SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
ARTIKEL PENELITIAN
PENAGIHAN PIUTANG PAJAK DI MASA PANDEMI SEBAGAI UPAYA
MENAMBAH PENERIMAAN PAJAK
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester genap pada
mata kuliah Perpajakan
Oleh :
Nurul Ukhuwa Nadia
191600270
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana
2019/2020
PENAGIHAN PIUTANG PAJAK DI MASA PANDEMI SEBAGAI
UPAYA MENAMBAH PENERIMAAN PAJAK
Nurul Ukhuwa Nadia
Sarjana Akuntansi
Universitas PGRI Adi Buana
nadianurul375@gmail.com
Abstrak
Penagihan pajak termasuk dalam proses tindakan yang dilaksanakan terhadap
penanggung pajak agar membayar utang pajak serta biaya penagihan pajak. Dan
penanggung pajak adalah orang maupun badan yang memiliki tanggung jawab atas
pembayaran pajak. Sedangkan pejabat merupakan orang yang memiliki wewenang
untuk mengangkat serta memberhentikan juru sita pajak, dan juru sita pajak adalah
sebagai pelaksana tindakan penagihan pajak yang mencakup penagihan seketika &
sekaligus.
Kata Kunci : Pengertian, Penagihan Pajak
Abstract
Tax collection is included in the process of actions taken against the insurer in order
to pay tax debts as well as tax collection costs. And the tax insurer is the person or
entity that has responsibility for the payment of taxes. While the official is the person
who has the authority to appoint and dismiss the tax bailiff, and the tax bailiff is the
executor of tax collection actions that include instantaneous billing & at once.
Keywords : Definition, Tax Collection
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi
baik Global maupun Nasional, untuk meminimalisir dampak ekonomi Covid-19
pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan yang
dikeluarkan yaitu Pemberian insentif di sektor ekonomi kepada para wajib pajak,
beberapa insentif tersebut antara lain :
1. Pph pasal 21 pegawai dengan kriteria tertentu dengan Pph final wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu menjadi ditanggung oleh pemerintah atau dtp.
2. Pembebasan Pph pasal 22 impor atas wajib pajak telah ditetapkan sebagai
perusahaan kemudahan impor tujuan ekspor, dan memiliki klasifikasi lapangan usaha
sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor
44/PMK.03/2020 dan PMK Nomor 86/PMK.03/2020 tentang insentif pajak untuk
wajib pajak terdampak pandemi Covid-19.
3. Pengurangan angsuran Pph pasal 25 sebesar 30% da angsuran yang seharusnya
terutang.
4. Pengambilan pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagai PKP berisiko
rendah dengan jumlah lebih bayar paling banyak 5 milyar Rupiah. Selain itu, insentif
juga diberikan dalam bentuk relaksasi waktu penyampaian SPT wajib badan dan
penghapusan sanksi administrasi denda Pasal 7 Kup terhadap wajib pajak orang
pribadi.
Berdasarkan pengalaman lapangan tentang insentif tersebut masih dianggap kurang,
karena insentif yang diberikan belum mencakup relaksasi terhadap penagihan.
Hal ini dianggap sebuah ketimpangan oleh wajib pajak. Berdasarkan ketentuan
perpajakan yang berlaku setidaknya ada dua relaksasi yang diberikanpemerintah
kepada penunggak pajak, antara lain :
1. Relaksasi jatuh tempo Ketetapan Pajak baik dalam bentuk Surat Ketetapan atau
SKP maupun surat tagihan pajak atau SKP, yang mana selama ini jatuh tempo
pembayaran dalam ketetapan adalah 30 hari sejak diterbitkannya. Maka berdasarkan
PMK bisa direlaksasi menjadi 60 hari atau sesuai dengan kebijakan pemangku
kepentingan.
2. Relasasi pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak dalam PMK Nomor
242/PMK.03/2014 tentang cara pembayaran dan penyetoran pajak diatur bahwa
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak dapat diberikan paling lama dua
belas bulan sejak diterbitkannya keputusan persetujuan pengaturan atau penundaan
pembayaran pajak.
Selain memberikan relaksasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya , tata
cara pembayaran dan penyetoran pajak pemerintah juga memberikan relaksasi tindak
penagihan aktif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
tentang penagihan pajak dengan surat paksa sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 atau yang disebut dengan Undang-Undang
PPSP terdapat dua poin krusial :
1. Soal Pemberitahuan Surat Paksa Wajib Pajak yang sudah diberikan teguran
untuk melunasi utang pajaknya namun tidak kunjung melunasinya akan
diberikan surat paksa, dan dibayarkan paling lama dua kali 24 jam setelah
surat paksa diberitahukan. Jika tidak dilunasi menurut waktu yang telah
ditentukan maka ditindaklanjuti dengan penyitaan dan kondisi wabah seperti
ini, pemerintah memberikan relaksasi jangka waktu perusahaan pajak setelah
mendapatkan pemberitahuan bisa menjadi tujuh hari atau sesuai dengan kajian
pemerintah.
2. Relaksasi pengumuman lelang 14 hari setelah penyiksaan wajib pajak tidak
dapat melunasi utang pajaknya maka akan ditindak lanjutkan dengan
pengumuman calang. Ini dilakukan bertujuan agar negara bisa segera
mendapatkan pemasukan yang sudah lama tidak dibayarkan. Meski barang-
barang sitaan bisa dititipkan dan dipergunakan wajib pajak seperti biasa akan
tetapi pemberian relaksasi terhadap jangka waktu pengumuman lelang tentu
akan menjadi angin segar bagi paar wajib pajak.
Dengan relakasasi ini, tentu wajib pajak atau penanggung pajak akan memiliki
waktu bernafas lebih lama. Tindak penagihan represif yang diatur dalam
Undang-Undang PPSP tidak perlu diberikan relaksasi oleh pemerintah adalah
penyenderaan di mana penanggung pajak punyai utang sekurang-kurangnya
100 juta rupiah dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak.
Maka negara harus bersikap tegas dan cepat mengambil Tindakan itikad yang
tidak baik dari wajib pajak akan sangat menganggu negara yang kondisi
keuangannya sedang tidak baik yang disebabkan oleh pandemic Covid-19 .
METODE
Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini
menggambarkan suatu kejadian yang menjadi fenomena penelitian, kemudian
menjelaskan nya berdasarkan data yang telah ditemukan pada artikel di social media.
Dilihat dari latar belakang ilmiah maupun berita dari social media dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi pada keadaan diluar. Agar hasil penelitian juga
dapat ditafsirkan, maka perlu dilakukannya dengan teknik analisi dan dilakukan
dengan cara berfikir secara kritis untuk menanggapi berita tersebut supaya dapat
disajikan dalam artikel yang valid dan dapat dipercaya. penelitian ini menggambarkan
suatu kejadian yang menajdi fenomena penelitian, kemudian menjelaskan nya
berdasarkan data yang telah ditemukan pada artikel di social media
HASIL PEMBAHASAN
Adanya pandemi Covid-19 ini tentunya sangat merugikan bagi kalangan
masyarakat menengah maupun kalangan atas, dimana pekerjaan mereka terbatasi
karena kebijakan pemerintah saat ini dan banyak kegiatan ekonomi yang sampai harus
ditutup. Hal ini menyebabkan perekonomian menurun, sehingga masyarakat kesulitan
dalam pembayaran pajak.
Namun, pemerintah telah memberikan keputusan untuk menurunkan Pajak
Penghasilan (Pph) Badan dan Korporasi dari 25% menjadi 20%, dilakukan secara
bertahap melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu No.1/2020.
Dengan keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut dengan tujuan agar para
pengusaha mampu bertahan selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.
Dilihat dari Laporan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN),
menyatakan bahwa sepanjang dari bulan Januari hingga Desember 2020 penerimaan
pajak korporasi minus 37,8% (yoy). penurunan tersebut sudah terjadi selama tahun
2019 dan penerimaan mampu tumbuh positif meski hanya 0,15% (yoy).
Kementrian keuangan mencatat realisasi penerimaan Pph Badan pada tahun
2019 sebesar Rp. 256,74 triliun dan pada tahun 2020 jika dihitung dengan jumlah
defisit yang minus 37,8% maka kementrian keuangan mencatat penerimaan telah
mencapai sebesar Rp. 159,7 triliun.
Dalam upaya penagihan pajak, ada pejabat khusus yang menjabat sebagai
yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Sementara itu, pemerintah juga berencana untuk memungut pajak karbon yang
akan diberlakukan mulai 2022. Rencana tersebut sudah dirancang di dalam
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kelima Atas Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Kebijakan
tersebut akan memberikan efek domino kepada sektor usaha lainnya, selain tentunya
memperburuk iklim investasi, pemerintah juga perlu mempertimbangkan kembali
pengenaan emisi karbon sebagai barang kena pajak.
Dalam rangka penerimaan pajak, Single Identity Number (SIN) memberikan
solusi konkret nya, karena SIN Pajak mampu menyediakan data wajib pajak yang
belum membayar kewajiban perpajakannya. Dengan begitu, penerimaan pajak dapat
bertambah dengan menggunakan konsep link and match SIN pajak, selanjutnya DJP
dapat memetakan sektor mana yang belum tersentuh pajak atau celah dalam
perpajakan. DJP menyatakan bahwa uang atau harta baik dari sumber legal maupun
ilegal selalu digunakan dalam tiga sektor, yaitu konsumi, investasi, dan tabungan.
Sektor-sektor tersebut harus wajib memberikan data dan interkoneksi dengan sistem
perpajakan. Yang artinya uang dari sumber legal maupun ilegal tersebut dapat
terekam secara utuh dalam SIN Pajak. Hal tersebut dapat menambah penerimaan
pajak negara .
Menteri Keuangan Indonesia (Sri Mulyani), mengakui bahwa masih
mengalami kontraksi dalam hal penerimaan pajak, hal tersebut diakui karena
Penerimaan Pajak baru mencapai Rp. 374,9 triliun pada April 2021, namun bisa
dikatakan masih membaik. Sebeleumnya, penerimaan pajak ini membaik dibandikan
pada Maret 2021 yang minus sebesar 5,6% jika dibandingkan pada April 2020 yang
minus 3%.
Penurunan penerimaan pajak juga berpengaruh karena dampak Covid-19
meskipun sudah mulai pulih tetapi penerimaan pajak hingga April 2021 menunjukan
perubahan arah, Menteri Keuangan Negara tersebut juga menyatakan bahwa ada
beberapa jenis pajak yang dinilai telah mengalami pemulihan seperti; Realisasi
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Badan tumbuh sekitar 31,1%, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) mengalami kontraksi secara neto meskipun secara bruto
tumbuh sebesar 6,4%
PENUTUP
Kesimpulan; Berdasarkan uraian di atas tersebut adapat disimpulkan. Penurunan
Penerimaan Pajak disebabkan karena adanya pandemic Covid-19 sehingga wajib
pajak kesulitan dalam berbisnis maupun berdagang, hal tersebut berpengaruh pada
Penerimaan Pajak karena kondisi ekonomi saat ini yang masih belum stabil. Meski
begitu, Penagihan Pajak wajib menagih kepada wajib pajak agar keuangan negara
juga stabil. Dalam hal ini, pemerintah juga memberikan beberapa upaya kepada wajib
pajak. Seperti, menurunkan Pajak Penghasilan (Pph) Badan dan Korporasi dari 25%
menjadi 20%. Karena pandemic Covid-19 belum juga berlalu dan masih meluas dan
membuat dunia bisnis maupun usaha dalam kondisi rentan maka pemerintah
memberikan perpanjangan insentif pajak untuk membatu wajib pajak menghadapi
kondisi seperti ini sampai 30 Juni 2021, dan pemerintah juga menyiapkan alokasi
anggaran untuk program PEN sebesar Rp 627,96 triliun. Dan naik 8,3% dari realisasi
PEN 2020 sebesar Rp 579,7 triliun.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4599086/pemerintah-bakal-pungut-pajak-
karbon-mulai-2022-tepatkah
Gara-Gara Corona, Penerimaan Pajak Masih Terkontraksi 0,5 Persen pada April 2021
- Ekonomi Bisnis.com
Penerimaan Pajak | hestanto personal website
Pemerintah Turunkan PPh Badan Agar Pengusaha Bertahan Saat Pandemi - Makro
Katadata.co.id
Hore, Insentif Pajak untuk Karyawan Diperpanjang hingga Akhir 2021 - Bisnis
Liputan6.com
Pemberian Insentif Pembebasan PPh Pasal 22 Impor | Registered Tax Consultant
(konsultanpajaksurabaya.com)
https://kemenkeu.go.id/media/15054/faq-pmk-44-2020.pdf
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2000_19.pdf

More Related Content

What's hot

Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 forum_dosen
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Jiantari Marthen
 
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPHUndang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPHYesica Adicondro
 
UU No. 36 th 2008 Pajak Penghasilan - Penjelasan
UU No. 36  th 2008  Pajak Penghasilan -  PenjelasanUU No. 36  th 2008  Pajak Penghasilan -  Penjelasan
UU No. 36 th 2008 Pajak Penghasilan - PenjelasanChairudin NR
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarela
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan SukarelaPanduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarela
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarelaomni sukses
 
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN Fazaekaputra
 
Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Novelia Manurung
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalYABES HULU
 
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiMakalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiDini Audi
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakanErwin Syah
 
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022omni sukses
 
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab Sun
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab SunAkuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab Sun
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab SunGunadarma
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhChairudin NR
 

What's hot (20)

Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816 Pengampunan Pajak 020816
Pengampunan Pajak 020816
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
 
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPHUndang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
 
UU No. 36 th 2008 Pajak Penghasilan - Penjelasan
UU No. 36  th 2008  Pajak Penghasilan -  PenjelasanUU No. 36  th 2008  Pajak Penghasilan -  Penjelasan
UU No. 36 th 2008 Pajak Penghasilan - Penjelasan
 
Bab3 pph
Bab3 pphBab3 pph
Bab3 pph
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
Makalah ptkp1
Makalah ptkp1Makalah ptkp1
Makalah ptkp1
 
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarela
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan SukarelaPanduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarela
Panduan mengikuti PPS - Program Pengungkapan Sukarela
 
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN
TUGAS PAPER ADMINISTRASI PERPAJAKAN
 
Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2
 
makalah NPWP
makalah NPWPmakalah NPWP
makalah NPWP
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskal
 
KUP A kelompok 1
KUP A kelompok 1KUP A kelompok 1
KUP A kelompok 1
 
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiMakalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2
 
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022
pengampunan pajak 2022 - pps 2022 - tax amnesty 2022
 
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab Sun
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab SunAkuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab Sun
Akuntansi Lanjut B (Perpajakan) Lab Sun
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
 
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesia
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesiaTax Guide 04 Apr_2017_indonesia
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesia
 

Similar to Pengagihan Pajak di Masa Pandemi

ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...AdindaTasya2
 
Fifi fiandari 181600174 artikel
Fifi fiandari 181600174 artikelFifi fiandari 181600174 artikel
Fifi fiandari 181600174 artikelfifi fian
 
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANSTUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANhendri van jr
 
191600137 Sendy Jadi Mahanani
191600137 Sendy Jadi Mahanani191600137 Sendy Jadi Mahanani
191600137 Sendy Jadi MahananiSendyJM
 
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy m
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy mMateri Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy m
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy mJeniferKondolele
 
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputer
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputerTugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputer
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputerjuliaiputri
 
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 fareliaariska
 
Taxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptxTaxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptxTirthaSyaputra1
 
Aminia esti fajrin 181600033 artikel
Aminia esti fajrin 181600033 artikelAminia esti fajrin 181600033 artikel
Aminia esti fajrin 181600033 artikelAminiaEsti
 
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093Alfia Oktaviani
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 

Similar to Pengagihan Pajak di Masa Pandemi (20)

ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
 
Fifi fiandari 181600174 artikel
Fifi fiandari 181600174 artikelFifi fiandari 181600174 artikel
Fifi fiandari 181600174 artikel
 
DASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNINGDASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNING
 
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANSTUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
 
Tugas pajak
Tugas pajakTugas pajak
Tugas pajak
 
Weekly update vol 3 september 2017
Weekly update vol 3 september 2017Weekly update vol 3 september 2017
Weekly update vol 3 september 2017
 
191600137 Sendy Jadi Mahanani
191600137 Sendy Jadi Mahanani191600137 Sendy Jadi Mahanani
191600137 Sendy Jadi Mahanani
 
Uu 36 2008_penj
Uu 36 2008_penjUu 36 2008_penj
Uu 36 2008_penj
 
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy m
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy mMateri Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy m
Materi Perpajakan hbhyg hhjkjknk hu nhgy m
 
Tax flash mar 2022
Tax flash mar 2022Tax flash mar 2022
Tax flash mar 2022
 
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputer
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputerTugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputer
Tugas paper adm.perpajakan dan pratikum komputer
 
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19 Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
Artikel Implementasi Kebijakan PPh 21 Selama Pandemi Covid-19
 
Taxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptxTaxation 2 Seasin 2.pptx
Taxation 2 Seasin 2.pptx
 
TAX PLANNING PAJAK
TAX PLANNING PAJAKTAX PLANNING PAJAK
TAX PLANNING PAJAK
 
Aminia esti fajrin 181600033 artikel
Aminia esti fajrin 181600033 artikelAminia esti fajrin 181600033 artikel
Aminia esti fajrin 181600033 artikel
 
Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137
 
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093
ALFIAOKTAVIANI_AKTPAJAK_SURYANIH_PSAK46_STIAMITANGERANG_CA116222093
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 

Recently uploaded

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 

Recently uploaded (20)

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 

Pengagihan Pajak di Masa Pandemi

  • 1. ARTIKEL PENELITIAN PENAGIHAN PIUTANG PAJAK DI MASA PANDEMI SEBAGAI UPAYA MENAMBAH PENERIMAAN PAJAK TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester genap pada mata kuliah Perpajakan Oleh : Nurul Ukhuwa Nadia 191600270 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas PGRI Adi Buana 2019/2020
  • 2. PENAGIHAN PIUTANG PAJAK DI MASA PANDEMI SEBAGAI UPAYA MENAMBAH PENERIMAAN PAJAK Nurul Ukhuwa Nadia Sarjana Akuntansi Universitas PGRI Adi Buana nadianurul375@gmail.com Abstrak Penagihan pajak termasuk dalam proses tindakan yang dilaksanakan terhadap penanggung pajak agar membayar utang pajak serta biaya penagihan pajak. Dan penanggung pajak adalah orang maupun badan yang memiliki tanggung jawab atas pembayaran pajak. Sedangkan pejabat merupakan orang yang memiliki wewenang untuk mengangkat serta memberhentikan juru sita pajak, dan juru sita pajak adalah sebagai pelaksana tindakan penagihan pajak yang mencakup penagihan seketika & sekaligus. Kata Kunci : Pengertian, Penagihan Pajak Abstract Tax collection is included in the process of actions taken against the insurer in order to pay tax debts as well as tax collection costs. And the tax insurer is the person or entity that has responsibility for the payment of taxes. While the official is the person who has the authority to appoint and dismiss the tax bailiff, and the tax bailiff is the executor of tax collection actions that include instantaneous billing & at once. Keywords : Definition, Tax Collection
  • 3. Pendahuluan Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi baik Global maupun Nasional, untuk meminimalisir dampak ekonomi Covid-19 pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan yaitu Pemberian insentif di sektor ekonomi kepada para wajib pajak, beberapa insentif tersebut antara lain : 1. Pph pasal 21 pegawai dengan kriteria tertentu dengan Pph final wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu menjadi ditanggung oleh pemerintah atau dtp. 2. Pembebasan Pph pasal 22 impor atas wajib pajak telah ditetapkan sebagai perusahaan kemudahan impor tujuan ekspor, dan memiliki klasifikasi lapangan usaha sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 44/PMK.03/2020 dan PMK Nomor 86/PMK.03/2020 tentang insentif pajak untuk wajib pajak terdampak pandemi Covid-19. 3. Pengurangan angsuran Pph pasal 25 sebesar 30% da angsuran yang seharusnya terutang. 4. Pengambilan pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagai PKP berisiko rendah dengan jumlah lebih bayar paling banyak 5 milyar Rupiah. Selain itu, insentif juga diberikan dalam bentuk relaksasi waktu penyampaian SPT wajib badan dan penghapusan sanksi administrasi denda Pasal 7 Kup terhadap wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan pengalaman lapangan tentang insentif tersebut masih dianggap kurang, karena insentif yang diberikan belum mencakup relaksasi terhadap penagihan. Hal ini dianggap sebuah ketimpangan oleh wajib pajak. Berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku setidaknya ada dua relaksasi yang diberikanpemerintah kepada penunggak pajak, antara lain : 1. Relaksasi jatuh tempo Ketetapan Pajak baik dalam bentuk Surat Ketetapan atau SKP maupun surat tagihan pajak atau SKP, yang mana selama ini jatuh tempo pembayaran dalam ketetapan adalah 30 hari sejak diterbitkannya. Maka berdasarkan PMK bisa direlaksasi menjadi 60 hari atau sesuai dengan kebijakan pemangku kepentingan. 2. Relasasi pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak dalam PMK Nomor 242/PMK.03/2014 tentang cara pembayaran dan penyetoran pajak diatur bahwa pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak dapat diberikan paling lama dua
  • 4. belas bulan sejak diterbitkannya keputusan persetujuan pengaturan atau penundaan pembayaran pajak. Selain memberikan relaksasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya , tata cara pembayaran dan penyetoran pajak pemerintah juga memberikan relaksasi tindak penagihan aktif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 atau yang disebut dengan Undang-Undang PPSP terdapat dua poin krusial : 1. Soal Pemberitahuan Surat Paksa Wajib Pajak yang sudah diberikan teguran untuk melunasi utang pajaknya namun tidak kunjung melunasinya akan diberikan surat paksa, dan dibayarkan paling lama dua kali 24 jam setelah surat paksa diberitahukan. Jika tidak dilunasi menurut waktu yang telah ditentukan maka ditindaklanjuti dengan penyitaan dan kondisi wabah seperti ini, pemerintah memberikan relaksasi jangka waktu perusahaan pajak setelah mendapatkan pemberitahuan bisa menjadi tujuh hari atau sesuai dengan kajian pemerintah. 2. Relaksasi pengumuman lelang 14 hari setelah penyiksaan wajib pajak tidak dapat melunasi utang pajaknya maka akan ditindak lanjutkan dengan pengumuman calang. Ini dilakukan bertujuan agar negara bisa segera mendapatkan pemasukan yang sudah lama tidak dibayarkan. Meski barang- barang sitaan bisa dititipkan dan dipergunakan wajib pajak seperti biasa akan tetapi pemberian relaksasi terhadap jangka waktu pengumuman lelang tentu akan menjadi angin segar bagi paar wajib pajak. Dengan relakasasi ini, tentu wajib pajak atau penanggung pajak akan memiliki waktu bernafas lebih lama. Tindak penagihan represif yang diatur dalam Undang-Undang PPSP tidak perlu diberikan relaksasi oleh pemerintah adalah penyenderaan di mana penanggung pajak punyai utang sekurang-kurangnya 100 juta rupiah dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Maka negara harus bersikap tegas dan cepat mengambil Tindakan itikad yang tidak baik dari wajib pajak akan sangat menganggu negara yang kondisi keuangannya sedang tidak baik yang disebabkan oleh pandemic Covid-19 .
  • 5. METODE Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggambarkan suatu kejadian yang menjadi fenomena penelitian, kemudian menjelaskan nya berdasarkan data yang telah ditemukan pada artikel di social media. Dilihat dari latar belakang ilmiah maupun berita dari social media dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi pada keadaan diluar. Agar hasil penelitian juga dapat ditafsirkan, maka perlu dilakukannya dengan teknik analisi dan dilakukan dengan cara berfikir secara kritis untuk menanggapi berita tersebut supaya dapat disajikan dalam artikel yang valid dan dapat dipercaya. penelitian ini menggambarkan suatu kejadian yang menajdi fenomena penelitian, kemudian menjelaskan nya berdasarkan data yang telah ditemukan pada artikel di social media HASIL PEMBAHASAN Adanya pandemi Covid-19 ini tentunya sangat merugikan bagi kalangan masyarakat menengah maupun kalangan atas, dimana pekerjaan mereka terbatasi karena kebijakan pemerintah saat ini dan banyak kegiatan ekonomi yang sampai harus ditutup. Hal ini menyebabkan perekonomian menurun, sehingga masyarakat kesulitan dalam pembayaran pajak. Namun, pemerintah telah memberikan keputusan untuk menurunkan Pajak Penghasilan (Pph) Badan dan Korporasi dari 25% menjadi 20%, dilakukan secara bertahap melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu No.1/2020. Dengan keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut dengan tujuan agar para pengusaha mampu bertahan selama pandemi Covid-19 ini berlangsung. Dilihat dari Laporan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN), menyatakan bahwa sepanjang dari bulan Januari hingga Desember 2020 penerimaan pajak korporasi minus 37,8% (yoy). penurunan tersebut sudah terjadi selama tahun 2019 dan penerimaan mampu tumbuh positif meski hanya 0,15% (yoy). Kementrian keuangan mencatat realisasi penerimaan Pph Badan pada tahun 2019 sebesar Rp. 256,74 triliun dan pada tahun 2020 jika dihitung dengan jumlah defisit yang minus 37,8% maka kementrian keuangan mencatat penerimaan telah mencapai sebesar Rp. 159,7 triliun.
  • 6. Dalam upaya penagihan pajak, ada pejabat khusus yang menjabat sebagai yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sementara itu, pemerintah juga berencana untuk memungut pajak karbon yang akan diberlakukan mulai 2022. Rencana tersebut sudah dirancang di dalam Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kelima Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Kebijakan tersebut akan memberikan efek domino kepada sektor usaha lainnya, selain tentunya memperburuk iklim investasi, pemerintah juga perlu mempertimbangkan kembali pengenaan emisi karbon sebagai barang kena pajak. Dalam rangka penerimaan pajak, Single Identity Number (SIN) memberikan solusi konkret nya, karena SIN Pajak mampu menyediakan data wajib pajak yang belum membayar kewajiban perpajakannya. Dengan begitu, penerimaan pajak dapat bertambah dengan menggunakan konsep link and match SIN pajak, selanjutnya DJP dapat memetakan sektor mana yang belum tersentuh pajak atau celah dalam perpajakan. DJP menyatakan bahwa uang atau harta baik dari sumber legal maupun ilegal selalu digunakan dalam tiga sektor, yaitu konsumi, investasi, dan tabungan. Sektor-sektor tersebut harus wajib memberikan data dan interkoneksi dengan sistem perpajakan. Yang artinya uang dari sumber legal maupun ilegal tersebut dapat terekam secara utuh dalam SIN Pajak. Hal tersebut dapat menambah penerimaan pajak negara . Menteri Keuangan Indonesia (Sri Mulyani), mengakui bahwa masih mengalami kontraksi dalam hal penerimaan pajak, hal tersebut diakui karena Penerimaan Pajak baru mencapai Rp. 374,9 triliun pada April 2021, namun bisa dikatakan masih membaik. Sebeleumnya, penerimaan pajak ini membaik dibandikan pada Maret 2021 yang minus sebesar 5,6% jika dibandingkan pada April 2020 yang minus 3%. Penurunan penerimaan pajak juga berpengaruh karena dampak Covid-19 meskipun sudah mulai pulih tetapi penerimaan pajak hingga April 2021 menunjukan perubahan arah, Menteri Keuangan Negara tersebut juga menyatakan bahwa ada beberapa jenis pajak yang dinilai telah mengalami pemulihan seperti; Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Badan tumbuh sekitar 31,1%, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengalami kontraksi secara neto meskipun secara bruto tumbuh sebesar 6,4%
  • 7. PENUTUP Kesimpulan; Berdasarkan uraian di atas tersebut adapat disimpulkan. Penurunan Penerimaan Pajak disebabkan karena adanya pandemic Covid-19 sehingga wajib pajak kesulitan dalam berbisnis maupun berdagang, hal tersebut berpengaruh pada Penerimaan Pajak karena kondisi ekonomi saat ini yang masih belum stabil. Meski begitu, Penagihan Pajak wajib menagih kepada wajib pajak agar keuangan negara juga stabil. Dalam hal ini, pemerintah juga memberikan beberapa upaya kepada wajib pajak. Seperti, menurunkan Pajak Penghasilan (Pph) Badan dan Korporasi dari 25% menjadi 20%. Karena pandemic Covid-19 belum juga berlalu dan masih meluas dan membuat dunia bisnis maupun usaha dalam kondisi rentan maka pemerintah memberikan perpanjangan insentif pajak untuk membatu wajib pajak menghadapi kondisi seperti ini sampai 30 Juni 2021, dan pemerintah juga menyiapkan alokasi anggaran untuk program PEN sebesar Rp 627,96 triliun. Dan naik 8,3% dari realisasi PEN 2020 sebesar Rp 579,7 triliun. DAFTAR PUSTAKA https://www.liputan6.com/bisnis/read/4599086/pemerintah-bakal-pungut-pajak- karbon-mulai-2022-tepatkah Gara-Gara Corona, Penerimaan Pajak Masih Terkontraksi 0,5 Persen pada April 2021 - Ekonomi Bisnis.com Penerimaan Pajak | hestanto personal website Pemerintah Turunkan PPh Badan Agar Pengusaha Bertahan Saat Pandemi - Makro Katadata.co.id Hore, Insentif Pajak untuk Karyawan Diperpanjang hingga Akhir 2021 - Bisnis Liputan6.com Pemberian Insentif Pembebasan PPh Pasal 22 Impor | Registered Tax Consultant (konsultanpajaksurabaya.com) https://kemenkeu.go.id/media/15054/faq-pmk-44-2020.pdf https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2000_19.pdf