Anzeige
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Anzeige
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Anzeige
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Anzeige
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Anzeige
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Perjanjian restrukturisasi hutang  glc
Nächste SlideShare
CONTOH PERJANJIAN RESTRUKTURISASI HUTANG (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (...CONTOH PERJANJIAN RESTRUKTURISASI HUTANG (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (...
Wird geladen in ... 3
1 von 22
Anzeige

Más contenido relacionado

Presentaciones para ti(20)

Similar a Perjanjian restrukturisasi hutang glc(20)

Anzeige
Anzeige

Perjanjian restrukturisasi hutang glc

  1. Tanggal: ***** 2021 oleh _______________ dan _______________ PERJANJIAN RESTRUKTURISASI HUTANG
  2. Halaman 2 dari 22 PERJANJIAN RESTRUKTURISASI HUTANG Perjanjian Restrukturisasi Hutang (selanjutnya disebut “Perjanjian”) ini ditandatangani pada hari …………., tanggal ……………. bulan ………………… tahun dua ribu sebelas (--, --, 2011), oleh dan antara: I. PT MOTORINDO SUKSES JAYA, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di ……………, beralamat di …………………., dalam hal ini diwakili oleh ……………………… yang bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama (selanjutnya disebut “Pihak Pertama”); II. PT MOBIL CITRA KENCANA, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di ……………………….., beralamat di …………………….., dalam hal ini diwakili oleh ………………………. yang bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama (selanjutnya disebut “Pihak Kedua”) Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak” dan secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak” Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: Bahwa, Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah menandatangani Perjanjian ……………… pada tanggal ……. bulan ……. Tahun …………… (…..-…..-…..) dalam hal mana Pihak Pertama telah menunjuk Pihak Kedua sebagai dealer dari kendaraan jenis …… merek …… yang lisensi-nya dimiliki oleh Pihak Pertama (selanjutnya disebut “Perjanjian Dealer”). Bahwa, atas dasar Perjanjian Dealer tersebut, sampai dengan posisi per tanggal 26 September 2011, Pihak Kedua dengan ini mengakui bahwa Pihak Kedua memiliki hutang-hutang kepada Pihak Pertama sebagai berikut: a. Hutang Yang Telah Jatuh Tempo, total sebesar Rp 21.678.328.603,- (dua puluh satu milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tiga rupiah), dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 1 Perjanjian ini; b. Hutang Yang belum Jatuh Tempo, total sebesar Rp 15.223.871.975,- (lima belas milyar dua ratus dua puluh tiga juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah) kepada Pihak Kedua dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 2 Perjanjian ini.
  3. Halaman 3 dari 22 Bahwa, atas hutang yang dimiliki oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tersebut, Pihak Kedua telah menyampaikan permohonan penjadwalan kembali pembayaran hutang kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama telah menyetujui untuk melakukan penjadwalan kembali pembayaran hutang milik Pihak Kedua dengan syarat-syarat dan ketentuan yang akan diatur di dalam Perjanjian ini. Bahwa, selain hutang yang dimiliki Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tersebut, Pihak Kedua pada saat ini juga memiliki 38 (tiga puluh delapan) unit tarikan dengan perkiraan harga rata-rata kurang lebih sebesar Rp 192.000.000,- (seratus sembilan puluh dua juta rupiah) sampai dengan Rp 211.000.000,- (dua ratus sebelas juta rupiah), atau dengan total nilai sebesar Rp 9.500.000.000,- (sembilan milyar lima ratus juta rupiah). Bahwa, pada saat ini Pihak Kedua mengalami kesulitan untuk menjual ke-38 (tiga puluh delapan) unit tarikan tersebut dikarenakan tidak adanya bank dan/atau perusahaan pembiayaan yang mau membiayai, sehigga arus kas dari Pihak Kedua mengalami gangguan yang pada akhirnya menyebabkan Pihak Kedua kesulitan melakukan pembayaran hutang kepada Pihak Pertama. Bahwa, atas kesulitan yang dialami Pihak Kedua dalam menjual ke-38 (tiga puluh delapan) unit tarikan tersebut dan demi melancarkan pembayan hutang Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, maka Pihak Pertama bersedia untuk memberikan bantuan pembiayaan kepada pembeli baru yang berniat untuk membeli unit tarikan milik Pihak Kedua tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak dengan ini telah sepakat untuk membuat, menandatangani, dan melaksanakan Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Pasal 1 Definisi 1.1. “Hutang” adalah hutang yang dimiliki oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama yang sampai dengan tanggal dibuat dan ditandatanganinya Perjanjian ini baik yang berupa Hutang Yang Telah Jatuh Tempo maupun Hutang Yang Belum Jatuh Tempo. 1.2. “Hutang Y ang Belum Jatuh Tempo” adalah hutang yang dimiliki oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama yang sampai dengan tanggal dibuat dan ditandatanganinya Perjanjian ini belum memasuki tanggal jatuh tempo yang totalnya adalah sebesar Rp 14.243.771.975,- (empat belas milyar dua ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus tujuh
  4. Halaman 4 dari 22 puluh satu ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah) dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 1 Perjanjian ini. 1.3. “Hutang Y ang Telah Jatuh Tempo” adalah hutang yang dimiliki oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama yang sampai dengan tanggal dibuat dan ditandatanganinya Perjanjian ini telah memasuki tanggal jatuh tempo yang totalnya adalah sebesar Rp 20.677.328.603, - (dua puluh milyar enam ratus tujuh puluh tujuh juta tiga ratus dua puluh delapan ribu enam ratus tiga rupiah) dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 2 Perjanjian ini. 1.2. “Jangka Waktu Perjanjian” adalah jangka waktu sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini. 1.3. “Pelanggan” adalah orang perorangan maupun badan usaha baik yang berbentuk badan hukum ataupun bukan badan hukum yang menjadi pembeli unit kendaraan baru yang didistribusikan oleh Pihak Pertama melalui Pihak Kedua. 1.4. “Pembeli Baru” adalah orang perorangan maupun badan usaha baik yang berbentuk badan hukum ataupun bukan badan hukum yang menjadi pembeli dari salah satu dan/atau beberapa Unit Tarikan yang dimiliki oleh Pihak Kedua saat ini. 1.5. “Pembeli Lama” adalah orang perorangan maupun badan usaha baik yang berbentuk badan hukum ataupun bukan badan hukum yang telah melakukan pembelian kendaraan dari Pihak Kedua sebelum dibuatnya dan ditandatanganinya Perjanjian ini yang melakukan pembelian kendaraan melalui mekanisme pembiayaan (kredit) dengan melakukan pembayaran angsuran pembiayaan (kredit) kepada Pihak Kedua setiap bulannya. 1.6. “Perusahaan Pembiayaan” adalah Bank maupun Lembaga Keuangan Non-Bank yang memberikan pembiayaan (kredit) baik kepada Pihak Kedua atau kepada Pelanggan dalam rangka melakukan pembelian atas unit kendaraan baru yang didistribusikan oleh Pihak Pertama. 1.7. “Pihak Ketiga” adalah pihak lain diluar dari Para Pihak. 1.8. “Unit Tarikan” adalah 38 (tiga puluh delapan) unit kendaraan bekas yang saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 3 dari Perjanjian ini.
  5. Halaman 5 dari 22 Pasal 2 Ruang Lingkup Perjanjian Bahwa Pihak Pertama dengan ini sepakat untuk melakukan penjadwalan kembali (restrukturisasi) atas Hutang yang saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat untuk menerima penjadwalan kembali (restrukturisasi) atas Hutang yang saat ini milikinya kepada Pihak Pertama. Pasal 3 Restrukturisasi Hutang 3.1. Pembayaran Hutang Yang Belum Jatuh Tempo 3.1.1. Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo I 3.1.1.1 Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo I akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 4.500.000.000,- (empat milyar lima ratus juta rupiah). 3.1.1.2. Jangka waktu Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo I adalah selama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak bulan Oktober tahun 2011 sampai dengan bulan Maret tahun 2014. 3.1.1.3. Pihak Kedua akan melakukan Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo I kepada Pihak Pertama minimal sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) per bulan terhitung sejak bulan Oktober tahun 2011 sampai dengan bulan Maret 2014, yang akan dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama setiap tanggal ….. pada setiap bulannya. 3.1.1.4. Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo I sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 3.1.1.1., Pasal 3.1.1.2 dan Pasal 3.1.1.3 di atas akan dilakukan oleh Pihak Kedua dengan memberikan kepada Pihak Pertama 30 (tiga puluh) lembar giro yang tidak dapat ditunda pencairannya dengan alasan apapun, dengan nilai nominal minimal sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta) yang jatuh tempo dan dapat dicairkan oleh Pihak Pertama pada tanggal ….. setiap bulannya terhitung sejak bulan Oktober 2011. 3.1.2. Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo II 3.1.2.1. Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo II akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah).
  6. Halaman 6 dari 22 3.1.2.2. Jangka waktu Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo II adalah selama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak bulan Oktober tahun 2011 sampai dengan bulan Maret tahun 2014. 3.1.2.3. Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo II akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan memberikan pembayaran tambahan kepada Pihak Pertama apabila terdapat tambahan pemasukan uang yang diterima oleh Pihak Kedua dari pembayaran angsuran yang dilakukan oleh Pembeli Lama. 3.1.2.4. Pihak Kedua akan melakukan Pembayaran Hutang Belum Jatuh Tempo II sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 3.1.2.1., Pasal 3.1.2.2., dan Pasal 3.1.2.3. kepada Pihak Pertama dengan pembayaran minimal sebesar Rp ……………. (………………) per bulannya yang akan dibayarkan melalui penerbitan giro pada bank yang akan ditentukan oleh Pihak Kedua yang akan jatuh tempo dan dapat dicairkan tanpa dapat ditunda dengan alasan apapun pada tanggal …… pada setiap bulannya terhitung sejak bulan Oktober tahun 2011. 3.2. Pembayaran Hutang Yang Telah Jatuh Tempo 3.2.1. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo I 3.2.1.1. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo I akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah). 3.2.1.2. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo I akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan melakukan penjualan atas Unit Tarikan yang pada saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua, dengan mekanisme sebagai berikut: a. Bahwa dalam rangka melakukan Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo I ini, Pihak Kedua dengan ini bersedia untuk memperbaiki Unit Tarikan dan mencari Pembeli Baru atas Unit Tarikan yang pada saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua. b. Bahwa Pihak Pertama bersedia untuk memberikan bantuan pembiayaan kepada Pembeli Baru yang akan melakuan pembelian atas Unit Tarikan yang saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua. c. Bahwa ketentuan umum atas pembiayaan sebagaimana disebutkan di dalam ketentuan butir b di atas adalah sebagai berikut: Uang Muka : 1. Bus: Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah); 2. Truk: Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Bunga : 9% (sembilan persen) per tahun yang bersifat tetap (flat).
  7. Halaman 7 dari 22 Tenor : Disesuaikan dengan Angsuran dan/atau kesepakatan antara Pihak Pertama dengan Pembeli Baru. Angsuran : Maksimal Rp 6.500.000,- (enam juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Jaminan : Asset Pembeli Baru atau Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) Unit Tarikan yang dibeli (akan disesuaikan dengan penilaian dan/atau kebutuhan Pihak Pertama). d. Bahwa Pihak Pertama memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat dan/atau diintervensi oleh Pihak Kedua dan/atau Pihak Ketiga manapun untuk melakukan survey dan/atau analisa terhadap Pembeli Baru sebelum memutuskan untuk melakukan pembiayaan terhadap Pembeli Baru yang berniat melakukan pembelian atas Unit Tarikan yang dimiliki oleh Pihak Kedua. e. Bahwa apabila setelah Pihak Pertama melakukan survey dan/atau analisa terhadap Pembeli Baru diketahui bahwa, berdasarkan penilaian dari Pihak Pertama, Pembeli Baru dianggap tidak layak, maka Pihak Pertama memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat dan/atau diintervensi oleh Pihak Kedua dan/atau Pihak Ketiga manapun untuk menolak permohonan pembiayaan atas pembelian salah satu dan/atau beberapa dan/atau seluruh Unit Tarikan. f. Bahwa atas penolakan sebagaimana diatur di dalam ketentuan butir e di atas, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk mencari Pembeli Baru lain untuk kemudian mengajukan permohonan pembiayaan kembali kepada Pihak Pertama. g. Bahwa apabila permohonan pembiayaan yang diajukan oleh Pihak Kedua dan/atau Pembeli Baru disetujui oleh Pihak Pertama, maka Pihak Pertama memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat dan/atau diintervensi oleh Pihak Kedua dan/atau Pihak Ketiga manapun untuk melakukan: 1. Membuat perjanjian pembiayaan; 2. Melakukan pengawasan terhadap pemungutan biaya angsuran yang dibayarkan oleh Pembeli Baru; 3. Melakukan penarikan terhadap unit kendaraan yang dibeli oleh Pembeli Baru apabila pembayaran angsuran yang dilakukan oleh Pembeli Baru kembali mengalami kemacetan. h. Para Pihak sepakat bahwa pembiayaan, sebagaimana diatur di dalam ketentuan butir c dan butir d di atas akan diatur secara rinci, khusus dan tersendiri di dalam suatu perjanjian pembiayaan tersendiri antara
  8. Halaman 8 dari 22 Pihak Pertama dengan Pembeli Baru, yang akan dibuat dengan tetap memperhatikan ketentuan butir d, butir e dan butir g di atas. 3.2.2. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo II 3.2.2.1. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo II akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 2.454.000.000,- (dua milyar empat ratus lima puluh empat juta rupiah). 3.2.2.2. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo II akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan melakukan penjualan atas 13 (tiga belas) unit stok kendaraan yang pada saat ini dimiliki oleh Pihak Kedua dengan rincian sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 4 Perjanjian ini. 3.2.2.3. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo II akan dilakukan melalui mekanisme transfer, di mana pembeli yang melakukan pembelian atas stok kendaraan milik Pihak Kedua, baik yang melalui mekanisme pembiayaan (kredit) maupun secara tunai, akan melakukan pembayaran langsung melalui transfer ke rekening milik Pihak Pertama. 3.2.3. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo III 3.2.3.1. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo III akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 1.897.364.250,- (satu milyar delapan ratus sembilan puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh empat ribu dua ratus lima puluh rupiah). 3.2.3.2. Pembayaran Hutang Telah Jatuh Tempo III akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak dijatuhkannya Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) atas permasalahan hukum yang terjadi antara Pihak Pertama dengan ______ yang pada saat dibuat dan ditandatanganinya Perjanjian ini telah mencapai tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia (Fotocopy Putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi terlampir di dalam Lampiran 5 dan Lampiran 6 Perjanjian ini). 3.3. Pembayaran Hutang Melalui Penjualan Aset 3.3.1. Pembayaran Hutang Melalui Penjualan Aset akan dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan total pembayaran sebesar Rp 14.569.736.328,- (empat belas milyar lima ratus enam puluh sembilan juta tujuh ratus tiga puluh enam ribu tiga ratus dua puluh delapan rupiah). 3.3.2. Pembayaran Hutang Melalui Penjualan Aset akan dilakukan dengan melakukan penjualan aset-aset milik Pihak Kedua sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 7
  9. Halaman 9 dari 22 Perjanjian ini, baik aset-aset milik Pihak Kedua yang telah diagunkan kepada Pihak Pertama Perjanjian ini berdasarkan Perjanjian …………, maupun terhadap aset-aset milik Pihak Kedua yang belum dijadikan agunan kepada Pihak Pertama. 3.3.3. Pihak Kedua dengan ini memberikan kuasa khusus yang tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun kepada Pihak Pertama untuk melakukan penjualan aset-aset sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 7. 3.3.4. Pihak Kedua dengan ini memberikan pernyataan dan jaminan, yang tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun, bahwa Pihak Kedua bersedia dan tidak berkeberatan untuk menyerahkan dan/atau menjual aset-aset miliknya sebagaimana terlampir di dalam Lampiran 7 Perjanjian ini, baik aset-aset yang telah dijadikan agunan kepada Pihak Pertama, maupun aset-aset yang belum dijadikan agunan kepada Pihak Pertama. 3.3.5. Apabila nilai hasil penjualan yang didapatkan oleh Pihak Pertama dari hasil penjualan aset-aset Pihak Kedua nilainya melebihi nilai yang dibutuhkan untuk melunasi Pembayaran Hutang Melalui Penjualan Aset sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 3.3 ayat 3.3.1. di atas, maka Pihak Pertama berkewajiban untuk mengembalikan selisih nilai penjualan yang lebih tersebut kepada Pihak Kedua. Pasal 4 Penebusan Unit Baru 4.1. Selama proses restrukturisasi hutang berdasarkan Perjanjian ini berlangsung dan/atau selama Hutang milik Pihak Kedua kepada Pihak Pertama belum lunas, Pihak Kedua tetap bisa melakukan penebusan unit baru ke Pihak Pertama. 4.2. Penebusan Unit Baru sebagaimana diatur di dalam ketentuan Pasal 4.1. di atas wajib dilakukan oleh Pihak Kedua dengan mekanisme sebagai berikut: 4.2.1. Penjualan Secara Tunai (Cash) Apabila pembelian dilakukan oleh Pelanggan secara tunai, maka penebusan unit kendaraan baru akan dilakukan melalui mekanisme Cash on Delivery, di mana Pihak Kedua berkewajiban untuk melakukan pembayaran secara lunas kepada Pihak Pertama pada saat unit kendaraan baru dikirimkan dan diserahkan oleh Pihak Pertama ke showroom milik Pihak Kedua. 4.2.2. Penjualan Secara Kredit 4.2.2.1. Apabila Pihak Pertama Atau Pelanggan Memperoleh Pembiayaan Dari Perusahaan Pembiayaan : Apabila Pihak Pertama atau Pelanggan tidak memperoleh pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk: a. Mengirimkan SPL dari Perusahaan Pembiayaan kepada Pihak Pertama pada saat mengajukan SO; dan
  10. Halaman 10 dari 22 b. Memberikan asli giro yang tidak dapat ditunda pencairannya pada saat tanggal jatuh tempo dengan alasan apapun dan yang telah ditandatangani serta diberikan cap stempel resmi kepada Pihak Pertama, pada saat sebelum atau pada saat unit kendaraan baru dikirim oleh Pihak Pertama. 4.2.2.2. Apabila Pihak Pertama atau Pelanggan Tidak Memperoleh Pembiayaan Dari Perusahaan Pembiayaan : a. Apabila Pihak Pertama atau Pelanggan tidak memperoleh pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan, maka penjualan atas unit kendaraan baru oleh Pihak Kedua kepada Pelanggan wajib melalui mekanisme penjualan langsung dari Pihak Pertama; b. Atas penjualan unit kendaraan baru yang dijual melalui mekanisme penjualan langsung dari Pihak Pertama kepada Pelanggan sebagaimana diatur di dalam ketentuan butir a di atas, maka untuk setiap satu orang Pelanggan yang diajukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, Pihak Pertama akan memberikan uang komisi sebesar Rp ……………. (……………… rupiah) / ………. % (….. persen) dari nilai transaksi yang akan diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua selambat-lambatnya ……… (……………….) hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. Pasal 5 Jangka Waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal ………… bulan ……… tahun ……... (….. - ….. - .......) sampai dengan tanggal ………. bulan ……… tahun ……….. (….. - ….. - …..) dan akan tetap berlaku dan berkekuatan hukum penuh hingga Jangka Waktu Perjanjian ini berakhir atau diakhiri atau berakhir berdasarkan ketentuan-ketentuan Perjanjian. Pasal 6 Pajak-Pajak Pajak-pajak lain yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini wajib ditanggung dan dibayar/disetor oleh Pihak terhadap siapa menurut peraturan perpajakan yang berlaku diletakkan beban kewajiban kepadanya. Apabila dalam hal salah satu Pihak tidak dan/atau lalai memenuhi kewajiban pajaknya, maka Pihak yang dirugikan berhak untuk mengenakan sanksi berupa denda sebesar kewajiban pajak yang tidak dan/atau lalai dipenuhi tersebut.
  11. Halaman 11 dari 22 Pasal 7 Pengakhiran Perjanjian 7.1. Perjanjian ini hanya dapat berakhir atau dapat diakhiri sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian karena hal-hal sebagai berikut: 7.1.1. Apabila hutang dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama telah dinyatakan lunas oleh Pihak Pertama sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian; dan/atau 7.1.2. Apabila salah satu Pihak tidak dapat melanjutkan bisnisnya atau tidak mampu kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo kepada para krediturnya (insolven) sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini atau dinyatakan Pailit atau dilikuidasi berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga; dan/atau 7.1.3. Atas dasar kesepakatan tertulis kedua belah pihak. 7.2. Dalam hal pengakhiran Perjanjian sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian ini yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pasal 7.1. ayat 7.1.2. di atas, maka hal tersebut tidak serta merta menghilangkan kewajiban-kewajiban Para Pihak yang masih terhutang sebelum dilakukannya pengakhiran Perjanjian ini. 7.3. Untuk tujuan pengakhiran Perjanjian berdasarkan ketentuan Pasal 7 ini, Para Pihak dengan ini sepakat untuk mengesampingkan keberlakuan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Pasal 8 Keadaan Kahar 8.1. Penyimpangan dari ketentuan perjanjian ini hanya berlaku dalam hal terjadinya keadaan kahar (force majeur). 8.2. Yang termasuk ke dalam keadaan kahar (force majeur) berdasarkan Perjanjian ini adalah atas setiap keterlambatan atau kelalaian untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya menurut Perjanjian ini yang disebabkan oleh keadaan yang berada di luar kekuasaan Para Pihak untuk mencegah dan/atau mengatasinya dan bukan karena kelalaian salah satu Pihak yaitu termasuk tetapi terbatas pada banjir, gempa bumi, angin topan (badai), epidemi, pemberontakan, huru-hara, peperangan, kebakaran, blokade, gangguan perburuhan (karyawan) dan/atau pemogokan. 8.3. Keadaan kahar (force majeur) harus dilaporkan oleh Pihak yang mengalami kepada pihak lain dalam tenggang waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam, kelalaian mana dianggap kadaan kahar (force majeur) tidak mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini,
  12. Halaman 12 dari 22 terkecuali dapat dibuktikan bahwa pemberitahuan kepada Pihak lain dalam tenggang waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam juga berada di luar kekuasaan dari Pihak yang mengalami. 8.4. Karena keadaan kahar (force majeur) ini, Pihak yang mengalami tidak dapat dipersalahkan dan karenanya harus dilindungi dan tidak dapat digugat dalam bentuk apapun baik di dalam maupun di luar pengadilan oleh pihak lain yang menderita kerugian. 8.5. Apabila keadaan kahar (force majeur) berlangsung secara terus menerus selama lebih dari 45 (empat puluh lima) hari kalender, maka Para Pihak atas dasar kesepakatan bersama dapat mengakhiri perjanjian ini dengan terlebih dahulu mengadakan pembebasan dan perhitungan selesai (Acquit et de charge). Pasal 9 Pemberitahuan 9.1. Seluruh pemberitahuan dan/atau komunikasi lainnya yang diberikan oleh salah satu Pihak kepada Pihak lainnya berdasarkan Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan akan dikirimkan ke alamat Para Pihak sebagai berikut: Pihak Pertama: PT MOTORINDO SUKSES JAYA Alamat : No. Telp. : No. Fax. : U.P. : Pihak Kedua: PT MOBILCITRA KENCANA Alamat : No. Telp. : No. Fax. : U.P. : 9.2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud di dalam ketentuan Pasal 9.1 di atas akan dianggap telah diterima secara sah oleh Pihak lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender apabila dikirimkan dengan surat tercatat, atau pada hari yang sama jika dikirim dengan faksimili yang dibuktikan dengan konfirmasi tanda terima faksimili tersebut atau dikirimkan secara langsung melalui kurir yang dibuktikan dengan tanda terima.
  13. Halaman 13 dari 22 9.3. Setiap Pihak wajib memberitahukan dari waktu ke waktu kepada Pihak lainnya jika terjadi perpindahan alamat. Pasal 10 Penyelesaian Sengketa Dan Domisili Hukum 10.1. Seluruh sengketa, perselisihan, pertentangan dan/atau perbedaan pendapat yang timbul dan/atau akan mungkin timbul sehubungan dengan Perjanjian ini dan/atau sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat. 10.2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kalender terhitung sejak sengketa, perselisihan, pertentangan dan/atau perbedaan pendapat tersebut terjadi, maka Para Pihak dengan ini sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan memilih domisili hukum yang umum dan tidak berubah pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pasal 11 Penafsiran Perjanjian dan Hukum Y ang Berlaku Perjanjian ini tunduk dan hanya dapat ditafsirkan berdasarkan hukum dan peraturan perundang- undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Pasal 12 Lain-Lain 12.1. Perjanjian ini bukanlah merupakan jaminan oleh Para Pihak untuk melakukan atau mengambil kredit di suatu Lembaga Pembiayaan. 12.2. Para Pihak mengakui dan menegaskan bahwa Perjanjian ini ditandatangani diantara mereka dan akan dilaksanakan dengan semangat bekerja sama, kepercayaan dan itikad baik, serta di mana kegiatan usaha, keuntungan dan nama baik Perseroan akan dikembangkan dan dimaksimalkan dengan seluruh cara dan upaya yang sewajarnya dan selayaknya, dan masing-masing Pihak wajib melakukan usaha selayaknya melaksanakan dan mengembangkan kegiatan usaha Perseroan. 12.3. Masing-masing Pihak wajib melaksanakan hak dan wewenangnya untuk menjamin bahwa kegiatan usaha dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip usaha sehat dan standar etika yang layak.
  14. Halaman 14 dari 22 12.4. Masing-masing Pihak sepakat untuk terus segera memberitahukan kepada Pihak lain hal apapun yang memiliki atau dapat memiliki dampak merugikan kemampuannya dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban berdasarkan Perjanjian ini. 12.5. Perjanjian ini merupakan keseluruhan Perjanjian di antara Para Pihak berkenaan dengan materi yang diperjanjikan, serta menghapuskan dan membatalkan kesepakatan dan/atau Perjanjian apapun baik secara lisan dan/atau tulisan yang dibuat sebelumnya oleh Para Pihak berkenaan dengan materi yang diperjanjikan. 12.6. Dalam hal salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini menjadi batal, tidak berlaku, tidak sah atau tidak dapat diberlakukan, baik seluruhnya atau sebagian berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, hal itu tidak akan mempengaruhi keabsahan atau berlakunya ketentuan-ketentuan lain dari Perjanjian ini. Para Pihak akan, dalam setiap kejadian semacam itu, membuat suatu dokumen tambahan sebagaimana diperlukan untuk dapat memberlakukan ketentuan-ketentuan yang menjadi batal, tidak sah atau tidak berlaku tersebut. 12.7. Tidak ada satu Pihak pun yang dapat mengalihkan setiap hak atau kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak ketiga mana pun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya. Dalam hal pengalihan yang disetujui oleh Pihak lainnya, Perjanjian ini akan beralih keuntungannya dan mengikat pengganti haknya yang ditunjuk. 12.8. Sepanjang tidak bertentangan dan/atau berkenaan dengan ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini, maka seluruh syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur di dalam Perjanjian Dealer antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua adalah tetap berlaku dan mengikat Para Pihak. 12.9. Hal-hal yang belum cukup diatur di dalam Perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan kemudian atas kesepakatan bersama Para Pihak yang berlaku sebagai addendum Perjanjian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
  15. Halaman 15 dari 22 Demikianlah perjanjian ini dibuat, disepakati dan dilangsungkan pada hari dan tanggal tersebut di atas, yang dibuat rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Pihak Pertama, Pihak Kedua, PT MOTORINDO SUKSES JAYA PT MOBILCITRA KENCANA ----------------------------------- ---------------------------------------- Nama: Nama: Jabatan: Jabatan:
  16. Halaman 16 dari 22 LAMPIRAN 1 RINCIAN HUTANG PT. MOTORINDO SUKSES JAYA KEPADA PT. MOTORINDO SUKSES JAYA YANG BELUM JATUH TEMPO LAMPIRAN 2 RINCIAN HUTAN PT. MOTORINDO SUKSES JAYA KEPADA PT. MOTORINDO SUKSES JAYA YANG TELAH JATUH TEMPO LAMPIRAN 3 DAFTAR UNIT TARIKAN MILIK PT. MOTORINDO SUKSES JAYA No. Jenis Merek Tipe Tahun Perakitan/Pembuatan No. Polisi 1. Mobil Jeep 2003 ………… 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
  17. Halaman 17 dari 22 27. 28. 29. 30. 31. 32. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
  18. Halaman 18 dari 22 LAMPIRAN 4 DAFTAR STOK UNIT KENDARAAN MILIK PT. MOTORINDO SUKSES JAYA
  19. Halaman 19 dari 22 LAMPIRAN 5 PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TERKAIT PERKARA ANTARA PT. MOTORINDO SUKSES JAYA DENGAN J22
  20. Halaman 20 dari 22 LAMPIRAN 6 PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TERKAIT PERKARA ANTARA PT. MOTORINDO SUKSES JAYA DENGAN J22
  21. Halaman 21 dari 22 LAMPIRAN 7 DAFTAR ASET PT. MOTORINDO SUKSES JAYA YANG AKAN DIJUAL A. Daftar Aset Y ang Telah Diagunkan B. Daftar Aset Y ang Belum Diagunkan
  22. Halaman 22 dari 22 LAMPIRAN 8 DAFTAR ASET PT. MOTORINDO SUKSES JAYA YANG BELUM DIJADIKAN AGUNAN KEPADA PT. MOTORINDO SUKSES JAYA
Anzeige