1 |
MENDUDUKKAN AKHLAQ RASULULLAH SAW
(Refleksi Maulid Nabi Muhammad Saw)
Oleh : Indra Fakhruddin1
Mencoba menghimpun sebagian kata-kata sifat yang positif dalam kamus perilaku manusia
diantaranya ; jujur, amanah, cerdas, bijaksana, lemah lembut, pengertian, perhatian, santun, bertutur
kata bagus, senyum, kerja keras, pantang menyerah, optimis, tidak putus asa, semangat, ringan
tangan, dermawan, cinta damai, toleran dan masih banyak lagi. Sebagian kata sifat tersebut
semuanya terhimpun dalam pribadi Rasulullah Saw. Para Mubaligh dan Kiyai tak pernah absen
bicara soal sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam tausiyah memperingati Maulid Nabi Muhammad
Saw. Semua terangkum dalam sebuah kata akhlaq Rasulullah Saw. Tak ketinggalan pasti mereka
menukil hadist yang sudah sangat mashur :
ـتُأل ُتْـــثِـعُمابَّـــنِإَمِركاَم َمّمَــَخالقألا
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-Bukhari)
Atau dalam redaksi yang hampir sama;
ِق َالَْخْاأل َحِالَص َمَِّتُِأل ُتْثِعُابَََّّنِإ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholih (baik)”(HR. Al-Bukhari)
Masalahnya, arah pembicaraan kadang justru mempersempit ruang makna dari kebesaran akhlaq
baginda Nabi Saw. Wajar saja hal tersebut sangat dipengaruhi oleh atmosfer opini yang sedang
berkembang. Ketika umat islam sekarang ini sedang mengalami kekalahan inteleketual ditengah
derasnya opini yang memojokkan islam. Islam diopinikan sebagai inspirator tindakan terorisme atau
barbarisme. Makin menguat pasca deklarasi ISIS dan tragedi Paris baru-baru ini. Sangat
disayangkan hampir semua tindakan terorisme yang dituduhkan pada islam selama ini tak ada satu
pun yang clear dan berimbang pengungkapan fakta yang sebenarnya. Namun bola panas itu sudah
terlanjur dienyalakan dan dilempar kemana-mana. Walhasil islam dan gerakan islam ideologis
menjadi pihak tertuduh.
Sementara itu upaya membersihkan nama baik dan identitas islam di Indonesia sebagai penduduk
islam terbesar didunia, Presiden Jokowi melalui Menteri Agama dan instansi keagamaan menggaet
ormas terbesar di Indonesia menyuarakan istilah Islam Nusantara. Sebuah ikhtiar untuk memberikan
genre baru terhadap islam di nusantara yang berbeda dengan islam ditimur tengah. Islam
Nusantara identik dengan islam ramah, toleran, damai, dialogis, demokratis, kultural, tidak anti barat
1
Pengasuh Halaqoh Inspirasi Perubahan (HIP).
2 |
dan moderat. Pokoknya , jauh dari prasangka radikal, keras, tekstual, formalitas, caos sebagaiamana
yang distigma negatifkan terhadap islam yang berkembang sekarang ini ditimur tengah.
***
Mengingat peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dalam suasana yang penuh kabut
desinformasi dan delegitimasi terhadap syariah islam cenderung dipandang formalis itu, maka
pesan-pesan maulid terkesan menjadi cerita manis bermotif deradikalisasi ala program BNPT .
Disatu sisi pesan maulid yang makin mengaburkan umat dari agenda utama yang harus diemban
oleh umat sebagaimana yang pernbah sama dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad Saw.
Ditambah pekerjaan rumah umat ini karena minimnya semangat umat islam dalam mengkaji Sirah
Nabawiyyah secara mendalam. Akibatnya potret utuh figur Rasulullah Saw tak pernah
tergambarkan. Yang ada hanyalah potongan-potongan puzle kecil didapatkan dari sisa-sia ingatan
bangku sekolah. Itupun sebatas sifat akhlaq kehidupan pribadi Rasulullah Saw sebagaimana
tersebut diatas.
***
Sesungguhnya umat islam telah mengalami kesalahan pemahaman dalam memasang dan
meletakkan potongan-potongan puzle akhlaq Rasulullah Saw. Sehingga wajah akhlaq dan
kepribadian baginda Saw tidak utuh sebagaiamana wajah aslinya. Tak lebih hanya mengikuti selera
dan penilaian subyektif semata.
Akhlaq bukan sebatas sifat humanis yang memiliki nilai elastisitas dan universalitas. Akhlaq adalah
karakter. Akhlaq wajib diatur sesuai dengan pemahaman-pemahaman syariah. Karena itu akhlaq
yang dinyatakan baik oleh syara’ disebut akhlaq yang baik dan yang dinyatakan buruk oleh syara’
disebut akhlaq buruk. Hal ini karena akhlaq merupakan bagian dari syariat, juga bagian dari perintah
dan larangan Allah Swt.
Dengan demikian kita perlu melihat wajah akhlaq keseluruhan Rasulullah Saw sepanjang hidupnya
baik secara pribadi, keluarga maupun kiprahnya sebagai Nabi dan Rasul sekaligus sebagai
karaternya sebagai pemimpin negara (amirul mukminin) yang menerapkan hukum syariah islam
dalam bingkai negara islam pertama waktu itu.
Kita harus pandai-pandai mengkomparasikan berbagai nash yang menyangkut aktifitas beliau.
Diantaranya firman Allah Swt;
َناَك ْدَقَلًاريِثَكََّاَّلل َرَكَذَو َرِخ ْاْل َمْوَـيْلاَو ََّاَّلل وُجْرَـي َناَكنَمِّل ٌةَنَسَح ٌةَوُْسأ َِّاَّلل ِولُسَر ِِف ْمُكَل
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
(TQS.Al-Ahzab:21)
3 |
Dalam ayat ini, Allah Swt dengan sangat luar biasanya mengokohkan baginda Muhammad Saw
sebagai satu-satu manusia dimuka bumi yang layak dijadikan sebagai tauladan seluruh kehidupan
manusia. Menurut pakar bahasa lafadz ‘uswatun’ dalam bahasa arab telah menghimpun seluruh
sifat kebaikan diberbagai sisi kehidupan manusia. Berbeda dengan lafadz qudwah (tauladan) tetapi
lebih sifatnya partikular. Contohnya, banyak orang karirnya sukses memimpin perusahaan. Tetapi
sebagai ayah dan suami dia telah gagal dirumah tangganya. Ada yang sukses sebagai ayah
menghantarkan putra putri sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Tetapi terjungkal di pekerjaan
karena jeratan korupsi dan tidak amanah. Begitulah manusia pada umumnya. Sulit untuk menjadi
uswah yang utuh diseluruh hidupnya. Banyak manusia kecewa menjadikan sesama manusia
idolanya. Namun tidak pada Rasulullah Saw beliau adalah sosok yang dari sisi manapun mata
memandang sangat elok untuk dicontoh dan dikaji diberbagai dimensi. Ribuan kitab hadist, fiqih,
sirah, dan tasawuf tersusun hingga sekarang tak pernah surut para ulama yang faqih diberbagai
disiplin ilmu mengkaji kehidupan beliau. Tak heran jika seorang Michael Hart (1978) dalam bukunya
100 Orang Berpengaruh Didunia Sepanjang Sejarah menempatkan Muhammad urutan ranking
pertama didunia sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia sepanjang sejarahnya. Padahal
ia bukan seorang muslim.
Beliau orang yang lembut pada tetangga, tutur katanya sejuk, bergaul kasih sayang kepada sesama
muslim sekaligus sangat keras terhadap orang kafir harbi fi’lan. Suatu waktu beliau ditemukan
sangat halus dan lemah lembut tetapi diwaktu yang lain beliau keras saat menghadapi orang kafir
yang jelas-jelas memusuhi islam dan kaum muslimin. Sekaligus sangat toleran saling menghargai
bahkan menjamin kehidupan orang kafir dzmmi (ahlu dzimmah) karena mendapat jaminan dari
negara khalifah atas ketundukannya terhadap hukum negara khilafah.Hal ini semua, karena sifat
akhlaq baginda Saw mengikuti aturan syariat bukan kehendak selera hawa nafsu. Sebagaimana
Allah swt berfirman;
َـي اًدَّجُس اًعَّكُر ْمُاهَرَـت ْمُهَـنْـيَـب ُاءَََحُر ِرَّافُكْلا ىَلَع َُّاءدَِشأ ُهَعَم َينِذَّلاَو َِّاَّلل ُولُسَر ٌدَّمَُُمْمِهِوهُجُو ِِف ْمُاهَيمِس ًاًنَوْضِرَو َِّاَّلل َنِم ًالْضَف َنوُغَـتْـب
ِودُجُّالس ِرَثَأ ْنِم
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud … [ Qs. Al Fath : 29 ].
Seorang muslim harus santun, toleransi ketika menemukan perbedaan pendapat untuk masalah-
masalah yang sifatnya syar’iyyah dzanniyah. Selama itu masih ra’yul islamy maka harus
dikembangkan sikap tasamuh (toleransi) antar sesama muslim. Inilah baru makna indahnya
perbedaan. Lebih detail baca sendiri kitab para ulama berbicara tentang adabul ikhtilaf dalam islam.
Tetapi jika ada masalah ushuliyyah yang menyangkut aqidah, seperti beberapa waktu yang lalu
terjadi pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw dengan membuat karikatur yang menjelakkan
beliau dan islam. Umat islam tidak boleh bersikap ‘aman’ , diam, sabar, santun, memaafkan, jangan
marah dan sikap-sikap yang dianggap ‘akhlaq baik’ menyikapi kasus pelecehan tersebut. Justru
umat islam wajib membela nabinya, harus marah karena marahnya ini bagian dari perintah Allah
dan Rasulullahnya. Dengan menggelar aksi menuntut pelaku pelecehan usupaya dihukum seberat-
4 |
beratnya. Ulama dan penguasa kaum muslimin tidak boleh diam seribu bahasa melihat pelecehan
terhadap nabinya.
Begitu pula tentang Ahmadiyyah yang menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi terakhir.
Atau juga tindakan keji Amerika dan sekutu yang telah menghancurkan negeri islam ( Irak, Palestina,
Syiria, dsb) . Semua itu harus disikapi dengan tegas. Telah dicontohkan oleh Baginda Saw dan para
khalifah mereka harus mengangkat senjata demi menjaga kehormatan kaum muslimin.
Demikianlah akhlaq muslim yang sebenarnya.
***
Visi besar diutusnya Rasulullah saw adalah untuk menyelamatkan manusi. Mengenalkan manusia
kepada penciptanya. Dan mengajak hidup totalitas dalam syariah islam yang mulia. Penerapan
syariah islam oleh khilafah -baik yang tertuang dalam politik dalam negeri maupun luar negeri -
semuanya termanifestasi dari visi tauhid.
Baginda Rasulullah Saw sangat sayang kepada umatnya. Disaat nafas terakhir menjelang ajalnya
tiba, beliau masih sempat menyebut nama umatnya “ummatii..ummatii..ummatii...” Seolah-olah,
terbesit makna bahwa saking sayangnya beliau kepada umatnya diakhir jaman ini, tidak rela ada
umatnya sampai tidak beriman dan beribadah hanya kepada Allah Swt.
Sekali pun baginda Saw memberikan aturan tidak boleh memaksa individu kafir (non muslim) untuk
memeluk islam. Namun mereka diminta harus tunduk kepada kekuasaan islam semata-mata demi
mewujudkan rahmat islam menyentuh semua lapisan permukaan makhluk dibumi timur hingga
barat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw;
َأَو ْمُهَاءَمِد ِّّنِم اوُعَـنَم اَوهُلاَق اَذِإَف َُّاَّلل ََّلِإ َهَلِإ ََل اوُلوُقَـي ََّّتَح ََّاسنال َلِاتَقُأ ْنَأ ُتْرُِمأََّلِإ ْمََُلاَوْمَِّاَّلل ىَلَع ْمُهُـباَسِحَو اَهِّقَ
ِِب
Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan; 'Tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) selain Allah', apabila mereka mengucapkannya, maka mereka telah
menghalangiku (untuk menumpahkan) darah & (merampas) harta mereka, kecuali dgn haknya,
sedangkan (apabila mereka menyembunyikan kekafiran & kemaksiatan) maka Allah-lah yg
menghisab mereka [HR. Tirmidzi No.2531].
***
Metode menyebarkan islam menjelajah pelosok bumi adalah dengan dakwah dan jihad. Dua
metode ini adalah pilar-pilar politik luar negeri negara khilafah. Selama khilafah belum hadir secara
nyata ditengah-tengah umat, misi suci nan indah ini tak akan bisa dilihat oleh mata siapapun yang
memandangnya dan tak sefasih lisan menceritakannya. Kecuali mata kita dan lisan kita sebatas
berbicara berdasarkan bukti otentik lembaran sejarah keemasan peradaban khilafah yang telah
berhasil mewujudkan misi tersebut beberapa waktu yang silam.
Hadist tersebut diatas menjadi bukti bahwa tugas beliau adalah menjadikan umat ini bertauhid
dengan menerapkan syariat islam. Inilah korelasi dari hadist tentang diutusnya beliau untuk
5 |
menyempurnakan akhlaq. Dalam artian akhlaq sebagai karakter manusia yang tidaklah akan
sempurna tanpa ditegakkannya syariat ditengah-tengah individu-individu umat manusia. Mustahil
otoritas penuh untuk memulyakan manusia dari deri lembah jahiliyyah menuju kemuliaan islam
dapat diraih jika beliau Saw, jika beliau tidak memiliki daulah (negara) yang secara independen legal
formal menerapkan syariah islam sebagai asas dari akhlaq tersebut. Nah, dengan demikian menjadi
jelaslah alasan baginda Rasulullah Saw dalam kiprah dakwahnya bersama-sama sabahat ra. memiliki
satu frekuensi, satu tujuan dan satu hati dalam dakwah yaitu demi menerapkan islam secara penuh
melalui institusi negara.
Peristiwa hijrahnya beliau ke Yastrib (Madinah) menjadi bukti penjelas argumentasi tersebut. Jadi
dakwah beliau menegakkan negara semata-mata demi menyebarkan tauhid. Hanya melalui tauhid
manusia hidup mulia sejahtera bersama syariah. Dan dengan syariah kecermelangan akhlaq
manusia akan bisa diwujudkan. Dengan demikian prototype umat terbaik (khairu ummah) betul-
betul menjadi kenyataan. Maha Benar Allah atas firmanNya ;
َنوُرُمََْت َِّاسنلِل ْتَجِرُْخأ ٍةَُّمأ َرْـيَخ ْمُتْـنُكِم ْمََُل اًرْـيَخ َناَكَل ِابَتِكْلا ُلَْهأ َنَآم ْوَلَو ََِّّللِِب َنوُنِمْؤُـتَو ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْـنَـتَو ِوفُرْعَمْلِِبُمُهْـن
َنوُقِاسَفْلا ُمُهُرَـثْكَأَو َنوُنِمْؤُمْلا
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik. (TQS Al-Imran : 110)
Jadi tepatlah, pesan maulid nabi Saw kepada umatnya adalah dengan mengikuti akhlaq Rasulullah
Saw. Karena Akhlaq beliau adalah Al-quranul Karim. Persis sebagaimana disampaikan oleh Ummul
Mukminin ‘Aisyah ra. ketika ditanya perihal akhlaq baginda nabi Saw.;
ُهُقُلُخ َنَاكَنآْرُقْلا
“Akhlak Rasulullah n adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Sekarang jangan sampai kita mendikotomikan dan mengebiri makna “mengikuti akhlaq Rasulullah
saw“ disesuaikan dengan selera kita dan tidak mau meniru akhlaq beliau yang lainnya yang
menuntut pengorbanan untuk menerapkan syariah islam dalam bingkai khilafah. Pejuang khilafah
dituntut untuk menghiasi dirinya dengan kemewahan akhlaq. Umat membutuhkan figur tuntunan
dari para pengemaban dakwahnya. Pasalnya juga, Allah Swt hanya akan memberikan
pertolongannya kepada umat islam yang memiliki kepribadian cemerlang seperti Rasulullah Saw.
Wallahu A’lam Bishowwab