Anzeige
Anzeige

Más contenido relacionado

Anzeige

0. Membangun Mezbah Peribadatan Pendahaluan .pptx

  1. “Kasihilah TUHAN, Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” Ulangan 6: 5 MINGGU SEMBAHYANG RUMAH TANGGA 13 – 19 November, 2022 Ditulis oleh Willie and Elaine Oliver GENERAL CONFERENCE PELAYANAN RUMAH TANGGA
  2. MENGAJARKAN ANAK- ANAK KITA UNTUK BERBAKTI DAN MENGASIHI ALLAH
  3. “Kasihilah TUHAN, Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Ulangan 6: 5
  4. Salah satu hal yang mencolok dari bukunya adalah ekspresi kasih mendalam yang ia miliki bagi keluarga dan umat manusia. Ia mengundang kita untuk menjadi lebih sabar terhadap satu sama lain, ia berkata: “tunggu lebih lama, dan orang-orang akan membuat anda terpukau dan terheran-heran.”
  5. Shema Ulangan 6:4-9 Shema, satu ajaran yang ditujukan untuk anak-anak Israel dan mengingatkan mereka untuk menurut kepada Allah yang Esa dan ajaran untuk mengasihi Allah “dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Shema mengingatkan para orang tua agar “mengajarkannya berulang-ulang” kepada anak-anak mereka untuk mengasihi Allah dalam setiap kesempatan, baik itu pada pagi hari, siang hari, maupun malam hari. Itu adalah pernyataan iman, janji setia kepada Tuhan yang maha esa.
  6. Elia harus memulihkan mezbah yang rusak, mengajar arti penyembahan yang benar, mengingatkan mereka mengenai ajaran-ajaran Musa, dimana mereka dipanggil untuk mencintai satu- satunya Tuhan yang benar.
  7. Terlepas dari dosa-dosa manusia, Tuhan tidak menghancurkan mereka tetapi memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan mengarahkan hati mereka untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan sepenuh hati.
  8. Selama Pekan Doa Keluarga ini, Keinginan kami adalah agar setiap keluarga dapat membangun kembali mezbah peribadatan di rumah mereka masing-masing.
  9. • Ibadah Keluarga, memberikan kesempatan kepada setiap Kelurga untuk membangun Kembali Mezbah Peribadatan setiap hari. • ini adalah sebuah pekabaran yang mengubah hati orang tua terhadap anak-anak mereka dan hati anak- anak terhadap orang tua mereka. Ini adalah tentang hubungan anggota keluarga pada satu sama lain dan pada Tuhan • Ibadah keluarga adalah kesempatan bagi anggota keluarga untuk menunjukkan kehangatan kasih, pengampunan, dan penerimaan Surgawi.

Hinweis der Redaktion

  1. Mengajarkan Anak-anak Kita Untuk Berbakti Dan Mengasihi Allah
  2. Ayat Inti: “Kasihilah TUHAN, Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Ulangan 6: 5
  3. Di setiap universitas, ada kebiasaan dimana para profesor akan mengadakan apa yang disebut sebagai “Kuliah Terakhir.” Di pertemuan ini, para profesor yang akan segera pensiun, diminta untuk berpikir secara mendalam tentang apa yang penting bagi mereka dan mengungkapkan pemikiran ini dalam instruksi atau panduan akhir untuk pendengar. Dan para pendengar diundang untuk merenungkan apa yang mereka terima seraya menarik aplikasi untuk kehidupan mereka masing-masing. Biasanya, para profesor yang diundang kelihatan sehat dan bugar. Tetapi, Dr. Randy Pausch, berada dalam kondisi sakit parah ketika ia menyampaikan “Kuliah Terakhir”nya. Profesor ilmu komputer berusia 46 tahun itu sedang mengajar di Universitas Carneie Mellon di Pittsburgh, Pennsylvania, ketika ia didiagnosa terkena penyakit kanker pankreas dan hanya memiliki beberapa bulan untuk hidup. Ayah tiga anak itu menggunakan “Kuliah Terakhir” sebagai warisan untuk anak-anaknya, murid-muridnya, dan juga dunia, terutama ketika bahan kuliah terakhirnya diubah menjadi buku yang begitu laris. Salah satu hal yang mencolok dari bukunya adalah ekspresi kasih mendalam yang ia miliki bagi keluarga dan umat manusia. Ia mengundang kita untuk menjadi lebih sabar terhadap satu sama lain, ia berkata: “tunggu lebih lama, dan orang-orang akan membuat anda terpukau dan terheran-heran.”
  4. Ia menunjukkan foto-foto dari kamar tidurnya sewaktu kanak-kanak, dan tembok kamarnya dipenuhi oleh berbagai rumus matematika yang ia gamar. Dia mendorong para orang tua untuk membiarkan anak-anak mereka menggambar, menulis, serta melukis di tembok kamar mereka, sama seperti yang dilakukan ibunya kepadanya. Dia pernah berkata, “Sama seperti Musa, saya diijinkan melihat Tanah Perjanjian, tetapi saya tidak pernah menginjak tanah itu.” Yang lebih menariknya lagi, Dr. Pausch menyebut kisah mengenai nabi Musa. Sama seperti Dr. Pausch, Musa juga berbicara banyak hal kepada orang Israel, murid-muridnya, sebelum ia naik ke Gunung Nebo untuk mati disana. Kuliah terakhir Musa dapat ditemukan di Ulangan 6:4-9, ayat yang dikenal sebagai Shema, satu ajaran yang ditujukan untuk anak-anak Israel dan mengingatkan mereka untuk menurut kepada Allah yang Esa dan ajaran untuk mengasihi Allah “dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Shema mengingatkan para orang tua agar “mengajarkannya berulang-ulang” kepada anak-anak mereka untuk mengasihi Allah dalam setiap kesempatan, baik itu pada pagi hari, siang hari, maupun malam hari. Itu adalah pernyataan iman, janji setia kepada Tuhan yang maha esa.
  5. Pekabaran terakhir Musa bisa dilihat sebagai pendamping dari “kuliah terakhir” Perjanjian Lama yang disampaikan pada kitab Maleakhi 4:5,6, “Sesungguhnya Aku akan menutus nabi Elia kepadmau menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” Inilah kata-kata terakhir dari Perjanjian Lama. Pekabaran Elia yang ditulis oleh Maleakh, mengatakan bahwa hati Bapa dan anak akan berbalik “menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.” Pekabaran Elia adalah pekabaran penting bagi setiap keluarga pada zaman ini. Pekabaran tersebut adalah pengingat bahwa Allah akan menggetarkan dan mengubah hati manusia sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Di zaman nabi Maleakhi, orang-orang tidak hanya melupakan perjanjian mereka dengan Tuhan, tetapi juga meninggalkan perjanjian dengan keluarga mereka. Oleh karena itu, kitab Maleakhi melihat kembali ke zaman nabil Elia yang menghadapi mezbah penyembahan Baal dan membangun kembali mezbah Yahweh, satu-satunya Allah yang benar. Elia harus memulihkan mezbah yang rusak, mengajar arti penyembahan yang benar, mengingatkan mereka mengenai ajaran-ajaran Musa, dimana mereka dipanggil untuk mencintai satu-satunya Tuhan yang benar.
  6. Bagian yang paling mengagumkan dari kisah ini adalah kasih Tuhan yang luar biasa bagi umat-Nya. Ketika api itu turun, api tersebut hanya membakar habis korban bakaran tetapi tidak orang-orang yang ada di sekitarnya. Terlepas dari dosa-dosa manusia, Tuhan tidak menghancurkan mereka tetapi memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan mengarahkan hati mereka untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan sepenuh hati. Ketukan Tuhan memulihkan sesuatu, maka harus selalu ada pertobatan dari hati terdalam.
  7. Selama Pekan Doa Keluarga ini, Keinginan kami adalah agar setiap keluarga dapat membangun kembali mezbah peribadatan di rumah mereka masing-masing.
  8. Bagaimana kita membangun kembali mezbah pada tahun 2022? Apa saja mezbah-mezbah Baal di rumuah kita yang perlu dihancurkan agar mezbah Tuhan dapat dibangun kembali? Bagaimana kita dapat mengajar anak-anak dan keluarga kita untuk menyembah Tuhan dan membangun kembali mezbah keluarga sebagaimana Elia memulihkan mezbah Tuhan pada zamannya? Di rumah kita hari ini, ada kerinduan yang dalam untuk terhubung satu sama lain. Banyak hubungan keluarga telah rusak dan perlu dipulihkan. Kita membutuhkan Elia-Elia modern di setiap rumah tangga yang sangat haus akan kedamaian, harapan, dan hati yang diubahkan. Kita harus memulihkan hubungan kita dengan satu-satunya Allah yang benar, Yahweh, Ialah yang dapat memberikan kedamaian, harapan, dan kesembuhan sejati ke hati dan rumah tangga kita. Selama pekan doa ini, kami berusaha untuk mendorong kebiasaan berkomunikasi baru yang positif dan sehat di rumah tangga anda; perilaku yang muncul dari hati yang telah diubahkan dan berakar pada kasih dan buah roh. Ketika kita membangun kembali mezbah perbaktian, kita secara langsung menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah pusat kehidupan dan rumah tangga kita. Kita berdoa agar kebiasaan untuk berbakti bersama akan menjadi satu hal yang menyatukan setiap anggota keluarga lebih dekat, memperdalam iman dalam Tuhan, membantu kita untuk membagikan injil dengna yang lain, dan mempersiapkan kita semua akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang tidak lama lagi.
Anzeige