SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
PENGAJIAN JUMAT PETANG BA’DA MAGHRIB
KAJIAN HADITS TEMATIK
MASJID MARGO RAHAYU NAMBURAN KIDUL YOGYAKARTA
Polemik Tentang (Malam) Nishfu Sya'ban
Nishfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban yaitu tanggal
15 bulan Sya'ban penanggalan Hijriyah adalah malam penuh misteri dan
penuh kontroversi. Banyak hadits yang diyakini lemah bahkan ajaran atau
pengetahuan untuk merayakannya banyak yang dianggap bid'ah oleh
beberapa golongan Islam. Dapat dipahami memang karena klaim untuk
mendapatkan sah atau tidaknya ibadah memang mengacu pada ulama yang
diyakini lebih pintar, lebih tahu dan karena kedangkalan pengetahuan maka
mereka pun akan segera mengamininya dan bertambah banyak yang
mmercayainya. Banyak sekali ibadah yang dikatakan bid'ah dalam
memeringati atau merayakan keagungan Nishfu Sya'ban, sebagai contoh
adalah: (1) Merayakan malam Nishfu Sya’ban; (2) Mengkhususkan shalat
seratus raka’at pada malam Nishfu Sya’ban dengan membaca surah al-
Ikhlash sebanyak seribu kali. Shalat ini dinamakan Shalat Alfiyah; (3)
Mengkhususkan shalat pada malam Nishfu Sya’ban dan berpuasa pada siang
harinya; (4) Mengkhususkan doa pada malam Nishfu Sya’ban; (5) Shalat
enam raka’at dengan maksud menolak bala’, dipanjangkan umur dan
berkecukupan; (6) Menghidupkan api dan lilin pada malam Nishfu Sya’ban;
(7) Berziarah ke kuburan pada malam Nishfu Sya’ban dan menghidupkan api
di sekitarnya. Dan kadang para perempuan juga ikut keluar; (8)
Mengkhususkan membaca surah Yasin pada malam Nishfu Sya’ban; (9)
Mengkhususkan bershadaqah bagi orang yang telah meninggal; (10)
Meyakini bahwa malam Nishfu Sya’ban adalah (malam) Lailatul Qadr; (11)
Membuat makanan pada hari Nishfu Sya’ban kemudian membagikannya
kepada fakir miskin dengan anggapan makanan untuk kedua orang tua yang
meninggal.
Banyaknya upacara ritual (ibadah) pada saat itu (malam Nishfu
Sya’ban ) yang tidak ada tuntunannya itu, yang kemudian dinyatakan oleh
sebagian ulama sebagai perbuatan bid'ah atau penyimpangan
Diriwayatkan dari ‘Ikrimah - rahimahullâh – bahwasanya ketika ia
menafsirkan firman Allah ta’ala:
2
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah” [QS ad-Dukhân/44: 3-4], ia berkata: ”Bahwasanya
yang dimaksud malam dalam ayat tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban;
dibentangkan padanya perkara sunnah, dihapuskannya kehidupan dari kematian,
dan diwajibkannya haji (dari Allah kepada manusia), maka tidaklah ditambah
padanya atau dikurangi darinya seorang pun” [Lihat: Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li-
Ahkâmil-Qur’ân, juz XVI, hal. 126].
Adapun Ibnu Katsir – rahimahullâh -- ketika menafsirkan ayat yang
sama berkata: ”Allah ta’ala telah berfirman ketika menjelaskan al-Qur’an al-
’Azhim bahwasanya Dia menurunkannya di malam yang diberkahi. Malam
tersebut adalah Lailatul-Qadar sebagaimana firman Allah:
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan”
(QS al-Qadr/97: 1). Malam tersebut berada di bulan Ramadhan,
sebagaimana firman Allah:
”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an” (QS al-Baqarah/2: 185). Kami
telah menyebutkan beberapa hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut
dalam (pembahasan) QS al-Baqarah sehingga telah mencukupi dan tidak
perlu diulangi kembali” [Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, juz I, hal. 215-
216].
Beliau berkata pula: ”Barangsiapa yang berkata bahwasanya malam
tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban sebagaimana diriwayatkan dari ’Ikrimah,
sungguh hal ini sangat jauh (dari pengertian yang benar). Karena al-Qur’an telah
menetapkannya bahwa hal itu terjadi di bulan Ramadhan” [Ibnu Katsir, Tafsîr al-
Qurân al-‘Azhîm, juz IV, hal. 570].
Dalam menetapkan makna firman Allah: ” ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ٍ‫ة‬َ‫ك‬َ‫ر‬‫َا‬‫ب‬ُ‫ّم‬ (pada suatu malam
yang diberkahi)” (QS ad-Dukhân/44: 3) -- memang – para ulama terbagi
menjadi dua pendapat:
Pertama, pendapat Jumhur (Mayoritas) Ulama menyatakan bahwa
malam yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah: “Lailatul-Qadr” – dan ini
adalah pendapat jumhur ’ulama’.
3
Kedua, pendapat Ikrimah, yang menyatakan bahwa malam yang
dimaksud adalah: “Malam Nishfu Sya’ban”.
Yang râjih (kuat) menurut para ulama -- wallâhu a’lam -- adalah
pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud malam
yang diberkahi pada ayat tersebut adalah Lailatul-Qadr. Bukan malam Nishfu
Sya’ban . Hal tersebut dikarenakan Allah telah menyatakannya dalam
bentuk global: ”pada suatu malam yang diberkahi”; dan kemudian
menjelaskannya (makna global/umum itu) dalam ayat : ”(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an”; dan juga firman Allah : ”Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan” [lihat: Asy-Syaukani,
Fathul-Qâdir , juz IV, hal. 137].
Maka dengan ini, anggapan yang menyatakan bahwa malam tersebut
adalah malam Nishfu Sya’ban – tidak diragukan lagi – merupakan anggapan
yang ‘bâthil’ (salah) yang menyelisihi nash al-Qur’an yang sharîh (jelas). Dan
tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu yang menyelisihi kebenaran maka
hal itu adalah sebuah kebatilan (kesalahan). Adapun beberapa hadits yang
menjelaskan bahwa malam dimaksud adalah malam Nishfu Sya’ban, maka
hadits tersebut telah menyelisihi kejelasan makna yang ditetapkan al-Qur’an
sehingga dinyatakan leh para ulama dengan pernyataan lâ ashla lah (tidak
berdasar), tidak shahih sanadnya sedikit pun, sebagaimana dijelaskan oleh
al-’Arabiy dan yang lainnya dari kalangan muhaqqiqîn (para ulama yang
melakukan pengajian secara mendalam). Sungguh sangat mengherankan jika
ada seorang yang mengaku muslim menyelisihi nash al-Qur’an yang sharîh
(jelas) tanpa adanya sandaran al-Qur’an dan Sunnah yang shahih [lihat: Asy-
Syinqithi, Adhwâul-Bayân, juz VII, hal. 319].
Menurut para peneliti, hadits-hadits yang menjelaskan amalan-
amalan khusus di waktu Nishfu Sya’ban, mereka menyatakan bahwa
semuanya bukan merupakan hadits yang shahih. Di antara hadits-hadits
tersebut adalah :
1. Hadits riwayat Ibnu Majah dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu:
”Apabila datang malam Nishfu Sya’ban , maka lakukanlah shalat di waktu
malamnya dan puasa di waktu siangnya”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadis nomor 1378, Ibnul-Jauzi
dalam Al-’Ilal, juz II, hal. 561 serta al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân
4
3/378-379 dan Fadhâilul-Auqât, hal. 24. Status hadits ini adalah sangat
lemah atau bahkan palsu. Letak kelemahan hadits ini terletak pada
rawi yang bernama Ibnu Abi Sabrah (Abu Bakr bin ’Abdillah bin
Muhammad bin Abi Sabrah). Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Ma’in
berkata tentangnya: ”Seorang yang memalsukan hadits”. [Lihat
selengkapnya dalam komentar Muhammad Nashiruddin al-Albani,
dalam kitab As-Silsilah adh-Dha’îfah, juz V, hal. 134, hadis nomor
2132]. Selanjutnya, Muhammad Nashiruddin al-Albani menyatakan
bahwa hadits ini: sangat lemah, atau (bahkan) maudhû’ (palsu)
[Shahîh wa Dha’îf Sunan ibni Mâjah, juz III, hal. 388]
2. Hadits Ibnul Jauzi dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu:
”Barangsiapa yang melakukan shalat di malam Nishfu Sya’ban sebanyak 12
raka’at, dimana setiap raka’atnya membaca ”Qul Huwallâhu Ahad”
sebanyak 30 kali, tidaklah ia keluar hingga ia melihat tempat duduknya di
surga dan memberikan syafa’at terhadap 10 orang anggota keluarganya yang
telah ditentukan nasibnya di neraka”.
Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al-
Maudhû’ât, juz II, hal. 129. Sanadnya gelap yang terdiri dari para
perawi yang tidak diketahui identitasnya (majhûl). Lihat juga Al-
Manârul-Munîf karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hadits nomor 177).
3. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu:
5
”Aku melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Nishfu
Sya’ban. Beliau berdiri dan kemudian shalat sebanyak 14 raka’at. Kemudian
beliau duduk setelah selesai dan membaca Al-Fatihah sebanyak 14 kali, Qul-
Huwallâhu Ahad sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbil-Falaq sebanyak 14
kali, Qul A’ûdzu bi Rabbin-Nâs sebanyak 14 kali, dan ayat Kursi sekali;
sungguh akan mendatangi kalian utusan -- dari ayat-ayat tadi -- (QS al-
Taubah, 9: 128). Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, aku bertanya
tentang apa yang aku lihat dari yang beliau lakukan. Maka beliau
(Rasulullâh) shallallâhu ’alaihi wa sallam menjawab: ”Barangsiapa yang
mengerjakan seperti yang yang engkau lihat tadi, maka baginya seperti 20
kali haji mabrur, puasa yang diterima selama 20 tahun. Apabila di keesokan
harinya dia berpuasa, maka puasanya itu sama dengan puasa dua tahun
lamanya pada masa lampau dan setahun masa yang akan datang”.
Hadits ini adalah palsu, dan ditulis oleh Ibnul-Jauzi dalam kitab
Al-Maudhû’ât, juz II, hal. 131. [Lihat juga komentar yang sama dari
As-Suyuthi, dalam kitab Jâmi’ul Ahâdîts, juz XXX, hal. 371]
Demikian kajian hadits tentang Nishfu Sya’ban, yang ternyata –
dalam penjelasan para ulama – dinyatakan dha’îf (lemah). Bahkan dalam
beberapa komentarnya dinyatakan maudhû’ (palsu). Oleh karena itu,
kesimpulannya adalah: mardûd (tertolak) dan “ghairu ma’mûl bih” (tidak
boleh diamalkan), utamanya berkenaan dengan masalah ibadah.
Wallâhu A'lam bish-Shawâb.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALAT
SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALATSYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALAT
SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALATIslamhouse.com
 
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Paradigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
Nuzul al quran power point
Nuzul al quran power pointNuzul al quran power point
Nuzul al quran power pointkammcun
 
Nuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi QuranNuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi Qurankaksalim
 
Menjawab syubhat
Menjawab syubhat Menjawab syubhat
Menjawab syubhat RohmaWati9
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) Mahrum Assyafa'ah
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranIlliyin Studio
 
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYU
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYUDAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYU
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYUParadigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Muhsin Hariyanto
 
Nuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 hNuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 hHJWANZ
 
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhanJaka Supriyanta
 
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannyam10ehebat
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Muhsin Hariyanto
 
03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanahMuallif Ramones
 
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURANDAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURANParadigma Ibrah Sdn. Bhd.
 

Was ist angesagt? (20)

SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALAT
SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALATSYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALAT
SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB-WAJIB SALAT
 
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
 
Takhrijul hadits
Takhrijul haditsTakhrijul hadits
Takhrijul hadits
 
Nuzul al quran power point
Nuzul al quran power pointNuzul al quran power point
Nuzul al quran power point
 
Nuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi QuranNuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi Quran
 
Menjawab syubhat
Menjawab syubhat Menjawab syubhat
Menjawab syubhat
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
 
Nuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’AnNuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’An
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-Quran
 
Asbabun Nuzul
Asbabun NuzulAsbabun Nuzul
Asbabun Nuzul
 
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYU
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYUDAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYU
DAURAH ULUM AL-QURAN 2.0 : MEMAHAMI MAKNA WAHYU
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183
 
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUMKHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
KHUTBAH RASULULLAH SAWW DI GHADIR KHUM
 
Nuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 hNuzul al quran 1436 h
Nuzul al quran 1436 h
 
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
12 hadits lemah dan palsu seputar ramadhan
 
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183
 
Menjawab syubhat
Menjawab syubhatMenjawab syubhat
Menjawab syubhat
 
03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah
 
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURANDAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
 

Andere mochten auch

Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanMuhsin Hariyanto
 
Beristiqâmah ala ashâbul kahfi
Beristiqâmah ala ashâbul kahfiBeristiqâmah ala ashâbul kahfi
Beristiqâmah ala ashâbul kahfiMuhsin Hariyanto
 
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islamKesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islamMuhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqMuhsin Hariyanto
 
Transaksi bisnis e commerce perspektif islam
Transaksi bisnis e commerce perspektif islamTransaksi bisnis e commerce perspektif islam
Transaksi bisnis e commerce perspektif islamMuhsin Hariyanto
 
8 cara untuk belajar ikhlas
8 cara untuk belajar ikhlas8 cara untuk belajar ikhlas
8 cara untuk belajar ikhlasMuhsin Hariyanto
 
Partis politiques-web-2803-media
Partis politiques-web-2803-mediaPartis politiques-web-2803-media
Partis politiques-web-2803-media2803 MEDIA
 
Personnalisation et données, Impact pour le marketing
Personnalisation et données, Impact pour le marketingPersonnalisation et données, Impact pour le marketing
Personnalisation et données, Impact pour le marketing2803 MEDIA
 

Andere mochten auch (20)

Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quran
 
Al hazan
Al hazanAl hazan
Al hazan
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Al hikmah
Al hikmahAl hikmah
Al hikmah
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Menyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirriMenyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirri
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 
Beristiqâmah ala ashâbul kahfi
Beristiqâmah ala ashâbul kahfiBeristiqâmah ala ashâbul kahfi
Beristiqâmah ala ashâbul kahfi
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Lâ tahzan
Lâ tahzanLâ tahzan
Lâ tahzan
 
Al hazan
Al hazanAl hazan
Al hazan
 
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islamKesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
Kesurupan dan cara mengatasinya dalam pandangan islam
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Transaksi bisnis e commerce perspektif islam
Transaksi bisnis e commerce perspektif islamTransaksi bisnis e commerce perspektif islam
Transaksi bisnis e commerce perspektif islam
 
8 cara untuk belajar ikhlas
8 cara untuk belajar ikhlas8 cara untuk belajar ikhlas
8 cara untuk belajar ikhlas
 
Partis politiques-web-2803-media
Partis politiques-web-2803-mediaPartis politiques-web-2803-media
Partis politiques-web-2803-media
 
Personnalisation et données, Impact pour le marketing
Personnalisation et données, Impact pour le marketingPersonnalisation et données, Impact pour le marketing
Personnalisation et données, Impact pour le marketing
 

Ähnlich wie Polemik tentang (malam) nishfu sya'ban

Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ibnu Ahmad
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaMuhsin Hariyanto
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atVarli Arsol
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiandriishaq
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 
Keutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannyaKeutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannyaWong Salam
 
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdfc9fhbm7gzj
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoAswin Wyn
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-anAsr Ajah
 
Penjelasan mengenai puasa ‘arafah
Penjelasan mengenai puasa ‘arafahPenjelasan mengenai puasa ‘arafah
Penjelasan mengenai puasa ‘arafahMuhsin Hariyanto
 

Ähnlich wie Polemik tentang (malam) nishfu sya'ban (20)

Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'banAdakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
 
Amalan di bulan_sya'ban
Amalan di bulan_sya'banAmalan di bulan_sya'ban
Amalan di bulan_sya'ban
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’at
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabi
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
Keutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannyaKeutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannya
 
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf
4. Fiqh Ramadhan (Hukum dan Keringanan Puasa).pdf
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Seputar lailatul-qadar
Seputar lailatul-qadarSeputar lailatul-qadar
Seputar lailatul-qadar
 
Penjelasan mengenai puasa ‘arafah
Penjelasan mengenai puasa ‘arafahPenjelasan mengenai puasa ‘arafah
Penjelasan mengenai puasa ‘arafah
 
Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 

Mehr von Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 

Mehr von Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 

Polemik tentang (malam) nishfu sya'ban

  • 1. 1 PENGAJIAN JUMAT PETANG BA’DA MAGHRIB KAJIAN HADITS TEMATIK MASJID MARGO RAHAYU NAMBURAN KIDUL YOGYAKARTA Polemik Tentang (Malam) Nishfu Sya'ban Nishfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban yaitu tanggal 15 bulan Sya'ban penanggalan Hijriyah adalah malam penuh misteri dan penuh kontroversi. Banyak hadits yang diyakini lemah bahkan ajaran atau pengetahuan untuk merayakannya banyak yang dianggap bid'ah oleh beberapa golongan Islam. Dapat dipahami memang karena klaim untuk mendapatkan sah atau tidaknya ibadah memang mengacu pada ulama yang diyakini lebih pintar, lebih tahu dan karena kedangkalan pengetahuan maka mereka pun akan segera mengamininya dan bertambah banyak yang mmercayainya. Banyak sekali ibadah yang dikatakan bid'ah dalam memeringati atau merayakan keagungan Nishfu Sya'ban, sebagai contoh adalah: (1) Merayakan malam Nishfu Sya’ban; (2) Mengkhususkan shalat seratus raka’at pada malam Nishfu Sya’ban dengan membaca surah al- Ikhlash sebanyak seribu kali. Shalat ini dinamakan Shalat Alfiyah; (3) Mengkhususkan shalat pada malam Nishfu Sya’ban dan berpuasa pada siang harinya; (4) Mengkhususkan doa pada malam Nishfu Sya’ban; (5) Shalat enam raka’at dengan maksud menolak bala’, dipanjangkan umur dan berkecukupan; (6) Menghidupkan api dan lilin pada malam Nishfu Sya’ban; (7) Berziarah ke kuburan pada malam Nishfu Sya’ban dan menghidupkan api di sekitarnya. Dan kadang para perempuan juga ikut keluar; (8) Mengkhususkan membaca surah Yasin pada malam Nishfu Sya’ban; (9) Mengkhususkan bershadaqah bagi orang yang telah meninggal; (10) Meyakini bahwa malam Nishfu Sya’ban adalah (malam) Lailatul Qadr; (11) Membuat makanan pada hari Nishfu Sya’ban kemudian membagikannya kepada fakir miskin dengan anggapan makanan untuk kedua orang tua yang meninggal. Banyaknya upacara ritual (ibadah) pada saat itu (malam Nishfu Sya’ban ) yang tidak ada tuntunannya itu, yang kemudian dinyatakan oleh sebagian ulama sebagai perbuatan bid'ah atau penyimpangan Diriwayatkan dari ‘Ikrimah - rahimahullâh – bahwasanya ketika ia menafsirkan firman Allah ta’ala:
  • 2. 2 “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” [QS ad-Dukhân/44: 3-4], ia berkata: ”Bahwasanya yang dimaksud malam dalam ayat tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban; dibentangkan padanya perkara sunnah, dihapuskannya kehidupan dari kematian, dan diwajibkannya haji (dari Allah kepada manusia), maka tidaklah ditambah padanya atau dikurangi darinya seorang pun” [Lihat: Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li- Ahkâmil-Qur’ân, juz XVI, hal. 126]. Adapun Ibnu Katsir – rahimahullâh -- ketika menafsirkan ayat yang sama berkata: ”Allah ta’ala telah berfirman ketika menjelaskan al-Qur’an al- ’Azhim bahwasanya Dia menurunkannya di malam yang diberkahi. Malam tersebut adalah Lailatul-Qadar sebagaimana firman Allah: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan” (QS al-Qadr/97: 1). Malam tersebut berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah: ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an” (QS al-Baqarah/2: 185). Kami telah menyebutkan beberapa hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut dalam (pembahasan) QS al-Baqarah sehingga telah mencukupi dan tidak perlu diulangi kembali” [Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, juz I, hal. 215- 216]. Beliau berkata pula: ”Barangsiapa yang berkata bahwasanya malam tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban sebagaimana diriwayatkan dari ’Ikrimah, sungguh hal ini sangat jauh (dari pengertian yang benar). Karena al-Qur’an telah menetapkannya bahwa hal itu terjadi di bulan Ramadhan” [Ibnu Katsir, Tafsîr al- Qurân al-‘Azhîm, juz IV, hal. 570]. Dalam menetapkan makna firman Allah: ” ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ٍ‫ة‬َ‫ك‬َ‫ر‬‫َا‬‫ب‬ُ‫ّم‬ (pada suatu malam yang diberkahi)” (QS ad-Dukhân/44: 3) -- memang – para ulama terbagi menjadi dua pendapat: Pertama, pendapat Jumhur (Mayoritas) Ulama menyatakan bahwa malam yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah: “Lailatul-Qadr” – dan ini adalah pendapat jumhur ’ulama’.
  • 3. 3 Kedua, pendapat Ikrimah, yang menyatakan bahwa malam yang dimaksud adalah: “Malam Nishfu Sya’ban”. Yang râjih (kuat) menurut para ulama -- wallâhu a’lam -- adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud malam yang diberkahi pada ayat tersebut adalah Lailatul-Qadr. Bukan malam Nishfu Sya’ban . Hal tersebut dikarenakan Allah telah menyatakannya dalam bentuk global: ”pada suatu malam yang diberkahi”; dan kemudian menjelaskannya (makna global/umum itu) dalam ayat : ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an”; dan juga firman Allah : ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan” [lihat: Asy-Syaukani, Fathul-Qâdir , juz IV, hal. 137]. Maka dengan ini, anggapan yang menyatakan bahwa malam tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban – tidak diragukan lagi – merupakan anggapan yang ‘bâthil’ (salah) yang menyelisihi nash al-Qur’an yang sharîh (jelas). Dan tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu yang menyelisihi kebenaran maka hal itu adalah sebuah kebatilan (kesalahan). Adapun beberapa hadits yang menjelaskan bahwa malam dimaksud adalah malam Nishfu Sya’ban, maka hadits tersebut telah menyelisihi kejelasan makna yang ditetapkan al-Qur’an sehingga dinyatakan leh para ulama dengan pernyataan lâ ashla lah (tidak berdasar), tidak shahih sanadnya sedikit pun, sebagaimana dijelaskan oleh al-’Arabiy dan yang lainnya dari kalangan muhaqqiqîn (para ulama yang melakukan pengajian secara mendalam). Sungguh sangat mengherankan jika ada seorang yang mengaku muslim menyelisihi nash al-Qur’an yang sharîh (jelas) tanpa adanya sandaran al-Qur’an dan Sunnah yang shahih [lihat: Asy- Syinqithi, Adhwâul-Bayân, juz VII, hal. 319]. Menurut para peneliti, hadits-hadits yang menjelaskan amalan- amalan khusus di waktu Nishfu Sya’ban, mereka menyatakan bahwa semuanya bukan merupakan hadits yang shahih. Di antara hadits-hadits tersebut adalah : 1. Hadits riwayat Ibnu Majah dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu: ”Apabila datang malam Nishfu Sya’ban , maka lakukanlah shalat di waktu malamnya dan puasa di waktu siangnya” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadis nomor 1378, Ibnul-Jauzi dalam Al-’Ilal, juz II, hal. 561 serta al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân
  • 4. 4 3/378-379 dan Fadhâilul-Auqât, hal. 24. Status hadits ini adalah sangat lemah atau bahkan palsu. Letak kelemahan hadits ini terletak pada rawi yang bernama Ibnu Abi Sabrah (Abu Bakr bin ’Abdillah bin Muhammad bin Abi Sabrah). Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Ma’in berkata tentangnya: ”Seorang yang memalsukan hadits”. [Lihat selengkapnya dalam komentar Muhammad Nashiruddin al-Albani, dalam kitab As-Silsilah adh-Dha’îfah, juz V, hal. 134, hadis nomor 2132]. Selanjutnya, Muhammad Nashiruddin al-Albani menyatakan bahwa hadits ini: sangat lemah, atau (bahkan) maudhû’ (palsu) [Shahîh wa Dha’îf Sunan ibni Mâjah, juz III, hal. 388] 2. Hadits Ibnul Jauzi dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu: ”Barangsiapa yang melakukan shalat di malam Nishfu Sya’ban sebanyak 12 raka’at, dimana setiap raka’atnya membaca ”Qul Huwallâhu Ahad” sebanyak 30 kali, tidaklah ia keluar hingga ia melihat tempat duduknya di surga dan memberikan syafa’at terhadap 10 orang anggota keluarganya yang telah ditentukan nasibnya di neraka”. Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al- Maudhû’ât, juz II, hal. 129. Sanadnya gelap yang terdiri dari para perawi yang tidak diketahui identitasnya (majhûl). Lihat juga Al- Manârul-Munîf karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hadits nomor 177). 3. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu:
  • 5. 5 ”Aku melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Nishfu Sya’ban. Beliau berdiri dan kemudian shalat sebanyak 14 raka’at. Kemudian beliau duduk setelah selesai dan membaca Al-Fatihah sebanyak 14 kali, Qul- Huwallâhu Ahad sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbil-Falaq sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbin-Nâs sebanyak 14 kali, dan ayat Kursi sekali; sungguh akan mendatangi kalian utusan -- dari ayat-ayat tadi -- (QS al- Taubah, 9: 128). Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, aku bertanya tentang apa yang aku lihat dari yang beliau lakukan. Maka beliau (Rasulullâh) shallallâhu ’alaihi wa sallam menjawab: ”Barangsiapa yang mengerjakan seperti yang yang engkau lihat tadi, maka baginya seperti 20 kali haji mabrur, puasa yang diterima selama 20 tahun. Apabila di keesokan harinya dia berpuasa, maka puasanya itu sama dengan puasa dua tahun lamanya pada masa lampau dan setahun masa yang akan datang”. Hadits ini adalah palsu, dan ditulis oleh Ibnul-Jauzi dalam kitab Al-Maudhû’ât, juz II, hal. 131. [Lihat juga komentar yang sama dari As-Suyuthi, dalam kitab Jâmi’ul Ahâdîts, juz XXX, hal. 371] Demikian kajian hadits tentang Nishfu Sya’ban, yang ternyata – dalam penjelasan para ulama – dinyatakan dha’îf (lemah). Bahkan dalam beberapa komentarnya dinyatakan maudhû’ (palsu). Oleh karena itu, kesimpulannya adalah: mardûd (tertolak) dan “ghairu ma’mûl bih” (tidak boleh diamalkan), utamanya berkenaan dengan masalah ibadah. Wallâhu A'lam bish-Shawâb.