SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Nama Kelompok :
• Fida Mumtahanah
• Oki Fitriani
• Rahma Dian Pratiwi
• Safira Azzahra
• Shafa Nabila Eka Puteri
Bahasa Indonesia
BAB III
DIKSI DAN GAYA BAHASA
KESEHATAN MASYARAKAT / 1A
Pengertian Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata
yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi
untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan
dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat.
Contohnya : kata mati, yang bermakna
meninggal, wafat, kembali ke haribaan Tuhan
Syarat-syarat Diksi
1. Ketepatan pemilihan kata
Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain :
1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata
yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia
2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif)
tanpa salah penafsiran atau salah makna
3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai
dengan harapan penulis atau pembaca
4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan
Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan
kata yaitu:
1. Denotatif dan konotatif
Konotatif adalah makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif tidak tetap.
Contohnya: kamar kecil mengacu pada kamar
yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti
jamban (konotatif)
Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya.
Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam
mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah
makna denotatif.
2. Kata umum dan kata khusus
Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih
luas atau disebut hipernim.
Kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya
lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim.
Contoh
kata umum : melihat
kata khusus :
menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, mel
otot
3. Sinonim, Homofon dan Homograf
• Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang
sama atau mirip
Contoh : muka, paras, wajah, tampang
• Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai
kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun
berbeda
Contoh : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)
• Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai
kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan
meknanya berbeda
Contoh : Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e
lemah)
4. Abstrak dan Konkret
Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca
indra disebut kata konkrit.
Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan.
Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap
pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.
Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian.
Contoh kalimat :
1.Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen
(kata konkrit)
2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain
bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk)
3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu
tampak.
5. Jargon dan Slang
• Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok
Contoh : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter)
• Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk
secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil
beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru
Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe
6. Perubahan makna
Ada beberapa jenis perubahan makna terdiri dari :
1. Generalisasi
2. Spesialisasi
3. Perubahan Total
4. Ameliorasi
5. Peyorasi
6. Sinestesia
7. Asosiasi
Syarat-syarat Diksi
2. Kesesuaian Kata
Syarat kesesuaian kata, sebagai berikut :
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan
dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan.
Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku)
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat.
Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan)
3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat.
Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar)
4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.
Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi
non ilmiah menggunakan kata populer.
Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer)
6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan
(bahasa tulis)
GAYA BAHASA
Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan
perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya
bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam
karya sastra atau dalam berbicara.
Macam-Macam Gaya Bahasa
1. Gaya bahasa penegasan
Gaya bahasa penegasan terdiri dari beberapa jenis antara lain :
1. Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat
terbalik dari subjek-predikat menjadi predikat-subjek. Inversi
disebut juga susun balik. Contoh: Indah benar
pemandangannya
2. Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang
tidak memerlukan jawaban. Contoh: Bukankah tugas kalian
masih banyak?
3. Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata
yang dianggap salah dengan kata-kata pembetulannya.
Contoh : dia sedang tidur, oh ternyata sedang di kamar kecil
4. Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang-ulang kata
atau kelompok kata. Repetisi sering digunakan dalam pidato.
Contoh : kita harus berusaha, kita harus belajar, kita harus
bisa sehingga kita harus pintar.
5. Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang
sering dipakai dalam puisi. Paralelisme dapat dibedakan
menjadi dua yaitu anafora dan epifora.
6. Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan
beberapa peristiwa saling berkaitan sehingga membentuk
satu kesatuan. Contoh : Bintang-bintang
gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi-
sepoi, malam itu indah sekali.
7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan
beberapa hal secara berturut-turut semakin memuncak.
Contoh: Sejak detik, menit, jam, dan hari ini saya tidak
merokok lagi.
8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan
beberapa hal secara berturut-turut semakin menurun. Contoh:
Jangankan seribu, seratus, serupiah, bahkan sesen pun aku
tidak membawa uang.
9. Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan
beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata
penghubung. Contoh: Baju, celana, kaos, sarung, dan kaos
kaki dicuci semuanya.
10. Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan
beberapa hal sederajat secara berturut-turut dengan kata
penghubung. Contoh: Buku cerita dan sepatu serta tas
dibeli kakak untuk adik.
11. Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata tambahan secara berlebihan. Contoh : Anak-anak
sedang turun ke bawah
12. Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan
kata, kelompok kata, atau sinonimnya. Contoh :
Datang, datanglah malam ini juga wahai sahabatku.
13. Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyikan
maksud agar ditebak oleh pembaca atau pedengarnya.
Contoh: Senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak
kalian dapat merasakan sendiri
14. Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat
elips (kalimat tidak lengkap). Contoh : Ayo, tidur!
(maksudnya : ayo, anak-anak tidur!)
15. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata
atau kelompok kata yang disisipkan untuk menjelaskan
sesuatu. Contoh : Buku ini, yang ku cari selama ini, yang
kudapatkan dari seorang teman.
16. Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata seru. Yang termasuk kata seru di antaranya, yaitu ah,
aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah. Contoh: awas, ada
anjing galak!
Gaya bahasa perbandingan
1. Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah
lain dalam istilah sejajar. Contoh : pikirannya melambung tinggi
(sejajar dengan memikirkan yang hebat-hebat)
2. Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan
simbol (lambang) benda, binatang, atau tumbuhan. Contoh: Lintah
darat harus dibasmi.
3. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata
(sebutan) tertentu untuk menggantikan nama orang atau
sebaliknya. Contoh: Kartini adalah Srikandi Indonesia.
4. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan
ungkapan, pribahasa, atau sampiran pantun secara lazim. Contoh :
petugas itu dijadikan kambing hitam.
5. Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau
kelompok kata penghalus. Contoh: Ia sedang ke kamar belakang
(kamar belakang penghalus dari WC)
6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk
merendahkan diri. Contoh: Ayo, mampir ke gubuk kami (rumah)
7. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara
berlebihan. Contoh: Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
8. Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau
kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. Contoh: Aku
merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta).
9. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati
seolah-olah benda hidup atau bernyawa. Contoh: Buih laut menjilat pantai.
10. Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang
dimaksud ialah seluruh bagian atau sebaliknya.
Sinekdoke dibagi dua yaitu :
a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian, tetapi
untuk seluruh bagian. Contoh: Setiap kepala harus membayar uang dua
ribu rupiah (setiap kepala : setiap orang)
b. Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan seluruh
bagian untuk sebagian. Contoh: Flu burung menyerang Indonesia.
(maksudnya penyakit flu burung menyerang beberapa orang Indonesia)
11. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu
nama barang, tetapi yang dimaksud ialah benda lain. Contoh:
Setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum)
12. Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan
kehidupan manusia dengan alam secara utuh. Contoh:
Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju.
(maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia)
13. Metafora adalah gaya bahasa yang mengunakan kata atau
kelompok kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk
membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Contoh :
si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati :
kekasih).
14. Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata
perbandingan antara lain seperti bak umpama, laksana,
bagaikan. Contoh: Wajah kedua orang itu bagaikan pinang
dibelah dua.
Gaya Bahasa Pertentangan
1. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua
pernyataan saling bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh: Hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini.
2. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan
harta dengan arti bertentangan. Contoh: Kaya atau miskin sama
dihadapan Tuhan.
3. Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak
sesuai dengan peristiwa. Contoh: Kerajaan Majapahit runtuh
karena diserang Sriwijaya.
4. Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan. Contoh: Semua pengunjung dilarang masuk
kecuali petugas.
5. Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan, tetapi diberi penjelasan. Contoh: Dulunya ia anak
bandel, tetapi sekarang ia baik.
Gaya Bahasa Sindiran
1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus. Contoh:
Harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum
mandi.
2. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Aku muak setiap melihat tampangnya.
3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat
kasar. Contoh: Benar-benar kamu badak.
4. Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau
kelompok kata yang berlawanan. Contoh: “Lihatlah si
gendut ini”, ketika si kurus datang.
5. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan
kenyataan sebenarnya. Contoh: Jangan heran bahwa ia
menjadi kaya karena pelit.
Idiom dan ungkapan indiomatis
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya, misalnya gulung tikar, adu
domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi
tikar gulung, domba adu, tembok muka karena tiga kelompok kata
yang terakhir bukan idiom.
Kedua contoh kata dibawah ini belum idiomatik.
1. Polisi bertemu maling
2. Berita selengkapnya dibacakan Tiara Indrian.
Seharusnya:
1. Polisi bertemu dengan maling
2. Berita selengkapnya dibacakan oleh Tiara Indrian.
Jadi, dalam hal pemakaian kata ada kalanya kita perlu memperhatikan
kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat
menciptakan ungkapan indiomatik
  Terima Kasih  

More Related Content

What's hot

sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
Elvarinna Permata
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
Astri Plenyet
 

What's hot (20)

Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiah
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiahStruktur bahasa indonesia ragam ilmiah
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
 
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 

Similar to Diksi dan gaya bahasa

Macam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasaMacam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasa
Rizka Jayusman
 

Similar to Diksi dan gaya bahasa (20)

Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Macam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasaMacam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasa
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation bi
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
63 macam majas
63 macam majas63 macam majas
63 macam majas
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastra
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Makalah kalimat
Makalah   kalimatMakalah   kalimat
Makalah kalimat
 

More from Oki16

Kesehatan maternal
Kesehatan maternalKesehatan maternal
Kesehatan maternal
Oki16
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
Oki16
 
Pandangan Hidup
Pandangan HidupPandangan Hidup
Pandangan Hidup
Oki16
 
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan FiskalPengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Oki16
 
DBD/DHF
DBD/DHFDBD/DHF
DBD/DHF
Oki16
 
Perkembangan manusia
Perkembangan manusiaPerkembangan manusia
Perkembangan manusia
Oki16
 

More from Oki16 (6)

Kesehatan maternal
Kesehatan maternalKesehatan maternal
Kesehatan maternal
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Pandangan Hidup
Pandangan HidupPandangan Hidup
Pandangan Hidup
 
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan FiskalPengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
 
DBD/DHF
DBD/DHFDBD/DHF
DBD/DHF
 
Perkembangan manusia
Perkembangan manusiaPerkembangan manusia
Perkembangan manusia
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Diksi dan gaya bahasa

  • 1. Nama Kelompok : • Fida Mumtahanah • Oki Fitriani • Rahma Dian Pratiwi • Safira Azzahra • Shafa Nabila Eka Puteri Bahasa Indonesia BAB III DIKSI DAN GAYA BAHASA KESEHATAN MASYARAKAT / 1A
  • 2. Pengertian Diksi Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat. Contohnya : kata mati, yang bermakna meninggal, wafat, kembali ke haribaan Tuhan
  • 3. Syarat-syarat Diksi 1. Ketepatan pemilihan kata Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain : 1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia 2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna 3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca 4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan
  • 4. Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan kata yaitu: 1. Denotatif dan konotatif Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif tidak tetap. Contohnya: kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti jamban (konotatif) Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya. Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
  • 5. 2. Kata umum dan kata khusus Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih luas atau disebut hipernim. Kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim. Contoh kata umum : melihat kata khusus : menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, mel otot
  • 6. 3. Sinonim, Homofon dan Homograf • Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip Contoh : muka, paras, wajah, tampang • Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun berbeda Contoh : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak) • Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan meknanya berbeda Contoh : Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e lemah)
  • 7. 4. Abstrak dan Konkret Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca indra disebut kata konkrit. Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan. Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak. Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian. Contoh kalimat : 1.Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit) 2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk) 3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.
  • 8. 5. Jargon dan Slang • Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok Contoh : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter) • Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe
  • 9. 6. Perubahan makna Ada beberapa jenis perubahan makna terdiri dari : 1. Generalisasi 2. Spesialisasi 3. Perubahan Total 4. Ameliorasi 5. Peyorasi 6. Sinestesia 7. Asosiasi
  • 10. Syarat-syarat Diksi 2. Kesesuaian Kata Syarat kesesuaian kata, sebagai berikut : 1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan. Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku) 2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat. Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan) 3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat. Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar) 4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu. Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak 5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah menggunakan kata populer. Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer) 6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis. Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan (bahasa tulis)
  • 11. GAYA BAHASA Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.
  • 12. Macam-Macam Gaya Bahasa 1. Gaya bahasa penegasan Gaya bahasa penegasan terdiri dari beberapa jenis antara lain : 1. Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat terbalik dari subjek-predikat menjadi predikat-subjek. Inversi disebut juga susun balik. Contoh: Indah benar pemandangannya 2. Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh: Bukankah tugas kalian masih banyak? 3. Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata yang dianggap salah dengan kata-kata pembetulannya. Contoh : dia sedang tidur, oh ternyata sedang di kamar kecil 4. Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang-ulang kata atau kelompok kata. Repetisi sering digunakan dalam pidato. Contoh : kita harus berusaha, kita harus belajar, kita harus bisa sehingga kita harus pintar.
  • 13. 5. Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang sering dipakai dalam puisi. Paralelisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu anafora dan epifora. 6. Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa peristiwa saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan. Contoh : Bintang-bintang gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi- sepoi, malam itu indah sekali. 7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan beberapa hal secara berturut-turut semakin memuncak. Contoh: Sejak detik, menit, jam, dan hari ini saya tidak merokok lagi. 8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut semakin menurun. Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah, bahkan sesen pun aku tidak membawa uang.
  • 14. 9. Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata penghubung. Contoh: Baju, celana, kaos, sarung, dan kaos kaki dicuci semuanya. 10. Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut dengan kata penghubung. Contoh: Buku cerita dan sepatu serta tas dibeli kakak untuk adik. 11. Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tambahan secara berlebihan. Contoh : Anak-anak sedang turun ke bawah 12. Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan kata, kelompok kata, atau sinonimnya. Contoh : Datang, datanglah malam ini juga wahai sahabatku.
  • 15. 13. Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyikan maksud agar ditebak oleh pembaca atau pedengarnya. Contoh: Senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak kalian dapat merasakan sendiri 14. Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tidak lengkap). Contoh : Ayo, tidur! (maksudnya : ayo, anak-anak tidur!) 15. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata yang disisipkan untuk menjelaskan sesuatu. Contoh : Buku ini, yang ku cari selama ini, yang kudapatkan dari seorang teman. 16. Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata seru. Yang termasuk kata seru di antaranya, yaitu ah, aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah. Contoh: awas, ada anjing galak!
  • 16. Gaya bahasa perbandingan 1. Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah lain dalam istilah sejajar. Contoh : pikirannya melambung tinggi (sejajar dengan memikirkan yang hebat-hebat) 2. Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol (lambang) benda, binatang, atau tumbuhan. Contoh: Lintah darat harus dibasmi. 3. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata (sebutan) tertentu untuk menggantikan nama orang atau sebaliknya. Contoh: Kartini adalah Srikandi Indonesia. 4. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan, pribahasa, atau sampiran pantun secara lazim. Contoh : petugas itu dijadikan kambing hitam. 5. Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata penghalus. Contoh: Ia sedang ke kamar belakang (kamar belakang penghalus dari WC)
  • 17. 6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk merendahkan diri. Contoh: Ayo, mampir ke gubuk kami (rumah) 7. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Contoh: Tawanya menggelegar hingga membelah bumi. 8. Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. Contoh: Aku merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta). 9. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah benda hidup atau bernyawa. Contoh: Buih laut menjilat pantai. 10. Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud ialah seluruh bagian atau sebaliknya. Sinekdoke dibagi dua yaitu : a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian, tetapi untuk seluruh bagian. Contoh: Setiap kepala harus membayar uang dua ribu rupiah (setiap kepala : setiap orang) b. Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan seluruh bagian untuk sebagian. Contoh: Flu burung menyerang Indonesia. (maksudnya penyakit flu burung menyerang beberapa orang Indonesia)
  • 18. 11. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu nama barang, tetapi yang dimaksud ialah benda lain. Contoh: Setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum) 12. Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam secara utuh. Contoh: Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju. (maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia) 13. Metafora adalah gaya bahasa yang mengunakan kata atau kelompok kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Contoh : si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati : kekasih). 14. Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata perbandingan antara lain seperti bak umpama, laksana, bagaikan. Contoh: Wajah kedua orang itu bagaikan pinang dibelah dua.
  • 19. Gaya Bahasa Pertentangan 1. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua pernyataan saling bertentangan, tetapi mengandung kebenaran. Contoh: Hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini. 2. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan harta dengan arti bertentangan. Contoh: Kaya atau miskin sama dihadapan Tuhan. 3. Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan peristiwa. Contoh: Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Sriwijaya. 4. Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan. Contoh: Semua pengunjung dilarang masuk kecuali petugas. 5. Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, tetapi diberi penjelasan. Contoh: Dulunya ia anak bandel, tetapi sekarang ia baik.
  • 20. Gaya Bahasa Sindiran 1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus. Contoh: Harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum mandi. 2. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar. Contoh: Aku muak setiap melihat tampangnya. 3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar. Contoh: Benar-benar kamu badak. 4. Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang berlawanan. Contoh: “Lihatlah si gendut ini”, ketika si kurus datang. 5. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh: Jangan heran bahwa ia menjadi kaya karena pelit.
  • 21. Idiom dan ungkapan indiomatis Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya, misalnya gulung tikar, adu domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi tikar gulung, domba adu, tembok muka karena tiga kelompok kata yang terakhir bukan idiom. Kedua contoh kata dibawah ini belum idiomatik. 1. Polisi bertemu maling 2. Berita selengkapnya dibacakan Tiara Indrian. Seharusnya: 1. Polisi bertemu dengan maling 2. Berita selengkapnya dibacakan oleh Tiara Indrian. Jadi, dalam hal pemakaian kata ada kalanya kita perlu memperhatikan kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat menciptakan ungkapan indiomatik
  • 22.   Terima Kasih  