi Daerah (Dalam Koridor UU-32 Tahun 2004) – Millennium Development Goals – Prinsip-prinsip Good Governance – RUU tentang Pelayanan Publik – Renstra Departemen Kesehatan – Renstra Departemen Pendidikan Nasional Khusus tentang proses perencanaan dan penganggaran di daerah, alur prosesnya diilustrasikan pada bagan di atas. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN PERENCANAAN KANDUNGAN MATERI RKPD " Teknokratis (Strategis) ! rencana strategis masa depan, disusun secara sistimatis Dokumen RKPD memuat hal-hal berikut: berdasarkan teknis perencanaan. – Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah " Demokratis dan Partisipatif ! Proses – Arah Kebijakan Keuangan Daerah pengambilan keputusan dan konsensus – Daftar Prioritas Pembangunan Daerah melibatkan stakeholders luas dan intensif – Program dan kegiatan dirinci menurut " Politis ! proses melalui konsultasi Fungsi/SKPD, wilayah kerja dengan pagu melibatkan masyarakat dan kekuatan politis indikatif dan sumber pendanaan (kepala daerah dan DPRD) dan legalisasi – Daftar usulan kebijakan/regulasi pada melalui PERDA. tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun " Bottom-up planning ! mengakomodasi Nasional aspirasi/kepentingan pembangunan – Rancangan Pendanaan untuk Alokasi masyarakat dan daerah, sesuai kondisi dan Dana Desa potensi daerah. – Unit pelaksana kegiatan dan program " Top-down planning ! sinergi dengan perencanaan di atasnya serta memperhatikan tujuan-tujuan PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN pembangunan nasional PENGANGGARAN TAHUNAN Proses perencanaan dan penganggaran ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN tahunan daerah beserta jadwalnya dapat dilihat pada bagan berikut: Menurut UU No 25/2004, alur perencanaan dan penganggaran diilustrasikan pada bagan berikut: 7
  • 16. PROSES PENYUSUNAN APBD $ “Partisipatif” (Masyarakat berperan dalam proses pengambilan keputusan; $ “Keterbukaan” (akses masyarakat terhadap informasi yang benar); $ “Akuntabilitas” (dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat) # Tujuan Partisipasi Masyarakat (UU-32/2004) $ Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat $ Menciptakan rasa memiliki terhadap pemerintahan dan tanggungjawab pembangunan $ Menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum $ Mendapatkan aspirasi masyarakat dan RANGKAIAN PROSES MUSRENBANG $ Sebagai wahana untuk agregasi KABUPATEN/KOTA kepentingan dan mobilisasi dana ASPEK LEGALITAS YANG MENGATUR PARTISIPASI PUBLIK DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN • UU-25/2004 tentang SPPN – Pasal 2 ! azas SPPN bertujuan mengoptimalkan partisipasi masyarakat – Pasal 9-12; 16-18; 22-27 ! kedudukan Musrenbang dalam proses perencanaan – Penjelasan UU-25/2004 bagian Umum butir 3 ! pendekatan dalam keseluruhan rangkaian perencanaan PERSIAPAN YANG PERLU DILAKUKAN DAERAH • UU-32/2004 tentang Pemerintahan Daerah – Pasal 139 ! hak masyarakat dalam • Menyiapkan dana dan logistik penyiapan atau pembahasan • Pembentukan Tim (RKPD, Renja SKPD) dan rancangan Perda Struktur Tim, misal : – Pasal 150-151 ! upaya mendorong – Tim Penyusun partisipasi masyarakat. – Tim Konsultasi – Tim PembahasTerfokus (FGD) • UU-10/2004 tentang Pembentukan – Tim Fasilitator Peraturan Perundangan. • Identifikasi dan analisis stakeholders – Pasal ! hak masyarakat memberikan • Menyiapkan agenda/kalender penyusunan masukan dalam penyiapan atau dokumen perencanaan RKPD pembahasan rancangan PERDA • Menyiapkan panduan/pedoman penyusunan rencana, serta pelaksanaan forum SKPD • PP-40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan dan musrenbang Rencana Pembangunan Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23) PERANSERTA MASYARAKAT • SEB Meneg PPN/Kepala BAPPENAS dan MENDAGRI tentang Petunjuk Teknis # Asas penting yang membuka peranserta Pelaksanaan (diterbitkan setiap tahun). dalam UU 25/2004 $ “Kepentingan Umum” (mendahulukan kesejahteraan umum secara aspiratif, akomodatif dan selektif); 8
  • 17. ISU KUNCI PARTISIPASI PUBLIK DALAM meningkatkan partisipasi publik dalam PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. • Keterbatasan kemampuan organisasi • Kekurangjelasan peranan, fungsi dan masyarakat sipil untuk menjalankan peran jurisdiksi partisipasi publik dalam proses yang efektif dalam proses perencanaan dan perencanaan dan penganggaran penganggaran daerah • Peraturan perundangan hanya mengatur partisipasi publik sebatas perencanaan KEBUTUHAN PENGUATAN LEGALITAS dalam bentuk: jaring aspirasi/konsultasi PARTISIPASI PUBLIK DALAM PERENCANAAN publik dan partisipasi dalam forum SKPD & DAN PENGANGGARAN musrenbang Perlunya ketentuan yang mengatur agar: • Kekurangefektifan Musrenbang untuk • Keterlibatan wakil CSO dalam Tim Penyusun mempengaruhi proses alokasi anggaran dokumen perencanaan dan penganggaran • Partisipasi masyarakat dalam proses • Dalam proses penyusunan perencanaan formulasi, implementasi, pemantauan dan dan penganggaran dilakukan FGD yang evaluasi anggaran, transparansi dan melibatkan CSO yang berkompeten akuntabilitas merupakan elemen vital untuk • Konsultasi publik terlebih dahulu sebelum menciptakan keadilan sosial dan keputusan penetapan dari setiap dokumen mengurangi konflik. perencanaan dan anggaran • Terdapat prakarsa di sejumlah daerah untuk 9
  • 18. 2.2. BAGAN ALIR PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) DAN RENCANA KERJA SKPD (RENJA SKPD) 10
  • 19. PENYUSUNAN DOKUMEN KUA, PPAS, RKA-SKPD DAN PENETAPAN APBD 11
  • 20. 2.3. KALENDER PENYUSUNAN RKPD DAN RENJA SKPD 12
  • 21. Bagian 3 Peranan Fasilitator dan Dasar-Dasar Teknik Fasilitasi 13
  • 22. 3.1. PERAN DAN FUNGSI FASILITATOR DALAM PERENCANAAN DAERAH DAN DASAR-DASAR TEKNIK FASILITASI WIDJONO NGOEDIJO PLANNING ADVISOR DEDI HARYONO WJRO-TRAINING & PUBLICATION SPECIALIST SRI PANTJAWATI HANDAYANI WJRO-PLANNING SPECIALIST Proses perencanaan partisipatif melibatkan diperlukan untuk membangun kesepa- berbagai kelompok stakeholder dan haman dan mencapai kesepakatan. menggunakan berbagai mekanisme pertemuan seperti musyawarah pembangunan daerah (2) Meningkatkan partisipasi dan produktivitas (musrenbangda), focus group discussions, forum konsultasi. konsultasi, kelompok kerja untuk terwujudnya Perencanaan dan metoda fasilitasi serta pertukaran informasi dan pemikiran; terjadinya implementasinya merupakan prasyarat dialog dan pembahasan tentang berbagai isu, penting untuk keberhasilan proses dan strategi, kebijakan dan program serta mekanisme partisipasi. Fasilitasi menjamin kesepakatan tentang tindakan yang perlu terselenggaranya pertemuan dan konsultasi dilakukan. Namun berbagai mekanisme yang fokus, terstruktur baik dalam kaitan pertemuan partisipatif tersebut di atas hanya dengan pencapaian tujuan pertemuan, akan mencapai tujuannya apabila difasilitasi yaitu sehingga partisipasi stakeholder menjadi diorganisasikan, distrukturkan, difokuskan dan optimal. diberikan dukungan yang memadai. Oleh karena itu peranan fasilitator dalam proses Prinsip-prinsip dalam Fasilitasi perencanaan partisipatif memegang peranan sangat penting. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam fasilitasi: Dengan demikian, dalam proses perencanaan (1) Setiap partisipan memiliki legitimasi untuk partisipatif, peranan fasilitator sangat penting mengekspresikan dan menegosiasikan untuk: aspirasi dan kepentingannya 1) Mengorganisasikan proses dialog dan (2) Perlu ada ’logical framework’. Fasilitasi perlu pembahasan dilandasi logical framework yang merujuk 2) Menstrukturkan kesepakatan tindakan yang pada proses pengambilan keputusan perlu dilakukan strategis, untuk memastikan diskusi yang 3) Memfokuskan pembahasan fokus dan terdapatnya hasil-hasil yang nyata 4) Mendukung agar proses pertukaran dari pertemuan. Untuk itu, fasilitator perlu informasi dan pemikiran dapat berlangsung dapat memastikan diskusi tetap berada pada jalur pembahasan serta efisien dan efektif Tujuan Fasilitasi dalam penggunaan waktu/manajemen waktu Tujuan utama fasilitasi adalah sebagai berikut: (3) Fasilitator mempunyai peranan untuk memastikan bahwa proses dan mekanisme (1) Menciptakan suasana pertemuan yang partisipatif menghasilkan keluaran yang konstruktif dan interaktif . diharapkan Fasilitasi yang baik menciptakan suasana (4) Fasilitator idealnya memiliki pengetahuan pertemuan yang mendorong peserta untuk dan pengalaman memberikan fasilitasi dan menyampaikan pendapat dan aspirasinya kemampuan untuk mengaplikasikan teknik secara bebas berbasis saling menghormati, fasilitasi pada substansi yang dibahas dimana masing-masing peserta ber- (5) Fasilitator mampu mengidentifikasi partisipasi secara aktif dalam diskusi dan ’technical tools’ yang tepat (seperti ruang pemecahan masalah. Fasilitasi menghi- pertemuan yang memenuhi syarat, langkan hambatan atau kendala dan penyusunan agenda pertemuan, program menciptakan suasana informal yang kegiatan, persiapan makalah, materi, 14
  • 23. logistik, alat peraga, meta plan, flip charts akan dilakukan tindak lanjut atau dsb yang diperlukan) implementasi hasil pertemuan. Langkah- Langkah Fasilitasi Fungsi (Tim) Fasilitator: Adapun langkah- langkah utama dalam fasilitasi: Fungsi (tim) fasilitator dalam Perencanaan dan (1) Tetapkan secara jelas maksud dan tujuan Penganggaran Tahunan Daerah adalah sebagai pertemuan, apa keluaran utama yang harus berikut: dihasilkan dan proses yang diperlukan. Mendorong dan menjembatani sinergitas Untuk ini dapat disiapkan Kerangka Acuan tiga pilar Pemda-DPRD-Masyarakat dalam (Terms of Reference) pertemuan proses penyelenggaraan pembangunan. (2) Gunakan teknis visualisasi dan moderasi Mendorong dan memfasilitasi terbitnya yang efektif untuk mengorganisasikan peraturan perundangan yang memenuhi pendapat, prakarsa atau gagasan secara kriteria good governance. partisipatif Mencermati dan mengkritisi proses (3) Berusaha mendengar semua kontribusi penyelenggaraan pembangunan, khusus- pemikiran peserta dan mencoba nya di bidang perencanaan dan mensarikan/menyimpulkan atau mengorga- penganggaran (kabupaten/kota, kecamatan, nisasikan pendapat dan gagasan yang desa) dikemukakan. Dalam kegiatan musrenbang, dapat (4) Siapkan ’logical structure’ diskusi untuk berfungsi : memastikan fokus pembahasan dan Membantu/mendampingi Tim Penye- terdapatnya hasil yang nyata dari pertemuan. lenggara Musrenbang dalam : (5) Ciptakan suasana yang menyenangkan dan 1. Menyusun agenda dan jadwal informal untuk mendorong terwujudnya musrenbang mulai dari tingkat interaksi yang bebas di antara peserta desa/kelurahan sampai dengan pertemuan Musrenbang Kab/Kota. (6) Usahakan agar setiap partisipan berbicara 2. Menyusun kriteria pemilihan dan memberikan kontribusi dengan stakeholder/peserta Musrenbang memberikan apresiasi atas apa yang untuk setiap tingkatan Musrenbang. dikemukakan dan dukungan emosional 3. Menyusun panduan penyeleng- (7) Ciptakan dialog yang positif dan konstruktif garaan untuk setiap tingkatan (8) Konsolidasikan hasil pembahasan ke arah Musrenbang. pencapaian kesepakatan (konsensus) 4. Menyiapkan bahan/materi Mus- (9) Ciptakan kondisi kondusif untuk terdapatnya renbang komitmen pada akhir pertemuan untuk 5. Mengelola pelaksanaan dan paska menindaklanjuti atau mengimplementa- Musrenbang sikan hasil pertemuan. Partisipan perlu Memandu dan memantau pelaksanaan mengetahui secara jelas apa tindakan Musrenbang selanjutnya yang akan dilakukan. Untuk itu Membantu para delegasi/peserta dalam perlu disusun Naskah Kesepakatan yang menjalankan tugasnya di forum ditandatangani seluruh partisipan. Selain itu, Musrenbang fasilitator perlu memastikan adanya Memandu dan memantau tindaklanjut pencatatan nama, alamat, dan kontak pelaksanaan Musrenbang. partisipan agar memudahkan pada saat PERAN SEORANG FASILITATOR Mampu menjaga obyektifitasnya Peran utama dari seorang fasilitator adalah menjaga keobyektifitas proses dari seluruh tahapan. Sementara di satu sisi peran fasilita-tor lebih seperti seorang konduktor orkestra yang ingin menghasillkan musik kelas dunia, sisi lainnya lebih mirip wasit yang tidak memihak yang sadar akan pentingnya meme-lihara sikap netral terhadap apa yang akan dihasilkan oleh kelompok. Seorang fasilitator akan mengenyam-ping-kan pendapat pribadinya atas pendapat kelompok, bersikap hati-hati untuk tidak mem-be-ri-kan reaksi negatif terhadap pendapat orang lain, serta menjaga untuk tidak terpengaruh dengan data yang dihasilkan kelompok. Sikap netral ini mencakup kemampuan untuk meredam kritik, kemarahan dan frustasi dengan sikap tidak menantang jika energi kelompok dirasakan memuncak. Kemampuan atau peran menyelaraskan keragaman penda-pat dalam kelompok lebih merupakan sebuah tuntutan yang harus melekat dalam diri seorang fasilitator. Yang diper-lukan tidak hanya meto-do-logi, tapi juga pemahaman dasar mengenai kehidupan dan kebijakan mutlak serta kebesaran setiap manusia. Hal ini memerlukan sikap mental yang kokoh, selalu berpikiran positif terha-dap suatu situasi, dan terbiasa untuk mem-berikan jawaban “ya” terlebih dahulu sebe-lum menjawab “tidak”. 15
  • 24. KUALIFIKASI FASILITATOR Keterampilan Untuk dapat mengkoordinasikan dan Memiliki keterampilan fasilitasi atau memandu pelaksanaan Musrenbang telah berpengalaman dalam menfasil- secara efisien dan efektif, seorang itasi pertemuan, forum, lokakarya atau fasilitator perlu memenuhi kriteria focus group discussions. Keterampilan sebagai berikut: lain yang diperlukan adalah kemimpinan, keterampilan presentasi, kompilasi dan Pendidikan analisis informasi perencanaan (berfikir strategis), komunikasi verbal maupun Sekurang-kurangnya adalah lulusan tertulis, kemampuan memberikan Sarjana (S1) atau yang setaraf alasan, argumentasi, negosiasi, dan dengan latar belakang pendidikan lebih dihargai yang memiliki keterampilan berkaitan dengan administrasi, komputerisasi. perencanaan, sosial, ekonomi, politik pembangunan atau bidang-bidang Sikap, Nilai dan Kualitas lain berkaitan dengan pembangunan Personal daerah. Untuk fasilitator Musrenbang Kecamatan/Desa/Kelurahan Fasilitator perlu menunjukkan sikap sekurang-kurangnya lulusan Sarjana dan menjunjung nilai-nilai yang Muda dengan latar belakang diperlukan untuk mewujudkan tata pendidikan seperti di atas. kelola pemerintahan daerah yang baik seperti keberpihakan pada kelompok Pengetahuan masyarakat miskin, penguatan peranan perempuan dalam pembangunan, Memiliki pengetahuan berkaitan pencapaian sasaran MDGs (Millennium dengan desentralisasi dan otonomi Development Goals), komitmen untuk daerah, berbagai aspek berkaitan mendorong partisipasi masyarakat dengan pemerintahan daerah seperti secara optimal dalam pengambilan peraturan dan perundangan, keputusan pembangunan daerah, perencanaan, penganggaran, keadilan sosial, efisiensi penggunaan administrasi, organisasi dan tata sumber daya dan dana, pemberan- kelola pemerintahan daerah, peranan tasan KKN, konservasi sumber daya legislatif dan organisasi masyarakat alam, keanekaragaman budaya lokal sipil dalam pembangunan daerah. dan pembangunan daerah berkelan- jutan. Ia juga perlu menunjukkan etika Pengetahuan khusus professional yang tinggi. Fasilitator perlu memliki pengetahuan Fasilitator perlu juga memiliki kualitas tentang tata cara penyusunan personal seperti motivasi, komitmen program, kegiatan SKPD, indikator dan entusiasme yang tinggi untuk kinerja kegiatan dan rencana kerja memandu Musrenbang, kemauan anggaran (RKA-SKPD) sesuai belajar, mendengar, dan kemampuan dengan PERMENDAGRI 13/2006 dan berdaptasi terhadap situasi pertemuan perubahannya (PERMENDAGRI 59/ yang dihadapi; memiliki integritas yang 2007). tinggi dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mencapai suatu kesepakatan (consensus) hasil Musrenbang 16
  • 25. DASAR-DASAR TEKNIK FASILITASI BAHTIAR FITANTO EJRO-TRAINING & PUBLICATION SPECIALIST Peran dan Sikap Fasilitator melibatkan masyarakat di dalamnya. Dalam kerangka tersebut peran fasilitator menjadi salah Dunia fasilitasi menjadi kian mengemuka satu hal yang cukup mengemuka. Dan belakangan ini seiring dengan berkembangnya karenanya fasilitator kemudian menjadi sebuah era otonomi daerah. Proses pembangunan profesi pilihan yang cukup menjanjikan masa dengan semangat partisipasi melatarbelakangi depan bagi sebagian orang. semakin berkembangnya proses-proses yang Pemberdayaan Masyarakat dan Pola budaya yang pertama umumnya cenderung Mitos Pembangunan melihat persoalan kemasyarakatan sebagai permasalahan yang njlimet (rumit) dan seringkali Dalam ranah pemberdayaan masyarakat, Cham- terjebak pada keadaan tidak mampu memberikan bers (dalam Nasution, 1998) menyatakan bahwa saran secara konkret bagi pembangunan terdapat dua pola budaya dari luar sistem masyarakat. Sedangkan pola budaya kedua, masyarakat (community system) yang akan lebih memandang persoalan masyarakat melahirkan bias atau persepsi yang salah sebagai fenomena lingkungan sekitar yang terhadap sistem dan komponen-komponen mudah diatasi secara teknis semata. Sehingga sistem masyarakat yang diharapkan menjadi pendekatan yang dilakukan adalah seringkali intended beneficiaries dari program pendekatan proyek pembangunan dan bantuan pengembangan masyarakat (community devel- sosial-materi belaka. opment programs). Kedua pola budaya tersebut adalah: (1) pola budaya negatif ilmuwan yang Kedua pola pendekatan budaya ini tidak selalu melakukan kajian-kajian kritis yang sepertinya berhasil melahirkan pola pendekatan yang tidak terbatasi oleh waktu; dan (2) pola budaya terpadu diantara keduanya. Masing-masing pola positif para agen pembangunan (baik pemerintah budaya tersebut cuma menunjukkan sisi maupun non-pemerintah) yang umumnya persepsional mereka saja terhadap masyarakat, terbatasi oleh waktu dan harapan terhadap hasil bukan didasarkan pada realitas yang terjadi pada nyata yang cepat kelihatan. 17
  • 26. masyarakat. Kenjlimetan pola budaya yang pertama dan ketergesaan pola kedua seringkali Atas dasar pijak hal tersebut, maka kemudian tidak dapat menjawab persoalan dinamika menyeruaklah peran fasilitator sebagai sebuah masyarakat. Kedua pola budaya ini kemudian tantangan yang dibutuhkan untuk melahirkan bias dalam pembangunan. mempertemukan berbagai perbedaan pandang secara damai. Peran fasilitator menjadi penting Zaltman dan Duncan (dalam Nasution, 1998) manakala semakin banyak orang yang menyebut kedua bias tersebut sebagai bias membutuhkan mengambil keputusan secara rasional (rasionalistic bias) dan bias teknokrasi berkelompok atau secara bersama-sama harus (technocratic bias). Rasionalistic bias adalah merencanakan, membuat inovasi, implementasi bias yang terjadi karena para ilmuwan merasa dan berbagi tanggung jawab. Fasilitatorlah yang bahwa tugas yang mereka emban hanya sebatas memiliki tanggungjawab untuk mengerahkan memberikan informasi tentang perubahan- energi yang luar biasa tersebut untuk membuat perubahan yang perlu dilakukan oleh sesuatu yang tidak mungkin mereka putuskan masyarakat. Para ilmuwan ini yakin bahwa sendirian. secara otomatis masyarakat akan melakukan informasinya karena sangat logis. Bias ini mencerminkan kenaifan pandangan sebagian Apa itu Fasilitator? ilmuwan dan agen pembangunan tentang sistem kepercayaan dan sistem nilai masyarakat Fasilitasi adalah membuat lebih mudah atau tentang perubahan. Sedangkan technocratic tidak terlalu sulit. bias adalah bias yang lahir sebagai akibat keyakinan sebagian ilmuwan dan agen Fasilitator adalah orang yang membuat kerja pembangunan bahwa anggota masyarakat pasti kelompok menjadi lebih mudah karena dapat mengimplementasikan berbagai gagasan kemampuannya dalam menstrukturkan dan perubahan yang didesain oleh ilmuwan atau memandu partisipasi anggota-anggota agen pembangunan. kelompok. Pada umumnya fasilitator bekerja dalam sebuah pertemuan atau diskusi. Akan Bias ini seringkali menjadi suatu persimpangan tetapi seorang fasilitator juga dapat bekerja di jalan antara persepsi ilmuwan atau agen luar pertemuan. Tetapi pada prinsipnya seorang pembangunan yang meyakini masyarakat yang fasilitator harus mengambil peran netral (dengan harus mengikuti rekomendasinya sebagai suatu banyak bertanya dan banyak mendengarkan) hal yang logis dengan persepsi masyarakat ketika membantu sebuah kelompok atau tentang perubahan dimasa depan. Karenanya, pertemuan. seringkali pada akhirnya ditempuh jalan pintas untuk mengatasi persimpangan yang terjadi. Fasilitasi adalah pertemuan sekelompok orang Jalan pintas yang diambil tersebut pada yang menghadirkan fasilitator sebagai umumnya didasarkan pada mitos-mitos tentang perancang dan pengelola proses kelompok agar pemberdayaan masyarakat dengan pondasi kelompok dapat mencapai tujuannya. Sebuah berbagai bias-bias di atas. Jelas bahwa mitos fasilitasi juga bisa berarti sebuah pertemuan bukanlah realitas yang terjadi dalam masyarakat antara dua orang fasilitator dan satu orang lain Karenanya hampir bisa dipastikan pembangunan yang menerima bantuan dan panduan dalam masyarakat yang dilakukan akan menemui prosesnya. kegagalan dalam memberdayakan masyarakat itu sendiri karena tidak dibangun di atas realitas. Kelompok adalah kumpulan individu-individu yang karena alasan-alasan tertentu Dengan dasar filosofi semacam ini, maka jelas memutusakan untuk bersama. Waktu hidup sekali bahwa konsep community based devel- kelompok ada yang pendek ada pula yang opment sangat menekankan pada peran serta panjang dan bentuknya ada yang sesuai dengan masyarakat, baik pada tataran perencanaan rencana awal tapi ada juga yang terbentuk pembangunan sampai dengan tahap dalam perjalanan proses. implementasinya. Hanya dengan mendudukkan masyarakat sebagai subyek pembangunan Tim (team) adalah sejenis kelompok yang maka akan terciptalah apa yang disebut sebagai anggota dan pimpinannya sangat dekat dalam development for society (pembangunan untuk bekerja sama menncapai hasil kesepakatan masyarakat) dan bukannya society for develop- yang menguntungkan. Kata ‘tim’ berimplikasi ment (masyarakat untuk pembangunan) seperti pada kemandirian dan sinergi; tim juga bisa yang selama ini pembangunan kita rasakan. dibayangkan seperti kelompok yang berfungsi 18
  • 27. dengan sangat baik. Dalam situasi pencapaian tujuan dan tugas sebagai sebuah kelompok, sebuah tim dapat berubah menjadi satu unit kohesif dan mampu memperbaiki keahlian Lantai 3 Ketrampilan merancang proses: - Merancang struktur dan alur pertemuan anggota timnya. Ketrampilan mengelola dinamika kelompok: Lantai 2 - Mendorong dialog multi arah Keahlian fasilitasi dewasa ini telah menjadi alat komunikasi yang sangat penting, terutama bagi Ketrampilan komunikasi interpersonal: kelompok-kelompok atau tim yang memerlukan Lantai 1 - Menyimak, bertanya, menggali, merangkum untuk membuat sebuah keputusan atau kesepakatan bersama serta memerlukan setiap Sikap dasar fasilitator: Lantai Dasar - Mengolah kecerdasan emosional masukan, dukungan, kreatiftas dan kolaborasi. - Minat, empati, percaya pada kelompok, positif Fasilitasi adalah Ilmu Sekaligus Seni Seorang fasilitator bekerja dengan Tim memerlukan fasilitator untuk pertemuan- mengaplikasikan satu set keahlian spesifik dan pertemuan mereka, sama pentingnya dengan metode, teknologi kelompok, digabung dengan pengajaran dan pelatihan kerjasama tim. perhatian cermat dan sensitifitas pada orang lain. Memfasilitasi sebuah kelompok membutuhkan Dengan cara itu, maka seorang fasilitator akan pengetahuan bagaimana sebuah tim membangun membawa kelompok pada penampilan diri dari waktu ke waktu dan kemampuan untuk terbaiknya. mengejar dan mendemonstrasikan pada tim proses dan metode kelompok. Dibanyak Keahlian fasilitator meramu teknologi kelompok kelompok atau organisasi, pemimpin tim dengan gaya pribadinya, diselingi dengan biasanya juga berperan sebagai fasilitator tim kreatifitas dan energi, maka akan menciptakan pada saat yang bersamaan. sebuah seni fasilitasi. Dengan semacam ini, maka kelompok yang difasilitasi akan dapat Peran fasilitator tidak hanya dibutuhkan dalam beroperasi dengan fleksibilitas dan kreatifitas kelompok masyarakat ataupun dalam pertemuan maksimum dalam batasan yang realistik. yang melibatkan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Bahkan bagi sebuah perusahaan dan organisasi, yang harus Tingkatan Fasilitasi mendengarkan masukan-masukan klien, sup- plier dan pihak-pihak lain yang terkait dengan Ada tiga tahapan perkembangan fasilitator secara pekerjaan atau bisnis mereka. Dan itu artinya, umum. Dan semakin tinggi tingkatannya, akan akan dibutuhkan banyak pertemuan-pertemuan, semakin rumit tugas yang diembannya. tatap muka, kerjasama tim dengan orang-orang Biasanya dipisahkan dengan 1) Fasilitator yang beragam serta dari berbagai tingkatan Pertemuan, 2) Fasilitator Kelompok/Tim, dan 3) manajemen. Dalam kelompok dengan beragam Fasilitator Organisasi. anggota semacam ini, maka peran fasilitator akan sangat dibutuhkan. Yakni, seseorang yang Pada tingkatan dasar, atau fasilitator pertemuan, bisa mengelola pertemuan, mengantarkan peran fasilitator lebih banyak berguna untuk diskusi, dan memindahkan orang dari diskusi mengarahkan sebuah diskusi atau pertemuan. ke konsensus. Pada tahapan selanjutnya, fasilitator pada tingkat kelompok/tim diperlukan untuk bekerja Siapapun yang memimpin pertemuan hendaklah dengan tim yang sudah berjalan, tim-tim mandiri, orang yang netral, tidak merasa terancam oleh dan tim proyek lintas fungsi. Sedangkan pada berbagai macam opini dan perbedaan pendapat tingkatan berikutnya, yaitu fasilitator organisasi, para anggota pertemuan. memiliki keahlian yang tinggi, berpengalaman dalam memfasilitasi berbagai pertemuan, mengerti secara benar topik-topik yang menjadi Fasilitasi dan Kepemimpinan bahasan dan kultur yang dihadapi oleh sebuah organisasi. Fasilitator pada tingkatan ini Sebuah fasilitasi yang efektif akan membuat seringkali menghasilkan gagasan-gagasan besar kerja kelompok menjadi lebih mudah. Seorang perubahan kelompok. fasilitator tidak hanya membantu untuk mendiskusikan sebuah isu, tetapi juga harus memandu kelompok untuk merancang dan 19
  • 28. mencapai hasil-hasil yang belum teridentifikasi Fasilitator memang mengambil resiko, seperti juga sebelumnya. Anggota kelompok hendaknya seorang pemimpin, tetapi hanya di arena proses didiorong untuk sampai mereka merasa terlibat kelompok terjadi. dan berguna dalam sebuah pertemuan, bukannya merasa membuang-buang waktu Pemimpin yang dapat berperan sebagai fasilitator hanya untuk sebuah pertemuan. meramu perannya sebagai pemimpin visioner dan pengatur dengan peimimpin yang Salah satu ciri fasilitasi yang efektif adalah bisa mendengarkan dan memberdayakan. Sebagai dilihat pada keterlibatan anggota secara aktif pemimpin yang fasilitatif, dia akan selalu dan adanya perasaan memiliki dan berguna, melibatkan pengikutnya semaksimal mungkin metode-metode fasilitasi dapat digunakan secara dalam pembentukan visi dan misi, serta tepat, dan hasil-hasil terukur yang dapat dicapai membangun sebauh tim yang kohesif. Dari sisi dan berkontribusi pada kemajuan kelompok. ini, fasilitasi tidak bisa dipisahkan dari pendekatan kepemimpinan. Fasilitator harus berhati-hati agar tidak mudah menyelahkan peserta pertemuan akan Nilai-nilai Dasar Partisipasi kegagalan-kegagalan hasil sebuah pertemuan, ataupun juga mudah mencela hasil-hasil yang Secara umum ada 4 nilai yang perlu diperhatikan dicapai dalam sebuah pertemuan. fasilitator: Bagaimanapun juga, tanggungjawab terpenting yang diemban seorang fasilitator adalah Partisipasi Penuh menghormati kebebasan berpendapat dalam Kadang-kadang ada sebagian orang yang tidak kelompok, seraya mengingatkan keuntungan mengatakan apa yang mereka pikirkan dan kerugian yang akan mereka raih dari hasil sesungguhnya. Seringkali terjadi proses editing keputusan yang diambil. Perlu untuk selalu sebelum seseorang mengungkapkan mengingat bahwa tanggung jawab fasilitator pendapatnya. Fasilitator harus berhati-hati adalah mengantarkan kelompok untuk mencapai terhadap hal-hal seperti ini, dan seorang fasilitator tujuannya dengan menggunakan metode yang harus dapat membantu orang yang berkualitas. mengalaminya agar dia dapat mengungkapkan hal yang dipikirkannya secara terbuka dan Fasilitator memimpin kelompok dengan menjaga pendapatnya agar tidak mendapatkan memberikan kelompok alat dan metode untuk serangan pendapat yang prematur dari peserta menolong anggota kelompok belajar produktif diskusi yang lain. secara bersama-sama. Seorang fasilitator, bagaimanapun juga bukanlah orang yang akan menentukan visi dan kehendak kelompok. Karena sebenarnya hal tersebut adalah peran seorang pemimpin. Dalam bekerja, seorang fasilitator bekerja netral terhadap visi dan misi yang dipegang kelompok. Fasilitator haruslah selalu mengingatkan peserta agar mereka tidak mengangapnya sebagai seorang pemimpin- mengajarkan pada kelompok untuk tidak bergantung padanya. Fasilitator harus melepaskan kehendak mempengaruhi keputusan dan keinginan untuk dilihat sebagai “sang ahli”. Hal ini karena anggota kelompok dalam sebuah proses tersebut sedang meningkatkan Kesepahaman Mutual keterampilan mereka dalam mengambil keputusan Kelompok tidak akan dapat mencapai pemikiran dan memecahkan masalah dalam kelompok. Para yang terbaik bila tidak ada saling mengerti antara fasilitator memang mempengaruhi kesuksesan satu dengan yang lain. Seorang fasilitator harus kelompok, tetapi tidak pada substansi pekerjaan membantu kelompok untuk menyadari kelompok, mereka hanya terlibat dalam panduan produktivitas tim dibangun atas dasar proses, keterampilan kelompok dan struktur. kesepahaman yang saling menguntungkan. 20
  • 29. Solusi Inklusif Fasilitator adalah manajer proses kelompok. Banyak orang yang terjebak dengan cara berpikir Fasilitator berperan dalam mengelola proses dan konvensional, dimana dalam memecahkan bersikap netral terhadap isi diskusi. Proses masalah dan memecahkan konflik cenderung bagaimana anggota kelompok berkerja bersama, masih memilih salah satu atau dua usulan dari bagaimana anggota berinteraksi satu sama lain, peserta. Fasilitator berpengalaman harus tahu bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana bagaimana mengelola kelompok agar seluruh anggota hadir. menemukan ide-ide yang inovatif. Fasilitator harus memahami mekanisme membangun Perlu dicatat bahwa proses dan isi selalu hadir kesepakatan yang berkelanjutan. Ketika setiap waktu dalam kerja-kerja kelompok, dan kelompok menemukan ide-ide baru yang inovatif fasilitator harus memandu dan mengelola proses tersebut, maka kadang mereka akan memiliki supaya kelompok dapat memfokuskan energi harapan yang lebih baik akan efektifitas dan kreatifitas mereka pada isi atau materi kelompok. pembicaraan. Untuk memandu proses, fasilitator akan menggunakan berbagai metode untuk Berbagi Tanggungjawab memperjelas dan mempermudah kelompok Banyak hal yang menjadi penyebab kegagalan mencapai hasil yang diharapkan. pertemuan yang melibatkan banyak pihak. Salah satu diantara penyebab tersebut antara lain adalah peserta yang mendominasi pertemuan. Tanggung Jawab Fasilitator Seorang fasilitator memiliki kesempatan da tanggungjawab dalam hal mengajari anggota Fasilitator yang efektif memiliki tanggungjawab: kelompok cara mendesain dan mengelola shar- - Selalu netral atas isi atau materi pertemuan; ing yang efektif, pemecahan masalah dan proses - Merancang partisipasi; pengambilan keputusan. Ingatkan akan kerugian - Memastikan keseimbangan partisipasi; memiliki agenda yang buruk dan ketidakjelasan - Mendorong dialog diantara peserta; tujuan pertemuan yang ingin diraih. - Menyediakan struktur dan proses untuk kerja kelompk; - Mendorong perbedaan pandangan ke arah Peran Fasilitator yang positif; - Mendengarkan secara aktif dan mendorong Fasilitasi berasal dari kata “facile” yang berarti peserta yang lain untuk melakukan hal yang “mudah” yang artinya “membuat sesuatu sama; menjadi lebih mudah”. Peran fasilitator membuat - Mencatat, mengorganisir, dan meringkas kelompok menjadi sukses dan mudah dengan masukan dari anggota; menggunakan proses kelompok yang efektif. - Mendorong kelompok untuk mengevaluasi Fasilitator akan menganjurkan anggota sendiri perkembangan dan kemajuan kerja; kelompok menggunakan metode yang paling - Melindungi anggota kelompok dan idenya dari efektif untuk mnyelesaikan tugas secara efisien serangan atau pengabaian perhatian; dan bermanfaat, dengan tetap memberi waktu - Meyakinkan bahwa kelompok itu kumpulan kepada ide-ide atau alternatif lain. Fasilitator pengetahuan, pengalaman dan kreatifitas. menempatkan dirinya sebagai seorang Gunakan metode dan teknik fasilitasi untuk pemandu, pembantu dan katalisator untuk menggali sumberdaya ini. membantu kelompok menyelesaikan pekerjaannya. Menciptakan Perubahan Dimana Saja Fasilitator dan pemimpin dituntut untuk memiliki cita rasa kemanusiaan dan spirit dalam organisasi. Dengan proses partisipatif yang dirancangnya, seorang fasilitator mampu mendorong kelompok untuk aktif berkreasi dan berinovasi. Peran ini tidak hanya terbatas pada ruangan pelatihan saja. Melainkan juga dapat dimainkan dalam kehidupan sehari-hari. 21
  • 30. Jika dengan kreatifitas dan inovasi kelompok aspek-aspek yang hanya berkaitan dengan dapat dibangun oleh fasilitasi, maka dengan anda. sendirinya fasilitator mampu menciptakan berbagai perubahan dengan menggunakan alat, Empati metode, teknik dan keterampilan yang Sebagai fasilitator anda haruslah mampu dikuasainya. Kemampuan ini sangat penting dan menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi bermanfaat ketika fasilitator berada dalam orang lain guna memahami perspektif yang situasi seperti di Indonesia sekarang ini. mereka miliki terhadap isu-isu tertentu. Fasilitasi dapat membantu perorangan atau kelompok untuk merencanakan sesuatu dan Empati menjadi sangat penting ketika kita memecahkan masalah. bekerja dengan komunitas untuk bisa mengerti keragaman kondisi, situasi dan kepentingan Maka, dapat dibayangkan seandainya, mereka. Hal ini terkadang sulit untuk dilakukan, kemampuan fasilitasi akan semakin banyak karena kita harus bebas daripersepsi orang lain tersebar, maka, anda akan dapat bayangkan dan harus bekerja keras untuk menempatkan betapa banyak ide dan inovasi baru yang akan diri kita dalam posisi tertentu. keluar pada berbagai pertemuan. Akan semakin banyak terobosan terhadap berbagai macam Tantangan terbesar dalam hal ini, bila anda kebuntuan ide. Hal ini tentu saja akan mendorong memfasilitasi sebuah kelompok, maka anda terjadinya berbagai perubahan sosial, karena harus bisa berempati kepada banyak orang sesungguhnya, fasilitator juga adalah ‘agen secara bersama-sama. Tetapi bila anda bisa perubahan’. mengembangkan sikap ini, maka ganjarannya adalah orang akan lebih percaya kepada anda dan karenanya mereka juga akan responsif. Yang Sikap Dasar Fasilitator sulit adalah bersikap empati dengan menjaga kenetralan. Sikap seseorang adalah merupakan kombinasi dari nilai yang dianut, keyakinan, opini, Berpikir Positif pendidikan dan pengalaman masa lalu yang Hal ini berarti bahwa apapun pendapat, membentuknya. Sikap ditunjukkan dengan pandangan, perilaku, jender ataupun latar beragam cara, antara lain lewat pendapat, kata- belakang seseorang, anda harus selalu kata, nada suara, bahasa tubuh, raut muka dan menghormati keunikan setiap individu dan perilaku dalam kelompok. menghargai potensi yang dimilikinya. Anda harus menerima orang lain apa adanya ketika anda Ada beberapa sikap dasar yang harus dimiliki bekerja sebagai seorang fasilitator. Bila anda oleh seorang fasilitator. Mengapa sikap dasar dapat menghargai perbedaan-perbedaan ini, ini penting? Karena, setiap fasilitator pastilah maka anda akan mampu untuk memfasilitasi menghadapi berbagai kelompok dengan latar mereka. belakang yang beragam. Karenanya, setiap fasilitator haruslah memiliki beberapa sikap dasar Percaya berikut. Hal ini berarti sebagai fasilitator Anda harus mempercayai potensi kelompok yang Anda Minat fasilitasi untuk mempunyai kemampuan dalam Cobalah anda merenung sejenak, bagaimana menemukan jalan atau solusi atas bila anda dengan sangat antusias bercerita permasalahannya sendiri. Hal ini berarti bahwa, kepada orang lain, sedangkan ternyata orang apapun komposisi kelompok itu, Anda selalu tersebut tidak terlalu memperdulikan anda? Kecil percaya bahwa jawaban atas permasalahan sekali kemungkinannya anda ingin untuk adalah ada pada kelompok itu sendiri. Sebagai bertemu dengan dia lagi. fasilitator anda tinggal mendorong proses bagi kelompok tersebut untuk menemukan Orang lain akan lebih merasa nyaman dan permasalahannya sendiri. percaya diri bercerita dan berpendapat, bila anda juga memberikan perhatian yang sesuai. Mereka Tentu keempat sikap tersebut hanyalah sebagian akan merasa diperhatikan bila anda juga dari berbagai sikap yang harus dimiliki oleh memberikan kepedulian yang sesuai, seperti seorang fasilitator. Tetap, bila anda bisa misalnya kehidupan mereka, jadi janganlah menguasai keempat sikap dasar yang esensial hanya memberikan perhatian terbatas kepada tersebut, anda sudah memiliki sikap dasar untuk 22
  • 31. memfasilitasi sebuah kelompok. Jika sikap anda masalah yang sedang dibahas dan secara tidak mendukung, maka anda sendiri pasti juga perlahan mendorong kelompok untuk akan mengahadapi kesulitan. menganalisis masalah tersebut. Kombinasi pertanyaan-pertanyaan secara Keterampilan Dasar Fasilitator sekuensi seperti yang digambarkan dalam metode ORIK (Objektif, Reflektif, Interaktif, Dalam banyak hal seringkali seorang fasilitator Keputusan) bisa membantu kita. Paling penting, masih memaksakan pandangannya terhadap pastikan ketika kita bertanya tidak memasukkan kelompok yang difasilitasinya. Hal ini seringkali gagasan-gagasan kita sendiri seperti, “Menurut terjadi karena fasilitator merasa lebih banyak saya, menggunakan X adalah cara terbaik, memiliki pengalaman daripada kelompok yang bagaimana menurut Anda?”. difasilitasinya dikarenakan pengalaman memfasilitasinya di masa lampau dengan berbagai permasalahan serupa. METODE DISKUSI/ORIK Fasilitator hendaknya menyadari bahwa Obyektif seringkali kelompok yang difasilitasi terdiri dari $ panca indera, nyata orang-orang yang jauh berpengalaman. Pada saat seperti ini cara pandang kita sebaiknya dikesampingkan. Lebih penting bagi fasilitator Reflektif untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan tetap netral dalam memandu proses kelompok untuk $ perasaan, emosi menemukan solusi bersama. Interpretatif $ pikiran, analisis Keputusan $ tindak lanjut Seni Menggali Lebih Dalam (Probing) Teknik adalah salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh seorang fasilitator. Teknik ini digunakan untuk menggali lebih dalam lagi dan Sebagai fasilitator hendaknya kita menyadari menjaga agar orang-orang yang berdiskusi untuk bahwa tugas yang kita emban lebih banyak tetap berbicara. Di samping itu, teknik probing mengekplorasi dengan melontarkan berbagai ini sangat diperlukan untuk menghindarkan pertanyaan-pertanyaan menganalisis untuk diskusi dari kemacetan. menemukenali permasalahan kelompok yang sebenarnya, ketimbang memberikan banyak Teknik ini akan menunjukkan perbedaan positif pandangan-pandangan pribadi yang dimiliki. diantara kegiatan fasilitasi pada tingkat kualitas dan kedalaman. Sepeti misalnya pada saat kelompok terjebak pada kemacetan atau diskusi Seni Bertanya: ORIK yang semakin melebar maka teknik probing ini dapat digunakan untuk memindahkan diskusi Fasilitator tidak boleh memberikan jawaban kita kepada hal-hal yang lebih detil dan spesifik. sendiri terhadap masalah sebuah kelompok. Lalu bagaimana kita bisa membantu mereka? Beberapa cara probing untuk membantu Sebagai titik awal kita bisa menggunakan kelompok antara lain: beberapa pertanyaan untuk merinci lebih jauh • Mencari akar masalah; 23
  • 32. • Mencerahkan anggota kelompok yang lain; Anda dapat menggunakan teknik ini untuk • Mengeksplorasi perhatian atau gagasan; menaikkan kesepahaman dalam kelompok, • Mendorong anggota kelompok untuk tetapi jangan sampai menggunakan teknik ini mengekplorasi gagasan secara lebih untuk memasukkan opini anda sendiri. Juga, mendalam dan untuk menolong proses hindari kesan bahwa anda berusaha untuk berpikir mereka sendiri; memperbaiki atau menambahkan apa yang telah • Membuka kelompok agar lebih jujur dikatakan oleh peserta diskusi. membagi informasi dan perhatian; • Menaikkan tingkat kepercayaan dalam Dalam bahasa yang sederhana, parafrase kelompok; digunakan sebagai penghormatan terhadap or- • Membongkar fakta-fakta kunci yang belum ang yang berpendapat, dan sebagai fasilitator keluar; anda mendengar langsung dan menghargai apa • Meningkatkan kreatifitas dan berpikir positif. yang diungkapkan peserta tersebut. Komunikasi non verbal juga dapat dilakukan Parafrase paling tepat digunakan untuk untuk melakukan probing, yaitu antara lain membantu kalimat-kalimat peserta yang tidak dengan menganggukkan kepala, menjaga kontak jelas, terlalu abstrak, konsep tidak terang, atau mata langsung, dan tetap berdiam diri untuk mempunyai terlalu banyak ide. Dalam beberapa beberapa saat. Cara-cara ini digunakan untuk kasus, seni membuat ikhstisar ini tidak perlu menggali lebih dalam lagi pendapat peserta. dilakukan terutama jika anda sudah mencatat input anggota di flip chart atau white board. Teknik verbal juga dilakukan untuk hal yang sama, Hindari memparafrase setiap input orang. Teknik misalnya dapat menggunakan kalimat terbaik yang bisa dilakukan adalah mendengar sederhana, “O ya?” atau “Hmm…”, tetapi juga secara aktif dan merekam kata-kata kunci dari bisa saja pertanyaan atau permintaan langsung, pembicara. seperti “Kenapa begitu?”, “Bisa diberikan contoh?”. Beberapa hal yang perlu dipegang sebagai dasar melakukan parafrase antara lain adalah: Namun Anda harus menggunakan probing ini parafrase hanya untuk memeriksa pamahaman; secara selektif sebagai pembuka jalan saja. jangan menggunakan parafrase untuk Karena bila terlalu banyak melakukan probing memperbaiki kalimat-kalimat pembicara; hindari yang tidak tepat justru akan menimbulkan menambah atau mengubah apa yang dikatakan beberapa hal yang seharusnya dihindari. Antara pembicara; jika meungkin gunakan kata-kata si lain adalah anggota kelompok merasa pembicara setepat mungkin; dan parafrase diinterograsi, anggota kelompok lain merasa digunakan ketika anda pikir ada anggota menjadi kurang terperhatikan karena terlalu kelompok yang tidak mendengar apa yang banyak probing pada salah satu orang, dikatakan si pembicara. kehilangan netralitas (terutama bila memiliki agenda tersembunyi), dan probing dapat membuat berputar-putar pada satu tempat saja, Seni Mengaitkan Pernyataan tidak bisa kemana-mana. dan Komentar Teknik ini seringkali disebut dengan teknik ref- Seni Membuat Ikhtisar (Parafrase) erencing back, yaitu teknik untuk mengkait- kaitkan pernyataan peserta dengan pernyataan Teknik ini adalah teknik mengulang pendapat peserta yang lain sebelum-sebelumnya. Ketika dengan menggunakan bahasa anda sendiri. peserta pertemuan mengemukakan sebuah Parafrase sangat berguna untuk memeriksa pendapat yang mirip dengan komentar yang telah pemahaman dengan orang yang berpendapat. dikatakan sebelum-sebelumnya, anda bisa Ketika fasilitator mengulang kalimat-kalimat si mengatakan, “Ini mungkin masih berkaitan pembicara, peserta yang lain juga akan saling dengan pernyataan yang dikatakan Andri tadi. memeriksa pemahaman mereka atas pendapat Andri bagaimana pendapat anda?”. peserta yang mengajukan pendapat. Jika anda salah menangkap pesan yang dimaksud, maka Referencing back mendorong anggota untuk anda dapat langsung melakukan perbaikan mengetahui dan membangun di atas salah satu terhadap kesalahpahaman tersebut. Contoh ide yang lain. Teknik ini juga mendorong kalimat parafrase tersebut adalah, “Baik, Supri. partisipan untuk mendengarkan satu sama lain. Kalau tidak salah, anda tadi mengatakan…”. Di samping itu, teknik ini dapat digunakan untuk 24
  • 33. tidak setuju dan menunjuk perbedaan yang ada Anda bisa mengecek berbagai pendapat bukan di antara pendapat-pendapat peserta. Teknik ini hanya pada apa yang dikatakan melainkan juga juga mendorong peserta untuk saling pada bahasa non verbalnya karena seringkali mendengarkan satu dengan yang lain. Karena pendapat juga dipengaruhi oleh bagaimana cara kadangkala peserta mengulang pembicaraan pendapat tersebut diungkapkan. Misalnya untuk yang telah ada karena mereka tidak mendengar tataran individu, anda dapat mengecek pada pendapat yang telah muncul sebelumnya atau intonasi suara, gaya komunikasi, ekspresi ingin mengungkapkan ide tersebut dengan cara muka, kontak mata, gerakan tubuh, dan postur yang lain. tubuh. Sedangkan pada tingkatan kelompok anda dapat Dengan mengungkapkan apa yang telah mengecek beberapa hal berikut: siapa diungkapkan peserta sebelumnya, maka mengatakan apa? Siapa melakukan apa? Siapa sebenarnya forum pertemuan telah didorong melihat siapa ketika mengatakan sesuatu? untuk lebih teliti dan menyimak apa-apa Siapa menghindari terjadinya kontak mata? pendapat yang telah muncul sebelumnya. Para Siapa duduk di dekat siapa? Bagaimana tingkat peserta didorong untuk mendengar lebih teliti energi kelompok? Bagaimana tingkat minat dan mengkait-kaitkan komentar-komentar kelompok? mereka dengan peserta yang lain. Pengamatan yang baik akan membantu anda Keuntungan lain yang dapat anda peroleh dari untuk mendapatkan gambaran tentang perasaan menerapkan referencing back adalah dapat dan sikap para peserta serta memantau dikatakan bahwa ini menunjukkan perhatian dinamika, proses-proses dan partisipasi anda kepada setipa komentar yang muncul dari kelompok. Karena itu sangat penting bagi peserta. Disamping itu tentu saja hal ini seorang fasilitator untuk mengembangkan membuktikan bahwa anda mendengarkan dan keterampilan mengamati jenis-jenis komunikasi menyimak secara aktif setiap pendapat yang non-verbal. Sebaiknya Anda melakukannya muncul. Karena kadangkala, banyak fasilitator dalam waktu yang singkat tanpa diketahui oleh atau peserta yang mengabaikan komentar or- peserta-peserta yang lain. ang lain dan menganggapnya sebagai sebuah komentar yang tidak pernah diungkapkan. Seni Menyimak Teknik referencing back adalah juga teknik yang bagus untuk menyeimbangkan partisipasi, Banyak fasilitator melewatkan substansi karena sebagai fasilitator anda dapat memilih komunikasi “dua arah”, yang sejatinya sangat pendapat dari peserta yang sangat pendiam atau penting dalam meningkatkan kesepahaman seseorang yang berada dalam posisi yang tidak antara berbagai pihak. Keterampilan menyimak berkuasa dalam organisasi. Hal ini adalah adalah keterampilan kunci seorang fasilitator. Hal sebagai cara anda untuk memberi respek dan ini sangat penting bagi seorang fasilitator karena penghargaan karena telah membagi gagasan. cara Anda menyimak akan mempunyai arti yang sangat paenting bagi orang yang berbicara dan membantu meningkatkan kualitas komunikasi Seni Mengamati (Observing) antara Anda dan orang itu. Teknik observasi atau pengamatan adalah Disamping itu, fasilitator juga bertanggungjawab kemampuan untuk mengamati apa yang sedang untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam terjadi tanpa menghakimi tanda-tanda non ver- kelompok dan membantu anggota kelompok bal seseorang dan kelompok secara obyektif. untuk saling menyimak dengan lebih baik. Hal ini terjadi karena seringkali orang lebih mudah mengembalikan kata-kata dibandingkan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dengan perilaku kita. Sebagai fasilitator, menyimak antara lain adalah: pengamatan memberikan peluang bagi anda • Tunjukkan empati dan minat. Artinya Anda untuk mengetahui apa yang dipikirkan orang lain sedang menyimak. Gunakan bahasa tubuh tidak hanya dari apa yang dikatakan, tetapi juga anda sebagai pesan bahwa Anda sedang dari perilakunya. Karena sebenarnya perilaku memperhatikan dan mencoba memahami non verbal dapat mengungkapkan sesuatu pesan apa yang mereka pikirkan. Perhatikan kata- secara cukup kuat. katanya yang utama, jangan banyak bicara 25