SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
AKHLAK ISLAM
MAHMUDAH DAN MADZMUMAH




        Disusun oleh:


       Nur Rachmaniar




        JAKARTA
            2009

              1
DAFTAR ISI




Daftar Isi………………………………………………………………………...……...… 2

Latar Belakang…………………………………………………………………...………. 3

Pokok Masalah…………………………………………………………………...…….… 3

Pendahuluan……………………………………………………………………...………. 4

Pembahasan…………….………………………………………………………...………. 5

    Akhlak Tercela (Madzmumah)………………………………………….……….       5

    Akhlak Terpuji (Mahmudah)……...………….…….…………………...………   6
Kesimpulan…….………………………………………………………………...……...... 9

Daftar Pustaka….………………………………………………………………………... 10




                            2
I.    Latar Belakang


         Sasaran pertama yang dituju oleh Islam adalah membangun “manusia yang
      shalih” yang pantas menjadi khalifah di bumi, yang telah dimuliakan oleh Allah
      dengan semulia-mulianya, yang telah diciptakan-Nya dalam penciptaan yang paling
      baik dan yang ditaklukan untuknya semua apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
      bumi. Ia adalah Manusia yang lengkap padanya karakteristik kemanusiaan dan
      terangkat dari karakter binatang ternak ataupun binatang buas. Manusia yang shalih
      inilah yang merupakan dasar keluarga yang shalih, masyarakat yang shalih dan umat
      yang shalih.
         Untuk menjadi manusia yang shalih tentu kita perlu mempelajari apa yang harus
      dilakukan dan apa yang harus dihindari atau ditinggalkan, karena hidup manusia tidak
      hanya mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya, tapi kadang pula
      mengarah kepada keburukan. Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang
      mempengaruhinya, yang akan di jelaskan dalam pembahasan ini. Dan dalam
      pembahasan ini Akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan
      akhlak yang terpuji agar kita melakukan terlebih dahulu usaha takhliyah, yaitu
      mengosongkan atau membersihkan diri/jiwa dari sifat-sifat tercela sambil mengisinya
      (takhliyah) dengan sifat-sifat terpuji. Kemudian kita melakukan tajalli, yaitu
      mendekatkan diri kepada Allah.


II.   Pokok Masalah


         Pada dasarnya setiap manusia menyukai kebaikan, dan pada manusia dewasa dan
      berakal tentu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun
      didalam diri manusia terdapat sifat yang baik dan yang buruk, sehingga dari sifa-sifat
      tersebut akan menghasilkan akhlak terpuji dan akhlak tercela. Tetapi untuk dapat
      menghindari terjadinya akhlak tercela dan terciptanya akhlak terpuji, maka kita perlu
      mempelajarinya. Dengan kita mengetahui apa itu akhlak tercela dan terpuji, faktor
      pendorongnya, macam-macamnya, cara mencegah akhlak tercela dan cara
      meningkatkan akhlak terpuji, Insya Allah kita akan dapat mengaplikasikannya dalam
      kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk dapat kita mengetahui mengenai akhlak
      tercela dan akhlak terpuji, maka akan dijelaskan dalam makalah kami ini.


                                            3
III.   Pendahuluan


          Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini
       dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yang utama
       adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya beliau
       menegaskan innama buitstuli utammima makarim al-akhlaq (HR. Ahmad). Yang
       artinya yaitu “Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
          Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat
       dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada
       pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan
       yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan
       dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.
          Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan
       akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang keimanan
       sangat berkaitan erat dengan mengerjakan serangkaian amal salih dan perbuatan
       terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal salih (akhlak tercela) dinilai sebagai
       iman yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan.


IV.    Pembahasan


       A. Akhlak-Akhlak Tercela (Al-Akhlak Al-Madzmumah)


          1. Pengertian
                     Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan sifat-
              sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya
              kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan
              fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.


          2. Pendorong Akhlak Tercela
                     Al-Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia melakukan
              perbuatan tercela (maksiat), di antaranya:



                                             4
a. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan)
   yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan
   hidupnya (agar bahagia).
b. Manusia. Selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan
   keburukan, seperti istri, anak. Karena kecintaan kepada mereka, misalnya
   dapat melalaikan manusia dari kewajibannya terhadap Allah dan terhadap
   sesama.
c. Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda
   manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.
d. Nafsu. Nafsu ada kalanya baik (muthmainah) dan ada kalanya buruk
   (amarah), akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan.


3. Pembagian Akhlak tercela
       Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua
   bagian, yaitu:
   1. Maksiat Lahir
           Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma’siyah, artinya “pelanggaran oleh
       orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang
       dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam.
              Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
       a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,
           berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat
           dan berbantah hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati
           orang lain, berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina,
           menertawakan, atau merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain
           sebagainya.
       b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaran orang lain,
           mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat
           melalaikan ibadah kepada Allah Swt.
       c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang
           bukan muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf nahi
           mungkar.
       d. Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan
           menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan.
                                  5
2. Maksiat Batin
            Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh
      tabiat hati. Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat
      lahir, karena terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama
      maksiat batin belum dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari
      manusia.
            Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah:
      a. Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar
            berwudhu (menyiram api kemarahan dengan air).
      b. Dongkol (hiqd). Rasulullah bersabda, “orang mukmin itu bukanlah
            orang yang suka dongkol”.
      c. Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda
            Nabi, “Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki
            dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
      d. Sombong (takabur). Allah Swt berfirman,

            ôtã tβρçŽÉ9õ3tGó¡o„ šÏ%©!$# ¨βÎ) 4 ö/ä3s9 ó=ÉftGó™r& þ’ÎΤθãã÷Š$# ãΝà6š/u‘ tΑ$s%uρ


                                               ∩∉⊃∪ š̍Åz#yŠ tΛ©yγy_ tβθè=äzô‰u‹y™ ’ÎAyŠ$t6Ïã


            Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
            akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
            menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
            Jahannam dalam keadaan hina dina"


4. Cara Mengatasi Akhlak Tercela
            Menurut Ahmad Amin ada 2 cara untuk mengatasi Ahlak tercela,
   yaitu:
   a. Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal,
      mencegah perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang.
   b. Memberikan hukuman. Dengan adanya hukuman, akan muncul suatu
      ketakutan pada diri sendiri karena perbuatannya akan dibalas (dihukum).


                                        6
Hukum ini pada akhirnya bertujuan untuk mencegah melakukan yang
         berikutnya, serta berusaha keras memperbaiki akhlaknya.


B. Akhlak-Akhlak Terpuji (Al-Akhlak Al-Mahmudah)


   1. Pengertian
               Menurut    Al-Ghazali,       berakhlak   mulia   atau   terpuji   artinya
      “menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
      dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
      kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan
      mencintainya”.
               Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendoorng seseorang untuk
      berbuat baik, di antaranya:
      a. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain
      b. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela
      c. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
      d. Mengharap pahala dan surga
      e. Mengharap pujian dan takut azab Allah
      f. Mengharap keridhaan Allah semata


   2. Pembagian Akhlak Terpuji
         Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan
      norma-norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi menjadi 2 bagian,
      yaitu:
      1. Taat Lahir
               Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan
         Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan,
         dan dikerjakan oleh anggota lahir. Beberap perbuatan yang dikategorikan
         taat lahir adalah:
         a. Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah
               laku seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan taat batin.
         b. Amar makruf dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada
               manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan
               dan kemungkaran.
                                        7
c. Syukur, berterima kasih terhadap nikmat yang telah dianugrahkan
          Allah kepada manusia dan seluruh makhluknya.
   2. Taat Batin
          Taat Batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan
      oleh anggota batin (hati).
      a. Tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
          menghadapi, menanti, atau menunggu hasil pekerjaan.
      b. Sabar, dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi adalah
          ujian dan cobaan dari Allah Swt.
      c. Qana’ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang
          dianugrahkan oleh Allah.


3. Cara Meningkatkan Akhlak Terpuji
      Ada banyak cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang terpuji
   secara lahiriah, diantaranya:
   a. Pendidikan, dengan pendidikan cara pandang seseorang akan bertambah
      luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari masing-masing
      (akhlak terpuji dan tercela).
   b. Menaati dan mengikuti peraturan dan UU yang ada di masyarakat dan
      negara. Bagi seorang muslim tentunya mengikuti aturan yang digariskan
      Allah dalam Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
   c. Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak atau
      kegiatan baik yang dibiasakan.
   d. Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah berteman
      dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual).
   e. Melalui perjuangan dan usaha. Menurut Hamka, bahwa akhlak terpuji
      tidak timbul kalau tidak dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai
      melalui perjuangan.


      Sedangkan akhlak yang terpuji batiniah, dapat ditingkatkan melalui
   beberapa cara, yaitu:
   a. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah
      dilakukannya selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang
      dilakukannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang ditimbulkannya.
                                      8
b. Mu’aqobah, memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan dan
   tindakan yang telah dilakukannya. Hukuman tersebut tentu bersifat
   ruhiyah dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan shalat sunah
   yang lebih banyak dibandingkan biasanya, berzikir dan sebagainya.
c. Mu’ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak mengulangi
   kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta menggantinya
   dengan perbuatan-perbuatan baik.
d. Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang baik
   untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri pada
   Allah SWT (muraqabah).




                             9
V.   Kesimpulan


            Akhlak madzmumah (Akhlak Tercela) adalah suatu tingkah laku yang dapat
     membawa manusia kepada kebinasaan dan kehancuran yang didorong oleh beberapa
     factor yaitu dunia (harta), manusia, setan, dan nafsu. Akhlak tercela ini dapat
     dibedakan menjadi dua bagian yaitu maksiat lahir seperti berbicara hal-hal batil,
     menguping pembicaraan orang lain, melihat aurat orang yang bukan muhrimnya, dan
     lain-lain. Kemudian maksiat batin yaitu seperti marah, dongkol, dengki, dan
     sombong. Dan untuk akhlak tercela tersebut diperlukan 2 cara yaitu perbaikan
     pergaulan dan member hukuman bagi yang melakukan perbuatan buruk.


            Adapun akhlak mahmudah (Akhlak Terpuji) yaitu menghilangkan semua
     kebiasaan yang tercela sebagaimana yang telah digariskan dalam ajaran Islam serta
     menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan kebiasaan
     yang baik, melakukannya dan mencintainya. Akhlak terpuji ini dibagi menjadi 2
     bagian yaitu taat lahir seperti tobat, amar makruf dan nahi munkar, dan syukur.
     Kemudian taat batin yaitu seperti tawakal, sabar, dan qana’ah. Dan untuk
     meningkatkan akhlak terpuji dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu apabila
     secara lahiriah, seperti memilih pergaulan yang baik, membiasakan kegiatan yang
     baik, dan menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di Negara maupun di
     masyarakat. Dan apabila secara batiniah yaitu dengan cara muhasabah, mu’aqobah,
     mu’ahadah, mujahadah.




                                        10
DAFTAR PUSTAKA


Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Mahjudin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2003.
Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.




                                           11

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan AqidahAqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan AqidahMulia Fathan
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawMuhamad Yogi
 
Aqidah akhlak m ts.smp
Aqidah akhlak m ts.smpAqidah akhlak m ts.smp
Aqidah akhlak m ts.smpHazana Itriya
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamMJM Networks
 
Makalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlakMakalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlaknewskiem
 
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIPEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIyizreel nicholas
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlakasky M
 
Makalah tentang islam
Makalah tentang islamMakalah tentang islam
Makalah tentang islamAis elkirami
 

Was ist angesagt? (17)

Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan AqidahAqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Aqidah akhlak - Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
 
Akhlak terpuji
Akhlak terpujiAkhlak terpuji
Akhlak terpuji
 
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam KehidupanMakalah Akhlak Dalam Kehidupan
Makalah Akhlak Dalam Kehidupan
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Aqidah akhlak mi.sd
Aqidah akhlak mi.sdAqidah akhlak mi.sd
Aqidah akhlak mi.sd
 
Aqidah akhlak m ts.smp
Aqidah akhlak m ts.smpAqidah akhlak m ts.smp
Aqidah akhlak m ts.smp
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Makalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlakMakalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlak
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
 
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASIPEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
PEMANTAPAN KOMPONEN AKHLAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM BAGI MENANGANI ERA GLOBALISASI
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlak
 
Makalah tentang islam
Makalah tentang islamMakalah tentang islam
Makalah tentang islam
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
01. pendidikan agama islam (a)
01. pendidikan agama islam (a)01. pendidikan agama islam (a)
01. pendidikan agama islam (a)
 
Isi Makalah Akhlak Sarjana Muslim
Isi Makalah Akhlak Sarjana MuslimIsi Makalah Akhlak Sarjana Muslim
Isi Makalah Akhlak Sarjana Muslim
 

Ähnlich wie Mahmudah dan madzmumah (nur rachmaniar)

Akhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiAkhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiagungtri07
 
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafBAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafRizkyJuliana1
 
problematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikproblematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikAula Nikmah
 
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docxAKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docxzeashakila
 
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptx
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptxKerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptx
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptxIvanGanabiss
 
Akhlaq terpuji dan akhlak tercela
Akhlaq terpuji dan akhlak tercelaAkhlaq terpuji dan akhlak tercela
Akhlaq terpuji dan akhlak tercelaNyimasfina
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxweyonfitra
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxweyonfitra
 
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah Ririn Ariyaniie
 
Presentation ahlak kepada diri sendiri
Presentation ahlak kepada diri sendiriPresentation ahlak kepada diri sendiri
Presentation ahlak kepada diri sendiriariprastw
 
Aqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaAqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaHazana Itriya
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanOki Ma'arif
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahYusuf Prasetyo
 
Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4evayenida
 

Ähnlich wie Mahmudah dan madzmumah (nur rachmaniar) (20)

Akhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiAkhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islami
 
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafBAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
 
problematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikproblematika perbuatan baik
problematika perbuatan baik
 
Akhlak Madzmumah
Akhlak MadzmumahAkhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah
 
Akhlak
Akhlak Akhlak
Akhlak
 
Induk akhlak islami
Induk akhlak islamiInduk akhlak islami
Induk akhlak islami
 
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docxAKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
 
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptx
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptxKerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptx
Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam, Akhlak (Kelompok 9).pptx
 
Akhlaq terpuji dan akhlak tercela
Akhlaq terpuji dan akhlak tercelaAkhlaq terpuji dan akhlak tercela
Akhlaq terpuji dan akhlak tercela
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docx
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docx
 
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah Hadist : Akhlaqul Madzmumah
Hadist : Akhlaqul Madzmumah
 
Presentation ahlak kepada diri sendiri
Presentation ahlak kepada diri sendiriPresentation ahlak kepada diri sendiri
Presentation ahlak kepada diri sendiri
 
Aqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaAqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.sma
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
Cara memahami ahlak
Cara memahami ahlakCara memahami ahlak
Cara memahami ahlak
 
MATERI
MATERIMATERI
MATERI
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 
Akidah Akhlak Terpuji
Akidah Akhlak TerpujiAkidah Akhlak Terpuji
Akidah Akhlak Terpuji
 
Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4
 

Kürzlich hochgeladen

PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxMarto Marbun
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 

Kürzlich hochgeladen (8)

PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 

Mahmudah dan madzmumah (nur rachmaniar)

  • 1. AKHLAK ISLAM MAHMUDAH DAN MADZMUMAH Disusun oleh: Nur Rachmaniar JAKARTA 2009 1
  • 2. DAFTAR ISI Daftar Isi………………………………………………………………………...……...… 2 Latar Belakang…………………………………………………………………...………. 3 Pokok Masalah…………………………………………………………………...…….… 3 Pendahuluan……………………………………………………………………...………. 4 Pembahasan…………….………………………………………………………...………. 5 Akhlak Tercela (Madzmumah)………………………………………….………. 5 Akhlak Terpuji (Mahmudah)……...………….…….…………………...……… 6 Kesimpulan…….………………………………………………………………...……...... 9 Daftar Pustaka….………………………………………………………………………... 10 2
  • 3. I. Latar Belakang Sasaran pertama yang dituju oleh Islam adalah membangun “manusia yang shalih” yang pantas menjadi khalifah di bumi, yang telah dimuliakan oleh Allah dengan semulia-mulianya, yang telah diciptakan-Nya dalam penciptaan yang paling baik dan yang ditaklukan untuknya semua apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi. Ia adalah Manusia yang lengkap padanya karakteristik kemanusiaan dan terangkat dari karakter binatang ternak ataupun binatang buas. Manusia yang shalih inilah yang merupakan dasar keluarga yang shalih, masyarakat yang shalih dan umat yang shalih. Untuk menjadi manusia yang shalih tentu kita perlu mempelajari apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari atau ditinggalkan, karena hidup manusia tidak hanya mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya, tapi kadang pula mengarah kepada keburukan. Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya, yang akan di jelaskan dalam pembahasan ini. Dan dalam pembahasan ini Akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan akhlak yang terpuji agar kita melakukan terlebih dahulu usaha takhliyah, yaitu mengosongkan atau membersihkan diri/jiwa dari sifat-sifat tercela sambil mengisinya (takhliyah) dengan sifat-sifat terpuji. Kemudian kita melakukan tajalli, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. II. Pokok Masalah Pada dasarnya setiap manusia menyukai kebaikan, dan pada manusia dewasa dan berakal tentu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun didalam diri manusia terdapat sifat yang baik dan yang buruk, sehingga dari sifa-sifat tersebut akan menghasilkan akhlak terpuji dan akhlak tercela. Tetapi untuk dapat menghindari terjadinya akhlak tercela dan terciptanya akhlak terpuji, maka kita perlu mempelajarinya. Dengan kita mengetahui apa itu akhlak tercela dan terpuji, faktor pendorongnya, macam-macamnya, cara mencegah akhlak tercela dan cara meningkatkan akhlak terpuji, Insya Allah kita akan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk dapat kita mengetahui mengenai akhlak tercela dan akhlak terpuji, maka akan dijelaskan dalam makalah kami ini. 3
  • 4. III. Pendahuluan Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya beliau menegaskan innama buitstuli utammima makarim al-akhlaq (HR. Ahmad). Yang artinya yaitu “Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin. Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang keimanan sangat berkaitan erat dengan mengerjakan serangkaian amal salih dan perbuatan terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal salih (akhlak tercela) dinilai sebagai iman yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan. IV. Pembahasan A. Akhlak-Akhlak Tercela (Al-Akhlak Al-Madzmumah) 1. Pengertian Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan sifat- sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan. 2. Pendorong Akhlak Tercela Al-Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan tercela (maksiat), di antaranya: 4
  • 5. a. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan) yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya (agar bahagia). b. Manusia. Selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan keburukan, seperti istri, anak. Karena kecintaan kepada mereka, misalnya dapat melalaikan manusia dari kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesama. c. Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan. d. Nafsu. Nafsu ada kalanya baik (muthmainah) dan ada kalanya buruk (amarah), akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan. 3. Pembagian Akhlak tercela Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Maksiat Lahir Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma’siyah, artinya “pelanggaran oleh orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam. Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat, berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat dan berbantah hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain, berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina, menertawakan, atau merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain sebagainya. b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaran orang lain, mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah Swt. c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang bukan muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf nahi mungkar. d. Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan. 5
  • 6. 2. Maksiat Batin Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh tabiat hati. Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat lahir, karena terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama maksiat batin belum dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah: a. Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar berwudhu (menyiram api kemarahan dengan air). b. Dongkol (hiqd). Rasulullah bersabda, “orang mukmin itu bukanlah orang yang suka dongkol”. c. Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda Nabi, “Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”. d. Sombong (takabur). Allah Swt berfirman, ôtã tβρçŽÉ9õ3tGó¡o„ šÏ%©!$# ¨βÎ) 4 ö/ä3s9 ó=ÉftGó™r& þ’ÎΤθãã÷Š$# ãΝà6š/u‘ tΑ$s%uρ ∩∉⊃∪ š̍Åz#yŠ tΛ©yγy_ tβθè=äzô‰u‹y™ ’ÎAyŠ$t6Ïã Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" 4. Cara Mengatasi Akhlak Tercela Menurut Ahmad Amin ada 2 cara untuk mengatasi Ahlak tercela, yaitu: a. Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal, mencegah perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang. b. Memberikan hukuman. Dengan adanya hukuman, akan muncul suatu ketakutan pada diri sendiri karena perbuatannya akan dibalas (dihukum). 6
  • 7. Hukum ini pada akhirnya bertujuan untuk mencegah melakukan yang berikutnya, serta berusaha keras memperbaiki akhlaknya. B. Akhlak-Akhlak Terpuji (Al-Akhlak Al-Mahmudah) 1. Pengertian Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya “menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya”. Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendoorng seseorang untuk berbuat baik, di antaranya: a. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain b. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela c. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani) d. Mengharap pahala dan surga e. Mengharap pujian dan takut azab Allah f. Mengharap keridhaan Allah semata 2. Pembagian Akhlak Terpuji Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Taat Lahir Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan, dan dikerjakan oleh anggota lahir. Beberap perbuatan yang dikategorikan taat lahir adalah: a. Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah laku seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan taat batin. b. Amar makruf dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. 7
  • 8. c. Syukur, berterima kasih terhadap nikmat yang telah dianugrahkan Allah kepada manusia dan seluruh makhluknya. 2. Taat Batin Taat Batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh anggota batin (hati). a. Tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi, menanti, atau menunggu hasil pekerjaan. b. Sabar, dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi adalah ujian dan cobaan dari Allah Swt. c. Qana’ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang dianugrahkan oleh Allah. 3. Cara Meningkatkan Akhlak Terpuji Ada banyak cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang terpuji secara lahiriah, diantaranya: a. Pendidikan, dengan pendidikan cara pandang seseorang akan bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari masing-masing (akhlak terpuji dan tercela). b. Menaati dan mengikuti peraturan dan UU yang ada di masyarakat dan negara. Bagi seorang muslim tentunya mengikuti aturan yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW. c. Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak atau kegiatan baik yang dibiasakan. d. Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah berteman dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual). e. Melalui perjuangan dan usaha. Menurut Hamka, bahwa akhlak terpuji tidak timbul kalau tidak dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai melalui perjuangan. Sedangkan akhlak yang terpuji batiniah, dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yaitu: a. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang dilakukannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang ditimbulkannya. 8
  • 9. b. Mu’aqobah, memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan dan tindakan yang telah dilakukannya. Hukuman tersebut tentu bersifat ruhiyah dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan shalat sunah yang lebih banyak dibandingkan biasanya, berzikir dan sebagainya. c. Mu’ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak mengulangi kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik. d. Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang baik untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri pada Allah SWT (muraqabah). 9
  • 10. V. Kesimpulan Akhlak madzmumah (Akhlak Tercela) adalah suatu tingkah laku yang dapat membawa manusia kepada kebinasaan dan kehancuran yang didorong oleh beberapa factor yaitu dunia (harta), manusia, setan, dan nafsu. Akhlak tercela ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu maksiat lahir seperti berbicara hal-hal batil, menguping pembicaraan orang lain, melihat aurat orang yang bukan muhrimnya, dan lain-lain. Kemudian maksiat batin yaitu seperti marah, dongkol, dengki, dan sombong. Dan untuk akhlak tercela tersebut diperlukan 2 cara yaitu perbaikan pergaulan dan member hukuman bagi yang melakukan perbuatan buruk. Adapun akhlak mahmudah (Akhlak Terpuji) yaitu menghilangkan semua kebiasaan yang tercela sebagaimana yang telah digariskan dalam ajaran Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya. Akhlak terpuji ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu taat lahir seperti tobat, amar makruf dan nahi munkar, dan syukur. Kemudian taat batin yaitu seperti tawakal, sabar, dan qana’ah. Dan untuk meningkatkan akhlak terpuji dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu apabila secara lahiriah, seperti memilih pergaulan yang baik, membiasakan kegiatan yang baik, dan menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di Negara maupun di masyarakat. Dan apabila secara batiniah yaitu dengan cara muhasabah, mu’aqobah, mu’ahadah, mujahadah. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Mahjudin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2003. Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. 11