Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Tugas Ekonomi Islam
1. Perbandingan Ekonomi Islam
dengan Ekonomi Umum
Nurul Wulan Ismi
41183403150046
Fakultas Ekonomi/ Akuntansi
Universitas Islam 45 Bekasi
2. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami oleh nilai-nilai islam.
Kata Islam setelah Ekonomi dalam ungkapan
Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu
sendiri.
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sistem
ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.
Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah tentu
Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
3. Pengertian/ Konvensional
Sistem Ekonomi Umum
Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi
bahwa tindakan individu adalah rasional. Berdasarkan paham
ini, tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada
kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-
satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Dalam implementasinya,
rasionaliti ini dianggap dapt diterapkan hanya jika individu
diberikan kebebasan dalam arti yang seluas-luasnya, sehingga
dengan sendirinya di dalamnya terkandung individualisme dan
liberalisme. Adam Smith menyatakan bahwa tindakan individu
yang mementingkan kepentingan diri sendiri pada akhirnya
akan membawa kebaikan masyarakat seluruhnya karena
tangan tak tampak (invisible hand) yang bekerja melalui proses
kompetisi dalam mekanisme pasar. Oleh karena itu, kapitalisme
sangat menjunjung tinggi pasar yang bebas dan menganggap
tidak perlu ada campur tangan pemerintah.
4. Tujuan Ekonomi Islam
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber
kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang
dimaksud mencakupi aspek kehidupan di bidang hukum
dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para
ulama menyepakati bahawa maslahah yang menjadi
puncak sasaran di atas mencakupi lima jaminan dasar:
Keselamatan keyakinan agama ( al din)
Kesalamatan jiwa (al nafs)
Keselamatan akal (al aql)
Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
Keselamatan harta benda (al mal)
5. Tujuan Ekonomi Umum
Sesuai dengan pahamnya tentang rational economics man, tindakan
individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri
sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh
aktivitas. Dalam ekonomi konvensional, perilaku rasional dianggap
ekuivalen (equivalent) dengan memaksimalkan utiliti. Ekonomi
konvensional mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan dan
unsur waktu adalah terbatas hanya di dunia saja tanpa
memikirkan hari akhirat.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, materi adalah sangat penting bahkan
dianggap sebagai penggerak utama perekonomian. Dari sinilah
sebenarnya, istilah kapitalisme berasal, yaitu paham yang menjadikan
kapital (modal/material) sebagai isme. Perekonomian diatur oleh
mekanisme pasar. Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada
produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan
pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan
perekonomian mencari laba.
6. Prinsip-prinsip Ekonomi
Islam Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
anugerah dari Allah swt kepada manusia.
Islam mengakui pemilikan peribadi dalam batas-batas tertentu.
Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama.
Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja.
Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan
di akhirat nanti.
Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas
(nisab)
Islam melarang riba dalam segala bentuk.
7. Choudhury dalam bukunya Contribution to Islamic Economic Theory (1986)
menjelaskan bahwa prinsip dasar ekonomi islami adalah
tauhid (unity, persaudaraan(brotherhood, kerja (work), produktivitas (productivit
y)dan keadilan atau kesamaan hak (distributional equity).
Jadi seseorang yang ingin melakukan kegiatan ekonomi yang dituntun oleh
nilai-nilai Islam harus melandaskan perilakunya pada prinsip
kesatuan (tawheed/unity)dengan Tuhannya.
Artinya setiap langkah dan kegiatan ekonomi kita, baik dalam bentuk
kerja (work) ataupun memproduksi (productivity), selalu merasa dalam
pengawasan-Nya dan tunduk terhadap norma yang telah ditetapkan-
Nya (sunnatullah). Serta diimbangi dengan semangat
persaudaraan (brotherhood) antara sesama yang diwujudkan dalam semangat
keadilan dan kesamaan hak.
Dalam bentuk keseharian, prinsip persaudaraan diilustrasikan dengan sikap
saling tolong-menolong(ta’awun). Jika pada suatu kondisi yang
lebih (aghniyai),maka berdasarkan prinsip brotherhood dan distributional
equity, tindakan yang harus dilakukan adalah membagi kelebihan tersebut
dengan yang kurang (masakin).
8. Kelebihan Sistem Ekonomi
Islam
1. Menjunjung Kebebasan Individu
Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu
keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuha
nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas
mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam
Islam didasarkan atas nilai-nilai tauhid suatu nilai yang
membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah. Nilai tauhid
inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan
percaya diri.
Kebebasan manusia sebagai seorang hamba Allah
merupakan modal utama bagi seorang muslim untuk
membentuk kehidupan ekonomi yang islami.
“Dan bahwasannya seseorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya.” (An-Najm :39)
9. 2. Mengakui hak individu terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak
pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara
yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur
kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan
sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap
saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi
karena bagi seorang muslim harta sekedar titipan Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29)
10. 3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang
perorangan. Salah satu penghalang yang menjadikan banyaknya
ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah, tetapi ketidakadilan
yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri.
Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang
mempunyai jabatan tinggi dan lebih banyak mempunyai harta,
hingga masyarakat terkondisikan bahwa orang-orang yang
mempunyai jabatan dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi
dibanding yang lainnya. Akhirnya, sebagian orang yang tidak
mempunyai harta dan jabatan merasa bahwa, "Allah itu tidak adil".
Ketidaksamaan dalam hal ini menentukan kehidupan manusia
untuk lebih bisa memahami keberadaan dirinya sebagai manusia
yang satu dengan yang lain telah di desain Allah untuk saling
memberi dan menerima. Akan terjadi keselarasan bila antara satu
dengan yang lain ada rasa butuh, sehingga manusia bersikap
kerjasama antara sesamanya.
11. 4.Jaminan sosial
Artinya, sistem ekonomi islam menjamin kehidupan
seluruh masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan
yang sama. Maka islam memperhatikan masalah
pengelolaan harta melalui pengaturan zakat, infaq,
sodakoh, dan sebagainya sebagai sarana untuk
mendapatkan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera. Menurut Qardhawi zakat merupakan sumber
dana jaminan sosial. Zakat memainkan peranan
penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan
kekayaan, dan berpengaruh nyata pada tingkah laku
konsumsi.
12. 5. Distribusi kekayaan
Islam mencegah penumpukan kekayaan pada
sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan
distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.
Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk
dipergunakan oleh manusia untuk kemaslahatannya.
Kekayaan merupakan amanah Allah yang diberikan
manusia untuk dipergunakan untuk kebaikan. Amanah
bagi seorang muslim di pahami sebagai suatu
kepercayaan Allah maka pemahaman amanah ini
menjadikan seorang muslim lebih bersikap arif dalam
mengelola kekayaannya. Oleh karenanya kekayaan
yang dimiliki seorang muslim menjadi berkah bagi
masyarakat disekitarnya.
13. Kekurangan Sistem Ekonomi Islam
1. Lambatnya perkembangan literatur
ekonomi Islam
2. Praktek ekonomi konvensional lebih
dahulu dikenal
3. Tiada representasi ideal Negara yang
menggunakan sistem ekonomi Islam
4. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi
Islam kurang
5. Pendidikan masyarakat yang materialisms
14. Perbedaan mendasar antara ekonomi
Islam dan ekonomi konvensional
1. Rasionaliti dalam ekonomi modern adalah rational economics man yaitu tindakan
individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang
menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi modern mengabaikan moral
dan etika dan terbatas hanya di dunia saja tanpa mengambil kira hari akhirat.
Sedangkan dalam ekonomi Islam jenis manusia yang hendak dibentuk adalah Islamic
man. Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam
yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong
untuk yakin, Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk mengantarkan kesuksesan
hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti secara lebih menyeluruh tentang
tingkah laku agen-agen ekonomi yang berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah,
bukan kesuksesan di dunia malah yang lebih penting lagi ialah kesuksesan di akhirat.
2. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan
ekonomi konvensional/modern semata-mata kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan al-Sunnah atau ajaran Islam.
4. Islam lebih menekankan pada konsep need daripada want dalam menuju maslahah,
karena need lebih bisa diukur daripada want. Menurut Islam, manusia mesti
mengendalikan dan mengarahkan want dan need sehingga dapat membawa maslahah dan
bukan madarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi konvensional
adalah untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua tindakan ekonominya
diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak demikian justru
dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang tidak hanya ingin
mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan keuntungan rohani dan al-falah.