SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tuntutan Reformasi

• Amandemen UUD 1945
• Penghapusan doktrin
•
•
•
•

Dwi Fungsi ABRI
Penegakan hukum,
HAM, dan pemberantasan KKN
Otonomi Daerah
Kebebasan Pers
Mewujudkan kehidupan
demokrasi

Hasil Perubahan
Jumlah:
• 21 bab
• 73 pasal
• 170 ayat
• 3 pasal A.P.
• 2 Pasal A.T.
• Tanpa Penjelasan

Sebelum
Perubahan

Jumlah:
• 16 bab
• 37 pasal
• 49 ayat
• 4 pasal A.P
• 2 ayat A.T
• Penjelasan

Dasar Pemikiran
Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di
•
•
•
•

Sidang MPR

• Sidang Umum MPR, 1999
Tgl.14-21 Okt 1999
• Sidang tahunan
MPR,2000
Tgl.7-18 Agt 2000
• Sidang tahunan
MPR,2001
Tgl.1-9 Nov 2001
• Sidang tahunan
MPR,2002
Tgl.1-11 Agt 2002

tangan MPR
Kekuasaan yang sangat
besar kepada Presiden
Pasal-pasal multitafsir
Pengaturan lembaga
negara oleh Presiden
melalui pengajuan UU
Praktek ketatanegaraan
tidak sesuai dengan
UUD 1945

Kesepakatan Dasar

• Tidak mengubah
•
•
•

•

Pembukaan UUD 1945
Tetap mempertahankan
NKRI
Mempertegas sistim
presidensial
Penjelasan UUD 1945
ditiadakan, hal-hal
normatif masuk pasalpasal
Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”

Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan
dasar:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat
• HAM
• Pemisahan kekuasaan
• Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara
demokrasi dan negara
hukum
• Sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan bangsa

Dasar Yuridis

• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR
No.IX/MPR/1999
• TAP MPR
No.IX/MPR/2000
• TAP MPR XI/2001
2

BENTUK DAN KEDAULATAN
(Pasal 1)

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD

Berbentuk Republik

Negara Kesatuan

Negara Hukum
3

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945

UUD 1945

Presiden/
Wakil
Presiden

BPK
kpu

bank
sentral

DPR

Kementerian
Negara
dewan
pertimbangan
TNI/POLRI

PERWAKILA
N BPK
PROVINSI

PEMDA
PROVINSI
KDH
DPRD

MPR

DPD

MA

MK
KY

badan-badan lain
yang fungsinya
berkaitan dengan
kekuasaan
kehakiman

PUSAT

Lingkungan
Peradilan

DAERA
H

Umum
Agama

PEMDA
KAB/KOTA
KDH
DPRD

Militer
TUN
4

Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR

Pasal 20 (1)
memegang
kekuasaan
membentuk UU

Presiden

Pasal 4 (1)
memegang
kekuasaan
pemerintahan

MK

MA

Pasal 24 (1)
memegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan
keadilan
5

MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT

ANGGOTA
DPR

MPR

Pasal 2 (1)

dipilih melalui pemilu

1.

Wewenang

ANGGOTA
DPD

dipilih melalui pemilu

Mengubah dan menetapkan Undang-Undang 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ];
diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)];
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
[Pasal 3 ayat (2) ];
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
3.
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
Presiden dalam masa jabatannya menurut
partai politik yang pasangan calon Presiden dan
Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)];
Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhen-tikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya
secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];
6

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden/Wakil Presiden

Calon Presiden dan calon Wakil
Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
[Pasal 6 (1)]

1.
2.
3.

Presiden/
Wakil
Presiden

Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)]

memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)];
memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat [Pasal 11 (1)];
4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)];
5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12);
6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memper­hatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)];
7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)];
8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)];
9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)];
10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15);
11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16);
12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].
7

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

MPR

KPU
4
memperoleh jumlah
suara >50% dalam
pemilu dengan
sedikitnya 20% di
setiap Prov. yang
tersebar di lebih
dari 1/2 jml Prov.
[Pasal 6A (3)]

1

Presiden dan Wakil
Presiden dipilih
dalam satu
pasangan secara
langsung oleh
rakyat
[Pasal 6A ayat (1)]

Calon
Presiden
dan
Wapres

3

Pemilu

2

diusulkan
sebelum pemilu
[Pasal 6A (2)]

Parpol/ Gab. Parpol
Peserta Pemilu

RAKYAT

4a

dalam hal tidak ada
pasangan calon terpilih,
dua pasangan calon yang
mendapat suara terbanyak
1 dan 2 dlm pemilu dipilih
oleh rakyat secara
langsung dan yg
memperoleh suara
terbanyak dilantik
[Pasal 6A (4)]

5

melantik
[Pasal 3 (2)]
sebelum
memangku
jabatan,
bersumpah di
hadapan
[Pasal 9 (1)]

Presiden/
Wapres
8

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
3

4

Pasal 7B (2)

2

Pasal 7B
(1)
1

Pasal 7B
(3)

Pasal 7A
Usul
diterima

MK

MPR

DPR
7

5

Pasal 7B (4)

6

Pasal 7B (5)

Pasal 7B (6)

8

Pasal 7B (7)

Presiden
dan/atau Wakil
Presiden
diberhentikan

Usul tidak
diterima

Presiden
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat

1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A);
2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)];
3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)];
4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam
sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)];
5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)];
6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)];
7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)];
8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)];
9

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan
rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa

6

pertimbangan

5

grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)]

MA

DPR

Presiden
7

1

amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)]

3

2

Pertimbangan
Duta
[Pasal 13 (2)]

Mengangkat
Duta dan
Konsul
[Pasal 13 (1)]

menerima
penempatan
duta negara
lain
[Pasal 13 (3)]

4

8

9

Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15)

pertimbangan

pertimbangan
10

KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA
Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara

1

memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
[Pasal 4 (1)]

2

Presiden

4

dibantu
menteri negara [Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)]
membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan
[Pasal 17 (3)]

3

membentuk
dewan pertimbangan *)
(Pasal 16)

*) DPA dihapus

dalam melakukan
kewajiban dibantu oleh
satu orang Wapres
[Pasal 4 (2)]
11

PEMERINTAHAN DAERAH

NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiaptiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang [Pasal 18 (1)]

Gubernur,
Bupati, Walikota
dipilih secara
demokratis
[Pasal 18 (4)]

PEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA
DPRD
PEMERINTAH
DAERAH
mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan
[Pasal 18 (2)]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)]
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (6)]

Anggota
DPRD dipilih
melalui pemilu
[Pasal 18 (3)]
12

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Anggota DPR dipilih
melalui pemilihan
umum
[Pasal 19(1)]

DPR

Anggota DPR dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan
tata caranya diatur
dalam undangundang
(Pasal 22B)

Fungsi, Wewenang, dan Hak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pasal 20 (1)
Pasal 20A (1)
Pasal 20A (2)
Pasal 7B (1)
Pasal 11 (1)
Pasal 13 (2)
Pasal 13 (3)

8. Pasal 14 (2)
9. Pasal 22 (2)
10. Pasal 23 (2) dan (3)
11. Pasal 23F (1)
12. Pasal 24A (3)
13. Pasal 24B (3)
14. Pasal 24C (3)
13

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU
4a

TIDAK

1a

memegang kekuasaan
membentuk UU
[Pasal 20 (1)]

2

DPD

ikut
membahas
memberi
pertimbangan

RUU
tertentu

4b

4

YA

3

Presiden

RUU
dibahas
bersama
[Pasal 20 (2)]

mengesahkan
[Pasal 20 (4)]

4c

persetujuan
bersama

anggota berhak
mengajukan usul RUU
(Pasal 21)

DPR

tidak boleh
diajukan lagi
dalam persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)]

1b

berhak mengajukan
RUU
[Pasal 5 (1)]

dalam hal RUU
tidak disahkan,
dalam waktu 30
hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
wajib
diundangkan
[Pasal 20 (5)]

UU
RAKYAT
14 DEWAN PERWAKILANpengganti UU
Peraturan Pemerintah

1

3b

dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa, berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang
[Pasal 22 (1)]

Preside
n
2

harus dicabut
[Pasal 22 (3)]
TIDA
K

3

DPR

peraturan pemerintah
pengganti UU itu harus
mendapat persetujuan
[Pasal 22 (2)]

persetujuan

3a

YA

menjadi
UU
15

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Anggota DPD dipilih dari
setiap provinsi melalui
Pemilu.
Anggota DPD dari setiap
provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh

Anggota DPD dapat

DPD

anggota DPD itu tidak lebih

diberhentikan dari
jabatannya, yang syaratsyarat dan tata caranya
diatur dalam undangundang

1/3 jumlah anggota DPR.

[Pasal 22D (4)]

[Pasal 22C (1) dan (2)]

Wewenang
1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)];
2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)];
3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan
RAPBN [Pasal 22D (2)];
4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)];
5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D
(3)];
16

DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pembentukan UU tertentu

UU
tertentu

4a

tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan masa
itu [Pasal 20 (3)]

TIDAK
4b

4

persetujuan
bersama
1

4c

dapat
mengajukan

[Pasal 22 D (1)]

DPD

RUU
tertentu

2

YA

membahas RUU
tertentu
[Pasal 22 D (2)]

3

DPR

membahas
bersama

Presiden

mengesahkan
[Pasal 20 (4)]

dalam hal RUU
tidak sahkan, dalam
waktu 30 hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
wajib diundangkan
[Pasal 20 (5)]
17

PEMILIHAN UMUM

PEMILU
2

‘luber jurdil’ setiap 5 tahun
[Pasal 22E (1)]
untuk memilih
[Pasal 22E (2)]a

1

diselenggarakan
oleh
komisi pemilihan
umum
yang bersifat
nasional tetap dan
mandiri
[Pasal 22E (5)]

Presiden/
Wapres

3

dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)]
diusulkan oleh parpol atau
gabungan parpol peserta
pemilu [Pasal 6A (2)]

Anggota
DPR

4

Anggota
DPRD

Peserta dari
Partai Politik
[Pasal 22E (3)]

Anggota
DPD

5

Peserta dari
Perseorangan
[Pasal 22E (4)]
18

HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN

1

mengajukan
[Pasal 23 (2)]

RAPB
N

Presiden

2

DPR

memberi
pertimbangan
[Pasal 23 (2)]

DPD

TIDAK
3

membahas
bersama
[Pasal 20 (2)]

RAPBN

4a
4

persetujuan

YA

Pemerintah
menjalankan

APBN

4b

Pemerintah
menjalankan

APBN
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)]
19

HAL KEUANGAN
bank sentral

bank sentral
Pasal 23D

susunan

kedudukan

kewenangan

tanggungjawab

diatur dengan undang-undang

independensi
20

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan Tugas dan Wewenang

Anggota dipilih oleh
DPR dengan
memperhatikan
pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh
Presiden
[Pasal 23F (1)]

BPK
Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan
[Pasal 23E (1)]
BPK berkedudukan di ibu kota negara,
dan memiliki perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)]

menyerahkan hasil
pemeriksaan keuangan
negara kepada DPR,
DPD, dan DPRD
sesuai dengan
kewenangannya
[Pasal 23E (2)]
21

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemeriksaan Keuangan Negara

BPK
2
1

memeriksa pengelolaan
dan tanggungjawab
keuangan negara
[Pasal 23E (1)]

DPD
3

hasil
pemeriksaan
diserahkan
[Pasal 23E (2)]

DPR

DPRD

hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)]
22

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)]

DPD
2

memberikan
pertimbangan

DPR

Presiden

1

memilih calon

Anggota BPK
terpilih

3

diresmikan
23

KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Hakim agung harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil,
profesional, dan
berpengalaman di
bidang hukum
[Pasal 24A (2)]

MA
Pasal 24A
Umum
Agama
Militer
TUN

Calon hakim agung
diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada DPR
untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden
[Pasal 24A (3)]

Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)];
24

KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan
yang menguasai konstitusi
dan ketatanegaraan, serta
tidak merangkap sebagai
pejabat negara
[Pasal 24C (5)]

MK
Pasal 24C

mempunyai sembilan orang
anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan
masing-masing tiga orang
oleh MA, tiga orang oleh
DPR dan tiga orang oleh
Presiden
[Pasal 24C (3)]

Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pem­bubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)];
2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar [Pasal 24C (2)];
25

KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi Yudisial
harus mempunyai
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela
[Pasal 24B (2)]

KY

Pasal 24B

Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden dengan
persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];
26

WILAYAH NEGARA

WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)
27

WARGA NEGARA
Warga Negara dan Penduduk

ialah orang-orang
bangsa Indonesia
asli dan orangorang bangsa lain
yang disahkan
dengan undangundang sebagai
warga negara
[Pasal 26 (1)]

WARGA
NEGARA
DAN
PENDUDUK

Penduduk ialah WNI
dan orang asing
yang bertempat
tinggal di Indonesia
[Pasal 26 (2)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge­luarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang (Pasal 28)
28

HAK ASASI MANUSIA

berkewajiban menghargai
hak orang dan pihak lain
serta tunduk kepada
pembatasan UU
(Pasal 28J)
tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut dan bebas dari
perlakuan diskriminatif
(Pasal 28I)
hidup sejahtera lahir dan batin,
memperoleh pelayanan
kesehatan, mendapat perlakuan
khusus (Pasal 28H)
perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda
serta bebas dari
penyiksaan
(Pasal 28G)

mempertahankan
hidup dan
kehidupan
(Pasal 28A)

HAK
ASASI
MANUSIA

berkomunikasi dan
memperoleh informasi
(Pasal 28F)

membentuk keluarga, keturunan
dan perlindungan anak dari
kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28B)
mengembangkan dan memajukan
diri, serta mendapat pendidikan
dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C)
pengakuan yang sama di
hadapan hukum, hak untuk
bekerja dan kesempatan yg sama
dalam pemerintahan
(Pasal 28D)
kebebasan beragama, meyakini
kepercayaan, memilih
kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal, kebebasan
berserikat, berkumpul dan
berpendapat (Pasal 28E)
29

AGAMA

A G A M A
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29
(1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
30

PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

Tiap-tiap warga
negara berhak dan
wajib ikut serta
dalam usaha
pertahanan dan
keamanan negara
[Pasal 30 (1)]

Pertahanan dan
Keamanan Negara
Tugas dan Wewenang
TNI (AD, AL, AU)

POLRI

sebagai alat negara
sebagai alat negara
yang menjaga
bertugas
keamanan dan
mempertahankan,
ketertiban masyarakat
melindungi, dan
bertugas melindungi,
memelihara keutuhan
mengayomi, melayani
dan kedaulatan
masyarakat, serta
negara
menegakkan hukum
[Pasal 30 (3)]
[Pasal 30 (4)]

Usaha hankamneg
dilaksanakan melalui
sishankamrata oleh
TNI dan POLRI sbg
kekuatan utama, dan
rakyat sbg kekuatan
pendukung
[Pasal 30 (2)]
31

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 31 (3)]

Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib
membiayainya [Pasal 31 (2)]

PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAA
N

Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan
[Pasal 31 (1)]

negara memajukan kebudayaan
Nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)]

negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional [Pasal 31 (4)]
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)]

negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya Nasional [Pasal 32 (2)]
32

PEREKONOMIAN
NASIONAL

disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan
[Pasal 33 (1)]

Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
[Pasal 33 (2)]

PEREKONOMIAN
NASIONAL

diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional [Pasal 33 (4)]

Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran
rakyat [Pasal 33 (3)]
33

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Fakir miskin dan
anak-anak yang
terlantar dipelihara
oleh negara
[Pasal 34 (1)]

Negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)]

KESEJAHTERA
AN SOSIAL

Negara bertanggung
jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang
layak
[Pasal 34 (3)]
34

BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU
KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)
35

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
DASAR

MPR

berwenang mengubah
dan menetapkan
[Pasal 3 (1)]

Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat
diagendakan dalam sidang MPR apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)]
Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD
diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan
jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya [Pasal 37 (2)]
Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang
MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)]
Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD
dilakukan dengan persetujuan sekurangkurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh
anggota MPR [Pasal 37 (4)]
Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat
dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)]

Pasal-pasal
Perubahan

UUD
36

ATURAN PERALIHAN

ATURAN
PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut UndangUndang Dasar ini
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung
37

ATURAN TAMBAHAN

ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003

Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal

More Related Content

What's hot

AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSI
AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSIAMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSI
AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSIRifin Sugiarto
 
Uud 1945 amandemen
Uud 1945 amandemenUud 1945 amandemen
Uud 1945 amandemenflashlove
 
Bahan tayangan uud
Bahan tayangan uudBahan tayangan uud
Bahan tayangan uudRochimudin
 
Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Dasar 1945Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Dasar 1945sam kempo
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaLegal Akses
 
Bedah uud
Bedah uudBedah uud
Bedah uudelthnad
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiLegal Akses
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiLegal Akses
 
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korban
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korbanUu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korban
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korbanLegal Akses
 
Uud 1945
Uud 1945Uud 1945
Uud 1945mintori
 

What's hot (14)

AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSI
AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSIAMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSI
AMANDEMEN NEGARA DAN KONSTITUSI
 
Uud 1945 amandemen
Uud 1945 amandemenUud 1945 amandemen
Uud 1945 amandemen
 
Bahan tayangan uud
Bahan tayangan uudBahan tayangan uud
Bahan tayangan uud
 
Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Dasar 1945Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Dasar 1945
 
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agamaUu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Uu no. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
 
Bedah uud
Bedah uudBedah uud
Bedah uud
 
1989 07 peradilan agama
1989 07 peradilan agama1989 07 peradilan agama
1989 07 peradilan agama
 
1986 02 peradilan umum
1986 02 peradilan umum1986 02 peradilan umum
1986 02 peradilan umum
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
 
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusiUu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
Uu tahun 2003 no. 24 tentang mahkamah konstitusi
 
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korban
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korbanUu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korban
Uu tahun 2006 no. 13 tentang perlindungan saksi dan korban
 
Bahan Ajar PPKN kedaulatan rakyat 2003
Bahan Ajar PPKN kedaulatan rakyat 2003Bahan Ajar PPKN kedaulatan rakyat 2003
Bahan Ajar PPKN kedaulatan rakyat 2003
 
2003 24 mahkamah konstitusi
2003 24 mahkamah konstitusi2003 24 mahkamah konstitusi
2003 24 mahkamah konstitusi
 
Uud 1945
Uud 1945Uud 1945
Uud 1945
 

Similar to UUD REPUBLIK INDONESIA

Kedaulatan kelas viii
Kedaulatan kelas viiiKedaulatan kelas viii
Kedaulatan kelas viiiguest28d21d
 
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptHO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptPutraekaw
 
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptHO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptPutraEkaWanda1
 
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdf
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdfPERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdf
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdfperencanaanperpajaka
 
kelembagaan.pptx
kelembagaan.pptxkelembagaan.pptx
kelembagaan.pptxDeliaNur3
 
Amandemen negara_dan_konstitusi
Amandemen  negara_dan_konstitusiAmandemen  negara_dan_konstitusi
Amandemen negara_dan_konstitusiAminudin Kentang
 
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoFUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoalberto207793
 
UUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemen
UUD Negara Republik Indonesia Hasil AmandemenUUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemen
UUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemeny0n077
 
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxZaxyKentBL11
 
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxdinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxIstiqomahMPd
 
KELOMPOK PRESIDEN.pptx
KELOMPOK PRESIDEN.pptxKELOMPOK PRESIDEN.pptx
KELOMPOK PRESIDEN.pptxBayuPbd
 

Similar to UUD REPUBLIK INDONESIA (20)

Bahan Tayangan UUD 1945
Bahan Tayangan UUD 1945Bahan Tayangan UUD 1945
Bahan Tayangan UUD 1945
 
Kedaulatan kelas viii
Kedaulatan kelas viiiKedaulatan kelas viii
Kedaulatan kelas viii
 
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptHO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
 
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptHO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
 
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.pptHO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
HO_pertemuan_11-12__LLN.ppt
 
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdf
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdfPERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdf
PERBANDINGAN_UUD_1945_SEBELUM_DAN_SESUDA.pdf
 
kelembagaan.pptx
kelembagaan.pptxkelembagaan.pptx
kelembagaan.pptx
 
Amandemen negara_dan_konstitusi
Amandemen  negara_dan_konstitusiAmandemen  negara_dan_konstitusi
Amandemen negara_dan_konstitusi
 
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoFUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
 
UUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemen
UUD Negara Republik Indonesia Hasil AmandemenUUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemen
UUD Negara Republik Indonesia Hasil Amandemen
 
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
 
Ppkn
PpknPpkn
Ppkn
 
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxdinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945
 
Uud 1945
Uud 1945Uud 1945
Uud 1945
 
Uud1945
Uud1945Uud1945
Uud1945
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
KELOMPOK PRESIDEN.pptx
KELOMPOK PRESIDEN.pptxKELOMPOK PRESIDEN.pptx
KELOMPOK PRESIDEN.pptx
 

More from Nuelnuel11

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemenNuelnuel11
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuanNuelnuel11
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemenNuelnuel11
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasiNuelnuel11
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasilaNuelnuel11
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuanNuelnuel11
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negaraNuelnuel11
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negaraNuelnuel11
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htnNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negaraNuelnuel11
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 

More from Nuelnuel11 (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Sumber HTN
Sumber HTNSumber HTN
Sumber HTN
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Subyek hi2
Subyek hi2Subyek hi2
Subyek hi2
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 

UUD REPUBLIK INDONESIA

  • 1. 1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Tuntutan Reformasi • Amandemen UUD 1945 • Penghapusan doktrin • • • • Dwi Fungsi ABRI Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN Otonomi Daerah Kebebasan Pers Mewujudkan kehidupan demokrasi Hasil Perubahan Jumlah: • 21 bab • 73 pasal • 170 ayat • 3 pasal A.P. • 2 Pasal A.T. • Tanpa Penjelasan Sebelum Perubahan Jumlah: • 16 bab • 37 pasal • 49 ayat • 4 pasal A.P • 2 ayat A.T • Penjelasan Dasar Pemikiran Perubahan • Kekuasaan tertinggi di • • • • Sidang MPR • Sidang Umum MPR, 1999 Tgl.14-21 Okt 1999 • Sidang tahunan MPR,2000 Tgl.7-18 Agt 2000 • Sidang tahunan MPR,2001 Tgl.1-9 Nov 2001 • Sidang tahunan MPR,2002 Tgl.1-11 Agt 2002 tangan MPR Kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden Pasal-pasal multitafsir Pengaturan lembaga negara oleh Presiden melalui pengajuan UU Praktek ketatanegaraan tidak sesuai dengan UUD 1945 Kesepakatan Dasar • Tidak mengubah • • • • Pembukaan UUD 1945 Tetap mempertahankan NKRI Mempertegas sistim presidensial Penjelasan UUD 1945 ditiadakan, hal-hal normatif masuk pasalpasal Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Tujuan Perubahan Menyempurnakan aturan dasar: • Tatanan negara • Kedaulatan Rakyat • HAM • Pemisahan kekuasaan • Kesejahteraan Sosial • Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum • Sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan bangsa Dasar Yuridis • Pasal 3 UUD 1945 • Pasal 37 UUD 1945 • TAP MPR No.IX/MPR/1999 • TAP MPR No.IX/MPR/2000 • TAP MPR XI/2001
  • 2. 2 BENTUK DAN KEDAULATAN (Pasal 1) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD Berbentuk Republik Negara Kesatuan Negara Hukum
  • 3. 3 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945 UUD 1945 Presiden/ Wakil Presiden BPK kpu bank sentral DPR Kementerian Negara dewan pertimbangan TNI/POLRI PERWAKILA N BPK PROVINSI PEMDA PROVINSI KDH DPRD MPR DPD MA MK KY badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman PUSAT Lingkungan Peradilan DAERA H Umum Agama PEMDA KAB/KOTA KDH DPRD Militer TUN
  • 4. 4 Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD DPR Pasal 20 (1) memegang kekuasaan membentuk UU Presiden Pasal 4 (1) memegang kekuasaan pemerintahan MK MA Pasal 24 (1) memegang kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
  • 5. 5 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT ANGGOTA DPR MPR Pasal 2 (1) dipilih melalui pemilu 1. Wewenang ANGGOTA DPD dipilih melalui pemilu Mengubah dan menetapkan Undang-Undang 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)]; 2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua [Pasal 3 ayat (2) ]; pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan Presiden dalam masa jabatannya menurut partai politik yang pasangan calon Presiden dan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)]; Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];
  • 6. 6 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Presiden/Wakil Presiden Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)] 1. 2. 3. Presiden/ Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)]; memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (1)]; 4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)]; 5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12); 6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memper­hatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)]; 7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)]; 8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)]; 9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)]; 10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15); 11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16); 12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].
  • 7. 7 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat MPR KPU 4 memperoleh jumlah suara >50% dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap Prov. yang tersebar di lebih dari 1/2 jml Prov. [Pasal 6A (3)] 1 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A ayat (1)] Calon Presiden dan Wapres 3 Pemilu 2 diusulkan sebelum pemilu [Pasal 6A (2)] Parpol/ Gab. Parpol Peserta Pemilu RAKYAT 4a dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih, dua pasangan calon yang mendapat suara terbanyak 1 dan 2 dlm pemilu dipilih oleh rakyat secara langsung dan yg memperoleh suara terbanyak dilantik [Pasal 6A (4)] 5 melantik [Pasal 3 (2)] sebelum memangku jabatan, bersumpah di hadapan [Pasal 9 (1)] Presiden/ Wapres
  • 8. 8 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden 3 4 Pasal 7B (2) 2 Pasal 7B (1) 1 Pasal 7B (3) Pasal 7A Usul diterima MK MPR DPR 7 5 Pasal 7B (4) 6 Pasal 7B (5) Pasal 7B (6) 8 Pasal 7B (7) Presiden dan/atau Wakil Presiden diberhentikan Usul tidak diterima Presiden dan/atau Wakil Presiden terus menjabat 1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A); 2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi syarat [Pasal 7B (1)]; 3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)]; 4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)]; 5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)]; 6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)]; 7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)]; 8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)];
  • 9. 9 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa 6 pertimbangan 5 grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)] MA DPR Presiden 7 1 amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)] 3 2 Pertimbangan Duta [Pasal 13 (2)] Mengangkat Duta dan Konsul [Pasal 13 (1)] menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)] 4 8 9 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15) pertimbangan pertimbangan
  • 10. 10 KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara 1 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)] 2 Presiden 4 dibantu menteri negara [Pasal 17 (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden [Pasal 17 (2)] membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan [Pasal 17 (3)] 3 membentuk dewan pertimbangan *) (Pasal 16) *) DPA dihapus dalam melakukan kewajiban dibantu oleh satu orang Wapres [Pasal 4 (2)]
  • 11. 11 PEMERINTAHAN DAERAH NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiaptiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang [Pasal 18 (1)] Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis [Pasal 18 (4)] PEMERINTAHAN DAERAH KEPALA DPRD PEMERINTAH DAERAH mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)] Anggota DPRD dipilih melalui pemilu [Pasal 18 (3)]
  • 12. 12 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum [Pasal 19(1)] DPR Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undangundang (Pasal 22B) Fungsi, Wewenang, dan Hak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pasal 20 (1) Pasal 20A (1) Pasal 20A (2) Pasal 7B (1) Pasal 11 (1) Pasal 13 (2) Pasal 13 (3) 8. Pasal 14 (2) 9. Pasal 22 (2) 10. Pasal 23 (2) dan (3) 11. Pasal 23F (1) 12. Pasal 24A (3) 13. Pasal 24B (3) 14. Pasal 24C (3)
  • 13. 13 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU 4a TIDAK 1a memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)] 2 DPD ikut membahas memberi pertimbangan RUU tertentu 4b 4 YA 3 Presiden RUU dibahas bersama [Pasal 20 (2)] mengesahkan [Pasal 20 (4)] 4c persetujuan bersama anggota berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21) DPR tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)] 1b berhak mengajukan RUU [Pasal 5 (1)] dalam hal RUU tidak disahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)] UU
  • 14. RAKYAT 14 DEWAN PERWAKILANpengganti UU Peraturan Pemerintah 1 3b dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang [Pasal 22 (1)] Preside n 2 harus dicabut [Pasal 22 (3)] TIDA K 3 DPR peraturan pemerintah pengganti UU itu harus mendapat persetujuan [Pasal 22 (2)] persetujuan 3a YA menjadi UU
  • 15. 15 DEWAN PERWAKILAN DAERAH Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh Anggota DPD dapat DPD anggota DPD itu tidak lebih diberhentikan dari jabatannya, yang syaratsyarat dan tata caranya diatur dalam undangundang 1/3 jumlah anggota DPR. [Pasal 22D (4)] [Pasal 22C (1) dan (2)] Wewenang 1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)]; 2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)]; 3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan RAPBN [Pasal 22D (2)]; 4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)]; 5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)];
  • 16. 16 DEWAN PERWAKILAN DAERAH Pembentukan UU tertentu UU tertentu 4a tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)] TIDAK 4b 4 persetujuan bersama 1 4c dapat mengajukan [Pasal 22 D (1)] DPD RUU tertentu 2 YA membahas RUU tertentu [Pasal 22 D (2)] 3 DPR membahas bersama Presiden mengesahkan [Pasal 20 (4)] dalam hal RUU tidak sahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)]
  • 17. 17 PEMILIHAN UMUM PEMILU 2 ‘luber jurdil’ setiap 5 tahun [Pasal 22E (1)] untuk memilih [Pasal 22E (2)]a 1 diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri [Pasal 22E (5)] Presiden/ Wapres 3 dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu [Pasal 6A (2)] Anggota DPR 4 Anggota DPRD Peserta dari Partai Politik [Pasal 22E (3)] Anggota DPD 5 Peserta dari Perseorangan [Pasal 22E (4)]
  • 18. 18 HAL KEUANGAN Penyusunan APBN 1 mengajukan [Pasal 23 (2)] RAPB N Presiden 2 DPR memberi pertimbangan [Pasal 23 (2)] DPD TIDAK 3 membahas bersama [Pasal 20 (2)] RAPBN 4a 4 persetujuan YA Pemerintah menjalankan APBN 4b Pemerintah menjalankan APBN Tahun lalu [Pasal 23 (3)]
  • 19. 19 HAL KEUANGAN bank sentral bank sentral Pasal 23D susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab diatur dengan undang-undang independensi
  • 20. 20 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan Tugas dan Wewenang Anggota dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden [Pasal 23F (1)] BPK Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan [Pasal 23E (1)] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)] menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya [Pasal 23E (2)]
  • 21. 21 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemeriksaan Keuangan Negara BPK 2 1 memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara [Pasal 23E (1)] DPD 3 hasil pemeriksaan diserahkan [Pasal 23E (2)] DPR DPRD hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)]
  • 22. 22 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)] DPD 2 memberikan pertimbangan DPR Presiden 1 memilih calon Anggota BPK terpilih 3 diresmikan
  • 23. 23 KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)] MA Pasal 24A Umum Agama Militer TUN Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)] Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)]; 2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)]; 3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)];
  • 24. 24 KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)] MK Pasal 24C mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)] Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pem­bubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)]; 2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar [Pasal 24C (2)];
  • 25. 25 KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela [Pasal 24B (2)] KY Pasal 24B Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)] Wewenang 1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)]; 2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];
  • 26. 26 WILAYAH NEGARA WILAYAH NEGARA Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)
  • 27. 27 WARGA NEGARA Warga Negara dan Penduduk ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undangundang sebagai warga negara [Pasal 26 (1)] WARGA NEGARA DAN PENDUDUK Penduduk ialah WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)] Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)] Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge­luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
  • 28. 28 HAK ASASI MANUSIA berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan UU (Pasal 28J) tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dan bebas dari perlakuan diskriminatif (Pasal 28I) hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat perlakuan khusus (Pasal 28H) perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda serta bebas dari penyiksaan (Pasal 28G) mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) HAK ASASI MANUSIA berkomunikasi dan memperoleh informasi (Pasal 28F) membentuk keluarga, keturunan dan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan dan manfaat dari IPTEK (Pasal 28C) pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan (Pasal 28D) kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E)
  • 29. 29 AGAMA A G A M A Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
  • 30. 30 PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 (1)] Pertahanan dan Keamanan Negara Tugas dan Wewenang TNI (AD, AL, AU) POLRI sebagai alat negara sebagai alat negara yang menjaga bertugas keamanan dan mempertahankan, ketertiban masyarakat melindungi, dan bertugas melindungi, memelihara keutuhan mengayomi, melayani dan kedaulatan masyarakat, serta negara menegakkan hukum [Pasal 30 (3)] [Pasal 30 (4)] Usaha hankamneg dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI dan POLRI sbg kekuatan utama, dan rakyat sbg kekuatan pendukung [Pasal 30 (2)]
  • 31. 31 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)] Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)] PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAA N Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)] negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)] negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)] Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)] negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya Nasional [Pasal 32 (2)]
  • 32. 32 PEREKONOMIAN NASIONAL disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan [Pasal 33 (1)] Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)] PEREKONOMIAN NASIONAL diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)] Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)]
  • 33. 33 KESEJAHTERAAN SOSIAL Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara [Pasal 34 (1)] Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)] KESEJAHTERA AN SOSIAL Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34 (3)]
  • 34. 34 BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN ATRIBUT KENEGARAAN Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)
  • 35. 35 PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR MPR berwenang mengubah dan menetapkan [Pasal 3 (1)] Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)] Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)] Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)] Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurangkurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)] Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)] Pasal-pasal Perubahan UUD
  • 36. 36 ATURAN PERALIHAN ATURAN PERALIHAN Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut UndangUndang Dasar ini Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung
  • 37. 37 ATURAN TAMBAHAN ATURAN TAMBAHAN Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal