SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BAB I


                       PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


     Tingkat kriminalitas di kompleks kos-kosan Universitas

Flores masih tinggi. Tindakan kejahatan, seperti pencurian

barang,   masih   membayangi     warga   masyarakat    setempat.

Banyak kasus yang belum tertangani dengan baik oleh aparat

penegak hukum. Berdasarkan pemberitaan yang dilakukan oleh

masyarakat setempat, kasus pencurian kendaraan bermotor ini

hanyalah sebagian kecil dari banyak kejadian kasus pencurian

dengan    berbagai   modus.    Seperti   isu   yang   beredar   di

masyarakat, kasus pencurian juga merambah rumah-rumah,

seperti rumah kontrakan dan kos-kosan mahasiswa. Seperti

yang diberitakan oleh media masa flores pos: kamis 14,2009,

kasus pencurian yang menyerang mahasiswa di daerah kos-

kosan terjadi di tahun 2009, di mana barang yang dicuri adalah

barang pribadi milik seorang mahasiswa/i, yaitu berupa laptop

dan dan telepon genggam.


     Terkait dengan isu yang berkembang tentang pencurian, di

kalangan mahasiswa Universitas Flores Ende juga heboh dengan



                                  1
banyaknya laporan kehilangan barang berharga. Namun begitu,

kasus pencurian ini bukan hanya mengancam mahasiswa, tetapi

warga masyarakat setempat secara keseluruhan. Isu tentang

kasus      pencurian    ini   terus     menyebar       seiring    dengan

meningkatnya kasus-kasus pencurian tersebut.


        Universitas Flores     adalah universitas di Ende dengan

jumlah mahasiswa yang terbanyak dan memiliki cakupan wilayah

yang luas. Berdasarkan pertimbangan itu, ada asumsi bahwa

kasus pencurian yang menimpa wilayah kos-kosan di sekitar

kampus Universitas Flores memiliki tingkat kerugian yang besar

dan membuka peluang yang cukup besar bagi pelaku pencurian.

Dalam waktu enam bulan terakhir, terdapat lebih dari sepuluh

kasus tentang kecurian atau kehilangan barang di wilayah kos-

kosan mahasiswa.


        Berita-berita   ini   didapat       dari   pengakuan     beberapa

mahasiswa/i, yang mengatakan bahwa barang-barang mereka,

seperti laptop, telepon genggam, hilang atau dicuri orang.

Bahkan ada berita yang mengatakan bahwa mahasiswa yang

bersangkutan mengalami pergulatan dengan pelaku pencurian

tersebut. Angka itu tidak dapat dikatakan kecil mengingat

pemberitaan media pada jumad 12/10/2011 yang menegaskan



                                        2
angka kasus pencurian yang terus meningkat. Namun tidak

banyak laporan-laporan resmi dari suatu lembaga yang secara

detil menjelaskan angka kasus pencurian ini. Hal tersebut

disebabkan oleh banyaknya korban yang tidak melapor kepada

polisi dan memilih untuk diam dan mengikhlaskan barang yang

hilang atau dicuri tersebut.


      Cerita atau isu ini terus menyebar ke seluruh warga

masyarakat      di    sekitar      kompleks        Unflor,   baik     melalui

perbincangan para mahasiswa maupun warga yang bukan

mahasiswa, seperti pemilik rumah kontrakan, pedagang, atau

orang-orang yang memiliki kontrakan-kontrakan yang dijadikan

lahan usaha.


      Dengan beredarnya isu pencurian barang di rumah-rumah

kontrakan    atau     kamar      kos      ini,   sejatinya   yang    menjadi

pertanyaan     di    benak    warga       masyarakat     adalah     mengenai

keamanan yang berjalan di daerah tempat mereka tinggal.

Kehadiran orang asing di wilayah-wilayah sekitar Universitas

Flores bukan menjadi sesuatu yang ganjil di mata masyarakat

setempat. Hal ini dikarenakan bahwa umumnya penduduk yang

mendiami     wilayah     di     sekitar     kampus     adalah     mahasiswa

rantauan, yang setiap tahunnya bertambah atau berganti. Oleh



                                           3
karena itu, untuk saat ini, tidak ada yang bisa menjamin bahwa

ada pengawasan ketat terhadap kehadiran orang asing di

daerah-daerah yang rawan dengan perilaku kriminal.


      Aktivitas mahasiswa yang bahkan masih dilakukan hingga

lewat tengah malam adalah hal yang biasa dan tidak terlalu

menjadi perhatian. Selain itu, kewaspadaan dari mahasiswa

sendiri dan kondisi lingkungan di sekitar kompleks kos-kosan

Unifersitas Flores menjadi hal yang patut dipertanyakan pula.


      Karena kepedulian sebagai mahasiswa yang juga tinggal di

wilayah terjadinya kasus, peneliti menganggap hal ini sesuatu

yang perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian mengenai fenomena kasus pencurian yang

melanda daerah kos-kosan di     kawasan atau wilaya Unifersitas

Flores.


1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang

hendak dibahas adalah :


   1. Apa yang menyebabkan kos-kosan di kawasan kompleks

      Universitas Flores menjadi salah satu target dari pelaku

      pencurian?


                                  4
2. Bagaimana reaksi sosial masyarakat yang tinggal di sekitar

      kompleks Universitas Flores terhadap tindakan kriminal

      pencurian?


1.3 Tujuan Penelitian


     Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan,

dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:


   1. Mengetahui    faktor-faktor     apa       yang   menyebabkan     di

      kompleks Universitas Flores menjadi salah satu target dari

      para pelaku pencurian untuk melaksanakan aksinya.

   2. Memberikan gambaran dengan jelas tentang reaksi sosial

      masyarakat    yang    tinggal       di    wilayah   atau   kawasan

      Universitas Flores terhadap tindakan kejahatan pencurian.


1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


   1. Memberikan    informasih      terhadap       permasalahan    kasus

      pencurian yang sedang terjadi di lingkungan Universitas

      Flores, khusus untuk kawasan tersebut.

   2. Memberikan       informasi          dan      masukan        tentang

      penanggulangan       masalah        kriminalitas    di   lingkungan



                                      5
Universitas Flores, khususnya tentang kasus pencurian,

      bagi berbagai pemangku kepentingan terkait sehingga

      dapat tercapai keadaan masyarakat yang aman dan

      tentram.

   3. Memberikan        sumbangsih       bagi      perkembangan       ilmu

      pengetahuan di bidang studi kejahatan, khususnya tentang

      studi kasus pencurian yang marak terjadi di masyarakat.


1.5 Ruang Lingkup Penelitian


      Agar tidak terjadi pembiasan dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang diamati

dalam penelitian ini:


  1) Di kawasan kompleks Universitas Flores menjadi salah satu

      target dari pelaku pencurian.

  2) Reaksi   sosial    masyarakat       yang      tinggal   di   kompleks

      Universitas Flores terhadap tindakan kriminal pencurian.

  3) Hubungan      antara   tempat       tinggal    kosan    atau   rumah

      kontrakan,   calon    korban       yang      umumnya        berstatus

      mahasiswa, serta waktu (pagi, siang dan malam) dengan

      bentuk-bentuk pencurian dan frekuensi terjadinya pencuria




                                     6
BAB II


                          TINJAUAN PUSTAKA


2.1      Kerangka Teoretis


        2.1.1   Pengertian mencuri dan tindakan pencurian


        Dengan kalimat yang sederhana, kata mencuri dapat

diartikan sebagai mengambil barang orang lain tanpa diketahui

oleh orang yang memiliki barang tersebut. Secara istilah,

mencuri berarti mengambil barang orang lain dengan cara yang

tidak    sah    menurut    hukum   agama   maupun   hukum   adat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mencuri

diartikan sebagai mengambil (mempergunakan) milik orang lain

tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-

sembunyi. Dari beberapa pengertian ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa mencuri adalah suatu tindakan yang mengakibatkan

kerugian bagi orang lain sehingga mencuri menjadi suatu

tindakan yang dianggap tercela dan merupakan suatu tindakan

kejahatan. Sementara pelaku atau orang yang mencuri disebut

sebagai pencuri.


        Pencurian adalah perbuatan mengambil barang atau hak,

baik seluruhnya maupun sebagiannya adalah milik orang lain,


                                    7
tanpa diketahui atau mendapatkan izin dari orang yang memiliki

barang atau hak tersebut, dengan maksud untuk dimiliki dengan
                                 1
cara melanggar hukum.                Pengertian pencurian menurut pasal

362 KUHP merupakan perumusan pencurian dalam bentuk

pokoknya, berbunyi: “Barang siapa mengambil suatu benda yang

seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk

dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,

dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling

banyak Rp. 900,00”.


        Dalam pasal 363 KUHP dijelaskan lebih lanjut bahwa yang

termasuk dalam kategori pencurian, dengan hukuman yang lebih

berat, yaitu paling lama tujuh tahun penjara, adalah tindakan

mengambil barang atau hak yang dilakukan pada waktu terjadi

suatu musibah, seperti kebakaran, banjir, atau bencana alam

lainnya. Pencurian dapat dilakukan pada waktu kapan saja

tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan si pelaku

untuk melakukan aksinya. Pencurian yang dilakukan pada waktu

malam hari dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup

yang ada rumahnya, dilakukan oleh seseorang tanpa diketahui

atau dikehendaki oleh orang yang berhak; dilakukan oleh dua


    1
     Pengertian pencurian menurut pasal 362 KUHP
    Menurut KUHP Perdata, pasal 509


                                            8
orang atau lebih dengan bersekutu; mengambil barang yang

hendak dicuri yang dilakukan dengan merusak, memotong atau

memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah

palsu atau pakaian jabatan palsu adalah criteria pencurian yang

diatur dalam KUHP.


     Merujuk     kepada   pengertian   yang     telah    disampaikan

tersebut, terdapat Unsur-unsur pencurian antara lain adalah:


     Adanya unsur tindakan mengambil (wegnemen).,

     Ada barang (benda) atau hak yang diambil, dan

     Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik orang

     lain.


     Perbuatan    mengambil    (wegnemen)        merupakan       suatu

tindakan positif atau perbuatan materiil yang dilakukan dengan

sengaja    menggunakan    tangan   (jari-jari   tangan    atau   otot)

kemudian     diarahkan      kepada      benda,      menyentuhnya,

memegangnya, mengangkatnya, lalu membawa barang tersebut

dan memindahkannya ke tempat lai atau ke dalam suatu

kekuasaan lain (kekuasaan orang yang mengambil barang).

Namun pengertian mengambil barang dengan jari-jari tangan

tersebut bukanlah mutlak sebagai patokan untuk menentukan

pencurian. Unsur utama dari perbuatan mengambil adalah


                                   9
adanya suatu tindakan yang aktif, yang ditujukan kepada suat

benda      dan      berpindahnya           benda        itu   ke   dalam   suatu

kekuasaannya, di mana benda itu berpindah secara nyata dan

mutlak.2 (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80).

Berpindahnya kekuasaan benda ke dalam kekuasaan pelaku

(orang yang mengambil barang) adalah syarat utama dari

selesainya suatu pencurian. Hal ini sesuai dengan apa yang

ternyata dalam Hoge Raad, tertanggal 12 Nopember 1894, yaitu

“”perbuatan mengambil telah selesai, jika benda berada pada

pelaku, sekalipun ia kemudian melepaskannya karena diketahui”.


         Unsur yang kedua adalah ada benda. Terdapat dua jenis

benda, yaitu benda yang bergerak dan benda tidak bergerak.

Menurut KUHP Perdata, pasal 509, benda bergerak adalah benda

yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat

dipindahkan. Sebaliknya, benda yang tidak bergerak adalah

benda yang tidak dapat berpindah atau dipindahkan. Suatu

benda tidak bergerak bisa menjadi objek pencurian apabila telah

terlepas dari sifat benda tetapnya. Contohnya adalah pohon,

yang tidak dapat berpindah kemudian ditebang lalu dipindahkan

(illegal logging).


     2
      (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80).
     Menurut KUHP Perdata, pasal 509,


                                              10
Unsur yang ketiga adalah kepemilikan, baik sebagaian atau

keseluruhan. Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik

orang lain dapat diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh dua

orang atau lebih, di mana salah satunya adalah si petindak dan

yang lain bukan petindak.


     2.1.2      Pencurian dan kaitannya dengan pola kejahatan


Pengertian kejahatan yang sesuai dengan kriminologi yang

sosiologis adalah:


   1. pola tingkah laku yang dilakukan oleh seorang individu

      atau      sekelompk        individu      (terstruktur        maupun

      tidak),maupun     suatu     organisasi    (formal    maupun       non

      formal) yang merugikan masyarakat (secara materi, fisik,

      maupun      psikologis).     Beberapa      tingkah      laku    yang

      merugikan tersebut, melalui suatu proses politik oleh

      lembaga     legislative    dapat    dirumuskan      secara     yuridis

      sebagai     pelanggaran      hukum       (pidana)    dan       kepada

      pelakunya diberikan sanki pidana;

   2. pola tingkah laku individu, sekelompok individu, maupun

      suatu organisasi yang bertentang dengan perasaan moral

      masyarakt,      dan        kepada     pelakunya         masyarakat




                                     11
memberikan     reaksi   non-formal.     (Muhammad    Mustofa,

        2007).


        Pola adalah tindakan atau peristiwa yang selalu berulang

secara relatif dan teratur. Pola tingkah laku yang bermaknsa

sosilogis berarti bahwa tingkah laku yang dipertangakan tersebut

sering terjadi di masyarakat dan melanggar sentiment kolektif.

(Ibid.) Dalam hal ini, pencurian adalah suatu tingkah laku yang

dilakukan dengan memberikan akibat kerugian kepada orang

lain. Pencurian dilakukan dengan suatu pola (berulang-ulang)

dan tergantung situasi dan kondisi yang dapat memberikan

kesempatan kepada pelaku.


        2.1.3    Reaksi Sosial Masyarakat Terhadap Kejahatan


        Reaksi di sini bukan merupakan gejala alam, tetapi reaksi

oleh manusia. Reaksi dapat diartikan sebagai suatu bentuk

tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap suatu rangsangan

atau provokasi dari luar (orang lain), di mana rangsangan ini

dapat     berbentuk     berbagai    tindakan,     misalnya   tindakan

kejahatan, pujian, olok-olok dan sebagainya.




                                     12
3
            Reaksi masyarakat terhadap kejahatan adalah pola bentuk

tindakan yang dilakukan oleh warta masyarakat secara bersama-

sama. (Muhammad Mustofa, 2007).


Terdapat tiga reaksi formal masyarakat menurut Prof. Dr.

Muhammad Mustofa, antara lain adalah:


  1. Reaksi formal, yaitu bentuk tindakan masyarakat yang

        dilakukan        oleh      lembaga-lembaga               masyarakat          yang

        dibentuk secara formal oleh Negara untuk menanggulangi

        kejahatan.

  2. Reaksi         informal,       yaitu     bentuk-bentuk           tindakan       yang

        dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi dalam system

        peradilan       pidana       terhadao        pelaku       kejahatan,        tetapi

        tindakan       tersebut       tidak     mengacu         kepada       ketentutan

        hukum yang berlaku.

  3. Reaksi non-formal, yiatu berbagai bentuk tindakan yang

        dilakukan        oleh      warta      masyarakat          secara       langsung

        terhadap pelaku kejahatan maupun gejala kejahatan tanpa

        ada kaitannya dengan system peradilan pidana.



    3
        Menurut Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang kolektivitas yang
                        melaluinya dilakukan proses-proses, terencana maupun tidak,
                        tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun dipaksa untuk
                        selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai hidup dari
                        kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2).


                                               13
Dalam hal ini, pengendalian sosial secara konseptual

merupakan bagian dari reaksi non-formal masyarakat. Menurut

Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang

kolektivitas yang melaluinya dilakukan proses-proses, terencana

maupun tidak, tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun

dipaksa untuk selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai

hidup dari kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2).


         Kaitannya denga kasus pencurian, pasti terdapat unsur

reaksi soaial masyarakat terhadap tindakan kejahatan tersebut,

dengan takaran yang berbeda-beda. Reaksi sosial masyarakat

sebagai pengendali sosial menjadi           penting karena dengan

keberadaannya suatu tindakan kejahatan dapat terjadi atau

tidak.


         2.1.4   Characteristic of Crimes


         Menurut National Crime Survey (CNS), hamper sebagian

kejahatan atau tindakan yang melanggar hukum terjadi di

malam hari. Dua pertiga dari pelaku pencurian, perampokan dan

perkosaan melakukan aksi di atas pukul enam sore sementara

kejahatan lain, seperti penjambretan, terjadi di siang hari. Selain

itu, hampir keseluruhan bentuk kejahatan terjadi di ruang public,

seperti jalanan, taman dan sekolah. Sedangkan kejahatan


                                     14
pemerkosaan terjadi di rumah korban (36 %). (Larry J. Siegel,

1983: 83)


        Angka kejahatan dengan pelaku tunggal adalah 70%

sementara korban tunggal adalah 90%. Satu dari tiga kasus

tindakan melanggar hukum, memiliki karakteristik di mana si

pelaku menggunakan senjata, seperti senjata api dan pisau.

Maka dari itu banyak dari korban pelaku kejahatan melakukan

perlawanan. Sekitar 81% adalah korban dari pemerkosaan, 76%

adalah korban kasus penyerangan, dan 61% adalah kasus

perampokan       atau   pencurian   dengan   karakteristik   korban

melakukan perlawanan terhadap pelaku. (Ibid.)


2.2      Kerangka Berpikir


        Suatu kejahatan dalam kriminologi sosiologis adalah suatu

peristiwa yang terpola, terjadi berulang-ulang di masyarakat

secara realatif dan teratur. Tindakan pencurian termasuk ke

dalam kejahatan karena merupakan tindakan pengambilan suatu

barang yang bukan milik sendiri sehingga menimbulkan kerugian

bagi orang lain atau masyarakat. Pencurian terjadi karena

terpola,    di   mana     kesempatan     menjadi    unsur    penting

dilakukannya suatu kejahatan. Kesempatan untuk terjadinya

suatu      kejahatan    dapat   muncul    apabila   kesiapan    dan


                                    15
kewaspadaan       dari    masyarakat,      baik     dari   lembaga       atau

masyarakat umumnya, melonggar. Kesiapan dan kewaspadaan

ini adalah bagian dari reaksi sosial masyarakat terhadap suatu

tindakan kejahatan tersebut, dalam hal ini adalah pencurian.

Lemahnya    reaksi       masyarakat    akan       menyebabkan         semakin

tingginya angka kejahatan karena peluang yang semakin besar,

apalagi didukung oleh situasi dan kondiri (terkait lokasi dan

waktu) yang mendukung pelaku untuk melancarkan aksinya.


2.3    Hipotesis


      Hipotesis   yang     digunakan       pada    penelitian   ini    adalah

hipotesis pengarah, sebagai kesimpulan sementara berdasarkan

kerangka konsep. Hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa

selain kondisi lingkungan yang menjadi salah satu faktor, reaksi

sosial masyarakat di kawasan Universitas Flores rendah atau

lemah sehingga menyebabkan angka tindak kejahatan pencurian

di daerah tersebut terbilang cukup tinggi.




                                      16
BAB III


                           METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian


       Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan        secara    kuantitiatif.    Jenis    penelitiannya      adalah

penelitian eksplanatif, yaitu berusaha menjawab dan mencari

tahu     kaitan    dan     hubungan    antara        variabel-variabel    yang

ditentukan, yang memiliki pengaruh terhadap tindak kejahatan

pencurian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

survei.


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


       Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2012

hingga     pertengahan       bulan    September         2012    di     kawasan

Universitas Flores, Kecamatan Ende Tengah.


3.3 Teknik Pengumpulan Data


       Pengambilan data yang dilakukan adalah pengambilan data

primer    dengan      menggunakan           instrumen     penelitian     berupa

kuesioner dan interview guide. Pengumpulan data primer akan

dilakukan melalui peninjauan langsung ke lapangan dan survei


                                        17
ke lapangan ini juga bertujuan untuk melakukan identifikasi

data. Beberapa objek penting akan didokumentasikan untuk

keperluan analisis dan pembahasan


3.4    Populasi dan sampel


      Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh areal yang

termasuk cakupan wilayah atau kompleks Universitas Flores,

Kecamatan Ende Tengah. Penarikan sampel menggunakan teknik

Simple Random Sampling, yaitu seluruh unit di dalam populasi

akan diwakili sampel-sampel yang diambil secara acak.


3.5 Skema Data


      Skema data dalam penelitian ini dirangkum dalam Tabel 1

berikut:




                                18
Tabel 1. Skema Data


                                                    Teknik

NO               Topik      Data set     Sumber   Pengumpu

                                          Data     lan Data

1.             Profil     1. Keadaan     Kantor   Dokument

               Kecamata     Geografis    camat    asi

               n Ende       :

               Tengah       a) Luas

                            b) Batas

                                wilaya

                                h

                          2. Keadaan

                            topografi.

                          3. Keadaan

                            iklim dan

                            curah

                            hujan.

                          4. Keadaan

                            Pendudu

                            k:

                            a. Jenis




                                19
kelami   Nara

                     n        sumber   Wawancar

                 b. Usia               a

                 c. Pendidi

                     kan

                 d. Pekerj

                     aan

                 e. Agama

               5. Keadaan

                 sosial

                 ekonomi.

               6. Keadaan

                 sosial

                 budaya

2.   Profil    1. Jumlah      Nara     Wawancar

     Masyara   2. Pekerjaa    sumber   a

     kat         n

     RT.O3     3. Usia

     Lingkun   4. Pendidika

     gan         n

     Paupire   5. Keadaan

     Kecamat     Sosial



                     20
an Ende    6. Budaya

     Tengah

3.   Hubung     1. Persengk

     an           etaa        Nara     Wawancar

     Kondisi    2. Sosial     sumber   a

     Lingkun      Budaya

     gan dan    3. Keputusa

     Reaksi       n.

     Sosial     4. Aturan-

     Mayarak      aturan

     at           yang

     Dengan       telah

     Kasus        disepakat

     Pencuria     i

     n di

     Komplek

     s

     Universi

     tas

     Flores

     Ende




                       21
3.6 Rencana Analisis Data


      Analisis   data    dengan     cara    analisis   eksplanatif   yang

dimaksudkan dalam metode analisis data untuk mengolah data

dari hasil penelitian. Tahapan pengolahan antara lain dengan

cara melakukan proses editing, pengelompokan dan koding data,

dan menghitung frekuensi dan kemudian ditabulasi. Fungsi

editing adalah untuk memastikan kelengkapan data, pengisian,

kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban dan relevansi

jawaban satu sama lainnya, serta keseragaman data. Setelah

proses    editing,      dilakukan    pengelompokan         data      untuk

memudahkan analisa, lalu dilakukan penghitungan frekuensi,

dan   terakhir   dilakukan    ditabulasi.    Penganalisaan     ini   akan

menjawab masalah dengan melihat kekuatan hubungan antara

variabel-variabel yang telah ditentukan.




                                      22
DAFTAR PUSTAKA


Mustofa, Muhammad. Kriminologi. Jakarta: FISIP UI PRESS,

     2007


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).


http://www.jsmp.minihub.org/English/webpage/reso/KUHP%20i

     ndo..pdf (diakses tanggal 1 November, 2012)


Siegel, L.J. Criminology. St. Paul: West Publishing CO., 1983


Catatan akhir dari Manshur Zikri untuk postingan ini




                                  23

More Related Content

What's hot

Cerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohanCerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohanIka Yuanita
 
Makalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratMakalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratPengetikan Wahyu
 
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionaldampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionalDevi Mardiyanti
 
Akuntansi - Jurnal umum & buku besar
Akuntansi - Jurnal umum & buku besarAkuntansi - Jurnal umum & buku besar
Akuntansi - Jurnal umum & buku besarZikri Septia
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiAyu Aliyatun
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...tian973918
 
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban wargakasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban wargaafnan kaffi
 
Apresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni UkirApresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni UkirRafly Safadanu
 
Sejarah maluku
Sejarah malukuSejarah maluku
Sejarah malukudestiaeddy
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkapStudent
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...ROJIKIN AISH
 
Soal uas seni budaya
Soal uas seni budayaSoal uas seni budaya
Soal uas seni budayarika wati
 
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusia
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusiaEsai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusia
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusiaIchsan Smith
 
Dinamika kependudukan afrika
Dinamika kependudukan afrikaDinamika kependudukan afrika
Dinamika kependudukan afrikamarvinmanuel30
 
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fix
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fixBab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fix
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fixBudionoDrs
 
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomi
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomiPERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomi
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomiDESILIAKURNIAWATI
 

What's hot (20)

Cerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohanCerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohan
 
Contoh Proposal
Contoh ProposalContoh Proposal
Contoh Proposal
 
Makalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratMakalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-barat
 
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasionaldampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
dampak peredaran narkoba pada ketahanan nasional
 
Akuntansi - Jurnal umum & buku besar
Akuntansi - Jurnal umum & buku besarAkuntansi - Jurnal umum & buku besar
Akuntansi - Jurnal umum & buku besar
 
Negara australia
Negara australia Negara australia
Negara australia
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
 
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban wargakasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
 
Apresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni UkirApresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni Ukir
 
Seni rupa modern & kotemporer
Seni rupa modern & kotemporerSeni rupa modern & kotemporer
Seni rupa modern & kotemporer
 
Sejarah maluku
Sejarah malukuSejarah maluku
Sejarah maluku
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkap
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
 
Soal uas seni budaya
Soal uas seni budayaSoal uas seni budaya
Soal uas seni budaya
 
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusia
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusiaEsai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusia
Esai Revolusi Teknologi Informasi Dan Kaitanya Dengan Sumber DayaManusia
 
Dinamika kependudukan afrika
Dinamika kependudukan afrikaDinamika kependudukan afrika
Dinamika kependudukan afrika
 
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fix
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fixBab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fix
Bab 1. b. bentuk dan jenis kelompok sosial di masyarakat std fix
 
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGIASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
 
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomi
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomiPERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomi
PERDAGANGAN ANTARPULAU ANTARDAERAH.pptx dalam kegiatan ekonomi
 

More from Nikmon Amal

Watusipi kkn laporan
Watusipi kkn laporanWatusipi kkn laporan
Watusipi kkn laporanNikmon Amal
 
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kknKata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kknNikmon Amal
 
Laporan hasil kkn
Laporan hasil kknLaporan hasil kkn
Laporan hasil kknNikmon Amal
 
Rekapan data penduduk 22
Rekapan data penduduk 22Rekapan data penduduk 22
Rekapan data penduduk 22Nikmon Amal
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruNikmon Amal
 
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri di kantor universitas flores ...
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri  di kantor universitas flores       ...Laporan kegiatan praktek kerja indust ri  di kantor universitas flores       ...
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri di kantor universitas flores ...Nikmon Amal
 
Profil puskesmas
Profil puskesmasProfil puskesmas
Profil puskesmasNikmon Amal
 
Skripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiSkripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiNikmon Amal
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk bukuNikmon Amal
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonNikmon Amal
 

More from Nikmon Amal (11)

Watusipi kkn laporan
Watusipi kkn laporanWatusipi kkn laporan
Watusipi kkn laporan
 
Administrasi
AdministrasiAdministrasi
Administrasi
 
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kknKata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
Kata pengantar dftr isi, lembar pengesahan hasi l kkn
 
Laporan hasil kkn
Laporan hasil kknLaporan hasil kkn
Laporan hasil kkn
 
Rekapan data penduduk 22
Rekapan data penduduk 22Rekapan data penduduk 22
Rekapan data penduduk 22
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baru
 
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri di kantor universitas flores ...
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri  di kantor universitas flores       ...Laporan kegiatan praktek kerja indust ri  di kantor universitas flores       ...
Laporan kegiatan praktek kerja indust ri di kantor universitas flores ...
 
Profil puskesmas
Profil puskesmasProfil puskesmas
Profil puskesmas
 
Skripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiSkripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisi
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk buku
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivon
 

Proposal pratikum nikolaus moki

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kriminalitas di kompleks kos-kosan Universitas Flores masih tinggi. Tindakan kejahatan, seperti pencurian barang, masih membayangi warga masyarakat setempat. Banyak kasus yang belum tertangani dengan baik oleh aparat penegak hukum. Berdasarkan pemberitaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, kasus pencurian kendaraan bermotor ini hanyalah sebagian kecil dari banyak kejadian kasus pencurian dengan berbagai modus. Seperti isu yang beredar di masyarakat, kasus pencurian juga merambah rumah-rumah, seperti rumah kontrakan dan kos-kosan mahasiswa. Seperti yang diberitakan oleh media masa flores pos: kamis 14,2009, kasus pencurian yang menyerang mahasiswa di daerah kos- kosan terjadi di tahun 2009, di mana barang yang dicuri adalah barang pribadi milik seorang mahasiswa/i, yaitu berupa laptop dan dan telepon genggam. Terkait dengan isu yang berkembang tentang pencurian, di kalangan mahasiswa Universitas Flores Ende juga heboh dengan 1
  • 2. banyaknya laporan kehilangan barang berharga. Namun begitu, kasus pencurian ini bukan hanya mengancam mahasiswa, tetapi warga masyarakat setempat secara keseluruhan. Isu tentang kasus pencurian ini terus menyebar seiring dengan meningkatnya kasus-kasus pencurian tersebut. Universitas Flores adalah universitas di Ende dengan jumlah mahasiswa yang terbanyak dan memiliki cakupan wilayah yang luas. Berdasarkan pertimbangan itu, ada asumsi bahwa kasus pencurian yang menimpa wilayah kos-kosan di sekitar kampus Universitas Flores memiliki tingkat kerugian yang besar dan membuka peluang yang cukup besar bagi pelaku pencurian. Dalam waktu enam bulan terakhir, terdapat lebih dari sepuluh kasus tentang kecurian atau kehilangan barang di wilayah kos- kosan mahasiswa. Berita-berita ini didapat dari pengakuan beberapa mahasiswa/i, yang mengatakan bahwa barang-barang mereka, seperti laptop, telepon genggam, hilang atau dicuri orang. Bahkan ada berita yang mengatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan mengalami pergulatan dengan pelaku pencurian tersebut. Angka itu tidak dapat dikatakan kecil mengingat pemberitaan media pada jumad 12/10/2011 yang menegaskan 2
  • 3. angka kasus pencurian yang terus meningkat. Namun tidak banyak laporan-laporan resmi dari suatu lembaga yang secara detil menjelaskan angka kasus pencurian ini. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya korban yang tidak melapor kepada polisi dan memilih untuk diam dan mengikhlaskan barang yang hilang atau dicuri tersebut. Cerita atau isu ini terus menyebar ke seluruh warga masyarakat di sekitar kompleks Unflor, baik melalui perbincangan para mahasiswa maupun warga yang bukan mahasiswa, seperti pemilik rumah kontrakan, pedagang, atau orang-orang yang memiliki kontrakan-kontrakan yang dijadikan lahan usaha. Dengan beredarnya isu pencurian barang di rumah-rumah kontrakan atau kamar kos ini, sejatinya yang menjadi pertanyaan di benak warga masyarakat adalah mengenai keamanan yang berjalan di daerah tempat mereka tinggal. Kehadiran orang asing di wilayah-wilayah sekitar Universitas Flores bukan menjadi sesuatu yang ganjil di mata masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan bahwa umumnya penduduk yang mendiami wilayah di sekitar kampus adalah mahasiswa rantauan, yang setiap tahunnya bertambah atau berganti. Oleh 3
  • 4. karena itu, untuk saat ini, tidak ada yang bisa menjamin bahwa ada pengawasan ketat terhadap kehadiran orang asing di daerah-daerah yang rawan dengan perilaku kriminal. Aktivitas mahasiswa yang bahkan masih dilakukan hingga lewat tengah malam adalah hal yang biasa dan tidak terlalu menjadi perhatian. Selain itu, kewaspadaan dari mahasiswa sendiri dan kondisi lingkungan di sekitar kompleks kos-kosan Unifersitas Flores menjadi hal yang patut dipertanyakan pula. Karena kepedulian sebagai mahasiswa yang juga tinggal di wilayah terjadinya kasus, peneliti menganggap hal ini sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai fenomena kasus pencurian yang melanda daerah kos-kosan di kawasan atau wilaya Unifersitas Flores. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang hendak dibahas adalah : 1. Apa yang menyebabkan kos-kosan di kawasan kompleks Universitas Flores menjadi salah satu target dari pelaku pencurian? 4
  • 5. 2. Bagaimana reaksi sosial masyarakat yang tinggal di sekitar kompleks Universitas Flores terhadap tindakan kriminal pencurian? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan, dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan di kompleks Universitas Flores menjadi salah satu target dari para pelaku pencurian untuk melaksanakan aksinya. 2. Memberikan gambaran dengan jelas tentang reaksi sosial masyarakat yang tinggal di wilayah atau kawasan Universitas Flores terhadap tindakan kejahatan pencurian. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasih terhadap permasalahan kasus pencurian yang sedang terjadi di lingkungan Universitas Flores, khusus untuk kawasan tersebut. 2. Memberikan informasi dan masukan tentang penanggulangan masalah kriminalitas di lingkungan 5
  • 6. Universitas Flores, khususnya tentang kasus pencurian, bagi berbagai pemangku kepentingan terkait sehingga dapat tercapai keadaan masyarakat yang aman dan tentram. 3. Memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang studi kejahatan, khususnya tentang studi kasus pencurian yang marak terjadi di masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak terjadi pembiasan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang diamati dalam penelitian ini: 1) Di kawasan kompleks Universitas Flores menjadi salah satu target dari pelaku pencurian. 2) Reaksi sosial masyarakat yang tinggal di kompleks Universitas Flores terhadap tindakan kriminal pencurian. 3) Hubungan antara tempat tinggal kosan atau rumah kontrakan, calon korban yang umumnya berstatus mahasiswa, serta waktu (pagi, siang dan malam) dengan bentuk-bentuk pencurian dan frekuensi terjadinya pencuria 6
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis 2.1.1 Pengertian mencuri dan tindakan pencurian Dengan kalimat yang sederhana, kata mencuri dapat diartikan sebagai mengambil barang orang lain tanpa diketahui oleh orang yang memiliki barang tersebut. Secara istilah, mencuri berarti mengambil barang orang lain dengan cara yang tidak sah menurut hukum agama maupun hukum adat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mencuri diartikan sebagai mengambil (mempergunakan) milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi- sembunyi. Dari beberapa pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mencuri adalah suatu tindakan yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain sehingga mencuri menjadi suatu tindakan yang dianggap tercela dan merupakan suatu tindakan kejahatan. Sementara pelaku atau orang yang mencuri disebut sebagai pencuri. Pencurian adalah perbuatan mengambil barang atau hak, baik seluruhnya maupun sebagiannya adalah milik orang lain, 7
  • 8. tanpa diketahui atau mendapatkan izin dari orang yang memiliki barang atau hak tersebut, dengan maksud untuk dimiliki dengan 1 cara melanggar hukum. Pengertian pencurian menurut pasal 362 KUHP merupakan perumusan pencurian dalam bentuk pokoknya, berbunyi: “Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 900,00”. Dalam pasal 363 KUHP dijelaskan lebih lanjut bahwa yang termasuk dalam kategori pencurian, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu paling lama tujuh tahun penjara, adalah tindakan mengambil barang atau hak yang dilakukan pada waktu terjadi suatu musibah, seperti kebakaran, banjir, atau bencana alam lainnya. Pencurian dapat dilakukan pada waktu kapan saja tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan si pelaku untuk melakukan aksinya. Pencurian yang dilakukan pada waktu malam hari dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh seseorang tanpa diketahui atau dikehendaki oleh orang yang berhak; dilakukan oleh dua 1 Pengertian pencurian menurut pasal 362 KUHP Menurut KUHP Perdata, pasal 509 8
  • 9. orang atau lebih dengan bersekutu; mengambil barang yang hendak dicuri yang dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu adalah criteria pencurian yang diatur dalam KUHP. Merujuk kepada pengertian yang telah disampaikan tersebut, terdapat Unsur-unsur pencurian antara lain adalah: Adanya unsur tindakan mengambil (wegnemen)., Ada barang (benda) atau hak yang diambil, dan Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik orang lain. Perbuatan mengambil (wegnemen) merupakan suatu tindakan positif atau perbuatan materiil yang dilakukan dengan sengaja menggunakan tangan (jari-jari tangan atau otot) kemudian diarahkan kepada benda, menyentuhnya, memegangnya, mengangkatnya, lalu membawa barang tersebut dan memindahkannya ke tempat lai atau ke dalam suatu kekuasaan lain (kekuasaan orang yang mengambil barang). Namun pengertian mengambil barang dengan jari-jari tangan tersebut bukanlah mutlak sebagai patokan untuk menentukan pencurian. Unsur utama dari perbuatan mengambil adalah 9
  • 10. adanya suatu tindakan yang aktif, yang ditujukan kepada suat benda dan berpindahnya benda itu ke dalam suatu kekuasaannya, di mana benda itu berpindah secara nyata dan mutlak.2 (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80). Berpindahnya kekuasaan benda ke dalam kekuasaan pelaku (orang yang mengambil barang) adalah syarat utama dari selesainya suatu pencurian. Hal ini sesuai dengan apa yang ternyata dalam Hoge Raad, tertanggal 12 Nopember 1894, yaitu “”perbuatan mengambil telah selesai, jika benda berada pada pelaku, sekalipun ia kemudian melepaskannya karena diketahui”. Unsur yang kedua adalah ada benda. Terdapat dua jenis benda, yaitu benda yang bergerak dan benda tidak bergerak. Menurut KUHP Perdata, pasal 509, benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan. Sebaliknya, benda yang tidak bergerak adalah benda yang tidak dapat berpindah atau dipindahkan. Suatu benda tidak bergerak bisa menjadi objek pencurian apabila telah terlepas dari sifat benda tetapnya. Contohnya adalah pohon, yang tidak dapat berpindah kemudian ditebang lalu dipindahkan (illegal logging). 2 (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80). Menurut KUHP Perdata, pasal 509, 10
  • 11. Unsur yang ketiga adalah kepemilikan, baik sebagaian atau keseluruhan. Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik orang lain dapat diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, di mana salah satunya adalah si petindak dan yang lain bukan petindak. 2.1.2 Pencurian dan kaitannya dengan pola kejahatan Pengertian kejahatan yang sesuai dengan kriminologi yang sosiologis adalah: 1. pola tingkah laku yang dilakukan oleh seorang individu atau sekelompk individu (terstruktur maupun tidak),maupun suatu organisasi (formal maupun non formal) yang merugikan masyarakat (secara materi, fisik, maupun psikologis). Beberapa tingkah laku yang merugikan tersebut, melalui suatu proses politik oleh lembaga legislative dapat dirumuskan secara yuridis sebagai pelanggaran hukum (pidana) dan kepada pelakunya diberikan sanki pidana; 2. pola tingkah laku individu, sekelompok individu, maupun suatu organisasi yang bertentang dengan perasaan moral masyarakt, dan kepada pelakunya masyarakat 11
  • 12. memberikan reaksi non-formal. (Muhammad Mustofa, 2007). Pola adalah tindakan atau peristiwa yang selalu berulang secara relatif dan teratur. Pola tingkah laku yang bermaknsa sosilogis berarti bahwa tingkah laku yang dipertangakan tersebut sering terjadi di masyarakat dan melanggar sentiment kolektif. (Ibid.) Dalam hal ini, pencurian adalah suatu tingkah laku yang dilakukan dengan memberikan akibat kerugian kepada orang lain. Pencurian dilakukan dengan suatu pola (berulang-ulang) dan tergantung situasi dan kondisi yang dapat memberikan kesempatan kepada pelaku. 2.1.3 Reaksi Sosial Masyarakat Terhadap Kejahatan Reaksi di sini bukan merupakan gejala alam, tetapi reaksi oleh manusia. Reaksi dapat diartikan sebagai suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap suatu rangsangan atau provokasi dari luar (orang lain), di mana rangsangan ini dapat berbentuk berbagai tindakan, misalnya tindakan kejahatan, pujian, olok-olok dan sebagainya. 12
  • 13. 3 Reaksi masyarakat terhadap kejahatan adalah pola bentuk tindakan yang dilakukan oleh warta masyarakat secara bersama- sama. (Muhammad Mustofa, 2007). Terdapat tiga reaksi formal masyarakat menurut Prof. Dr. Muhammad Mustofa, antara lain adalah: 1. Reaksi formal, yaitu bentuk tindakan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga masyarakat yang dibentuk secara formal oleh Negara untuk menanggulangi kejahatan. 2. Reaksi informal, yaitu bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi dalam system peradilan pidana terhadao pelaku kejahatan, tetapi tindakan tersebut tidak mengacu kepada ketentutan hukum yang berlaku. 3. Reaksi non-formal, yiatu berbagai bentuk tindakan yang dilakukan oleh warta masyarakat secara langsung terhadap pelaku kejahatan maupun gejala kejahatan tanpa ada kaitannya dengan system peradilan pidana. 3 Menurut Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang kolektivitas yang melaluinya dilakukan proses-proses, terencana maupun tidak, tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun dipaksa untuk selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai hidup dari kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2). 13
  • 14. Dalam hal ini, pengendalian sosial secara konseptual merupakan bagian dari reaksi non-formal masyarakat. Menurut Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang kolektivitas yang melaluinya dilakukan proses-proses, terencana maupun tidak, tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun dipaksa untuk selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai hidup dari kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2). Kaitannya denga kasus pencurian, pasti terdapat unsur reaksi soaial masyarakat terhadap tindakan kejahatan tersebut, dengan takaran yang berbeda-beda. Reaksi sosial masyarakat sebagai pengendali sosial menjadi penting karena dengan keberadaannya suatu tindakan kejahatan dapat terjadi atau tidak. 2.1.4 Characteristic of Crimes Menurut National Crime Survey (CNS), hamper sebagian kejahatan atau tindakan yang melanggar hukum terjadi di malam hari. Dua pertiga dari pelaku pencurian, perampokan dan perkosaan melakukan aksi di atas pukul enam sore sementara kejahatan lain, seperti penjambretan, terjadi di siang hari. Selain itu, hampir keseluruhan bentuk kejahatan terjadi di ruang public, seperti jalanan, taman dan sekolah. Sedangkan kejahatan 14
  • 15. pemerkosaan terjadi di rumah korban (36 %). (Larry J. Siegel, 1983: 83) Angka kejahatan dengan pelaku tunggal adalah 70% sementara korban tunggal adalah 90%. Satu dari tiga kasus tindakan melanggar hukum, memiliki karakteristik di mana si pelaku menggunakan senjata, seperti senjata api dan pisau. Maka dari itu banyak dari korban pelaku kejahatan melakukan perlawanan. Sekitar 81% adalah korban dari pemerkosaan, 76% adalah korban kasus penyerangan, dan 61% adalah kasus perampokan atau pencurian dengan karakteristik korban melakukan perlawanan terhadap pelaku. (Ibid.) 2.2 Kerangka Berpikir Suatu kejahatan dalam kriminologi sosiologis adalah suatu peristiwa yang terpola, terjadi berulang-ulang di masyarakat secara realatif dan teratur. Tindakan pencurian termasuk ke dalam kejahatan karena merupakan tindakan pengambilan suatu barang yang bukan milik sendiri sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain atau masyarakat. Pencurian terjadi karena terpola, di mana kesempatan menjadi unsur penting dilakukannya suatu kejahatan. Kesempatan untuk terjadinya suatu kejahatan dapat muncul apabila kesiapan dan 15
  • 16. kewaspadaan dari masyarakat, baik dari lembaga atau masyarakat umumnya, melonggar. Kesiapan dan kewaspadaan ini adalah bagian dari reaksi sosial masyarakat terhadap suatu tindakan kejahatan tersebut, dalam hal ini adalah pencurian. Lemahnya reaksi masyarakat akan menyebabkan semakin tingginya angka kejahatan karena peluang yang semakin besar, apalagi didukung oleh situasi dan kondiri (terkait lokasi dan waktu) yang mendukung pelaku untuk melancarkan aksinya. 2.3 Hipotesis Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis pengarah, sebagai kesimpulan sementara berdasarkan kerangka konsep. Hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa selain kondisi lingkungan yang menjadi salah satu faktor, reaksi sosial masyarakat di kawasan Universitas Flores rendah atau lemah sehingga menyebabkan angka tindak kejahatan pencurian di daerah tersebut terbilang cukup tinggi. 16
  • 17. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kuantitiatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian eksplanatif, yaitu berusaha menjawab dan mencari tahu kaitan dan hubungan antara variabel-variabel yang ditentukan, yang memiliki pengaruh terhadap tindak kejahatan pencurian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga pertengahan bulan September 2012 di kawasan Universitas Flores, Kecamatan Ende Tengah. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan adalah pengambilan data primer dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan interview guide. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui peninjauan langsung ke lapangan dan survei 17
  • 18. ke lapangan ini juga bertujuan untuk melakukan identifikasi data. Beberapa objek penting akan didokumentasikan untuk keperluan analisis dan pembahasan 3.4 Populasi dan sampel Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh areal yang termasuk cakupan wilayah atau kompleks Universitas Flores, Kecamatan Ende Tengah. Penarikan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu seluruh unit di dalam populasi akan diwakili sampel-sampel yang diambil secara acak. 3.5 Skema Data Skema data dalam penelitian ini dirangkum dalam Tabel 1 berikut: 18
  • 19. Tabel 1. Skema Data Teknik NO Topik Data set Sumber Pengumpu Data lan Data 1. Profil 1. Keadaan Kantor Dokument Kecamata Geografis camat asi n Ende : Tengah a) Luas b) Batas wilaya h 2. Keadaan topografi. 3. Keadaan iklim dan curah hujan. 4. Keadaan Pendudu k: a. Jenis 19
  • 20. kelami Nara n sumber Wawancar b. Usia a c. Pendidi kan d. Pekerj aan e. Agama 5. Keadaan sosial ekonomi. 6. Keadaan sosial budaya 2. Profil 1. Jumlah Nara Wawancar Masyara 2. Pekerjaa sumber a kat n RT.O3 3. Usia Lingkun 4. Pendidika gan n Paupire 5. Keadaan Kecamat Sosial 20
  • 21. an Ende 6. Budaya Tengah 3. Hubung 1. Persengk an etaa Nara Wawancar Kondisi 2. Sosial sumber a Lingkun Budaya gan dan 3. Keputusa Reaksi n. Sosial 4. Aturan- Mayarak aturan at yang Dengan telah Kasus disepakat Pencuria i n di Komplek s Universi tas Flores Ende 21
  • 22. 3.6 Rencana Analisis Data Analisis data dengan cara analisis eksplanatif yang dimaksudkan dalam metode analisis data untuk mengolah data dari hasil penelitian. Tahapan pengolahan antara lain dengan cara melakukan proses editing, pengelompokan dan koding data, dan menghitung frekuensi dan kemudian ditabulasi. Fungsi editing adalah untuk memastikan kelengkapan data, pengisian, kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban dan relevansi jawaban satu sama lainnya, serta keseragaman data. Setelah proses editing, dilakukan pengelompokan data untuk memudahkan analisa, lalu dilakukan penghitungan frekuensi, dan terakhir dilakukan ditabulasi. Penganalisaan ini akan menjawab masalah dengan melihat kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditentukan. 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Mustofa, Muhammad. Kriminologi. Jakarta: FISIP UI PRESS, 2007 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). http://www.jsmp.minihub.org/English/webpage/reso/KUHP%20i ndo..pdf (diakses tanggal 1 November, 2012) Siegel, L.J. Criminology. St. Paul: West Publishing CO., 1983 Catatan akhir dari Manshur Zikri untuk postingan ini 23