Bagi orang-orang yang telah menerima setiap pernyataan para ilmuwan modern sebagai kebenaran yang teruji dan terbukti, buku ini akan menjadi sebuah buku yang mengandung kete-rangan-keterangan yang menakjubkan. Kehidupan Berasal Dari Kehidupan (Life Comes From Life) adalah sebuah kritik yang spontan namun brillian terhadap sejumlah kebijakan, teori, dan perkiraan yang berpengaruh pada sains modern dan para ilmu-wan, yang disampaikan oleh salah seorang lsuf dan sarjana terkemuka abad ini, Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Analisis Srila Prabhupada yang gamblang menyingkap asumsi-asumsi yang tersembunyi dan tidak berdasar sama sekali yang menjadi landasan doktrin-doktrin modern saat ini menyangkut asal-usul dan tujuan kehidupan.
Buku ini didasarkan pada percakapan-percakapan yang di-rekam saat jalan pagi yang dilakukan oleh Srila Prabhupada bersama beberapa muridnya sepanjang tahun 1973, di daerah Los Angeles. Pada percakapan-percakapan pagi tersebut, ketika Srila Prabhupada memfokuskan pembicaraan pada sains, sebagian besar beliau berbicara dengan muridnya, Thoudam D. Singh, Ph.D. Dr. Singh, seorang ahli kimia organik, saat ini memimpin Institut Bhaktivedanta (The Bhaktivedanta Institute), sebuah pusat studi dan riset internasional terkemuka di bidang sains, lsafat, dan teologi. Setiap hari, di mana pun di belahan dunia ini Srila Prabhu-pada sedang berada, beliau menyempatkan diri untuk keluar jalan pagi di tengah dinginnya pagi hari. Seraya dibungkus mantel tebalnya, beliau berbagi saat-saat yang akrab dengan sekelompok kecil sejumlah siswa, murid-muridnya, serta tamu-tamu khusus. Pada sejumlah pagi beliau terlihat khusuk dalam perenungan yang dalam atau memberi apresiasi diam terhadap lingkungan sekelilingnya, dan tidak banyak dialog yang terjadi. Di saat-saat lain beliau berbicara panjang-lebar, dan acapkali dengan intensitas yang serius, mengenai berbagai pokok ba- hasan. Selama percakapan-percakapan yang mengasyikkan ini, beliau membuktikan bahwa analisis loso s tidak harus menjadi satu urusan yang menjemukan dan sesuatu yang sulit dipahami, melainkan bisa menjadi sebuah terobosan yang dinamis ke dalam setiap ruang lingkup kehidupan. Tak satu hal pun bisa lu-put dari intelektualnya yang tajam, dan wawasan pengetahuan spiritualnya yang dalam, serta kecerdasannya yang luar biasa. Menolak pemikiran-pemikiran dangkal dan dogmatis, beliau menyanjung, memberikan tantangan, membujuk, membuat se-nang, dan memberikan penerangan kepada murid-muridnya, dan beliau membimbing mereka dengan hati-hati menuju wa-wasan dan pemahaman yang meningkat.
1. 1
Sri Srimad
A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Acharya-Pendiri International Society for Krishna Consciousness
THE BHAKTIVEDANTA BOOK TRUST
2. 2 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
BUKU-BUKU Hasil Karya
Sri Srimad A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Bhagavad-gita Menurut Aslinya
Srimad-Bhagavatam, Skanda 1-10 (30 Jilid)
Sri Caitanya Caritamrta (17 Jilid)
Ajaran Sri Caitanya
Lautan Manisnya Rasa Bhakti
Sri Caitanya Mahaprabhu: Riwayat dan Ajaran-Nya
Ajaran Abadi Upadesamrta
Sri Isopanisad
Jalan yang Mudah ke Planet yang Lain
Kesadaran Krishna: Sistem Yoga yang Paling Utama
Krishna: Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa (beberapa jilid)
Pertanyaan yang Benar, Jawaban yang Sempurna
Dialektical Spiritualisme-Pandangan Veda tentang Filsafat Barat
Ajaran Sri Kapiladeva, Putra Devahuti
Ajaran Dewi Kunti
Ajaran Rohani Prahlada Maharaja
Krishna Sumber Kebahagiaan
Ilmu Pengetahuan Keinsafan Diri
Kehidupan Berasal dari Kehidupan
Kesempurnaan Yoga
Di Luar Kelahiran dan Kematian
Jalan Menuju kepada Krishna
Usaha Mencari Pembebasan
Jalan Kesempurnaan
Raja-vidya: Raja Pengetahuan
Pengangkatan sampai Kesadaran Krishna
Kesadaran Krishna: Hadiah yang Tiada Taranya
Bhagavad-gita Menurut Aslinya: Jawaban Segala Pertanyaan
Majalah “Back to Godhead” (Pendiri)
Kembali Lagi: Ilmu Pengetahuan Reinkarnasi
3. 3
THE BHAKTIVEDANTA BOOK TRUST
Sri Srimad
A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Acharya-Pendiri International Society for Krishna Consciousness
4. 4 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
LIFE COMES FROM LIFE
(Indonesian)
Judul asli
LIFE COMES FROM LIFE
by Sri Srimad. A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
The Bhaktivedanta Book Trust International, Inc.
KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Terjemahan, berbahasa Indonesia dan Sanskerta
dari naskah asli yang berbahasa Inggris dan Sanskerta.
Alih bahasa: Tim Penerjemah.
The Bhaktivedanta Book Trust International, Inc.
5. 5
Daftar Isi
Kata Pengantar ix
Pendahuluan xi
Jalan Pagi Pertama : 18 April 1973 1
Kehidupan di Planet-Planet Lain •Alam Semesta Di Dalam
Atom • Relativitas dan Pengetahuan • 8,6 Milyar Tahun
Adalah Sehari
Jalan Pagi Kedua : 19 April 1973 9
Paham Darwin Punah • Di Masa Depan • Mata Rantai yang
Hilang • Hadiah Nobel Bagi Seekor Keledai • Perbedaan
Antara Yang Hidup dan Yang Tidak Hidup • Daya Hidup
yang Individual • Sedikit Kata, Banyak Penyelesaian
Jalan Pagi Ketiga : 28 April 1973 21
Ilmuwan Sebagai Pencuri •Asal UsulAlam • Fatamor-gana
Dunia Material
Jalan Pagi Keempat : 29 April 1973 27
Kemajuan Para Keledai • Sulap Kata-Kata dan Krisis Dunia
• Timbunan Debu Miliaran Dolar • Filsafat S€‰khya
dan Sains Modern • Sebab Jauh dan Sebab Dekat • Mesin
Kosmik
Jalan Pagi Kelima : 3 Mei 1973 37
Pilot yang Tidak Tampak • Mengesampingkan Per-soalan-
Persoalan yang Sebenarnya • Presiden Srigala • Sains
Mestinya Mencegah Kematian
6. vi KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Jalan Pagi Keenam : 7 Mei 1973 43
Zat-Zat Kimia dari Kekuatan Gaib• Asal-Usul Kekuatan
Gaib
Jalan Pagi Ketujuh : 8 Mei 1973 49
Para Penipu dan Yang Ditipu • Rasa Belas Kasih • Di Luar
Kurungan
Jalan Pagi Kedelapan : 11 Mei 1973 55
Evolusi Kesadaran • Badan Untuk Keinginan yang Abadi
• H2O Plus Kekuatan Gaib • Definisi “Kehi-dupan” •
Kesalahan Darwin
Jalan Pagi Kesembilan : 13 Mei 1973 65
Evolusi Dari Manusia ke Anjing • Nirv€Ša • Takdir
dan Karma • Mempromosikan Kebodohan Sebagai
Pengetahuan • Memerangi Kebodohan Dengan Argu-
mentasi dan Pengetahuan
Jalan Pagi Kesepuluh : 14 Mei 1973 73
Kesalahan Para Ilmuwan • “Segalanya Satu” Adalah
Omong Kosong • Kita Bukanlah Badan-Badan Ini
•Mengganti Badan-Badan • Segalanya Spiritual • Sama
dan Berbeda Pada Saat yang Bersamaan
Jalan Pagi Kesebelas : 15 Mei 1973 85
Mendeteksi Roh • Sains Modern: Membantu atau Mem-
bahayakan? • Ilusi Kemajuan
Jalan Pagi Keduabelas : 17 Mei 1973 91
Senjata-Senjata Yoga • Tanda-Tanda Adanya Tuhan
•Pengetahuan Ilmiah Berasal dari Krishna • Program
7. vii
Ruang Angkasa: Pemborosan Waktu dan Uang yang
Kekanak-Kanakan
Jalan Pagi Ketigabelas : 2 Desember 1973 99
Penyembah Tuhan Melampaui Keinginan-Keinginan •
PerbedaanAntara Zat dan Roh • Transplantasi Roh? • Satu
Biji Sawi di dalam Sekarung Biji Sawi
Jalan Pagi Keempatbelas : 3 Desember 1973 105
Asal-Usul Gas-Gas Antar Planet • Memberi Penghar-
gaan Kepada Sang Pencipta Yang Utama • Geron-tologia:
Memperpanjang Penderitaan •Asal-mula yang Sebenarnya
dari Spesies • Binatang-Binatang yang Puas
Jalan Pagi Kelimabelas : 7 Desember 1973 115
Mendapatkan Mata untuk Melihat Tuhan • Kefrus-trasian
Para Ateis • Ilmuwan Nekat Pergi ke Neraka •Televisi
Mistik • Inilah Buktinya
Jalan Pagi Keenambelas : 10 Desember 1973 125
Makna “Tertinggi” • Misteri Kekuatan Yoga • Kosmo-logi
Veda •Tuhan Tidak Pernah Kosong• Sifat Mutlak Cinta
Krishna • Menerima Pengetahuan dari Seseorang yang
Berpengetahuan
Lampiran
Catatan-Catatan 163
Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada 175
Tantangan
179
9. ix
Kata Pengantar
Bagi orang-orang yang telah menerima setiap pernyataan para
ilmuwan modern sebagai kebenaran yang teruji dan terbukti, buku ini
akan menjadi sebuah buku yang mengandung kete-rangan-keterangan
yang menakjubkan. Kehidupan Berasal Dari Kehidupan (Life Comes
From Life) adalah sebuah kritik yang spontan namun brillian terhadap
sejumlah kebijakan, teori, dan perkiraan yang berpengaruh pada sains
modern dan para ilmu-wan, yang disampaikan oleh salah seorang
filsuf dan sarjana terkemuka abad ini, Sri SrimadA.C. Bhaktivedanta
Swami Prabhupada. Analisis Srila Prabhupada yang gamblang
menyingkap asumsi-asumsi yang tersembunyi dan tidak berdasar
sama sekali yang menjadi landasan doktrin-doktrin modern saat ini
menyangkut asal-usul dan tujuan kehidupan.
Buku ini didasarkan pada percakapan-percakapan yang di-rekam
saat jalan pagi yang dilakukan oleh Srila Prabhupada bersama
beberapa muridnya sepanjang tahun 1973, di daerah Los Angeles.
Pada percakapan-percakapan pagi tersebut, ketika Srila Prabhupada
memfokuskan pembicaraan pada sains, sebagian besar beliau berbicara
dengan muridnya, Thoudam D. Singh, Ph.D. Dr. Singh, seorang
ahli kimia organik, saat ini memimpin Institut Bhaktivedanta (The
Bhaktivedanta Institute), sebuah pusat studi dan riset internasional
terkemuka di bidang sains, filsafat, dan teologi.
Setiap hari, di mana pun di belahan dunia ini Srila Prabhu-pada
sedang berada, beliau menyempatkan diri untuk keluar jalan pagi di
tengah dinginnya pagi hari. Seraya dibungkus mantel tebalnya, beliau
berbagi saat-saat yang akrab dengan sekelompok kecil sejumlah siswa,
murid-muridnya, serta tamu-tamu khusus. Pada sejumlah pagi beliau
terlihat khusuk dalam perenungan yang dalam atau memberi apresiasi
diam terhadap lingkungan sekelilingnya, dan tidak banyak dialog yang
terjadi. Di saat-saat lain beliau berbicara panjang-lebar, dan acapkali
10. x KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
dengan intensitas yang serius, mengenai berbagai pokok ba-
hasan. Selama percakapan-percakapan yang mengasyikkan ini,
beliau membuktikan bahwa analisis filosofis tidak harus menjadi satu
urusan yang menjemukan dan sesuatu yang sulit dipahami, melainkan
bisa menjadi sebuah terobosan yang dinamis ke dalam setiap ruang
lingkup kehidupan. Tak satu hal pun bisa lu-put dari intelektualnya
yang tajam, dan wawasan pengetahuan spiritualnya yang dalam,
serta kecerdasannya yang luar biasa. Menolak pemikiran-pemikiran
dangkal dan dogmatis, beliau menyanjung, memberikan tantangan,
membujuk, membuat se-nang, dan memberikan penerangan kepada
murid-muridnya, dan beliau membimbing mereka dengan hati-hati
menuju wa-wasan dan pemahaman yang meningkat.
Srila Prabhupada (1896-1977) adalah seorang penulis, ilmuwan
dan guru spiritual yang diakui internasional, dan beliau dihargai
secara luas sebagai duta budaya terbesar India bagi dunia. Di dalam
Kehidupan Berasal Dari Kehidupan, Srila Prabhupada mengambil
peran sebagai filsuf-kritikus sosial. Dengan kemantapan filosofis, akal
sehat yang mendalam, dan keterusterangan yang tidak mengelabui,
beliau mengekspos bukan hanya kelemahan-kelemahan metodologis
dan prasangka-prasangka tak teruji dari sains modern, namun juga
spekulasi-spekulasi pemikiran yang belum diteliti kebenarannya (dan
tidak bisa diuji kebenarannya) yang dikemukakan oleh para ilmuwan
kepada publik yang serta merta mempercayai sebagai fakta yang
sudah diakui. Dengan demikian, Srila Prabhupada
membuka tabir mitos materialistik dan kekosongan yang dalam
samaran sebagai sains telah begitu memesona peradaban modern.
— Penerbit
11. xi
Pendahuluan
Sains: Kebenaran dan Fiksi
“Bagaimana Anda tahu bahwa kemajuan sains yang tiada hentinya
tidak akan mendorong para ilmuwan... untuk memikirkan bahwa
kehidupan telah berlangsung dalam jangka waktu yang kekal, dan
kehidupan itu bukanlah zat? Bagai-mana Anda tahu bahwa dalam
10.000 tahun orang tidak akan menganggap adalah lebih mungkin
bahwasanya zat berasal dari kehidupan?
— Louis Pasteur
Pada suatu ketika (seperti dalam sebuah dongeng), kebanyakan dari
kita percaya bahwa makanan yang kita makan pada da-sarnya sehat,
bergizi, dan bebas dari zat-zat kimia berbahaya, bahwa periklanan
yang ada sekarang bisa dipercaya, dan bahwa label-label produk yang
tertera benar-benar menggambarkan kualitas dan kandungan dari
apa yang kita makan. Pada suatu ketika, sebagian besar penduduk
dunia memercayai integritas pemimpin-pemimpin negara, kalangan
pejabat, elite politik, dan tokoh-tokoh daerah mereka. Pada suatu
ketika, kita berang-gapan bahwa anak-anak kita sedang mendapatkan
suatu pen-didikan yang mantap di sekolah-sekolah negeri. Pada
suatu ketika, banyak dari kita percaya bahwa energi atom memiliki
“manfaat-manfaat di masa damai” yang sungguh-sungguh aman dan
cocok bagi sebuah masyarakat yang sehat dan bahagia.
Namun pada masa-masa belakangan ini, angan-angan kita
12. xii KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
telah dibuyarkan. Pembeberan berkali-kali terhadap skandal-
skandal penggelapan yang merajalela, skandal-skandal politik
besar, dan tempat-tempat pembuangan sampah beracun telah benar-
benar menghancurkan kemurnian kepercayaan yang kita genggam
sebelumnya. Sekarang kita tahu bahwa melalui media massa suatu
kedok fantasi dan tipu muslihat dapat diciptakan dengan keahlian
yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehing-ga menjadi tidak
mungkin bagi kita untuk membedakan antara substansi yang hakiki
dan tiruan, antara fakta dan ilusi.
Para ilmuwan sebagai satu golongan yang telah lama men-
dudukkan diri terlindungi di dalam ruangan gadingnya, bersem-
bunyi dari ketidakjujuran. Sains, di antara semua bidang lainnya,
telah dianggap sebagai dasar persesuaian yang utama terbebas dari
para pencari dan pemberi kebenaran. Kemajuan-kemajuan teknologi
sains modern yang begitu menakjubkan telah mem-berikan satu aura/
pancaran kesempurnaan. Di dalam Passages About Earth, William
Irwin Thompson menulis, “Sebagaimana tidak pernah ada sekali pun
seruan dari kekuatan agama tanpa risiko adanya kegagalan, jadi pada
saat sekarang ini tidak ada seruan dari kekuatan sains tanpa risiko
satu tuduhan irrasio-nalitas dan sakit jiwa.” Namun para ilmuwan
yang berada pada posisi-posisi penting di bidang akademis, industri,
dan pe-merintahan telah menunjukkan bahwa mereka benar-benar
mampu mencampur-aduk kepercayaan-kepercayaan dan ambisi-
ambisi pribadi dalam riset mereka, sehingga mengubah hasil-hasilnya.
Apabila hal ini terjadi maka kita tidak lagi berurusan dengan
satu pencarian kebenaran melainkan berurusan dengan sebuah sains
palsu dan serangkaian distorsi, pemalsuan, dan informasi palsu yang
diakibatkan olehnya. Sayangnya, metode yang tidak ilmiah ini telah
diterapkan pada hampir seluruh bidang penyelidikan ilmiah yang
fundamental, yaitu alam dan asal mula kehi-dupan. Tetapi, ketika
para ilmuwan mengemukakan pemikiran-pemikiran yang tak teruji
dan tidak dapat dibuktikan tentang asal mula kehidupan, orang-orang
berkecenderungan untuk menerima pemikiran-pemikiran itu dengan
keyakinan buta.
13. xiii
Sejumlah ilmuwan mempopulerkan pemikiran bahwa manu-sia
semata-mata merupakan hasil penggumpalan dari molekul-molekul
yang tidak berkesadaran. Namun mereka tidak dapat menjelaskan
bagaimana molekul-molekul itu bisa merasakan kesenangan dengan
melihat orang-orang yang dicintainya, atau merasa sedih atas
kematian seseorang.
Sebuah pameran baru-baru ini di Museum Ilmu Pengetahuan
Alam (Museum of Natural History) di Los Angeles memamerkan
sejumlah botol labu dan gelas kimia. Masing-masing botol labu
dan gelas kimia tersebut berisikan salah satu dari zat-zat kimia
yang ditemukan pada tubuh manusia. Keterangan yang ada di sana
menjelaskan bahwa walaupun zat-zat kimia ini mere-presentasikan
semua kandungan dari satu tubuh manusia dalam berat dan proporsi
yang tepat, zat-zat kimia itu tidak bisa di-anggap hidup, atau tidak
pula ada satu pun rekayasa ilmiah yang mampu membuat zat-zat
tersebut menjadi hidup.
Seperti yang dituliskan oleh Michael Polianyi, penulis buku
Reaksi-Reaksi Atom (Atomic Reactions),
Ilmu biologi saat ini didasarkan pada asumsi bahwa Anda
dapat menjelaskan proses kehidupan dalam istilah-istilah yang
berhubungan dengan ilmu kimia dan ilmu fisika; dan tentunya,
ilmu fisika dan ilmu kimia yang terutama digambarkan dalam
hal-hal berkenaan dengan terjadinya tekanan-tekanan antara
partikel-partikel atom. Inilah sebab dari perubahan gambaran
kita tentang manusia, dengan menurunkan dia sebagai seorang
manusia yang bergerak secara otomatis dengan kesadaran
yang kurang atau sebagai seikat nafsu dan hasrat. Inilah alasan
me-ngapa sains dapat dilibatkan dengan sangat mudah dalam
mendukung kekerasan yang totaliter; inilah alasan me-ngapa
sains telah menjadi sumber terbesar bagi hasil pemikiran yang
salah dan berbahaya.
14. xiv KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Pada saat sekarang ini, banyak ilmuwan sedang menebarkan doktrin
bahwa kehidupan berasal dari zat. Karya-karya dan buku-buku teks
populer menerima sebagai dalil bahwa kehi-dupan secara berangsur-
angsur berasal dari zat-zat kimia, yaitu suatu “sup purba (primordial
soup)” yang terdiri dari asam ami-no, protein, dan unsur-unsur penting
lainnya. Namun demikian, para ilmuwan tidak mampu memberi bukti
tentang hal ini, baik secara eksperimental maupun teoritis. Sebenarnya
para ilmuwan ini mempertahankan pendirian mereka terutama
didasarkan pada suatu keyakinan, bahkan di dalam menghadapi
segala macam sanggahan-sanggahan yang bersifat ilmiah sekalipun.
Fisikawan HubertYockey telah menunjukkan melalui teori informasi
bahwa satu molekul seperti cytochome sekalipun (apalagi organisma-
organisma yang kompleks) tidak bisa muncul secara kebetulan dalam
kurun waktu sepanjang umur bumi ini: “Walaupun bertentangan
dengan ketetapan mantap yang telah ada, orang harus menyimpulkan
satu skenario yang menggam-barkan asal-usul kehidupan di muka
bumi ini yang terjadi secara kebetulan dan oleh sebab-sebab alami
yang dapat diterima berdasarkan pada fakta dan bukan berdasarkan
pada keya-kinan yang belum dituliskan.”
Demikian pula, beberapa ilmuwan mengemukakan keya-kinan
yang dipegang secara luas bahwasanya matahari, bintang, galaksi-
galaksi, dan kehidupan yang memiliki kesadaran tiba-tiba muncul
dari sebuah “ledakan besar (big bang).” Dr. Edwin Godwin, seorang
ahli biologi dari Universitas Princeton, telah membandingkan
kemungkinan-kemungkinan bagi sebuah pla-net seperti planet
kita ini berasal dari sebuah “ledakan besar” dengan kemungkinan
terwujudnya sebuah kamus lengkap yang berasal dari sebuah ledakan
di sebuah perusahaan percetakan.
Ahli bilogi terkemuka, W.H. Thorpe menulis, “Kita mungkin
dihadapkan dengan sebuah kemungkinan bahwa asal-usul kehidupan,
seperti asal-usul alam semesta ini, menjadi satu rin-tangan yang tak
dapat ditembus bagi ilmu pengetahuan dan menjadi suatu pengganjal
yang menahan segala upaya untuk mereduksi ilmu biologi ke ilmu
kimia dan ilmu fisika.” Dan Albert Einstein menegaskan, “Setiap
orang yang terlibat secara sungguh-sungguh dalam upaya mengejar
15. xv
ilmu pengetahuan akan menjadi yakin bahwasanya roh adalah jelas
atau nyata di dalam hukum-hukum alam semesta ini—roh itu jauh
lebih tinggi daripada manusia itu sendiri, dan kita, dengan kekuatan-
keku-atan kita yang sederhana haruslah merasa rendah bersahaja.”
Kehidupan Berasal Dari Kehidupan menunjukkan dengan logika
sederhana bahwa kehidupan tak bisa direduksi hingga ke atom-atom
atau molekul-molekul, dan sang badan itu—tanpa kekuatan hidup,
atau roh—tidak akan mampu menghasilkan kehidupan dalam bentuk
apa pun. Diharapkan pula bahwa-sanya buku ini akan mendorong
para ilmuwan agar membakti-kan diri kembali pada pencarian
kebenaran dan pengetahuan yang lebih bersungguh-sungguh dan
lebih bersemangat lagi dan dengan demikian akan mengarahkan
kembali kecerdasan, akal pikiran, dan karya-karya mereka yang sangat
berharga menuju pada kebaikan dunia yang sebenarnya.
— Thoudam Damodara Singh, Ph.D.
17. 1
Jalan Pagi Pertama
Direkam pada tanggal 18 April 1973,
di Taman Cheviot Hill, Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Thoudam Damodara Singh,
Karandhara dasa adhikari, Brahmananda Swami
dan mahasiswa lainnya.
Kehidupan di Planet-Planet Lain
SRILA PRABHUPADA: Di matahari dan di bulan pun ada entitas
(makhluk) hidup. Apa pendapat para ilmuwan tentang hal ini?
DR. SINGH: Kata mereka tidak ada kehidupan di sana.
SRILA PRABHUPADA: Itu tidak masuk akal. Ada kehidupan di
sana.
DR. SINGH: Mereka mengatakan bahwa tidak ada kehidupan di
bulan sebab mereka tidak menemukan satu pun kehidupan di sana.
SRILA PRABHUPADA: Mengapa mereka percaya hal itu? Planet
bulan tertutupi debu, namun entitas-entitas hidup dapat hidup di
dalam debu tersebut. Setiap atmosfer cocok bagi kehidupan—
atmosfer apa pun. Oleh karena itu, kitab-kitab Veda(1)
menguraikan
entitas-entitas hidup sebagai sarva-gatah, yang berarti “ada di
dalam segala keadaan.” Entitas hidup tidaklah bersifat material.
Walau terpasung dalam satu wadah, yakni badan material, ia
tidaklah bersifat material. Namun apabila kita membicarakan
tentang atmosfer-atmosfer yang berbeda, maka kita menunjuk pada
keadaan-keadaan material yang berbeda.
KARANDHARA: Mereka mengatakan bahwasanya atmosfer bulan
tidak cocok bagi kehidupan, tapi semua yang bisa mereka katakan
secara logis adalah bahwa atmosfer bulan itu tidak cocok bagi
kehidupan sebatas yang mereka ketahui.
SRILA PRABHUPADA: Kitab-kitab Veda mengatakan bahwa
entitas hidup tidak memiliki hubungan apa pun dengan hal-hal
1
18. material. Ia tidak bisa dibakar, tidak putus dipotong-potong, tidak
bisa dikeringkan, tidak basah. Hal ini dibahas di dalam Bhagavad-
gita. (2)
DR. SINGH: Para ilmuwan memperluas pengetahuan mereka tentang
kehidupan di planet ini, dengan pemikiran bahwa hal itu pasti juga
berlaku bagi kehidupan di planet-planet lain.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Mereka terutama memikirkan dirinya
sendiri. Mereka berpikir sempit, dalam perihal keadaan-keadaan
mereka sendiri. Inilah apa yang kita sebut “Filosofi Dr. Kodok.”
[Tertawa.]
Suatu ketika ada seekor kodok yang hidup di dalam sebuah sumur,
dan ketika satu temannya memberitahu dia tentang keberadaan
Lautan Atlantik, dia bertanya kepada temannya, “Wah, apa itu
Lautan Atlantik?”
“Itu adalah kumpulan air yang banyak sekali,” jawab teman-nya.
“Seberapa luaskah? Apakah dua kali ukuran sumur ini?”
“Oh, tidak, jauh lebih luas,” jawab temannya.
“Seberapa lebih luaskah? Sepuluh kali lebih luas?” Dengan cara
seperti inilah si kodok terus memperkirakan luas lautan tersebut.
Namun, apa mungkin si kodok akan pernah mengerti tentang luas
lautan dengan cara seperti ini? Kemampuan kita, pengalaman,
dan kekuatan pemikiran kita selalu terbatas. Pemikiran-pemikiran
para ilmuwan tersebut hanyalah membangkitkan filosofi kodok
semacam itu.
KARANDHARA: Dasar dari apa yang mereka sebut sebagai “in-
tegritas ilmiah” adalah bahwa mereka hanya membicarakan tentang
apa yang dapat mereka alami secara langsung.
SRILA PRABHUPADA: Anda boleh jadi membicarakan pengala-
manAnda, dan saya membicarakan pengalaman saya.Tapi mengapa
saya harus menerima pengalaman Anda? Anda bisa jadi orang
bodoh, namun mengapa saya harus menjadi orang bodoh pula?
Anda mungkin seekor kodok, namun andaikan-lah saya seekor ikan
paus. Mengapa saya harus menganggap sumurAnda sebagai sesuatu
yang penting?Anda memiliki caraAnda sendiri dalam memperoleh
19. pengetahuan ilmiah, dan saya memiliki cara saya sendiri.
DR. SINGH: Karena para ilmuwan itu belum mendeteksi adanya air
di permukaan bulan, maka mereka menyimpulkan bahwa tidak ada
satu pun kehidupan yang mampu bertahan di sana.
SRILA PRABHUPADA: Mereka belum melihat keseluruhan per-
mukaan bulan. Andaikata seseorang datang kemari dari planet
lain, turun di Padang Pasir Arabia dan kemudian pulang kem-bali
ke planetnya. Dapatkah dia sampai pada satu kesimpulan lengkap
tentang sifat keseluruhan bumi ini? Pengetahuannya tidak lengkap.
KARANDHARA: Mereka memiliki peralatan canggih yang mam-pu
mengindera adanya air. Mereka mengatakan bahwa mereka telah
membuat alat itu mengorbit bulan, lalu menyimpulkan bahwa bulan
tidak memiliki air sehingga tidak ada kehidupan di sana.
SRILA PRABHUPADA: Bahkan di matahari sekalipun, yang sa-
ngat jelas sebagai tempat yang tanpa air, ada entitas-entitas hidup.
Bagaimana sebatang kaktus dapat tumbuh di padang pasir, yang
sudah jelas merupakan tempat yang tanpa air?
KARANDHARA: Kaktus mendapatkan air dari atmosfer.
SRILA PRABHUPADA: Ya, karena atmosfer mengandung segala
unsur yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan, yaitu: tanah,
air, api, udara, dan eter. Semua unsur ini ada pada apa pun yang
bersifat material. Sebagai contoh, di dalam tubuh saya ada air, walau
Anda tidak melihatnya. Demikian halnya,Anda tidak melihat api di
dalam tubuh saya, namun tubuh saya terasa hangat. Dari manakah
kehangatan ini berasal? Anda tidak melihat adanya api. Apakah
Anda melihat ada api menyala di dalam tubuh saya? Lalu, dari
manakah ke-hangatan itu berasal? Apa jawabannya?
Alam Semesta Di Dalam Atom
SRILA PRABHUPADA: Semua zat adalah kombinasi dari lima
unsur kasar (tanah, air, api, udara, dan eter) dan tiga unsur halus
(akal pikiran, kecerdasan, dan ego palsu).
KARANDHARA: Menurut ilmu pengetahuan Veda, energi material
dimulai dengan ego palsu lalu berkembang menjadi kecerdasan,
Jalan Pagi Pertama
20. 4 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
kemudian akal pikiran dan kemudian unsur-unsur kasar, yaitu eter,
udara, api dan seterusnya. Jadi, unsur-unsur dasar yang sama ada
di dalam segala zat. Apakah ini benar?
SRILA PRABHUPADA: Ya. Ciptaan alam semesta material ini
seperti pertumbuhan sebatang pohon beringin(3)
yang besar dari
sebutir biji yang sangat kecil. Tak seorang pun dapat melihat
pohon tersebut pada sebutir biji buah beringin, namun segala unsur
pohon itu ada di dalamnya, termasuk ke-cerdasan yang diperlukan.
Sebenarnya, badan semua orang hanyalah sebuah sampel alam
semesta. Badan Anda dan ba-dan saya adalah berbagai alam
semesta.Alam-alam semesta kecil. Oleh karena itu, seluruh delapan
unsur material ada di dalam tubuh kita, persis sebagaimana unsur-
unsur itu ada di dalam seluruh alam semesta ini. Demikian pula
halnya dengan tubuh seekor semut juga merupakan alam semesta
yang lain.
KARANDHARA: Bagaimana mengenai atom?
SRILA PRABHUPADA: Rumusan yang sama berlaku: semua un-
sur pokok ini ada di dalam atom. Anor aniyam mahato mahiyan
[Katha Upanisad 1.2.20]. Ini berarti bahwa baik sesuatu itu sangat
besar ataupun sangat kecil, ia tetap terbuat dari unsur-unsur dasar
yang sama. Hal ini berlaku di mana pun di dunia material ini.
Seperti halnya jam tangan mungil seorang perempuan memiliki
semua mesin yang diperlukan bagi kelancaran fungsinya; jadi
seekor semut memiliki semua substansi otak yang penting agar ia
dapat menangani urusan-urusan atau pekerjaannya dengan baik.
Bagaimana hal ini dimungkinkan? Untuk menjawab dengan tepat,
Anda harus meneliti jaringan-jaringan otak yang ada pada semut
secara saksama. Akan tetapi, Anda tidak mampu melakukannya.
Selain itu, ada serangga-serangga yang lebih kecil daripada semut
yang tak terhitung jumlahnya. Jadi, pastilah ada satu perencanaan
mekanis bagi semua kegiatan detail ini, namun para ilmuwan tidak
mampu menemukannya.
21. 5
Relativitas dan Pengetahuan
SRILA PRABHUPADA: Semua entitas hidup memiliki kecerdas-
an yang diperlukan untuk melaksanakan keempat prinsip pokok
kehidupan, yaitu: makan, tidur, berhubungan seksual, dan
mempertahankan diri. Keempat prinsip pokok ini ada bahkan di
dalam atom. Satu-satunya perbedaan dalam diri manusia adalah
bahwa dia memiliki kecerdasan tambahan yang dapat digunakan
untuk mengerti Tuhan. Inilah perbedaannya. Ahara-nidra-bhaya-
maithunam ca samanam etat pa ubhir naranam. Kegiatan makan,
tidur, hubungan seks, dan mempertahankan diri ditemukan di
mana-mana. Anda melihat pepohonan tumbuh. Di mana pun
ada sebuah buhul, maka kulit kayu tidak tumbuh ke arah ini; ia
tumbuh ke arah lain. [Srila Prabhupada menggerakkan tangannya
untuk menunjukkan bahwa kulit sebatang pohon tidak tumbuh di
atas buhul kayu, melainkan tumbuh di sekitarnya.] Pohon itu me-
miliki kecerdasan: “Jika aku lewat jalan ini, aku akan teralangi,
jadi aku akan lewat jalan yang itu.” Akan tetapi, di manakah
matanya? Bagaimana ia bisa melihat? Ia memiliki kecerdasan.
Kecerdasan tersebut mungkin tidak sebagus kecerdasan Anda,
namun kecerdasan itu adalah juga kecerdasan. Sama halnya, seorang
anak kecil juga mempunyai kecerdasan, kendati tidak semaju
kecerdasan ayahnya. Seiring berjalannya waktu, ketika anak itu
memperoleh badan seperti badan ayahnya, maka kecerdasan anak
itu akan berkembang dan diperlihatkan sepenuhnya.
DR. SINGH: Jika demikian, maka kecerdasan itu bersifat relatif.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Segalanya bersifat relatif. Anda me-
miliki badan Anda, usia hidup Anda, dan kecerdasan Anda, dan
semut berkecerdasan semut. Baik kita maupun semut, sama-sama
hidup selama seratus tahun, namun jangka waktu seratus tahun
kita bersifat relatif terhadap badan jasmani kita. Brahma sekalipun,
entitas hidup yang berusia paling panjang di alam semesta ini, hidup
selama seratus tahun (seratus tahun Brahma). Bagi kita, masa hidup
semut mungkin terasa hanya beberapa hari saja. Demikian pula
halnya, di planet-planet lain dengan atmosfer yang berbeda dengan
Jalan Pagi Pertama
22. 6 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
atmosfer bumi, ada bentuk-bentuk kehidupan yang sesuai dengan
kondisi-kondisi tersebut. Akan tetapi, para ilmuwan berusaha me-
mandang segalanya menurut keadaan-keadaan relatif planet bumi
ini. Hal ini tidak masuk akal. Mengapa kita berbuat de-mikian? Jika
seluruh manifestasi alam semesta ini mengikuti hukum relativitas,
bagaimana para ilmuwan bisa mengatakan bahwa keadaan-keadaan
yang berasal dari planet ini pasti berlaku bagi kehidupan di planet-
planet lain?
Kitab-kitab Veda mengajarkan kepada kita bahwa pengetahuan
harus selalu dipertimbangkan berkenaan dengan de akala patra. De
berarti “keadaan-keadaan,” kala berarti “waktu,” dan patra berarti
“obyek.” Kita harus mengerti segalanya dengan mempertimbangkan
ketiga unsur ini. Sebagai contoh, seekor ikan hidup dengan sangat
nyaman di dalam air, dan kita menggigil berada di tepi laut. Hal
ini karena de kala patra yang saya miliki dan de kala patra ikan
berbeda. Tapi, jika kita menyimpulkan bahwa burung camar juga
akan menggigil kedinginan di dalam air, maka kesimpulan yang
demikian adalah sesuatu yang tidak masuk akal; de kala patra bagi
burung camar juga berbeda. Ada 8.400.000 jenis kehidupan yang
berbeda di dalam manifestasi alam semesta ini, dan masing-masing
jenis kehidupan harus menyesuaikan diri pada keadaan-keadaan
sekitarnya dengan cara-cara yang berlainan. Di planet ini sekalipun,
Anda tidak dapat hidup di Alaska dengan nyaman, walau daerah
tersebut juga termasuk wilayahAmerika. Demikian halnya dengan
entitas-entitas hidup yang menikmati kehidupan diAlaska, mereka
tidaklah datang kemari.
KARANDHARA: Dengan demikian relativitas itu didasarkan pada
kondisi individual kita.
SRILAPRABHUPADA: Ya. Karena itu dikatakan bahwa makanan
yang baik bagi satu pihak bisa jadi merupakan racun bagi pihak lain.
BRAHMšNANDASWAMI: Lantaran para ilmuwan tidak dapat
bertahan hidup di bulan, mereka berpikir bahwa sesuatu yang lain
pun tidak dapat hidup di sana.
23. 7
8,6 Milyar Tahun Adalah Sehari
DR. SINGH: Persoalan dunia ini adalah bahwa hampir semua orang
sedang memikirkan hal-hal yang berkenaan dengan keadaan-
keadaan mereka sendiri—dan itu, sesuatu yang ti-dak masuk akal.
MAHASISWA: Seseorang yang tidak pernah keluar dari kam-pung
halamannya berpikir bahwa kampungnya itu adalah keseluruhan
dunia.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Si kodok selalu berpikir dalam
ling-kup hal yang relatif terhadap sumur yang ia tempati. Ia tak
memiliki kemampuan untuk berpikir lebih. Lautan itu luas, tapi si
kodok memikirkan luas lautan dipandang dari sudut yang relatif
dengan bayangan luas yang ada dalam benaknya. Sama halnya,
Tuhan sangat besar, namun kita berpikir tentang Tuhan dari segi
kebesaran yang relatif, kebesaran yang relatif menurut kita. Ada
serangga-serangga tertentu yang dilahirkan pada waktu malam,
dan mereka tumbuh berkembang, mela-hirkan keturunan lalu
mati—semuanya berlangsung sebelum fajar. Mereka tidak pernah
melihat pagi. Jadi, jika mereka menyimpulkan bahwa pagi itu tidak
ada, maka itu omong kosong. Demikian pula ketika kita mendengar
dari sastra- sastra [kitab-kitab suci yang diwahyukan] bahwa masa
hidup Brahma sama dengan berjuta-juta tahun menurut waktu kita,
lalu kita tidak percaya hal itu. Kita berkata, “Bagaimana mungkin
begitu?” Akan tetapi Bhagavad-gita [8.17] menyebutkan, sahasra-
yuga-paryantam ahar yad brahmano viduh: “Empat milyar tiga ratus
juta tahun bumi sama dengan dua belas jam waktu Brahma.” Bahkan
seorang politisi terkemuka India yang dikenal sebagai seorang
cendekiawan Gita yang termasyhur pun menyangkal keterangan
ini. Dia mengatakan bahwa itu spekulasi semata. Sungguh kurang
ajar! Namun demikian, ia diterima sebagai seorang cendekiawan
penting. Inilah persoalannya. Orang-orang yang kurang ajar dan
bodoh disahkan sebagai cendekiawan, ilmuwan dan ahli filsafat,
dan akibatnya, seluruh dunia tersesat.
Jalan Pagi Pertama
25. 9
Jalan Pagi Kedua
Direkam pada tanggal 19 April 1973,
di Taman Cheviot Hills, Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh, Karandhara dasa Adhikari,
Brahmananda Swami dan mahasiswa lainnya.
Paham Darwin Punah
SRILA PRABHUPADA: Dunia material ini adalah suatu cam-
puran tiga sifat, yaitu sattva, rajas dan tamas (kebaikan, nafsu dan
kebodohan), yang mana ketiga sifat itu berlaku di mana-mana.
Ketiga sifat ini ada dalam berbagai proporsi pada semua jenis
kehidupan. Sebagai contoh, beberapa pohon menghasil-kan buah
yang enak, sementara yang lainnya hanya diperuntukkan sebagai
kayu bakar. Hal ini disebabkan oleh gabungan dari sifat-sifat alam
tertentu. Ketiga sifat ini juga ditemukan pada binatang. Sapi berada
dalam sifat kebaikan, singa dalam sifat nafsu, dan kera dalam sifat
kebodohan. Menurut Darwin, moyangnya seekor kera. [Tertawa.]
Dia telah berteori secara dungu.
DR. SINGH: Darwin mengatakan bahwa beberapa spesies telah
punah dalam upaya untuk bertahan hidup. Bagi yang mampu
bertahan hidup akan bertahan, namun bagi yang tidak mampu
akan punah. Jadi, dia mengatakan bahwa bertahan hidup dan mati
berjalan secara berdampingan.
SRILAPRABHUPADA: Tidak ada apa pun yang punah. Kera tidak
punah. Nenek moyang Darwin, kera, masih tetap ada hingga kini.
KARANDHARA: Darwin mengatakan pasti ada suatu seleksi alam.
Namun seleksi berarti pilihan. Jadi, siapakah yang memilih?
SRILA PRABHUPADA: Itu pasti ada satu sosok. Siapakah yang
memperkenankan bertahan hidup dan matinya seseorang? Pastilah
ada suatu penguasa dengan kebijakan memberi perintah seperti itu.
Itulah dalil pertama kita. Siapa penguasa itu, dijelaskan di dalam
9
26. 10 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Bhagavad-gita. Krishna bersabda, maya-dhyak ena prak tih: “Alam
berjalan di bawah kendali-Ku.” [Bg. 9.10]
DR. SINGH: Darwin juga mengatakan bahwa spesies-spesies yang
berbeda tidak tercipta secara bersamaan, melainkan ber-kembang
secara bertahap.
SRILA PRABHUPADA: Lalu, apa penjelasannya tentang bagai-
mana proses evolusi itu dimulai?
KARANDHARA: Para pendukung paham modern Darwin me-
ngatakan bahwa organisme hidup pertama, tercipta secara kimiawi.
SRILA PRABHUPADA: Dan saya mengatakan kepada mereka,
“Jika kehidupan berasal dari zat-zat kimia, dan jika ilmu penge-
tahuan Anda sangat maju, mengapa Anda tidak mampu men-
ciptakan kehidupan secara biokimia di laboratorium Anda?”
Di Masa Depan
KARANDHARA: Mereka mengatakan bahwa mereka akan men-
ciptakan kehidupan di masa depan.
SRILA PRABHUPADA: Masa depan apa? Ketika masalah pokok
yang sangat penting ini muncul, mereka berkata, “Kami akan
melakukannya di masa depan.” Mengapa di masa depan? Itu omong
kosong belaka. “Jangan mempercayai masa depan, betapa pun
menggiurkannya.” Jika mereka sangat maju, seharusnya mereka
tunjukkan sekarang bagaimana kehidupan dapat diciptakan dari
zat-zat kimia. Jika mereka tidak mampu melakukannya, apalah arti
kemajuan mereka. Mereka sedang membual.
KARANDHARA: Mereka mengatakan bahwa mereka benar-benar
berada di ambang penciptaan kehidupan.
SRILA PRABHUPADA: Itu hanyalah satu cara berbeda untuk
mengatakan hal yang sama: “Di masa depan.” Para ilmuwan harus
mengakui bahwa mereka masih belum mengetahui asal mula
kehidupan. Pernyataan bahwa mereka akan segera membuktikan
satu asal kehidupan kimiawi adalah sesuatu seperti membayar
seseorang dengan selembar cek mundur. Andaikan saya memberi
Anda selembar cek mundur senilai sepuluh ribu dolar tetapi
27. 11
sebenarnya saya tidak punya uang sama sekali. Apa nilai cek
tersebut? Para ilmuwan sedang menyatakan bahwa sains mereka
sangat menakjubkan, na-mun ketika sebuah contoh mudah
diterapkan, contoh yang kita ajukan, mereka mengatakan bahwa
mereka akan me-nerima contoh itu nanti. Jika saya mengatakan
bahwa saya mempunyai uang berjuta-juta dolar jumlahnya, dan
ketika Anda meminta sedikit, saya menjawab, “Ya, sekarang
Anda akan saya beri uang banyak dalam bentuk selembar cek
mundur. Apakah itu menggembirakan?” Jika Anda cerdas, Anda
akan menjawab, “Saat ini berilah saya setidaknya lima dolar tunai
jadi saya bisa melihat sesuatu yang nyata.” Demikian halnya,
para ilmuwan tidak mampu menciptakan sebatang rumput pun
di laboratorium mereka, namun mereka menya-takan bahwa
kehidupan tercipta dari zat-zat kimia. Omong kosong apa lagi ini?
Apakah tidak ada seorang pun yang mem-pertanyakan hal ini?
KARANDHARA: Mereka mengatakan bahwa kehidupan diciptakan
oleh hukum-hukum kimia.
SRILAPRABHUPADA: Ketika ada seperangkat hukum, maka kita
pasti berpikir bahwa seseorang telah membuat hukum itu. Meskipun
mereka telah mengantongi segala yang namanya kemajuan, para
ilmuwan tetap saja tidak sanggup membuat sebatang rumput pun
di laboratorium mereka. Ilmuwan macam apa mereka itu?
DR. SINGH: Mereka mengatakan bahwa dalam analisis akhir,
segalanya berasal dari zat. Zat hidup berasal dari zat yang tidak
hidup.
SRILAPRABHUPADA: Lalu untuk saat ini dari manakah zat hi-dup
ini berasal? Apakah para ilmuwan mengatakan bahwa kehidupan
berasal dari zat di masa lalu tetapi tidak di masa sekarang? Dari
manakah semut berasal sekarang ini—dari kotoran?
Mata Rantai yang Hilang
DR. SINGH: Sebenarnya ada beberapa teori yang menerangkan
bagaimana kehidupan itu berasal dari zat, bagaimana zat hidup itu
berasal dari zat yang tidak hidup.
SRILA PRABHUPADA: [Dengan mengelompokkan Dr. Singh
Jalan Pagi Kedua
28. 12 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
ke dalam peran sebagai seorang ilmuwan materialistik]. Baiklah,
ilmuwan, mengapa kehidupan tidak berasal dari zat untuk saat
sekarang ini? Anda orang yang tidak jujur. Mengapa kehidupan
tidak berasal dari zat saat sekarang ini?
Sebenarnya ilmuwan yang demikian adalah orang yang tidak
jujur. Mereka mengatakan secara kekanak-kanakan bahwa
kehidupan berasal dari zat, walaupun mereka sama sekali tidak
mampu membuktikannya. Gerakan kesadaran Krishna kita akan
menyingkap semua orang yang tidak jujur ini. Mereka hanya
berlagak. Mengapa mereka tidak segera menciptakan kehidupan?
Dahulu mereka berkata, kehidupan berasal dari zat; dan mereka
mengatakan bahwa hal ini akan terjadi lagi di masa datang. Mereka
bahkan mengatakan bah-wa mereka akan menciptakan kehidupan
dari zat. Teori macam apakah ini? Mereka telah menguraikan bahwa
kehidupan mulai dari zat. Ini berarti di masa yang telah lalu—
“began” (kata kerja bentuk lampau) yang berarti telah mulai. Lalu
mengapa sekarang mereka berkata tentang masa depan? Apakah
itu tidak bertolak belakang? Mereka sedang mengharapkan masa
lampau datang lagi di masa yang akan datang. Ini adalah bualan
yang bersifat kekanak-kanakan.
KARANDHARA: Mereka mengatakan bahwa kehidupan berasal
dari zat di masa lampau dan mengatakan bahwa mereka akan
menciptakan kehidupan dengan cara ini di masa datang.
SRILA PRABHUPADA: Omong kosong apalagi ini? Jika mereka
tidak mampu membuktikan bahwa kehidupan berasal dari zat pada
saat ini, bagaimana mereka mengetahui kehidupan muncul dengan
cara seperti ini di masa lampau?
DR. SINGH: Mereka berasumsi...
SRILA PRABHUPADA: Semua orang bisa berasumsi, tapi itu
bukanlah sains. Semua orang bisa mengasumsikan sesuatu. Anda
dapat mengasumsikan sesuatu, saya dapat mengasum-sikan sesuatu.
Tapi, harus ada bukti. Kita dapat membuktikan bahwa kehidupan
berasal dari kehidupan. Contohnya, seorang ayah menghasilkan
keturunan seorang anak. Sang ayah hidup, dan sang anak hidup.
Mana bukti dari mereka bahwa seorang ayah dapat berupa
29. 13
sebongkah batu mati? Mana bukti mereka? Kita dapat dengan
mudah membuktikan bahwa ke-hidupan mulai dari kehidupan.
Dan kehidupan awal adalah Krishna. Hal itu juga dapat dibuktikan.
Tapi, apa buktinya bah-wa seorang anak lahir dari batu? Mereka
benar-benar tidak mampu membuktikan bahwa kehidupan berasal
dari zat. Mereka mengesampingkan itu demi masa depan. [Tertawa.]
KARANDHARA: Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka se-
karang dapat memformulasikan sejumlah asam amino, yang hampir
menyerupai organisme-organisme bersel satu. Mereka mengatakan
bahwa karena asam-asam ini begitu mirip dengan makhluk hidup,
maka pasti hanya ada satu mata rantai yang hilang sebelum mereka
mampu menciptakan kehidupan.
SRILA PRABHUPADA: Omong kosong! Mata rantai yang
hilang. Saya menantang mereka langsung! [Tertawa.] Mereka
tidak mendengarkan tantangan ini. Mata rantai yang hilang itulah
tantangan yang saya maksud.
Hadiah Nobel Bagi Seekor Keledai
DR. SINGH: Beberapa ilmuwan berharap bahwa di masa depan
mereka akan mampu menciptakan bayi di dalam tabung-tabung
percobaan.
SRILA PRABHUPADA: Tabung-tabung percobaan?
DR. SINGH: Ya, mereka bermaksud untuk menggabungkan unsur-
unsur pria dan wanita di laboratorium-laboratorium biologis.
SRILA PRABHUPADA: Jika mereka mulai dengan makhluk-
makhluk hidup, apa kegunaan tabung percobaan itu? Tabung
tersebut hanyalah sebuah tempat bagi gabungan yang dimaksud,
dan seperti itu pula kegunaan rahim. Penghargaan apa yang perlu
diberikan kepada para ilmuwan itu jika hal ini telah dilakukan di
dalam tabung uji buatan alam?
KARANDHARA: Hal tersebut telah dilakukan oleh alam, namun
apabila seorang ilmuwan melakukan hal itu, maka orang akan
memberikan Hadiah Nobel kepadanya.
SRILA PRABHUPADA: Ya, hal demikian dinyatakan di dalam
Jalan Pagi Kedua
30. 14 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Srimad Bhagavatam: va-vi -varaho ra-kharaih sastutah purusah
pasuh.(4)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang memuji
manusia-manusia yang seperti binatang tidaklah lebih baik daripada
anjing, babi, unta, dan keledai. Sva berarti “anjing,” vid-varaha
berarti “babi yang makan kotoran,” u ˜ra berarti “unta,” dan khara
berarti “keledai.” Jika Hadiah Nobel diberikan kepada seorang
ilmuwan yang merupakan orang kurang ajar, maka orang-orang
yang duduk dalam komite pemberi hadiah tersebut tidaklah lebih
baik daripada anjing, babi, unta, dan keledai. Kita tidak menganggap
mereka manusia. Seekor binatang dipuji oleh binatang lainnya. Di
mana letak nilai kebanggaan untuk hal semacam itu? Jika orang-
orang yang duduk di dalam komite itu tidak lebih baik da-ripada
binatang, siapa pun yang menerima Hadiah Nobel di bidang sains
adalah orang bodoh nomor wahid, sebab dia dipuji oleh para
binatang, bukan oleh manusia.
DR. SINGH: Bagi beberapa ilmuwan, Hadiah Nobel adalah hal yang
paling istimewa.
SRILA PRABHUPADA: Mereka adalah orang yang tidak jujur.
Mereka sedang membual, dan karena mereka sedang bermain kata-
kata, maka orang lain dalam keadaan tersesat.
BRAHMšNANDASWAMI: Nobel adalah orang yang menemu-kan
dinamit.
SRILAPRABHUPADA: Dia telah menciptakan kemalangan be-sar,
dan telah meninggalkan uangnya untuk menciptakan kemalangan
lebih lanjut. [Tertawa.]
BRAHMšNANDA SWAMI: Gita menyebutkan bahwa orang-
orang jahat melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk
menghancurkan dunia.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Ugra-karmasah kayaya jagato
‘hitah [Bg. 16.9] Mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang
diperuntukkan bagi ketidakberuntungan dan kehancuran dunia.
31. 15
Perbedaan Antara Yang Hidup
dan Yang Tidak Hidup
[Srila Prabhupada mengarahkan tongkatnya menunjuk pada sebatang
pohon-mati.]
SRILA PRABHUPADA: Sebelumnya, daun-daun dan ranting-
ranting tumbuh dari pohon ini. Sekarang, tunas-tunas dan ranting
tersebut tidak lagi tumbuh. Bagaimana para ilmuwan menjelaskan
hal ini?
KARANDHARA: Mereka akan mengatakan bahwa komposisi
kimiawi pohon ini telah berubah.
SRILA PRABHUPADA: Untuk membuktikan teori itu, mereka
harus bisa memasukkan zat-zat kimia yang tepat untuk mem-buat
cabang-cabang dan daun-daun tumbuh lagi. Metode ilmiah meliputi
observasi, hipotesa, dan kemudian pembuktian. Dengan demikian
teori tersebut menjadi sempurna. Tapi, para ilmuwan sungguh-
sungguh tidak sanggup membuktikan di laboratorium-laboratorium
mereka bahwa kehidupan berasal dari zat. Mereka hanya mengamati
dan kemudian mengobral kata-kata yang tak masuk akal. Mereka
seperti anak-anak. Di masa kanak-kanak, kita mengamati sebuah
kotak gramo-phone dan berpikir bahwa di dalam kotak itu ada
seseorang yang sedang menyanyi, yaitu seorang manusia listrik.
Kita mengira pasti ada seorang manusia listrik atau semacam hantu
di dalam kotak tersebut. [Tertawa.]
DR. SINGH: Salah satu pertanyaan populer yang muncul saat
kita mulai belajar biologi adalah “Apa perbedaan antara suatu
organisme hidup dan organisme tidak hidup?” Buku-buku pelajaran
mengatakan bahwa ciri-ciri utama yang membedakan keduanya
adalah bahwa makhluk hidup dapat bergerak dan menghasilkan
keturunan, sedangkan benda mati tidak dapat melakukan kedua hal
tersebut. Namun, buku-buku tersebut tidak pernah membicarakan
tentang sifat dasar dari roh atau tentang kesadaran dari entitas hidup.
SRILA PRABHUPADA: Kesadaranlah yang merupakan tanda
utama adanya kehidupan. Hanya karena adanya kesadaran maka
satu entitas hidup dapat bergerak dan menghasilkan keturunan.
Jalan Pagi Kedua
32. 16 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Oleh karena seseorang berada dalam keadaan sadar, maka dia
berpikir tentang perkawinan dan tentang menghasilkan anak. Dan
kesadaran yang asli dijelaskan di dalam Veda: tad aik ata bahu
syam [Chandogya Upanisad 6.2.3]. Ini berarti bahwa Tuhan, insan
sadar yang sejati, ber-sabda, “Aku akan menjadi banyak.” Tanpa
kesadaran, maka tidak memungkinkan ada hasil yang diperoleh.
Daya Hidup yang Individual
SRILAPRABHUPADA: Tukang kebun menyirami pepohonan yang
hijau dengan air, jadi mengapa mereka tidak menyirami pohon yang
mati ini dan membuatnya hijau kembali?
DR. SINGH: Berdasarkan pengalaman, mereka tahu bahwa po-hon
yang mati itu tidak akan tumbuh lagi.
SRILA PRABHUPADA: Lalu unsur apa yang kurang? Para
ilmu-wan mengatakan bahwa zat-zat kimia adalah penyebab ke-
hidupan, sementara semua zat kimia yang ada pada saat pohon itu
masih hidup, masih ada. Dan zat-zat kimia ini masih men-dukung
kehidupan banyak entitas seperti mikroba dan serangga. Jadi,
mereka tidak dapat mengatakan bahwa daya hidup yang ada di
pohon itu yang kurang. Daya hidup ter-sebut tetap ada.
DR. SINGH: Tapi, bagaimana tentang daya hidup pohon itu sendiri?
SRILA PRABHUPADA: Ya, itulah bedanya. Daya hidup itu ber-
sifat individu, dan entitas hidup dari pohon tersebut telah pergi.
Inilah hal yang sebenarnya, mengingat bahwa semua zat kimia
yang diperlukan untuk mendukung kehidupan itu masih ada di
sana, tapi pohon tersebut mati.
Ini satu contoh lagi.Andaikata saya tinggal di sebuah apar-temen,
dan kemudian saya meninggalkannya. Saya telah pergi, tetapi ada
banyak entitas hidup lainnya yang tetap tinggal di sana, yaitu semut,
laba-laba, dsb. Jadi, tidak benar bahwa hanya lantaran saya telah
meninggalkan apartemen itu, lantas apartemen itu tidak dapat lagi
menampung kehidupan. Enti-tas hidup yang lainnya masih tetap
tinggal di sana. Singkatnya, hanya saya, sebagai satu makhluk
hidup individu, yang pergi. Zat-zat kimia yang ada pada pohon itu
33. 17
seperti apartemen ter-sebut: semua itu hanyalah lingkungan bagi
kekuatan indi-vidu—sang roh—dalam melakukan suatu aktivitas.
Dan sang roh adalah satu individu. Saya adalah satu individu, dan
oleh karena itu saya mungkin meninggalkan apartemen tersebut.
Demikian halnya dengan mikroba. Mikroba-mikroba tersebut juga
indi-vidu-individu; mereka memiliki kesadaran individu. Jika
mereka sedang bergerak menuju suatu arah namun entah karena
sesuatu hal mendapat halangan, mereka akan berpikir, “Biar aku
lewat jalan lain saja.” Mereka memiliki personalitas.
KARANDHARA: Namun di dalam satu badan yang mati tidak ada
personalitas.
SRILAPRABHUPADA: Ini menunjukkan bahwa roh individu telah
meninggalkan badan itu. Sang roh telah pergi, dan oleh karena itu,
pohon tersebut tidak tumbuh.
DR. SINGH: Di dalam badan yang hidup, Srila Prabhupada, ada
makhluk-makhluk hidup kecil yang tak terhitung jum-lahnya, tapi
sang diri individu yang memiliki badan itu juga tinggal di sana.
Apakah itu benar?
SRILA PRABHUPADA: Ya. Di dalam badan saya ini ada berjuta-
juta entitas hidup. Di dalam usus saya ada banyak cacing. Jika
mereka menjadi kuat, maka apa pun yang saya makan, mereka
makan, dan saya tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari makanan
itu. Karena itu, orang-orang yang ususnya penuh cacing tambang
makan sangat banyak tapi tidak pernah gemuk. Mereka kurus,
dan mereka merasa sangat lapar, karena entitas-entitas hidup yang
kecil ini memakan makanan mereka. Jadi, ada beribu-ribu dan
berjuta-juta entitas hidup di dalam badan saya ini—mereka adalah
individu-individu, dan saya adalah satu individu—namun saya
pemilik badan ini, seperti halnya saya mungkin sebagai pemilik
dari sebuah kebun yang di dalamnya ada berjuta-juta entitas hidup
yang tinggal di sana.
MAHASISWA: Jadi, jika saya makan Krishna-prasada [makanan
yang telah dipersembahkan kepada Sri Krishna], apakah entitas-
entitas hidup di dalam badan saya juga makan prasada?
Jalan Pagi Kedua
34. 18 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
SRILA PRABHUPADA: Ya. Anda adalah orang yang penuh ke-
bajikan. [Tertawa.] Anda makan Krishna-prasada untuk makhluk
lainnya.
KARANDHARA: Kerja untuk kesejahteraan sosial.
SRILAPRABHUPADA: Ya, namun ada begitu banyak makanan di
dalam badanAnda untuk mereka makan, sehinggaAnda tidak perlu
melakukan suatu upaya tersendiri untuk memberi mereka makan.
Sedikit Kata, Banyak Penyelesaian
SRILA PRABHUPADA: Roh individu tidak pernah hilang. Dia
tidak mati, ataupun dilahirkan. Dia hanya berganti badan dari satu
badan ke badan lain, seperti halnya orang berganti pa-kaian. Ini
ilmu pengetahuan yang sempurna.
DR. SINGH: Tapi, mengapa para ilmuwan tidak menerima hal ini?
SRILA PRABHUPADA: Mereka bukanlah orang baik-baik.
Me-reka tidak beriman. Bahkan mereka bukan orang-orang ter-
hormat. Dalam keadaan-keadaan yang sesuai, orang-orang baik
akan memiliki rasa segan atau rasa malu. Akan tetapi, orang-
orang semacam ilmuwan itu tidak memiliki rasa malu. Mereka
tidak mampu menjawab tantangan-tantangan kita dengan benar.
Sekalipun demikian, tanpa rasa malu mereka menyatakan diri
sebagai ilmuwan dan menyatakan akan menciptakan kehidupan.
Mereka bahkan bukan orang-orang terhormat. Paling tidak saya
menganggap mereka seperti itu. Seorang pria terhormat akan merasa
malu untuk membica-rakan sesuatu yang tidak masuk akal.
DR. SINGH: Mereka tidak berpikir sebelum bicara.
SRILAPRABHUPADA: Itu berarti bahwa mereka bukan manu-sia.
Seorang manusia berpikir dua kali sebelum mengatakan sesuatu.
Pemahaman tentang adanya kehidupan di dalam badan telah dibuat
menjadi mudah untuk mengerti oleh Sri Krishna. Krishna bersabda:
dehino ‘smin yathä dehe
kaumäraà yauvanaà jarä
tathä dehäntara-präptir
dhéras tatra na muhyati
35. 19
“Seperti halnya roh yang terkurung di dalam badan terus-menerus
berpindah di dalam badan ini, dari masa remaja ke masa dewasa
hingga usia tua, demikian halnya sang roh berpindah masuk ke
dalam badan yang lain pada saat kematian. Roh yang insaf-diri
tidak dibingungkan oleh pergantian seperti itu.” (Bg. 2.13) Dalam
dua kalimat ini, Krishna memecahkan seluruh persoalan biologi.
Itulah pengetahuan. Sedikit kata, banyak penyelesaian. Berjilid-jilid
buku menguraikan tentang sesuatu yang tidak masuk akal dan tanpa
makna. Para ilmu-wan materialistik itu seperti kodok yang sedang
berkuak-kuak: ka-ka-ka, ka-ka-ka. [Srila Prabhupada menirukan
bunyi kodok ngorek, dan yang lainnya tertawa.] Kodok-kodok
itu sedang berpikir, “Wah, kita sedang bercakap-cakap dengan
gembira,” tapi akibatnya ular menemukan mereka dan ber-kata,
“Wah, ini ada kodok yang enak!” [Srila Prabhupada menirukan
suara seekor ular yang sedang makan kodok.] Bup! Habislah.
Apabila kematian datang, maka segalanya berakhir. Para ilmuwan
materialistik itu sedang berkuak-kuak—ka-ka-ka—namun saat
kematian datang, industri ilmiah mereka berakhir, dan mereka
menjadi anjing, kucing atau sesuatu semacam itu.
Jalan Pagi Kedua
37. 21
Jalan Pagi Ketiga
Direkam pada tanggal 28 April 1973,
di Taman Cheviot Hills, Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh,
Karandhara dasa adhikari dan para mahasiswa yang lain.
Ilmuwan Sebagai Pencuri
SRILA PRABHUPADA: [Sambil memegang sekuntum bunga ma-
war]: Mampukah ilmuwan menciptakan sekuntum bunga seperti
ini di dalam laboratorium?
DR. SINGH: Itu tidak mungkin.
SRILA PRABHUPADA: Tidak, tidaklah mungkin. Lihatlah betapa
mengagumkannya kerja energi Krishna! Tak seorang ilmu-wan pun
mampu menciptakan sekuntum bunga seperti ini di laboratorium.
Mereka tidak dapat menciptakan bahkan beberapa butir pasir
sekalipun, kendati demikian mereka menyatakan diri memiliki
kecerdasan paling maju di alam semesta ini. Itu bodoh.
DR. SINGH: Mereka mengambil zat dari Krishna, memanipulasi-
nya, dan kemudian menyatakan bahwa mereka telah mencip-takan
sesuatu yang luar biasa.
SRILA PRABHUPADA: Paling tidak jika mereka mau mengakui
bahwa mereka telah mengambil zat dari Krishna, maka itu bagus.
Kita mengerti bahwa segalanya berasal dari Krishna.
DR. SINGH: Tapi, mereka tidak akan mengakui bahwa mereka
sedang mengambil sesuatu dari Krishna. Sebaliknya mereka
mengatakan bahwa mereka-lah pencipta.
SRILAPRABHUPADA: Bagaimana mereka menciptakan sesu-atu?
Mereka mengambil pasir dan mencampurnya dengan be-berapa zat
kimia lalu membuatnya menjadi kaca. Mereka tidak menciptakan
pasir ataupun zat-zat kimia tersebut; mereka mengambil pasir
dan zat-zat kimia itu dari tanah. Bagaimana mereka menciptakan
21
38. 22 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
sesuatu?
DR. SINGH: Mereka berkata, “Kami telah mengambil bahan-bahan
dari alam.”
SRILA PRABHUPADA: “Dari alam” berarti dari satu personal.
Mereka telah mengambil dari alam, namun demikian mereka adalah
pencuri karena segala yang ada di alam ini adalah milik Krishna.
Isavasyam idam sarvam: “Segalanya adalah ciptaan Tuhan.”
[Isopanisad 1] Di dalam Bhagavad-gita Krishna menyatakan bahwa
jika seseorang tidak melakukan yajña [korban suci], maka dia
pencuri.Yajña berarti pengakuan bahwa benda-benda telah diambil
dari Krishna. Kita seharusnya berpikir, “Krishna, Engkau telah
memberi kami banyak hal untuk keperluan hidup kami.” Pengakuan
inilah yang Krishna inginkan; itu saja. Kalau tidak, apa yang dapat
Krishna harapkan dari Anda? Apa-lah artinya Anda di hadapan
Krishna? Kita harus mengakui kebaikan Krishna. Oleh karena itu,
sebelum makan kita mempersembahkan makanan kepada Krishna,
dan berdoa, “Krishna, Engkau telah memberi kami makanan yang
enak ini, jadi pertama-tama Engkau yang menikmatinya.” Lalu
kita me-makannya.
Krishna tidaklah lapar, meskipun demikian Krishna dapat
makan seluruh dunia dan kemudian menciptakan lagi persis
seperti sebelumnya. Purnasya purnam adaya purnam evaya I yate
[IsopanisadAyat Pendahuluan]. Krishna Maha-sempurna sehingga
jika Anda mengambil semua energi Krishna dari Krishna, semua
energi semula tetap ada pada Krishna. Itu adalah kekekalan energi
yang sempurna.
Asal Usul Alam
DR. SINGH: Ada satu jurnal ilmiah yang disebut Nature. Jurnal
itu memuat artikel-artikel mengenai produk-produk alam
seperti tanaman, bunga dan mineral, namun jurnal tersebut tidak
menyebutkan Tuhan.
SRILA PRABHUPADA: Kita mungkin benar mengamati bahwa
tanaman dihasilkan oleh alam. Akan tetapi pertanyaan selanjutnya
39. 23
yang harus diajukan adalah, “Siapakah yang telah menghasilkan
alam?” Menanyakan hal ini adalah kecerdasan sejati.
DR. SINGH: Mereka pada umumnya tidak berpikir tentang hal ini.
SRILA PRABHUPADA: Jika demikian, mereka itu bodoh. Dari
manakah alam ini berasal? Begitu kita membicarakan tentang
alam, maka pertanyaan selanjutnya yang semestinya adalah, “Milik
siapakah alam tersebut?” Bukankah demikian? Sebagai contoh,
saya membicarakan tentang sifat saya, dan Anda membicarakan
sifat Anda. Oleh karena itu, seketika kita membicarakan alam,
maka pertanyaan selanjutnya seharusnya, “Milik siapakah alam
itu?” Alam berarti energi. Dan saat kita membicarakan energi,
maka kita harus mencari tahu sumber energi itu. Sebagai contoh,
jikaAnda membicarakan energi listrik, makaAnda harus menerima
keberadaan sumbernya, pembangkit listrik. Bagaimana Anda bisa
menolak hal tersebut? Listrik tidak berasal dari kita secara otomatis.
Demikian halnya dengan alam tidak sedang bekerja secara otomatis;
ia berada di bawah kendali Krishna.
MAHASISWA: Di dalam kitab-kitab Veda dinyatakan bahwa energi
material bekerja di bawah arahan Krishna.
SRILAPRABHUPADA: Ya. BegituAnda berbicara tentang energi,
maka haruslah ada sumber energi.
Fatamorgana Dunia Material
KARANDHARA: Para geolog mempelajari lapisan-lapisan bumi
untuk melacak asal usul bumi.
SRILA PRABHUPADA: Akan tetapi kerak bumi ini sedang dicip-
takan dan dihancurkan pada setiap saat. Saat sekarang lapisan-
lapisan itu begini, dan setengah jam kemudian lapisan-lapisan itu
akan berbeda. Lapisan-lapisan itu adalah jagat, selalu berubah.
Krishna menyatakan di dalam Bhagavad-gita [8.4], adhibhutam
kraro bhavah: “Alam fisik dikenal selalu berubah.” Oleh karena
itu, orang tidak akan mampu menemukan sumber dari segala energi
hanya dengan mengamati energi itu sendiri. Sekarang lapisan-
lapisan bumi mungkin hitam, kemudian mungkin menjadi putih,
Jalan Pagi Ketiga
40. 24 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
dan kemudian hitam lagi. Jadi para geolog itu mempelajari warna
hitam, lalu warna putih, hitam lagi, dan seterusnya. Inilah yang
disebut punahpuna carvita-carva-sanam, “mengunyah sesuatu yang
telah dikunyah.”(5)
Sekarang suasana terasa dingin, pada tengah hari
akan menjadi hangat, dan pada malam hari akan menjadi dingin lagi.
Demikian halnya seluruh manifestasi kosmik material ini menjadi
sasaran bagi berbagai macam perubahan. Badan-badan kita pun
sedang berubah. Segalanya sedang berubah. Namun, apa keabadian
di balik perubahan ini? Itulah pokok bahasan pengetahuan yang
sejati. Para ilmuwan tidak menemukan keabadian tersebut, dan
oleh karenanya, mereka kecewa. Mereka berpikir bahwa latar
belakang segalanya adalah kehampaan, kosong. Mereka berpikir
bahwa keabadian itu kosong. Dan apabila mereka ditanya dari
mana kekosongan ini berasal, mereka berkata, “Ia tidak berasal
dari apa pun.” Jadi kita harus bertanya kepada mereka, “Bagaimana
keanekaragaman itu terjadi?” Kesimpulan Veda adalah bahwa kea-
nekaragaman itu abadi, walaupun keanekaragaman yang selalu
berubah yang dipelajari oleh para ilmuwan di dunia material ini
bersifat sementara. Keanekaragaman ini adalah keanekaragaman
bayangan. Keanekaragaman sejati ada secara abadi di Dunia
Spiritual.
DR. SINGH: Jadi alam semesta material ini adalah seperti sebuah
fatamorgana?
SRILA PRABHUPADA: Ya. Andaikata saya merasa melihat air di
padangpasirketikatidakadaairdisana.Inisebuahilusi.Airitubenar
adanya, tetapi bukan dalam fatamorgana. Demikian pula halnya
dengan keanekaragaman material yang kita lihat—keanekaragaman
kenikmatan—adalah seperti fatamorgana itu. Kita, entitas-entitas
hidup, dimaksudkan untuk menikmati, berbahagia, namun kita
sedang mencari kenik-matan di tempat yang salah—dalam sebuah
ilusi. Kita seperti binatang padang pasir yang mengejar-ngejar air
dalam sebuah fatamorgana dan akhirnya mati kehausan. Mereka
tidak dapat menghilangkan dahaganya dengan bayangan air seperti
itu. Sama halnya dengan kita yang sedang berusaha menciptakan
41. 25
banyak barang atau alat untuk memuaskan rasa haus kita terhadap
kebahagiaan, tetapi kita sedang dibingungkan pada tiap kesempatan
karena kehidupan material merupakan sebuah ilusi. Oleh karena
itu, kecerdasan sejati artinya bertanya, “Dimanakah realita itu?
Dimanakah hakikat kekal di balik ilusi tersebut?” Jika kita dapat
mengetahui hal itu, maka kita dapat merasakan kenikmatan sejati.
Jalan Pagi Ketiga
43. 27
Jalan Pagi Keempat
Direkam pada tanggal 29 April 1973,
di pantai Lautan Pasifik dekat Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh,
Brahmananda Swami, Karandhara dasa Adhikari
dan mahasiswa yang lain.
Kemajuan Para Keledai
SRILA PRABHUPADA: Semua orang sedang menderita di dunia
material ini, dan kemajuan ilmiah berarti bahwa para ilmuwan
sedang menciptakan satu keadaan yang jauh lebih menya-kitkan.
Hanya itu. Mereka tidak sedang membuat perbaikan-perbaikan
apa pun. Bhaktivinoda Takur(6)
menegaskan hal ini dengan
mengatakan, moha janamiya, anitiya sarsare, jivake karaye gadha:
“Disebabkan oleh yang namanya saja kemajuan-kemajuan ilmiah,
sang ilmuwan telah menjadi keledai.” Selain itu, dia menjadi keledai
yang semakin baik, dan bukan yang lain. Tentu, diperlukan kerja
keras seperti seekor keledai, untuk membangun sebuah gedung
pencakar langit. Dia mungkin menjadi buruh sepanjang hidupnya
demi gedung pencakar langit tersebut, tapi pada akhirnya dia pasti
mati. Dia tidak bisa terus tinggal di gedungnya; dia akan didepak
keluar dari gedung pencakar langit itu, sebab kehidupan material
ini tidaklah abadi. Para ilmuwan terus-menerus melakukan riset,
dan jika Anda bertanya kepada mereka apa yang sedang mereka
kerjakan, mereka berkata, “Oh, itu untuk generasi selanjutnya,
untuk masa depan.” Akan tetapi saya berkata, “Bagaimana dengan
Anda? Bagaimana dengan gedung pencakar langitAnda? Jika dalam
kehidupan berikutnyaAnda akan menjadi sebatang pohon, lalu apa
yang akan Anda lakukan terhadap generasi penerus Anda?” Dia
tidak lain daripada seekor keledai. Dia tidak tahu bahwa dia akan
berdiri di depan gedung pencakar langit miliknya selama sepuluh
27
44. ribu tahun. Dan bagaimana dengan generasi penerus? Jika tidak ada
bensin, apa yang akan dilakukan oleh generasi selanjutnya? Dan
bagaimana generasi berikutnya akan mem-bantu dia jika dia akan
menjadi kucing, anjing atau sebatang pohon?
Para ilmuwan itu—dan semua yang lain—mestinya ber-usaha
keras untuk mencapai keterbebasan dari berulangnya kelahiran
dan kematian. Namun sebaliknya, semua orang menjadi semakin
terjerat dalam siklus kelahiran dan kematian. Bhave ‘smin kli
yamananam avidya-kama-karmabhih. Ini satu kutipan dari Srimad
Bhagavatam [1.8.35]. Keseluruhan kehidupan material dijelaskan
dalam satu baris kutipan ini. Ini adalah sastra. Satu baris ini senilai
ribuan tahun karya penelitian. Kutipan ini menerangkan bagaimana
entitas hidup menerima kelahiran di dunia material ini, dari mana
ia berasal, ke mana ia akan menuju, perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan, dan banyak hal penting lain-nya. Kata-kata bhave
‘smin klisyamananam berarti perjuangan untuk hidup. Mengapa
terjadi perjuangan seperti ini? Karena avidya, kebodohan. Dan
apakah sifat dasar kebodohan itu? Kama-karmabhih, dipaksa
bekerja hanya demi indera-indera, atau dengan kata lain, terjerat
dalam kepuasan inderawi.
MAHASISWA: Jadi, apakah benar bahwa riset ilmiah modern
menambah permintaan-permintaan badan karena pada akhirnya
ilmuwan bekerja untuk memuaskan indera-indera mate-rialnya?
SRILA PRABHUPADA: Ya.
Sulap Kata-Kata dan Krisis Dunia
SRILA PRABHUPADA: Dikatakan di dalam kitab-kitab Veda,
yasmin vijñate sarvam evah vijñatah bhavati: “Jika seseorang
mengetahui Kebenaran Yang Sempurna, maka segala hal yang
lain menjadi diketahui.” Saya bukanlah orang yang bergelar Ph.D.,
tapi saya sanggup menantang para ilmuwan itu. Mengapa? Karena
saya mengenal Krishna, Kebenaran Yang Sempurna. Yasmin
sthito na duhkhena gurusapi vicalyate: “Jika seseorang berada
dalam kesadaran Krishna, sekalipun ia berada dalam malapetaka
45. yang paling dahsyat, ia tidak akan terganggu sedikit pun.” [Bg.
6.22] Srimad Bhagavatam [1.5.22] menyatakan, avicyuto ‘rthah
kavibhir nirpito yad uttama-loka-gusanuvarsanam: “Insan-insan
mulia menetapkan bahwa kesadaran Krishna adalah kesempurnaan
hidup.” Jenis pengetahuan ini perlu dimiliki. Bukan lantas kita
melakukan suatu penelitian, mengemukakan sebuah teori, dan
setelah lima belas tahun berlalu, kemudian berkata, “Tidak, tidak,
teori itu tidak benar—hal itu, hal lain.” Itu bukanlah sains; itu
permainan anak kecil.
DR. SINGH: Itulah cara untuk menemukan sesuatu—melalui
penelitian.
SRILA PRABHUPADA: Dan apa ongkos dari penelitian tersebut?
Penelitian atau riset itu adalah metode ilmiah untuk mengeruk uang
dari orang lain, hanya itu. Dengan kata lain, itu adalah penipuan.
Para ilmuwan mengemukakan sulap kata-kata seperti plutonium,
photons, hidrogen dan oksigen, tapi kebaikan apakah yang bisa
didapat dari hal ini? Ketika orang-orang mendengar kata-kata
yang dipoles seperti ini, apa yang bisa mereka katakan? Seorang
ilmuwan menerangkan sesuatu dengan panjang lebar, dan kemudian
orang kurang ajar lainnya mendukung hal itu dan menerangkannya
kembali, tapi dengan cara yang berbeda, dengan kata-kata yang
berbeda pula. Dan pada saat yang sama fenomena tersebut adalah
yang sama saja. Kemajuan apakah yang telah diraih? Mereka hanya
menghasilkan berjilid-jilid buku. Sekarang ini ada persoalan bahan
bakar minyak. Para ilmuwan telah menciptakan persoalan itu.
Jika pasokan bensin berkurang, lalu apa yang akan dilakukan oleh
orang-orang kurang ajar ini? Mereka tidak berdaya untuk berbuat
sesuatu terrkait hal itu.
Timbunan Debu Miliaran Dolar
SRILAPRABHUPADA: Sekarang ini terjadi kelangkaan air di India,
tapi apa upaya para ilmuwan berkenaan dengan hal tersebut?Ada air
yang jauh lebih dari cukup di dunia ini, jadi mengapa para ilmuwan
tidak membawa air ke tempat di mana air sangat diperlukan?
Jalan Pagi Keempat
46. 30 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Mereka semestinya segera menangani irigasi. Sebaliknya, mereka
pergi ke bulan, planet berdebu, untuk membuatnya menjadi subur.
Mengapa mereka tidak mengairi planet ini?Air laut melimpah, jadi
mengapa mereka tidak mengairi Gurun Sahara atau Gurun Arabia
atau Gurun Rajasthan? “Ya, di masa depan,” kata mereka. “Kami
sedang berusaha.” Dengan bangga mereka segera berkata, “Ya, ya.
Kami sedang berusaha.” Di dalam Bhagavad-gita dikatakan bahwa
apabila seseorang sibuk dalam urusan memuaskan keinginan-
keinginan yang tidak semestinya, kecerdasannya hilang (kamais
tais tair h ta-jñanah).
Proyek ke bulan ini bersifat kekanak-kanakan. Orang-orang
yang ingin pergi ke bulan itu bagaikan anak-anak yang sedang
merengek. Seorang anak merengek, “Ibu, ambilkan aku bulan,”
jadi sang ibu memberi anak tersebut sebuah cermin dan berkata,
“Ini bulan, anakku sayang.” Dan si anak mengambil cermin itu,
melihat bulan dalam cermin tersebut dan berkata, “Wah, aku punya
bulan.” Celakanya, ini bukan hanya sebuah kisah.
KARANDHARA: Setelah menghabiskan semua dana untuk pergi
ke bulan dan hanya membawa pulang beberapa bebatuan, orang-
orang yang ada di proyek luar angkasa memutuskan bahwa tidak
ada lagi yang perlu dilakukan di sana.
BRAHMANANDASWAMI: Sekarang mereka ingin pergi ke planet
yang lain, tapi mereka kekurangan dana. Pergi ke planet-planet lain
menelan biaya jutaan dan milyaran dolar.
SRILA PRABHUPADA: Rakyat bekerja banting tulang sementara
pemerintahan yang bejat menarik pajak dan membelanjakan
uang pajak tersebut bukan pada tempatnya. Sungguh sangat tidak
simpatik apabila uang yang sulit diperoleh, yang berasal dari
masyarakat luas itu, dihamburkan dengan amat tololnya. Sekarang
ini para pemimpin sedang mengemukakan omong kosong lainnya:
“Jangan khawatir, kita akan pergi ke planet lain. Sekarang kita
akan membawa lebih banyak debu sebagai oleh-oleh. Kita akan
membawa berton-ton debu. Oh, ya, kini kita akan mempunyai
berton-ton debu.”
47. 31
DR. SINGH: Mereka percaya mungkin ada kehidupan di Mars.
SRILA PRABHUPADA: Mereka mungkin percaya atau mungkin
tidak. Apa bedanya? Kehidupan itu ada di sini, namun orang-
orang sedang berselisih. Anggap saja ada kehidupan di Mars. Tak
diragukan lagi, di Mars ada kehidupan. Namun apa yang akan kita
dapatkan dari hal ini?
DR. SINGH: Orang-orang sangat ingin tahu apa yang terjadi di sana.
SRILAPRABHUPADA: Itu berarti bahwa demi keingintahuan yang
kekanak-kanakan, mereka harus menghabiskan uang yang luar
biasa banyaknya. Hanya demi kesenangan. Dan apabila mereka
diminta untuk membantu salah satu dari sekian banyak negara yang
tertimpa kemiskinan, mereka berkata, “Tidak. Tidak ada uang.”
Anda lihat itu?
Filsafat Sankya dan Sains Modern
DR. SINGH: Srila Prabhupada, dapatkah kami mendengarkan sedikit
tentang filsafat Sankya?
SRILA PRABHUPADA: Sebenarnya ada dua macam filsafat
Sankya: filsafat Sankya kuno yang pada mulanya diajarkan oleh
Srila Kapiladeva, dan filsafat Sankya modern yang baru-baru
ini diajarkan oleh seorang ateis Kapila. Sankya dari Srila Kapila
menerangkan cara untuk terlepas dari zat dan mencari Sri Visnu di
hati. Sankya ini sebenarnya adalah sebuah proses pelayanan suci.
Namun filsafat Sankya modern hanya menganalisis dunia material
ini ke dalam berbagai elemennya. Dalam hal tersebut, filsafat
Sankya modern hanyalah seperti riset ilmiah modern. Sankya berarti
“menghitung.” Sampai taraf tertentu kita adalah filsuf Sankya
sebab kita menghitung unsur-unsur material: ini tanah, ini api, ini
udara, ini eter. Selanjutnya, saya dapat menghitung pikiran saya,
kecerdasan saya, dan ego saya. Namun demikian, melampaui ego,
saya tidak dapat menghitungnya. Tapi Krishna bersabda bahwa ada
sesuatu yang melampaui ego tersebut, dan itu adalah sang entitas
hidup. Inilah apa yang tidak diketahui oleh para ilmuwan. Mereka
berpikir bahwa kehidupan hanyalah sebuah gabungan unsur-unsur
Jalan Pagi Keempat
48. 32 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
material, tapi Krishna menolak hal ini di dalam Bhagavad-gita [7.5]:
apareyam itas tv anyäà
prakåtià viddhi me paräm
jéva-bhütäà mahä-bäho
yayedaà dhäryate jagat
“Selain alam rendah ini [tanah, air, api, eter, akal pikiran, kecerdasan
dan ego palsu] ada energi yang lebih tinggi milik-Ku, yang terdiri
dari semua entitas hidup yang sedang berjuang menghadapi alam
material ini dan sedang memelihara alam semesta.”
DR. SINGH: Apakah energi inferior (lebih rendah) dan superior
(lebih tinggi) itu dipelajari dalam filsafat Sankya modern?
SRILA PRABHUPADA: Tidak. Para filsuf Sankya modern tidak
mempelajari energi superior tersebut. Mereka hanya mengana-lisis
unsur-unsur material, persis seperti yang sedang dilaku-kan para
ilmuwan. Para ilmuwan itu tidak mengetahui bahwa roh itu ada,
begitu pula dengan para filsuf Sankya juga tidak mengetahuinya.
DR. SINGH: Mereka menganalisis unsur-unsur material yang
berdaya cipta?
SRILAPRABHUPADA: Unsur-unsur material tidak berdaya cipta!
Hanya sang roh-lah yang berdaya cipta. Kehidupan tidak dapat
diciptakan dari zat, dan zat tidak dapat menciptakan dirinya sendiri.
Anda adalah entitas hidup, dapat mencampur hidrogen dan oksigen
untuk menciptakan air. Namun zat itu sendiri tidak memiliki potensi
yang berdaya cipta. Jika Anda meletakkan satu botol hidrogen di
dekat-dekat satu botol oksigen, tanpa bantuanAnda, akankah kedua
zat itu ber-gabung dengan sendirinya?
DR. SINGH: Tidak. Hidrogen dan oksigen itu harus dicampur.
SRILA PRABHUPADA: Tentu saja. Oksigen dan hidrogen adalah
energi inferior Krishna, tapi ketika Anda, sang energi superior,
mencampur kedua zat tersebut, maka berubahlah menjadi air.
49. 33
Sebab Jauh dan Sebab Dekat
SRILA PRABHUPADA: Energi inferior tidak memiliki kekuatan
kecuali energi superior dilibatkan. Laut ini [dengan menunjuk pada
Lautan Pasifik] tenang dan diam. Tapi ketika kekuatan superior,
udara, mendorongnya, terwujudlah ombak-ombak yang tinggi.
Lautan ini tidak memiliki kekuatan untuk bergerak tanpa kekuatan
superior udara. Sama halnya, ada kekuatan superior lain terhadap
udara tersebut, dan ada kekuatan su-perior terhadap kekuatan
superior lainnya, hingga akhirnya kita sampai kepada Krishna.
Inilah penelitian yang sejati.
Krishna mengendalikan alam seperti halnya seorang masinis
mengendalikan kereta api. Masinis mengendalikan lokomotif,
yang menarik satu gerbong, dan gerbong tersebut pada gi-lirannya
menarik gerbong yang lainnya, dan dengan demikian seluruh
rangkaian kereta api bergerak. Demikian halnya dengan ciptaan,
Krishna memberikan dorongan pertama, dan kemudian, dengan
memakai dorongan yang berturut-turut, seluruh manifestasi
kosmik menjadi terwujud dan terpelihara. Hal ini diuraikan dalam
Bhagavad-gita [9.10]. Mayadhak ena prak tih suyate sacaracaram:
“Alam material ini bekerja di bawah arahan-Ku dan menghasilkan
semua makhluk yang bergerak dan tidak bergerak.” Dan di dalam
Bab Empat Belas [14.4] Krishna bersabda:
sarva-yoniñu kaunteya
mürtayaù sambhavanti yäù
täsäà brahma mahad yonir
ahaà béja-pradaù pitä
“Semua jenis kehidupan dimungkinkan dengan kelahiran di
alam material ini, Wahai putra Kunti, dan Aku adalah ayah yang
memberi benih.” Sebagai contoh, jika kita menyemai sebutir biji
beringin, maka sebatang pohon besar nantinya akan muncul, dan
bersamanya ada berjuta-juta biji baru. Masing-masing biji itu pada
gilirannya menghasilkan pohon lain dengan berjuta-juta biji baru,
dan seterusnya. Inilah bagaimana Krishna, sang ayah sejati pemberi
Jalan Pagi Keempat
50. 34 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
benih, adalah penyebab utama dari segala yang kita lihat.
Malangnya, para ilmuwan hanya mengamati sebab dekat; mereka
tidak mampu memahami sebab jauh. Krishna dijelaskan di dalam
kitab-kitab Veda sebagai sarva-karaaa-karaaam, sebab dari segala
sebab. Jika seseorang mengerti sang penyebab dari segala sebab,
maka dia mengerti segalanya. Yasmin vijñate sarvam eva vijñata
bhavati: “Jika seseorang mengetahui sang penyebab sejati, maka
penyebab-penyebab yang lebih rendah langsung dapat diketahui.”
Walaupun para ilmuwan sedang mencari sang penyebab sejati,
ketika kitab-kitab Veda, pengetahuan yang sempurna, menyatakan
penyebab sejati adalah Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha
Esa, para ilmuwan tidak akan menerimanya. Mereka tetap
berpegang teguh pada pengetahuan mereka yang berat sebelah dan
tidak sempurna. Inilah penyakit mereka.
Mesin Kosmik
SRILAPRABHUPADA: Ilmuwan tidak mengetahui bahwa ada dua
macam energi—inferior dan superior—walau mereka sebenarnya
sedang bekerja dengan kedua energi ini setiap saat. Energi material
tidak pernah bisa bekerja secara mandiri; energi material pertama-
tama harus berhubungan dengan energi spiritual. Jadi bagaimana
orang-orang dapat menerima bahwa seluruh manifestasi kosmik
ini, yang tidak lain adalah zat atau materi, terjadi secara otomatis?
Sebuah mesin canggih belum beroperasi kecuali seorang manusia
yang mengetahui bagaimana mengoperasikannya menekan suatu
tombol. Cadilac adalah mobil bagus, tapi jika mobil itu tidak ada
sopirnya, maka apalah gunanya mobil tersebut? Demikian pula,
alam semesta material ini juga merupakan sebuah mesin.
Orang terkagum-kagum melihat sebuah mesin besar dengan
begitu banyak bagian di dalam mesin itu, tapi orang cerdas tahu
bahwa bagaimanapun canggihnya sebuah mesin, mesin itu tidak
akan bekerja kecuali ada seorang operator yang menekan tombol
yang benar. Oleh karena itu, mana yang lebih penting—sang
operator atau mesin itu? Jadi kita berurusan bukan dengan mesin
material—manifestasi kosmik ini—me-lainkan dengan sang
51. 35
operator, yakni Krishna. Berikutnya Anda mungkin berkata,
“Baiklah, bagaimana saya tahu bahwa Dia adalah sang operator?”
Krishna bersabda, mayadhyaksena prakrtih syate sacaracaram:
“Seluruh manifestasi kosmik ini bekerja di bawah arahan-Ku.” Jika
Anda berkata, “Bukan, Krishna bukanlah sang operator di balik
kosmos (alam semesta) ini,” maka Anda harus menerima operator
yang lain, dan Anda harus menghadirkan dia. Namun ini tidak
mampuAnda lakukan. Oleh karena itu, dengan ketiadaan bukti dari
Anda, maka semestinya terimalah bukti dari saya.
Jalan Pagi Keempat
53. 37
Jalan Pagi Kelima
Direkam pada tanggal 3 Mei 1973,
di pantai Lautan Pasifik dekat Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh
dan Brahmananda Swami.
Pilot Yang Tidak Tampak
SRILA PRABHUPADA: Hampir semua orang di dunia ini berada
di bawah kesan yang salah bahwa kehidupan berasal dari zat.
Kita tidak dapat membiarkan teori yang tidak masuk akal ini
terus melaju tanpa tandingan. Kehidupan bukan berasal dari zat.
Zat dihasilkan dari kehidupan. Ini bukanlah teori; ini fakta. Sains
didasarkan pada sebuah teori yang tidak benar; oleh karena itu,
semua perhitungan dan kesimpulannya salah, dan orang-orang
sedang menderita karenanya. Apabila semua teori ilmiah modern
yang salah ini dikoreksi, orang akan bahagia. Jadi, kita harus
menantang para ilmuwan dan mengalahkan mereka; jika tidak,
mereka akan menyesatkan seluruh masyarakat. Zat (dalam hal ini
adalah badan) berubah dalam enam fase: kelahiran, pertumbuhan,
pemeliharaan, menghasilkan, menjadi kecil atau melemah dan
kematian. Tapi nyawa di dalam badan, yaitu roh, kekal abadi; ia
tidak mengalami satu pun perubahan-perubahan itu. Kehidupan
kelihatan seperti berkembang lalu membusuk, tapi sebenarnya ia
hanya melewati masing-masing enam fase tersebut sampai badan
material tak dapat lagi dipertahankan. Kemudian badan tua itu mati,
dan sang roh masuk ke dalam badan jasmani baru.Apabila pakaian
kita sudah lusuh dan compang-cam-ping, maka kita menggantinya.
Demikian pula pada suatu hari, badan-badan kita menjadi tua dan
tidak berguna, dan kita berpindah ke badan jasmani yang baru.
Seperti yang disabdakan oleh Krishna di dalam Bhagavad-
gita [2.13], dehino ‘smin yatha dehe kaumara yauvana jara thata
37
54. dehantara-praptih: “Seperti roh yang terkurung di dalam badan ini
terus-menerus berpindah, dari masa remaja ke masa muda hingga
ke usia tua, demikian pula sang roh berpindah ke dalam badan
jasmani yang lain pada saat kematian.” Kemudian [2.18]: antavanta
ime deha nityasyoktah sar…rinah. Ini berarti bahwa hanya badan
jasmani milik entitas hidup yang tak dapat dihancurkan dan kekal
itu saja yang mengalami kehancuran. Badan jasmani ini dapat
dibinasakan, namun kehidupan di dalam badan tersebut adalah
nitya, kekal abadi.
Segalanya bekerja didasarkan pada kekuatan hidup ini. Ini
Lautan Pasifik, dan ombak yang tinggi-tinggi ini digerakkan oleh
kekuatan hidup. Pesawat itu [Srila Prabhupada menunjuk pada
pesawat terbang yang sedang melintas] sedang terbang, tapi apakah
ia terbang tanpa arah?
DR. SINGH: Seseorang sedang mengarahkannya.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Segalanya bekerja di bawah arahan
seseorang. Mengapa para ilmuwan kurang ajar itu menolak hal ini?
Pesawat terbang itu sebuah mesin besar, tapi ia sedang terbang di
bawah kendali satu bunga api rohani kecil, yaitu sang pilot. Ilmuwan
tidak dapat membuktikan bahwa pesawat 747 yang besar ini dapat
terbang tanpa bunga api rohani yang kecil tersebut. Jadi, seperti
halnya bunga api rohani yang kecil dapat mengendalikan sebuah
pesawat yang besar itu, maka sang bunga api rohani yang besar
dapat mengendalikan seluruh manifestasi kosmik.
Mengesampingkan
Persoalan-Persoalan yang Sebenarnya
SRILA PRABHUPADA: Kitab Svetavatara Upanisad menye-
butkan:
kecagra-cata-bhagasya
cataacau sadacatmakau
jivau suknma-svarupo yaa
saikhyateto hi cit-kaeau
55. Menurut ayat ini, ukuran sang roh, sang pemilik badan, adalah
sepersepuluh ribu bagian ujung sehelai rambut. Ini sangat kecil—
seperti atom. Tapi, karena energi spiritual yang seperti atom itulah
badan saya ini bekerja. Energi spiritual yang seperti atom itu ada
di dalam badan, dan oleh karena itu ba-dan bekerja, dan pesawat
tersebut terbang. Apakah hal itu sulit dimengerti?
Andaikan seorang laki-laki merasa dirinya sangat gagah dan kuat.
Mengapa dia gagah dan kuat? Tidak lain karena ada satu bunga api
rohani di dalam dirinya. Seketika setelah bunga api rohani itu pergi,
maka kekuatan dan tenaganya hilang, dan burung-burung Hering
datang lalu memakan jasadnya. Jika para ilmuwan mengatakan
bahwa zat atau materi adalah penyebab dan asal-usul kehidupan,
maka kita minta mereka untuk menghidupkan kembali orang yang
baru mati, orang hebat seperti Profesor Einstein. Biarlah mereka
menyuntikkan sejumlah zat kimia sehingga manusia yang baru
mati itu dapat hidup kembali dan bekerja lagi. Namun hal ini tidak
mampu mereka lakukan.Ada begitu banyak hal yang tidak mereka
ketahui, namun mereka masih disebut ilmuwan.
DR. SINGH: Kadang ketika suatu persoalan menjadi sangat serius,
kita cenderung meremehkannya.
SRILAPRABHUPADA:Ya. Ketika seekor kera berhadapan dengan
seekor harimau, si kera menutup mata, dan si harimau segera
menerkamnya. Demikian halnya, jika para ilmuwan tidak dapat
memecahkan satu persoalan, mereka mungkin berpikir, “Baiklah,
lewatkan saja.” Hal ini benar-benar sedang mereka lakukan, padahal
persoalan kita yang nyata adalah kematian. Tak seorang pun ingin
mati, namun para ilmuwan tidak mampu mencegah kematian.
Mereka membicarakan kematian secara dangkal karena mereka
tidak dapat memberikan solusi sedikit pun terhadap kematian. Kita
tidak ingin mati, tidak ingin menjadi tua, dan tidak ingin sakit.
Namun pencegahan apa yang diberikan oleh para ilmuwan? Mereka
tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka telah mengesampingkan per-
soalan-persoalan utama.
Jalan Pagi Kelima
56. 40 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Presiden Srigala
SRILA PRABHUPADA: Di Benggala ada sebuah kisah terkenal
yaitu jangal-kiraja, yang menceritakan tentang seekor srigala yang
menjadi raja hutan. Srigala terkenal dengan kelicikannya. Pada
suatu hari seekor srigala masuk ke sebuah desa dan terperosok ke
dalam sebuah ember yang berisi cairan biru pencelup kain. Dia lari
ke hutan, dan telah berubah warna menjadi biru. Dengan demikian
semua binatang bertanya-tanya, “Apa ini?Apa ini? Siapa binatang
ini?” Bahkan singa pun terkejut: “Kami belum pernah melihatAnda
sebelumnya, tuan. Jadi siapakahAnda?” Srigala itu menjawab, “Aku
adalah utusan Tuhan.” Dengan begitu mereka mulai memuja srigala
itu seperti memuja Tuhan. Namun kemudian srigala lainnya mulai
melolong: “Wa, wa, wa!” Karena si srigala tidak mampu menahan
diri untuk tidak membalas panggilan sesamanya, serigala biru ini
mulai melolong juga, “Wa, wa, wa!” Dan dengan cara begitulah dia
membongkar kedok dirinya sendiri di hadapan binatang-binatang
lain bahwasanya dia bukanlah apa-apa, melainkan hanya seekor
srigala. Ada banyak srigala yang telah diciduk dan berhenti duduk
di pemerintahan Anda.
BRAHMANANDA SWAMI: Skandal Watergate. Skandal itu di-
kenal dengan sebutan skandal Watergate.
SRILA PRABHUPADA: Ringkas kata, dewasa ini tidak ada ma-
nusia jujur yang dapat menjadi seorang pejabat pemerintah. Hal ini
benar adanya di mana-mana. Seseorang yang bukan orang-orang
kurang ajar, orang yang jujur, sulit baginya untuk mempertahankan
jabatan dalam pemerintahan. Itu pasalnya, tak satu pun orang
mulia dapat masuk ke dalam pemerintahan. Tapi apa yang bisa
Anda perbuat?
DR. SINGH: Para politisi adalah penipu-penipu ulung.
SRILA PRABHUPADA: Ya, mereka itu orang-orang kurang
ajar. Seorang filsuf mengatakan bahwa politik adalah tempat
berkiprahnya orang-orang kurang ajar.
57. 41
Sains Mestinya Mencegah Kematian
BRAHMšNANDA SWAMI: Apakah para ilmuwan mengetahui
penyebab kanker?
DR. SINGH: Mereka memiliki beberapa teori.
SRILA PRABHUPADA: Andaikata Anda mengetahui penyebab
kanker. Apalah gunanya? Bahkan jika Anda mampu menyem-
buhkan kanker,Anda tidak dapat membuat seorang manusia hidup
selamanya. Hal itu mustahil. Disebabkan oleh kanker atau yang lain,
seorang manusia pasti mati. Kita tidak dapat mencegah kematian.
Kematian itu mungkin disebabkan, jika bukan oleh kanker, oleh
sebuah kecelakaan. Riset ilmiah yang sejati seharusnya bertujuan
mencegah kematian. Itulah sains sejati, dan hal itulah kesadaran
Krishna. Hanya menemukan suatu obat untuk menyembuhkan
penyakit bukanlah sebuah keberhasilan. Kemenangan sejati adalah
menghentikan semua penyakit. Bhagavad-gita [8.16] menegaskan
bahwa kesulitan yang sebenarnya adalah kelahiran, kematian, usia
tua, dan penyakit. Abrahma-bhuvanal lokah punar avartino ‘rjuna:
“Dari planet yang paling tinggi di dunia material ini turun hingga
ke planet yang paling rendah, semua adalah tempat kesengsaraan
dimana kelahiran dan kematian yang berulang-ulang terjadi.”
Penyelesaian bagi persoalan kelahiran dan kematian yang berulang-
ulang itu adalah kesadaran Krishna, yaitu yang sedang kita jalani
dan sedang kita sampaikan kepada semua orang. Hasil yang
sempurna dari perbuatan ini adalah bahwa setelah badan jasmani
saat ini menjadi tidak berguna alias mati, maka ia tidak diharuskan
lagi menerima satu badan jasmani yang menjadi sasaran kelahiran,
kematian, penyakit dan usia tua. Inilah sains sejati.
Jalan Pagi Kelima
59. 43
Jalan Pagi Keenam
Direkam pada tanggal 7 Mei 1973,
di pantai Lautan Pasifik dekat Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh,
Brahmananda Swami dan para mahasiswa lainnya.
Zat-Zat Kimia Dari Kekuatan Gaib
SRILA PRABHUPADA: Para ilmuwan mengatakan bahwa
ke-hidupan mulai dari zat-zat kimia. Namun pertanyaan yang
sebenarnya adalah, “Dari manakah zat-zat kimia itu berasal?” Zat-
zat kimia berasal dari kehidupan, dan ini berarti bahwa kehidupan
mempunyai kekuatan-kekuatan gaib. Sebagai contoh, sebatang
pohon jeruk menghasilkan banyak buah jeruk, dan masing-masing
buah jeruk mengandung zat-zat kimia—asam sitrat dan lain-lain.
Jadi dari manakah zat-zat kimia itu berasal? Zat-zat kimia itu jelas
berasal dari kehidupan yang ada dalam pohon itu. Para ilmuwan
mengabaikan asal-usul zat-zat kimia tersebut. Mereka memulai
penyelidikan dari zat-zat kimia, namun mereka tidak dapat
mengidentifikasi asal-usul dari zat-zat kimia itu. Zat-zat kimia
itu berasal dari kehidupan tertinggi—Tuhan. Persis seperti badan
hidup se-orang manusia menghasilkan banyak zat kimia, begitu
pula kehidupan tertinggi (Tuhan Yang Maha Esa) menghasilkan
semua zat kimiawi yang ditemukan dalam atmosfer, dalam air,
dalam badan manusia, dalam badan binatang dan dalam tanah. Dan
hal itu disebut kekuatan gaib. Tidak akan pernah ada penyelesaian
bagi persoalan tentang asal-usul kehidupan kecuali kekuatan gaib
Tuhan diterima.
DR. SINGH: Para ilmuwan akan menjawab bahwa mereka tidak
dapat mempercayai kekuatan gaib.
SRILA PRABHUPADA: Tapi, mereka harus menjelaskan tentang
43
60. 44 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
asal-usul zat-zat kimia tersebut. Siapa pun dapat mengerti bah-wa
sebatang pohon biasa sedang menghasilkan banyak zat kimia.
Namun bagaimanakah cara pohon itu menghasilkan zat-zat kimiawi
tersebut? Karena para ilmuwan tidak dapat menjawab hal ini,
mereka harus menerima bahwa sang ke-kuatan hidup mempunyai
kekuatan gaib. Saya bahkan tidak dapat menjelaskan bagaimana
kuku jari saya tumbuh keluar dari jari saya; hal itu di luar jangkauan
kekuatan otak saya. Dengan kata lain, kuku jari saya ini sedang
tumbuh dengan suatu potensi yang tak dapat dipahami, acintya-
akti. Jadi, jika acintya- akti ada di dalam badan manusia biasa,
ba-yangkan betapa besarnya acintya- akti yang dimiliki Tuhan.
Perbedaan antara Tuhan dan saya adalah bahwa walaupun saya
memiliki potensi-potensi yang sama seperti yang dimiliki Tuhan,
saya hanya dapat menghasil-kan zat-zat kimiawi dalam jumlah
kecil, sedangkan Tuhan dapat menghasilkan zat-zat kimia dalam
jumlah yang sangat besar. Saya dapat mengha-silkan sedikit air
dalam bentuk keringat, namun Tuhan dapat menghasilkan lautan-
lautan.Analisis atas setetes air laut memberi kita analisis kualitatif
atas laut tersebut, tanpa satu pun kesalahan. Sama halnya, makhluk
hidup biasa adalah bagian Tuhan yang tak terpisahkan, sehingga
dengan meng-analisis makhluk hidup tersebut kita dapat mulai
mengerti Tuhan. Pada Tuhan ada kekuatan gaib yang sangat besar.
Kekuatan gaib Tuhan bekerja dengan cepat, akurat seperti sebuah
mesin elektrik. Sejumlah mesin beroperasi dengan energi listrik,
dan mesin-mesin itu dibuat dengan sangat ba-gusnya sehingga
semua pekerjaan dikerjakan hanya dengan menekan sebuah tombol.
Demikian pula, Tuhan bersabda, “Jadilah ciptaan,” dan ciptaan itu
muncul. Dengan dipikirkan secara demikian, cara-cara kerja alam
tidaklah amat sulit untuk dimengerti. Tuhan memiliki kekuatan-
kekuatan luar biasa semacam itu, sehingga penciptaan itu, atas
perintah-Nya saja, segera terjadi.
BRAHMšNANDA SWAMI: Beberapa ilmuwan tidak menerima
keberadaan Tuhan atau acintya- akti.
SRILA PRABHUPADA: Itulah kekurangajaran mereka. Tuhan
itu ada, dan acintya- akti-Nya juga ada. Dari manakah ke-kuatan
61. 45
terbang seekor burung berasal? Baik Anda maupun burung
adalah entitas-entitas hidup, tapi burung bisa terbang disebabkan
oleh acintya- akti yang ia miliki, dan Anda tidak bisa terbang.
Contoh lainnya adalah air mani dihasilkan dari darah. Seorang
manusia mempunyai kekuatan gaib dalam tubuhnya sehingga
darah ditransformasi menjadi air mani karena ada kecenderungan
seksual. Mungkinkah ini terjadi tanpa ada suatu kekuatan gaib
yang terlibat?Ada banyak kekuatan gaib pada entitas-entitas hidup.
Sapi makan rumput dan menghasilkan susu. Semua orang tahu hal
ini, tapi bisakah Anda membuat susu dari rumput? Bisakah Anda?
Oleh karena itu ada kekuatan gaib dalam diri sapi tersebut. Begitu
sapi makan rumput, dia dapat mengubahnya menjadi susu. Pria
dan wanita pada dasarnya adalah sama, namun sebagai se-orang
pria Anda tidak dapat menghasilkan susu dari makan makanan,
sementara seorang wanita bisa menghasilkan susu. Ini semua adalah
kekuatan gaib.
DR. SINGH: Para ilmuwan akan mengatakan bahwa ada ber-macam-
macam enzim atau zat kimia dan ada berbagai macam badan dan
enzim-enzim atau zat-zat kimia ini yang menye-babkan sapi tersebut
menghasilkan susu.
SRILAPRABHUPADA:Ya, namun siapakah yang membuat enzim-
enzim dan mekanismenya itu? Hal itu terjadi karena kekuatan gaib.
Anda tidak dapat membuat enzim-enzim ini atau aturan tersebut.
Anda tidak dapat membuat susu dari rumput kering di dalam
laboratoriumAnda. Di dalam tubuh,Anda bisa mengubah makanan
menjadi darah dan jaringan tubuh, tapi di laboratorium, tanpa
adanya kekuatan gaib, Anda bahkan tidak akan mampu mengubah
rumput menjadi susu. Oleh karena itu Anda harus menerima
keberadaan kekuatan gaib tersebut.
Asal-Usul Kekuatan Gaib
SRILA PRABHUPADA: Para yogi terutama sekali tekun dalam
mengembangkan berbagai kekuatan mistis (gaib). Seorang yogi
bisa berjalan di atas air tanpa tenggelam. Hukum gravitasi tidak
berlaku padanya. Itu sebuah kekuatan mistis yang di-sebut laghima.
Jalan Pagi Keenam
62. 46 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
Laghima berarti bahwa seseorang dapat menjadi lebih ringan
daripada kapas dan mampu menetralkan hukum gravitasi. Sistem
yoga hanya mengembangkan potensi yang sulit dimengerti yang
telah ada dalam diri praktisi yoga tersebut. Para pemuda itu sedang
berenang [menunjuk pada para peselancar], tapi saya sendiri tidak
bisa berenang. Kendati demikian, kekuatan berenang itu masih
terpendam dalam diri saya; saya hanya harus melakukannya. Jadi,
jika kekuatan yoga yang sangat kuat ada dalam raga manusia, coba
pikirkan betapa jauh lebih besarnya kekuatan yoga yang Tuhan
miliki. Oleh karena itu, di dalam kitab-kitab Veda Tuhan disebut
Yogesvara, yang berarti “penguasa segala kekuatan gaib.” Di dalam
Bhagavad-gita [10.8] Krishna bersabda, aham sarvasya prabhavo
mattah sarvam pravartate: “Aku adalah sumber dari seluruh dunia
spiritual dan dunia material. Segalanya berasal dari-Ku.” Jikalau
kita tidak menerima pernyataan dari Tuhan ini, maka tidak ada
keterangan yang meyakinkan tentang asal-usul alam material
ini. Tuhan tidak mungkin dapat dimengerti tanpa kita menerima
keberadaan kekuatan gaib tersebut, namun jika Anda mengerti
Tuhan secara ilmiah, maka Anda akan mengerti segalanya.
DR. SINGH: Jadi,Anda bermaksud mengatakan bahwa sains dimulai
dari satu titik lanjutan—bukan dari titik paling awal?
SRILA PRABHUPADA: Ya, tepat sekali. Mereka tidak menge-
tahui pangkal mulanya. Para ilmuwan itu mulai dari satu titik—
tetapi dari manakah titik itu berasal? Itu yang mereka tidak tahu,
sekalipun mereka melakukan penelitian yang luas sekali. Orang
harus menerima bahwa sumber yang sejati adalah Tuhan, yang
penuh dengan kekuatan-kekuatan gaib dan yang menjadi asal mula
segalanya. Tuhan sendiri bersabda di dalam Bhagavad-gita, aham
sarvasya prabhavo mattah sarvam pravartate: “Aku adalah sumber
dari semua dunia spiritual dan dunia material. Segalanya berasal
dari-Ku.” Kesimpulan-kesimpulan kita tidaklah didasarkan pada
keyakinan buta; kesimpulan-kesimpulan itu sangat ilmiah. Zat
63. 47
atau materi berasal dari kehidupan. Di dalam kehidupan—di dalam
yang sejati—ada sumber-sumber material yang tak ter-batas; itulah
rahasia besar dunia.
Jika Anda menjatuhkan sebatang jarum, maka jarum itu akan
langsung jatuh, tapi seekor burung yang memiliki berat beberapa
pound (1 pound = 373,24 gram) dapat melayang-layang di udara.
Kita harus membuktikan asal-usul dari kemampuan melayang-
layang ini. Jika kita mempelajari alam, maka kita akan mengetahui
bahwa semua makhluk hidup memiliki suatu kekuatan gaib.
Seorang manusia tidak dapat hidup di dalam air selama beberapa
jam, namun seekor ikan terus-menerus hidup di dalam air. Apakah
itu bukan kekuatan gaib?
DR. SINGH: Itu gaib bagi saya, tapi bukan bagi ikan.
SRILA PRABHUPADA: Ya. Itu karena kekuatan gaib tidak di-
berikan merata secara keseluruhan. Namun segala kekuatan gaib
itu ada pada Tuhan, asal-usul segalanya. Saya men-dapatkan sedikit
kekuatan gaib-Nya, Anda mendapatkan se-dikit kekuatan gaib-
Nya, dan burung-burung mendapatkan sedikit kekuatan gaib-Nya.
Namun gudang dari kekuatan gaib itu adalah Tuhan.
Ada delapan macam kekuatan gaib yang utama. Beberapa di
antaranya adalah laghima (yang mana seseorang dapat menjadi
lebih ringan daripada sehelai bulu unggas), mahima (yang mana
seseorang dapat menjadi lebih besar daripada sebuah gunung),
prapti (yang mana seseorang bisa meraih apa pun yang dia
kehendaki) dan … tiva (yang mana seseorang dapat benar-benar
menundukkan dan mengendalikan makhluk lain). Macam kekuatan
gaib yang lain dapat dilihat pada matahari, karena dari sinar
matahari ada banyak benda yang tak terhitung jumlahnya dihasilkan
melalui cara yang tidak dapat dijelaskan. Kalau para ilmuwan tidak
menerima keberadaan kekuatan gaib ini, maka mereka tidak akan
dapat menjelaskan fenomena-fenomena ini. Mereka hanya meng-
hadapi sesuatu secara tidak langsung.
DR. SINGH: Seorang ilmuwan yang pintar mungkin mengatakan
apa saja untuk membuktikan pendiriannya, tanpa sungguh-
Jalan Pagi Keenam
64. 48 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
sungguh membuktikannya. Seorang ilmuwan sejati harus mencapai
penyebab utama yang sejati—analisis terakhir.
SRILA PRABHUPADA: Ya, kalau dia tidak menemukan sumber
yang utama, maka dia tidak menggunakan sains dengan se-
sungguhnya.
DR. SINGH:Apakah pemahaman ilmu kebatinan (mistisme) berarti
mengetahui bahwa setiap hari badan kita ini menanti kematian?
SRILA PRABHUPADA: Ya.
DR. SINGH: Namun rata-rata manusia tidak berpikir bahwa dia
sedang menunggu kematian?
SRILA PRABHUPADA: Hal itu disebabkan oleh kebodohan.
Setiap saat dia itu sedang menanti kematian, tapi dia berpikir,
“Aku akan hidup selamanya.” Sesungguhnya, kematian itu mulai
dari saat kelahiran. Analisis kita atas persoalan itu adalah bahwa
karena orang-orang sedang menanti kematian, maka kita harus
menghentikan kematian itu. Namun mereka yang namanya ilmuwan
itu tidak hanya sedang mempercepat proses kematian, melainkan
juga tidak bersedia menerima saran yang baik untuk mengoreksi
diri mereka sendiri.
65. 49
Jalan Pagi Ketujuh
Direkam pada tanggal 8 Mei 1973,
di pantai Lautan Pasifik dekat Los Angeles.
Srila Prabhupada ditemani oleh Dr. Singh
dan para mahasiswa yang lain.
Para Penipu dan Yang Ditipu
SRILA PRABHUPADA: Fenomena alam seperti halnya hukum
gravitasi atau keadaan tanpa bobot adalah acintya-sakti, energi-
energi yang tidak dapat dipahami, dan sains yang sebenarnya berarti
mengerti acintya- akti ini. Mengamati serangkaian peristiwa hanya
dari satu titik waktu tertentu tidaklah ilmiah dan hanya memberi
Anda pengetahuan yang belum lengkap. Kita harus mengetahui
dari mana segala hal ini bermula. Jika kita melakukan riset yang
cukup jauh, maka kita akan mengetahui bahwa asal-usul alam
ini adalah acintya-sakti. Sebagai contoh, dengan menggunakan
kecerdasan, kuas, dan cat kita bisa menggambar bunga. Namun kita
tidak sanggup memahami bagaimana tumbuh-tumbuhan di seluruh
permukaan bumi ini tumbuh secara otomatis dan menjadi subur.
Kita bisa menjelaskan mengenai bunga yang dilukis ini, namun
sulit bagi kita untuk menjelaskan bunga yang nyata tersebut. Para
ilmuwan tidak dapat menerangkan pertumbuhan biologis dengan
sebenarnya. Mereka hanya bermain kata-kata seperti molekul dan
kromosom, namun mereka tidak dapat benar-benar menjelaskan
fenomena tersebut.
Kesalahan mendasar dari yang disebut para ilmuwan itu adalah
bahwa mereka telah menempuh cara induktif untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan mereka. Sebagai contoh, jika seorang
ilmuwan ingin menentukan secara induktif apa-kah manusia bisa
mati atau tidak, maka dia harus melakukan survei kepada setiap
orang untuk mengetahui apakah be-berapa atau salah seorang
49
66. 50 KEHIDUPAN BERASAL DARI KEHIDUPAN
dari mereka mungkin tidak mati. Para ilmuwan berkata, “Saya
tidak dapat menerima adanya dalil yang mengatakan bahwa
semua manusia yang ada akan mati. Mungkin saja ada beberapa
atau salah satu dari mereka yang tidak mati. Saya belum melihat
seluruhnya. Karena itu bagaimana mungkin saya dapat menerima
bahwa manusia tidak bisa hidup kekal?” Inilah yang disebut cara
induktif. Dan cara deduktif adalah bahwa ayahAnda, pengajar atau
guruAnda mengatakan bahwa hidup manusia tidak kekal, danAnda
menerimanya saja.
DR. SINGH: Jadi, ada satu cara yakni melalui pendakian dalam
mencapai pengetahuan dan ada cara lain melalui proses menerima?
(7)
SRILA PRABHUPADA: Ya. Cara pendakian tidak akan pernah
berhasil, karena cara tersebut bergantung pada keterangan yang
dikumpulkan melalui indera-indera, dan indera-indera tidaklah
sempurna. Jadi, kita memakai cara menerima.
Tuhan tidak dapat diketahui dengan cara induktif. Oleh karena
itu Tuhan disebut adhok aja, yang berarti “tidak dapat dikenal
melalui penglihatan langsung.” Para ilmuwan menga-takan bahwa
Tuhan tidak ada karena mereka mengesam-pingkan metode untuk
mengenal Tuhan. Untuk mengerti sains spiritual, orang harus
mendekatkan diri kepada seorang guru spiritual yang bonafide,
mendengar dari beliau dengan sungguh-sungguh dan melakukan
pelayanan kepada beliau. Sri Krishna menerangkan hal ini di dalam
Bhagavad-gita [4.34]: tad viddhi pranipatena paripra nena sevaya.
Guru Maharaja saya(8)
pernah berkata, “Dunia modern adalah
sebuah masyarakat yang terdiri dari para penipu dan yang
ditipu.” Malangnya, orang-orang yang tertipu memuji-muji para
penipu, dan para penipu kecil memuji penipu-penipu besar. Jika
ada sekawanan keledai datang dan memuji-muji saya, dengan
berkata, “Oh, engkaulah Jagad-Guru.” (9)
Apalah arti pujian mereka
itu? Namun jika seorang manusia yang baik atau orang yang
berpendidikan tinggi yang memuji, maka kata-katanya berbobot.
Akan tetapi, biasanya orang yang memuji dan orang yang dipuji
67. 51
sama-sama bodoh. Seperti yang dikemukakan dalam kitab-kitab
Veda, samstutah purusah pasuh: “Binatang besar disanjung oleh
binatang kecil.”
Rasa Belas Kasih
SRILA PRABHUPADA: Hukum itu curang, sains kedokteran
curang, dan pemerintahan juga curang. Pejabat-pejabat tinggi
pemerintahan yang berwenang biasa menerima suap. Jika gubernur
menerima suap dan polisi menerima suap, lalu dimana kita bisa
menemukan masyarakat yang baik? Rakyat memilih pemimpin
yang menjanjikan berbagai kesenangan untuk mereka. Namun
karena kesenangan yang diberikan hanyalah maya [ilusi], maka
dia tidak akan pernah bisa memberikan kesenangan, dan akhirnya
masyarakat hanya dipenuhi oleh para penipu. Akan tetapi, karena
orang kebanyakan benar-benar mengejar kesenangan yang
menyesatkan ini, mereka selalu memilih pemimpin-pemimpin yang
benar-benar tidak bermoral semacam itu berulang kali.
Kedudukan seorang Vaisnava(10)
adalah merasakan belas kasih
terhadap orang-orang yang tidak bersalah.Vaisnava-agung Prahlada
Maharaja pernah berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan hamba, tidak
ada persoalan sedikit pun menyangkut diri hamba. Kesadaran
hamba selalu terikat dalam kegiatan rohani-Mu yang sangat
kuat, itu sebabnya segala sesuatu telah jelas bagi hamba. Namun
hamba sungguh prihatin terhadap orang-orang malang ini yang
sibuk melakukan perbuatan-perbuatan demi kesenangan yang
menyesatkan.”
Seorang Vaisnava hanya memikirkan cara untuk bisa membuat
orang lain menjadi bahagia. Ia tahu bahwa orang-orang mengejar
sesuatu yang tidak akan pernah mereka dapatkan. Selama lima
puluh atau enam puluh tahun orang mengejar kesenangan ilusif,
namun kemudian mereka harus mati tanpa menyelesaikan
pekerjaan tersebut dan tanpa me-ngetahui apa yang akan terjadi
setelah kematian. Tak pelak lagi, kedudukan mereka sama dengan
kedudukan binatang, karena binatang juga tidak tahu apa yang
Jalan Pagi Ketujuh