SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PENYAKIT INFEKSI
Dr. Kurnia F. Jamil, M.Kes,SpPD-KPTI,FINASIM


Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSU Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh

2010
Pendahuluan
   Penyakit Infeksi salah satu masalah kesehatan
    global
   Penyebab kematian kedua di dunia
   Perkembangan terbaru upaya diagnosis, terapi
    dan preventif
   Infeksi emerging dan reemerging
Perkembangan Global Penyakit
Tropik dan Infeksi
   Penyebab kematian kedua di
    dunia (no. 3 di Amerika Serikat)
   Kerugian Ekonomi sangat besar
   Masalah terbesar adalah Infeksi
    sal. Nafas, TBC, HIV/AIDS, Diare,
    Malaria
   Masalah besar di abad 21 ini
Penyebab utama kematian di
Dunia (WHO, 1999)
   Infeksi saluran nafas bawah
   HIV/AIDS
   Diare
   Tuberkulosis
   Malaria
   Campak
   Tetanus
   Pertusis
   Penyakit Menular Seksual
   Meningitis
Penyakit Infeksi Emerging
   Penyakit infeksi baru yang
    sebelumnya belum pernah dikenal
   Contoh: HIV/AIDS
   Menimbulkan pandemi dan
    dampak global
Penyakit Infeksi Reemerging
   Penyakit infeksi yang sebelumnya
    pernah dikenal kemudian hilang
    tetapi muncul kembali dengan
    tampilan lebih virulen dan pola
    epidemiologi yang berbeda
   Contoh: Flu burung (Avian Influenza,
    severe acute respiratory syndrome
    /SARS)
HIV / AIDS
   MASALAH GLOBAL
   JUMLAH KASUS TERUS MENINGKAT
   TERBANYAK DI WILAYAH AFRIKA SUB-
    SAHARA
   ASIA SELATAN DAN TENGGARA
   ASIA TIMUR
   INDONESIA
INFLUENZA dan SARS
   2 abad terakhir menyebabkan pandemi 20 kali di
    dunia
   Pandemi tahun 1918-1919 sebagai Spanish-flu
    menyebabkan 20 juta kematian dan 200 juta
    kesakitan
   Tahun 1957 influenza A strain H2N2 pandemi di
    Hongkong, dan tahun 1968 muncul strain H3N2
   Virus influenza terus bermutasi dan sulit
    dieradikasi
Influenza dan SARS ( 2 )
   Awal tahun 2004 terjadi pandemi virus influenza
    A strain H5N1
   Epidemi SARS terjadi tahun 2003
   Dampak ekonomi yang sangat besar
   Infeksi saluran nafas bawah yang berat
   SARS menyebabkan epidemi dengan mortalitas
    10-15%
   Isolasi dan kontrol sangat penting
DEMAM BERDARAH
   Masalah di dunia terutama negara Afrika,Amerika
    Tengah, Amerika Selatan, Asia Selatan dan Asia
    Tenggara
   Virus: Flavivirus (DHF/DBD)
   Phlebovirus : Rift Valley Fever (RVF)
   Bunyavirus: Crimean-Congo Hemorrhagic
    Fever(CCHF)
   Lassa fever, Marburg/Ebola hemorhhagic fever,
    Hantavirus (hemorrhagic fever with renal syndrome
    (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome
    (HPS)
DEMAM BERDARAH ( 2 )
   Demam Dengue (Dengue Fever/DF)
   Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF
   DF/DHF merupakan penyakit demam berdarah
    terbanyak di Indonesia
   Infeksi demam berdarah lainnya yang dilaporkan
    adalah Chikungunya dan Hantavirus
   Infeksi lain bisa mengancam negara kita (turis,
    vektor: nyamuk, tikus, rodensia)
Resistensi Antimikroba
    Resistensi semakin meningkat sejak
    penggunaan antimikroba yang tidak tepat
   Berbagai patogen resisten saat ini menyebabkan
    morbiditas, mortalitas dan meningkatnya biaya
    kesehatan
   Infeksi nosokomial yang bermasalah: penicillin
    resisten (methicillin resistant S-aureus (MRSA),
    vancomycin resistant enterococci (VRE),dll)
Penyakit Kronik yang
berhubungan dengan Infeksi
     H-pylori (Ulkus peptik, Ca-gaster)
     Human papiloma virus (Ca-servik,vulva,anal)
     Hepatitis B/C (Ca-hepar)
     Ebstein Barr virus (Limfoma Burkit,Ca
      nasofaring)
     Human T lymphotropic virus type 1 (Adult T
      cell leukemia)
     Human herpes virus 8 (Kapossi sarkoma)
     Borrelia burgdorferi (Lyme disease)
     Triponema whippelli (Whipple disease)
BIOTERORISME
    Penggunaan biopatogen dalam upaya
     terorisme merupakan ancaman baru (terutama
     bagi negara maju mis: Amerika Serikat)
    Serangan menggunakan Bacillus anthrax dan
     cacar (small pox) telah terjadi
    Mengatasi bioterorisme dengan mendeteksi
     dan mengenali biopatogen secara dini
     (cara,model serangan,antisipasi terapi anti
     mikroba, upaya vaksinasi)
Perkembangan Penyakit Tropik dan
Infeksi di Indonesia
   DEMAM BERDARAH DENGUE
    Insiden antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk
    (1989-1995).
    Pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa
    hingga 35 per 100.000 penduduk (1998).
    Mortalitas DBD cenderung menurun hingga
    mencapai 2% (1999).
Upaya pencegahan dan pemberantasan telah
   dilakukan Departemen Kesehatan.
Kendala:
1. Kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk antar
   wilayah
2. Tingkat kepadatan nyamuk Aedes aegypti yang

   masih tinggi
3. Belum optimalnya upaya pemberantasan sarang

   nyamuk dan tingkat kesadaran masyarakat yang
   masih rendah.
   MALARIA
   Penyakit endemis di indonesia.
   35% penduduk tinggal di daerah beresiko.
   Insiden malaria berfluktuasi 0,21-0,6 per 1000
    penduduk dan cenderung meningkat tahun 2001.
   KLB pada tahun 1998-1999 di 10 propinsi yang
    mencakup 12 kabupaten dengan morbiditas 19.784
    kasus dan 71 meninggal(0,36%).
   Kecenderungan peningkatan kasus dibeberapa
    propinsi di tahun 2004 ini.
   Daerah dengan insiden klinis tinggi dikawasan
    timur indonesia:
   Papua
   Nusa Tenggara Timur
   Maluku
   Sulawesi utara
   Sulawesi tenggara
   Kalimantan barat
   Bangka
   Belitung
   Sumatera selatan
   Bengkulu
   Riau
   Masalah resistensi juga semakin meluas mencapai
    77 kabupaten dan 158 kecamatan.
   Hapusan darah tebal dan tipis masih menjadi
    pemeriksaan standar dalam upaya diagnosis
   Uji diagnosis cepat dengan tes ICT, PF,
    Paracheck juga dikembangkan sebagai panduan
    dalam terapi empirik
   Meningkatnya resistensi terhadap klorokuin,
    SP(Sulfadoxin-Pyrimetamin) dan kina
    dikembangkan terapi kombinasi (klorokuin dengan
    SP, klorokuin dengan tetra/doksisiklin, SP dengan
    kina)
   Penggunaan obat malaria baru(artemisin,
    artemeter, artesunat)dlm bentuk tunggal atau
    kombinasi.
   DEMAM TIFOID
   Insiden sulit ditentukan secara tepat karena diagnosis
    sebagian besar ditentukan secara klinis dan banyak
    penderita rawat jalan.
   Insiden di Indonesia diperkirakan 300-810 per 100.000
    penduduk yang berarti jumlah kasus per tahun sebanyak
    600.000-1.500.000 kasus dengan kematian diperkirakan
    50.000/tahun.
   Pemeriksaan PCR S. typhi merupakan uji diagnosis yang
    sangat sensitif dan spesifik.
   Dalam pengobatan dikembangkan antibiotika golongan
    sefalosporin generasi ke-III (ceftriaxone, cefixime) dan
    fluorokuinolon (ciprofloxacin,ofloxacin, pefloxacin,
    fleroxacin, levofloxacin)
   Alternatif: kloramfenikol
   Pencegahan:
   Surveilens
   Vaksinasi individu/kelompok
   Pendidikan kesehatan dan kebersihan perorangan
   Deteksi dan kontrol karier kronik
   Perbaikan sanitasi
   Perlindungan binatang ternak
   Peningkatan kebersihan makanan
   Pencegahan kontaminasi air dan industri makanan
   HIV/AIDS
   Masalah penting dengan kasus yang semakin
    meningkat
   Laporan Departeman kesehatan hingga bulan
    Maret 2004 tercatat 2746 kasus HIV dan 1413
    kasus AIDS, 493 diantaranya meninggal.
   Jumlah kasus baru periode Januari-Maret 2004
    sebanyak 26 kasus HIV dan 42 kasus AIDS.
   Distribusi penderita HIV/AIDS hampir diseluruh
    propinsi(kecuali Sulawesi Tenggara)
   Kasus terbanyak dari propinsi Papua, DKI Jakarta,
    Jawa Timur, Bali, Riau, dan Jawa Barat.
   Cara penularan terbanyak melalui heteroseksual
    (50,8%), homoseksual (26,4%), jarum suntik
    (1,63%), perinatal (0,28%) dan transfusi darah (3
    kasus)
   Masalah HIV/AIDS sudah menjadi permasalahan
    global terkait permasalahan ekonomi dan sosial
   Pencegahan merupakan prioritas utama
   Upaya yang dilakukan selama ini dan dianjurkan
    WHO yaitu:
   Program pendidikan kesehatan reproduksi untuk
    remaja dan dewasa
   Penyuluhan sebaya
   Kerjasama dengan media cetak dan elektronik
   Pencegahan komperhensif untuk pengguana
    narkotika termasuk pengadaan jarum suntik steril
   Pendidikan agama
   Layanan pengobatan infeksi menular seksual
   Promosi kondom di lokalisasi pelacuran
   Pelatihan ketrampilan hidup
   Pengadaan tempat tes HIV
   Dukungan anak jalanan
   Integrasi pencegahan dengan program pengobatan
   Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
   TUBERKULOSIS
   Hasil survey tahun 1986 angka kesakitan
    tuberkulosis menempati urutan ke-8, sedang
    sebagai penyebab kematian menempati urutan ke-
    3.
   Estimasi penderita TB Paru menular tahun 2000
    mencapai 583.000 penderita dan bertambah
    150.000 setiap tahun.
   Diupayakan metoda DOTS(Direct Observe
    Treatment Shortcourse) untuk meningkatkan
    keberhasilan pengobatan.
   Tuberkulosis multi resisten (MDR-TB) juga
    merupakan masalah karena pengobatan lini ke-2
    membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
   ANTRAKS
   Merupakan penyakit endemis dan sporadis pada
    hewan di wilayah jawa barat, jawa tengah, jambi,
    nusa tenggara timur, sulawesi tengah, sulawesi
    selatan, sulawesi tenggara dan papua.
   Kasus pada manusia cenderung menurun dari 131
    kasus tahun 1993 menjadi 20 kasus tahun 1998
Infeksi Nosokomial
   Masalah global yang mengenai 3-12% dari 1,4 juta
    pasien rawat diseluruh dunia.
   Berpengaruh pada morbiditas, mortalitas, lama
    perawatan, dan biaya yang harus dibayar.
   Biaya anti mikroba juga meningkat karena biasanya
    kuman resisten terhadap pengobatan standar.
   Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 1991-
    1997 berkisar 1,2-3% dari seluruh rawat inap, tahun
    2002 berkisar 0,4-1,1%.
   Patogen yang tersering ditemukan adalah:
    Pseudomonas sp, Enterobacter aerogenes, E. coli,
    Proteus mirabilis, Stap. epidermidis, S. aureus dan
    streptococcus anhemolyticus.
Perkembangan Upaya Pencegahan
dan Pengobatan
   Kemajuan sains dan teknologi akhir abad 20 dan
    abad 21 ini membawa perkembangan pesat dalam
    aplikasi genomik dan proteomik khususnya dalam
    upaya diagnosis, pengobatan, dan pencegahan
    peny infeksi.
Perkembangan Upaya Diagnostik
    Tersedianya berbagai modalitas diagnostik baik
     konvensional maupun terbar tetap perlu diperhatiakan
     bahwa keakuratan hasil pemeriksaan sangat bergantung
     dari kualitas spesimen (pengambilan, penyimpanan, dan
     transportasi)
    Pemeriksaan cepat non kultur:
1.   Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan (Gram utk
     bakteri, auraminrhodamin utk mycobacteria, giemsa utk
     parasit, iodium utk cacing)
2.   Pemeriksaan deteksi antigen dengan metoda FA(floresen
     antigen), EIA(enzym immunoassay), LA(latex
     agglutination)
3.   Pemeriksaan asam nukleat dengan metoda molekular
     (PCR:polymerase chain reaction)
Perkembangan Terapi Antimikroba dan
Mengatasi Resistensi
   Antibiotika pertama sulfonamid dan penisilin tahun 1930 dan
    1940
   Berbagai anti mikroba kini dikenal: kloramfenikol, tetrasiklin,
    makrolid, glikopeptida, streptogramin, fluorokuinolon,
    linkosamid dan oxazolidone
   Berbagai antiviral: valsiklovir, gansiklovir, famsiklovir,
    foskarnet
   Antiretrovral: zidovudin, stavudin, lamivudin, nelvinavir,
    nelvirapin, didanosin
   Antifungal: amfoterisin B, lipid base amfoterisin B,
    ketokonazole, itrakonazole, flukonazole, vorikonazole,
    caspofungin, micafungin
   Resistensi patogen karena penggunaan antimikroba yg
    tidak tepat
   Saat in dikembangkan berbagai antimikroba basis genom,
    genetik dan struktur kimia dengan target baru yg spesifik
Perkembangan Vaksin
   Vaksinologi berkembang pesat sejalan dengan
    perkembangan teknologi modern.
   Vaksin baru yang dicobakan menggunakan metoda
    konjugasi, protein rekombinan, pseudovirion dan
    DNA.
   Metoda pemberian juga dikembangkan dengan
    cara transdermal, mikroenkapsulasi.
   Diharapkan dalam waktu dekat dapat mengntrol
    penyakit yang saat ini menimbulkan
    masalah(malaria, HIV, tuberkulosis, dll)
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)Fera Rausanni Ilma
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Lena Setianingsih
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanNona Zesifa
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imunphrast
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationIsmail Lathiif
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power pointtristyanto
 
Materi penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisMateri penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisRegina Rere
 

What's hot (20)

Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
 
Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentation
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Materi penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasisMateri penyuluhan filariasis
Materi penyuluhan filariasis
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 

Viewers also liked

Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhpjj_kemenkes
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selpjj_kemenkes
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danpjj_kemenkes
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi HormonSapan Nada
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALSapan Nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Point point akreditasi rumah sakit 2012
Point point akreditasi rumah sakit 2012Point point akreditasi rumah sakit 2012
Point point akreditasi rumah sakit 2012Jumpa Utama Amrannur
 

Viewers also liked (17)

Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
 
Proses penyembuhan luka
Proses penyembuhan lukaProses penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka
 
Tahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan danTahap kematian jaringan dan
Tahap kematian jaringan dan
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Bab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasienBab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasien
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Point point akreditasi rumah sakit 2012
Point point akreditasi rumah sakit 2012Point point akreditasi rumah sakit 2012
Point point akreditasi rumah sakit 2012
 

Similar to INFEKSI PENYAKIT

Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularheri damanik
 
Latar blkg refrat anak
Latar blkg refrat anakLatar blkg refrat anak
Latar blkg refrat anakAldo Yulian
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfDiera Iya
 
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docxFadhilah Culan
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPANajMah Usman
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...Tata Naipospos
 
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...Tata Naipospos
 
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfandrekesuma1
 

Similar to INFEKSI PENYAKIT (20)

2079 4939-1-sm
2079 4939-1-sm2079 4939-1-sm
2079 4939-1-sm
 
TYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALISTYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALIS
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menular
 
Tb paru 2
Tb paru 2Tb paru 2
Tb paru 2
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
 
KLB 2.pptx
KLB 2.pptxKLB 2.pptx
KLB 2.pptx
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Latar blkg refrat anak
Latar blkg refrat anakLatar blkg refrat anak
Latar blkg refrat anak
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
 
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
 
6. memerangi hiv
6. memerangi hiv6. memerangi hiv
6. memerangi hiv
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Bab iii sifilis
Bab iii sifilisBab iii sifilis
Bab iii sifilis
 
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
 
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
 
Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012
 
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
 

INFEKSI PENYAKIT

  • 1. PENYAKIT INFEKSI Dr. Kurnia F. Jamil, M.Kes,SpPD-KPTI,FINASIM Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala RSU Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh 2010
  • 2. Pendahuluan  Penyakit Infeksi salah satu masalah kesehatan global  Penyebab kematian kedua di dunia  Perkembangan terbaru upaya diagnosis, terapi dan preventif  Infeksi emerging dan reemerging
  • 3. Perkembangan Global Penyakit Tropik dan Infeksi  Penyebab kematian kedua di dunia (no. 3 di Amerika Serikat)  Kerugian Ekonomi sangat besar  Masalah terbesar adalah Infeksi sal. Nafas, TBC, HIV/AIDS, Diare, Malaria  Masalah besar di abad 21 ini
  • 4. Penyebab utama kematian di Dunia (WHO, 1999)  Infeksi saluran nafas bawah  HIV/AIDS  Diare  Tuberkulosis  Malaria  Campak  Tetanus  Pertusis  Penyakit Menular Seksual  Meningitis
  • 5. Penyakit Infeksi Emerging  Penyakit infeksi baru yang sebelumnya belum pernah dikenal  Contoh: HIV/AIDS  Menimbulkan pandemi dan dampak global
  • 6. Penyakit Infeksi Reemerging  Penyakit infeksi yang sebelumnya pernah dikenal kemudian hilang tetapi muncul kembali dengan tampilan lebih virulen dan pola epidemiologi yang berbeda  Contoh: Flu burung (Avian Influenza, severe acute respiratory syndrome /SARS)
  • 7. HIV / AIDS  MASALAH GLOBAL  JUMLAH KASUS TERUS MENINGKAT  TERBANYAK DI WILAYAH AFRIKA SUB- SAHARA  ASIA SELATAN DAN TENGGARA  ASIA TIMUR  INDONESIA
  • 8. INFLUENZA dan SARS  2 abad terakhir menyebabkan pandemi 20 kali di dunia  Pandemi tahun 1918-1919 sebagai Spanish-flu menyebabkan 20 juta kematian dan 200 juta kesakitan  Tahun 1957 influenza A strain H2N2 pandemi di Hongkong, dan tahun 1968 muncul strain H3N2  Virus influenza terus bermutasi dan sulit dieradikasi
  • 9. Influenza dan SARS ( 2 )  Awal tahun 2004 terjadi pandemi virus influenza A strain H5N1  Epidemi SARS terjadi tahun 2003  Dampak ekonomi yang sangat besar  Infeksi saluran nafas bawah yang berat  SARS menyebabkan epidemi dengan mortalitas 10-15%  Isolasi dan kontrol sangat penting
  • 10. DEMAM BERDARAH  Masalah di dunia terutama negara Afrika,Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Selatan dan Asia Tenggara  Virus: Flavivirus (DHF/DBD)  Phlebovirus : Rift Valley Fever (RVF)  Bunyavirus: Crimean-Congo Hemorrhagic Fever(CCHF)  Lassa fever, Marburg/Ebola hemorhhagic fever, Hantavirus (hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)
  • 11. DEMAM BERDARAH ( 2 )  Demam Dengue (Dengue Fever/DF)  Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF  DF/DHF merupakan penyakit demam berdarah terbanyak di Indonesia  Infeksi demam berdarah lainnya yang dilaporkan adalah Chikungunya dan Hantavirus  Infeksi lain bisa mengancam negara kita (turis, vektor: nyamuk, tikus, rodensia)
  • 12. Resistensi Antimikroba Resistensi semakin meningkat sejak penggunaan antimikroba yang tidak tepat  Berbagai patogen resisten saat ini menyebabkan morbiditas, mortalitas dan meningkatnya biaya kesehatan  Infeksi nosokomial yang bermasalah: penicillin resisten (methicillin resistant S-aureus (MRSA), vancomycin resistant enterococci (VRE),dll)
  • 13. Penyakit Kronik yang berhubungan dengan Infeksi  H-pylori (Ulkus peptik, Ca-gaster)  Human papiloma virus (Ca-servik,vulva,anal)  Hepatitis B/C (Ca-hepar)  Ebstein Barr virus (Limfoma Burkit,Ca nasofaring)  Human T lymphotropic virus type 1 (Adult T cell leukemia)  Human herpes virus 8 (Kapossi sarkoma)  Borrelia burgdorferi (Lyme disease)  Triponema whippelli (Whipple disease)
  • 14. BIOTERORISME  Penggunaan biopatogen dalam upaya terorisme merupakan ancaman baru (terutama bagi negara maju mis: Amerika Serikat)  Serangan menggunakan Bacillus anthrax dan cacar (small pox) telah terjadi  Mengatasi bioterorisme dengan mendeteksi dan mengenali biopatogen secara dini (cara,model serangan,antisipasi terapi anti mikroba, upaya vaksinasi)
  • 15. Perkembangan Penyakit Tropik dan Infeksi di Indonesia  DEMAM BERDARAH DENGUE Insiden antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-1995). Pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk (1998). Mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% (1999).
  • 16. Upaya pencegahan dan pemberantasan telah dilakukan Departemen Kesehatan. Kendala: 1. Kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk antar wilayah 2. Tingkat kepadatan nyamuk Aedes aegypti yang masih tinggi 3. Belum optimalnya upaya pemberantasan sarang nyamuk dan tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah.
  • 17. MALARIA  Penyakit endemis di indonesia.  35% penduduk tinggal di daerah beresiko.  Insiden malaria berfluktuasi 0,21-0,6 per 1000 penduduk dan cenderung meningkat tahun 2001.  KLB pada tahun 1998-1999 di 10 propinsi yang mencakup 12 kabupaten dengan morbiditas 19.784 kasus dan 71 meninggal(0,36%).  Kecenderungan peningkatan kasus dibeberapa propinsi di tahun 2004 ini.
  • 18. Daerah dengan insiden klinis tinggi dikawasan timur indonesia:  Papua  Nusa Tenggara Timur  Maluku  Sulawesi utara  Sulawesi tenggara  Kalimantan barat  Bangka  Belitung  Sumatera selatan  Bengkulu  Riau
  • 19. Masalah resistensi juga semakin meluas mencapai 77 kabupaten dan 158 kecamatan.  Hapusan darah tebal dan tipis masih menjadi pemeriksaan standar dalam upaya diagnosis  Uji diagnosis cepat dengan tes ICT, PF, Paracheck juga dikembangkan sebagai panduan dalam terapi empirik  Meningkatnya resistensi terhadap klorokuin, SP(Sulfadoxin-Pyrimetamin) dan kina dikembangkan terapi kombinasi (klorokuin dengan SP, klorokuin dengan tetra/doksisiklin, SP dengan kina)  Penggunaan obat malaria baru(artemisin, artemeter, artesunat)dlm bentuk tunggal atau kombinasi.
  • 20. DEMAM TIFOID  Insiden sulit ditentukan secara tepat karena diagnosis sebagian besar ditentukan secara klinis dan banyak penderita rawat jalan.  Insiden di Indonesia diperkirakan 300-810 per 100.000 penduduk yang berarti jumlah kasus per tahun sebanyak 600.000-1.500.000 kasus dengan kematian diperkirakan 50.000/tahun.  Pemeriksaan PCR S. typhi merupakan uji diagnosis yang sangat sensitif dan spesifik.  Dalam pengobatan dikembangkan antibiotika golongan sefalosporin generasi ke-III (ceftriaxone, cefixime) dan fluorokuinolon (ciprofloxacin,ofloxacin, pefloxacin, fleroxacin, levofloxacin)  Alternatif: kloramfenikol
  • 21. Pencegahan:  Surveilens  Vaksinasi individu/kelompok  Pendidikan kesehatan dan kebersihan perorangan  Deteksi dan kontrol karier kronik  Perbaikan sanitasi  Perlindungan binatang ternak  Peningkatan kebersihan makanan  Pencegahan kontaminasi air dan industri makanan
  • 22. HIV/AIDS  Masalah penting dengan kasus yang semakin meningkat  Laporan Departeman kesehatan hingga bulan Maret 2004 tercatat 2746 kasus HIV dan 1413 kasus AIDS, 493 diantaranya meninggal.  Jumlah kasus baru periode Januari-Maret 2004 sebanyak 26 kasus HIV dan 42 kasus AIDS.  Distribusi penderita HIV/AIDS hampir diseluruh propinsi(kecuali Sulawesi Tenggara)  Kasus terbanyak dari propinsi Papua, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Riau, dan Jawa Barat.
  • 23. Cara penularan terbanyak melalui heteroseksual (50,8%), homoseksual (26,4%), jarum suntik (1,63%), perinatal (0,28%) dan transfusi darah (3 kasus)  Masalah HIV/AIDS sudah menjadi permasalahan global terkait permasalahan ekonomi dan sosial  Pencegahan merupakan prioritas utama  Upaya yang dilakukan selama ini dan dianjurkan WHO yaitu:  Program pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa  Penyuluhan sebaya  Kerjasama dengan media cetak dan elektronik
  • 24. Pencegahan komperhensif untuk pengguana narkotika termasuk pengadaan jarum suntik steril  Pendidikan agama  Layanan pengobatan infeksi menular seksual  Promosi kondom di lokalisasi pelacuran  Pelatihan ketrampilan hidup  Pengadaan tempat tes HIV  Dukungan anak jalanan  Integrasi pencegahan dengan program pengobatan  Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
  • 25. TUBERKULOSIS  Hasil survey tahun 1986 angka kesakitan tuberkulosis menempati urutan ke-8, sedang sebagai penyebab kematian menempati urutan ke- 3.  Estimasi penderita TB Paru menular tahun 2000 mencapai 583.000 penderita dan bertambah 150.000 setiap tahun.  Diupayakan metoda DOTS(Direct Observe Treatment Shortcourse) untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan.  Tuberkulosis multi resisten (MDR-TB) juga merupakan masalah karena pengobatan lini ke-2 membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
  • 26. ANTRAKS  Merupakan penyakit endemis dan sporadis pada hewan di wilayah jawa barat, jawa tengah, jambi, nusa tenggara timur, sulawesi tengah, sulawesi selatan, sulawesi tenggara dan papua.  Kasus pada manusia cenderung menurun dari 131 kasus tahun 1993 menjadi 20 kasus tahun 1998
  • 27. Infeksi Nosokomial  Masalah global yang mengenai 3-12% dari 1,4 juta pasien rawat diseluruh dunia.  Berpengaruh pada morbiditas, mortalitas, lama perawatan, dan biaya yang harus dibayar.  Biaya anti mikroba juga meningkat karena biasanya kuman resisten terhadap pengobatan standar.  Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 1991- 1997 berkisar 1,2-3% dari seluruh rawat inap, tahun 2002 berkisar 0,4-1,1%.  Patogen yang tersering ditemukan adalah: Pseudomonas sp, Enterobacter aerogenes, E. coli, Proteus mirabilis, Stap. epidermidis, S. aureus dan streptococcus anhemolyticus.
  • 28. Perkembangan Upaya Pencegahan dan Pengobatan  Kemajuan sains dan teknologi akhir abad 20 dan abad 21 ini membawa perkembangan pesat dalam aplikasi genomik dan proteomik khususnya dalam upaya diagnosis, pengobatan, dan pencegahan peny infeksi.
  • 29. Perkembangan Upaya Diagnostik  Tersedianya berbagai modalitas diagnostik baik konvensional maupun terbar tetap perlu diperhatiakan bahwa keakuratan hasil pemeriksaan sangat bergantung dari kualitas spesimen (pengambilan, penyimpanan, dan transportasi)  Pemeriksaan cepat non kultur: 1. Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan (Gram utk bakteri, auraminrhodamin utk mycobacteria, giemsa utk parasit, iodium utk cacing) 2. Pemeriksaan deteksi antigen dengan metoda FA(floresen antigen), EIA(enzym immunoassay), LA(latex agglutination) 3. Pemeriksaan asam nukleat dengan metoda molekular (PCR:polymerase chain reaction)
  • 30. Perkembangan Terapi Antimikroba dan Mengatasi Resistensi  Antibiotika pertama sulfonamid dan penisilin tahun 1930 dan 1940  Berbagai anti mikroba kini dikenal: kloramfenikol, tetrasiklin, makrolid, glikopeptida, streptogramin, fluorokuinolon, linkosamid dan oxazolidone  Berbagai antiviral: valsiklovir, gansiklovir, famsiklovir, foskarnet  Antiretrovral: zidovudin, stavudin, lamivudin, nelvinavir, nelvirapin, didanosin  Antifungal: amfoterisin B, lipid base amfoterisin B, ketokonazole, itrakonazole, flukonazole, vorikonazole, caspofungin, micafungin  Resistensi patogen karena penggunaan antimikroba yg tidak tepat  Saat in dikembangkan berbagai antimikroba basis genom, genetik dan struktur kimia dengan target baru yg spesifik
  • 31. Perkembangan Vaksin  Vaksinologi berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi modern.  Vaksin baru yang dicobakan menggunakan metoda konjugasi, protein rekombinan, pseudovirion dan DNA.  Metoda pemberian juga dikembangkan dengan cara transdermal, mikroenkapsulasi.  Diharapkan dalam waktu dekat dapat mengntrol penyakit yang saat ini menimbulkan masalah(malaria, HIV, tuberkulosis, dll)